EKSISTENSI TOKOH UTAMA HIROKO MATSUKATA DALAM KOMIK HATARAKI MAN KARYA MOYOCO ANNO
on
EKSISTENSI TOKOH UTAMA HIROKO MATSUKATA DALAM KOMIK HATARAKI MAN KARYA MOYOCO ANNO
Oleh:
DEWA AYU DESY WULANDHARY 1001705034
Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana
Abstract:
In the 21st century, though women still face some degrees of discrimination in the Japanese job market, there have been a number of companies that both foster women's equality and reward them on a talent based system. An existence of women should not be under estimated, Women have a mysterious power, despite not being used to their full capacity, due to their desire of marriage over lifetime employment. On literature work, a few of the Japanese carrier woman displayed in it. One of them is Moyoco Anno’s work, manga Hataraki Man. Hiroko Matsukata is a woman who works for a magazine company. She puts all she has into her work, and is known as a strong, straightforward working girl, who can at will turn herself into Hataraki man (working man) mode. Despite Hiroko's success at work, her life lacks romance.
Keywords: existence, carrier women, workaholic.
Keberadaan wanita dalam masyarakat maupun keluarga semakin diakui dan diapresiasi. Dari waktu ke waktu wanita mulai berani menunjukkan kemampuan yang dimilikinya untuk ikut terlibat dalam kehidupan berkarir maupun bermasyarakat. Jepang merupakan salah satu negara yang sudah sejak lama mengakui keberadaan penting wanita dalam struktur kemasyarakatan dan bidang ekonomi. Menurut Kondo (1990:266), wanita Jepang sejak zaman Meiji, tidak hanya sesederhana melayani ayah atau suami atau anak laki-laki mereka, melainkan juga melayani negara.
Terkait dengan dinamika dunia kerja, sebuah komik yang berjudul Hataraki
Man karya Moyoco Anno menggambarkan hal yang sering dialami para karyawan di
lingkungan kerja di Jepang. Tokoh utama dalam komik ini bernama Hiroko Matsukata yang bekerja di sebuah perusahaan penerbitan sebagai editor majalah mingguan pria, bernama JIDAI. Hiroko Matsukata, wanita berusia 28 tahun digambarkan sebagai sosok pekerja keras. Saat Hiroko menghadapi pekerjaan yang harus segera diselesaikan, maka ia akan berubah menjadi sosok Hataraki Man.
Dalam penelitian ini dibahas Eksistensi Tokoh Utama Hiroko Matsukata dalam Komik Hataraki Man Karya Moyoco Anno serta pandangan tokoh lain terhadap Hiroko Matsukata.
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan apresiasi terhadap karya sastra Jepang sehingga karya sastra Jepang semakin mudah dipahami dan semakin dikenal masyarakat. Secara khusus, penelitian ini memaparkan eksistensi tokoh perempuan dalam kaitannya dengan dunia kerja di Jepang yang tercermin dalam komik Hataraki Man serta pandangan tokoh lain terhadap eksistensi Hiroko.
Metode yang digunakan dalam tahapan pengumpulan data adalah metode studi pustaka, yakni dengan cara membaca intensif, baik sumber data itu sendiri berupa komik dengan judul Hataraki Man karya Moyoco Anno. Pada tahapan ini juga
dibantu dengan teknik catat. Tahap analisis data menggunakan metode deskriptif
analisis. Tahapan akhir penelitian adalah tahapan penyajian hasil analisis data. Tahap ini menggunakan metode informal, yaitu metode yang menyampaikan hasil penelitian dengan memanfaatkan bahasa (Ratna, 2009:50—53).
Dalam mengamati eksistensi seseorang, Sartre (dalam Hassan, 1992:144— 147) menerapkan tiga asas untuk mengetahui sejauh mana seseorang telah menunjukkan eksistensinya. Adapun tiga asas yang dimaksud oleh Sartre yaitu asas kebebasan, asas keterbukaan dan asas kefaktaan.
Wanita karir adalah wanita yang menekuni sesuatu atau beberapa pekerjaan yang dilandasi oleh keahlian tertentu yang dimiliki untuk mencapai suatu kemajuan dalam hidup, pekerjaan atau jabatan (Nurhdi, 1990:38). Dalam komik Hataraki Man diceritakan bahwa Hiroko Matsukata adalah seorang wanita karir yang bekerja di majalah mingguan JIDAI. Hiroko bekerja sebagai editor sudah kurang lebih selama 7 tahun. Berikut adalah data yang menunjukkan eksistensi Hiroko sebagai wanita karir.
-
(1) Hiroko : … Narita san kakemasen. Sekiguchi san no koto
nugi de wa kiji ga seiritsu shinain desu.
Narita : Nani itten no shirouto jaarumaishi. Ashita nyuukou dakara. Honrai no “Ryuuyougiwaku” ni tsute kakeba iin dayo. Soko made hairikonde nayande dousun no.
Terjemahan
Hiroko : Pak Narita saya tidak bisa menulisnya. Artikel itu tidak bisa diselesaikan tanpa nona Sekiguchi
Narita : Bicara apa kamu? Kamu kan bukan wartawan amatir. Besok sudah masuk draft. Tulis saja tentang “Kecurigaan Penyelewengan Uang”. Ini jadi dasar artikel kita. Kamu tidak perlu masuk terlalu jauh dan
jadi pusing gara-gara itu.
Umemiya : Tulislah artikel itu sesuka hatimu. Aku yang akan Bertanggungjawab, sebagai gantinya yakinkan aku!!
(Hataraki Man, 2007a: 48—49)
Berdasarkan data (1) dapat diketahui bahwa eksistensi tokoh Hiroko didasarkan pada asas kebebasan. Hiroko bereksistensi dalam ruang lingkup yang tidak terbatas, ia bebas menuangkan ide-idenya dalam menulis artikel. Sosok Hiroko yang sangat berdedikasi tinggi terhadap perusahaan dan pekerjaannya. Keseimbangan pekerjaan dan kehidupan (Work–life balance) adalah konsep yang mendukung upaya karyawan untuk membagi waktu dan energi antara kerja dan aspek-aspek penting lain dari kehidupan mereka (Gibbons, 2006:97).
Dewasa ini, banyak anak-anak yang hidup terpisah dari orang tua demi melanjutkan sekolah ataupun bekerja di luar kota bahkan di luar negeri (Gilbooly, 2000: 89). Dalam komik Hataraki Man diceritakan mengenai kehidupan Hiroko Matsukata yang tinggal terpisah dari orangtua karena harus pergi ke Tokyo untuk mengejar cita-citanya. Berikut adalah Kutipan yang menunjukkan eksistensi Hiroko
sebagai seorang anak. | ||
(2) |
Okaasan : |
Gomen ne, Hiro chan utsukarishitetawa… Kyuu ni kaette kurumonda kara junbi ga… |
Hiroko : Terjemahan |
Uun… Kyou wa ii yo. | |
Ibu : |
Maaf ya Hiro ibu lupa… Habis kamu pulang mendadak, jadi ibu nggak mempersiapkan apa-apa… | |
Hiroko : |
Tidak apa-apa Bu… |
(Hataraki Man, 2008d: 165—168)
Dari data (2) dapat diketahui bahwa eksistensi tokoh Hiroko yang harus tinggal jauh dari orang tua berdasarkan atas asas kebebasan. Sesuai dengan pernyataan Sartre, dapat dikaitkan dengan pilihan Hiroko untuk bisa bereksistensi secara bebas dengan hidup mandiri. Chodorow (1995:215) mengatakan bahwa hubungan ibu dan anak perempuan cenderung memiliki suatu kedekatan khusus, suatu hubungan yang paling dekat dan paling penting dalam interaksi dengan keluarga.
Hiroko Matsukata sudah kurang lebih 10 tahun menjalin hubungan dengan Shinji Yamashiro, seorang kontraktor yang bekerja di perusahaan besar. Kehidupan asmara Shinji dan Hiroko mencerminkan kehidupan pasangan kekasih yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja. Berikut adalah data yang menunjukkan eksistensi Hiroko sebagai kekasih Shinji.
-
(3) Shinji : Gomen!! Kyou shigoto de chotto muri sou. Mata denwa suru. Honto gomen.
Hiroko Yokatta… Kyou au no shindoi… Kore de nemureru…
Terjemahan
Shinji : Maaf!! Sepertinya hari ini kita nggak bisa ketemu karena aku masih ada pekerjaan. Nanti ku telpon lagi ya.
Hiroko : Syukurlah… Soalnya aku capek kalau harus ketemu hari ini... Dengan begini aku bisa tidur…
(Hataraki Man, 2007a: 9)
Dari data (3) dapat diketahui bahwa eksistensi tokoh Hiroko sebagai kekasih Shinji berasaskan pada kebebasan. Tokoh Hiroko bebas menentukan masa depannya dengan semua keputusan yang ia ambil terkait hubungannya dengan Shinji. Untuk masa depannya Hiroko berhak menentukan apakah ia akan bahagia jika terus
meneruskan hubungan dengan Shinji.
Dalam komik Hataraki Man terdapat beberapa tokoh tambahan yang hampir setiap hari berinteraksi dengan tokoh utama Hiroko Matsukata. Ada beberapa editor pria di perusahaan yang sering terlibat kerjasama dengan Hiroko dalam peliputan maupun saat bertugas di kantor. Berikut adalah pandangan teman kerja pria terhadap Hiroko.
-
(4) Tanaka : Apo toremashitayo. Jikan to basho atode fax suru soudesu. Shuzai mo issho ni itte agemashouka?
Hiroko : Arigatou demo daijoubu.
Terjemahan
Tanaka : Saya berhasil bikin janji. Katanya soal waktu dan tempat akan dikirim lewat faks. Mau saya temani juga waktu meliputnya nanti?
Hiroko : Terima kasih, tapi tidak usah.
(Hataraki Man, 2007a: 17—18)
Dalam data (4) dapat diketahui bahwa Pandangan dari lima orang teman kerja pria terhadap Hiroko yang memiliki kesamaan yaitu mereka memandang Hiroko telah kehilangan penguasaan terhadap dirinya sendiri, sehingga ia tidak bisa mengatur antara pekerjaan dan kehidupannya serta sebagai seorang wanita pada khususnya. Diantara pandangan tersebut, terdapat beberapa pandangan yang memberikan pengaruh terhadap Hiroko.
Dalam komik Hataraki Man selain terdapat beberapa editor pria, terdapat pula beberapa editor wanita untuk majalah JIDAI. Berikut adalah pandangan rekan kerja wanita terhadap Hiroko.
-
(5) Hiroko : Dokusenyoku dasu na!! Shigoto daro!! Ohime sama
kana!!
Yumi : Jibun wa onna sutete ganbatteru. Mitai na hito nigate desu.
Terjemahan
Hiroko : Jangan memonopoli begitu dong!! Ini kan pekerjaan kita. Kamu pikir dirimu tuan puteri apa?!
Yumi : Aku sulit menghadapi orang yang berusaha keras dengan meniadakan sisi perempuannya.
(Hataraki Man, 2007a: 192—193)
Dalam data (5) dapat diketahui bahwa Pandangan tiga orang teman kerja wanita terhadap Hiroko yang memiliki kesamaan. Mereka memandang Hiroko sebagai wanita yang tidak menggunakan sisi femininnya dalam bekerja.
Dalam komik Hataraki Man diceritakan bahwa Hiroko Matsukata memiliki seorang kekasih bernama Shinji Yamashiro. Keduanya sudah lama menjalin hubungan. Shinji lebih bersifat pendiam dan tidak sering mengeluh dalam hal pekerjaan maupun dalam hubungan percintaannya dengan Hiroko. Berikut adalah data yang menunjukkan pandangan kekasih terhadap Hiroko.
-
(6) Shinji : Hai moshi moshi.
Hiroko : Gomen, ima kouryouchuu nanda atode denwa suru ne.
Terjemahan
Shinji : Ya, halo.
Hiroko : Maaf ya, tapi sekarang aku lagi mengerjakan proof...Nanti ku telepon lagi.
(Hataraki Man, 2007a: 149—150)
Berdasarkan data (6) dapat diketahui bahwa Sebagai seorang kekasih Shinji memandang Hiroko adalah perempuan yang tidak bisa menepati janji dan kurang memberikan kasih sayang kepada dirinya. Seharusnya, Hiroko bisa sedikit meluangkan waktunya untuk Shinji dan tidak dengan mudahnya melupakan atau
membatalkan janji kencan. Hubungan Hiroko dan Shinji akhirnya berakhir.
Berdasarkan hasil analisis eksistensi Hiroko Matsukata ditemukan bahwa eksistensi Hiroko mencakup tiga asas yaitu: 1) kefaktaan 2) kebebasan 3) keterbukaan. Dari ketiga asas eksistensi tersebut, eksistensi Hiroko lebih banyak didasarkan pada asas kebebasan. Pandangan tokoh lain terhadap Hiroko ada bermacam-macam. Sebagian besar cenderung memandang Hiroko sebagai wanita karir yang pekerja keras, bertanggungjawab namun gila kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Anno, Moyoco. 2007. Hataraki Man Vol. 1-3. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Anno, Moyoco. 2008. Hataraki Man Vol. 4. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Chodorow, Nancy. 1995. Becoming a feminist foremother: Feminist foremothers in women's studies, psychology, and mental health. New York: Haworth Press.
Gibbons, James. 2006. Employee Engagement: A Review of Current Research And Its Implications. New York: The Conference Board.
Gilbooly. Helen. 2000. World Cultures: Japan. London: Teach Yourself.
Hassan, Fuad. 1992. Berkenalan Dengan Eksistensi. Jakarta: Pustaka Jaya.
Kondo, Dorinne K. 1990. Crafting Selves: Power, Gender, and Discourses of Identity in a Japanese Workplace. Chicago and London: The University of Chicago Press.
Nurhdi, Hearty Toety. 1990. Wanita Bekerja dan Masalah-Masalahnya. Jakarta: Pusat Pengembangan Sumber Daya Wanita.
Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Discussion and feedback