ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 16.3 September 2016: 244 - 251

Kiprah Remaja Putri Dalam Sekaa Gong Istri Dharma Laksana (Penelitian Di Kelurahan Banjar Tengah Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana)

Nyoman Ayu Dyanesca Sicillia Kumara1*, Ni Luh Arjani2, I Ketut Kaler3 123Program Studi Antropologi Fakultas Sastra Dan Budaya Universitas Udayana 1[[email protected]] 2[[email protected]] *Corresponding Author

Abstract

Art is the one of the culture in bali that really fast to grow. In this globalisation, modern art has many teenagers liker than old culture. It's really difficult to find some of them who like the old culture. One of the example of the culture that doesn't have many likers among the teenagers is gong kebyar. In this experimental, writers will explain about the interesting of some teenagers about the old culture, gong kebyar. Such as : 1. Why the girls are interested to join the sekaa gong Dharma Laksana ? 2.what the personal impact of joining sekaa gong Dharma Laksana ? 3.what the people think of the girls that do the old culture (gong kebyar) in the sekaa Dharma Laksana? The theory that writer use in this experimental is three social motif From David Mc.Clelland and the Feminims Posmodern theory from Linda Nicholson.the main concept in this experimental is about the girls that still doing the old culture in this globalism. Writers use the cualitative methods.

Key Words : Kesenian, Gong kebyar, Remaja.

  • 1.    Latar Belakang

Kebudayaan memiliki sifat universal, modernisasi merupakan salah satu contoh sifat kebudayaan yang universal.Selain itu kebudayaan juga dapat bersifat stabil atau dinamis, kebudayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu tradisional dan modern.Dalam bidang kesenian kedua hal tersebut memengaruhi dalam kesenian gong kebyar. Dalam kebudayaan tradisional seperti adanya sekaa, upacara keagamaan atau adat sangat memengaruhi kesenian. Di dalam kehidupan berkesenian, belakangan ini sedang

maraknya bermunculan kesenian tradisional gong kebyar.Jaman dulu kesenian ini biasanya dimainkan oleh laki-laki namun belakangan ini tampaknya sudah mengalami dinamika, hal ini terlihat dari munculnya sekaa gong kebyar wanita di berbagai daerah. Gamelan ini diduga muncul pertama di Bali Utara sekitar tahun 1915 (Rai,2001:152).

Dalam kebudayaan modern seperti adanya lomba-lomba, Pentas Kesenian Bali juga sangat memengaruhi kesenian gong kebyar.kedua hal tersebut dapat dilihat dalam suatu sekaa gong kebyar yang terdapat di Kelurahan Banjar Tengah bernama sekaa Gong Istri Dharma Laksana. Dalam kelompok kesenian itu, terdapat keterlibatan remaja putri.Remaja putri ini bergabung menekuni kesenian tradisional tersebut dengan kelompok kesenian wanita yang sebagian besar pemainnya adalah wanita yang sudah menikah.Keterlibatan remaja putri ini memiliki faktor-faktor pendorong mengapa mereka ikut menekuni kesenian ini, serta tanggapan masyarakat sekitar mengenai kiprah remaja putri tersebut sehingga memberikan suatu dampak bagi kehidupan mereka. Dari dampak inilah dapat menciptakan suatu kesejahteraan bagi masyarakat, tidak hanya kesejahteraan secara ekonomis, tetapi juga kesejahteraan secara lahir maupun batin.

  • 2.    Pokok Permasalahan

  • 1.    Mengapa remaja putri ikut menjadi anggota di Sekaa Gong Istri Dharma Laksana?

  • 2.    Bagaimana dampak keterlibatan remaja putri terhadap kehidupan pribadi mereka?

  • 3.    Bagaimana tanggapan masyarakat Kelurahan Banjar Tengah terhadap kiprah remaja putri dalam kesenian tradisional gong kebyar wanita di Sekaa Gong Istri Dharma Laksana?

  • 3.    Tujuan Penelitian

  • 1.    Mengetahui hal-hal yang membuat remaja putri tertarik untuk mengikuti kesenian Gong kebyar di Sekaa Gong Istri Dharma Laksana.

  • 2.    Mengetahui dampak keterlibatan remaja putri terhadap kehidupan pribadi mereka.

  • 3.    Mengetahui tanggapan masyarakat Kelurahan Banjar Tengah terhadap kiprah remaja putri dalam mengikuti kesenian tradisional gong kebyar wanita.

  • 4.    Metode Penelitian

    4.1    Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Jembrana khususnya di Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara. Lokasi ini dipilih karena di tempat inilah satu-satunya terdapat keunikan dari kelompok gong Kebyar, adanya beberapa remaja putri yang terdapat di kelompok gong kebyar wanita, dimana sebagian besar wanita tersebut adalah wanita yang sudah menikah.

  • 4.2    Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan sifatnya ada 2 jenis data, yaitu kulitatif dan kuantitatif.Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yang merupakan data berbentuk informasi atau keterangan-keterangan berdasarkan sumber data primer dan sekunder.

Sumber data primer didapat dari hasil wawancara secara mendalam terhadap informan.Informan yang terpilih berdasarkan identifikasi orang yang dianggap dapat memberikan informansi untuk wawancara. Dari informan tersebutlah didapatkan informan lain yang juga berkaitan dengan penelitian ini. Selanjutnya untuk data

sekunder yang peneliti peroleh yaitu dari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini, media internet, serta dokumen-dokumen yang juga berkaitan dengan penelitian ini.

  • 4.3    Penentuan Informan

Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan secara purposif.Informan yang digunakan adalah 5 remaja putri dari Sekaa Gong Istri Dharma Laksana, peneliti memilih informan tersebut karena dipercaya orang itu dapat memberikan informasi mengenai pokok permasalahan dari penelitian ini.Selain itu sebagai pelengkap data mengenai kesenian gong kebyar informan yang sekiranya dapat digunakan adalah pelatih sekaa Gong Istri Dharma Laksana.Karena pelatih tersebut dianggap lebih mendalami mengenai kesenian Gong kebyar serta mendalami karakter mudrid-muridnya dalam berkesenian. Kemudian dalam memperdalam informasi mengenai masyarakat dan sekitarnya informan yang digunakan adalah lurah atau bendesa adat. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat sekitar, informan yang digunakan adalah masyarakat sekitar Kelurahan Banjar Tengah, karena mereka juga akan membantu memberikan informasi dalam masalah penelitian ini.

  • 4.4    Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini, adalah:

  • a.    Observasi

Observasi merupakan metode yang pertama-tama digunakan dalam penelitian ini.Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kenyataan perlu

adanya pengamatan secara langsung.Observasi partisipasi pun diterapkan melalui dua strategi yakni (1) passive participation, peneliti tidak ikut campur dalam kegiatan remaja (hanya mengamati), (2) complete participation peneliti secara aktif dan terlibat dalam kegiatan remaja. (Sotari, dkk, 2009: 129-124)

Teknik ini peneliti lakukan dengan mendatangi tempat dimana Sekaa Gong Istri Dharma Laksana berlatih gong kebyar.

  • b.    Wawancara

Teknik ini merupakan sebuah proses memperoleh informasi dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. Wawancara dilakukan secara mendalam kepada informan yang telah ditentukan melalui identifikasi orang yang dianggap dapat memberikan informasi secara mendalam berkaitan dengan penelitian ini.Peneliti melakukan wawancara kepada informan guna mencari informasi sebanyak mungkin.Wawancara dilakukan mengikuti waktu informan yaitu pada saat sebelum atau setelah latihan gong kebyar.Wawancara dimulai dari pertanyaan yang umum hingga pertanyaan yang sekiranya memberikan informasi tepat dalam penelitian ini.Peneliti dibekali pedoman wawancara agar wawancara yang dilakukan dapat berjalan terarah.

  • c.    Kepustakaan

Metode kepustakaan yang digunakan peneliti terdiri dari buku-buku yang sekiranya terkait dengan penelitian, media internet serta dokumen-dokumen yang sekiranya juga dapat memperluas pengetahuan peneliti.

  • 5.    Analisis Data

Data dari hasil penelitian kiprah remaja putri yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan dan dianalisis dengan menggunakan metode kulaitatif.Metode analisis ini diterpakan berdasarkan paradigm naturalistic atau alamiah sebagaimana yang dikemukakan oleh Garna (1983: 59-77) bahwa paradigm naturalistic melatarbelakangi pendekatan kualitatif.

  • 6.    Hasil dan Pembahasan

budaya lokal juga mempunyai muatan ideologis yaitu sebagai gerakan untuk mengukuhkan kebudayaan, sejarah dan identitas (Lewis, 1983: 4), dan juga sebagai penumbuh kepedulian masyarakat untuk mendorong munculnya rasa memiliki masa lalu yang sama diantara anggota komunitas (Smith, 1996: 68).

Kiprah remaja putri dalam sekaa gong istri Dharma Laksana memiliki beberapa alasan antara lain; pertama, dalam kelurahan Banjar Tengah itu sendiri tidak memiliki sekaa teruna-teruni gong kebyar, sehingga mereka mau bergabung dengan ibu-ibu. Kedua, remaja tersebut memiliki hasrat akan pelestarian kesenian tradisional gong kebyar dimana hasrat itu muncul dari pengenalan kesenian gong kebyar baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Ketiga, mereka bertahan dalam sekaa juga dikarenakan kepuasan yang didapat dalam bergelut di sekaa berbeda, mereka merasa bahwa kesenian ini tidak semua orang tertarik dan sekalipun mereka tertarik belum tentu mereka biasa memainkannya atau dengan kata lain, kesenian ini tidak semua orang mampu memainkannya begitu saja. Keempat, faktor keturunan atau genetik juga salah satu alasan mereka berkiprah dalam bidang ini, faktor genetik keluarga juga menentukan

bagaimana arah tumbuh kembang remaja. Selain itu kiprah remaja dalam sekaa juga akibat dari fasilitas pada Kelurahan Banjar Tengah itu sendiri.

Kiprah remaja dalam sekaa, memiliki dampak terhadap kehidupan pribadinya masing-masing.Dampak yang didapat baik positif maupun negatif.Dampak positif yang didapat seperti; mendapat bonus dalam bidang ekonomi, merasa menjadi lebih dikenal banyak orang atau popular.Kreatifitas berkaryanya membawa mereka dikenal banyak orang.Dampak lainnya adalah dalam bidang ngayah, secara tidak langsung mereka jadi petugas ngayah di pura.Selanjutnya dampak negatifnya adalah dalam bidang kesehatan, remaja yang bekerja diluar Kota Negara, tidak seimbang membagi waktu antara kegiatan sekaa dan pekerjaanya, sehingga jatuh sakit merupakan hal yang sering dialami. Karena sulitnya menyeimbangkan waktu, dengan hobinya dan konsekuensi akan kepentingan sekaa remaja yang bekerja rela mengutamakn kegiatan sekaa dengan cara membolos dari pekerjaannya.

Pandangan masyarakat dalam kiprah remaja putri ini juga memiliki peran penting bagi penelitian ini, masyarakat sekitar memandang juga dari segi positif dan negatif.Positifnya, mereka memandang ini sebagai enkulturasi dimana ini merupakan kebudayaan yang patut diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya.Tidak hanya itu saja, mereka juga memandang remaja-remaja ini memanfaatkan kesempatan dan fasilitas dengan tepat sebagai pengembangan kreatifitas remaja itu sendiri.Pandangan negatif dalam kiprah remaja adalah dalam hal peningkatan interaksi sosial remaja, lawan interaksi remaja seperti sekaa lanang merasa tersaingi akibat kemenarikan sekaa gong kebyar ibu-ibu yang diakibatkan kiprah remajanya.

  • 7.    Simpulan

Jika dilihat dari ketiga pokok permasalahan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya dalam kegiatan tradisional terutama kesenian, remaja masih memiliki minat yang sebenarnya sudah ada dalam diri individu masing-masing.Hanya saja dalam mengekplorasi niat mereka tersebut perlu adanya dorongan motivasi dan sarana yang mendukung dalam mengeksplorasi kegiatan tersebut.Dalam pelaksanaanya, memang memiliki dampak dan implikasi di kehidupan mereka masing-masing, namun masih dapat diatasi oleh mereka sendiri.

Pandangan masyarakat terhadap kegiatan remaja ini, cenderung ke arah yang positif, mereka memandang kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian remaja terhadap kesenian tradisional dan sebagai pelestarian budaya nenek moyang.

  • 8.    Daftar Pustaka

Garna, Judistira 1983. Social Services, Maga Plan Development Servis, Bandung

Lewis, M. 1983. “Conservation: A Regional Point of View” dalam M. Bourke, M. Miles dan B. Saini (eds). Protecting the Past for the Future.Canberra: Austraalian Government Publishing Service.

Rai, I wayan. 2001. Gong Antropologi prmikiran. Denpasar:Denpasar:Bali Mangsi Press

Smith, L. 1996. “Significance Concepts in Australian Management Archaeology” dalam L. Smith dan A. Clarke (eds). Issue in Management Archaeology, Tempus, vol 5.

Sotari, dkk, 2009.Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta Bandung

251