CAMPUR KODE PADA BERITA UTAMA BALI ORTI BALI POST

Ni Putu Indah Prabandari

Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

ABSTRACT

The study on mixing code headlines Bali Orti Bali Post aimed to describe the forms of code mixing, code mixing characteristics, as well as the factors that cause code mixing. This study took a sample of the data for the first of five years of the publication of Bali Orti in the year 2006-2011. The theory used is the sociolinguistic theory proposed by Jendra and Nababan, which refers to the concepts associated with code mixing. Methods and techniques used in this study were divided into three stages namely, 1) the stage of providing data using methods refer assisted with technical notes, 2) data analysis stage using methods agih aided by using techniques for direct elements, 3) stage presentation of the results of data analysis used informal methods aided by deductive and inductive techniques.

The results obtained in this study are code mixing forms of governance seen level linguistic device that is tangible words and phrases. In the words found in the base word and derived word (having affixation, reduplication, and compound words). Various mixed origin code based on three kinds of absorption is inner code mixing, outer code mixing which is derived from English and Latin, and hybrid code mixing which is derived from the mixing Indonesian and English. The characteristics of code mixing is 1) code mixing event is not required by the situation and the context of the discussion, but rather depends on the speakers (language functions), 2) the code mixing occurs because of your relaxation and habit, 3) code mixing occurs at the level of the lowest form of words and highest form of clauses, 4) language elements that insert into the Balinese language no longer supports language function independently but are united by language inserted.

Factors causing mixed on the code headlines Bali Orti Bali Post motivated by two factors, namely factors language speakers and the media factors.

Keywords: sociolinguistics, code mixing, headlines, and Bali Orti.

  • 1)    Latar Belakang

Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2008:24). Sejalan dengan sifat masyarakat yang dinamis, maka bahasa yang digunakan juga senantiasa berkembang. Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan pemikiran manusia, berkembang selaras dengan perkembangan kebudayaan dan peradaban masyarakat pemakainya.

Bahasa Bali merupakan bahasa ibu (daerah) yang masih hidup di tengah-tengah masyarakat Bali yang akan secara terus menerus bergerak dinamis mengikuti perkembangan zaman. Masuknya budaya asing secara tidak langsung juga akan mempengaruhi eksistensi bahasa Bali, jika dibiarkan bahasa Bali akan semakin terdesak jika para penutur bahasa Bali semakin banyak menyerap katakata asing yang bisa mengancam keutuhan penggunaan bahasa Bali

Hal ini yang menyebabkan Bali merupakan daerah atau masyarakat yang multilingual karena terdapat banyak bahasa di dalamnya dan secara tidak langsung bisa dipastikan masyarakat Bali memiliki kebiasaan menggunakan dua bahasa atau lebih dalam berinteraksi sosial dan berkomunikasi dengan cara menggunakan kata yang mudah dimengerti dan mencampur atau bahkan mengalihkan pembicaraannya ke dalam bahasa asing atau bahasa daerah lainnya. Hal tersebut yang melatarbelakangi munculnya fenomena campur kode.

Campur kode adalah penggunaan satuan bahasa dari satu bahasa ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa; termasuk di dalamnya pemakaian kata, klausa, idiom, sapaan dan sebagainya (Kridalaksana, 2008:40). Campur kode terjadi apabila seorang penutur menggunakan suatu bahasa secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur bahasa lainnya. Hal ini biasanya berhubungan dengan karakteristik penutur, seperti latar belakang sosial, tingkat pendidikan, rasa keagamaan. Biasanya ciri menonjolnya berupa kesantaian atau situasi nonformal. Namun bisa terjadi karena keterbatasan bahasa, ungkapan dalam bahasa tersebut tidak ada padanannya, sehingga ada keterpaksaan menggunakan bahasa lain, walaupun hanya mendukung satu fungsi.

Bahasa erat kaitannya dengan media massa karena digunakan sebagai alat untuk membina dan mengembangkan bahasa. Salah satunya adalah media cetak. Salah satu jenis media cetak yang sudah tidak asing lagi termasuk dalam kehidupan masyarakat termasuk masyarakat Bali adalah surat kabar. Dengan adanya surat kabar, masyarakat dari segala lapisan baik lapisan atas maupun bawah, dapat mengetahui berita-berita dengan segala macam informasi, opini serta tulisan- tulisan yang bersifat menghibur. Secara umum bahasa yang digunakan dalam surat kabar untuk menyampaikan sebuah informasi adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Seiring dengan berjalannya waktu mengalami perkembangan untuk mewakili daerah pembaca, diterbitkanlah berita dalam bahasa daerah. Seperti halnya di Bali pada Harian Umum Bali Post yang dewasa ini telah memuat berita berbahasa Bali yang disebut Bali Orti. Bali Orti dimuat pada Harian Umum Bali Post khusus pada edisi hari Minggu yang terletak pada halaman bagian tengah Harian Umum Bali Post.

Bali Orti sudah menjadi ruang tetap pada Harian Umum Bali Post yang hadir setiap minggunya. Namun dari segi bahasa yang disajikan tidak dipungkiri dalam artikel-artikel tersebut yang mengandung unsur campur kode terutama pada artikel berita utama. Berita utama merupakan artikel berita yang berisikan informasi berita yang paling menonjol atau yang paling utama dibahas karena sebagai inti pemberitaan dengan topik yang berbeda di setiap edisinya. Hal tersebut yang menarik penulis untuk meneliti lebih lanjut tentang fenomena campur kode yang terdapat pada berita utama selama lima tahun pertama terbitnya Bali Orti karena dianggap dapat menimbulkan suatu kekeliruan dalam penggunaan bahasa Bali pada saat ini.

  • 2)    Pokok Permasalahan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai masalah-masalah yang dianalisis, maka penulis jabarkan permasalahan sebagai berikut,

  • 1)    Bagaimanakah bentuk-bentuk campur kode berdasarkan tata tingkat perangkat kebahasaan dan berdasarkan unsur bahasa serapan dalam artikel berita utama pada Bali Orti Bali Post?

  • 2)    Bagaimanakah ciri-ciri campur kode dalam artikel berita utama pada Bali Orti Bali Post?

  • 3)    Faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya campur kode pada artikel berita utama pada Bali Orti Bali Post?

  • 3)    Tujuan Penelitian

Dalam sebuah penelitian tentunya mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai. Demikian pula halnya dalam penelitian campur kode pada artikel berita utama pada Bali Orti Bali Post yang tujuannya dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Kedua tujuan itu dapat diuraikan sebagai berikut:

  • 1.    Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini yaitu memberikan sumbangan terhadap penelitian dalam pembendaharaan ilmu bahasa dalam sebuah media cetak surat kabar.

  • 2.    Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan adalah sebagai berikut:

  • 1)    Untuk mendiskripsikan bentuk campur kode dalam artikel berita utama pada Bali Orti Bali Post.

  • 2)    Untuk mendiskripsikan ciri-ciri campur kode dalam artikel berita utama pada Bali Orti Bali Post.

  • 3)    Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode dalam artikel berita utama pada Bali Orti Bali Post.

  • 4)    Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode dan teknik yang digunakan dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

  • 1)    metode dan teknik penyediaan data: Tahap penyediaan data menggunakan metode simak, didukung oleh teknik catat.

  • 2)    metode dan teknik analisis data menggunakan: Tahap analisis data menggunakan metode agih dibantu dengan teknik bagi unsur langsung.

  • 3)    metode dan teknik penyajian hasil analisis data: Tahap penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal, dibantu dengan teknik deduktif-induktif.

  • 5)    Hasil dan Pembahasan

  • (5.1)    Campur Kode pada Berita Utama Bali Orti Bali Post

Bentuk-bentuk campur kode berdasarkan dibagi menjadi dua bagian yaitu 1) tata tingkat perangkat kebahasaannya dan 2) unsur bahasa serapannya campur kode yang diuraikan seperti berikut.

Campur kode berdasarkan tata tingkat perangkat kebahasaan, dibagi menjadi dua, yaitu: (1) Campur kode pada tataran frasa (campur kode frasa). Pada tataran frasa ditemukan dalam dua tipe yaitu frasa endosentrik dan eksosentrik. Frasa endosentrik ditemukan dalam tiga tipe, yaitu frasa endosentrik koordinatif, atributif dan apositif. Frasa eksosentrik dalam dua tipe, yaitu eksosentrik direktif dan nondirektif, (2) Campur kode pada tataran kata (campuran kode kata) adalah campur kode kata yang paling banyak terjadi pada setiap bahasa. Pada bentuk campur kode kata berwujud kata dasar dan kata turunan yang terdiri dari kata turunan dengan afiksasi, kata berulang dan kata majemuk.

Campur kode dilihat dari sudut bahasa serapannya yaitu: (1) Campur kode ke dalam (inner code mixing) adalah jenis campur kode yang menyerap unsur-unsur bahasa asli yang masih sekerabat. Bahasa yang masuk adalah bahasa Indonesia, (2) Campur kode keluar (outer code mixing) adalah campur kode yang menyerap unsur-unsur bahasa asing. Bahasa yang masuk adalah bahasa Inggris dan bahasa Latin, dan (3) Campur kode campuran (hybrid code mixing) adalah campur kode yang di dalamnya telah menyerap unsur bahasa asli (bahasa-bahasa daerah) dan bahasa asing. Bahasa yang bergabung berasal dari bahasa Indonesia dan Inggris.

Ciri-ciri campur kode yaitu (1) peristiwa campur kode tidak dituntut oleh situasi dan konteks pembicaraan, melainkan tergantung kepada pembicaranya (fungsi bahasa). Fungsi-fungsi bahasa tersebut, yakni fungsi personal, fungsi

referensial, dan fungsi metalingual. (2) campur kode terjadi karena kesantaian dan kebiasaan, (3) campur kode terjadi pada tataran berwujud kata dan berwujud frasa (4) unsur-unsur bahasa yang menyisip ke dalam bahasa Bali tidak lagi mendukung fungsi bahasanya secara mandiri tetapi sudah menyatu dengan bahasa yang disisipinya.

  • (5.2)    Faktor Penyebab Campur Kode dalam Berita Utama Bali Orti Bali Post

Faktor-faktor penyebab campur kode yang terjadi dalam berita utama Bali Orti Bali Post, yaitu (1) Faktor penutur yang multilingual. (2) Faktor kebahasaan yaitu disebabkan karena adanya istilah-istilah asing (seperti dalam bidang teknologi) yang memang tidak mungkin diganti dengan menggunakan bahasa Bali.

  • 6)    Simpulan

Dari analisis yang telah dilakukan terhadap Campur Kode pada Berita Utama Bali Orti Bali Post maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

  • 1.    Bentuk campur kode yang terdapat dalam berita utama Bali Orti Bali Post berdasarkan (1) tata tingkat perangkat kebahasaaannya berupa kata dan frasa, (2) asal bahasa serapannya yaitu campur kode ke dalam, ke luar, dan campuran.

  • 2.    Ciri-ciri yang terdapat pada berita utama Bali Orti Bali Post berdasarkan (1) peristiwa campur kode tidak dituntut oleh situasi dan konteks pembicaraan, (2) campur kode terjadi karena kesantaian dan kebiasaan, (3) campur kode terjadi pada tataran berwujud kata dan berwujud frasa, (4) unsur-unsur bahasa yang menyisip sudah menyatu dengan bahasa yang disisipinya

  • 3.    Faktor-faktor penyebab campur kode yang terjadi dalam berita utama Bali

Orti Bali Post, yaitu (1) Faktor penutur, (2) Faktor kebahasaan.

DAFTAR PUSTAKA

Aslinda, Syafyahya. 2010. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT Refika Aditama.

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Chaer, Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Djajasudarma, T. Fatimah. 2009. Semantik 1 Makna Leksikal dan Gramatikal.

Bandung: PT. Refika Aditama.

Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian Dan Kajian. Bandung: PT. Eresco

Granoka, dkk. 1985. Tata Bahasa Bali. Denpasar: Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Jendra, Wayan. 1991. Dasar-Dasar Sosiolinguistik. Denpasar: Ikayana.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Mahayu, Ni Luh Raka. 2012. Berita Pada Rubrik Opini Harian Bali Post : Kajian Sintaksis. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nababan, PWJ. 1991. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ramlan, M. 1983. Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.

Ramlan. 1985. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono.

Ratmika, Ayu Ni Ketut. 2013. Campur Kode Dan Alih Kode Pemakaian Bahasa Bali dalam Dharma Wacana Ida Pedanda Gede Made Gunung. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press

Swasrina, Manuaba Ida Ayu. 2011. Campur Kode Pemakaian Bahasa Bali pada

Teks Lagu Pop Bali. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana.

Tim Penyusun Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra Universitas Udayana. 2008. Panduan Penulisan Usulan Penelitian Skripsi. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Tim Penyusun. 1991. Kamus Bali-Indonesia. Denpasar: Dinas Pendidikan Dasar Propinsi Dati I Bali.

Verhaar, J.W.M. 2008. Azas-Azas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Winarko, Nunik. 2009. Campur Kode Pemakaian Bahasa Indonesia pada Surat Kabar Jawa Pos. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana