ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 20.1 Agustus 2017: 200-207

Kohesi dan Koherensi Paragraf pada Teks Berita Tribun News dalam Jaringan (Daring)

Aisah1*, I Wayan Pastika2, I G.N.K. Putrayasa3

[123]Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya - Universitas Udayana 1[email: [email protected]], 2[email: [email protected]], 3[email: [email protected]]

*Corresponding Author

Abstract

This research entitled “cohesion and coherence Tribun’s news text in network”. Cohesion lexical stuffs, cohesion grammatical stuffs, and the connection in Tribun news text May-July editions will be the problems of studied. Basd on that problem of study, this research aim to describe cohesion and grammatical lexical toolsof the news text, also explain the connection of meaning or coherence in Tribun’s news text May-July 2016 editions.

The approach that used in this research is descriptive qualitative, and the data source is text news of Tribun News May-July 2016 edition. This research used random system , so not all the news that published on May-July 2016 will be analyzed. The data that will be analyzed consists of nine news text. The technique that used in collecting data are listenand note. The data analysis in this research used agih method with the base technique for the exact element. Method of presenting the results of the analysis using formal and informal methods.

Based on the research, it was proove some: (1) the use grammatical cohesion including reference, substitution, elipsis, and conjuction; (2) the use lexical cohesion including synonim, antonym, repetition, collocation, and equivalence; (3) the use of coherency or meaning relation including cause and effect, means of result, background conclusion, alllowance result, terms result, and comparations connection. In conclusion, the most cohesiveness that appeared the best is, grammatical reference cohesion, while cause and effect is the meaning connection that dominate in the Tribun’s text news May-July 2016 editions.

Key words: cohesion, coherency, Network

  • 1.    Latar Belakang

kalimat, memiliki kohesi dan koherensi

Tarigan (1987:27) mengemukakan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang paling lengkap, lebih tinggi dari pada klausa dan

yang baik, dan dapat disampaikan secara lisan dan tertulis. Jadi, suatu kalimat atau rangkaian kalimat, misalnya, dapat disebut sebagai wacana

atau bukan bergantung pada keutuhan unsur-unsur makna dan konteks yang melingkupinya.

Suatu wacana dituntut memiliki keutuhan struktur. Keutuhan-keutuhan itu sendiri dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organasasi kewacanaan. Organisasi inilah yang disebut sebagai struktur wacana. Wacana yang utuh adalah wacana yang lengkap, yaitu mengandung aspek-aspek yang terpadu dan menyatu. Aspek-aspek yang dimaksud adalah kohesi dan koherensi. Atas dasar itulah penelitian ini dilakukan, yakni untuk meneliti hubungan makna yang disampaikan pada teks berita Tribun News dalam jaringan dan alat-alat kohesi yang digunakan untuk menghasilkan wacana yang kohesif serta koheren wacana yang disampaikannya. Penelitian ini menggunakan teori kohesi Halliday dan Hassan serta teori koherensi Harimurti Kridalaksana.

Dalam penelitian ini digunakan sumber data berupa teks berita Tribun News dalam jaringan. Waktu pengumpulan data adalah Mei–Juli 2016. Mei–Juli dipilih sebagai waktu

pengumpulan data karena sudah mewakili tahun 2016.

Penelitian ini menggunakan sistem random sampling (acak) sehingga tidak semua berita yang terbit Mei-Juli diteliti. Data yang dilakukan penelitian sejumlah sembilan teks. Data sembilan berita itulah yang diambil sebagai sampel penelitian ini.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dibuat permasalahan dalam penelitian ini. Adapun masalah yang diangkat adalah sebagai berikut.

  • 1)    Alat-alat kohesi leksikal apa sajakah yang digunakan dalam wacana berita Tribun News edisi Mei–Juli 2016?

  • 2)  Alat-alat kohesi gramatikal apa

sajakah yang  digunakan dalam

wacana berita Tribun News edisi

Mei–Juli 2016?

  • 3) Bagaimanakah hubungan makna

atau koherensi dalam wacana berita Tribun News edisi Mei–Juli 2016?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat

diketahui tujuan dalam penelitian ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

  • (1)    Untuk mengetahui alat-alat kohesi leksikal yang digunakan dalam wacana berita Tribun News edisi Mei–Juli 2016.

  • (2)    Untuk mengetahui alat-alat kohesi gramatikal yang digunakan dalam wacana berita Tribun News edisi Mei–Juli 2016.

  • (3)    Untuk mengetahui hubungan makna atau koherensi pada wacana berita Tribun News edisi Mei–Juli 2016.

  • 4.    Metode Penelitian

Berdasarkan       tahapannya,

pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode simak dengan teknik catat. Penganalisisan data menggunakan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung, yaitu cara yang digunakan pada awal kerja analisis dengan membagi satuan lingual data menjadi beberapa bagian atau unsur, dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto 1993:31).

Metode penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode formal dan informal.

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

Pembahasan penelitian ini didasarkan atas unsur-unsur yang dikandungnya, yakni alat-alat kohesi leksikal, alat-alat kohesi gramatikal, dan hubungan makna atau koherensi. Data yang diteliti adalah wacana teks berita Tribun News dalam jaringan (daring) edisi Mei–Juli 2016.

  • 5.1    Kohesi Leksikal

Menurut Sumarlam (2003:35) kohesi leksikal adalah hubungan antarunsur dalam wacana secara semantis. Kohesi leksikal merupakan hal lain yang mendukung keutuhan wacana selain kohesi gramatikal. Alat-alat kohesi leksikal, yakni sinonim, antonim, repetisi, kolokasi, dan ekuivalensi. Berikut ini disajikan contoh penggunaan sinonim dan antonim dalam teks berita Tribun News dalam jaringan (daring).

  • 5.1.1    Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mempunyai makna sama dengan bentuk

yang berbeda. Berikut ini dijelaskan contoh data mengenai sinonim yang ditemukan pada wacana teks berita Tribun News dalam jaringan.

  • (1)    Musyawarah     Luar     Biasa

(Munaslub) Partai Golkar sukses digelar dan mengantarkan saudara Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar tepilih, mengalahkan para calon ketua umum yang lainnya. Dengan terpilihnya          Saudara Setya

Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar, dalam periode tiga ke depan, Partai Golkar akan memiliki nahkoda baru yang akan membawa kapal besar Partai Golkar dalam kancah kehidupan politik nasional. (TBN, Selasa, 17 Mei 2016, 23:34 WIB).

Pada baris kedua dan keenam data

  • (1)    terdapat kata kerja mengantarkan dan membawa. Kedua kata secara makna mengungkapkan hubungan sinonim karena mengacu pada arti yang sama. Jadi, keduanya bermakna pelaku atau subjek membawa atau mengantarkan sesuatu. Makna kata membawa adalah ‘memegang atau mengangkat sesuatu sambil berjalan atau bergerak dari satu tempat ke tempat lain’.     Namun,     makna    kata

mengantarkan adalah ‘menemani atau membawa orang berjalan atau pergi’. Kata membawa dan mengantarkan

sama-sama bermakna ‘memindahkan sesuatu dari satu tempat ke tempat lain’.

5.1.2 Antonim

Antonimi sering disebut sebagai lawan makna, tetapi sebenarnya makna kata dalam penelitian ini tidak sepenuhnya    berlawanan    hanya

kebalikan. Berikut ini dijelaskan data mengenai antonim yang ditemukan pada wacana teks berita Tribun News dalam jaringan.

  • (2)    Pemerintah bersama pengusaha swasta menggelar operasi Pasar secara besar-besaran. Hal itu merupakan solusi jangka pendek yang dilakukan pemerintah untuk menekan harga pangan di tanah air. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menegaskan, pemerintah sudah mempunyai solusi jangka panjang, dengan membentukToko Tani Indonesia (TTI). (TBN, Minggu, 12 Juni 2016, 23:48 WIB).

Pada baris kedua dan kelima data

  • (2)    terdapat kata panjang dan pendek.

Kedua kata tersebut secara makna mengungkapkan hubungan antonim karena mengacu pada makna yang berlawana. Antonim panjang dan pendek termasuk oposisi kutub, yakni oposisi atau pertentangannya tidak mutlak, hanya bergradasi. Makna kata panjang adalah ‘berjarak jauh dari

ujung ke ujung’, sedangkan makna kata pendek adalah ‘dekat jaraknya dari ujung ke ujung’.

  • 5.2 Kohesi Gramatikal

Kohesi gramatikal adalah hubungan kohesif dalam wacana yang dicapai dengan penggunaan elemen dan sistem gramatikal atau hubungan antarunsur. Kohesi gramtikal meliputi referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Berikut ini contoh penggunaan referensi dan substitusi dalam teks berita Tribun News dalam jaringan (daring).

  • 5.2.1    Referensi

Referensi (pengacuan) dibagi menjadi tiga, yakni pengacuan personal, pengacuan demonstratif dan pengacuan komparatif. Berikut ini contoh penggunaan aspek referensi dalam wacana berita Tribun News dalam jaringan.

  • (3)    Komposisi pemain untuk meladeni Portugal, Coleman tak dapat mengandalkan gelandang Arsenal, Aaron Ramsey, dan pemain bertahan, Ben Davies, akibat akumulasi kartu kuning. Dia diperkirakan akan menurunkan pemain Crystal Palace, Jonny Williams, dan menggeser bek kanan, Chris Gunter, ke tengah

demi mengisi posisi Davies. Di kubu Portugal, manajer Fernando Santos juga tak bisa menurunkan William Carvalho. Namun, dia dapat memainkan Andre Gomes dan Joao Moutinho yang baru pulih dari cedera. Adapun Danilo amat mungkin diutus untuk mengisi posisi Carvalho di lini tengah. (TBN, Rabu, 6 Juli 2016, 23:59 WIB).

Pada data (3) kata dia yang terdapat dalam kalimat kedua dan keempat merupakan pengacuan persona tiga tunggal. Referensi personal dia yang terdapat pada data (1) mengacu pada Coleman dan manajer Fernando Santos.

  • 5.2.2 Substitusi

Substitusi (penggantian) adalah proses dan hasil penggantian unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar. Penggantian dilakukan untuk memperoleh unsur pembeda untuk menjelaskan unsur tertentu (Kridalaksana, 1984:100). Berikut ini contoh penggunaan aspek substitusi dalam wacana berita Tribun News dalam jaringan.

  • (4)    Saat tim nasional Wales menghadapi Portugal pada babak semifinal Piala Eropa 2016, Rabu (06/07) malam waktu setempat atau Kamis (07/07) dini hari WIB, jutaan pasang mata akan menyaksikan pertarungan di lini tengah antara Gareth Bale dan

Cristiano Ronaldo. Kedua pemain, yang sama-sama membela klub Spanyol Real Madrid, dianggap sebagai ‘nyawa’ timnas masing-masing. Untuk timnas Wales, Bale telah menyumbangkan tiga gol selama putaran final Piala Eropa 2016 di Prancis, adapun Ronaldo sudah mencetak dua gol bagi Portugal. (TBN, Rabu, 6 Juli 2016, 23:59 WIB).

Pada data (4), frasa kedua pemain pada kalimat kedua merupakan bentuk yang menggantikan unsur lain yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu Gareth Bale dan Cristiano Ronaldo. Pola penggantian ini mengakibatkan kedua kalimat tersebut berkaitan secara kohesif.

5.3 Koherensi

Istilah “koherensi” mengandung makna ‘pertalian’. Dalam konsep kewacanaan, berarti pertalian makna atau isi kalimat (Tarigan, 1987:32). Kridalaksana (1982:69) mengemukakan bahwa hubungan koherensi wacana sebenarnya adalah hubungan semantis. Artinya, hubungan tersebut terjadi antarposisi. Hubungan semantis yang dimaksud, yakni hubungan sebab akibat, sarana hasil, latar simpulan, kelonggaran hasil, syarat hasil, perbandingan, alasan sebab, sarana

tujuan, parafrastis, amplikatif, aditif waktu, aditif nonwaktu, generik spesifik, dan ibarat.

Contoh kekoherenan wacana teks berita Tribun News dalam jaringan edisi Mei-Juli 2016, yakni sebagai berikut.

masalah harga karena terbukti harga daging sapi masih berkisar Rp 115-135 ribu per kg, bahkan sampai saat ini, jauh dari keinginan Presiden Jokowi.  Impor  daging

hanya meupakan  solusi  jangka

pendek, namun  karena  tidak

dirancang     secara     matang,

dampaknya malah menimbulkan bebagai persoalan. Peningkatan produksi sapi dalam negeri, menjadi kunci penyelesaian masalah,      namun      untuk

mencapainya harus melibatkan banyak pihak. Demikian benang merah yang bisa ditarik dalam diskusii bertema Evaluasi Operasi Pasar daging Sapi, Peningkatan Suplai dan Segmentasi Pasar, yang digelar     Bincang     Bincang

Agrisbisnis (BBA) di Jakarta, belum lama ini. Diskusi ini menampilkan nara sumber, Direktur Pengadaan Perum Bulog, Dr Wahyu MM (Direktur Pengadaan Perum Bulog) , Marina Ratna Dwi Kusumajati (Dirut PD Dharma Jaya) , Dr Rochadi Tawaf (Pengamat kebijakan Peternakan) dan Dayu Ariasintawati ( Dirut PT Great      Giant      Livestcok

Indonesia/GGLI ), dan dipandu

Direktur BBA Yeka Fatika. (TBN, Minggu, 31 Juli 2016, 23:24 WIB).

Pada data (5) terdapat dua hubungan sebab akibat dalam satu paragraf yang ditandai penggunaan kata penghubung karena. Hubungan sebab akibat pertama yang menandakan sebabnya adalah “kebijakan operasi pasar (OP) untuk menurunkan harga daging sapi menjadi Rp. 80 ribu /kg bukanlah solusi menyelesaikan masalah harga. Kalimat yang menyatakan akibat adalah terbukti harga daging sapi masih berkisar Rp 115–135 ribu per kg, bahkan sampai saat ini, jauh dari keinginan Presiden Jokowi”. Hubungan sebab akibat kedua yang menandakan sebabnya adalah “Impor daging hanya merupakan solusi jangka pendek, kalimat yang menyatakan akibatnya, yaitu “karena tidak dirancang secara matang, dampaknya malah menimbulkan berbagai persoalan. Peningkatan produksi sapi dalam negeri, menjadi kunci penyelesaian masalah, tetapi untuk mencapainya harus melibatkan banyak pihak. Demikian benang merah yang bisa ditarik dalam diskusi bertema ‘Evaluasi Operasi Pasar Daging Sapi, Peningkatan Suplai dan Segmentasi Pasar’, yang

digelar Bincang Bincang Agrisbisnis (BBA) di Jakarta, belum lama ini. Diskusi ini menampilkan narasumber, yaitu Direktur Dr. Wahyu, M.M. (Direktur Pengadaan Perum Bulog), Marina Ratna Dwi Kusumajati (Dirut PD Dharma Jaya), Dr. Rochadi Tawaf (Pengamat Kebijakan Peternakan), dan Dayu Ariasintawati ( Dirut PT Great Giant Live stcok Indonesia/GGLI), dan dipandu Direktur BBA Yeka Fatika”.

6. Simpulan

Alat-alat kohesi wacana teks berita Tribun News meliputi kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Alat-alat kohesi leksikal yang ditemukan, yakni sinonim, antonim, rapetisi, kolokasi, dan ekuivalensi. Alat-alat kohesi gramatikal yang ditemukan, yakni referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. kemudian, hubungan makna atau koherensi yang ditemukan, yakni hubungan sebab akibat, sarana hasil, latar simpulan, kelonggaran hasil, syarat hasil, dan hubungan perbandingan.

DAFTAR PUSTAKA

Kridalaksana, Harimurti. 1982. Kamus Linguistik.  Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Mulyana.  2005.  Kajian   Wacana.

Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sumarlam.  2003.  Analisis  Wacana:

Teori dan Praktik. Surakarta: Pustaka Cakra.

Tarigan, Henry Guntur. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa

207