PENGGUNAAN DAN MAKNA JOSHI {~SAE} DAN {~MADE} DALAM KOMIK BAKUMAN KARYA TSUGUMI OHBA DAN TAKESHI OBATA
on
ISSN: 2302-920X
Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud
Vol 16.2 Agustus 2016: 109-116
PENGGUNAAN DAN MAKNA JOSHI {~SAE} DAN {~MADE} DALAM KOMIK
BAKUMAN KARYA TSUGUMI OHBA DAN TAKESHI OBATA
Luh Putu Ratnayanti Sukma1*, Ketut Widya Purnawati2, I Made Budiana3 [123]Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana 1[ratnayantisukma@yahoo.com] 2[widyapurnawati@gmail.com] 3[budi.hybrid@gmail.com]
*
Corresponding Author
Abstract
This research is aimed to find out the using and meaning of particles {~sae} and {~made} in Bakuman comic by Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata. This research especially discusses about the using and meaning of particles {~sae} and {~made} in Bakuman comic by Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata. The data were analyzed using qualitative analysis method. First, the data collection was done with the methods “simak”. The one that was already collected analyzed by a method of “agih”. Then the results of the analysis served by using the method “informal”. This research used the theory from Makino and Tsutsui (1995) and Verhaar (2010). The conclusion from this research is particle {~sae} can be used in the positive sentence , negative sentence , conditional sentence and unconditional sentence. Meanwhile particle {~made} only can be used in the positive sentence and unconditional sentence. The comparison between both particles is particle {~sae} had a narrower meaning scope than particle {~made}.
Key words : particles, {~sae}, {~made}
Kelas kata dalam gramatika bahasa Jepang terdiri dari verba (doushi), adjektiva-i (i-keiyoushi), adjektiva-na (na-keiyoushi), nomina (meishi), prenomina (rentaishi), adverbial (fukushi), interjeksi (kandoushi), konjungsi (setsuzokushi), auxialiry verb (jodoushi) dan partikel (joshi). Partikel dalam bahasa Jepang disebut juga dengan joshi. Joshi (助詞) ditulis dengan dua buah huruf kanji, yaitu jo (助) dapat juga dibaca tasukeru yang berarti bantu, membantu, atau menolong, sedangkan shi (詞) memiliki makna yang sama dengan istilah kotoba yang berarti kata, perkataan, atau bahasa (Sudjianto, 2000: 1).
Partikel dalam bahasa Jepang berjumlah banyak dan ada beberapa partikel yang memiliki makna yang sama dengan partikel lainnya, misalnya joshi {~sae} dan {~made}. Joshi {~sae} dan {~made} ini memiliki arti yang sama apabila diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia yaitu bahkan/sekalipun tetapi joshi ini masing-masing memiliki nuansa yang berbeda saat berada dalam sebuah kalimat.
Terdapat beberapa joshi {~sae} dan {~made} dalam komik bahasa Jepang. Salah satu komik yang menggunakan joshi {~sae} dan {~made} adalah komik Bakuman. Komik Bakuman karya Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata dijadikan sumber data karena dalam komik Bakuman terdapat joshi {~sae} dan {~made} yang memiliki makna yang sama tetapi memiliki nuansa yang berbeda.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
-
1. Bagaimanakah penggunaan joshi {~sae} dan {~made} yang terdapat dalam komik Bakuman karya Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata?
-
2. Bagaimanakah makna joshi {~sae} dan {~made} yang terdapat dalam komik Bakuman karya Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata?
-
3. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca mengenai bahasa asing, yaitu bahasa Jepang. Selain itu, dengan penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang joshi khususnya tentang penggunaan dan makna {~sae} dan {~made}. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah memahami penggunaan joshi {~sae} dan {~made} dalam komik Bakuman dan memahami makna dari joshi {~sae} dan {~made} dalam komik Bakuman.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dengan teknik catat. Pada tahap analisis data, metode yang digunakan adalah menggunakan metode agih dengan teknik dasar yaitu teknik bagi unsur langsung. Menurut Sudaryanto metode agih merupakan metode yang penentunya berasal dari bahasa itu sendiri (1993: 15). Teknik dasar berupa teknik bagi unsur langsung digunakan dengan cara membagi data menjadi beberapa bagian. Metode yang digunakan dalam tahapan penyajian hasil
analisis data adalah metode informal. Metode informal yang dimaksudkan adalah metode penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993: 145).
Pada komik Bakuman ditemukan 9 data joshi {~sae} dan 5 data joshi {~made} yang dianalisis penggunaan dan makna.
-
5.1 Penggunaan joshi {~sae} dan {~made}
Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa joshi {~sae} bisa digunakan dalam kalimat positif, kalimat negatif, kalimat bersyarat dan kalimat tidak bersyarat, sedangkan joshi {~made} hanya bisa digunakan dalam kalimat positif dan kalimat positif tidak bersyarat. Berikut merupakan contoh data penggunaan {~sae} dan {~made}.
(1) ああ 今 Aa ima Yah sekarang |
そんな sonna seperti itu |
じれってー jirette-gelisah |
こと koto hal |
する suru melakukan |
奴い ねー |
だろうな |
俺 の |
時 |
で さえ |
yatsui ne |
darou na |
ore no |
toki |
de sae |
buruk -ya |
-kah |
saya GEN |
waktu |
sekalipun |
そんな |
の 周り |
に |
は |
い な かった |
sonna |
no mawari ni |
wa |
i na katta | |
demikian |
GEN sekitar |
DAT |
TOP |
ada NEG LAM |
‘Yah sekarang sih tidak ada yang malu-malu kucing seperti itu sekalipun di zamanku juga sudah jarang’
(Bakuman.V1: 37)
Pada data (1), joshi {~sae} digunakan dalam kalimat negatif lampau yang ditunjukkan oleh verba inakatta. Verba ini terbentuk dari verba kamus iru ‘ada’ (untuk benda hidup) lalu berkonjugasi menjadi bentuk negatif inai ‘tidak ada’ dan dilampaukan dengan menambahkan katta menjadi inakatta.
(2) おとなしく さえ
していてくれれば
Dengan tenang jika
何 も |
心配 |
は |
あり |
ません |
nani mo |
shinpai |
wa |
ari |
masen |
apapun |
khawatir |
TOP |
ada |
NEG |
Otonashiku sae
shiteitekurereba
melakukan PENG
‘Dia akan baik-baik saja selama dia beristirahat’
(Bakuman.V6: 32)
Pada data (2) joshi {~sae} digunakan dalam kalimat positif bersyarat. Kalimat bersyarat ditandai dengan verba kurereba yang mengikuti joshi {~sae}. Verba kurereba berasal dari verba kamus kureru ‘memberi’ dan yang mengalami konjugasi menjadi
bentuk pengandaian menjadi kurereba. Joshi {~sae} yang diikuti oleh verba {~ba}
menyatakan suatu syarat.
(3) もう アニメ化 Mou animeka |
の オファー まで no ofa- made |
animasi |
GEN tawaran bahkan |
来 |
ている |
みたい |
だ |
ki |
teiru |
mitai |
da |
Datang |
SDG |
seperti |
KOP |
‘Bahkan sepertinya sudah ada tawaran untuk anime’
(Bakuman.V4: 86)
Pada data (3) joshi {~made} terdapat pada kalimat positif tidak bersyarat. Ditandai dengan akhiran kopula da yang berasal dari kopula desu. Joshi {~made} mengikuti nomina ofa- ‘tawaran’ dan diikuti oleh verba kiteiru yang berasal dari verba kamus kuru ‘datang’.
-
5.2 Makna joshi {~sae} dan {~made}
Joshi {~sae} memiliki tiga makna yaitu menyatakan suatu syarat dari terjadinya suatu peristiwa atau kejadian, menyatakan suatu batasan tertinggi dari suatu keadaan atau peristiwa dan menyatakan suatu batasan terendah dari suatu keadaan atau peristiwa. Sedangkan joshi {~made} jika digunakan dalam kalimat tidak bersyarat memiliki
makna yang sama dengan joshi {~sae}, tetapi memiliki nuansa yang berbeda. Berikut merupakan contoh data dari joshi {~sae} dan {~made}.
(4) 領収書 さえ Ryoushuusho sae Struk selama |
貰 mora terima |
えば 何 eba nani PENG apa |
を o AKU | ||
食べ tabe makan |
ても temo PENY |
いい ii baik |
らしい rashii memang |
新妻エイジ Niizumaeiji NM ORG | |
は wa TOP |
ふと腹 futoppara dermawan |
な na |
先生 だ sensei da guru KOP |
と to PAR | |
言って itte berkata |
いた の ita no LAM GEN |
が ga NOM |
なんだか nandaka |
おかし okashi aneh |
かった katta LAM |
‘Asalkan ada struck pembayaran, Niizuma memperbolehkan kami pesan apa saja. Dia boss yang dermawan, tapi aneh juga kalau dipikir begitu’
(Bakuman.V3: 140)
Pada data (4) joshi {~sae} memiliki makna ‘selama atau jika’ karena digunakan dalam kalimat bersyarat. Makna kalimat tersebut adalah menyatakan bahwa yang dikemukakan sebelumnya merupakan hal penting yang menjadi syarat terjadinya atau dilakukannya suatu keadaan atau aktivitas.
(5) 確か に Tashikani Memang |
女 で 一番 成績 が いい onna de ichiban seiseki ga ii dia (PR) paling prestasi NOM bagus |
それ sore itu |
が 誇らしげ な 性格 が ga hokorasige na seikaku ga NOM dengan bangga sifat NOM |
嫌だ iyada enggan |
馬鹿 だ と さえ 思う baka da to sae omou bodoh KOP PAR hanya menurut (saya) |
‘Memang dia (perempuan) yang paling pintar, tapi dia terlalu bangga akan hal itu dan itu hanya membuatnya terlihat bodoh’
(Bakuman.V1: 83)
Pada data (5) joshi {~sae} memiliki makna ‘hanya’ karena digunakan dalam kalimat tidak bersyarat. Kalimat tersebut memiliki makna menunjukkan standar atau batas tertinggi suatu keadaan atau aktivitas, yang dalam data (5) batas tertinggi keadaan atau aktivitas ditunjukkan oleh dia (perempuan) adalah orang yang paling pintar. Fungsi joshi {~sae} dalam data tersebut adalah sebagai penegas dan menyatakan batasan tertinggi dari suatu keadaan, dimana dalam data (5) batas tertinggi yang dimaksud mengacu kepada murid yang paling pintar.
(6) その Sono Itu |
少ない 睡眠 で さえ マンガ sukunai suimin de sae manga sedikit tidur dengan hanya komik うなされ 目 が 覚める 始末 |
ni DAT |
unasare me ga sameru shimatsu mengigau mata NOM terbangun keadaan |
‘Hanya dengan tidur sebentar saja sudah membuatnya mengigau tentang komik, kemudian dia terbangun’
(Bakuman.V5: 173)
Pada data (6) joshi {~sae} memiliki makna ‘sekalipun’ karena digunakan kalimat positif dan tidak bersyarat. Dalam data (6), joshi {~sae} bermakna menyatakan batasan terendah dari suatu keadaan. Keadaan yang dimaksud yaitu, sekalipun tertidur, pembicara pasti akan terbangun dan tidak bisa tidur lagi karena bermimpi tentang membuat komik yang mengganggu pikiran pembicara.
(7) 服部 |
先輩 |
や |
吉田さん |
まで |
味方 | |
Hattori |
senpai |
ya |
Yoshidasan |
made |
mikata | |
NM ORG |
senior |
dan |
Yoshida |
bahkan pihak | ||
してくれ |
てる |
ん |
だ | |||
shitekure |
teru |
n |
da | |||
memberi |
SDG |
GEN |
KOP |
‘Bahkan Hattori dan Yoshida juga berpihak pada kita’
(Bakuman,V6: 140)
Pada data (7) joshi {~made} memiliki makna ‘bahkan’. Joshi {~made} menyatakan sesuatu yang tidak diduga sebelumnya oleh pembicara. Diantara kata Hattori senpai dan Yoshidasan, ditandai dengan partikel ya, yang berarti ‘dan’. Partikel ya menyatakan bahwa selain Hattori senpai dan Yoshidasan, terdapat orang lain lagi yang berpihak kepada mereka, tetapi tidak semuanya disebutkan oleh pembicara. Hattori senpai dan Yoshidasan disebutkan karena mereka merupakan orang yang berpengaruh di Jump (penerbit) tempat pembicara bekerja sebagai mangaka. Hal tersebut menunjukkan suatu pencapain tertinggi yang ingin disampaikan dalam kalimat tersebut.
Berdasarkan hasil analisis, simpulan dari penelitian ini adalah dalam penggunaannya, joshi {~sae} bisa digunakan dalam kalimat positif, kalimat negatif, kalimat bersyarat dan kalimat tidak bersyarat. Joshi {~made} hanya bisa digunakan dalam kalimat positif dan kalimat tidak bersyarat. Joshi {~made} hanya bisa menggantikan joshi {~sae} dalam kalimat positif dan kalimat tidak bersyarat. Joshi {~sae} memiliki tiga makna yaitu menyatakan suatu syarat dari terjadinya suatu peristiwa atau kejadian, menyatakan suatu batasan tertinggi dari suatu keadaan atau peristiwa dan menyatakan suatu batasan terendah dari suatu keadaan atau peristiwa. Sedangkan joshi {~made} jika digunakan dalam kalimat tidak bersyarat memiliki makna yang sama dengan joshi {~sae}, tetapi memiliki nuansa yang berbeda. Joshi {~sae} memiliki ruang lingkup makna yang lebih khusus sedangkan joshi {~made} memiliki ruang lingkup makna yang lebih umum.
Makino, Seiichi., Tsutsui, Michio. 1995. A Dictionary of Intermediate Japanese Grammar. Japan: The Japan Times.
Ohba, Tsugumi & Takeshi Obata. 2009a. Bakuman vol. 1. Tokyo: Sueisha.
Ohba, Tsugumi & Takeshi Obata. 2009c. Bakuman vol. 3. Tokyo: Sueisha.
Ohba, Tsugumi & Takeshi Obata. 2009d. Bakuman vol. 4. Tokyo: Sueisha.
Ohba, Tsugumi & Takeshi Obata. 2009e. Bakuman vol. 5. Tokyo: Sueisha.
Ohba, Tsugumi & Takeshi Obata. 2010a. Bakuman vol. 6. Tokyo: Sueisha.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisa Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Sudjianto. 2000. Gramatika Bahasa Jepang Modern Seri B. Jakarta: Kesaint Blanc.
Verhaar, JWM. 2010. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
116
Discussion and feedback