CITRA WANITA MODERN DALAM CERPEN UFO GA KUSHIRO NI ORIRU, KAMI NO KODOMOTACHI WA MINA ODORU, THAILAND, DAN HACHI MITSU PAI KARYA HARUKI MURAKAMI
on
ISSN: 2302-920X
E-Jurnal Humanis, Fakultas Sastra dan Budaya Unud
Vol 15.3 Juni 2016: 137-143
CITRA WANITA MODERN DALAM CERPEN UFO GA KUSHIRO NI ORIRU, KAMI NO KODOMOTACHI WA MINA ODORU, THAILAND, DAN HACHI MITSU PAI KARYA HARUKI MURAKAMI
Ni Luh Putu Arsi Widiasih
email: arsigyu@gmail.com
Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana
Abstract
Woman image always changes with the time. This changes happen because of the time and the community itself. Image of traditional woman and image of modern woman are different because of some issue. Traditional woman always stays at home and take care of her family, while modern woman do an outdoor activity more, and goes to work. To describe about woman image deeply we need to look after the inner and outer of a woman itself.
The method that used in this study is dialectic method analysis data. The theory that used in this study is feminist critics by Djajanegara, theory of woman image by Sugihastuti, and theory of self image by Burn.
This research result, show some image of modern woman that reflect on the short stories, that image is depend on mentally and physical aspect of the woman figure. The physical image are (1) Japanese woman are wear modern clothes for everyday needed, (2) always take care of their appearance, (3) use a modern hair cut, (4) wear a modern accessories and (5) wear a modern make up style. The mentally image are (1) modern woman is confident, (2) modern woman is brave to show their opinion, (3) modern woman give priority to career, (4) modern woman brave to take a decision, and (5) modern image is well educated. All of those images are made by current condition in the community. Those social conditions are (1) industry and labor, (2) economy prosperity, (3) the change of value, and (4) the government regulation.
Keywords: modern woman, feminist literature, self image
Tiap-tiap individu memiliki suatu citra tertentu yang didapatkan melalui suatu pengalaman. Pengalaman ini dapat diperoleh, baik secara langsung atau dengan cara tatap muka maupun secara tidak langsung, misalnya melalui bacaan, film, atau cara visual lainnya. Citra memiliki arti gambar, angan-angan, atau pikiran. Jadi, citra adalah suatu gambaran yang muncul dalam pikiran seseorang atau sekelompok orang yang disebabkan oleh perilaku ataupun keadaan tertentu. Citra artinya wujud ataupun
gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi atau kesan mental mengenai pribadi tersebut, yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frasa, atau kalimat (Pradopo, 1997:12).
Citra wanita merupakan wujud gambaran mental dan tingkah laku keseharian yang diekspresikan oleh wanita dalam berbagai aspek, yaitu aspek fisis dan psikis sebagai citra diri wanita. Unsur-unsur yang lazim untuk membentuk dan membangun citra diri seorang wanita, antara lain pendidikan, pekerjaan, kepribadian, kehidupan keluarga, kehidupan sosial, lingkungan, dan gaya hidup. Terdapat pula citra sosial berupa aspek keluarga dan masyarakat. Citra wanita dalam aspek sosial dibagi lagi menjadi dua peran yaitu peran, wanita dalam keluarga dan peran wanita dalam masyarakat (Sugihastuti, 2000:7).
Di Jepang citra wanita yang sering muncul dalam masyarakat adalah seorang wanita hanya bekerja dalam bidang domestik, yaitu bekerja di dapur, mengurus rumah tangga, mengurus suami, dan mengurus anak-anaknya. Citra wanita tradisional ini mulai mengalami perubahan pascaperang dunia II. Hal ini terjadi karena adanya perubahan pada peranan wanita dalam keluarga. Perubahan ini menyebabkan pula perubahan citra wanita yang terdapat dalam masyarakat Jepang pada zaman modern ini. Penyebab perubahan citra wanita Jepang dapat dilihat dari beberapa segi kehidupan, yaitu pengaruh dari segi pemerintahan, kesehatan atau biomedis, industri, dan perubahan dari segi aturan dasar ekonomi yang diberlakukan di rumah tangga yang ada di Jepang (Iwao, 1993:24).
Dengan adanya berbagai hal yang telah memengaruhi berubahnya citra wanita di Jepang maka hal ini menarik untuk diteliti. Salah satu cara untuk mengetahui citra tersebut adalah melalui karya sastra. Salah satu karya sastra yang menggambarkan citra wanita Jepang adalah kumpulan cerpen Kami No Kodomotachi Wa Minna Odoru karya Haruki Murakami. Dalam kumpulan cerpen ini terdapat enam judul cerpen, yaitu UFO Ga Kushiro Ni Oriru, Airon No Aru Fuukei, Kami No Kodomotachi Wa Mina Odoru, Thailand, Kaerukun Tokyo wo Sukuu, dan Hachi Mitsu Pai. Tiap-tiap cerpen tersebut menceritakan hal yang berbeda dan tidak saling berhubungan satu sama lain. Kumpulan cerpen ini berlatar tahun 1995, yaitu pascagempa Kobe. Tahun 1995 merupakan era Showa, yang merupakan era baru dan modern dengan begitu banyak perubahan di
masyarakat, yaitu perubahan dari hal tradisional ke hal modern, termasuk perubahan citra wanita Jepang.
Dari keenam judul cerpen yang ada di dalam kumpulan cerpen Kami No Kodomotachi Wa Mina Odoru, terdapat empat cerpen yang menonjolkan sisi wanita dengan pencitraannya masing-masing, yaitu UFO Ga Kushiro Ni Oriru, Kami No Kodomotachi Wa Mina Odoru, Thailand, dan Hachi Mitsu Pai. Tokoh wanita yang muncul dalam tiap-tiap cerpen tersebut menggambarkan citra yang berbeda satu sama lain. Misalnya, pada cerpen Hachi Mitsu Pai dan Kami No Kodomotachi Wa Mina Odoru terdapat citra seorang single mother, pada cerpen Thailand dan UFO Ga Kushiro Ni Oriru ditunjukkan citra wanita pekerja dan masih dimungkinkan untuk muncul citra yang lainnya. Haruki Murakami menampilkan sosok wanita Jepang yang memiliki citra dan karakter modern yang ditampilkan dalam kumpulan cerpen tersebut.
Adapun pemilihan citra wanita modern sebagai permasalahan dalam penelitian ini karena dua alasan. Pertama, seperti dipaparkan di atas bahwa telah terjadi perubahan dalam citra seorang wanita di Jepang, yaitu perubahan dari wanita tradisional menjadi wanita modern. Wanita yang dulunya hanya mengerjakan hal-hal domestik kini mampu mandiri dan menentukan jalan hidupnya. Citra wanita modern menjadi menarik untuk diteliti karena melalui penelitian ini diharapkan dapat digambarkan citra wanita modern yang ada dalam pandangan masyarakat Jepang. Kedua, citra wanita juga menarik untuk diteliti karena penting untuk mengetahui posisi wanita di masyarakat dan kondisi sosial yang memengaruhinya, khususnya pada zaman modern. Wanita telah memiliki citra atau gambaran lain mengenai dirinya, bukan hanya sebagai pengurus bidang domestik. Adapun alasan pemilihan keempat judul cerpen di atas sebagai objek penelitian adalah karena keempat judul cerpen ini dianggap dapat menggambarkan citra wanita modern yang muncul dalam kumpulan cerpen tersebut.
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana citra wanita modern dalam cerpen UFO Ga Kushiro Ni Oriru, Kami No Kodomotachi Wa Mina Odoru, Thailand, dan Hachi Mitsu Pai dalam kumpulan cerpen Kami No Kodomotachi Wa Mina Odoru karya Haruki Murakami dan bagaimana kondisi sosial yang membentuk citra tersebut.
Tujuan penelitian dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum tujuan penelitian ini untuk menambah perbendaharaan penelitian dalam bidang sastra bandingan. Secara khusus tujuan penelitian ini untuk mengetahui citra wanita modern dan kondisi sosial yang membentuk citra tersebut.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada metode penelitian yang dikemukakan oleh Ratna. Metode dan teknik dibagi menjadi tiga yaitu, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta metode dan teknik penyajian hasil analisis data. Pada tahap pengumpulan data menggunakan metode kepustakaan (Ratna, 2006:39). Setelah data terkumpul, kemudian dianalisis dengan metode dialetik, yaitu metode yang dilakukan dengan cara mencari hubungan-hubungan antara faktor-faktor sosial (Sangidu, 2005:28-29). Hasil analisis disajikan dengan menggunakan metode informal, yaitu metode yang menyajikan hasil analisis data melalui kata-kata, bukan dalam bentuk angka-angka, bagan, dan statistik (Ratna, 2006:50).
Untuk menganalisis citra wanita terdapat dua aspek yang harus diperhatikan, yaitu aspek fisis dan aspek psikis. Aspek fisis adalah aspek yang membahas hal-hal yang berkaitan dengan fisik wanita. Aspek kedua adalah aspek psikis, yaitu aspek yang berkaitan dengan psikologi tokoh wanita yang terdapat dalam cerpen tersebut. Kedua aspek ini tidak dapat dipisahkan dan saling mendukung satu sama lain dan tidak terlepas dari kondisi sosial yang membentuk citra tersebut.
-
5.1 Citra Wanita Modern Dalam Cerpen UFO Ga Kushiro Ni Oriru, Kami No
Kodomotachi Wa Mina Odoru, Thailand, dan Hachi Mitsu Pai
Citra wanita modern dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan citra fisik dan citra psikis. Citra fisik yang muncul, antara lain sebagai berikut. Pertama wanita modern menggunakan pakaian modern dalam kehidupan sehari-hari. Pakaian modern yang dimaksud adalah pakaian ala barat, seperti rok, kemeja, ataupun celana panjang. Artinya mereka tidak lagi menggunakan kimono dalam kesehariannya karena dianggap kurang efektif untuk melakukan kegiatan di luar rumah.
Kedua wanita modern selalu menjaga penampilan fisik agar selalu terlihat ideal karena penampilan dianggap penting untuk menunjang karier dan pekerjaan. Ketiga, wanita modern menggunakan tatanan rambut modern. Tatanan rambut modern maksudnya adalah dibiarkan tergerai, dipotong pendek, atau sesuai dengan model yang terbaru. Keempat, wanita modern menggunakan aksesoris bergaya modern, seperti menindik telinganya lebih dari satu dan mengenakan anting-anting lebih dari satu. Kelima, menggunakan riasan wajah bergaya modern. Wanita tradisional juga menggunakan tatanan riasan tertentu pada wajah mereka, tetapi bergaya tradisional. Wanita modern menggunakan tata rias wajah yang lebih ringan dan bersifat kasual sesuai dengan gaya yang sedang populer saat itu.
Setelah dianalisis dari aspek fisik wanita modern juga dianalisis melalui aspek psikisnya. Aspek fisik dan psikis saling berkaitan dan akan membentuk citra diri orang tersebut. Adapun citra psikis tokoh-tokoh cerpen tersebut, yaitu seperti berikut. Pertama, wanita modern memiliki rasa percaya diri. Wanita modern percaya akan kemampuannya sebagai individu dan tidak bergantung kepada orang lain. Wanita modern percaya diri dalam mengungkapkan pendapat dan percaya diri terhadap kemampuannya. Kedua, berani menyampaikan pendapat pribadi. Sama halnya dengan percaya diri, wanita modern juga sudah terlaih untuk berani mengungkapkan pendapat pribadinya. Wanita modern tidak lagi menyembunyikan masalah dan memendamnya sendiri. Wanita modern adalah wanita yang memiliki hak suara, baik dalam masyarakat maupun keluarga. Ketiga, wanita modern cenderung mengutamakan karier. Hidup pada zaman yang serba maju dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat mengharuskan wanita untuk ikut dalam dunia pekerjaan. Tidak sedikit wanita modern yang akhirnya
lebih memilih untuk fokus terhadap kariernya terlebih dahulu dibandingkan dengan membangun keluarga atau menikah dan memiliki anak. Keempat, wanita modern berani mengambil keputusan. Wanita modern tidak hanya berani menyuarakan pendapat, tetapi juga dituntut untuk berani mengambil keputusan, wanita modern yang hak dan kewajibannya telah dianggap sejajar dengan laki-laki harus mampu mengambil keputusan dan mengesampingkan ego. Kelima, wanita modern cerdas dan berprestasi. Untuk menjadi wanita yang percaya diri, berani berpendapat, dan berani mengambil keputusan, wanita tentu harus memiliki pengetahuan yang luas. Wanita modern kini tdak lagi memiliki batasan apa pun dalam segi mengenyam pendidikan. Berbeda dengan wanita tradisional yang sangat sulit mendapatkan pendidikan, wanita modern kini telah banyak yang menjadi profesor ataupun menjadi ahli dalam bidang keahliannya.
Semua citra yang timbul tidak terlepas dari keadaan lingkungan sosial yang memengaruhinya. Adapun keadaan yang memengaruhi adalah sebagai berikut. Pertama, keadaan di dunia industri dan dunia kerja yang ada di Jepang. Di Jepang jumlah remaja cukup terbatas, sementara kebutuhan pegawai dari dunia kerja terus meningkat. Hal ini membuat perusahaan sangat bergantung kepada pegawai yang sudah tua dan wanita. Peran wanita sangat penting dalam dunia kerja Jepang. Kedua kesejahteraan ekonomi yang dialami oleh masyarakat. Wanita yang telah mendapatkan pekerjaan tentu mendapatkan penghasilan dan membuat mereka sejahtera dalam kehidupan ekonomi. Ketiga, perubahan nilai di masyarakat seperti wanita modern Jepang banyak yang melakukan praktik aborsi dan seks bebas. Hal ini tentu mengubah pola hidup keseharian mereka. Jumlah balita menurun dan jumlah pernikahan juga menurun. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar di antara wanita modern lebih memilih untuk tidak menikah atau tidak memiliki anak. Keempat, yaitu peraturan pemerintah, segala hal yang terjadi di masyarakat dapat terjadi karena adanya dukungan dari pemerintah. Wanita diperbolehkan untuk mengenyam pendidikan, praktik aborsi dilegalkan, serta wanita diperbolehkan untuk bekerja dan memiliki kedudukan yang sejajar dengan laki-laki.
Dengan segala kejadian sosial yang ada di dalam masyarakat citra seorang wanita tentu juga mengalami perubahan. Citra wanita tradisional tentu berbeda jika
dibandingkan dengan citra wanita modern. Namun, tidak dapat dikatakan bahwa citra wanita tradisional salah, sedangkan citra wanita modern benar. Citra wanita yang dilakoni oleh wanita adalah bentuk penyesuaian diri terhadap perubahan sosial yang ada di masyarakat. Citra wanita terus berubah sesuai dengan perubahan dalam masyarakat itu sendiri.
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa dalam cerpen UFO Ga Kushiro Ni Oriru, Kami No Kodomotachi Wa Mina Odoru, Thailand, dan Hachi Mitsu Pai terdapat citra wanita modern di dalamnya. Dari aspek Fisis diketahui bahwa wanita modern menggunakan pakaian modern dalam kegiatan sehari-hari, menjaga penampilan, menggunakan tatanan rambut modern, dan wanita modern menggunakan riasan wajah bergaya modern. Dari aspek psikis dapat ditarik kesimpulan bahwa wanita modern memiliki rasa percaya diri, berani menyampaikan pendapat pribadi, mengutamakan karir, cerdas dan berprestasi. Semua aspek yang dimiliki oleh wanita modern tidak terlepas dari kondisi sosial yang mempengaruhi, kondisi sosial tersebut adalah keadaan dalam industri dan dunia kerja, kesejahteraan dalam bidang ekonomi, adanya perubahan nilai dalam masyarakat dan adanya perubahan dalam peraturan pemerintahan.
Iwao, Sumiko. 1993. The Japanese Woman. New York: The Free Press.
Pradopo, Rachmat. 1997. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ratna, N.K. 2006. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sangidu. 2005. Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, Teknik, dan Kiat. Yogyakarta: Unuversitas Gajah Mada.
Sugihastuti. 2000. Wanita Di Mata Wanita : Perspektif Sajak-sajak Toeti Heraty. Bandung: Nuansa.
143
Discussion and feedback