ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 21.1 Nopember 2017: 129-134

Pewarisan Bunyi Etimon-etimon Proto-Austronesia dalam Bahasa Karo

Maria Apulina Purba1*, Ni Wayan Arnati2

[12]Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Unud

1[[email protected]], 2[[email protected]]

*corresponding Author

Abstract

Through this research we get the sounds between Proto-Austronesian language and Karo language as detailed below. First some PAN sounds that remain linearly inherent in the BK are vowel sounds: */i/ and /ə/ in each distribution (beginning, middle, and end), consonant: */p/, */b/, */d/, */c/,*/r/ in each distribution (beginning, middle, and end). Both PAN sounds are inherited; The inheritance of PAN vowels is found as follows. PAN */u/ corresponds /i/, /ə/, /a/, /o/ and /h/ in BK, PAN */e/ corresponds /ə/, /i/ and /a/ in BK, PAN */a/ corresponds /ə/ and /u/ to BK. The consonant inheritance of PAN was found as follows. PAN */t/ corresponds BK /k/ and /l/, PAN */k/ corresponds BK /g/ and /c/, PAN */g/ corresponds BK /h/, PAN */q/ corresponds /h/, /k/, and /Ø/, PAN */s/ corresponds BK /n/, PAN * /h/ corresponds BK /d/, PAN */z/ corresponds BK /j/ and /s/, PAN */m/ corresponds BK /p/ and /Ø/, PAN */n/ corresponds BK /ŋ/, /l/, /N/ and /ŋ/, PAN */ŋ/ corresponds BK /d/ and /l/, PAN */l/ corresponds BK /k/, /r/ and /s/. PAN */R/ corresponds BK/l/ and /k/, PAN */w/ corresponds BK /b/, PAN */y/ corresponds BK /r/, diphthong PAN */ay/ becomes monophthong BK /i/ end, diphthong PAN */ey/ becomes monophthong BK /ə/ and /a/ at the end position, diphthong PAN * /uy/ becomes monophthong BK /u/ in middle position. The third is found inheritance of several PAN types in BK namely, aferesis, syncope, apocope, protesis, dissimilation, paragog, and epentesis.

Keywords: sound, changes, Protoaustronesian

  • 1.    Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari interaksi antara individu dan individu atau individu dan kelompok. Perilaku manusia yang demikian disertai akal manusia yang sudah dimilikinya akan cenderung menimbulkan pembentukan sebuah bahasa, adat, serta kebiasaan lainnya. Hal ini disebut kebudayaan.

Kenyataan bahwa kebudayaan dan manusia sangat intim, perkembangan juga terjadi pada sebuah budaya mengikuti zaman serta masyarakat

pendukungnya.Bahasa adalah alat komunikasi penyampaian informasi antara manusia berupa simbol bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Sebagaimanadiungkapkan para ahli bahasa bahwa semua bahasa akan mengalami perkembangan. Sama halnya dua komponen penting yang dikaji dalam penelitianini .

Perkembangan bahasa dan budaya yang diciptakan bisa saja menghasilkan perubahan yang tidak diharapkan, misalnya perkembangan kebudayaan ke arah yang bersifat negatif, yaitu kesenjangan sosial

yang kini sudah mulai muncul pada beberapakalangan remaja.Perkembangan yang menghasilkan perubahan ke arah lebih baik misalnya melahirkan daya tarik dari peradaban manusia. Perubahan bahasa merupakan hal yang tidak mungkin dihindari karena bahasa adalah komponen penting dalam kebudayaan dan dalam masyarakat yang rentan terhadap perubahan.

Bangsa Indonesia kaya dengan bahasa-bahasa daerah.Perkembangan yang terjadi pada suatu bahasa bisa menyangkut aspek gramatikal, aspek fonologis, dan/atau aspek semantik.Perubahan atau perkembangan bahasa juga terjadi pada bahasa-bahasa daerah termasuk juga bahasa Karo.Bahasa karo merupakan bahasa yang mendiami kabupaten Karo.

Proto-Austronesia adalah nama sebuah rumpun bahasa yang terdapat di dataran Asia Tenggara Pasifik. Rumpun ini bertalian dengan rumpun lain yang juga terdapat di daratan Asia Tenggara, yaitu rumpun Austro-Asiatik. Pengelompokan bahasa-bahasa Austronesia dapat dilihat sebagai berikut: (bahasa Austronesia Barat (di antaranya, Malagasi, Formosa, Bisaya, Minahasa, Aceh, Gayo, Batak, Nias, Jawa, Sunda, Madura, Dayak, dan Minangkabau) dan bahasa Melayu Polynesia (di antaranya, bahasa Timor-Ambon, Sula-Bacan, dan Halmahera Selatan-Irian Barat) dan bahasa Austronesia Timur (Keraf, 1984:206). Perhatikan grafik di bawah ini;

PAN

F        MPB MPTg MPTim

Keterangan:F : Formosa

MPB : Melayu Polynesia Barat

MPTg : Melayu Polynesia Tengah

MPTim: Melayu Polynesia Timur

PAN : Proto-Austronesia

Unsur PAN dipastikan diwariskan dalam bahasa Karo. Hal itu dapat dipastikan melalui adanya keterwarisan etimon.Etimon (etymon) merupakan bentuk yang menurunkan bentuk-bentuk dalam beberapa bahasa turunan (Kridalaksana, 2008: 59).Etimon yang terwariskan itu sebagai suatu simbol yang mempresentasikan pola budaya purba yang sangat dekat dengan pola kehidupan masyarakat Austronesia yang diperkirakan telah berlangsung sejak 6.000 tahun yang lalu.

Peneliti tertarik meneliti keakraban Proto-Austronesia dengan bahasa Karo karena peneliti memiliki kedekatan yang intim dengan bahasa Karo.Penelitian ini diharapkan sebagai hadiah kecil peneliti untuk kebudayaan Karo sehingga budaya Karo semakin dikenal masyarakat luas.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas terdapat tiga pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Ketiga masalah tersebut sebagai berikut:

1)Bagaimanakah gambaran bunyi yang terwaris dalam bahasa Proto-Austronesia dan bahasa Karo?

2)Bagaimanakah pewarisan bunyi vokal Proto-Austronesia dan tipe-tipe perubahan bunyi apa sajakah pada bahasa Karo?

3)Bagaimanakah pewarisan bunyi konsonan Proto-Austronesia dan tipe-tipe perubahan bunyi apa sajakah pada bahasa Karo?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Tujuan umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang    linguistik    historis

komparatif.Selain itu, terdapat tiga tujuan khusus berdasarkan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.Tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut.

  • 1)    Untuk mengetahui gambaran bunyi yang terwaris dalam bahasa Proto-Austronesia dan bahasa Karo.

  • 2)    Untuk mengetahui pewarisan bunyi vokal Proto-Austronesia dan tipe-tipe perubahan bunyi pada bahasa Karo.

  • 3)    Untuk mengetahui pewarisan bunyi konsonan Proto-Austronesia dan tipe-tipe perubahan bunyi pada bahasa Karo.

  • 4.    Metode dan Teknik Penelitian

Metode dan teknik dibagi menjadi tiga bagian, pertama metode dan teknik pengumpulan data, kedua metode dan teknik analisis data, dan ketiga metode dan teknik penyajian analisis data.Lebih lanjut dipaparkan sebagai berikut.

  • 4.1    Metode dan Teknik Penggumpulan

    Data

Dalam penelitian ini metode dan teknik penggumpulan data dilakukan dengan penelahan pustaka, yaitu menyimak data dari kamus PAN English finderlist of Reconstructionsin Austronesian. Kata yang menjadi syarat untuk diteliti adalah katakata PAN yang memiliki kesamaan atau kemiripan fonetis dengan bahasa Karo.

Tabel 1 Contoh data

No Bahasa Proto (BP) Bahasa Karo (BK) 1     *atas          ‘atas’    datas

(pphzda)

  • 2    *halan       ‘jalan’   dalan

(pandypmpl)

  • 4 .2 Metode dan Teknik Analisis Data

Dalam     sebuah     penelitian

dibutuhkan pemahaman terhadap teori yang    hendak    digunakan.Sebelum

menemukan teori yang tepat guna, maka objek yang hendak diteliti harus jelas sehingga diibaratkan pisau, teori yang digunakan pada sebuah penelitian menjadi tepat sasaran dan benar.Keseluruhan data yang telah diperoleh dengan teknik sebelumnya dikaji menggunakan teori linguistik historis komparatif, khususnya teori korespondensi bunyi.Teori yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

  • a)    Linguistik Historis Komparatif

Linguistik Bandingan Historis (Linguistik Historis Komparatif) adalah suatu cabang ilmu bahasa yang mempersoalkan bahasa baik dalam bidang waktu serta perubahan-perubahan unsur bahasa yang terjadi dalam bidang waktu tersebut.Seorang peneliti mempelajari data dari suatu bahasa atau lebih, sekurang-kurangnya dalam dua periode. Data dari suatu bahasa dari dua periode atau lebih itu diperbandingkan secara cermat untuk memperoleh kaidah-kaidah perubahan yang terjadi dalam bahasa itu (Keraf, 1984;22). Secara praktis Linguistik Historis Komparatif melihat kekerabatan bahasa,   kesatuan   dalam perbedaan

bahasa.Subbagian metode linguistik

historis komparatif yang digunakan adalah metode perbandingan (comperative method) dibandingkan dengan kamus PAN. Metode perbandingan merupakan metode utama dalam bidang linguistik historis komparatif karena dengan menggunakan metode ini dapat ditelusuri perkembangan historis bahasa-bahasa yang diteliti, baik melalui perbandingan data yang aktual maupun data masa lalu (Bynon, 1979:45). Sebagai suatu proses intrepretasi teori linguistik historis komperatif sehingga menghasilkan penemuan-penemuan mutakhir.

  • b)    Pewarisan Bentuk

Setiap bahasa berubah dengan pola sendiri yang berbeda dengan bahasa-bahasa lain. Dalam perjalanan sejarahnya, suatu bahasa yang memiliki kemandirian itu karena faktor tertentu, bercabang menjadi dua bahasa atau lebih.Bahasa turunan juga mewarisi unsur-unsur bahasa asalnya, baik unsur yang berubah maupun unsur yang tidak berubah.Dengan demikian, struktur bahasa-bahasa turunan itu berunsurkan retensi, retensi-inovasi yang berasal dari inovasi moyang bahasanya.Inovasi terjadi setelah bahasa turunan mengalami masa perkembangan tersendiri.Inovasi bisa terjadi dalam bentuk fonologis, leksikal, semantis, dan unsur-unsur gramatikal (Mbete, 1990:20).

Inovasi fonologis berkaitan dengan kaidah-kaidah perubahan bunyi.Perubahan sebuah bunyi proto kedalam bunyi-bunyi bahasa kerabat sekarang ini berlangsung dalam beberapa macam tipe. Keraf (1984:80) menjelaskan pola pewarisannya adalah sebagai berikut:

  • a.    Pewarisan Linear

Pewarisan linear adalah pewarisan sebuah bunyi proto dalam bahasa sekarang

dengan tetap mempertahankan ciri-ciri fonetis bunyi Proto.Misalnya bunyi Austronesia */bintaŋ/ diturunkan secara linear dalam kata /bintaŋ/ ‘bintang’ pada bahasa Karo.

  • b.    Inovasi

Pewarisan dengan perubahan (inovasi) adalah pewarisan yang terjadi bila satu bunyi mengalami perubahan pada bahasa sekarang.Misalnya bunyi proto Austronesia Purba */z/ dalam kata */zarum/ menurunkan bunyi /j/ menjadi bunyi /jarum/ ‘jarum’ pada bahasa Karo.Secara umum, inovasi adalah pola pewarisan protobunyi suatu proto bahasa yang mengalami perubahan pada bahasa-bahasa turunannya.

Pewarisan inovasi dengan perubahan seperti berikut.

  • (1)    Perubahan berdasarkan kualitas bunyi

Asimilasi adalah suatu proses bunyi dua bunyi yang berbeda dalam protobahasa mengalami perubahan dalam bahasa sekarang menjadi bunyi yang sama. Disimilasi adalah proses perubahan bunyi yang berwujud perubahan serangkaian bunyi yang sama menjadi bunyi-bunyi yang berbeda.

  • (2)    Perubahan berdasarkan tempat

  • a)    Metatesis adalah suatu proses perubahan bunyi berwujud pertukaran tempat duabuah bunyi.

  • b)    Protesis adalah suatu proses perubahan berupa penambahan sebuah bunyi pada awal kata.

  • c)    Epentesis adalah suatu proses perubahanbunyi berupa penambahan sebuah bunyi di tengah kata.

  • d)    Paragog adalah suatu proses perubahanberupa penambahan bunyi pada akhir kata. Misalnya, dalam PAN terdapat kata */tunu/dalam bahasa Karo menjadi kata /tutuŋ/ ‘bakar’.

  • e)    Aferesis adalah suatu proses perubahanbunyi antara bahasa kerabat berupa penghilangan sebuah bunyi pada awal sebuah kata.

  • f)    Sinkop adalah suatu proses perubahanbunyi antara bahasa kerabat berupapenghilangan sebuah bunyi di tengah kata.

  • g)    Apokop adalah suatu proses perubahanbunyi antara bahasa kerabat berupa penghilangan sebuah bunyi pada akhir kata.

  • 4.3 Metode dan Teknik Penyajian HasilAnalisis Data

Teknik penyajian hasil analisis data disampaikan dengan menggunakan metode informal dan formal.Metode informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya tidak jarang juga disebut penyajian data secara deskriptif; sedangkan penyajian formal adalah perumusan menggunakan tanda serta lambang.Pemahaman yang dijelaskan terasa sangat identik karena berdasarkan kontak pengalaman langsung realitas masyarakat Karo.

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

Populasi penelitian ini adalah semua kata atau gloss yang terdaftar pada English Finderlist of Reconstructionsin Austronesian Languages (1978) dan sumber bahasa Karo melalui pengetahuan peneliti serta mengamati langsung penggunaan bahasa daerah di daerah Karo. Tidak semua daftar kata atau gloss yang terdapat pada English Finderlist of

Reconstructionsin Austronesian Languages (1978) diambil menjadi sampel, yang diambil hanyalah yang berkorespondensi dengan bahasa Karo yaitu sebanyak 381 kata.

Berdasarkan penelitian terhadap data di atas maka dapat disimpulkan bahwa PAN memiliki hubungan dalam pewarisannya.Dapat dijelaskan sebagai berikut.

  • (a)    Sebagian bunyi PAN terwaris secara linear pada BK.

Bunyi-bunyi PAN yang tetap terwaris secara linear pada BK adalah bunyi vokal: */i/ dan /ə/ dalam setiap distribusi (awal,tengah, dan akhir), konsonan: */p/, */b/, */d/, */c/, */r/ dalam seriap distribusi (awal, tengah, dan akhir)

  • (b)    Beberapa bunyi PAN terwaris mengalami perubahan.

Perubahan vokal PAN yang ditemukan sebagai berikut ini.1) PAN */u/ menurunkan bunyi /i/, /ə/, /a/, /o/ dan /h/ pada BK; 2) PAN */e/ menurunkan bunyi/ə/, /i/ dan /a/ pada BK; 3) PAN */a/ menurunkan bunyi /ə/ dan /u/ pada BK. Perubahan konsonan PAN yang ditemukan sebagai berikut ini; 1) PAN */t/ menurunkan bunyi BK /k/ dan /l/; 2) PAN */k/ menurunkan bunyi BK /g/ dan /c/; 3) PAN */g/ menurunkan bunyi BK /h/; 4) PAN */q/ menurunkan bunyi BK /h/, /k/, dan /Ø/; 5) PAN */s/ menurunkan bunyi BK /n/;6) PAN */h/ menurunkan bunyi BK /d/; 7) PAN */z/ menurunkan bunyi BK /j/ dan /s/; 8) PAN */m/ menurunkan bunyi BK /p/ dan /Ø/; 9) PAN */n/ menurunkan bunyi BK /ŋ/, /l/ dan /N/ > /ŋ/; 10) PAN */ŋ/ menurunkan bunyi BK /d/ dan /l/; 11)PAN */l/ menurunkan bunyi BK /k/, /r/ dan /s/; 12) PAN */R/ > /l/ dan /k/ ; 13)

PAN */w/ menurunkan bunyi BK /b/; 14) PAN */y/ menurunkan bunyi BK /r/. Diftong yang berubah diantaranya; 1) PAN */ay/ > BK /i/, diftong PAN */ay/ menjadi monoftong BK /i/ pada posisi akhir; 2) PAN */ey/ > BK /ə/ dan /a/, diftong PAN */ey/ menjadi monoftong BK /ə/ dan /a/ pada posisi akhir; 3) PAN */uy/ > BK /u/, diftong PAN */uy/ menjadi monoftong BK /u/ pada posisi tengah.

  • (c)    Tipe-tipe perubahan bunyi PAN pada BK yang ditemukan adalah seperti berikut: aferesis, sinkop, apokop, protesis, disimilasi, paragog, dan epentesis.

  • 6.    Simpulan

Simpulan yang peneliti temukan dalam penelitian ini adalah etimon PAN secara nyata terwaris ke dalam bahasa Karo.Dari 381 daftar kognat dapat ditemukan pewarisan.Pewarisan yang ditemukan diantaranya pewarisan secara linear pada posisi awal, tengah dan akhir serta perwarisan yang berkorespondensi dalam bahasa Karo.

  • 7.    Daftar Pustaka

Bynon.1979. Sistem Bahasa Kerabat Menggunakan          Sejumlah

Kaidah,Linguistik         Historis

komparatif. Jakarta: Gramedia.

Keraf, Gorys.     1984. Linguistik

Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus linguistik. Jakarta: PT Gramedia.

Mbete, Aron Meko. 1990. “Rekonstruksi Protobahasa Bali Sasak-Sumbawa”

Disertasi   Universitas Indonesia

Jakarta.

Wurm. 1978.  English Finderlist of

Reconstructions in Austronesian Languages(Post-Brandsetter).

Canberra,A.C.T.:Austalian National University.

134