Proses Morfologis Penggabungan Gairaigo Dalam Majalah Lips Volume 29
on
ISSN: 2302-920X
Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud
Vol 17.1 Oktober 2016: 27 - 34
Proses Morfologis Penggabungan Gairaigo
Dalam Majalah Lips Volume 29
Cendy Rilenca1*, Renny Anggraeny2, Ni Made Wiriani3 123Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana 1[[email protected]] 2[[email protected]]
3
Corresponding Author
Abstract
The aims of this study is to find out morphological of compound words of gairaigo in Lips Magazine volume 29. This study especially discusses about morphological of compound words of gairaigo and the meaning of compound words of gairaigo in Lips Magazine volume 29. The data were analyzed using qualitative analysis method. First, the data collection was done with the methods “simak”. The one that was already collected analyzed by a method of “descriptive”. Then the results of the analysis served by using the method “informal”. This study used the theory from O’Grady, Dobrovolsky, and Katamba (1996) and Chaer (2009). The conclusion of this study is the morphological of compound words of gairaigo can be devided into three categories. They are nominal compound of gairaigo, verbal compound of gairaigo, and adjectival compound of gairaigo. Meanwhile, base on its meaning to origin words, the compound words of gairaigo can be devided into three categories, which are: the meaning of compound word of gairaigo which suitable to its two origin words, the meaning of compound word of gairaigo which derived from one of its origin word, the meaning of compound word of gairaigo which are not suitable to its two origin words.
Key words : morphology, compounding, gairaigo
Pada masa kini, ketika membaca majalah Jepang khususnya pada majalah wanita, ada banyak sekali kata gairaigo yang digunakan agar terlihat lebih modern (Tomaszewska, 2015:8). Selain itu, ditemukan beberapa gairaigo yang terlihat dalam majalah seperti kata ‘ホットプレート’ ‘hotto pureeto’. Kata tersebut merupakan penggabungan gairaigo dari kata ‘ホット’ ‘hotto’ dan ‘プレート’ ‘ pureeto’ yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu ‘hot plate’.
Menurut Tsujimura (1996:150) penggabungan atau compounding terdiri dari dua
morfem atau lebih. McClure (2000:65) menyatakan beberapa contoh dari penggabungan
gairaigo, contohnya ‘マイカー’ ‘maika-’ ‘mobil pribadi’, ‘ベフテキ’ ‘befuteki’ ‘daging sapi’, ‘ワイシャツ’ ‘wai shatsu’ ‘kaos putih’.
Penggabungan-penggabungan gairaigo tersebut dapat dikaji dari segi morfologi, sehingga menghasilkan kategori baru, yakni kata benda, kata kerja, atau kata sifat. Contohnya, kata ‘ホットプレート’ ‘hotto pureeto’ terdiri atas kata ‘ホット’ ‘hotto’ dan ‘プレート’ ‘pureeto’. Kata ‘ホットプレート’ berasal dari bahasa Inggris, yaitu ‘hot plate’. Dalam bahasa Inggris kata ‘hot’ memiliki kategori kata sifat, sedangkan kata ‘plate’ memiliki kategori kata benda. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh O’Grady, Dobrovolsky, dan Katamba (1996:151-155) kata sifat digabungkan dengan kata benda menghasilkan kata benda. Selain itu, makna yang terkandung di dalamnya juga perlu diteliti lebih lanjut sebagai akibat dari proses morfologis penggabungan dari kata tersebut. Kata ‘ホット’ ‘hotto’ bermakna ‘panas’, sedangkan kata ‘プレート’ ‘pureeto’ bermakna ‘piring’. Makna yang dihasilkan tidak dapat diartikan sebagai ‘piring panas’, melainkan bermakna ‘kompor listrik’. Oleh karena itu, pada penelitian ini dikaji lebih dalam lagi mengenai proses morfologis penggabungan gairaigo dan makna yang muncul akibat dari proses morfologis tersebut.
Sesuai dengan latar belakang yang telah dijabarkan, masalah-masalah yang dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
-
1. Bagaimanakah proses morfologis pada penggabungan gairaigo yang terdapat dalam Majalah Lips volume 29?
-
2. Bagaimanakah makna penggabungan gairaigo yang muncul setelah proses penggabungan yang terdapat dalam Majalah Lips volume 29?
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca dan pembelajar bahasa Jepang dan juga sebagai referensi penelitian mengenai linguistik bahasa Jepang khususnya mengenai proses morfologis dan makna penggabungan gairaigo. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengetahui proses morfologis dan
makna penggabungan gairaigo yang muncul setelah proses penggabungan yang terdapat dalam Majalah Lips Volume 29.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dengan teknik catat. Pada tahap analisis data, metode yang digunakan adalah menggunakan metode deskriptif dan didukung dengan teknik alih bahasa. Menurut Djajasudarma (2006:14) teknik alih bahasa merupakan teknik penganalisisan data yang dilakukan secara induktif, yakni dikaji melalui proses berlangsung dari data ke teori. Metode yang digunakan dalam tahapan penyajian hasil analisis data adalah metode formal dan informal. Metode formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang, sedangkan metode informal yang adalah metode penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa (Mahsun, 2005:116).
Pada Majalah Lips Volume 29 ditemukan 6 data penggabungan gairaigo. Data-data tersebut dianalisis sebagai berikut.
Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa terdapat tiga kategori, yakni sebagai berikut.
-
5.1.1 Penggabungan Gairaigo Berkategori Kata Benda
(1) 私
Watashi
Saya
も 10年前 は
mo jyuunen mae wa
juga 10 tahun yang lalu TOP
サラリーマン
sararii man karyawan
でした。 deshita. KOP BTK LMP
(MLV29, 2014: 177)
’10 tahun yang lalu saya juga adalah seorang karyawan.’
Ditinjau dari segi morfologi, penggabungan ‘サラリーマン’ ‘sararii man’ terdiri atas kata ‘サラリー’ ‘sararii’ dan kata ‘マン’ ‘man’. Penggabungan ‘サラリー マン’ ‘sararii man’ berasal dari bahasa Inggris, yaitu ‘salary man’. Dalam bahasa Inggris, masing-masing kata ‘salary’ dan kata ‘man’ termasuk ke dalam kategori kata benda. Sesuai teori yang dikemukakan oleh O’Grady, Dobrovolsky, dan Katamba (1996:151-155) gabungan kategori kata benda dengan kata benda menghasilkan penggabungan yang memiliki kategori kata benda.
Dalam bahasa Jepang, penggabungan ‘サラリーマン’ ‘sararii man’ tidak mengalami perubahan kategori baik pada kata ‘サラリー’ ‘sararii’ maupun pada kata ‘マン’ ‘man’. Oleh karena itu, penggabungan ‘サラリーマン’ ‘sararii man’ tetap memiliki kategori kata benda.
-
5.1.2 Penggabungan Gairaigo Berkategori Kata Kerja
(2) 公開
untuk umum
待機 taiki penungguan
karya
作 saku
ni pada
Koukai
Terbuka
「ぺタルダンス」
4月20日
が
ある。
petaru dansu
shigatsu hatsuka
ga
aru.
tarian petal
20 April
NOM
ada.
(MLV29, 2014:100)
‘Diantara karya-karya yang akan dipertunjukkan adalah tarian Petal pada tanggal 20 April.’
Secara morfologis, penggabungan ‘ぺタルダンス’ terdiri atas kata ‘‘ぺタル’ ‘petaru’ dan kata ‘ダンス’ ‘dansu’. Penggabungan ‘ぺタルダンス’ ‘petaru dansu’ berasal dari bahasa Inggris yaitu ‘petal dance’. Dalam bahasa Inggris, kata ‘petal’ termasuk ke dalam kategori kata benda, sedangkan kata ‘dance’ termasuk ke dalam kategori kata kerja. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh O’Grady, Dobrovolsky, dan Katamba (1996:151-155) tersebut gabungan kata benda dengan kata kerja menghasilkan penggabungan kata kerja.
Dalam bahasa Jepang, penggabungan ‘ぺタルダンス’ ‘petaru dansu’ tidak
mengalami perubahan kategori. Namun, kata ‘ダンス’ ‘dansu’ baru dianggap kata kerja bila ditambahkan sufiks –suru. Oleh karena itu, kata ‘ダンス’ ‘dansu’ merupakan kata
benda dalam bahasa Jepang. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh O’Grady, Dobrovolsky, dan Katamba (1996:151-155) tersebut gabungan kata benda dengan kata benda menghasilkan penggabungan kata benda.
-
5.1.3 Penggabungan Gairaigo Berkategori Kata Sifat
(3) 大人っぽく Otonappoku Bersifat dewasa
も 可愛らしく
mo kawai rashiku
PAR manis
も 出来る
mo dekiru
PAR dapat
ローズピンク。
roozu pinku.
Merah jambu keungu-unguan.
(MLV29, 2014:84)
‘Merah jambu keungu-unguan yang bisa membuat manis dan juga kelihatan dewasa.’
Secara morfologis, penggabungan ‘ローズピンク’ ‘roozu pinku’ terdiri atas kata ‘ローズ’ ‘roozu’ dan kata ‘ピンク’ ‘pinku’. Penggabungan ‘ローズピンク’ ‘roozu pinku’ berasal dari bahasa Inggris, yaitu ‘rose pink’. Dalam bahasa Inggris, kata ‘rose’ termasuk ke dalam kategori kata benda, sedangkan kata ‘pink’ termasuk ke dalam kategori kata sifat. Sesuai teori yang dikemukakan oleh O’Grady, Dobrovolsky, dan Katamba (1996:151-155) gabungan kata benda dengan kata sifat menghasilkan penggabungan berkategori kata sifat.
Dalam bahasa Jepang, penggabungan ‘ローズピンク’ ‘roozu pinku’ tidak mengalami perubahan kategori. Baik kata ‘ローズ’ ‘roozu’ maupun kata ‘ピンク’ ‘pinku’ masing-masing memiliki kategori kata benda dan kata sifat. Oleh karena itu, penggabungan ‘ローズピンク’ ‘roozu pinku’ tetap memiliki kategori kata sifat.
Penggabungan gairaigo memiliki tiga ketegori makna. Hasil analisis makna penggabungan gairaigo, yaitu sebagai berikut.
-
5.2.1 Makna Penggabungan Gairaigo Yang Sesuai Dengan Dua Kata Asalnya
(4) 撮影
裏話
から
普段
Satsuei
urabanashi
kara
fudan
Pemotretan cerita dibalik perkara
dari
waktu yang biasa
の
ライフスタイル
まで
ロング
トーク!!
no
raifu sutairu
made
rongu
tooku!!
GEN
gaya hidup
sampai
panjang
berbicara
(MLV29, 2014:80)
‘Percakapan yang panjang dari cerita dibalik pemotretan sampai cerita gaya hidup sehari-hari!!’
Penggabungan ‘ライフスタイル’ ‘raifu sutairu’ dihasilkan dari dua kata, yaitu kata ‘ライフ’ ‘raifu’ dan kata ‘スタイル’ ‘sutairu’. Ditinjau dari segi semantis, penggabungan ‘ライフスタイル’ ‘raifu sutairu’ bermakna leksikal ‘gaya hidup’ (Matsuura, 1994:792). Kata ‘ライフ’ ‘raifu’ bermakna leksikal ‘hidup’ (Harahap, 2006:623), sedangkan kata ‘スタイル’ ‘sutairu’ bermakna leksikal ‘gaya’ (Matsuura, 1994:1017). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa makna kata ‘gaya hidup’ sesuai dengan dua kata asalnya.
-
5.2.2 Penggabungan Gairaigo Yang Dihasilkan Dari Satu Kata Asalnya
(5) ライトブラウン
の
眉
マスカラ
を
Raito buraun
no
mayu
mascara
wo
Cokelat muda
GEN
alis mata
maskara
AKU
塗る。
nuru. memoles.
(MLV29, 2014:85)
‘Memoles mascara ke alis mata dengan warna cokelat muda.’
Penggabungan ‘ライトブラウン’ ‘raito buraun’ dihasilkan dari dua kata, yaitu kata ‘ライト’ ‘raito’ dan kata ‘ブラウン’ ‘buraun’. Ditinjau dari segi semantis, penggabungan ‘ライトブラウン’ ‘raito buraun’ bermakna leksikal ‘cokelat muda’ (Harahap, 2006:625). Kata ‘ライト’ ‘raito’ bermakna leksikal ‘terang’ (Harahap, 2006:625), sedangkan kata ‘ブラウン’ ‘buraun’ bermakna leksikal ‘cokelat’ (Harahap, 2006:106).
Penggabungan ‘ライトブラウン’ ‘raito buraun’ mengalami perubahan makna setelah kata ‘ライト’ ‘raito’ dan kata ‘ブラウン’ ‘buraun’ digabungkan menjadi ‘cokelat muda’ bukan bermakna ‘cokelat terang’. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa makna leksikal ‘cokelat muda’ dihasilkan dari satu kata asalnya.
(MLV29, 2014:173)
‘Lokakarya sulam diselenggarakan.’
Penggabungan ‘ワークショップ’ ‘waaku shoppu’ dihasilkan dari dua kata, yaitu kata ‘ワーク’ ‘waaku’ dan kata ‘ショップ’ ‘shoppu’. Ditinjau dari segi semantis, kata ‘ワークショップ’ ‘waaku shoppu’ bermakna leksikal ‘lokakarya’ (Harahap, 2006:860). Kata ‘ワーク’ ‘waaku’ bermakna leksikal ‘kerja’ (Harahap, 2006:860), sedangkan kata ‘ショップ’ ‘shoppu’ bermakna leksikal ‘toko’ (Harahap, 2006:747).
Penggabungan ‘ワークショップ’ ‘waaku shoppu’ mengalami perubahan makna setelah kata ‘ワーク’ ‘waaku’ dan kata ‘ショップ’ ‘shoppu’ digabungkan menjadi ‘lokakarya’ bukan bermakna ‘toko kerja’. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa makna leksikal ‘lokakarya’ tidak sesuai dengan dua kata asalnya.
Adapun hasil analisis proses morfologis dan makna penggabungan gairaigo yang telah dijabarkan adalah proses morfologis penggabungan gairaigo dalam Majalah Lips terdapat tiga kategori pembentukan, yakni penggabungan gairaigo yang berkategori kata benda, penggabungan gairaigo yang berkategori kata kerja, dan penggabungan gairaigo yang berkategori kata sifat. Makna penggabungan gairaigo terdapat tiga kategori, yakni makna penggabungan gairaigo yang sesuai dengan dua kata asalnya, makna penggabungan gairaigo yang dihasilkan dari satu kata asalnya, dan makna penggabungan gairaigo yang tidak sesuai dengan dua kata asalnya.
Chaer, Abdul. 2009. “Pengantar Semantik Bahasa Indonesia.” Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Djajasudarma, T.Fatimah. 2006. Metode Linguistik. Bandung: Refika Aditama.
Harahap, Bachtiar. 2006. Kamus Kata Serapan Bahasa Jepang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Matsuura, Kenji. 1994. Kamus Jepang-Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
McClure, William. 2000. Using Japanese: A Guide To Contemporary Usage.
Melbourne: Cambridge University Press.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
O’Grady, W., Michael Dobrovolsky. and Francis Katamba. 1996. “Contemporary Linguistics, (An Introduction)”. Harlow: Longman.
Tomaszweska, Caroline. 2015. “Lost in Gairaigo” (skripsi). Lund University. Diakses dari website: http://lup.lub.lu.se/luur/download?func=downloadFile
&recordOId=7358930&fileOId=7359075 pada tanggal 22 Agustus 2015.
Tsujimura, Natsuko. 1996. An Introduction to Japanese Linguistics. Oxford: Blackwell Publishers Ltd.
34
Discussion and feedback