SAKURA VOL. 4. No. 2, Agustus 2022

DOI: http://doi.org/10.24843/JS.2022.v04.i02.p07

P-ISSN: 2623-1328

E-ISSN:2623-0151

Majas Dalam Lirik Lagu Vinushka Oleh Dir En Grey

Maulana Hasanudin Raditya¹*⁾, Silvia Damayanti³2

Prodi Sastra Jepang, FIB, Universitas Udayana Denpasar, Bali

¹[[email protected]], ²[[email protected]]

Abstrak

Penelitian berjudul “Majas Dalam Lirik Lagu Vinushka Oleh Dir En Grey” ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan fungsi majas yang terkandung dalam lirik lagu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lirik lagu dari lagu Dir En Grey berjudul Vinushka. Data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan adalah Teori Stilistka (Keraf, 2006), Teori Majas (Tarigan, 2009) serta Teori Fungsi Majas. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam lirik lagu Vinushka terdapat 2 jenis majas, yaitu majas metafora dan majas personifikasi. Sementara itu, 3 fungsi majas yang ditemukan adalah fungsi menjelaskan, fungsi memperkuat gagasan, dan fungsi menghidukan objek mati.

Kata Kunci: Majas, Fungsi, Lirik Lagu, Stilistika

Abstract

The research entitled "Majas in Vinushka Song Lyrics by Dir En Grey" aims to determine the form and function of figurative language contained in song lyrics. The data used in this study are the lyrics of the song Dir En Gray entitled Vinushka. The data was analyzed by using qualitative descriptive method. The theory used is the stylistic theory proposed by Keraf (2006), the theory of figurative language proposed by Tarrigan (2009) and the theory of the function of figurative language. The results shows that there are 2 types of figurative expressions in the lyrics of the Vinushka song, namely metaphorical and personification. The function of the figurative expressions in the song was expalaining, strengthening ideas, and bringing life to inanimate objects.

Keywords: figurative expressions, function, lyrics, stylistics.

  • 1.    Pendahuluan

Lagu adalah karya seni yang dihasilkan dari perpaduan puisi dengan seni musik yang menghasilkan pesan atau makna yang terletak pada substansi lirik lagu itu sendiri. Nyanyian atau lagu merupakan ungkapan suatu perasaan manusia yang dinyanyikan dan didengarkan oleh orang sebagai simbol kesenangan dan kesedihan (River dalam Hermitoyo, 2014:1). Seorang penulis lirik lagu yang bagus memiliki kemampuan untuk menciptakan imaji yang segar dan membangkitkan perasaan penikmat lagu atas suatu peristiwa yang terjadi serta memberi gambaran yang setepat-tepatnya sehingga dapat dirasakan dan lebih dekat dengan hidup kita sendiri (Coombers dikutip oleh Pradopo

dalam Purnomo, 2017). Dengan pendekatan tersebut, penulis lagu ingin berkomunikasi dengan masyarakat dan umumnya menempatkan dirinya sebagai pembela kebenaran atau keadilan ataupun sifat-sifat luhur kemanusiaan yang lain melalui lirik-lirik yang ditulisnya (Setyawan, 2019:17).

Dir en Grey adalah sebuah grup band asal Jepang yang kerap kali memproduksi musik dengan menuangkan pandangannya atas realitas sosial yang terjadi di masyarakat. Band ini dulunya merupakan grup musik yang mengusung konsep visual kei dan kerap kali mengangkat isu-isu dan polemik yang pernah atau sedang terjadi dalam suatu masyarakat baik di Jepang ataupun isu yang muncul pada masyarakat global. Dir en Grey beranggotakan lima orang anggota dengan Nishimura Toori atau kerap disapa Kyo sebagai vokalis sekaligus penulis atas semua lirik lagu yang dinyanyikan oleh Dir en Grey. Dalam penulisan semua lirik lagunya, Kyo cenderung menggunakan frasa dengan makna ganda, frasa terbalik, sulit dimengerti dan biasanya mengandung implikasi negatif dengan sentuhan komedi gelap sebagai pandangan bahkan kritiknya atas sesuatu. Sebuah lirik lagu tersusun seperti sebuah puisi. Gaya bahasa dalam lirik lagu sama seperti gaya bahasa dalam puisi. Beberapa jenis gaya bahasa tersebut yaitu, personifikasi, sinestesia, oksimiron, implikasi, repetisi, alegori, dan inversi (Karsani, 2017:235-236).

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan mengenai lagu Jrock, macam bentuk majas dan fungsi majas dalam suatu lirik lagu.

  • 2.    Metode dan Teori

    2.1    Metode Penelitian

Metode penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan peneliti sebagai instrumen utamanya. Peneliti mengumpulkan data dengan cara mengamati objek penelitian, bertanya, meminta, dan mengambil data penelitian dari sumber-sumber yang valid serta terpercaya. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah lirik lagu Vinsuhka Karya Dir En Grey. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak, yaitu dengan menyimak Lirik lagu Vinushka karya Dir En Grey yang didapatkan melalui web lirik lagu genius (sumber:www.genius.com).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan metode ini, peneliti menguraikan dan memberikan penjelasan mengenai fakta-fakta

yang ada (Ratna, 2006:49).

  • 2.2    Teori

Analisis terhadap bentuk majas dilakukan dengan Teori Stilistika dan Teori Majas. Teori Stilistika yang dikemukakan oleh Keraf (2006) dan Teori Fungsi Majas yang dikemukakan oleh Tarigan (2009).

  • 3.    Kajian Pustaka

Damayanti (2016) dalam tesisnya berjudul “Kajian Wancana Puisi Hamidase Kokoro Shuntaro Tanikawa: Sebuah Analisis Stilistika” mengkaji puisi dengan variable fungsi gaya bahasa yang digunakan dalam puisi tersebut. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa gaya bahasa yang digunakan oleh penyair dalam puisi "Hamidase Kokoro" berfungsi untuk: 1) memperindah puisi dan mempertegas makna yang terdapat pada puisi tersebut ; 2) menambah nilai estetika puisi dengan penggunaan gaya bahasa yang sederhana seperti personafikasi, sinedoke, senestesia, dan paradoks untuk; 3) memperindah dan menegaskan makna puisi tersebut dengan menggunakan tataran kata konotatif dan denotatif, kata khusus, dan kata-kata yang dekat dengan kalangan anak-anak.

  • 4.    Hasil dan Pembahasan

Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam lirik lagu Vinushka terdapat 2 jenis majas, yaitu majas metafora dan majas personifikasi. Penggunaan majas tersebut memiliki tiga fungsi. Berikut adalah hasil dan pembahasan mengenak jenis dan fungsi majas dalam lagu tersebut.

  • 4.1    Jenis Majas dalam Lagu Vinushka

    4.1.1    Majas Metafora

Menurut Parera (2004:35), metafora adalah bentuk gaya bahasa yang membandingkan dua hal berbeda tetapi tidak menggunakan kata seperti, layaknya, bak, dan sebagainya seperti pada majas simile. Adapun perbedaan metafora dengan simile yaitu metafora bersifat implisit atau tersirat di dalamnya, sedangkan majas simile bersifat eksplisit. Kalimat pada lirik lagu Vinushka yang menggambarkan majas metafora

ditemukan pada data (1) berikut ini.

  • (1)    儚き     アンチテーゼ 咽び泣く      地 へ  と

Hakanaki     anchiteeze    musebinaku       chi e     to

Tidak berisi antithesis      tercekik/menangis tanah ke PKOMP

Kekosongan antithesis, menjadi tanah yang tercekik dan menangis

Data (1) di atas menunjukkan penggalan lirik lagu yang mengandung majas metafora yaitu kalimat musebinaku chi e to yang berarti menjadi tanah yang tercekik dan menangis. Frasa 咽び泣くatau dibaca musebinaku tersebut secara harfiah menurut Kamus Digital Kokugo Jiten berarti 息をつまらせて激しく泣くyang dalam Bahasa Indonesia adalah ‘menahan nafas dan menangis dengan keras’. Kemudian objek yang dijadikan perumpamaan adalah yang dibaca chi yang secara harfiah berarti tanah. Melalui majas perumpamaan tersebut, objek ‘tanah’ yang dikiaskan pada kalimat ‘tanah yang tercekik dan menangis’ tersebut adalah metafora dari ‘kelahiran’. Tanah adalah awal mula dari kehidupan di bumi tempat tumbuhan dapat tumbuh dan hidup. Jika dikaitkan dengan interpretasi dari metafora tanah yaitu simbol kehidupan, maka simbol yang sama juga dapat ditemukan pada kata ‘tangis’ yang pada umumnya merujuk pada suara bayi yang baru keluar dari rahim seorang ibu. Pada umumnya, ketika seorang bayi lahir, bayi akan mengeluarkan suara tangis sehingga kata tersebut dapat digambarkan sebagai awal mula munculnya kehidupan ketika bayi terlahir ke dunia dari rahim seorang ibu dan mengeluarkan suara tangis yang keras.

Kemudian majas metafora lainnya juga ditemukan pada penggalan lirik seperti pada data (2) berikut.

  • (2)    嗚呼 ただ 盲目     の 殻

Aa   tada  moumoku   no   kara

Oh   hanya buta        GEN cangkang

Oh, itu hanya cangkang buta

Pada data (2), terdapat istilah moumoku yang secara harfiah menurut Kamus Digital Kokugo Jiten berarti 目の見えないこと; 他のものが目に入らず、理性的な判断が できないこと (buta; tidak dapat membuat penilaian rasional karena tidak dapat melihat hal-hal lain). Kata selanjutnya, yaitu kara dari frase moumoku no kara secara harfiah berarti cangkang sehingga frase tersebut berarti ‘cangkang buta’. Pengarang menggunakan kata cangkang karena dianggap merupakan sesuatu yang melindungi apa yang ada di dalamnya dari rangsangan luar, sama seperti cangkang kerang atau cangkang

siput.

Melalui majas tersebut, pengarang ingin menyampaikan bahwa cangkang tersebut secara implisit adalah perumpamaan seseorang yang tidak dapat menemukan makna hidup sebagaimana hidup dalam cangkang buta. Hidup tanpa bisa melihat dan merasakan dunia luar atau sebagaimana hidup di penjara dan tidak dapat melihat sesuatu yang menyenangkan. Oleh karena itu, kalimat moumoku no kara yang berarti cangkang yang buta dapat dikategorikan sebagai majas metafora. Dari kedua data tersebut, dapat diketahui bahwa fungsi dari majas metafora yang terdapat pada lirik lagu merujuk pada suatu hal yang dianggap dapat mewakili makna yang sebenarnya ingin disampaikan penulis. Dengan menggunakan metafora musebinaku chi e to dan moumoku no kara, penulis berusaha untuk menyampaikan hal yang berkaitan dengan kehidupan dan eksistensinya sebagai seorang manusia dengan cara membandingkannya dengan kedua frase tersebut.

  • 4.1.2    Majas Personifikasi

Menurut Keraf (2006:140-141), majas personifikasi disebut juga dengan prosopopoeial. Majas ini berfungsi menggambarkan benda mati atau benda lainnya yang tidak bernyawa seolah-olah menjadi sesuatu yang memiliki jiwa atau nyawa yang dapat bertindak, bergerak, berekspresi, dan memiliki sifat-sifat kemanusiaan lainnya layaknya manusia. Sesuai dengan pernyataan tersebut, dalam lirik lagu Vinushka, digunakan beberapa benda tak bernyawa dalam beberapa penggalan liriknya sebagai ungkapan yang menggambarkan sesuatu yang diuraikan seperti pada data (3) berikut.

(3)


雲   と


交わす   呼吸 を 止めて


Kumo to      kawasu   kokyuu wo   tomete

Awan PKOMP bertukar   pikiran AKU menahan

Aku bertukar pikiran dengan awan dan menahan nafas

Pada penggalan lirik lagu pada bait pertama baris pertama yang ditunjukkan pada data (3), majas personifikasi ditunjukkan pada penggunaan kata kumo yang berarti awan pada kalimat kumo to kawasu, yang artinya kurang lebih bertukar pikiran bersama awan. Menurut kamus digital Daijisen (デジタル大辞泉), kata kerja kawasu pada kalimat tersebut secara harfiah berarti ‘berkomunikasi satu sama lain; bertukar pesan, salam, janji, dan sebagainya’. Awan adalah benda mati yang tidak dapat diakses tetapi dapat dilihat. Pada kalimat tersebut, awan digambarkan sebagai sesuatu yang memiliki jiwa dan dapat

diajak untuk bertukar pikiran layaknya manusia. Perumpamaan awan sebagai seseorang yang dapat bertukar pikiran adalah bukti bahwa pada data (3) terkandung majas personifikasi.

  • 4.2    Fungsi Majas dalam Lagu Vinushka

    4.2.1    Fungsi Menjelaskan

Majas yang berfungsi untuk menjelaskan dapat dilihat pada data (2) di atas. Majas metafora tersebut menunjukkan penjelasan pengarang yang mengungkapkan gagasannya dengan membandingkannya kepada objek lain yang memiliki makna yang sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan pengarang kepada pendengar yaitu dengan kata moumoku no kara yang artinya “cangkang buta”. Istilah tersebut digunakan oleh pengarang karena memiliki fungsi untuk menjelaskan serta memperkuat gagasan yang sangat ingin disampaikan kepada pembaca karena makna tersembunyi di dalamnya.

  • 4.2.2    Fungsi Memperkuat Gagasan

Fungsi majas untuk memperkuat gagasan dapat dilihat pada data (1) di atas yang juga termasuk ke dalam kategori sebagai majas metafora. Pada data tersebut terdapat lirik musebinaku chi e to yang artinya “tanah yang tercekik dan menangis”. Pengarang mengungkapkan gagasannya dengan membandingkannya kepada objek lain yang memiliki makna yang sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan pengarang kepada pendengar. Istilah yang digunakan oleh pengarang memiliki fungsi memperkuat gagasan yang sangat ingin disampaikan kepada pembaca karena terdapat makna tersembunyi didalamnya.

  • 4.2.3    Menghidupkan Objek Mati

Fungsi majas terakhir yang ditemukan dalam penelitian ini adalah menghidupkan objek mati. Fungsi ini ditemukan baik pada data (1), (2), maupun (3). Fungsi menghidupkan objek mati yang pertama ditunjukkan melalui data (1) dan (2) yang termasuk dalam majas metafora. Fungsi tersebut terdapat pada lirik musebinaku chi e to dan moumoku no kara yang artinya “tanah yang tercekik dan menangis”dan “cangkang buta”. Objek yang digunakan pengarang sebagai pembanding merupakan objek mati atau benda tak hidup sehingga fungsi dari majas metafora tersebut yaitu menghidupkan objek

mati untuk memperkuat makna dari lirik yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pendengar. Fungsi ini juga ditemukan pada data (3) yaitu frase kumo to kawasu yang artinya “bertukar pikiran dengan awan”. Fungsi dari majas personifikasi yang ditandai dengan kata “awan” yaitu menghidupkan objek mati seolah-olah memiliki sifat layaknya manusia. Penggunaan kata ‘tanah yang tercekik’, ‘bertukar pikiran dengan awan’ serta ‘cangkang buta’ digunakan pengarang untuk menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat seperti halnya manusia.

  • 5.    Simpulan

Berdasarkan hasil analisis, pada lirik lagu Vinushka didapatkan dua jenis majas, yaitu metafora dan personifikasi. Jenis majas tersebut didominasi oleh majas metafora. Didalam lirik lagu Vinushka, majas metafora merupakan majas yang paling banyak digunakan untuk menerapkan fungsi majas. Dalam lirik lagu tersebut majas metafora mewakili dua fungsi majas. Sementara itu, fungsi majas yang paling banyak digunakan oleh pengarang dalam lirik lagu Vinushka adalah fungsi memperkuat gagasan dan menghidupkan objek mati. Kedua fungsi ini ditemukan hampir di seluruh majas yang terdapat dalam lirik lagu Vinushka.

  • 6.    Daftar Pustaka

Alhamid, dkk. 2019. Instrumen Penelitian Data. Sorong: Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN)

Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Damayanti, Silvia. 2016. (Tesis) “Kajian Wancana Puisi Hamidase Kokoro Shuntaro Tanikawa: Sebuah Analisis Stilistika”. Denpasar: Universitas Udayana

Culler, Jonathan. 1977. Structuralist Poetics. London: Methuen & Co. Ltd.

Firdaus, H. Ahmad. 2014. “Evaluasi Hubungan Jepang-Amerika Serikat dari Segi Militer”. (skripsi). Makassar: Universitas Hasanuddin.

Hermintoyo, M. 2014. Kode Bahasa dan Sastra: Kalimat Metaforis Lirik Lagu Populer. Semarang: Gigih Pustaka Mandiri.

Karsani, Putu Jionah Diah. 2017. (Tesis) “Gaya Bahasa dan Makna Puisi Tomino no Jigoku dan Hashigo Karya Saizo Yaso”. Denpasar: Universitas Udayana

Keraf, Goris. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia..

Lantowa, Jafar dkk. 2017. Semiotika : Teori, Metode, dan Penerapannya dalam Penelitian Sastra. Yogyakarta: Deepublish.

Pranata, Dicky. 2018. “Imaji, Majas, Diksi dalam Tiga Lagu Jepang yang Berjudul Sakura: Kajian Stilitiska”. (skripsi). Semarang: Universitas Diponegoro.

Prasthaningrum, Arry. Wedayanti, Ni Putu Luhur. Giri, N. L. K. Yuliani. 2016. “Metafora dalam Album Evergreen”. (skripsi). Denpasar: Universitas Udayana.

Ratna, Prof. Dr. Nyoman Kutha. 2017. Stilistika : Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya. Yogyakarta

Setiaji, Rahmat. 2018. “Analisis Gaya Bahasa yang Terdapat pada Teks Lagu Back Number”. (skripsi). Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Tarigan, Henry Guntur. 2013. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa..

255