Prosedur Penerjemahan dan Pergeseran Makna Lirik Lagu Soundtrack Anime Bahasa Jepang ke dalam Bahasa Indonesia
on
ISSN: 2302-920X
Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud
Vol 18.2 Pebruari 2017: 39-46
Prosedur Penerjemahan dan Pergeseran Makna Lirik Lagu Soundtrack Anime Bahasa Jepang ke dalam Bahasa Indonesia
Ni Kadek Ayu Dwi Paramaswari1* , I Gede Oeinada2, Ni Made Wiriani3 [123]Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana 1[yunaelf2@gmail.com] 2[gede.oeinada@gmail.com] 3[nimadew@yahoo.com] *Corresponding Author
Abstrak
Penelitian ini berjudul “Prosedur Penerjemahan dan Pergeseran Makna Lirik Lagu Soundtrack Anime Bahasa Jepang ke Dalam Bahasa Indonesia” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur serta pergeseran makna yang terjadi pada penerjemahan lirik lagu tersebut. Teori yang digunakan adalah teori prosedur penerjemahan yang dikemukakan oleh Vinay and Darbelnet (1995) dan teori pergeseran makna dari Bell (1993). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari tujuh prosedur penerjemahan berdasarkan teori yang dikemukakan Vinay dan Darbelnet ditemukan lima prosedur yang digunakan, dan prosedur harfiah (literal translation) merupakan prosedur yang paling banyak digunakan dalam penerjemahan lirik lagu soundtrack bahasa Jepang ke bahasa Indonesia. Prosedur penerjemahan yang diterapkan lebih berorientasi pada BSu. Sementara, pergeseran makna yang paling banyak terjadi pada penerjemahan tersebut ditemukan pada terjemahan lirik lagu Doraemon.
Kata kunci: lirik lagu, prosedur penerjemahan, pergeseran makna
Pada era yang semakin modern ini, banyak lagu-lagu populer dari mancanegara yang memiliki banyak penggemar, sehingga lirik lagu tersebut sering dibuat dengan versi bahasa yang berbeda-beda agar pendengar lebih mudah menghafal, mengingat, dan mengerti isi dari lagu tersebut. Penerjemahan dilakukan untuk memudahkan orangorang dalam memahami akan isi pesan yang ingin disampaikan oleh seorang penerjemah kepada pembacanya. Dalam melakukan proses penerjemahan, biasanya seorang penerjemah akan memilih salah satu komponen kata yang cocok untuk diterjemahkan dari BSu ke dalam BSa. Namun, terkadang juga penerjemah tidak menerjemahkan kata pada sebuah kalimat yang dirasa mengganjal atau terlihat tidak mulus.
Penerjemahan menurut Nida dan Taber (1974:12) “Translating consists of reproducing in the receptor language the closes natural equivalence of the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style”. Yang artinya adalah, “Terjemahan adalah menghasilkan padanan yang natural yang paling dekat dengan bahasa sumber ke dalam bahasa penerima, pertama dari segi makna dan kedua dari segi gaya”. Kali ini lirik lagu soundtrack animasi yang digunakan sebagai analisis data, yang berjudul “Doraemon no Uta”, “Bokutachi Chikyuujin”, “Himawari no Yakusoku”, “Yume Ippai”, “Odoru Ponpokorin”, dan “Hamtaro”, karena dalam menerjemahkan lirik lagu biasanya terdapat kata-kata yang dihilangkan atau arti sebenarnya diubah demi menyesuaikan dengan nada aslinya untuk membuat tidak menimbulkannya kejanggalan pada saat lagu tersebut dinyanyikan kembali. Serta untuk mengetahui cara yang digunakan oleh seorang penerjemah dalam melakukan proses penerjemahan.
Berdasarkan latar belakang yang ada, dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
-
1. Bagaimana penerapan prosedur penerjemahan yang digunakan pada lirik lagu soundtrack anime bahasa Jepang dengan terjemahannya?
-
2. Bagaimana pergeseran makna pada lirik lagu soundtrack anime bahasa Jepang dengan terjemahannya?
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan ketertarikan pada pembelajar atau masyarakat akan penerjemahan, utamanya dalam penerjemahan yang berupa lirik lagu, serta dapat memberikan wawasan atau inspirasi mengenai penerapan prosedur penerjemahan dan pergeseran makna yang ada pada lirik lagu soundtrack anime.
Metode dan Teknik pengumpulan data adalah metode simak dan teknik catat, untuk tahap penganalisisan data digunakan metode padan translational dan teknik glossing. Kemudian, untuk menyajikan hasil analisis data digunakan metode formal dan informal (Sudaryanto, 1993:145). Teori yang digunakan adalah prosedur penerjemahan dari Vinay and Darbelnet (1995) dan teori pergeseran makna dari Bell (1993). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, berupa lirik lagu soundtrack anime dari Doraemon, lagu dari Chibi Maruko Chan, serta lagu dari Hamtaro versi bahasa Jepangnya dengan hasil terjemahan yang berbahasa Indonesia.
Penerjemahan dari Vinay and Darbelnet (1995:31) digunakan dalam penganalisisan data. Vinay and Darbelnet, mengemukakan 7 macam prosedur penerjemahan antara lain, Peminjaman (Borrowing), Calque, Penerjemahan Harfiah (Literal Translation), Transposisi (Transposition), Kesepadanan (Equivalence), Modulasi (Modulation), Adaptasi (Adaptation). Namun, pada data yang dianalisis hanya 6 prosedur yang didapat.
Prosedur Penerjemahan Peminjaman (Borrowing) merupakan prosedur yang paling sederhana, karena penerjemahan ini hanya menuliskan kembali istilah dalam BSu ke dalam BSa tanpa melakukan perubahan apapun pada hasil terjemahan.
-
(1) TSu : ドラえもん
Doraemon
Doraemon
TSa : “Doraemon”
(Doraemon no Uta, baris ke-8)
Pada data (1), kata ドラえもん ‘doraemon’ pada hasil terjemahannya dituliskan menjadi ‘doraemon’ dalam TSa. Kata doraemon pada TSu yang berasal dari bahasa Jepang kemudian tidak diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai TSa, karena kata doraemon merupakan nama dari karakter anime Jepang yang ada pada lirik lagu tersebut, sehingga hal tersebut tidak dapat diterjemahkan ke dalam BSa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai hasil terjemahan.
Prosedur Penerjemahan Harfiah (Literal Translation) merupakan penerjemahan kata demi kata yang ada dalam bahasa sumber dan disesuaikan hasil terjemahannya dengan kaidah bahasa sasaran.
(2)
TSu : みんな みんな
Minna minna
Semua semua
みんな minna semua
TSa : “semua semua semua dapat dikabulkan”
かなえてくれる kanaetekureru dapat dikabulkan
(Doraemon no Uta, baris ke-3)
Kata minna minna minna dalam bahasa Jepang yang sebagai BSu diterjemahkan setiap katanya menjadi “semua semua semua” pada TSa, kemudian kata ‘kanaetekureru’ dalam BSu juga telah sesuai diterjemahkan ke dalam TSa yaitu, ‘dapat dikabulkan’ arti dari kata yang berbahasa Jepang tersebut telah sesuai diterjemahkan dengan arti yang sebenarnya ke dalam bahasa Indonesia, hasil terjemahannya telah diterjemahkan satu per satu pada setiap katanya, dan hasil dari terjemahan tersebut letak masing-masing katanya sudah disesuaikan dengan kaidah BSa.
Prosedur Penerjemahan Calque hampir sama dengan penerjemahan Borrowing, namun telah terjadi proses penerjemahan pada prosedur calque. bentuk ungkapan lain dari bahasa meminjam (borrowing), kemudian masing-masing unsurnya diterjemahkan secara harfiah.
-
(3) TSu : タケ コプター
Take koputaa
Bambu Baling-baling
TSa : “Baling-baling bambu”
(Doraemon no Uta, baris ke-6)
Pada data (3), bentuknya hampir sama dengan borrowing, namun telah terjadi proses penerjemahan pada prosedur calque. Pada kata koputaa yang diambil dari kata bahasa Inggris yaitu Helicopter, namun pada bahasa Jepangnya hanya kata koputaa saja yang diambil dan diterjemahkan secara harfiah menjadi ‘baling-baling’. Dalam hal ini, bentuk ungkapan lain dari bahasa meminjam (borrowing), yang kemudian unsurnya diterjemahkan secara harfiah.
Prosedur Penerjemahan Transposisi (Transposition) merupakan prosedur yang melibatkan penurunan satu kelas kata dengan yang lainnya dengan tanpa mengubah makna pesan yang terdapat pada hasil terjemahan. Transposisi dapat dilakukan pada
tataran kata, frasa, atau beberapa lirik lagu.
(4) TSu : おどり
Odori Tarian
kalimat.
を
wo Ak
Berikut merupakan data-data yang diperoleh dari
odotteiruyo menari
TSa : “menari dengan penuh gembira”
(Odoru Ponpokorin, baris ke-2)
Pada data (4), terdapat kata ‘Odori’ yang diterjemahkan ke dalam TSu menjadi bentuk kata sifat (adjektiva) menjadi ‘penuh gembira’. Kata ‘Odori’ yang termasuk dalam kata benda (nomina) dan memiliki arti ‘tarian’ dalam Bahasa Indonesia, namun pada hasil terjemahan dari TSu ke dalam TSa kedua kata tersebut memiliki kelas kata yang berbeda pada hasil terjemahan. Kata benda yang diterjemahkan ke dalam kata sifat pada hasil terjemahannya.
Prosedur Penerjemahan Modulasi (Modulation) merupakan suatu proses pergeseran penekanan atau sudut pandang makna. Kalimat aktif yang memfokuskan kepada subjek dapat diubah menjadi pasif yang menekankan unsur berlangsungnya sebuah kegiatan. Makna negatif juga dapat diubah menjadi makna positif.
(5) TSu :
それぞれ |
歩いていく |
その |
先 |
で |
Sorezore |
aruiteiku |
sono |
saki |
de |
Masing-masing |
berjalan |
itu |
ujung |
di |
また |
出会える |
と |
信じて | |
mata |
Deaeru |
to |
shinjite | |
selanjutnya, |
menemui |
K-Smbg |
mempercayai | |
lagipula |
bertemu |
berjumpa
TSa : “kupercaya menemuimu lagi”
langkah-langkah ini
akan membawaku tak dapat
(Himawari no Yakusoku, baris ke-22)
Pada data (5), terdapat kata歩いていく ‘aruiteiku’ yang dalam bahasa Jepang
jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti ‘berjalan’, kata ‘aruiteiku’
berasal dari kata ‘aruku’ dalam bahasa Jepang dan jika diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi ‘berjalan’, sedangkan pada TSa kata ‘aruiteiku’ diterjemahkan menjadi ‘langkah-langkah’ yang mana jika dalam bahasa Jepang dapat diartikan dengan ‘hohaba’ atau yang lainnya. Penerjemahan kata tersebut, menyebabkan terjadinya pergeseran sudut pandang makna yang ada pada BSu ke dalam hasil terjemahannya BSa. 5.1.6 Prosedur Penerjemahan Kesepadanan (Equivalence)
Prosedur penerjemahan kesepadanan (equivalence) bahwa situasi yang sama dapat disebabkan oleh kedua teks dengan menggunakan metode gaya dan struktural yang sama sekali berbeda.
(6) TSu : とっとこ
Tottoko
Tuk ku tuk
はしるよ hashiruyo berlari
ハム太郎
Hamutarou Hamtaro
TSa : “Tuk ku tuk Hamtaro berlari”
(Hamutarou, baris ke-1)
Pada data (6), kata とっとこ ‘tottoko’ diterjemahkan menjadi “tuk ku tuk” dalam bahasa Indonesia, kata onomatope ‘tottoko’ dalam bahasa Jepang yang mengartikan bahwa, seekor hamster kecil yang berjalan dengan menghasilkan suara dari kaki-kaki kecilnya. Sehingga dalam penerjemahan ke dalam bahasa Indonesia situasi yang sama juga diterjemahkan, namun dalam gaya dan struktur bahasa yang berbeda. Kata ‘tottoko’ diubah struktur bahasanya menjadi ‘tuk ku tuk’ dalam hasil terjemahan bahasa Indonesia, sehingga kata tersebut menghasilkan kesepadanan kata antara situasi yang ditimbulkan pada TSu dengan hasil terjemahannya.
Lirik lagu yang liriknya mengalami pergeseran makna yang disebabkan oleh seorang penerjemah demi membuat suatu hasil terjemahannya terdengar lebih mulus dan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca dan pendengarnya. Namun, hal tersebut dapat mengurangi informasi yang terdapat pada TSu ke TSa. Data yang telah diperoleh pada lirik lagu yang mengalami pergeseran makna sebanyak 43 data.
Terdapat 12 data lirik lagu yang mengalami pergeseran makna, yakni pada lirik lagu Chibi Maruko Chan yang berjudul ちびまる子ちゃん ゆめいっぱい‘chibi maruko chan’ dan おどるポンポコリン ‘odoru ponpokorin’ karya, B. B Queens.
Pada lirik lagu Hamtaro terdapat 4 data yang mengalami pergeseran makna, pada terjemahan lirik lagu dari anime Jepang ハムたろう’Hamutarou’ Hamtaro karya Ritsuko Kawai.
Terdapat 24 data yang mengalami pergeseran makna pada lirik lagu Doraemon, anime Jepang yang sangat terkenal hingga sekarang masih ditayangkan di sebuah televisi swasta di Indonesia dan telah dibuatkan film yang telah ditayangkan di beberapa Negara. Soundtrack dari filmnya pun juga terkenal dan sudah terdapat versi Bahasa Indonesianya. Berikut judul lirik lagu tersebut ドラえもんのうた ‘doraemon no uta’ sebagai lagu pembuka (opening) dan ぼくたちは地球人 ‘bokutachi wa chikyuujin’ sebagai lagu penutup (ending) karya Kumiko Osugi ヒマワリの約束 ‘himawari no yakusoku’ karya Motohiro Hata.
Berdasarkan hasil analisis pada bab pembahasan sebelumnya, keenam prosedur tersebut diperoleh jumlah data pada masing-masing prosedurnya, yakni tiga data menggunakan prosedur peminjaman (borrowing), satu data menggunakan prosedur kalke (calque), tiga puluh data menggunakan prosedur penerjemahan harfiah (literal translation), enam data menggunakan prosedur transposisi (transposition), lima data menggunakan prosedur kesepadanan (equivalence), dan empat belas data menggunakan prosedur modulasi (modulation). Total dari keseluruhan jumlah data yang diperoleh sebanyak lima puluh empat buah data untuk analisis prosedur penerjemahan pada lirik lagu anime Jepang ke dalam bahasa Indonesia.
Lirik lagu yang mengalami pergeseran makna memperoleh data sebanyak empat puluh tiga buah data, terdapat beberapa data yang mengalami pergeseran makna. Data dari lirik lagu Chibi Maruko Chan terdapat dua belas data yang mengalami pergeseran makna, kemudian data dari lirik lagu Doraemon terdapat dua puluh tujuh data, dan data dari lirik lagu Hamtaro terdapat empat data.
Bell, Roger T. 1993. Translation and Translating: Theory and Practice. New York: Longman
Eugene, Nida and Charles, Taber. 1969. The Theory and Practice of Translation. Netherlands. E.J. Brill, Leiden
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik). Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Vinay, Jean Paul and Darbelnet, Jean. 1995. Comparative Stylistics of French and English A Methodology of Translation. Amsterdam · The Netherlands: John Benjamins Publishing Company.
46
Discussion and feedback