1

KAMUS BALI-INDONESIA BIDANG ISTILAH JUDI DENGAN SARANA UANG KEPENG DAN DADU DI BALI

I WAYAN BUDI UTAMA PROGRAM STUDI SASTRA BALI

ABSTRAK

Research "Bali - Indonesia dictionary term field Gambling With Money Means Kepeng and Dice in Bali" aims to determine the shape and number of terms contained in gambling by means kepeng and dice in Bali. The theory used is the theory of Structural Linguistics, developed by Ferdinand de Saussure, the theory Lexicology and lexicography.

The method used in the step of providing data, namely: structured interview method and see, with a technique that is: the tapping technique followed by recording technique and technique note. In the data analysis stage, use the method that is equivalent to the part: translational methods followed the basic techniques, namely: sorting the decisive element with subsequent engineering, circuit engineering equate appeal and appeal circuit techniques equalize the subject matter. Used also agih method with the basic techniques , namely: for the element directly down to the two types of advanced techniques, namely: engineering and engineering expanded inline. The method used in the presentation of the results of the analysis are formal and informal methods with techniques inductive and deductive thinking.

The results of this study are the terms which form the basis of words comprising: a base word monosyllabic, disyllabic word base, and the base of the three tribes. Said derivative comprising: said affixed ie, prefixes {N}, {mǝ-}, {pǝN-}, {mǝN-}, suffix {-an}, and affixes join, repeated words consisting of: reduplication intact, intact reduplication + affixes, partial reduplication + affixes, and compound words based on the type of said comprising: Noun + Noun, Noun + verb, Noun + Adjectiva, Adjectiva + Noun, verb + Numeral . The term is shaped phrases: endosentris phrase one central comprising: a noun phrase, the phrase adjektival, and the verbal phrase. The term is shaped clause: clause endosentrik. This study was able to collect as many as 208 terms.

Keywords : dictionary , terms , gambling

  • 1)    Latar Belakang

Di era globalisasi sekarang ini, aktivitas masyarakat sudah sangat beragam. Aktivitas-aktivitas masyarakat termasuk dalam sistem sosial seperti yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat (1987: 6), yaitu “sistem sosial merupakan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri atas aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan lain, yang dari detik ke detik, dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun, selalu mengikuti pola tertentu yang berdasarkan adat tata-kelakuan”. Dari keberagaman sistem sosial yang dilakoni oleh masyarakat, salah satunya adalah judi.

Judi semakin gencar dilarang oleh pihak berwajib yang berlandaskan pada Peraturan Pemerintah Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3040) yang melarang segala jenis bentuk perjudian. Peraturan ini berlaku di seluruh wilayah Indonesia pada umumnya termasuk di daerah Bali pada khususnya. Di Bali terdapat banyak jenis perjudian yang bersifat tradisional dan sudah berlangsung sejak lama. Aktivitas perjudian di Bali ini salah satunya menggunakan sarana uang kepeng dan yang kedua menggunakan sarana dadu. Dari kedua jenis sarana yang digunakan, jenis-jenis perjudiannya dapat diuraikan sebagai berikut: matokék, kelesan, matogtog, makécé, macontok, dan magasal gandep yang menggunakan sarana uang kepeng. Kemudian mong-mongan dan makompiang yang menggunakan sarana dadu.

Beberapa jenis perjudian yang ada di Bali seperti yang telah disebutkan di atas, sangat berkaitan dengan penggunaan bahasa khususnya bahasa Bali. Bahasa Bali merupakan suatu unsur universal kebudayaan yang mana bahasa itu sendiri sebagai sistem yang kita warisi atau peroleh dari kebudayaan/masyarakat tempat kita tumbuh (Alwasilah, 1985: 81). Penertiban yang dilakukan dari hari ke hari terhadap perjudian di Bali oleh pihak berwajib akan mempengaruhi keberlangsungan bahasa yang digunakan dalam proses perjudian khususnya pada

intensitas penggunaan istilah-istilah bahasa Bali itu sendiri yang semakin berkurang.

Penertiban perjudian oleh pihak berwajib mengurangi instensitas penggunaan istilah-istilah di dalam proses perjudian yang berkaitan dengan bahasa khususnya bahasa Bali. Bahasa yang juga dikatakan bersifat dinamis, karena keterikatan dan keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam kehidupannya di dalam masyarakat kegiatan manusia itu tidak tetap dan selalu berubah, maka bahasa itu juga menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap, menjadi tidak statis (Chaer, 2007: 53). Kedinamisan bahasa khususnya bahasa Bali juga mempengaruhi penggunaan bahasa dalam perjudian di Bali, karena semakin hari istilah-istilah yang digunakan dalam prosesnya berkemungkinan untuk berkurang, ataupun berubah.

Berkaitan dengan bahasa Bali, ke-delapan jenis judi ini merupakan salah satu kebudayaan Bali yang juga menciptakan berbagai macam istilah khusus dalam pelaksanaan perjudiannya, dan istilah-istilah tersebut termasuk dalam kekayaan bahasa Bali. Meskipun perjudian ini bersifat negatif dan telah dilarang pelaksanaannya oleh pihak berwajib, tetapi istilah-istilah yang terdapat dalam prosesnya sangat penting untuk diinventarisasikan.

Pentingnya setiap istilah yang ada dalam ke-delapan jenis perjudian ini, melatarbelakangi upaya untuk melaksanakan penelitian yang memfokuskan kepada istilah-istilah yang ada dalam proses perjudian ini, salah satunya yaitu penelitian perkamusan dengan bidang istilah. Difokuskannya penelitian ini pada penelitian perkamusan khusus istilah, karena objek yang dituju hanya istilah-istilah pada aktivitas perjudian yang disebutkan di atas tanpa adanya keinginan untuk melestarikan perjudiannya. Hanya saja segala bentuk proses dan sistematika perjudiannya didokumentasikan, sebagai upaya memperkaya khasanah kebudayaan Bali pada khususnya. Penelitian dalam bidang perkamusan khusus istilah bertujuan untuk menghimpun segala jenis bentuk istilah-istilah yang terdapat dalam proses perjudiannya. Hasil akhir penelitian yang berupa kamus istilah khususnya di bidang judi dengan sarana uang kepeng dan dadu di Bali

dirasa mampu menjadi bukti dalam upaya pelestarian bahasa khususnya bahasa Bali.

  • 2)    Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • a)    Bagaimanakah bentuk-bentuk istilah judi dengan sarana uang kepeng dan dadu

di Bali?

  • b)    Berapakah jumlah istilah yang digunakan dalam judi dengan sarana uang

kepeng dan dadu di Bali?

  • 3)    Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah memecahkan permasalahan yang tergambar dalam latar belakang dan rumusan masalah. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini digolongkan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum, tujuan yang ingin dicapai adalah dapat memberikan sumbangan nyata dalam pelestarian bahasa Bali dengan menginventarisasikan istilah bahasa Bali khususnya pada judi dengan sarana uang kepeng dan dadu di Bali. Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk istilah judi dengan sarana uang kepeng dan dadu di Bali serta, untuk mendeskripsikan jumlah istilah yang digunakan dalam judi dengan sarana uang kepeng dan dadu di Bali.

  • 4)    Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam tahap penyediaan data yaitu: metode wawancara terstruktur dan simak, dengan tekniknya yaitu: teknik sadap diikuti dengan teknik rekam dan teknik catat. Pada tahap analisis data, digunakan metode padan dengan bagiannya yaitu: metode translasional diikuti teknik dasar yaitu: pilah unsur penentu dengan teknik lanjutannya, teknik hubung banding menyamakan dan teknik hubung banding menyamakan hal pokok. Digunakan

juga metode agih dengan teknik dasar yaitu: bagi unsur langsung jenis turun dengan dua teknik lanjutan yaitu: teknik perluas dan teknik sisip. Metode yang digunakan dalam penyajian hasil analisis adalah metode formal dan informal dengan teknik berfikir induktif dan deduktif.

  • 5)    Hasil dan Pembahasan

  • ( 5.1) Kata dasar adalah satuan terkecil yang menjadi asal atau permulaan sesuatu kata kompleks (Tarigan, 1985: 19). Terdapat sembilan puluh (90) istilah dalam judi dengan sarana uang kepeng dan dadu di Bali yang berbentuk kata dasar. Contohnya: goét, cukén, dan kau.

  • -    Istilah yang berbentuk kata dasar bersuku satu terdapat enam belas (16) buah, contohnya: ceng, nget, dan cong.

  • -    Istilah yang berbentuk kata dasar bersuku dua terdapat tujuh puluh (70) buah, contohnya: baan, sapih, dan boros.

  • -    Istilah yang berbentuk kata dasar bersuku tiga terdapat empat (4) buah, contohnya: bebotoh, dan bejigar.

Istilah-istilah dalam judi dengan sarana uang kepeng dan dadu di Bali terdapat juga yang berbentuk kata turunan karena telah mengalami proses morfologis yaitu proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya (Ramlan 1985: 46) seperti proses perimbuhan, pengulangan dan pemajemukan.

  • -    Terdapat enam puluh tiga (63) istilah yang berprefiks, contohnya: manting, nabung, nyaip, ngadu, maasab, pamucuk, dan mamucu,

  • -    Terdapat sembilan (9) istilah yang berakhiran atau bersufiks, contohya: andilan, dudukan, dan ilehan.

  • -    Terdapat enam (6) istilah yang berimbuhan gabung, contohnya: maporosan, ngenténgin, dan nigén.

  • -    Terdapat tujuh (7) istilah yang berbentuk kata ulang, contohnya: reduplikasi utuh; uwar-uwar, reduplikasi utuh + afiks; kocok-kocokan, dan reduplikasi partial + afiks; tetaledan.

Kata majemuk merupakan gabungan dua unsur yang masing-masing memiliki makna, tetapi hasil gabungannya memiliki makna tersendiri (Djajasudarma, 1993: 47).

  • -    Terdapat enam belas (16) istilah yang berbentuk kata majemuk. Berikut beberapa contoh berdasarkan jenis katanya: nomina + nomina; pis jepun, nomina + verba; jinah mengkeb, nomina + adjektiva; nyuh énggalan, adjektiva + nomina; lemuh lima, verba + numeralia; megasal gandep.

Menurut Rusyana, dkk (dalam Arifin, dkk 2008: 18) Frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata atau satu konstruksi ketatabahasaan yang terdiri atas dua kata atau lebih. Istilah-istilah dalam judi dengan sarana uang kepeng dan dadu di Bali yang berbentuk frasa terdapat enam belas (16) buah dan klasifikasi berdasarkan kelas kata pada induknya, contohnya sebagai berikut: - frasa nominal: batu lémpér, - frasa adjectival: asah udeg. - frasa verbal: mlinting pis.

Menurut Arifin, dkk (2008:34), klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. istilah yang berbentuk klausa dalam judi dengan sarana uang kepeng dan dadu di Bali terdapat satu (1) buah yaitu:

  • -    klausa endosentrik: bebotoh ngulung tikeh (klausa aktif).

  • (5.2) Penelitian ini berhasil mendapatkan dua ratus delapan (208) istilah dalam judi dengan sarana uang kepeng dan dadu di Bali. Terdiri dari alfabet: A, B, C. D, G, I, J, K, L, M, N, P, R, S, T, U, W, dan Y.

  • 6) Simpulan

Berdasarkan bentuknya istilah-istilah yang terdapat dalam judi dengan sarana uang kepeng dan dadu di Bali ditemukan istilah yang berbentuk kata dasar, kata turunan dan frasa.

  • a)    Istilah berbentuk kata dasar terdiri atas:

  • -    Kata dasar bersuku satu;

  • -  Kata dasar bersuku dua;

  • -  Kata dasar bersuku tiga.

Istilah berbentuk kata turunan terdiri atas kata berafiks, kata ulang (reduplikasi), dan kata majemuk.

  • b)    Istilah berbentuk kata berafiks terdiri atas:

  • -    berprefiks {N-} dengan alomorfnya: /m-/, /n-/, /n-/, /y-/;

  • -    berprefiks {m∂-};

  • -    berprefiks {paN-};

  • -    berprefiks {m∂N-};

  • -    bersufiks {-an};

  • -  berimbuhan gabung.

  • c)    Istilah berbentuk kata ulang terdiri atas:

  • -    reduplikasi utuh;

  • -  reduplikasi utuh + afiks;

  • -   reduplikasi partial + afiks;

  • d)    Istilah berbentuk kata majemuk berdasarkan jenis katanya:

  • -  nomina + nomina;

  • -  nomina + verba;

  • -  nomina + adjektiva;

  • -  adjektiva + nomina;

  • -    verba + numeralia;

  • e)    Istilah yang berbentuk frasa yaitu:

  • - frasa endosentris berinduk satu: frasa nominal, frasa adjektival, dan frasa verbal.

  • (f) Istilah yang berbentuk klausa terdiri atas:

  • - klausa endosentrik.

Berdasarkan jumlahnya, penelitian ini mendapatkan sebanyak dua ratus

delapan (208) istilah.

Daftar Pustaka

Alwasilah, Drs. A. Chaedar. 1985. Sosiologi Bahasa. Bandung: Penerbit Angkasa Bandung.

Arifin, Zaenal, Dkk. 2008. SINTAKSIS “untuk Mahasiswa Strata Satu Jurusan Bahasa atau Linguistik dan Guru Bahasa Indonesia SMA/SMK”. Jakarta: GRAMEDIA WIDIASARANA INDONESIA.

Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa (Struktur Internal, Pemakaian dan Pemelajaran). Jakarta: Rineka Cipta.

Djajasudarma, Dr. T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik (Ancangan Metode Penelitian dan Kajian). Bandung: PT ERESCO.

Koentjaraningrat. 1987. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Percetakan PT Gramedia.

Ramlan, Prof. Dr. M. 1985. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. KARYONO.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Morfologi. Bandung: Penerbit Angkasa.