PARWA DATA CANDRABHANU DAN PEPARIKAN DATA CANDRABHANU: SEBUAH KAJIAN INTERTEKSTUALITAS
on
1
PARWA DATA CANDRABHANU DAN PEPARIKAN DATA CANDRABHANU: SEBUAH KAJIAN INTERTEKSTUALITAS
Ni Nyoman Ayu Juniantari Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra Dan Budaya, Universitas Udayana
Abstract
Research Parwa Data Candrabhanu and Peparikan Data Candrabhanu aims to uncover the intertextual relationships and meanings contained in the two texts. Transformation Parwa Data Candrabhanu and Peparikan Data Candrabhanu story this incident involving linkage, plot, character and characterization, setting, theme and mandate as well as reveal the difference between the two, after that proceed to give a description of the meaning contained in the two texts. At the end of this study can be seen that the transformation in Parwa Data Candrabhanu and Peparikan Data Candrabhanu done well despite the addition and subtraction in Peparikan Data Candrabhanu.
........... This study is based on the structural theory proposed by Teeuw, intertextual theory proposed by Kristeva and semiotic theory advanced by Sudjiman. The method used in this study is a descriptive analytic method assisted with translation techniques to facilitate the analysis according to the problem under study.
........... From this analysis it can be concluded that the story of parwa and peparikan has prominent similarities in terms of the similarity of the story to the characters names. The equation is a main character named Prabhu Data Candrabhanu who has a wife named the Dewi Wirasanti and have a beautiful daughter named Diah Somawati. All three are said to be very powerful because of its success in yoga and meditation believed to hold fast to the teachings of Buddhism Bairawa. In addition to having equality, parwa and peparikan story also have differences. The difference if the parwa story is told through Hastinapura victory against Tasikmalaya, another case in peparikan story, Arjuna is told to lose the war, then decided to return to Hastinapura, and want to attack the country of Tasikmalaya. In addition to uncovering intertextual relationship of the second story, this study also revealed the meaning contained in these two stories. These include the meaning and spiritual significance Bairawa Buddha.
Keywords : Parwa, Peparikan, Intertextual
PENDAHULUAN
Parwa merupakan kesusastraan Jawa Kuna yang berbentuk prosa liris. Parwa berarti bagian buku/cerita (Mardiwarsito, 1986:410). Parwa juga dikatakan sebagai bagian dari Mahabharata atau bisa juga disebut lakon yang mengambil cerita dari Mahabharata (Anom, 2009:512). Parwa merupakan proses yang diadaptasi dari bagian epos-epos dalam bahasa Sanskerta dan menunjukkan ketergantungannya
dengan kutipan dari karya asli dalam bahasa Sanskerta; kutipan-kutipan tersebut tersebar di seluruh teks parwa itu (Zoetmulder, 1974:80).
Geguritan atau peparikan merupakan karya sastra yang umumnya menggunakan bahasa Bali dan diikat oleh kaidah prosodi metrum (tembang), yakni tembang macapat atau pupuh. Adapun aturan yang mengikat tembang macapat adalah jumlah suku kata dalam satu baris (Guru Wilangan), jumlah baris dalam satu bait (Guru Gatra), rima dan nada akhir setiap baris (Guru Ding-dung) (Suarka, 2007b:11).
Pada kesempatan ini, karya yang akan dibandingkan adalah Peparikan Data Candrabhanu (yang kemudian disingkat Pep.DC) dengan Parwa Data Candrabhanu (yang kemudian disingkat Par.DC) yang merupakan naskah hipogramnya. Dari pengamatan yang pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan intertekstual antara Par.DC dan Pep.DC memang belum pernah dilakukan, oleh karena itu penelitian ini akan dilakukan dengan cara melihat dan membandingkan isi dari cerita parwa dan peparikan, serta melihat sejauh mana perbedaan isi cerita dari kedua objek tersebut. Langkah terakhir yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengungkap unsur makna yang terkandung dalam kedua naskah yang menjadi objek dalam penelitian ini.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini menitikberatkan masalahnya pada hubungan intertekstual dan makna yang terkandung di dalam naskah parwa dan peparikan. Penelitian ini bertujuan menjelaskan tentang hubungan cerita dalam Pep.DC yang memiliki hubungan atau keterkaitan dengan cerita pada Par.DC yang merupakan teks hipogramnya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya penggunaan teori struktur, teori intertekstual dan teori semiotika secara teknik analisis terhadap karya sastra.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam tahap pengumpulan data adalah metode simak yang ditunjang dengan teknik studi pustaka. Pada tahapan analisis data digunakan
metode deskriptif analitik yang di bantu dengan teknik terjemahan untuk mempermudah analisis sesuai dengan masalah yang diteliti. Tahap penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal dalam penyajian.
PEMBAHASAN
......... Struktur naratif merupakan struktur yang mengungkap unsur-unsur atau elemen-elemen yang membangun sebuah karya sastra yang saling kait mengkait sehingga terbentuk kesatuan yang organis. Pembahasan mengenai pertalian struktur dalam Par.DC dan Pep.DC akan diuraikan sebagai berikut.
-
a. Insiden cerita pada Par.DC dan Pep.DC diawali ketika kedatangan Sang Arjuna ke Tasikmalaya bertemu dengan Prabhu Data Candrabhanu untuk mempersunting Diah Somawati untuk dijadikan permaisuri di Hastina.
Kutipan
Terjemahan
…Itu puteri tuan hamba, yang terhormat Diah Somawati, hamba mohon, akan hamba jadikan permaisuri…
…Akan hamba jadikan permaisuri di Hastina /
Par.DC …Yatika putrī Aji, sang wara Dhyah
Somāwatī, pinintaikang Pārtha, pinaka ghara patni mami…
Pep. DC …Pacang anggén tityang ghara patni
/ ring Haṣṭina / …
Dengan melihat dua insiden beserta kutipannya di atas, dapat diketahui bahwa terdapat pertalian atau hubungan antara kedua cerita tersebut yang masing-masing cerita terdapat insiden pada saat kedatangan Sang Arjuna ke Tasikmalaya bertemu dengan Prabhu Data Candrabhanu untuk mempersunting Diah Somawati.
Klimaks/Turning Point pada Par. DC dan Pep.DC ini yaitu pada saat dipanggilnya pasukan Hastina untuk menyerang Tasikmalaya
Par.DC
Pep. DC
Kutipan
…Manĕmbah sang inājñan,
māgyāgyan ghumoṣaṇang péka yodha samūha…
…Mangkin mapamit tur ñĕmbah / raris mĕdal ngilakang balā sami /…
Terjemahan
…Yang diperintah menghormat dan bersiap-siap memanggil pasukan perang…
…Segera mohon diri pamit serta menghormat / langsung keluar mengerahkan pasukan /…
Dari uraian beserta kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahap Turning Point, masing-masing cerita berisikan tentang rencana penyerangan Pasukan Hastina ke Tasikmalaya.
-
3. Pertalian Tokoh dan Penokohan
-
3.1 Tokoh Utama
-
Pada Par.DC dan Pep.DC segi fisikologis dari Prabhu Data Candrabhanu digambarkan sebagai seorang laki-laki yang sangat sakti. Hal ini tersirat dari sosok beliau yang menjadi seorang raja yang terkenal sakti.
Kutipan
Par.DC …Hana pwékang ratu ring Tasikmalaya warṇnanĕn, nāgara nira Prabhu Dhata Candrabhanu rasika, ratu mahā wiśéṣa…
Pep. DC …Maka pūrwwakaning satwa /
wéntĕn ratu cakrawartti / ring jagat Tasikmalaya / marākang subhikṣa tṛpti / pĕséngan Śrī Narapati / Prabhu Datta Candrabhanu/ dahating mawiśéṣa /…
Terjemahan
…Tersebut ada seorang raja di negara Tasikmalaya, beliau bergelar Prabu Data Candrabanu, raja yang amat sakti…
…Merupakan tokoh utama dalam ceritera / ada seorang raja besar / di negeri Tasikmalaya / mengutamakan ketertiban kesentosaan / nama baginda raja / Prabhu Data Candrabhanu / sangat sakti / …
Dalam Par.DC dan Pep.DC, Diah Somawati hanya digambarkan dari segi fisikologis yang digambarkan sebagai seorang putri yang sangat cantik.
Par.DC
Pep. DC
Kutipan
…Hana suta nira strī sawiji, paripūrṇnéng hayu, Déwī Somawatī sājña nira…
…Yuṣa sĕdhĕng mĕngpĕng anwam / kāywané tatan pasiring / saparipolah angraras …
Terjemahan
…Mempunyai seorang puteri, sempurna kecantikannya, bernama diah Somawati…
…Umurnya sedang memuncak dewasa / kecantikannya tak bertara / segala perilakunya menawan /…
Dalam cerita Par.DC dan Pep.DC digambarkan Dewi Wirasanti yang merupakan istri dari Prabhu Data Candrabhanu. Sosok Dewi Wirasanti ini hanya digambarkan dari segi sosiologisnya saja.
Kutipan Terjemahan
Par.DC …Hana pwékang ratu ring …Tersebut ada seorang raja di negara
Tasikmalaya warṇnanĕn, nāgara nira Tasikmalaya, beliau bergelar Prabu Data Prabhu Dhata Candrabhanu rasika, Candrabanu, raja yang amat sakti,
ratu mahā wiśéṣa, makāmbĕkang boddha bhairawa sira. Tĕkéng naréśwarī nira mabhédyagri bhairawi sira, Dhyah Wīraśaṇṭī nāma nira…
menerapkan mazab Buda Bairawa. Sampai dengan permaisurinya menganut faham bairawa, bernama Diah Wirasanti…
…Kuat melaksanakan tapa brata / sampai dengan sang permaisuri / sempurna kesetiaannya pada suami / tentang nama beliau / Sang Dewi Wirasanti / …
Pep. DC …Pagĕh ngamong brata tapa / rawing Ida Pramīśwarī / paripūrṇna patibrata / puspathan Ida winarṇni / Sang Déwī Wirasanti / …
-
1. Di Negeri Tasikmalaya tempat Prabhu Data Candrabhanu menjadi seorang raja yang menerapkan mazab Buda Bairawa.
Kutipan
Terjemahan
…Tersebut ada seorang raja di negara Tasikmalaya, beliau bergelar Prabu Data Candrabanu, raja yang amat sakti, menerapkan mazab Buda Bairawa…
…sebagai awal cerita / ada seorang raja yang memerintah / di negeri Tasikmalaya / mengutamakan ketertiban kesentosaan / nama baginda raja / Prabhu Data Candrabhanu / sangat sakti / karena keberhasilannya dalam yoga dan semedi / yang diyakini / melaksanakan ajaran Buda Bairawa…
Par.DC …Hana pwékang ratu ring Tasikmalaya warṇnanĕn, nāgara nira Prabhu Dhata Candrabhanu rasika, ratu mahā wiśéṣa, makāmbĕkang boddha bhairawa sira...
Pep. DC …Maka pūrwwakaning satwa / wéntĕn
ratu cakrawartti / ring jagat Tasikmalaya / marākang subhikṣa tṛpti / pĕséngan Śrī Narapati / Prabhu Datta Candrabhanu/ dahating mawiśéṣa / siddhāning yoga samādhi / né kaginung / ngĕlarang Buddha Bhairawa…
-
4.2 Latar Waktu
-
1. Lamanya Sang Partha menginap di Istana Candrabhanu untuk memperbincangkan ajaran filsafat Siwa dan Budha.
Kutipan
Terjemahan
…Kira-kira tiga malam Sang Partha telah berada disana, memperbincangkan keutamaan pilsafat agama, kemuliaan pilsafat Siwa dan Buda…
…Tak terkatakan beliau sebagai tamu dan sebagai tuan rumah / kira-kira telah tiga malam / Sang Arjuna berada disana /
Par.DC …Watāranya tigang dintĕn Sang
Pārtha hanā ngkā, gumunita kottamaning tatwopadéśa,
kadibyaning śiwa kalāwan buddha tatwa…
Pep. DC …Tan winarṇna sang rawuh sang
karawuhan / watara tigang wĕngi / Sang Partha irika /…
-
1. Suasana saat Prabhu Data Candrabhanu kagum atas kesetiaan anaknya.
Par.DC
Kutipan …Madhūra wulatira Śrī
Candrabhanu, mangaywani bratanyānakira…
Dhāta satya
Terjemahan
…Manis pandangan mata Sri Data Candrabanu, mengagumi kesetiaan puteri baginda terhadap puasa (ajarannya)…
Pep. DC
…Ring sampuné sapunika / hatur Ida Sang Dyah Somawatì / lédang mangkin Sang Prabhu / myàrûayang hatur putra / …
…Setelah demikian / permakluman Diah Somawati / Baginda Raja amat gembira / mendengarkan kata-kata puterinya / …
Pada Par.DC dan Pep.DC terdapat pertalian tema antar kedua cerita tersebut yang sama-sama mengangkat tentang ajaran Budha Bairawa. Pada Par.DC dan Pep.DC hal tersebut tampak pada awal cerita ketika pengenalan nama tokoh utama sampai dengan memperkenalkan nama permaisuri dan putrinya yang menganut ajaran Budha
Bairawa.
Kutipan
Par.DC …Hana pwékang ratu ring
Tasikmalaya warṇnanĕn, nāgara nira Prabhu Dhata Candrabhanu rasika, ratu mahā wiśéṣa, makāmbĕkang boddha bhairawa sira. …
Pep. DC …Maka pūrwwakaning satwa / wéntĕn
ratu cakrawartti / ring jagat Tasikmalaya / marākang subhikṣa tṛpti / pĕséngan Śrī Narapati / Prabhu Datta Candrabhanu/ dahating mawiśéṣa / siddhāning yoga samādhi / né kaginung / ngĕlarang Buddha Bhairawa…
Terjemahan
…Tersebut ada seorang raja di negara Tasikmalaya, beliau bergelar Prabu Data Candrabanu, raja yang amat sakti, menerapkan mazab Buda Bairawa. Sampai dengan permaisurinya menganut paham bairawa…
…sebagai awal cerita / ada seorang raja yang memerintah / di negeri Tasikmalaya / mengutamakan ketertiban kesentosaan / nama baginda raja / Prabhu Data Candrabhanu / sangat sakti / karena keberhasilannya dalam yoga dan semedi / yang diyakini / melaksanakan ajaran Buda Bairawa…
Pertalian antar kedua amanat dari cerita Par.DC dan Pep.DC terlihat dari kedua cerita yang sama-sama memiliki amanat tentang kesetiaan memeluk ajaran/keyakinan Budha Bairawa.
Kutipan Terjemahan
Par.DC …Ikang wwang atilar swārgga …Orang-orang yang meninggalkan mabrata, agung dénya mamanggih keyakinan sorga dengan melakukan brata, pāpa nāraka, … akan mendapat dosa sengsara amat besar,
Pep. DC …Ling aji śāstra prokta / kocap yaning wwang nilar gāma jāti / agöng rĕké dĕódhan ipun / mangguh pāpa nāraka / …
…Dalam “sastra prokta“ disebutkan / bila siapapun meninggalkan agamanya semula / konon besar dosanya / akan mendapat dosa sengsara /…
Sesuai dengan uraian yang di atas, mengenai makna Budha Bairawa, dalam Par. DC dan Pep.DC terdapat kutipan mengenai bukti bahwa ada seorang raja di Tasikmalaya yang memeluk ajaran Budha Bairawa.
Kutipannya
Par.DC …Hana pwékang ratu ring Tasikmalaya warṇnanĕn, nāgara nira Prabhu Dhata Candrabhanu rasika, ratu mahā wiśéṣa, makāmbĕkang boddha bhairawa sira..
Pep.DC …Maka pūrwwakaning satwa / wéntĕn ratu cakrawartti / ring jagat Tasikmalaya / marākang subhikṣa tṛpti / pĕséngan Śrī Narapati / Prabhu Data Candrabhanu/ dahating mawiśéṣa / siddhāning yoga samādhi / né kaginung / ngĕlarang Buddha
Bhairawa…
Terjemahannya
…Tersebut ada seorang raja di negara Tasikmalaya, beliau bergelar Prabu Data Candrabanu, raja yang amat sakti, menerapkan mazab Buda Bairawa…
…Sebagai awal cerita / ada seorang raja yang memerintah / di negeri Tasikmalaya / mengutamakan ketertiban kesentosaan / nama baginda raja / Prabhu Data Candrabhanu / sangat sakti / karena keberhasilannya dalam yoga dan semedi / yang diyakini / melaksanakan ajaran Buda Bairawa…
Selain memiliki persamaan terdapat pula perbedaan yang membedakan kedua cerita tersebut. Salah satu perbedaannya mengenai makna spiritual yang hanya muncul pada naskah Parwa Data Candrabhanu saja. Dalam naskahnya diuraikan mengenai percakapan antara Prabhu Data Candrabhanu dengan Maharaja Kresna dan Yudhistira mengenai perbedaan dharma dan moksa sebagai tujuan akhir hidup manusia.
Kutipannya adalah sebagai berikut :
…Kunang prabedha ning dharma, mwang mokṣa, tan masor tan maruhur kojar ing dharma mokṣa, ndan swajati ning dharma ngaranya, sinanggrahéng tiga brata, ikang iḍĕp tan élik tan hyun tan kapéngéna ring adrĕwya…
Terjemahannya :
…Adapun perbedaan antara dharma dan moksa, tidak di bawah tidak di atas adanya dharma moksa itu, itulah dharma sejati namanya, dipangku oleh tiga brata, yaitu pikiran yang tidak benci, tidak ingin, dan tidak terpikat oleh harta kekayaan…
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Dari segi hubungan intertekstual ini merupakan salah satu usaha perbandingan terhadap hubungan antara Par.DC dengan Pep.DC dengan melihat pertalian isi cerita dan perbedaan yang terdapat dalam kedua naskah tersebut.
Alur yang digunakan dalam Par.DC dengan Pep.DC ini adalah alur maju (lurus), sehingga dapat di ketahui insiden yang tersusun sistematis dan mempunyai hubungan yang logis.
Tokoh dalam Par.DC dan Pep.DC ini ada tiga, yaitu tokoh utama, tokoh sekunder dan tokoh komplementer. Tokoh utamanya adalah Prabhu Data Candrabhanu, tokoh sekunder salah satunya yaitu Diah Somawati, sedangkan tokoh komplementer salah satunya yaitu Dewi Wirasanti. Ditinjau dari segi penokohan (perwatakan), tokoh dalam cerita ini dapat dianalisis dari tiga sudut yaitu sudut fisiologis, sudut psikologis dan sudut sosiologis.
Latar (setting) dalam Par.DC dan Pep.DC ini, yaitu Negeri Tasikmalaya, dan Kerajaan Hastina. Tema dalam Par.DC dan Pep.DC adalah tentang Ajaran Budha Bairawa. Untuk analisis amanat dalam Par.DC dan Pep.DC memiliki amanat tentang kesetiaan memeluk ajaran.
Terdapat dua makna yang terkandung dalam Parwa Data Candrabhanu dan Peparikan Data Candrabhanu yaitu mengenai makna Budha Bairawa dan Spiritual.
DAFTAR PUSTAKA
Anom, I Gusti Ketut, dkk. 2009. Kamus Bali-Indonesia Beraksara Latin dan Bali. Denpasar:Dinas Kebudayaan Kota Denpasar dan Badan Pembina Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali.
Mardiwarsito, L. 1986. Kamus Jawa Kuna – Indoesia. Ende-Flores-NTT:NUSA INDAH
Suarka, I Nyoman. 2007b. Makalah Kesusastraan Bali Purwa. Fakultas Sastra Unud.
Zoetmulder, P.J. 1985. Kalangwan Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang.
Yogyakarta: Djambatan.
Discussion and feedback