ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 16.1 Juli 2016: 130 – 136

Babad Pasek Kayu Selem Analisis Struktur

I Putu Yudhi Santika Putra1*, I Wayan Suardiana2, I Ketut Ngurah Sulibra3 123Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana 1[[email protected]] 2[[email protected]]

3

3[[email protected]]

*

Corresponding Author

Abstract

This study discuses about text of Babad Pasek Kayu Selem because it has its own uniqueness campares with other literatures, that have forma structure and whole narrative. This study has purpose to help building, preserving, and developing traditional literature especially history (babad) in Bali. The theory that used in this study is structural theory by Teeuw that supported by other researches.

In analizing, this study used a method that consists of several steps. They are (1)collecting data, (2)data analysis, (3)result presentation.

This study found that the structure of Babad Pasek Kayu Selem is revealed both in forma structure and narrative structure with covers the language which based on this study used Kawi Bali language. Meanwhile, from the content covers plot that is straight plot, which in this history consist of situation, generating circumstances, climax, and denoument, incident; there is 8 incident, 12 backrounds of place and 7 backrounds of time, theme that is the origin of Bhujangga exsistence in Tampurhyang with variety limitations and prohibition, character which cover 1 main character, 1 secondary character, and 13 complementary character, and massage that is to remind the generation of Pasek Kayu Selem to the forefathers and where they are from.

Keywords: history, structure, and text.

  • 1.    Latar Belakang

Dalam perkembangan karya sastra di Bali, masyarakat tidak segan-segan dan dan tidak bosan-bosannya membaca, menerjemahkan, menghayati, mengkaji, serta menyalin dan menciptakan karya-karya sastra baru. Pada kesempatan ini, penelitian

difokuskan pada salah satu karya sastra tradisional Bali berbentuk babad. Teeuw (1984 : 342-343) menyebutkan bahwa babad, sejarah, dan lain-lain merupakan teks-teks historik dan geneologik yang mengandung unsur-unsur kesusastraan, dengan metode dan pendekataan yang sesuai dengan sifat utamanya. Menurut Suarka (1989 : 6) dalam makalahnya menjelaskan bahwa babad di Bali dibedakan atas dua macam.

Dari keterkaitan serta kekhasan inilah peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian ilmiah terhadap khazanah kesusastraan tradisional khususnya mengenai babad. Ketertarikan ini dilanjutkan dengan penentuan obyek babad yang akan peneliti angkat, dan akhirnya peneliti memutuskan menggunakan obyek kajian yaitu Babad Pasek Kayu Selem (yang selanjutnya disingkat dengan BPK). Naskah Babad Pasek Kayu Selem ini peneliti peroleh di Pusat Dokumentasi Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dimana naskah ini telah dialih aksarakan dan dialih bahasakan oleh penyusun yaitu Putu Budiastra dan Wayan Wardha pada tahun 1989.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai masalah-masalah yang akan dianalisis, maka penulis jabarkan masalah-masalah penelitian ini sesuai dengan latar belakang. Pokok permasalahan dikemukakan sebagai berikut: Bagaimanakah struktur yang membangun Babad Pasek Kayu Selem ?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini untuk mengkomunikasikan secara lebih jauh karya sastra tradisional sebagai warisan nenek moyang. Selain itu, untuk menginformasikan hasil karya sastra Bali tradisional kepada masyarakat sehingga dapat menambah wawasan dan kecintaan masyarakat terhadap karya-karya sastra Bali tradisional khususnya babad. Penelitian ini nantinya diharapkan dipakai sebagai perbandingan dalam penelitian-penelitian selanjutnya, terutama dalam kaitannya dengan karya sastra tradisional.

Tujuan secara khusus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan struktur yang membangun Babad Pasek Kayu Selem.

  • 4.    Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tiga tahapan yakni tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data yang dijabarkan sebagai berikut ini.

Tahap Penyediaan Data

Tahap penyediaan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Dalam penelitian ini digunakan metode simak. Penggunaan metode tersebut didukung pula dengan teknik terjemahan dan teknik pencatatan.

Tahap Analisis Data

Dalam tahapan ini digunakan metode kualitatif dengan menyajikan dalam bentuk deskripsi. Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif analitis.

Tahap Penyajian Hasil Analisis Data

Penyajian hasil penelitian adalah tahap yang terakhir di dalam sebuah penelitian. Setelah data diolah dengan maksimal, maka tahapan dilanjutkan pada penyajian hasil analisis dengan metode informal. Menurut Sudaryanto (1993: 145), metode informal adalah cara penyajian hasil pengolahan data dengan mempergunakan kata-kata atau kalimat sebagai sarana. Pada tahapan ini, didukung pula dengan teknik deduktif dan teknik induktif.

  • 5.    Hasil Dan Pembahasan

Teks Babad Pasek Kayu Selem

Teks Babad Pasek Kayu Selem mengandung beberapa penjelasan atau pemaparan tentang Kawitan Pasek Kayu Selem. Di dalam Babad Pasek Kayu Selem ini, dijelaskan juga bagaimana asal mula terciptanya manusia di daerah Tampurhyang (gunung Batur) serta peran serta Tuhan dan para dewa dalam mencipta manusia untuk mendiami daerah tersebut hingga lahirlah leluhur Pasek Kayu Selem yang awal mulanya sebuah tuwed yang dijelmakan menjadi manusia oleh Mpu Mahameru.

Bentuk Teks Babad Pasek Kayu Selem

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap teks Babad Pasek Kayu Selem, teks ini merupakan teks campuran. Teks Babad Pasek Kayu Selem pada beberapa bagian memiliki ciri yang serupa dengan wacana deskriptif dan pada bagian lainnya serupa dengan ciri wacana hortatori.

Jenis dan Ragam Bahasa.

Dalam Babad Pasek Kayu Selem bahasa yang digunakan adalah bahasa Kawi Bali.

Episode Babad Pasek Kayu Selem

Untuk dapat memudahkan dalam pemahaman terhadap isi dari cerita Babad Pasek Kayu Selem, selanjutnya dipaparkan kerangka cerita Babad Pasek Kayu Selem secara kronologis. Yang pertama ada kisah Bhatara Hyang Pasupati, kisah Bhatara Hyang Ghnijaya, kisah Mpu Mahameru, kisah Dadari Kuning, kisah Mpu Kamareka, dan yang terakhir kisah Mpu Ghnijaya Mahireng.

Analisis Struktur Babad Pasek Kayuselem

Alur/ Plot

Di dalam teks Babad Pasek Kayuselem yang diteliti disini, dapat diketahui alur yang digunakan adalah alur lurus, yakni peristiwa-peristiwa dalam teks Babad Pasek Kayu Selem itu disusun dari awal, tengah, dan akhir.

Insiden

Dalam Babad Pasek Kayu Selem terdapat 8 insiden. Insiden awal Babad Pasek Kayu Selem adalah saat Bhatara Jagat Karana mengutus Hyang bertiga yaitu Mahadewa, Ni Danuh, dan Ghnijaya berstana di Bali. Kemudian insiden kedua dalam Babad Pasek Kayu Selem adalah saat Bhatara Hyang Pramesti Guru mencipta manusia bersama para dewa yang menjelma menyusup menjadi anggota tubuh calon manusia. Insiden ketiga yaitu ketika Bhatara Pramesti Guru memerintahkan para dewata untuk turun ke pulau Bali untuk mengajarkan kepada para manusia yang pada waktu itu tidak tahu tindak

tindik yang harus dilakukan sebagai manusia, hingga kedatangan Bhagawan Wismakarma, Bhatara Indra, serta widyadara dan widyadari. Insiden keempat yang ada dalam Babad Pasek Kayu Selem ketika Mpu Mahameru tiba di Tampurhyang dan menjelmakan tuwed asam menjadi seorang manusia. Insiden kelima pada Babad Pasek Kayu Selem yaitu dimana Kayureka menjadi seorang bhujangga penuntun orang-orang baliaga. Insiden keenam dalam Babad Pasek Kayu Selem adalah ketika Mpu Kamareka bertemu dengan jodoh beliau yang bernama Dedari Kuning, Dedari Kuning ini adalah utusan langsung dari Bhatara Indra. Insiden ketujuh adalah Mpu Kamareka akan kembali ke alam surga, disana diceritakan beliau dikelilingi oleh sanak saudara serta keturunan-keturunan beliau untuk melihat Mpu Kamareka moksa, serta beliau memberi petuah dan nasehat kepada para anak dan keturunannya. Insiden terakhir dalam Babad Pasek Kayu Selem ialah saat Mpu Jayamahireng beserta saudara, anak dan cucu-cucunya membangun kahyangan sesuai dengan petuah sang leluhur.

Tema

Tema utama dalam Babad Pasek Kayu Selem itu sendiri ialah asal-usul keberadaan Bhujangga di daerah Tampurhyang dengan berbagai macam batas dan pantangannya.

Latar

Unsur Tempat

Dalam Babad Pasek Kayu Selem terdapat 12 unsur tempat yaitu, Tampurhyang, Desa Gwa Song, Besakih, Gunung Mahameru, Lempuyang, kaki Gunung Tolangkir, Desa Abang, Desa Kuntul Gading dan Tulukbiyu, Jawadwipa, Balingkang dan Batanar, serta Desa Manukaya, Sekahan, Pludu dan Desa Belong.

Unsur Waktu

Dalam Babad Pasek Kayu Selem terdapat 7 unsur waktu yaitu jaman kumalencong, Wrespati (kemis) Kaliwon, ciwa kuje wuku julung wangi bulan ke dua

hari purnama, hari purnama wuku julung pujut bulan palguna icaka 121, purnamaning kartika (sasih kapat), hari Rebo mahadewa bulan gelap (tilem) sasih kasa, dan unsur waktu yang terakhir adalah tilem kedasa.

Tokoh dan Penokohan

Tokoh Utama

Tokoh utama dalam Babad Pasek Kayu Selem ialah Mpu Mahameru.

Tokoh Sekunder

Tokoh sekunder dalam Babad Pasek Kayu Selem ialah Mpu Kamareka.

Tokoh Komplementer

Total ada 47 tokoh komplementer dalam Babad Pasek Kayu Selem.

Amanat

Pesan-pesan yang terkandung dalam Babad Pasek Kayu Selem. Pesan tersebut mengandung petuah agar kita selalu patuh dan tidak melupakan asal-usul (kawitan) darimana kita berasal.

  • 6.    Simpulan

Berdasarkan pengamatan yang telah dijabarkan, maka sebagai penutup ditarik beberapa simpulan berdasarkan atas masalah yang melatar belakangi penelitian ini, yaitu Babad Pasek Kayu Selem termasuk karya sastra sejarah yang memiliki pola struktur yang mengandung unsur sastra dan sejarah, Struktur dalam Babad Pasek Kayu Selem ini sendiri membahas mengenai Teks Babad Pasek Kayu Selem mengandung beberapa penjelasan atau pemaparan tentang Kawitan Pasek Kayu Selem. Dari tinjauan episode dapat dilihat kerangka kronologis Babad Pasek Kayu Selem tersebut terdiri atas beberapa kisah yang antara lain kisah Bhatara Hyang Paçupati, kisah Bhatara Hyang Ghnijaya, kemudian kisah Mpu Mahameru, kisah Dedari Kuning, kisah Mpu Kamareka, lalu yang terakhir kisah Mpu Ghnijaya Mahireng. Struktur dalam Babad Pasek Kayu Selem membahas mengenai alur/plot, insiden, latar, tema, tokoh dan penokohan, serta amanat.

  • 7.    Daftar Pustaka

Suarka, I Nyoman. 1989. Karya Sastra - Sejarah Bali : Babad. Fakultas Sastra

Universitas Udayana.

_______________. 2007. Kidung Tantri Piśícaraąa. Denpasar : Pustaka Larasan.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra (cetakan ke-2). Jakarta: Puataka Jaya-Giri Mukti Pusaka.

136