p-ISSN: 2528-5076, e-ISSN: 2302-920X

Humanis: Journal of Arts and Humanities

Vol 23.3 Agustus 2019: 240-249

DOI: 10.24843/JH.2019.v23.i03.p011

Deiksis Persona pada Pronomina Persona dalam Anime Barakamon Karya Tachibana Masaki

I Gusti Ayu Rian Meriandini*, Made Ratna Dian Aryani, I Made Budiana Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana [ayurianmeriandini@gmail.com], [dian_aryani@unud.ac.id], [budi.hybrid@gmail.com] Karangasem, Bali, Indonesia

*Corresponding Author

Abstract

The title of this research is “Personal Deixis on Personal Pronoun of Barakamon Anime Created by Tachibana Masaki” that aimed to research the deixis form, deixis reference, and deictic shift on personal pronoun of Barakamon anime 1-12 episode created by Tachibana Masaki. This research was analyzed by using descriptive method and informal technique. Deixis form and deixis reference analysis used personal deixis of pragmatic theory by Yule (1996) and personal deixis reference by Halliday and Hasan (1976). While the deictic shift analysis used personal deictic shift theory by Purwo (1984). The result of this research is on Barakamon anime was found three types of person deixis in the personal pronoun with each type of person deixis divided into two forms are singular and plural i.e. first personal deixis e.g. watashi, atashi, boku, ore, uchi, watashitachi, watashira, atashira, bokutachi, bokura, oretachi, orera, uchira, and wareware, second personal deixis e.g. anata, anta, kimi, omae, anatatachi, antatachi, antara, omaetachi, and omaera, and third personal deixis e.g. kare, koitsu, soitsu, aitsu, koitsura and aitsura. Deixis reference that found are exophora reference and endophora reference with anaphora category. And deictic shift that found are personal deictic shifting first personal form for second personal by using watashi, personal deictic shifting second personal form for first personal by using omae and omaera, and personal deictic shifting second personal form for third personal by using anata and omae.

Keywords: personal deixis, form, reference, deictic shift

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Deiksis Persona pada Pronomina Persona dalam Anime Barakamon Karya Tachibana Masaki” adalah penelitian yang bertujuan untuk meneliti bentuk deiksis, referensi deiksis, dan pembalikan deiksis persona pada pronomina persona dalam anime Barakamon episode 1-12 karya Tachibana Masaki. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dan teknik informal. Analisis bentuk deiksis dan referensi deiksis persona menggunakan teori pragmatik deiksis persona oleh Yule (1996) dan teori referensi deiksis persona oleh Halliday dan Hasan (1976). Sedangkan pada analisis pembalikan deiksis menggunakan teori pembalikan deiksis persona oleh Purwo (1984). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam anime Barakamon ditemukan tiga jenis deiksis persona pada pronomina persona dengan masing-masing jenis deiksis

persona dibagi menjadi dua bentuk yaitu tunggal dan jamak yaitu deiksis persona pertama yang terdiri dari watashi, atashi, boku, ore, uchi, watashitachi, watashira, atashira, bokutachi, bokura, oretachi, orera, uchira, dan wareware, deiksis persona kedua yang terdiri dari anata, anta, kimi, omae, anatatachi, antatachi, antara, omaetachi, dan omaera, dan deiksis persona ketiga yang terdiri dari kare, koitsu, soitsu, aitsu, koitsura dan aitsura. Referensi deiksis persona yang ditemukan berupa referensi eksofora dan referensi endofora kategori anafora. Serta pembalikan deiksis persona yang ditemukan yaitu pembalikan deiksis persona bentuk persona pertama untuk persona kedua dengan menggunakan deiksis watashi, pembalikan deiksis persona bentuk persona kedua untuk persona pertama dengan menggunakan deiksis omae dan omaera, dan pembalikan deiksis persona bentuk persona kedua untuk persona ketiga dengan menggunakan deiksis anata dan omae.

Kata kunci: deiksis persona, bentuk, referensi, pembalikan deiksis

  • 1.    Latar Belakang

Pronomina persona merupakan kata ganti yang digunakan untuk menunjuk persona dengan tujuan memudahkan pelaku pembicara untuk menunjuk persona. Pronomina persona dari penutur kepada mitra tutur memiliki unsur deiksis untuk penggambaran acuan penggunaan dalam suatu percakapan. Deiksis merupakan suatu istilah yang digunakan oleh penutur untuk menunjuk sesuatu tergantung dari acuannya (Yule, 1996:13). Deiksis berbeda dengan subjek kalimat yang dalam statusnya sebagai kata dan merupakan salah satu unsur dalam bahasa. Fokus penelitian ini yaitu pada pronomina persona menyangkut pronomina pertama (jishou), pronomina kedua (taishou), maupun pronomina ketiga (tashou). Nomina persona berhubungan dengan referensi deiksis persona yaitu sebagai acuan dari penggunaan pronomina persona.

Suatu percakapan yang dilakukan oleh penutur memiliki maksud tertentu sesuai dengan acuan dari penutur. Namun terkadang tuturan dapat mengarah pada sudut pandang penutur. Dengan sudut pandang dari penutur, maka peran kata ganti dapat berganti sesuai dengan tindak komunikasi. Maka dari itu, selain menentukan bentuk dan acuan dari deiksis persona yang digunakan perlu

juga untuk menentukan sudut pandang penutur sesuai dengan persona yang ditunjuk     dengan     memerhatikan

pembalikan deiksis.

Dengan permasalahan tersebut, objek kajian dalam penelitian ini diambil dari anime yang berjudul Barakamon karya Tachibana Masaki dengan memerhatikan penggunaan deiksis persona pada pronomina persona pada percakapan tokoh dalam anime. Penelitian serupa dengan penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, diantaranya yaitu penelitian dari Sofyanti (2018), Hardiati (2015), dan Santo (2015), namun dengan sumber data dan rumusan masalah yang berbeda.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang didapat yaitu sebagai berikut.

  • a.    Bagaimanakah bentuk deiksis persona pada pronomina persona dalam anime Barakamon karya Tachibana Masaki?

  • b. Bagaimanakah referensi    deiksis

persona pada  pronomina  persona

dalam anime  Barakamon  karya

Tachibana Masaki?

  • c. Bagaimanakah  pembalikan  deiksis

persona pada  pronomina  persona

dalam anime Barakamon karya Tachibana Masaki?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu tujuan secara umum dan khusus. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah kepustakaan hasil analisis linguistik kajian pragmatik. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk, referensi, dan pembalikan deiksis persona pada pronomina   persona   dalam   anime

Barakamon karya Tachibana Masaki tahun 2014 episode 1-12.

  • 4.    Metode Penelitian

Data dari objek penelitian yaitu anime Barakamon karya Tachibana Masaki dikumpulkan kemudian diteliti dengan menggunakan metode simak dan teknik catat oleh Sudaryanto (2015). Bentuk dan referensi deiksis dianalisis dengan menggunakan teori pragmatik deiksis persona oleh Yule (1996) dan teori referensi deiksis persona oleh Halliday dan Hasan (1976). Sedangkan pembalikan deiksis dianalisis dengan teori pragmatik deiksis persona oleh Yule (1996) dan teori pembalikan deiksis persona oleh Purwo (1984). Metode yang digunakan untuk menganalisis yaitu metode deskriptif oleh Sudaryanto (2015) dan teknik analisis secara induktif oleh Djajasudarma (2006). Hasil analisis disajikan dengan metode dan teknik informal oleh Sudaryanto (2015) yaitu berupa tulisan dan deskripsi, kemudian hasil analisis dapat disimpulkan.

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

    • 5.1    Bentuk dan Referensi Deiksis Persona

Bentuk-bentuk     deiksis     yang

ditemukan dalam anime Barakamon karya Tachibana Masaki yaitu berupa tiga bentuk daimeishi ‘pronomina

persona’ yaitu persona pertama, persona kedua, dan persona ketiga yang terdiri dari bentuk tunggal dan jamak. Referensi deiksis yang dianalisis yaitu referensi eksofora dan referensi endofora, dengan memerhatikan meishi ‘nomina persona’ yang digunakan untuk menganalisis referensi endofora.

  • 5.1.1    Deiksis Persona Pertama

  • (1)    美和: もあがん字ば書きたか派手 やし。

半田 :あれはまだ模索中、完成して認 められたら伝授してやろう。

(ばらかもん第五話、2014: 04:08 - 04:17) Miwa : Watashi mo agan ji ba kakita ka hadeyashi.

Handa : Are wa mada mosakuchu, kansei shite mitomerare tara denjushite yarou.

(Barakamon Dai Go Wa, 2014: 04:08 -04:17)

Miwa : Saya ingin membuat yang seperti itu, keren!

Handa : Itu masih dalam pembuatan, setelah selesai dan diakui akan kuajarkan.

(Barakamon Episode 5, 2014: 04:08 -04:17)

Ujaran pada data (1) merupakan ujaran yang dituturkan oleh Miwa kepada Handa saat ingin menulis kaligrafi seperti yang sedang dibuat oleh Handa. Namun karena kaligrafi yang ditunjuk belum selesai,     Handa     tidak     dapat

mengajarkannya. Miwa berbicara kepada Handa dengan menunjuk dirinya sendiri menggunakan deiksis watashi ‘saya’. Deiksis watashi dapat dipakai baik pria maupun wanita serta dapat dipakai terhadap orang yang lebih tua ataupun lebih tinggi kedudukannya dan tidak akan menurunkan derajat jika dipakai kepada orang yang lebih muda atau lebih rendah kedudukannya, karena bersifat netral (Sudjianto, 1996:43). Kata ganti penunjuk persona yang digunakan oleh

Miwa termasuk dalam daimeishi atau disebut dengan ‘pronomina persona’. Deiksis watashi pada ujaran (1) memiliki referensi eksofora yaitu referensi yang berdasarkan situasi di luar teks, hal itu dikarenakan tidak ada penjelasan mengenai watashi yang konteksnya berada di luar teks dan sudah disepakati bahwa persona yang ditunjuk oleh penutur merupakan penutur itu sendiri yaitu Miwa.

  • (2)    美和:何でガツンち言わんと、うちら が足引っ張ったこと言われたと け。

珠子:先生ってプライドは高いから、 私達が正論言ったらさらに落ち ちゃうよ。

(ばらかもん第三話、2014: 13:35 - 13:45) Miwa : Nan de gatsun chi iwa n to, uchira ga ashi hipatta koto iwareta to ke.

Tamako : Sensei tte puraido wa takai kara, watashitachi ga seiron ittara sarani ochichau yo.

(Barakamon Dai San Wa, 2014: 13:35 -13:45)

Miwa : Mengapa kau tidak bilang padanya? Kalau dia hanya menyalahkan kita atas semua yang terjadi!

Tamako : Karena guru punya harga diri yang tinggi, jika kita menggunakan    logika

akan      membuatnya

semakin tertekan

(Barakamon Episode 3, 2014: 13:35 -13:45)

Ujaran pada data (2) diujarkan saat Handa tiba-tiba membentak Miwa dan Tamako karena suasana hati Handa sangat buruk setelah dia tidak memenangkan hadiah utama untuk lomba kaligrafi. Ujaran deiksis watashitachi merupakan deiksis persona daimeishi diucapkan Tamako pada data (2) adalah

salah satu bentuk deiksis persona pertama jamak dengan menunjuk dirinya sendiri dan mitra tuturnya. Deiksis watashitachi digunakan oleh penutur pria maupun wanita kepada mitra tutur yang derajatnya ataupun umurnya lebih tinggi, sama, atau lebih rendah daripada penutur dalam konteks situasi formal maupun informal karena bersifat netral. Deiksis watashitachi pada ujaran (2) memiliki referensi di luar teks karena acuannya tidak disebutkan dalam teks dan berdasarkan situasi saat berbicara yaitu termasuk referensi eksofora.

  • 5.1.2    Deiksis Persona Kedua

  • (3)    半田: 俺は書道の腕を高めるためにこ の島に来たんだ。結果を出すま では帰れない。

a#: Sl?^4©#5SI^TWt すか。僕は小学校の頃から習字 をやってたんですけど、毎日退 屈な練習ばかりで、いつかやめ ようと思ってました。そんな 時、 しぶしぶついて行った書展で先 生の書を見たんです。なんて綺 麗な字なんだろうって。それな ot,4^⅛⅞fcttS>⅛⅛T ^r6^TΦ^⅛^τ⅛To

(ばらかもん第八話、2014: 16:21 - 16:58) Handa : Ore wa shoudou no ude o takameru tame ni kono shima ni kita n da. Kekka o dasu made wa kaerenai.

Kousuke :Kekka? Sensei no iu kekka tte nan desu ka. Boku wa shou gakkou no koro kara shuuji o yatteta n desu kedo, mainichi taikutsu na renshuu bakari de, itsuka yameyou to omottema-shita. Sonna toki, shibu-shibu tsuiteitta shoten de sensei no sho o mita n desu. Nante kirei na ji nan darou tte. Sore nanoni, ima no anata wa

kekka o dasu dokoro ka heta ni nattemasu.

(Barakamon Dai Roku Wa, 2014: 16:21 - 16:58)

Handa : Aku ke pulau ini untuk meningkatkan kemampu -an kaligrafiku. Aku Aku tidak bisa kembali sebelum mendapatkan hasil.

Kousuke : Hasil? Hasi apa maksud guru? Aku mulai menulis kaligrafi sejak masih di sekolah dasar, tapi karena latihan kaligrafi itu membosankan, sudah berkali-kali aku ingin berhenti. Saat itu, ketika aku      malas-malasan

mengunjungi pameran kaligrafi aku melihat kaligrafi guru. Kaligrafi indah macam apa ini? Tapi sekarang, tidak ada hasil yang kau dapatkan, kau malah semakin payah.

(Barakamon Episode 6, 2014: 16:21 -16:58)

Ujaran pada data (3) merupakan ujaran yang dituturkan saat Kousuke ingin membujuk Handa agar kembali ke Tokyo dan membuat kaligrafi dengan serius. Namun Handa menolak karena ia ingin meningkatkan kemampuan kaligrafinya sampai membuahkan hasil. Ujaran deiksis anata merupakan deiksis persona daimeishi diucapkan oleh Kousuke pada data (3) adalah salah satu bentuk deiksis persona kedua tunggal dengan menunjuk orang yang diajak bicara/mitra tuturnya. Acuan deiksis anata pada data (3) berada di dalam teks yaitu berada sebelum anata dengan mengacu kepada mitra tuturnya menggunakan meishi kategori shougou yang merupakan penyebutan persona dengan menggunakan nama panggilan

atau gelar sebagai penunjuk kualifikasi diri seseorang yaitu dengan kata sensei. Maka referensi yang digunakan pada data (3) yaitu referensi endofora pada kategori anafora dengan acuan berada pada kata yang disebutkan sebelumnya.

  • (4)    康介:邪魔。

川藤:馬鹿野郎、こんな大 物一人で上げれるか。

康介:上げれるよ、あんたら手柄を横 取りするつもりでしょ。

(ばらかもん第七話、2014: 11:05 - 11:12) Kousuke : Jama.

Kawafuji : Baka yarou, konna oo mono hitori de age reru ka.

Kousuke : Agereru yo, antara te gara o yokodori suru tsumori desho.

(Barakamon Dai Nana Wa, 2014: 11:05 -11:12)

Kousuke : Menggangu!

Kawafuji : Bodoh, kau tidak akan bisa menangkap ikan besar sendirian.

Kousuke : Aku bisa kok, kalian cuma ingin mencuri tangkapanku, kan?

(Barakamon Episode 7, 2014: 11:05 -11:12)

Ujaran pada data (4) merupakan ujaran yang dituturkan saat Kousuke sedang memancing kemudian ia berhasil menangkap seekor ikan. Namun Kawafuji dan Handa ikut memegang pancingannya Kousuke sehingga Kousuke merasa terganggu. Ujaran deiksis antara merupakan deiksis persona daimeishi diucapkan Kousuke pada data (4) adalah salah satu bentuk deiksis persona kedua jamak dengan menunjuk mitra tuturnya dan orang yang terlibat dengannya. Deiksis antara merupakan deiksis persona yang digunakan oleh penutur pria maupun wanita kepada mitra tutur yang derajatnya ataupun umurnya lebih tinggi,

sama, atau lebih rendah daripada penutur dalam konteks situasi informal. Deiksis antara pada ujaran (4) memiliki referensi di luar teks, tidak disebutkan dalam teks dan berdasarkan situasi saat berbicara yaitu termasuk referensi eksofora.

  • 5.1.3    Deiksis Persona Ketiga

  • (5)    館長:人と同じ美しい字を書くより、 半田君にはにしか書けない字 を極めてほしい。字を見ればの顔が思い浮かぶよう。

川藤:どうでしょう。俺としては早い とここっちに戻ってきてもらい たいんですが、書展で結果出す まではその気はないみたいです し。

(ばらかもん第十話、2014: 00:35 - 00:54) Kanchou : Hito to onaji utsukushii

ji o kaku yori, Handa-kun ni wa kare ni shika kakenai ji o kiwamete hoshii. Ji o mireba kare no kao ga omoi ukabu youna.

Kawafuji : Doudeshou. Ore to shite wa hayai toko kocchi ni modotte kite moraitai n desu ga, shoten de kekka dasu made wa sono ki wa nai mitai desu shi.

(Barakamon Dai Juu Wa, 2014: 00:35 -00:54)

Direktur : Daripada menulis indah tetapi dengan meniru gaya orang lain, aku lebih ingin Handa bisa menulis kaligrafi dengan gayanya sendiri. Gaya yang dapat membuatku langsung mengingat dia saat aku melihatnya.

Kawafuji : Bagaimana ya? Kalau yang kuingin dia bisa kembali ke sini secepatnya, tetapi sepertinya dia akan tetap di

sana sampai pengumuman juara di kompetisi kali ini.

(Barakamon Episode 10, 2014: 00:35 -00:54)

Ujaran pada data (5) merupakan ujaran yang dituturkan saat Direktur membicarakan masalah gaya orisinal dari kaligrafi Handa kepada Kawafuji. Direktur ingin Handa di desa dapat menemukan gaya menulisnya sendiri dan tidak meniru gaya menulis orang lain. Ujaran deiksis kare merupakan deiksis persona daimeishi diucapkan oleh Direktur pada data (5) adalah salah satu bentuk deiksis persona ketiga tunggal dengan menunjuk orang yang sedang dibicarakan. Acuan deiksis kare pada data (5) berada di dalam teks yaitu berada sebelum kare dengan mengacu kepada orang yang dibicarakan menggunakan meishi kategori keishou yaitu kata benda untuk menyebut persona dengan menambahkan sufiks -kun setelah nama diri yang digunakan untuk menunjukkan rasa hormat kepada seseorang, yaitu Handa-kun. Maka referensi yang digunakan pada data (5) yaitu referensi endofora pada kategori anafora dengan acuan berada pada kata yang disebutkan sebelumnya.

  • (6) 広志:何でこいつ家にいるんよ。

半田:いろいろあってな。

(ばらかもん第六話、2014: 19:46 - 19:49) Hiroshi: Nan de koitsu uchi ni iru n da yo.

Handa : Iroiro atte na.

(Barakamon Dai Roku Wa, 2014: 19:46 - 19:49)

Hiroshi : Mengapa dia bisa ada di rumah?

Handa : Banyak hal yang terjadi. (Barakamon Episode 6, 2014: 19:46 - 19:49)

Ujaran pada data (6) merupakan ujaran yang dituturkan saat Hiroshi melihat Kousuke sedang tidur di

rumahnya. Pada data (6) Hiroshi menggunakan deiksis koitsu yang merupakan penunjuk persona ketiga tunggal termasuk daimeishi untuk menunjuk orang lain yang bukan penutur maupun mitra tuturnya yaitu Kousuke. Deiksis koitsu merupakan kata yang digunakan untuk menyebut persona ketiga dengan pronomina demonstratif ko yaitu menunjuk orang yang dekat dengan penutur dan mitra tutur. Deiksis koitsu digunakan oleh pembicara pria maupun wanita untuk menyebut orang ketiga tunggal yang kedudukannya setara atau lebih rendah dari pembicara dalam konteks situasi informal. Deiksis koitsu pada ujaran (6) memiliki referensi di luar teks, tidak disebutkan dalam teks dan berdasarkan situasi saat berbicara yaitu termasuk referensi eksofora.

  • 5.2 Pembalikan Deiksis

Dari enam pembalikan deiksis persona oleh Purwo (1984) dalam anime Barakamon hanya terdapat tiga pembalikan deiksis, yaitu sebagai berikut.

  • 5.2 .1 Pembalikan Deiksis Persona Bentuk Persona Pertama untuk Persona Kedua

  • (7)    康介:分かってくれましたか、先生は 僕の憧れなんです。ちなみに、 このコメントが僕のー押しなん ですよ。洗練された空気を吸い 込み、紙と筆に語りかける時、 彼らは頷きに答えてくれる。

半田:やめろ、音読するな。 康介:にとって書道とは自身をカ ルタシスへ誘う行為でもあるの だ。

(ばらかもん第六話、2014: 12:58 - 13:19) Kousuke : Wakatte kuremashita ka,

sensei wa boku no akogarena n desu. Chinamini,        kono

komento ga boku no ichioshina n desu yo.

Senrensareta kuuki o suikomi, kami to fude ni katarikakeru toki, karera wa unazuki watashi ni kotaete kureru. …

Handa : Yamero, ondoku suru na. Kousuke : … Watashi ni totte shodou to wa jishin o karutashisu e izanau kouide mo aru no da.

(Barakamon Dai Roku Wa, 2014: 12:58 -13:19)

Kousuke : Tolong mengerti, guru menginspirasiku. Apalagi kata-katamu ini mendorongku, kutarik napas      dalam-dalam

kemudian kutiup katakata kehidupan pada kertas dan kuasku, dan mereka    meresponku

secara bergantian ...

Handa : Hentikan! Jangan keras-keras!

Kousuke : ... Bagiku, kaligrafi adalah sebuah sarana di mana    aku    dapat

menuangkan    seluruh

perasaanku.

(Barakamon Episode 6, 2014: 12:58 -13:19)

Ujaran pada data (7) diujarkan saat Kousuke memperlihatkan koleksi artikel tentang Handa mengenai kecintaannya terhadap seni kaligrafi. Kousuke sangat mengagumi kata-kata yang diucapkan Handa pada artikel  yang  sedang

dibawanya saat itu.  Handa  yang

mendengarnya merasa  sangat  malu.

Ujaran yang disebutkan Kousuke merupakan kata-kata  yang  pernah

disebutkan oleh Handa dalam sebuah

artikel. Ujaran Handa pada data (7) merupakan pembalikan deiksis persona pertama untuk persona kedua dilihat dari penggunaan deiksis watashi yang merupakan kata ganti persona pertama namun mengarah kepada mitra tuturnya.

Pembalikan deiksis pada data (7) merupakan pembalikan deiksis dengan pemakaian berkutip.

  • 5.2.2 Pembalikan Deiksis Persona Bentuk Persona Kedua untuk Persona Pertama

  • (8)    川崎   :はあ、島に行くって、

そりゃまた何で。

半田   :親父が頭冷やしてこ

いって、お前は書道家の前 に人間として欠けてる部分 があるって。

(ばらかもん第一話、2014: 12:17 - 12:28) Kawafuji : Haa, shima ni iku tte, sorya mata nan de.

Handa : Oyaji ga atama hiya-shite ko itte, omae wa shodouka no mae ni ningen toshite kaketeru bubun ga aru tte.

(Barakamon Dai Ichi Wa, 2014: 12:17 -12:28)

Kawafuji : Hah, kau pergi ke sebuah pulau? Kenapa kau melakukan itu?

Handa : Ayahku bilang aku harus     mendinginkan

kepalaku, dia bilang kau ini masih cacat sebagai seorang manusia, apalagi kaligrafer.

(Barakamon Episode 1, 2014: 12:17 -12:28)

Situasi ujaran pada data (8) yaitu saat Kawafuji terkejut ketika mendengar Handa akan tinggal di desa sebuah pulau dan bertanya kepada Handa alasan dia akan tinggal di sana. Handa menjawab dengan menyebutkan alasan yang diberikan oleh ayahnya. Ujaran yang disebutkan Handa menjabarkan kata-kata dari ayahnya kepada Handa. Ujaran Handa pada data (8) merupakan pembalikan deiksis persona kedua untuk persona pertama dilihat dari penggunaan deiksis omae yang merupakan kata ganti persona kedua mengarah kepada penutur

yaitu persona pertama. Dalam hal ini, pembalikan deiksis digunakan dengan cara pemakaian berkutip.

  • 5.2.3 Pembalikan Deiksis Persona Bentuk Persona Kedua untuk Persona Ketiga

  • (9)    半田 :うまい言い回しの看板とか立 てたらどうです。

坂本 :あなたの捨てたゴミのせいで 地球は終わりです。

半田 :スケールが大きすぎて、現実 味がないです。

坂本 :ゴミを捨てるなお前ゴミ。 半田 :相手の気性を逆なでしてる。 (ばらかもん第四話、2014: 22:24 - 22:37) Handa : Umai iimawashi no kanban toka tatetara dou desu.

Sakamoto : Anata no suteta gomi no sei de chikyuu wa owari desu.

Handa : Sukeeru ga ooki sugite, genjitsumi ga nai desu.

Sakamoto : Gomi o suteru na omae gomi.

Handa : Aite no kishou o sakanade shiteru. (Barakamon Dai Yon Wa, 2014: 22:24 -22:37)

Handa : Bagaimana jika memasang papan peringatan?

Sakamoto : Karena kau membuang sampah sembarangan, dunia akan segera berakhir.

Handa : Itu terlalu berlebihan, tidak realistis.

Sakamoto : Jangan buang sampah sembarangan, dasar kau sampah.

Handa : Itu akan membuat mereka marah. (Barakamon Episode 4, 2014: 22:24 -22:37)

Ujaran pada data (9) yaitu saat Handa melihat tumpukan sampah di sungai saat

sedang memancing dengan Sakamoto. Handa memberi usul untuk memasang papan peringatan pembuangan dan Sakamoto memberi saran beberapa kalimat untuk ditulis pada papan peringatan. Ujaran yang disebutkan Sakamoto menyebutkan contoh peringatan untuk orang-orang agar tidak membuang sampah di sungai. Ujaran Sakamoto pada data (9) merupakan pembalikan deiksis persona kedua untuk persona ketiga dilihat dari penggunaan deiksis anata dan omae yang merupakan kata ganti persona kedua namun mengarah kepada persona yang bukan sebagai penutur maupun mitra tuturnya.

  • 6.    Simpulan

Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam anime Barakamon karya Tachibana Masaki yang didasarkan pada teori deiksis persona oleh Yule (1996) terdapat tiga jenis deiksis persona pada pronomina persona dengan masing-masing jenis deiksis persona dibagi menjadi dua bentuk yaitu tunggal dan jamak yaitu deiksis persona pertama yang terdiri dari watashi, atashi, boku, ore, uchi, watashitachi, watashira, atashira, bokutachi, bokura, oreratachi, orera, uchira, dan wareware, deiksis persona kedua yang terdiri dari anata, anta, kimi, omae, anatatachi, antatachi, antara, omaetachi, dan omaera, dan deiksis persona ketiga yang terdiri dari kare, koitsu, soitsu, aitsu, koitsura dan aitsura. Dari deiksis yang ditemukan terdapat referensi deiksis yang didasarkan pada teori Halliday dan Hasan (1976) yaitu referensi eksofora dan referensi endofora kategori anafora, namun referensi endofora kategori katafora tidak ditemukan dalam anime Barakamon.

Hasil analisis selanjutnya yaitu ditemukan pembalikan deiksis pada deiksis persona yang didasarkan pada teori Purwo (1984) ditemukan tiga jenis pembalikan deiksis persona pada

pronomina persona dalam anime Barakamon karya Tachibana Masaki. Pembalikan deiksis yang ditemukan yaitu pembalikan deiksis persona bentuk persona pertama untuk persona kedua dengan menggunakan deiksis watashi, pembalikan deiksis persona bentuk persona kedua untuk persona pertama dengan menggunakan deiksis omae dan omaera, dan pembalikan deiksis persona bentuk persona kedua untuk persona ketiga dengan menggunakan deiksis anata dan omae.

  • 7.    Daftar Pustaka

Djajasudarma, Hj. T. Fatimah. 2006.

Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Refika Aditama.

Halliday, M.A.K. & Hasan, Ryuqaiya. 1976. Cohesion in English. London: Longman.

Hardiati, Aida Martha. 2015. “Referensi Pronomina Persona dalam Komik Otomen Volume 1 Karya Kanno Aya” (Skripsi). Malang:     Universitas

Brawijaya.

Purwo, Bambang Kaswanti. 1984. Deiksis dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Santo, Zem. 2016. “Penggunaan Deiksis dalam Novel Maryamah Karpov Karya     Andrea Hirata” (Jurnal).

Merauke: Universitas Masamus.

Sofyanti,  Dwi Sri. 2018.  “Deiksis

Persona Pertama「自称」 Jishou dalam Film Chibi Maruko Chan Live Action Special 1 karya Momoko Sakura”, GOKEN ごけん Jurnal Linguistik Jepang (Journal of Japanese Linguistic). Volume 6, Nomor 1, hlm.1-12.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik). Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sudjianto.  1996. Gramatika  Bahasa

Jepang Modern Seri A.  Jakarta:

Kesaint Blanc.

Yule, George. 1996. Pragmatik. (Indah Fajar Wahyuni, Pentj). Yogyakarta: Pusat Pelajar Offset.