ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 18.2 Pebruari 2017: 75-80

Dinamika Partai Keadilan Sejahtera di Denpasar Tahun 1998 -2014

Nurjaya1*, Anak Agung Bagus Wirawan2, Anak Agung Inten Asmariati3 123Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana 1[email: nurjayahistory@gmail.com] 2[email : Bgs.wirawan@yahoo.co.id], 3[email : asmariaty@gmail.com]

*Corresponding Author

Abstract

The changing of movement of Prosperous Justice Party was done considering important factors that come from Indonesia democracy context. Among them is to soften the ideology line in order of short-term interest of raising vote. The trick is to open the party gate for non-Muslims circle and positioned itself firmly on demanded or required issues by the public. Anti-corruption issues and consistency to escort good goverment will able to provide bigger benefit than maintaining the old base ideology and only expect from ideological voters. Nevertheless, the regeneration pattern still runstictly.

Implications or contributions from Prosperous Justice Party presence in Denpasar in the period of 17 years had seemed better in comparison with another Islamic party in Denpasar. In accordance with the development platform that had been designed, Prosperous Justice Party in Denpasar has attempted to build Denpasar based on three field, which are the political field, the economy field, and social cultural field. These three field has one entity in realizing the Prosperous Justice Party vision for civilized, fair, and dignified Indonesia.

Keywords: Dynamics, Dakwah movement, Politic strategy

  • 1.    Latar Belakang

Segera setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri, partai-partai baru bentukan berbagai kelompok/golongan di Indonesia dengan basis massa yang beragam mulai bermunculan, akibat ephoria reformasi. Kejatuhan rezim Orde Baru membawa semangat demokrasi di kalangan masyarakat Indonesia karena pintu kebebasan politik yang terbelenggu selama 32 tahun akhirnya terbuka. Umat Muslim Indonesia pun mengambil peranan besar dalam pembentukan partai politik. Salah satunya aktifis gerakan mahasiswa yang tergabung dalam Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Kejatuhan rezim orde baru adalah berkah bagi mereka.

Berkah tersebut dimanfaatkan oleh aktifis gerakan mahasiswa yang tergabung dalam LDK di Denpasar. Kader-kader terbaik organisasi kemahasiswaan ekstra kampus yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Ikut ambil bagian, mereka tidak menyia-nyiakan momentum itu.

Momentum itu mendorong dideklarasikannya Partai Keadilan (PK) sebagai partai politik di gedung kewanitaan Jalan Jendral Sudirman Denpasar pada tanggal 22 September 1998, sekitar satu bulan setelah dideklarasikannya PK di Masjid Al-Azhar Jakarta pada tanggal 9 Agustus 1998. Selain PK ada banyak parpol Islam yang dideklarasaikan pada waktu yang hampir bersamaan, antara lain, Partai Kebangkitan bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB) dan partai Islam lainya.

Pasca PK dideklarasikan, respon masyarakat muslim pada khususnya kurang begitu positif karena saat itu gerakan keislaman di Indonesia terlihat beragam. Masyarakat muslim Denpasar dan masyarakat Bali pada umumnya masih terbawa euphoria pada masa orde baru terutama pemisahan antara politik dan agama. Tidak sedikit cibiran dari masyarakat muslim yang menyatakan bahwa “agama kok dijadikan kendaraan politik”, justru PKS berpandangan sebaliknya menjadikan politik sebagai kendaraan agama untuk berdakwah.

Sebagai upaya menciptakan kadernya yang produktif dan proaktif guna memuluskan strateginya melakukan politik pencitraan untuk mensosialisakan PKS kepada masyarakat Denpasar. PKS memiliki perangkat pembinaan aktifasi kader yang disebut tarbiyah. PKS adalah partai politik yang berasaskan Islam PKS bukan partai politik yang tertutup, melainkan partai politik yang terbuka.Terbuka untuk bekerjasama dengan siapa saja, terbuka untuk menjalin komunikasi dengan siapa saja, dan bahkan PK terbuka untuk masyarakat non muslim yang ingin bergabung menjadi kader PK.Sampai tahun2014sudah ada sekitar 3000 kader termasuk kader yang beragama non Islam.

Banyaknya massa tersebut di atas berdampak pada perkembangan PKS pada Pemilu legislatif di Kota Denpasar. Pada pemilu 2004 dan 2009 PKS mempunyai dua wakilnya di DPRD Kota Denpasar. Kemudian untukterus meyakinkan kepercayaan kepada konstituennya, kader PKS yang lolos ke parlemen terus berusaha menjadi wakil-

wakil yang amanah dengan cara memberikan kontribusi pada masyarakat.Baik dari sisi advokasi pembelaan atau advokasi anggaran ataupun manfaat-manfaat lain sehingga hal itu dapat dirasakan oleh masyarakat Denpasar. Akibatnya hampir tiga periode pemilu berturut-turutPKS diberi kepercayaan, bahkan pada pemilu 2014 kader PKS yang lolos ke DPRD Kota Denpasar bertambah menjadi tiga wakil.

  • 2.    PokokPermasalahan

  • a.    Bagaimana dinamika Partai Keadilan Sejahtera di Denpasar?

  • b.    Bagaimana strategi politik Partai Keadilan Sejahtera di Denpasar?

  • c.    Apa implikasi dinamika Partai Keadilan Sejahtera dalam masyarakat Denpasar?

  • 3.    Tujuan Penelitian

  • a.    Memahami proses perkembangan Partai Keadilan Sejahtera di Denpasar.

  • b.    Memahami Strategi politik Partai Keadilan Sejahtera di Denpasar.

  • c.    Memahami model-model implikasi dari dinamika politik Partai Keadilan Sejahtera dalam Masyarakat Denpasar.

  • 4.    Metode Penelitian

Metodologi yang igunakan adalah metodologi sejarah mentalitas. Almarhum Kuntowijoyo seorangsejarawan mengatakan, bahwa sama dengan sejarah kuantitatif, sejarah mentalitas masih merupakan sebuah kemungkinan, tapi sebuah kemungkinan yang tidak jauh dari jangkauan, maksudnya tidak jauh dari jangkauan adalah : pertama sejarah mentalitas dekat dengan tingkat kesadaran masyarakat, kedua sumber sejarah mentalitas tersedia dengan mudah (Koran, Informan, sejarah Lisan),karena topik yang diangkat bersifat kontamporer.

Dari sejumlah model penulisan sejarah mentalitas, studi ini mengacu pada Vovelle. Dia mengatakan bahwa sejarah mentalitas adalah studi mengenai ketidaksadaran kolektif. Model ini dapat dipakai untuk memahami aktifitas kader PKS melakukan Dakwah dan gerakan sosial di sentral-sentral umat Islam. Warga masyarakat yang menjadi sasaran dari aktivitas dan dakwah tersebut tidak menyadari didalamnya terkandung muatan politik pencitraan dan penggalangan masa secara berjamaah.Atas

dasar jangkauan bidang garapan tersebut maka metodologi dan tema sejarah mentalitas dianggap paling tepat meskipun bidang garapan penelitianya mengenai partai politik Islam karena yang digarap dalam penelitian ini mengenai dinamika PKS di koata Denpasar.

  • 5.    Hasil Pembahasan

Kegagalan PK pada Pemilu 1999 ditingkat pusat dan daerah termasuk Denpasar, tidak membuat partai ini putus asa. Belajar dari dimensi sejarah masa lalu adalah pembelajaran, masa sekarang adalah kerja keras, dan masa yang akan datang adalah harapan emas, PK di Denpasar terus bekerja keras melalui perangkat pembinaan aktifasi kader yaitu tarbiyah. Dengan melakukan rekruitmen kader dan mencari simpatisan masyarakat Denpasar khususnya masyarakat muslim. Perubahan nama PK menjadi PKS merupakan semangat baru bagi seluruh kader dan simpatisan PKS, untuk melakukan perubahan dan gerakan dakwah. Atas usaha ini terbukti pada Pemilu 2004, 2009, dan 2014 citra partai ini terus meningkat dan selalu mendapat kursi di DPRD kota Denpasar. PKS Kota Denpasar merupakan partai dengan ideologi agama Islam yang berani melakukan modifikasi gerakan politiknya. Konsekuensinya sangat besar bagi perubahan pola organisasi, strategi dan jenis partainya. Semangat modifikasi gerakan politik tersebut menjadi salah satu pembuktian paling baik dalam melihat akselerasi perolehan suara PKS dalam ruang politik yang terjadi di Kota Denpasar.

Perubahan gerakan PKS dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor penting yang datang dari konteks demokrasi Indonesia. Diantaranya adalah memperlunak garis ideologi dalam rangka kepentingan jangka pendek pendulangan suara. Caranya dengan memposisikan diri secara tegas pada isu-isu yang diminati atau dituntut oleh publik. Isu-isu anti korupsi dan konsistensi dalam mengawal pemerintahan yang baik mampu memberikan keuntungan yang lebih besar daripada memelihara basis ideologi lama dan hanya berharap dari pemilih ideologis saja.

Sekalipun demikian, pola kaderisasi tetap dijalankan dengan ketat. Semenjak Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) di Bali pada tahun 2008. Partai ini lebih terlihat pragmatis, demi menaikan citranya untuk menyasar konstituen yang non muslim dan merebut dukungan dari kaum non muslim, dalam Mukernas tersebut PKS

mengankat tema tentang pluralitas. Secara tegas menyatakan PKS adalah partai yang terbuka bagi semua kalangan. Cita-cita yang diperjuangkan diawal pembentukan partai ini dengan menggunakan Al-Islam sebagai ideologi perjuanganya dengan demikian hanya menjadi catatan buram dalam kertas sejarah partai ini.

  • 6.    Simpulan

Implikasi atau kontribusi dari kehadiran PKS di Denpasar dalam kurun waktu 17 tahun sudah nampak lebih baik jika di bandingkan dengan partai Islam yang ada di Denpasar. Sesuai dengan plat form Pembangunan yang telah dirancang, PKS di Denpasar telah berusaha membangun Denpasar berdasarkan tiga bidang, yaitu bidang politik, bidang Ekonomi, dan bidang Sosial Budaya. Ketiga bidang ini memiliki satu kesatuan dalam mewujudkan visi PKS untuk Indonesia yang madani, adil, dan bermartabat.

DaftarPustaka

  • -    Dokumen

“Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Keadilan Sejatera Tahun 20152020”

“Rekapitulasi hasil perolehan suara pemilu tahun 2004, 2009, dan 2014 Komisi Pemilihan Umum Daerah Denpasar.”

“Rekapitulasi hasil perolehan suara pilkada Denpasar 2005 dan 2010 Komisi Pemilihan Umum Daerah Denpasar.”

  • -    Buku

Budiardjo Miriam, 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah, Edisi Kedua. 2003. Yogyakarta: TiaraWacana.

Muhtadi Burhanudin, 2012. Dilema PKS, Suaradan Syariah, Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia.

  • -    Majalah dan Surat Kabar

Anon, “PK SudahHadir di Bali”.Dalam Koran Harian Bali Post, Rabu, 23 September 1998.

Sidemen, Ida Bagus, “Lima masalah pokok dalam teori sejarah”, dalam Majalah Widya Pustaka, tahun VIII. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana, Januari 1991.

  • -    Skripsi, Thesis, Makalah

Nurjaya, 2014.“DinamikaPartaiKeadilan Sejahtera di Denpasar Tahun 1998-2014”,Skripsi yang belum diterbitkan. Denpasar : Prodi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana.

Thomas Philip, 2012.“Analisa Program, Strategi, Pencitraan dan Performa Elektoral Partai  Keadilan”,Skripsi  yang belum diterbitkan. Malang :Universitas

Muhamadiyah Malang.

Toto Sujatmiko, 2005.“Pemilu Multi Partai di Bali Tahun 1999 dan 2004”, Skripsi yang belum dipublikasikan. Denpasar : Prodi IlmuSejarah, Universitas Udayana.

80