PERGESERAN PENERJEMAHAN IDIOM PADA NOVEL ODA NOBUNAGA KARYA SOHACHI YAMAOKA
on
ISSN: 2302-920X
E-Jurnal Humanis, Fakultas Sastra dan Budaya Unud
Vol 14.1 Januari 2016: 104-111
PERGESERAN PENERJEMAHAN IDIOM PADA NOVEL ODA NOBUNAGA KARYA SOHACHI YAMAOKA
Putu Ayu Muliani
email: [email protected]
Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana
Abstract
This research describes transposition and modulation of idiom translation from idiom using part of body and feelings (ki)found inSohachi Yamaoka’s novel Oda Nobunaga. This research used the equivalence intralingual method. The analysis of data based on the theory of transposition by Catford (1965), and modulation by Newmark (1988). 31 idioms have been found as the result of the analysis. The type of transposition from 26 data are 7data of level shift, 5 data of structure shift, 1 data of class shift and 12 data of unit shift. The type of modulation from 12 data are 2 data of cause effect, 1 data of one part of another, 6 data of active for passive, and 3 data of positive for double negative.From all of the idiom data’s, unit shift is the most used in the idiom translation and there are 7 idioms used transposition and modulation.
Keywords : idiom translation, transposition, modulation
Idiom dapat ditemukan dalam percakapan sehari-hari.Penggunaan idiom ini sengaja dilakukan terutama untuk menyatakan sesuatu secara tidak langsung kepada lawan bicara.Penggunaan idiom dalam berkomunikasi biasanya digunakan untuk memperhalus bahasa, menunjukkan makna berlebihanuntuk menggambarkan keadaan seseorang, dan untuk mempersingkat ucapan.Berikut ini adalah contoh idiom bahasa Jepang yang menggunakan anggota tubuh.
あいつの態度にみんなが腹を立てた。
Aitsu no taido ni minna gahara wo tateta.
Semuanya marah terhadap perilaku dia. (Sutedi, 2009:159)
Pada data tersebut, frase hara wo tateta dalam konteks kalimat tersebut dapat diketahui secara langsung sebagai idiom karena secara harfiah tidak berterima. Dalam penerjemahannya idiom ini mengalami pergeseran unit, yaitu pergeseran bentuk dari frase ‘hara wo tateta’ menjadi kata ‘marah’.
Nida (1969:89) mengatakan bahwa penerjemahan idiom merupakan salah satu masalah khusus yang banyak terdapat dalam penerjemahan di berbagai bahasa. Penerjemahan idiom dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) tidak hanya mengalami pergeseran bentuk, namun juga mengalami pergeseran makna. Ini dilakukan agar makna yang terkandung di dalam BSu dapat disampaikan dalam BSa dengan memperhatikan unsur-unsur kesepadanan dan kewajaran bahasa.
Dari latar belakang yang telah dipaparkansebelumnyamaka dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut.
-
1. Bagaimanakah pergeseran bentuk terjemahan idiom yang terdapat pada novel Oda Nobunaga karya Sohachi Yamaoka?
-
2. Bagaimanakah pergeseran makna terjemahan idiom yang terdapat pada novel Oda Nobunaga karya Sohachi Yamaoka?
Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai terjemahan kepada pembaca.Khususnya penerjemahan idiom bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia.Secara khusus tujuan penelitian ini sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, yaitu:
-
1. Memahami pergeseran bentuk terjemahan idiom yang terdapat pada novel Oda Nobunaga karya Sohachi Yamaoka.
-
2. Memahami pergeseran makna terjemahan idiom yang terdapat pada novel Oda Nobunaga karya Sohachi Yamaoka.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dengan teknik catat. Pada tahap analisis data, digunakan metode padan intralingual dengan teknik hubung banding. Sedangkan pada tahap penyajian hasil analisis data digunakan metode informal.
Pada bagian ini disajikan hasil analisis data mengenai pergeseran bentuk dan pergeseran makna yang terjadi di dalam penerjemahan idiom bahasa Jepang yang terdapat pada novel Oda Nobunaga.
Pergeseran bentuk yang terjadi pada novel Oda Nobunaga meliputi pergeseran level, pergeseran struktur, pergeseran kelas, dan pergeseran unit.
Pergeseran level dalam penerjemahan idiom yang terdapat pada novel Oda Nobunagaadalahsebagai berikut.
-
(1) 耳に入りました (mimi ni hairimashita)
BSu :「それはそれは、大変なことが耳に入りましたなあ」 sorewasorewa,taihen na kotogamimi nihairimashitanaa (Oda Nobunaga, 1987:19)
BSa :“Astaga, Tuan sudah mendengar hal-hal yang konyol”
(Oda Nobunaga, 2013:20)
Pada data (1) terdapat idiommimi ni hairimashitayang merupakan bentuk dasar dari mimi ni hairu yang berarti ‘mendengar cerita tentang orang lain’. Dilihat dari morfologinya, mimi ni hairimashita dapat diuraikan menjadi empat bagian yaitu, mimi + ni + hairi + mashita.-mashita merupakan morfem terikat yang membentuk kata kerja lampau.Morfem –mashita dalam tataran bahasa padaBSu dipadankan dengan kata ‘sudah’, sedangkan frase mimi ni hairu dipadankan menjadi ‘mendengar’, sehingga mimi ni hairimashita diterjemahkan ke dalam BSa menjadi sudah mendengar.
Pergeseran struktur dalam penerjemahan idiom yang terdapat pada novel Oda Nobunagaadalah sebagai berikut.
-
(2) 顔を立てる (kao wo tateru)
BSu :信清は、ぐっと顔を立てて肩をそびやかした。
Nobukiyo wa, gutto kao wo tatete kata wo sobiyakashita
(Oda Nobunaga, 1987:144)
BSa :Nobukiyo menegakkan kepala dan membusungkan dada.
(Oda Nobunaga, 2013:146)
Pada data (2) terdapat idiom kao wo tateteyang merupakan bentuk dasar dari kao wo tateru yang berarti ‘mempertahankan martabat’. Idiom pada BSu mendapatkan padanan dalam BSa yaitu ‘menegakkan kepala’. Dalam penerjemahannya, idiom kao wo tatete mengalami pergeseran struktur. Pada BSu idiom terdiri dari objek-predikat (kao wo tateru) diterjemahkan menjadi predikat-objek (menegakkan kepala) pada BSa.
Pergeseran kelas dalam penerjemahan idiom yang terdapat pada novel Oda Nobunagaadalah sebagai berikut.
-
(3) 気を静める (ki wo shizumeru)
BSu :「お気を静められて、ご生害なさりませ。」
o ki wo shizumerarete,go shougai nasarimase
(Oda Nobunaga, 1987:286)
BSa :“Saya mohon Tuan bersikap tenang dan bunuh diri”
(Oda Nobunaga, 2013:303)
Pada data (3) terdapat idiomki wo shizumerareteyang merupakan bentuk dasar dari ki wo shizumeru.Ki wo shizumeru berarti ‘menenangkan kegelisahan seseorang’. Idiom pada BSu mendapatkan padanan dalam BSa yaitu ‘bersikap tenang’. Dalam penerjemahannya, idiomki wo shizumeru mengalami pergeseran kelas. Bentuk nomina (ki)dan verba (shizumerarete) dalam BSu berubah menjadi verba (bersikap) dan adjektiva (tenang)dalam BSa.
-
d. Pergeseran Unit
Pergeseran unit dalam penerjemahan idiom yang terdapat pada novel Oda Nobunagaadalah sebagai berikut.
-
(4) 腰を上げる (hara wo ageru)
BSu :信長が、腰を上げたのは四月の十八日だった。
Nobunaga ga,koshi woageta no wa shigatsuno juu hachi nichi datta
(Oda Nobunaga, 1987:361)
BSa :Akhirnya Nobunaga bangkit pada tanggal 18 April.
(Oda Nobunaga, 2013:381)
Pada data (4) terdapat idiomkoshi wo agetayang merupakan bentuk dasar dari koshi wo ageru yang berarti ‘bangkit’. Idiom pada BSu mendapatkan padanan sama dengan maknanya dalam BSa yaitu ‘bangkit’. Dalam penerjemahannya, idiom koshi wo ageta mengalami pergeseran unit, yaitu pergeseran dari frase ‘koshi wo ageta’ke kata ‘bangkit’.
Pergeseran makna dalam penerjemahan idiomnya meliputi sebab-akibat, satu bagian untuk yang lainnya, aktif-pasif, dan positif ke negatif ganda.
-
a. Cause for Effect (sebab-akibat)
Pergeseran makna sebab–akibat dalam penerjemahan idiom yang terdapat pada novel Oda Nobunaga adalah sebagai berikut.
-
(5) 手を休める (te wo yasumeru)
BSu :「そうか。手を休めさせてすまなんだ」 souka. te wo yasumesasetesumananda (Oda Nobunaga, 1987:11)
BSa : “Oh begitu. Maaf mengganggu kerja mu.
(Oda Nobunaga, 2013:8)
Pada data (5) idiomte wo yasumesaseteyang berasal dari bentuk dasar te wo yasumeru.Te wo yasumeru berarti ‘berhenti melakukan sesuatu’.Frase te wo yasumeru berkonjugasi menjadi te wo yasumesasete, sehingga maknanya menjadi ‘membuat berhenti melakukan sesuatu’. Te wo yasumesasete
mendapatkan padanan dalam BSa yaitu ‘mengganggu kerja’. Dilihat dari maknaidiom pada BSu dan padanannya dalamBSa, keduanya memiliki hubungan sebab-akibat. Karena samurai menegur petani itu untuk menanyakan tentang Oda Nobunaga, sehingga membuat petani itu berhenti melakukan sesuatu yang sedang dikerjakannya.Karena dibuat berhenti untuk bekerja, sehingga mengganggu pekerjaan petani itu.
Pergeseran makna satu bagian untuk yang lainnya dalam penerjemahan idiom yang terdapat pada novel Oda Nobunagaadalah pergeseran satu kata umum ke kata khusus.Penjelasannya sebagai berikut.
-
(6) 眼の黒いうち (me no kuroi uchi)
BSu :自分の眼の黒いうちに、信長の落ちぶれるのを見るのはいや だったのだろう。
jibun no me no kuroi uchi ni, Nobunaga no ochibureru no wo miru no wa iya datta no darou
(Oda Nobunaga,1987:185)
BSa :Barangkali dia tidak mau melihat jatuhnya Nobunaga selama bola matanya masih hitam.
(Oda Nobunaga,2013:191)
Pada data (6) terdapat idiom me no kuroi uchi yang berarti‘selama masih hidup’.Idiom ini mendapat padanannya dalam BSa, yaitu ‘selama bola matanya masih hitam’. Kata me dalam BSu jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi ‘mata’. Mata merupakan kata umum.Bola mata merupakan bagian dari mata yang termasuk ke dalam kata khusus dari mata.Dalam BSa, me diterjemahkan menjadi ‘bola mata’ yang termasuk dalam bagian kata khusus dari ‘mata’.
-
c. Active for Passive (Aktif-pasif)
Pergeseran makna aktif-pasif dalam penerjemahan idiom yang terdapat pada novel Oda Nobunaga adalah sebagai berikut.
-
(7) 眼をさます (me wo samasu)
BSu :隣りにねていた岩室殿はその声で眼をさました。
tonarininete ita Iwamuro-donowa sono koede me wo samashita
(Oda Nobunaga, 1987:112)
BSa :Nyonya Iwamuro yang tidur disampingnya terbangun.
(Oda Nobunaga, 2013:120)
Pada data (7) terdapat idiomme wo samashitayang merupakan bentuk dasar dari me wo samasu yang berarti‘bangun’.Pada kalimat ini terjadi pergeseran makna dari bentuk aktif pada BSu menjadi bentuk pasif pada BSa. Pada kalimat BSu yang berfungsi sebagai subjek adalah ‘Iwamuro dono’.Dalam penerjemahannya me wo samashita mendapat padanan kata kerja pasif yaitu ‘terbangun’ yang dibentuk dari awalan ter-+bangun yang mempunyai makna tidak sengaja bangun. Bentuk aktif pada BSu memiliki makna yang sama dengan bentuk pasif pada BSa, yaitu sama-sama tidak bisa mengontrol faktor luar yang mempengaruhi untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan.
Pergeseran makna positif ke negatif ganda dalam penerjemahan idiom yang terdapat pada novel Oda Nobunaga adalah sebagai berikut.
-
(8) 手を打つ (te wo utsu)
BSu :こうなってはもはやなんらかの手を打たずにはおけない。 kounattewa mohayananraka note wouta zuni wa okenai.
(Oda Nobunaga,1987:25)
BSa :Kalau keadaannya begitu genting, Nobuhide harusbertindakcerdik.
(Oda Nobunaga,2013:24)
Pada data (8)terdapat idiom te wo utazuni. yang merupakan bentuk dasar dari te wo utsu yang berarti ‘melakukan sesuatu’. Te wo utazuni wa okenai dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu te wo utazuni dan okenai. Te wo utazuni berarti ‘tanpa melakukan sesuatu’. Kata okenai berarti ‘tidak boleh’. Jika diterjemahkan, te wo utazuni wa okenai menjadi ‘tidak boleh tanpa melakukan sesuatu’sehingga menghasilkan makna positif menjadi ‘harus melakukan’. Klausa negatif pada BSu
mendapat padanan pada BSa yaitu ‘harus bertindak’ yang memiliki makna yang sama dengan makna positif yang dihasilkan dari klausa negatif pada BSu.
Berdasarkan hasil dan pembahasan, simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Pergeseran bentuk yang terjadi pada novel Oda Nobunaga meliputi pergeseran level sebanyak 7 data idiom, pergeseran struktur sebanyak 5 data idiom, pergeseran kelas sebanyak 1 data idiom, dan pergeseran unit sebanyak 12 data idiom. Pergeseran makna yang terjadi meliputi cause for effect sebanyak 2 data idiom, one part of another sebanyak 1 data idiom, active for passivesebanyak 6 data idiom, dan positive for double negative sebanyak 3 data idiom.Dari semua data idiom tersebut, terdapat 7 data idiom yang mengalami kedua pergeseran di dalam penerjemahannya, yaitu pergeseran bentuk dan pergeseran makna.
Catford, J.C. 1978. A Linguistic Theory of Translation. Oxford: Oxford University Press.
Newmark, Peter. 1988. A Textbook of Translation. United Kingdom: Prentice Hall International (UK) Ltd.
Nida, Eugine A. and Taber, Charles R. 1969.The Theory and Practice of Translation.Leiden: E.J. Brill.
Sutedi, Dedi. 2009. Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.
Yamaoka, Sohachi. 1987. Oda Nobunaga. Tokyo: Kondansha
Yamaoka, Sohachi. 2013. Oda Nobunaga Sang Penakluk dari Owari. Jakarta: Kansha Publishing.
111
Discussion and feedback