EKSISTENSI KEKUASAAN TOYOTOMI HIDEYOSHI DALAM NOVEL TOYOTOMI HIDEYOSHI NO KEIEI JUKU KARYA KITAMI MASAO
on
ISSN: 2302-920X
E-Jurnal Humanis, Fakultas Sastra dan Budaya Unud
Vol 15.3 Juni 2016: 100-107
EKSISTENSI KEKUASAAN TOYOTOMI HIDEYOSHI DALAM NOVEL
TOYOTOMI HIDEYOSHI NO KEIEI JUKU KARYA KITAMI MASAO
Komang Tias Haptari
email: tyas_haptari@yahoo.com
Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana
Abstract
The title of this research is “The Existence of Power of Toyotomi Hideyoshi in Toyotomi Hideyoshi no Keiei Juku novel by Kitami Masao". This study aims to determine the existence of leadership and the collapse of the leadership of Toyotomi Hideyoshi. The theory used in this study is sociology literature according to Nurgiyantoro (2002), existentialism according to Sartre (in Hassan 1976), and theory of autocratic and autocratic leaders according to Terry (in Kartono 1983). The data of this study were analyzed by descriptive analysis method. Based on the analysis result, Toyotomi Hideyoshi in Toyotomi Hideyoshi no Keiei Juku novel had a strategies and actions to maintain his existence and superiority. Those strategies was able to take Toyotomi Hideyoshi to the supreme of power. After he reached the highest authority in Japan, Toyotomi Hideyoshi had an ambition to expand the territory to Korea and China. Eventually, leadership of Toyotomi Hideyoshi had collapse caused by his greed.
Keywords : Existence, strategy, superiority, power
Toyotomi Hideyoshi merupakan pemimpin Jepang di zaman Azuchi Momoyama (1573-1603) yang berhasil mendirikan pemerintahan pusat setelah berhasil mempersatukan provinsi-provinsi Jepang. Toyotomi Hideyoshi mengambil alih kekuasaan setelah peristiwa pembunuhan Oda Nobunaga oleh Akechi Mitsuhide. Toyotomi Hideyoshi yang menggantikan Oda Nobunaga, melanjutkan usahanya untuk menyatukan bangsa Jepang. Toyotomi Hideyoshi berhasil membangun sebuah puri (kastil) besar di Osaka pada tahun 1583 dan meletakkan dasar-dasar perkembangan kota Osaka menjadi kota metropolitan. Dalam usahanya menggalang kekuatan, Toyotomi Hideyoshi mengumpulkan kekuatan-kekuatan militer sehingga tugasnya untuk
mempersatukan seluruh negeri di bawah satu kekuasaan yang terpusat dapat dikatakan berhasil seluruhnya dalam tahun 1590 (Mattulada, 1979:102).
Toyotomi Hideyoshi lahir tahun 1536 di Nakamura. Sejak kecil Toyotomi Hideyoshi bertekad ingin menjadi seorang pemimpin di Jepang. Walaupun Toyotomi Hideyoshi bukan berasal dari kaum bangsawan dan tidak berpendidikan, Toyotomi Hideyoshi tidak membiarkan segala kekurangan dalam dirinya untuk menentukan nasibnya. Ambisinya dapat tercapai menjadi seorang daijodaijin. Toyotomi Hideyoshi adalah orang pertama yang mendapat gelar daijodaijin tanpa adanya ikatan hubungan darah atau kekeluargaan dengan kaum bangsawan.
Eksistensi Toyotomi Hideyoshi dalam usahanya meneruskan visi dari Oda Nobunaga untuk mempersatukan seluruh wilayah Jepang terlihat dalam tiga tahun setelah kematian Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi menguasai setengah wilayah Jepang yang merupakan daerah terpadat dan juga terkaya, termasuk wilayah seluas 38.600 kilometer persegi yang belum pernah terjamah pengaruh Oda Nobunaga. Semangat Toyotomi Hideyoshi dalam menjalankan kehidupannya sangat mengagumkan. Beranjak dari kemiskinan saat negara dalam kekacauan, Hideyoshi mampu menjadi pemimpin tertinggi Jepang dan menyatukan negeri.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka masalah yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
-
1. Bagaimana eksistensi Toyotomi Hideyoshi dalam novel Toyotomi Hideyoshi no Keiei Juku?
-
2. Bagaimana runtuhnya kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi dalam novel Toyotomi Hideyoshi no Keiei Juku?
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperkenalkan karya sastra Jepang, khususnya novel yang mengandung unsur sejarah. Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
-
1. Memahami eksistensi Toyotomi Hideyoshi dalam novel Toyotomi Hideyoshi no Keiei Juku.
-
2. Memahami runtuhnya kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi dalam novel Toyotomi Hideyoshi no Keiei Juku.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pada tahap pengumpulan data digunakan metode studi pustaka. Selanjutnya data dianalisis dengan metode deskriptif analisis berdasarkan teori sosiologi sastra menurut Nurgiyantoro, teori eksistensialisme menurut Sartre, teori otokratis dan pemimpin otokratis menurut Terry. Pada tahap akhir, hasil analisis data disajikan dengan metode informal.
Eksistensi adalah keterbukaan dimana manusia sebagai pencipta dirinya sendiri yang tidak akan pernah berhenti dengan keinginan-keinginannya. Dalam bertindak, manusia bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, sebab manusia memiliki kebebasan dalam bertindak dan membentuk dirinya sendiri. Toyotomi Hideyoshi memiliki tindakan-tindakan, serta strategi-strategi untuk mempertahankan eksistensinya.
Eksistensi Toyotomi Hideyoshi yang dicerminkan dalam novel Toyotomi Hideyoshi no Keiei Juku adalah sebagai berikut:
Eksistensi bagi manusia adalah sebuah tugas. Sebelum manusia bertindak, ia harus memutuskan terlebih dahulu barulah kemudian ia bertindak sesuai dengan pilihannya yang sudah diputuskan. Eksistensi menjadi tugas bagi setiap manusia karena eksistensi selalu disertai oleh tanggung jawab (Hassan, 1976:25-30). Toyotomi Hideyoshi dalam mempertahankan eksistensinya memiliki tindakan-tindakan salah satunya yaitu tindakan balas dendam atas pembunuhan Oda Nobunaga oleh Akechi Mitsuhide seperti pada data berikut.
(1) その行動、全国も衝撃を受けるようにするが、ワシは落ちつきであろう としていて、復讐をすると誓った。すぐに敵と休戦を協議して、速 く軍隊を光秀に向かう気にさせた (Masao, 2005:51-52)。
Sono koudou, zenkoku mo shougeki o ukeru you ni suru ga, washi wa ochitsuki de arou toshite ite, fukushuu o suru to chikatta. Sugu ni teki to kyuusen o kyougi shite, hayaku gundai o Mitsuhide ni mukau ki ni saseta.
Terjemahan:
Aksi ini membuat seluruh negeri kebingungan tetapi, aku mencoba tetap tenang dan bersumpah untuk membalas dendam. Segera aku menegosiasikan gencatan senjata dengan musuh dan dengan cepat membawa pasukan untuk menghadapi Mitsuhide.
Data (1) menunjukkan keinginan Toyotomi Hideyoshi untuk membalaskan dendam atas pembunuhan Oda Nobunaga oleh Akechi Mitsuhide. Pengkhianatan yang telah dilakukan oleh Akechi Mitsuhide dengan membunuh Oda Nobunaga telah membuat negeri kebingungan, namun Toyotomi Hideyoshi segera menegosiasikan gencatan senjata dengan musuh dan dengan cepat membawa pasukannya untuk menghadapi Akechi Mitsuhide.
French & Raven (dalam Sarwono, 2005:40-44) menyatakan bahwa kepemimpinan bersumber pada kekuasaan dalam kelompok atau organisasi. Sumber kekuasaan itu bisa didapat melalui kedudukan, kepribadian dan politik. Kepemimpinan yang bersumber pada kekuasaan karena kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu keahlian atau keterampilan, dan persahabatan atau kesetiaan. Berikut data mengenai kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi yang bersumber pada keahlian atau keterampilan. Seperti pada data berikut.
-
(2) ワシは頭で働くタイプだったが、そんな働きが可能だったのは、主君の 信長が家臣を武功だけでなく、それ以外の働きでも評価したからだ (Masao, 2005:23)。
Washi wa atama de hataraku taipu data ga, sonna hataraki ga kanou data no wa, shukun no Nobunaga ga kashin o bukou dake denaku, sore igai no hataraki demo hyouka shita karada.
Terjemahan:
Aku adalah tipe pekerja yang menggunakan otak, dengan kemampuan seperti itu aku tidak hanya dipekerjakan sebagai pengikut Nobunaga, tetapi juga mendapatkan penghargaan di luar pekerjaan itu.
Data (2) merupakan salah satu kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi yang bersumber pada keahlian atau keterampilan. Toyotomi Hideyoshi menyadari akan kekurangannya secara fisik, namun Toyotomi Hideyoshi sadar bahwa ia harus lebih menggunakan keahlian atau keterampilan yang ia miliki yaitu lebih menggunakan otak daripada tubuh, akal daripada senjata, dan lebih memilih menggunakan strategi daripada pedang. Selain itu, Toyotomi Hideyoshi juga memiliki sifat persahabatan atau kesetiaan yaitu mengabdi kepada Oda Nobunaga dan meneruskan visi dari Oda Nobunaga untuk menyatukan Jepang.
c.Strategi Toyotomi Hideyoshi
Dalam mempertahankan eksistensinya, Toyotomi Hideyoshi memiliki strategi-strategi untuk mengalahkan lawan yaitu strategi dalam mengepung benteng Takamatsu menggunakan serangan air, membangun kembali benteng Kiyosu dengan strategi memberi para pekerja upah, istirahat makan dan minum agar pembangunan benteng Kiyosu cepat selesai, dan strategi dalam mengepung benteng Asakura di Kanegasaki dengan melakukan tipuan untuk mengelabui musuh. Toyotomi Hideyoshi tidak memiliki kemampuan dalam bela diri. Toyotomi Hideyoshi lebih mengandalkan otak daripada tubuh dan akal daripada senjata.
Kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi didasari atas perintah-perintah dan pemaksaan, juga tindakan-tindakan yang bersifat arbiter. Toyotomi Hideyoshi memulai karirnya dari bawah dan akhirnya membuahkan hasil dengan memiliki wilayah kekuasaan.
Perjalanan Toyotomi Hideyoshi menuju puncak kepemimpinan tidaklah mudah. Toyotomi Hideyoshi memulai karir dari bawah yaitu bekerja sebagai pedagang keliling dan akhirnya menjadi bawahan Oda Nobunaga. Pengabdian Toyotomi Hideyoshi kepada Oda Nobunaga membuahkan hasil, yaitu Oda Nobunaga menghadiahkan sebuah tanah kepada Toyotomi Hideyoshi, seperti pada data berikut.
-
(3) ワシは土地を与えられて、長浜城主になった。最高の気分だったでし ょうね (Masao, 2005:180)。
Washi wa tochi o ataerarete, nagahama joushu ni natta, saikou no kibun datta deshoune.
Terjemahan:
Aku diberikan tanah yang menjadi benteng Nagahama. Ini merupakan hal terbaik bagiku.
Data (3) menjelaskan mengenai wilayah kekuasaan Toyotomi Hideyoshi yaitu sebuah tanah yang kemudian didirikan menjadi benteng Nagahama dan merupakan daerah kekuasaan pertama yang menjadi tanggung jawab Toyotomi Hideyoshi. Tanah ini diberikan oleh Oda Nobunaga sebagai hadiah kepada Toyotomi Hideyoshi karena Toyotomi Hideyoshi telah berhasil menaklukkan lawan dengan strategi-strategi yang dimilikinya.
Toyotomi Hideyoshi memulai karirnya dari bawah sebagai pedagang yang hidup pas-pasan, menjadi bawahan Oda Nobunaga, menjadi seorang daimyo dan akhirnya memegang kedaulatan tertinggi di Jepang menjadi seorang wakil kaisar. Toyotomi Hideyoshi merupakan orang pertama dalam sejarah Jepang yang menempati posisi sebagai wakil kaisar tanpa pertalian darah dengan kaum bangsawan.
Toyotomi Hideyoshi telah berhasil menyatukan seluruh negeri. Namun, semakin tinggi kekuasaan, semakin tipis pula sikap rendah hati yang dimiliki oleh
Toyotomi Hideyoshi. Kebebasan untuk memanjakan diri sangat menggoda Toyotomi Hideyoshi. Saat masih muda Toyotomi Hideyoshi menghadapi begitu banyak rintangan. Memiliki tubuh kecil dan wajah yang jelek membuat tidak ada wanita yang tertarik padanya. Begitu Toyotomi Hideyoshi menjadi penguasa mutlak seluruh Jepang, ia menginginkan lebih banyak lagi wanita walaupun ia sudah memiliki seorang istri.
Sikap sombong memang sudah ada di dalam diri manusia. Apalagi ketika menjadi seorang pemimpin. Kesombongan akan dapat terkikis apabila kita tetap bersikap rendah hati. Toyotomi Hideyoshi terjerat dalam kesombongan dan sifat arogannya, dimana sudah menjadi wakil kaisar di Jepang, namun karena keserakahannya, Toyotomi Hideyoshi ingin memperluas wilayah kekuasaan hingga ke Korea dan China. Toyotomi Hideyoshi ingin nama dan juga kekuasaanya bisa terdengar sampai Korea dan China. Namun Toyotomi Hideyoshi gagal dan menyebabkan keruntuhanya dan ajalnya. Seperti pada data berikut.
-
(4) ワシの失敗は挙げ出すと随分多いが、やはり天下人になり、天狗になっ てしまったことだろう。それでの謙虚な気持ちがなくなって傲慢な 人間になってしまった (Masao, 2005:202-203)。
Washi no shippai wa agedasu to zuibun ooi ga, yahari tenkajin ni nari, tengu ni natte shimatta koto darou. Sore de no kenkyo na kimochi ga nakunatte gouman na ningen ni natte shimatta.
Terjemahan:
Kegagalan-kegagalanku sangat banyak, mungkin aku telah menjadi sombong, karena pada akhirnya aku bisa menjadi penguasa dunia. Oleh karena itu aku menjadi manusia yang arogan dan tidak mempunyai kerendahan hati.
Data (4) menjelaskan mengenai runtuhnya kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi akibat dari kesombongan dan sifat arogan yang dimilikinya. Setelah meraih puncak kekuasaan, Toyotomi Hideyoshi mengukir jalan kehancurannya sendiri dengan keserakahannya ingin menguasai Korea dan China.
Toyotomi Hideyoshi merupakan pemimpin yang lebih mengandalkan otak daripada tubuh, akal daripada senjata, Toyotomi Hideyoshi melakukan tindakan-tindakan dalam mempertahankan eksistensinya serta memiliki strategi-strategi untuk mengalahkan lawan sehingga Hideyoshi menjadi seorang penguasa. Tindakan dan strategi yang dilakukan Toyotomi Hideyoshi telah mampu membuatnya mencapai puncak kekuasaan. Toyotomi Hideyoshi merupakan pemimpin pertama dalam sejarah Jepang yang tidak memiliki pertalian darah dengan kaum bangsawan. Toyotomi Hideyoshi menguasai hampir seluruh wilayah Jepang. Menjadi seorang pemimpin, Toyotomi Hideyoshi memiliki ambisi-ambisi untuk memperluas daerah kekuasaan. Karena semakin tinggi kekuasaannya, rasa rendah hati Toyotomi Hideyoshi semakin menipis. Toyotomi Hideyoshi berambisi untuk memperluas daerah kekuasaan dan menguasai negara lain yang tidak ia ketahui bahasa dan adat istiadatnya yaitu Korea dan China. Keserakahan dan kesombongannya ingin menguasai Korea dan China telah gagal dan mengakibatkan runtuhnya kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi.
Hassan, Fuad. 1976. Berkenalan Dengan Eksistensialisme. Jakarta: Pustaka Jaya.
Kartono, Kartini. 1983. Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta: CV. Rajawali.
Masao, Kitami. 2005. Toyotomi Hideyoshi no Keiei Juku. Tokyo: Gentosha.
Mattulada. 1979. Pedang dan Sempoa (Suatu Analisa Kultural “Perasaan Kepribadian” Orang Jepang). Jakarta: Depdikbud.
Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Psikologi Sosial, Kelompok dan Terapan. Jakarta: Balai Pustaka.
107
Discussion and feedback