HUMANIS

Journal of Arts and Humanities

p-ISSN: 2528-5076, e-ISSN: 2302-920X

Terakreditasi Sinta-3, SK No: 105/E/KPT/2022

Vol 28.1. Pebruari 2024: 67-78

Konflik Sosial dalam Kumpulan Cerpen Tak Ada Asu di Antara Kita Karya Joko Pinurbo

Social Conflict in the Short Story Collection Tak Ada Asu di Antara Kita By Joko Pinurbo

I Dewa Dode Agus Adi Pranatha, I Gusti Ayu Agung Mas Triadnyani, I Ketut Nama Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Indonesia

email korespondensi: [email protected], [email protected], [email protected]

Info Artikel

Masuk: 30 Nopember 2023

Revisi: 4 Januari 2024

Diterima: 20 Januari 2024

Terbit: 29 Pebruari 2024

Keywords: short story; social conflict theory; author conflict


Kata kunci: cerpen; konflik sosial; konflik tokoh pengarang

Corresponding Author: I Dewa Dode Agus Adi Pranatha emal: [email protected]

DOI:

https://doi.org/10.24843/JH.20

24.v28.i01.p07


Abstract

This research discusses a collection of short stories entitled Tak Ada Asu di Antara Kita by Joko Pinurbo. This anthology contains fifteen short stories, five of which have the same conflict, namely the conflict between characters who work as authors. The five short stories are "Ayat Kopi", "Guru Bahagia", "Duel", "Korban Hoaks" and "Cakrawala". This research aims to answer the problem formulation, namely how social conflict is depicted in the short story collection Tak Ada Asu di Antara Kita by Joko Pinurbo. The five short stories were analyzed using social conflict theory. Analysis using social conflict theory aims to determine the conflict contained in this short story. The conflict found is a conflict between the author's characters. The analysis of social conflict in this short story is divided into three, namely forms of conflict, causes of conflict, and conflict resolution. The form of conflict is a description of the conflict that occurs in the author's characters. The cause of conflict is the thing that starts the conflict. Conflict resolution is the process or thing that causes the conflict to end.

Abstrak

Penelitian ini membahas kumpulan cerpen berjudul Tak Ada Asu di Antara Kita karya Joko Pinurbo. Antologi ini berisi lima belas cerpen, lima di antaranya mempunyai konflik yang sama, yaitu konflik antar tokoh yang berprofesi sebagai pengarang. Kelima cerpen tersebut adalah “Ayat Kopi”, “Guru Bahagia”, “Duel”, “Korban Hoaks” dan “Cakrawala”. Penelitian ini bertujuan untuk mejawab rumusan masalah yaitu bagaimana gambaran konflik sosial dalam kumpulan cerpen Tak Ada Asu di Antara Kita karya Joko Pinurbo. Kelima cerpen tersebut dianalisis dengan menggunakan teori konflik sosial. Analisis menggunakan teori konflik sosial bertujuan untuk mengetahui konflik yang terkandung dalam cerpen ini. Konflik yang ditemukan adalah konflik antartokoh pengarang. Analisis konflik sosial dalam cerpen ini terbagi menjadi tiga, yaitu bentuk konflik, penyebab konflik, dan penyelesaian konflik. Bentuk konflik adalah gambaran konflik yang terjadi pada

tokoh pengarang. Penyebab konflik adalah hal yang menjadi awal munculnya konflik. Penyelesaian konflik adalah proses atau hal yang menyebabkan konflik berakhir.

PENDAHULUAN

Pengarang adalah salah satu profesi yang ada di Indonesia. Zaman sekarang ini profesi pengarang tergolong profesi yang kurang diminati oleh anak muda. Hal ini disebabkan oleh pandangan generasi muda bahwa tidak ada jaminan masa depan yang baik apabila berprofesi sebagai pengarang. Padahal pekerjaan seorang pengarang tidaklah mudah. Dalam proses penciptaan karya sastra, pengarang membutuhkan ide dan proses kreatif.

Gagasan sebuah karya sastra dapat berangkat dari pengalaman pengarang itu sendiri, seperti pengalaman dalam bekerja, dalam bermasyarakat, atau dalam berkeluarga. Pengalaman-pengalaman tersebut secara implisit telah mengandung konflik. Kadir (2013:131) memaparkan bahwa penciptaan karya sastra juga dapat berangkat dari persoalan sosial yang terkenal dan berasal dari golongan kelompok sosial dalam masyarakat. Dalam hal ini masyarakat berperan penting dalam proses penciptaan karya sastra. Hal ini karena manusia dan semua permasalahan yang dilaluinya dapat menjadi objek penciptaan karya sastra (Saskia, 2023:146)

Dalam hal ini, pengaruh latar belakang pengarang dan asal-usulnya dalam penciptaan karya sastra menjadi faktor penting. Terdapat satu pendekatan yang berkaitan dengan aspek profesi pengarang, yaitu sosiologi pengarang. Faruk (2012:77) mengatakan karya sastra dapat diciptakan oleh pengarang berdasarkan masalah sosial yang ada di masyarakat. Suatu hal yang menarik jika profesi pengarang dijadikan objek dalam karya sastra yang dibuat oleh pengarang. Suka duka menjadi pengarang yang dijadikan objek dalam karya sastra menjadi hal yang menarik untuk diteliti. Salah satu karya sastra yang mengangkat konflik sosial sebagai temanya adalah cerpen. Wahida (2018:12) memaparkan konflik sosial adalah bentuk hubungan individu dengan individu maupun individu dengan kelompok yang terjadi dalam masyarakat yang bertujuan untuk mendapatkan pengakuan atas kekuasaan. Konflik terjadi karena antarindividu atau antarkelompok tersebut berusaha mempertahankan pandangannya mengenai kekuasaan tersebut. Sumarjo dan Saini (1997:8) mengatakan cerpen merupakan salah satu genre prosa yang mengangkat masalah atau konflik secara terbatas atau singkat, sehingga cerpen lebih pendek jika dibandingkan dengan novel. Salah satu kumpulan cerpen yang mengangkat konflik-konflik sosial adalah kumpulan cerpen Tak Ada Asu di Antara Kita karya Joko Pinurbo. Cerpen ini terdiri atas 103 halaman di dalamnya berisi 15 cerpen yang mengangkat konflik-konflik berbeda. Walaupun mengangkat konflik yang berbeda, lima cerpen mengangkat konflik yang sama yaitu konflik tokoh yang berprofesi sebagai pengarang. Joko Pinurbo dalam cerpennya ini banyak bercerita tentang keluh kesah seseorang dengan latar belakang pekerjaan sebagai seorang pengarang, baik pengarang puisi, pengarang cerpen, maupun pengarang novel.

Adapun alasan dilakukannya penelitian ini adalah Pertama, konflik yang dimuat pada beberapa cerpen pada kumpulan cerpen ini adalah konflik tokoh yang berprofesi sebagai pengarang. Tokoh-tokoh dalam kumpulan cerpen ini memiliki sifat, karakter, dan permasalahan yang berbeda-beda. Kedua, kumpulan cerpen Tak Ada Asu di Antara Kita karya Joko Pinurbo ini belum ada yang mengkaji dengan menggunakan teori konflik sosial hingga penelitian ini dilakukan. Buku kumpulan cerpen ini terbit Januari 2023. Ketiga, Joko Pinurbo terkenal sebagai penyair atau pengarang karya sastra berbentuk puisi. Penerbitan buku kumpulan cerpen ini tergolong baru bagi Joko Pinurbo. Bahkan gaya penulisan cerpen Joko Pinurbo ini tidak terlepas dari gayanya

dalam menulis puisi. Karya-karya Joko Pinurbo di antaranya buku kumpulan puisi yang berjudul Salah Piknik (2021), novel yang berjudul Srimenanti (2019), Buku Latihan Tidur:Kumpulan Puisi (2017).

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah gambaran konflik sosial dalam kumpulan cerpen Tak Ada Asu di Antara Kita karya Joko Pinurbo? Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan konflik sosial. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konflik sosial yang terdapat dalam kumpulan cerpen Tak Ada Asu di Antara Kita karya Joko Pinurbo.

Penelitian ini memiliki empat kajian pustaka yang dijadikan sebagai pedoman dan acuan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Kajian pustaka tersebut dipaparkan sebagi berikut. Pertama, Daniati (2022) menulis artikel yang berjudul “Konflik Sosial pada Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari”. Artikel ini mengkaji konflik sosial yang terdapat pada kumpulan cerpen milik Ahmad Tohari. Persamaan penelitian milik Siti Rahma Daniati dengan penelitian ini adalah sama-sama mengangkat topik konflik sosial pada kumpulan cerpen. Perbedaan antara penelitian milik Siti Rahma Daniati dengan penelitian ini adalah terletak pada objeknya. Penelitian Siti menggunakan objek kumpulan cerpen yang berjudul Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari sedangkan penelitian ini menggunakan objek kumpulan cerpen yang berjudul Tak Ada Asu di Antara Kita karya Joko Pinurbo. Kedua, Maghfitroh (2021) menulis artikel yang berjudul “Konflik Sosial dalam Novel Aib dan Nasib Karya Minanto Berdasarkan Perspektif George Simmel”. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama mengangkat topik konflik sosial. Perbedaannya adalah penelitian Maghfitroh menggunakan objek berupa novel yang berjudul Aib dan Nasib karya Minanto sedangkan penelitian ini menggunakan objek berupa kumpulan cerpen Tak Ada Asu di Antara Kita Karya Joko Pinurbo. Ketiga, artikel yang berjudul “Konflik Sosial dalam Novel Nyala Semesta Karya Farah Qoonita” ditulis oleh Susilawati (2021). Persamaan penelitian Susilawati dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai konflik sosial. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah dalam objeknya. Penelitian Susilawati menggunakan objek berupa novel Nyala Semesta Karya Farah Qoonita sedangkan penelitian ini menggunakan objek kumpulan cerpen Tak Ada Asu di Antara Kita Karya Joko Pinurbo. Keempat, Akfika (2022) menulis skripsi yang berjudul “Konflik Sosial pada Kumpulan Cerpen Kitab Kawin Karya Laksmi Pamuntjak”. Persamaan penelitian ini dengan penelitian milik Ridho Akfika adalah sama-sama mengangkat topik konflik sosial pada kumpulan cerpen. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Ridho Akfika adalah dari segi objek.

Konsep dalam penelitian ini terdiri atas dua konsep yaitu pengarang dan konflik tokoh pengarang. Pengarang adalah profesi yang menciptakan karya sastra berupa puisi, novel, cerpen, dan naskah drama. Pengarang berbeda dengan penulis. Jika pengarang adalah profesi yang menciptakan karya sastra, penulis adalah profesi yang menciptakan karya tulis yang lebih luas. Dengan kata lain penyebutan penulis lebih umum daripada pengarang karena pengarang hanya membuat karya sastra, sedangkan penulis dapat membuat karya tulis lainnya, seperti karya ilmiah. Konflik tokoh pengarang adalah salah satu jenis konflik sosial berupa konflik pribadi. Konflik tokoh pengarang dikatakan konflik pribadi karena konflik tokoh pengarang adalah konflik yang terjadi antara seorang tokoh pengarang dengan satu orang atau lebih.

METODE DAN TEORI

Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian kualitatif deskriptif analitik. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan angka sebagai objeknya. Kemudian penelitian ini memaparkan hasil analisis dengan model deskriptif guna menjelaskan hasil analisis dengan rinci. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode studi pustaka.

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang didapatkan oleh peneliti langsung melalui mengamati sumber data. Sumber data penelitian ini adalah sebuah buku kumpulan cerpen yang berjudul Tak Ada Asu di Antara Kita.

Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kepustakaan dengan teknik purposive sampling. Metode studi kepustakaan adalah cara mengumpulkan data dengan membaca objek penelitian kemudian menyimak dan mencatat hasil simakan. Purposive sampling adalah pengambilan data oleh peneliti berdasarkan penilaian peneliti itu sendiri. Metode dan teknik penganalisisan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode ini digunakan karena jenis data berupa data kualitatif kemudian dianalisis dan disajikan dengan bentuk deskriptif. Penyajian hasil analisis data yang digunakan adalah metode informal dan metode deskriptif.

Kumpulan cerpen Tak Ada Asu di Antara Kita memuat lima belas cerpen. Di antara lima belas cerpen tersebut, lima cerpen memiliki konflik yang sama yaitu konflik tokoh pengarang. Konflik tokoh pengarang adalah konflik antarindividu yang terjadi pada tokoh utama yang berprofesi sebagai pengarang. Konflik yang terjadi dalam lima cerpen ini melibatkan tokoh pengarang dengan masyarakat, tokoh pengarang dengan muridnya, tokoh pengarang dengan pengarang lainnya, tokoh pengarang dengan tokoh dalam ceritanya, dan tokoh pengarang dengan ibunya.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konflik sosial yang dirumuskan oleh Lewis A. Coser. Lewis A. Coser mengatakan bahwa konflik berkembang dalam hubungan sosial yang intim dan menyertakan nilai dasar yang bersifat non-realistik (Susan: 2014:49). Dalam Kumpulan Cerpen Tak Ada Asu di Antara Kita karya Joko Pinurbo konflik yang muncul berawal dari hubungan sosial yang intim.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap lima cerpen yang terdapat pada kumpulan cerpen Tak Ada Asu di Antara Kita karya Joko Pinurbo ditemukan jenis konflik tokoh pengarang yang tergolong ke dalam konflik sosial antarindividu. Konflik tokoh pengarang yang menjadi fokus masalah serta pokok permasalahan yang dibahas adalah wujud konflik, penyebab konflik, dan penyelesaian konflik. Wujud konflik adalah bentuk konflik yang terjadi antara tokoh pengarang dengan tokoh lainnya. Penyebab konflik adalah hal yang mendasari munculnya konflik antara tokoh pengarang dengan tokoh lainnya. Penyelesaian konflik adalah bagian terakhir atau hal yang meredakan ketegangan akibat terjadinya konflik. Tiga hal tersebut menjadi dasar analisis konflik tokoh pengarang dalam lima cerpen ini. Konflik tokoh pengarang dalam lima cerpen tersebut dipaparkan secara rinci sebagai berikut.

Konflik Tokoh Pengarang dalam Cerpen “Ayat Kopi”

  • a.    Wujud Konflik

Wujud konflik tersebut terjadi antara tokoh Saya dengan para pemuda yang diwakilkan oleh Komandan Pemuda. Komandan pemuda merasa berkeberatan dengan pesta kopi dan puisi yang dilakukan oleh tokoh Saya. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.

Di tengah keasyikan dan kegembiraan kami merayakan kesuksesan Paman Yusi, beberapa orang pemuda setempat tiba-tiba mendatangi kami (hlm. 33)

Berdasarkan kutipan diatas tampak bahwa para pemuda dan komandan pemuda mendatangi tokoh saya untuk menyampaikan keberatannya terkait apa yang dilakukan oleh tokoh saya. Komandan pemuda menganggap apa yang dilakukan oleh tokoh saya merugikan dan meresahkan bagi masyarakat sekitar.

  • b.    Penyebab Konflik

Penyebab konflik tokoh pengarang yang terjadi pada tokoh Saya disebabkan oleh tokoh Saya yang mengadakan pesta kopi dan puisi di kontrakannya. Pesta tersebut dihadiri oleh para pemuda yang menyukai pesta kopi dan puisi tersebut. Karena sering dilakukannya pesta tersebut, para pemuda menjadi terserang virus kopi dan puisi. Para pemuda menjadi kecanduan terhadap kopi dan puisi yang akan merugikan mereka. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.

Para remaja itu tampaknya ikut terserang virus puisi. Mereka jadi hafal baris puisi saya (hlm. 33)

Para pemuda tersebut mulai terserang virus kopi dan puisi. Tokoh saya merasa berhasil menanamkan kecintaan puisi kepada para remaja tersebut. Namun hal tersebut tidak diterima baik oleh komandan pemuda. Komandan pemuda merasa hal tersebut meresahkan warga karena para remaja jadi suka begadang karena kecanduan virus kopi tersebut. Komandan pemuda juga menganggap lantunan puisi yang didendangkan oleh para pemuda adalah ajaran negatif.

  • c.    Penyelesaian Konflik

Penyelesaian konflik dalam cerpen “Ayat Kopi” adalah ketika Subagus berusaha menangani komandan pemuda setempat atas arahan dari Paman Yusi. Subagus melakukan perundingan bersama komandan pemuda agar konflik tidak berlanjut jauh. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.

Subagus bangkit, mengajak komandan pemuda setempat bicara empat mata. Oleh komandan pemuda setempat, Subagus diajak menjauh menuju tempat yang agak remang di bawah pohon mangga (hlm. 35)

Berdasarkan kutipan di atas tampak bahwa perundingan yang dilakukan Subagus dengan komandan pemuda menghasilkan hasil yang baik yaitu komandan pemuda membubarkan rombonganya. Tokoh saya juga sangat berterima kasih kepada Subagus karena berhasil meredakan emosi Komandan Pemuda sampai Komandan Pemuda bersedia membubarkan rombongan pendemo tokoh Saya Atas hasil kerja Subagus ia mendapat acungan jempol dari Paman Yusi.

Konflik Tokoh Pengarang dalam Cerpen “Guru Bahagia”

  • a.    Wujud Konflik

Konflik yang terjadi pada cerpen “Guru Bahagia” adalah Ruri yang diminta untuk menjadi seorang dokter oleh orang tuanya dan menjadi doktor oleh gurunya. Ruri memiliki cita-cita ingin menjadi pengarang profesional, namun hal itu tidak disetujui oleh kedua orang tuanya. Di tengah desakan orang tuanya terhadap masa depannya, Ruri tetap mengejar cita-citanya dengan mengikuti mengarang yang dibimbing oleh Menur. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.

Salah seorang anak bimbing Menur adalah Ruri. la masih duduk di kelas 3 SMA.

Sudah sejak lama Ruri bercita-cita menjadi seorang penulis profesional, meskipun orang tuanya memintanya bercita-cita jadi dokter dan gurunya memintanya bercita-cita jadi doktor (hlm. 53).

Ruri mulai mengikuti kelas bimbingan yang dimiliki oleh Menur. Menur dalam mengajar Ruri memiliki cara yang unik yaitu dengan membawa Ruri menyelami puisi yang dibawa oleh Ruri. Dalam proses menyelami puisi yang dibawa Ruri, baik Ruri maupun Menur bertemu dengan masalah yang mereka pikirkan. Ruri di tengah menyelami puisi ia memikirkan permasalahannya dengan sekolah, sahabat, pacar, dan juga orang tuanya. Menur dalam proses menyelami puisi yang dibawa oleh Ruri ia bertemu dengan ibunya yang juga seorang guru dan pernah memberikannya nasihat mengenai menjadi guru yang baik. Konflik-konflik yang terjadi di luar kegiatan menyelami puisi tersebut terbawa sampai penjelajahan mereka terhadap puisi tersebut

  • b.    Penyebab Konflik

Penyebab konflik pada cerpen “Guru Bahagia” adalah permasalahan-permasalahan yang dialami oleh Menur dan Ruri di luar menyelami puisi milik Ruri. Konflik yang terjadi dalam penyelaman puisi tersebut berasal dari konflik kehidupan nyata mereka berdua. Menur di awal diceritakan bertanya kepada ibunya mengenai guru terbaik adalah guru yang bagaimana dan dijawab oleh ibunya. Namun, jawaban dari ibunya masih abstrak baginya dan pada akhirnya ia akan mencari tahu apa maksud dari ibunya tersebut. Ruri bertemu dengan Menuk sahabatnya pada dunia nyata kemudian Menuk hadir dalam proses penyelaman puisi yang dilakukan oleh Ruri. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.

Dari semuanya, yang paling mengusik pikiran Ruri Adalah kondisi Menuk, sahabatnya. Sebulan terakhir ini Menuk terlihat murung dan kehilangan gairah (hlm. 58)

Berdasarkan kutipan di atas tampak bahwa semua hal yang dialami oleh Menur dan Ruri di dunia nyata terbawa sampai ke dunia penyelaman puisi yang dibawa oleh Ruri.

  • c.    Penyelesaian Konflik

Penyelesain konflik pada cerpen “Guru Bahagia” adalah ketika penyelaman atau petualangan terhadap puisi yang dibawa oleh Ruri.

Petualangan membaca selesai. Menur mengajak Ruri minum dan menikmati kudapan (hlm. 62)

Penyelesain konflik ini sekaligus menutup cerpen “Guru Bahagia”. Dalam cerpen ini tidak dijelaskan penyelesaian konflik secara menyeluruh, hanya dijelaskan penyelesaian terhadap petualangan puisi yang dilakukan oleh Menur dan Ruri.

Konflik Tokoh Pengarang dalam Cerpen “Duel”

  • a.    Wujud Konflik

Wujud konflik pada cerpen “Duel” adalah ketika Pharjudi dan Markiwo mempertahankan bahwa karya mereka masing-masing adalah yang terbaik. Konflik mereka berdua ditandai dengan adu argumen mengenai karya masing-masing. Pharjudi merasa karyanya yang terbaik begitu juga Markiwo yang merasa karyanya juga yang terbaik. Di antara keduanya tidak ada yang berniat untuk mengalah. Setelah adu pendapat, mereka mengambil sikap siaga dan melempar lawan dengan kata andalan masing-masing. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.

Sejurus kemudian Markiwo dan Pharjudi merebut berkas puisi masing-masing dari tangan lawan. Dengan hati memanas dan mata membara, mereka serempak berdiri, ambil jarak dan sikap siaga. (hlm. 76)

Kutipan di atas tampak bahwa konflik di antara keduanya semakin memanas karena sudah di tahap berkelahi. Ditambah juga di antara keduanya memiliki pendapat yang sama-sama kuat dan tidak ada yang ingin mengalah.

  • b.    Penyebab Konflik

Penyebab konflik pada cerpen “Duel” adalah ketika Markiwo mengomentari tulisan Pharjudi yang menurut Markiwo bahwa hal tersebut salah yaitu penggunaan awalan di-dan kata depan di. Pharjudi yang tidak terima dikomentari oleh Markiwo, mengomentari balik karya milik Markiwo yang menurut Pharjudi tidak tepat. Penggunaan ejaan yang tepat adalah salah satu hal yang benar dalam pembuatan suatu karya. Namun, hal tersebut tidak begitu dihiraukan oleh Pharjudi. Karena tidak dihiraukan oleh Pharjudi, Markiwo berusaha menekankan hal tersebut dengan pendapatnya. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.

Perubahan suhu di warkop Bu Trinil mulai terasa ketikaMarkiwo mengomentari tulisan Pharjudi (hlm. 74)

Pharjudi merasa tersinggung dengan yang dikatakan oleh Markiwo. Pharjudi meresa hal tersebut bukanlah amsalah besar dan Pharjudi mengelak bahwa hal tersebut hanyalah salah ketik semata. Pharjudi yang tidak terima dikomentari oleh Markiwo, mengomentari balik karya milik Markiwo yang menurut Pharjudi tidak tepat. Pharjudi merasa karya dari Markiwo dalam menyampaikan sesuatu terlalu berbelit-belit. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.

Pharjudi mulai tidak sabar."Kamu ini resch sekali. Perkara remeh saja diributin.

Itu tulisanmu lebih parah." (hlm. 75)

Kedua tokoh tersebut saling mengomentari karya masing-masing dan mempertahankan bahwa karya milik sendirilah yang terbaik. Hal ini menjadi pemicu konflik di antara keduanya. Ditambah kedua belah pihak tidak ada yang ingin mengalah.

  • c.    Penyelesaian Konflik

Penyelesaian konflik pada cerpen “Duel” ini adalah ketika perkelahian Markiwo dan Pharjudi dilerai oleh Bu Trinil, pemilik warung kopi tempat mereka berkelahi. Bu Trinil melerai mereka karena tidak suka keributan dan hanya suka kedamaian. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.

Bu Trinil berseru, "Sudah, sudah. Stop, stop. Tahan emosi. Bu Trinil tidak suka keributan. Bu Trinil suka damai. Ayo kembali duduk. Sudah sama-sama tua, miskin, kesepian, malah berantem kayak anak kecil." (hlm. 76-77).

Kutipan di atas tampak bahwa cara yang digunakan Bu Trinil untuk melerai adalah dengan menyudahi perkelahian tersebut dan menawari Pharjudi dan Markiwo kudapan secara gratis. Bu Trinil berusaha melerai mereka dengan meminta keduanya menahan emosi karena Bu Trinil tidak suka keributan dan hanya menyukai kedamaian. Usaha Bu Trinil dalam melerai Pharjudi dan Markiwo membuahkan hasil. Markiwo dan Pharjudi memutuskan untuk berdamai dengan cara Pharjudi mengutip puisi dari Leon Agusta daan dibalas oleh Markiwo dengan kutipan puisi juga.

Konflik Tokoh Pengarang dalam Cerpen “Korban Hoaks”

  • a.    Wujud Konflik

Konflik yang terjadi pada cerpen “Korban Hoaks” adalah konflik antara tokoh Bapak, seorang pengarang dengan Subagus, tokoh yang ada pada karya sastranya yang berbentuk novel. Subagus merasa berkeberatan atas apa yang ditulis tokoh Bapak mengenai dirinya dalam karya sastra milik tokoh Bapak. Subagus merasa hal yang disampaikan oleh tokoh Bapak adalah hoaks atau berita bohong yang tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Subagus adalah orang yang mengalami hal tersebut secara langsung jadi ialah yang mengetahui hal yang ditulis tokoh bapak secara nyata.

"Terus masalahnya apa?"

"Pencitraan palsu seperti itu bisa melahirkan hipokrisi sosial, Pak.....” (hlm. 82) Subagus juga merasa dirugikan atas mengenai hal yang ditulis tokoh Bapak pada karya sastranya. Kerugian itu karena hoaks tersebut menyebabkan Subagus diledek oleh banyak orang. Subagus juga mengatakan hal yang ditulis oleh tokoh bapak adalah pencitraan palsu dapat menyebabkan hipokrisi sosial dan menyebabkan banyak orang nyaman dan nyaman untuk berbuat yang tidak baik.

  • b.    Penyebab Konflik

Penyebab konflik cerpen “Korban Hoaks” adalah tokoh Bapak yang menulis hal yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Hal ini yang memicu Subagus menyampaikan keberatannya pada tokoh Bapak dan memnita tokoh bapak untuk merevisi novelnya tersebut. Awal konflik ini juga membuat tokoh bapak menjadi lebih hangat yang berarti tokoh Bapak lebih memperhatikan isi percakapan antara Subagus dengan dirinya. Subagus menyampaikan keberatannya kepada tokoh Bapak atas apa yang Bapak tulis. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.

“Yang Bapak tulis tentang diri saya itu hoaks, Pak”

“Lho, saya kan tidak menulis hal-hal buruk tentang dirimu.” (hlm. 81)

Subagus menyampaikan keberatannya karena ia merasa dirugikan oleh tulisan tersebut dan meminta Bapak untuk merevisi novel yang ia buat.

  • c.    Penyelesaian Konflik

Penyelesaian konflik pada cerpen “Korban Hoaks” adalah ketika Subagus meminta untuk merevisi novel yang sudah dibuat oleh Bapak. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.

"Terus maumu apa, Su?"

"Bapak harus merevisi novel Bapak." (hlm. 82)

Tujuannya adalah agar Subagus tidak diledek lagi oleh banyak orang karena hoaks yang ditulis oleh Bapak. Hal ini ditolah langsung oleh tokoh bapak. Subagus berusaha untuk menyelesaikan konflik dengan meminta Bapak merevisi novel yang sudah

dibuatnya. Namun, hal itu ditolak oleh tokoh Bapak karena novel sudah disebarluaskan. Tokoh Bapak juga mengakhiri konflik dengan mengakhiri obrolan antara Subagus dengan dirinya.

Konflik Tokoh Pengarang dalam Cerpen “Cakrawala”

  • a.    Wujud Konflik

Wujud konflik pada cerpen “Cakrawala” adalah konflik tokoh Ia dengan ibu serta para penggemarnya. Ia adalah seorang pengarang yang merasa sangat kewalahan jika menjadi seorang pengarang. Ia mengira setelah menerbitkan buku ia akan terbebas dari hal-hal lainnya, namun ternyata tidak. Setelah tokoh Ia menerbitkan bukunya, banyak hal yang harus ia lakukan. Salah satunya menghadiri undangan yang memintanya berceloteh tentang karya-karyanya. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.

Ia sering diundang untuk berceloteh tentang karyanya dan ia selalu canggung saat tampil di atas panggung. (hlm 100)

Di tengah kesibukannya tersebut, ia merasa sendiri, tidak ada yang mengerti mengenai dirinya. Tokoh ia mengalami kesepian pada dirinya karena tidak ada yang mengerti tentang dirinya. Orang lain hanya datang hanya sebagai bentuk apresiasi terhadapa karya sastra yang telah ia buat tersebut.

  • b.    Penyebab Konflik

Penyebab konflik pada cerpen “Cakrawala” adalah tokoh Ia yang menjadi pengarang. Pada dasarnya menjadi pengarang bukanlah hal yang mudah. Karena hal itu, tokoh Ia merasa menjadi sangat sulit untuk menjadi seorang pengarang.

Tokoh Ia yang seorang pengarang mulai merasa terbebani akan pekerjaannya sebagai pengarang yang terkenal. Hal itu dikarenakan ia harus menghadiri berbagai acara tentang penerbitan buku miliknya. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.

Ia tak pernah membayangkan bahwa menjadi seorang penulis akan seribet ini.

Semula ia mengira, setelah naskahnya rampung dan kemudian diterbitkan, selesailah sudah (hlm. 100)

Berdasarkan kutipan di atas tampak bahwa ia adalah seseorang yang selalu canggung saat tampil di atas panggung untuk bercerita mengenai kehidupannya.

  • c.    Penyelesaian Konflik

Dalam cerpen “Cakrawala” tidak dipaparkan penyelesain konflik secara tersurat. Penyelesaian yang digambarkan adalah penyelesaian ketika ia selesai melakukan jumpa penggemar buku barunya.

Sesudah semuanya bubar, hatinya kembali senyap, ia memandang ke seberang dengan mata berkedut. Ia melihat bayangan ibunya berjalan sendirian dengan gaun dan payung putih. Suara-suara telah lebur dalam gerimis. (hlm. 101).

Konflik mengenai jumpa penggemar buku baru tokoh ia telah selesai. Namun, konflik mengenai kesendiriannya belum selesai ditambah lagi ia melihat ibunya yang semakin jauh darinya.

Tabel Analisis Konflik Tokoh Pengarang

No.

Judul Cerpen

Konflik Tokoh Pengarang

Wujud Konflik

Penyebab Konflik

Penyelesaian Konflik

1

Ayat Kopi

Konflik tokoh Saya degan Komandan Pemuda di tempat pesta kopi dan puisi

Komandan pemuda yang merasa para pemuda teracuni kopi dan puisi oleh tokoh Saya

Subagus melerai dengan mengobrol bersama Komandan Pemuda

2

Guru

Bahagia

Menur yang mengajar Ruri seorang murid yang tidak diizinkan menjadi pengarang oleh orang tua dan gurunya

Ruri tidak setuju dengan saran orang tuanya, Ruri hanya ingin menjadi pengarang dan Menur ingin menjadi guru yang bahagia. Hal itu terbawa sampai penyelaman puisi yang dibawa oleh Ruri

Berhenti

menyelami puisi

3

Duel

Konflik dua orang pengarang yang merasa karya sastranya yang terbaik

Markiwo dan Pharjudi saling berbalasan mengomentari karya

Dilerai oleh Bu Trinil dengan memberikan kudapan secara gratis

4

Korban

Hoaks

Konflik antara pengarang dengan tokoh dalam karyanya yang merasa menjadi korban hoaks

Tokoh Bapak menulis hal yang tidak benar mengenai Subagus

Tokoh Bapak menolak untuk mengedit karya sastranya

5

Cakrawala

Konflik tokoh Ia yang merasa kewalahan menjadi seorang pengarang terkenal

Ia menjadi pengarang terkenal dan menghadiri acara peluncuran bukunya

Menyelesaikan jumpa penggemar buku baru

SIMPULAN

Kumpulan Cerpen Tak Ada Asu di Antara Kita karya Joko Pinurbo mengangkat berbagai persoalan konflik di dalam kehidupan, misalnya konflik remaja, konflik bermasyarakat, konflik berkeluarga, konflik seniman, dan konflik tokoh yang berprofesi sebagai pengarang. Lima cerpen yang diteliti mengandung gagasan tentang konflik tokoh yang berprofesi sebagai pengarang. Profesi pengarang sengaja diberikan penekanan oleh Joko Pinurbo dengan harapan pembaca semakin menghargai profesi pengarang.

Setelah menganalisis penyebab konflik tokoh pengarang ditemukan hal-hal yang menarik, seperti adanya perbedaan pendapat, perbedaan tujuan, dan perbedaan pandangan dari masyarakat. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa kelima cerpen memiliki konflik tokoh pengarang yang beragam meliputi konflik pengarang dengan masyarakat, konflik tokoh pengarang dengan muridnya, konflik tokoh pengarang dengan sesama pengarang, konflik tokoh pengarang dengan tokoh ciptaan dalam novelnya, dan tokoh pengarang dengan penggemarnya. Pembaca dapat mempelajari berbagai hal tentang konflik yang dihadapi seorang pengarang, sekaligus mengatasi konflik yang muncul. Dalam analisis, konflik tokoh pengarang dibagi menjadi tiga bagian yaitu wujud konflik, penyebab konflik, dan penyelesaian konflik. Wujud konflik memaparkan awal dan wujud konflik yang terjadi. Penyebab konflik memaparkan awal penyebab konflik yang terjadi. Penyelesaian konflik memaparkan akhir dari konflik yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2009). Psikologi Umum, Jakarta: Rineka Cipta

Akfika, Ridho. (2022). “Konflik Sosial dalam Kumpulan Cerpen Kitab Kawin Karya Laksmi Pamuntjak” (skripsi). Denpasar: Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana.

Daniati, Siti Rahma, Sabhan, dan Ahsani Taqwiem. (2022). Konflik Sosial pada Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari. LOCANA, 5(1), hlm. 110-124.

Emzir dan Rohman. (2015). Teori Pengajaran Sastra. Jakarta Rajawali Pers. Endraswara, Suwardi. (2008). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: MedPress. Faruk. (2012). Metode Penelitian Sastra: Sebuah Penjelajah Awal. Yogyakarta:Pustaka

Pelajar.

Harizadika, Febri, Bakhtaruddin Nst., dan M. Ismail Nst. (2012). Konflik Sosial dalam Kumpulan Cerpen Perempuan Bawang dan Lelaki Kayu Karya Ragdi F. Daye. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNP, 1(1), hlm. 355-363.

Kadir, Herson. (2013). Ekspresi Pandangan Dunia Kelompok Sosial Pengarang dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata. LITERA, 12(1), hlm. 129-145.

Maghfiroh, Devi Laila dan Moh. Zawawi. (2021). Konflik Sosial dalam Novel Aib dan Nasib Karya Minanto Berdasarkan Perspektif George Simmel. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 7(1), hlm. 178-197.

Nurgiyantoro, Burhan. (2007). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers.

Nurgiyantoro, Burhan. (2012). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers.

Pinurbo, Joko. (2023). Tak Ada Asu di Antara Kita. Jakarta: PT Gramedia.

Ratna, I Nyoman Kutha. (2004). Teori Metode dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme hingga Postrukturalisme Perspektif Wacana Naratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saskia, Febi. (2023). Konflik Sosial dalam Kumpulan Cerpen Juragan Haji Karya Helvy Tiana Rosa. Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 12(2), hlm. 145-165.

Sumarjo, Jakob, dan Saini K.M. (1997). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta:PT Gramedia Pustaka.

Susan, Novri. (2014). Pengantar Sosiologi Konflik. Jakarta:Kencana.

Susan, Novri. (2019). Sosiologi Konflik: Teori-teori dan Analisis. Jakarta:Kencana.

Susilawati, dkk. (2021). Konflik Sosial dalam Novel Nyala Semesta Karya Farah Qoonita. Enggan: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 2(2), hlm. 32-43.

Soedjipto, Helly P. (2009). Teori Konflik Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wahida, Fitroh. (2018). Konflik Sosial dan Politik dalam Kumpulan Cerpen Drama itu Berkisah Terlalu Jauh Karya Puthut Ea: Kajian Sosiologi Sastra. Jurnal Buana Bastra, 5(1), hlm. 10-17.