ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 16.2 Agustus 2016: 254-261

RETORIKA DALAM NOVEL KAZE NO UTA WO KIKE KARYA HARUKI MURAKAMI

Putu Zalsa Swandari Putri1*, I Nyoman Rauh Artana2, Ketut Widya Purnawati3 [123]Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana 1[[email protected]] 2[[email protected]] 3[[email protected]] *

Corresponding Author

Abstract

This research aims to find out the Japanese rhetorics and contextual meanings in the Kaze no Uta wo Kike novels by Haruki Murakami. The data was analyzed using the descriptive analysis method. This research employs the theory of Japanese rhetorics by Seto Kenichi (2003) and the theory of contextual meaning by Mansoer Pateda (2010). There are 48 Japanese language styles in this novel. Rhetorical meanings of 38 data, rhetorical forms of 6 data and rhetorical structure of 4 data. Contextual meanings which consist of seven parts are discovered, namely : 7 data of human context, 19 data of situation context, 4 data of mood of the speaker or listener context, 4 data of time context, 1 data of setting of place context, 13 data of object context, and 1 data in linguistic context. In conclusion, the use of rhetorics in this novel serves to convey and determine a topic of conversation. The aforementioned topics of discussions are: the physical characteristics of a person, character, nature and circumstances that occur in the story. It aims to assist the readers to easily understand the meanings of Japanese rhetorics.

Key words : rhectoric, contextual meaning, the intended use of rhetoric

  • 1.    Latar Belakang

Setiap bahasa di dunia memiliki gaya bahasa yang spesifik dan unik sesuai karakter serta cita rasa dari pengguna bahasa itu sendiri. Terdapat banyak peristiwa yang menunjukan hal tersebut. Salah satunya dapat ditemukan dalam proses penerjemahan yang melibatkan dua atau lebih bahasa. Pada saat sebuah buku berbahasa Jepang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia tentu tidak semua kalimat dalam kedua bahasa tersebut dapat diterjemahkan secara benar dan tepat. Hal ini diakibatkan oleh perbedaan konteks sosio-kultural yang berbeda antara orang Jepang dan Indonesia.

Gaya bahasa seringkali digunakan untuk mengungkapkan tujuan yang ingin disampaikan seseorang lewat rangkaian kalimat. Rangkaian kalimat tersebut lumrahnya dikemas secara halus dalam lagam pujian, sindiran, dan perbandingan. Penutur tidak hanya mengungkapkannya secara verbal tetapi juga dalam format tertulis. Gaya bahasa (style) merupakan bagian dari sarana retorika yang mengacu pada kalimat atau ujaran-ujaran baik yang diucapkan oleh penutur dalam bentuk lisan maupun tertulis.

Penggunaan retorika ini berfungsi untuk meyakinkan, mempengaruhi pendengar atau pembaca terhadap hal/topik yang dituju. Oleh karena itu, retorika adalah teknik untuk mengungkapkan gaya bahasa yang berupa rangkaian kalimat digunakan baik secara lisan maupun tertulis dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian ini menggunakan novel Kaze no Uta wo Kike (KNUWK) karya Haruki Murakami. Novel ini dipilih karena dalam novel tersebut menggunakan ragam bahasa yang variatif sehingga terdapat berbagai jenis gaya bahasa. Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa dalam kehidupan sehari-hari berupa dialog percakapan antar tokoh sehingga memunculkan makna berdasarkan konteksnya yang dapat di teliti lebih mendalam.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  • 1.    Bagaimanakah retorika yang terdapat dalam novel Kaze no Uta wo Kike karya Haruki Murakami?

  • 2.    Bagaimanakah makna kontekstual yang terdapat pada penggunaan retorika dalam novel Kaze no Uta wo Kike karya Haruki Murakami?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai penggunaan jenis-jenis retorika dan makna kontekstual dalam sebuah novel. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan mengenai ilmu retorika dan ilmu semantik. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memahami jenis-jenis retorika dan makna yang terdapat dalam novel Kaze no Uta wo Kike (KNUWK) karya Haruki Murakami.

  • 4.    Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dengan teknik catat. Pada tahap analisis data, metode dan teknik yang digunakan adalah deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis merupakan metode penelitian yang dilakukan berdasarkan fakta kebahasaan yang ada, yaitu dengan menjabarkan,

memfokuskan pada sebuah permasalahan, dan dipaparkan berdasarkan data yang ada (Sudaryanto, 1993:62). Pada penyajian hasil analisis data, digunakan metode formal dan informal (Sudaryanto, 1993:145). Selain itu, teori yang digunakan pada penelitian ini untuk memecahkan masalah adalah teori retorika dari Seto Kenichi (2003) dan makna kontekstual dari Mansoer Pateda (2010).

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

Pada novel Kaze no Uta wo Kike (KNUWK) karya Haruki Murakami ditemukan 48 jenis-jenis retorika yang dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu retorika makna, retorika bentuk dan retorika struktur. Sedangkan makna yang terdapat dalam novel ini dibagi menjadi 7 jenis makna kontekstual.

  • 5.1    Retorika

Seto (2003) menyatakan bahwa retorika dalam bahasa Jepang di bagi menjadi 3 kelompok. Berikut jenis-jenis retorika yang terdapat pada novel Kaze no Uta wo Kike (KNUWK) karya Haruki Murakami.

  • 5.1.1    Retorika Makna

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 38 data yang termasuk dalam retorika makna, terdiri dari gaya bahasa metafora 3 data, simile 17 data, personifikasi 2 data, hiperbola 15 data dan tautologi 1 data. Berikut ini merupakan salah satu contoh analisis data dari gaya bahasa metafora.

落ちてくるからねochite kurukara ne akan jatuh ya.


  • (1) だって 上 から 人  が  バラバラ

datte    ue  kara  hito   ga    barabara

karena atas  dari   orang NOM selain

Karena banyak orang yang berjatuhan dari atas ya.

(KNUWK, 2004:74)


Data (1), penggunaan kalimat hito ga barabara ochitekurukarane” digunakan sebagai perumpamaan langsung untuk menyatakan keadaan yang terjadi di sebuah tempat yaitu Gedung Empire State merupakan salah satu dari gaya bahasa metafora.

Shinmura (1980:1724) mengartikan bara-bara adalahバラバラという意味は雨 などが軽く音を立てて、まばらに降るさま“bara-bara to iu imi wa ame nado ga

karuku oto wo tatete, mabara ni furu sama” (bara-bara adalah hujan yang membuat suara ringan, kemudian jatuh perlahan). Namun, jika diartikan secara harafiah, バラバ ラ“bara-bara”dapat diartikan dengan berpencar atau tercecer (Matsuura, 2010:59).

Gaya bahasa metafora ini digunakan sebagai penekanan untuk menyatakan sebuah keadaan yang terjadi di sekitar gedung Empire State yang saat itu sangat ramai. Banyak orang yang datang mengunjungi gedung ini jika dilihat dari atas ataupun di sekelilingnya, orang-orang yang lewat dan orang-orang yang berkunjung diibaratkan seperti manusia yang terjatuh dan berpencar. Sehingga saat melewati gedung Empire State mereka harus selalu waspada dan mengatisipasi segala hal bila terjadi suatu atau masalah saat berada dekat gedung tersebut karena keadaan di sekelilingnya begitu banyak orang.

  • 5.1.2    Retorika Bentuk

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 4 data yang termasuk dalam retorika bentuk, terdiri dari gaya bahasa repetisi 1 data dan elipsis 3 data. Berikut ini merupakan salah satu contoh analisis data dari gaya bahasa repetisi.

(2) ところ

今日

の  最高気温、

Tokoro

de

kyou

no    saikou kion,

Tempat

di

sekarang

GEN suhu tertinggi

何度だ

思う?

37度だせ、37度

nandoda

to

omou?

37-Do dase,   37-do.

berkali-kali

dan

pikir?

37 derajat     37 derajat

Kalian tahu

berapa

derajat suhu

tertinggi hari ini? Tiga puluh tujuh

derajat! Tiga puluh derajat loh!.

(KNUWK, 2004:55)

Data (2), penggunaan kata “37-Do” (37 derajat) merupakan sebuah kata yang mengandung gaya bahasa repetisi (memiliki penggulangan). Kata ini digunakan sebagai penekanan langsung jika suhu cuaca sangat panas. Penggunaan kata “37-Do” ini berfungsi sebagai perumpamaan langsung pada kata “saikou kion” (suhu tertinggi) yang digunakan untuk menyatakan keadaan suhu cuaca di tempat tersebut benar-benar terjadi. Tokoh menyebutkannya lebih dari sekali sebagai maksud untuk memberi tahu orang sekelilingnya jika keadaan itu benar-benar terjadi.

Gaya bahasa repetisi dalam kalimat tersebut berarti keadaan saat itu benar-benar panas, di siang hari suhu cuaca diperkirakan sekitar 37 derajat celcius merupakan suhu

dengan temperatur tinggi. Sehingga tokoh penyiar radio mengucapkannya berulang kali sebagai penekanan atau penginformasiaan kembali pada orang yang berada di sekelilingnya bahwa benar keadaan suhu cuaca yang dialami saat itu benar-benar panas sehingga membuatnya merasa tidak tahan dengan hal tersebut.

  • 5.1.3    Retorika Struktur

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 6 data yang termasuk dalam retorika stuktur, terdiri dari gaya bahasa paradoks 3 data dan alegori 3 data. Berikut ini merupakan salah satu contoh analisis data dari gaya bahasa alegori.

(3)

山羊、

Kimi

ga

yagi,

boku

ga

usagi,

Kamu

NOM

kambing gunung,

aku

NOM

kelinci

時計

の  心

さ。

tokei

wa

kimi

no    kokoro sa.

jam

TOP

saya

GEN hati

KOP

Kamu adalah si kambing gunung, aku adalah si kelinci dan jam itu adalah hatimu.

(KNUWK, 2004:29)

Data (3), penggunaan frasa “kimi ga yagi” dan “boku ga usagi” merupakan frasa yang mengandung gaya bahasa alegori. Hal ini dapat dibuktikan dengan penggunaan kata “yagi” dan “usagi”. Gaya bahasa alegori digunakan sebagai ungkapan dari kata “kimi” ditujukan pada orang pertama yaitu tokoh “Aku” dan kata “boku” ditujukan pada orang kedua yaitu seorang psikiater.

Gaya bahasa alegori ini digunakan untuk menyamakan manusia seperti binatang, hal ini digunakan sebagai penekanan jika tokoh “Aku” diibaratkan seperti kambing gunung dan tokoh kedua diibaratkan seperti kelinci. Sedangkan pada kalimat ini, kata “tokei” diibaratkan seperti hatinya. Penggunaan kata “tokei” yang diumpamakan seperti masalah yang ia simpan dalam hatinya.

Gaya bahasa alegori dalam tersebut berarti tokoh “Aku” saat itu adalah seseorang yang memiliki masalah mencoba untuk menceritakan pada seorang psikiater. Tokoh “Aku” yang menyadari jika ia memiliki banyak “masalah” tidak bisa mengungkapkan perasaannya. Ia sudah terlalu banyak menanggung beban dalam hatinya mencoba untuk diam. Karena sudah terbiasa menanggung beban, tokoh “Aku” memilih untuk mengabaikan dan membiarkan hal itu berlangsung berlarut-larut

sehingga sikapnya yang membuat ia terlihat sebagai sosok yang kuat dan tegar seperti kambing gunung. Sedangkan psikiater ini mencoba untuk memberikan penyembuhan dan memberitahu tokoh keluar dari kondisi sebelumnya agar ia dapat mengurangi beban-beban yang ada dihatinya, sehingga sikap psikiater ini diibaratkan seperti seekor kelinci.

  • 5.2    Makna Kontekstual

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 48 data dalam novel Kaze no Uta wo Kike (KNUWK) ini tergantung dari konteks digunakan, adapun konteks-konteks tersebut yaitu :

  • 5.2.1    Konteks Orangan

Dalam novel Kaze no Uta wo Kike (KNUWK), terdapat 7 data yang menggunakan konteks orangan. Konteks orangan ini berfungsi sebagai pendukung untuk menggambarkan keadaan tokoh dalam cerita, menekankan karakter tokoh, ciriciri fisik tokoh sehingga terkesan lebih dramatis dan benar-benar dialami tokoh dalam cerita.

  • 5.2.2    Konteks Situasi

Dalam novel Kaze no Uta wo Kike (KNUWK), terdapat 19 data yang menggunakan konteks situasi. Konteks situasi ini berfungsi sebagai pedukung untuk menekankan suatu keadaan atau situasi yang dialami oleh tokoh saat berada disuatu tempat dan menekankan situasi di sekeliling tokoh sehingga menimbulkan kesan lebih dramatis dan hal tersebut benar-benar dialami oleh pembicara.

  • 5.2.3    Konteks Suasana Hati Pembicara/Pendengar

Dalam novel Kaze no Uta wo Kike (KNUWK), terdapat 4 data yang menggunakan konteks suasana hati pembicara/pendengar. Konteks suasana hati pembicara dan pendengar ini berfungsi untuk menekankan keadaan yang dialami tokoh saat ia merasa menyesal, saat merasa sedih, saat berusaha keras, saat merasa sehat dan bersemangat sehingga mempengaruhi kata-kata yang diucapkan tokoh agar terkesan lebih dramatis dan benar-benar dialami.

  • 5.2.4    Konteks Waktu

Dalam novel Kaze no Uta wo Kike (KNUWK), terdapat 4 data yang menggunakan konteks waktu. Konteks waktu ini berfungsi untuk menekankan rentan waktu saat peristiwa berlangsung yaitu sewaktu di bulan Mei tokoh “Aku” mengunjungi

makan tokoh Heartfield, sewaktu tokoh “Aku” menceritakan mimpi neneknya yang dipendam selama 79 tahun, saat tokoh Wald berada di planet Mars dalam waktu yang lama dan saat tokoh “Aku” merasa menyesal akan perbuatannya.

  • 5.2.5    Konteks Tempat

Dalam novel Kaze no Uta wo Kike (KNUWK), terdapat 1 data yang menggunakan konteks tempat. Konteks tempat ini berfungsi untuk menekankan dan menonjolkan sebuah tempat saat suatu kejadian berlangsung.

  • 5.2.6    Konteks Objek

Dalam novel Kaze no Uta wo Kike (KNUWK), terdapat 1 data yang menggunakan konteks objek. Konteks objek ini berfungsi untuk menekankan suatu hal atau objek yang dibicarakan. Objek yang ditonjolkan itu adalah asap pesawat jet, tiang gerbang, keadaan tubuh dari tokoh, dek kapal, angin, pelabuhan dll.

  • 5.2.7    Konteks Kebahasaan

Dalam novel Kaze no Uta wo Kike (KNUWK), terdapat 1 data yang menggunakan konteks kebahasaan. Konteks kebahasaan ini berfungsi untuk menekankan dan menghaluskan kalimat pada objek yang dibicarakan dengan menggunakan perumpamaan lain agar terkesan lebih sopan dan enak didengar oleh pembicara maupun orang yang ada di sekelilingnya.

  • 6.    Simpulan

Berdasarkan hasil analisis, simpulan dari penelitian ini adalah dalam novel Kaze no Uta wo Kike (KNUWK) karya Haruki Murakami menggunakan ragam gaya bahasa yang bervariasi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dari hasil analisis secara keseluruhan ditemukan 48 data yang menunjukkan bahwa terdapat 38 data yang termasuk retorika makna, 4 data yang termasuk retorika bentuk, dan 6 data yang termasuk retorika struktur. Dalam novel ini hanya ditemukan 7 bagian konteks makna. Adapun konteks yang digunakan dalam novel ini terdiri dari : Konteks Orangan 7 data, Konteks Situasi 19 data, Konteks Suasana Hati Pembicara/Pendengar 4 data, Konteks Waktu 4 data, Konteks Tempat 1 data, Konteks Objek 13 data dan Konteks Kebahasaan 1 data. Penggunaan retorika dalam novel Kaze no Uta wo Kike (KNUWK) ini berfungsi untuk menyampaikan dan menekankan suatu topik pembicaraan, yaitu : ciri-ciri fisik seseorang, karakter, sifat tokoh dan keadaan yang terjadi dalam cerita.

  • 7.    Daftar Pustaka

Matsuura, Kenji. 2010. Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Murakami, Haruki. (2004). Murakami Haruki Zensakuhin 1979-1989 1: Kaze no Uta wo Kike 1973 Nen no Pinbōru. Tokyo: Kōdansha.

Pateda, Mansoer. 2010. Semantik Leksikal. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Seto, Kenichi. 2003.日本語のレトリック. Japan: Paperback Shinsho.

Shinmura, Izuru. 1980. Koujien Dai Ni Han. Tokyo: Iwanami Shoten.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

261