SAKURA VOL. 3. No. 1 Februari 2021

DOI: https://doi.org/10.24843/JS.2021.v03.i01.p04

P-ISSN: 2623-1328

E-ISSN:2623-0151

Obsessive Compulsive Disorder Tokoh Sata Senda dalam Manga Keppeki Shounen Kanzen Soubi!! Karya Touya Tobina

Dewi Wirasetia Prabawati1*), Ni Putu Luhur Wedayanti2), Silvia Damayanti3)

PS Sastra Jepang, FIB, Universitas Udayana

Denpasar-Bali

1[blingacejunior@gmail.com], 2[l_wedayanti@yahoo.co.jp], 3[silvia_damayanti@unud.ac.id]

Abstrak

Penelitian ini membahas “Obsessive Compulsive Disorder pada tokoh Sata Senda dalam Manga Keppeki Kanzen Shounen Soubi!! Karya Touya Tobina”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Obsessive Compulsive Disorder Tokoh Sata Senda, penyebab dan usaha-usaha yang dilakukan Sata Senda untuk mengatasi Obsessive Compulsive Disorder yang diderita. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dan metode informal. Teori yang digunakan adalah teori psikologi sastra dari Wellek dan Austin, teori Obsessive Compulsive Disorder dari Wilson, teori Obsessive Compulsive Disorder dari Oltmanns dan Emery, teori Cognitive Therapy dari Beck, dan teori semiotika Danesi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Senda menderita OCD dengan jenis perilaku (1), Washing dan Cleaning, (2) Ordering, (3) Checking, (4) Ritual. Secara fisiologis, OCD Senda hanya terlihat dari segi penampilan yaitu berpenampilan rapi dan tertutup untuk menghindari kuman dan penyakit. Secara psikologis, OCD Senda terlihat dari perilakunya seperti washing dan cleaning yang berlebihan, perilaku ordering atau mengatur benda-benda disekitarnya, checking atau mengecek suatu hal secara berlebihan dan perilaku ritual yang dilakukan secara berulang. Secara sosiologis, OCD Senda mempengaruhi orang-orang disekitarnya seperti mengajak teman-temannya mencuci tangan setiap menyentuh benda-benda disekitar. Faktor penyebab OCD pada tokoh Senda yang dibagi menjadi faktor internal yang berasal dari trauma dan stress dan faktor eksternal yang berasal dari Senda untuk mengurangi perilaku OCD-nya.

Kata Kunci: Psikologi Sastra, Obsessive Compulsive Disorder, Semiotika

Abstract

This research discusses about “Obsessive Compulsive Disorder Tokoh Sata Senda in Manga Keppeki Shounen Kanzen Soubi!! By Touya Tobina”. The research aims to provide psychology knowledge about Obsessive Compulsive Disorder (OCD). The research metdod used was descriptive analysis. There were five theories used in this research, they were the psychology literature theory by Wellek and Austin, theory of OCD by Wilson and Oltmanns & Emery, theory of Cognitive therapy by Beck, theory of semiotics by Danesi. The result obtained from this research , Sata Senda is suffer from OCD with behavior (1) , Washing and Cleaning, (2) Ordering, (3) Checking, (4) Ritual. Physiology, Sata Senda has a neat and reclusive appearance to avoid germ and disease. Psychology, Senda OCD can be seen from his excessive behavior like washing and cleaning, ordering all things around, over checking a things again and again, and do ritual repeatly everyday. Sociologically, Senda OCD can affect people around him like ordering his friends to washing everytime they touch something. The Obsessive Compulsive Disorder in Sata Senda caused by two factors there is internal factors that can from trauma ans stress and external factors that came from people around him.

Keyword: literature psychology, Obsessive Compulsive Disorder, Semiotic

  • 1.    Pendahuluan

Pada dasarnya masa kanak- kanak merupakan masa yang indah bagi kebanyakan anak karena masa itu anak- anak akan diajarkan melihat, mengetahui, dan mengingat hal-hal baru di lingkunganya, namun jika apa yang dilihat dan di ingat merupakan hal yang buruk dapat menyebaban trauma yang berkepanjangan terhadap anak tersebut. Setelah mengalami kejadian yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan trauma maka munculah berbagai kecemasan dan sikap penghindaran agar kejadian traumatik tersebut tidak terulang kembali (Baradero, 2010:102-103). Mahayuni dalam penelitianya yang berjudul “Kepribadian Ganda Tokoh Aizawa Akira Dalam Drama Rintaro Karya Miho Nakazono” membahasa mengenai tokoh yang memiliki kepribadian ganda. Penelitian Mahayuni (2019) dapat menjadi sebuah dasar bahwa trauma masa kecil dapat menjadi penyenbab gangguan metal apabila trauma tersebut tidak tangani dengan baik. Oleh sebab itu penelitian ini sangat penting untuk dilakukan.

Kecemasan merupakan emosi manusia yang wajar dirasakan semua orang namun apabila kecemasan yang dirasakan seseorang berlebihan dan dapat mengganggu kegiatan dan pola hidup penderitanya maka kecemasan tersebut bisa dikategorikan sebagai gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan itu sendiri memiliki beberapa jenis didalamnya yaitu gangguan ansietas umum (Generalized anxiety disorder), gangguan stress akut (acute stress disorder), gangguang stress pasca-traumatik (Post-traumatik stress disorder) dan juga gangguan obsesif-kompulsif (Obsessive compulsive disorder) (Baradero,2010:102-103). Obsesif-kompulsif atau OCD merupakan gangguan kecemasan yang yang ditandai dengan pikiran atau tindakan mengulang. Penderita OCD ini memiliki obsesi akan kebersihan dan keteraturan sebagai bentuk pertahanan dirinya (Philips, 2013:238).

Salah satu manga yang membaha OCD adalah Manga Keppeki Kanzen Shounen dipilih karena dalam Manga ini dipaparkan kisah mengenai seorang anak yang memiliki OCD setelah mengalami pengalaman tidak menyenangkan dimasa kecil. Selain itu pada Manga Keppeki Kanzen Shounen dideskripsikan secara jelas mengenai contoh perilaku OCD, kejiwaan tokoh penderita OCD, faktor penyebab OCD dan usaha- usaha tokoh untuk mengatasi OCD. Penelitian dalam psikologi sudah dilakukan sebelumnya oleh Mahayuni (2019) dengan judul “Kepribadian Ganda Tokoh Aizawa Akira Dalam

Drama Rintaro Karya Miho Nakazono” membahasa mengenai tokoh yang memiliki kepribadian ganda. Penelitian Mahayuni (2019) membantu dalam memahami psikologi seorang tokoh yang mempunyai disorder atau gangguan mental. Selain itu penelitian mengenai OCD yang telah dilakukan oleh Minat (2010) yang berjudul “Obsessive Compulsive Disorder Tokoh Hward Huges Dalam Film The Aviator”. Penelitian Minat dan penelitian ini sama-sama meneliti penyakit OCD yang dialami seorang tokoh maka sebab itu penelitian Minat membantu dalam memahami karakteristik dari perilaku OCD.

  • 2.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

  • 1.    Bagaimanakah Obsessive Compulsive Disorder pada manga Keppeki Kanzen Shounen Soubi karya Touya Tobina?

  • 2.    Bagaimanakah faktor-faktor penyebab OCD dan usaha-usaha tokoh Sata Senda yang terdapat pada manga Keppeki Kanzen Shounen Soubi karya Touya Tobina?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada masyarakat mengenai OCD Selain itu, untuk mengetahui bagaimana faktor penyebab OCD dan usaha yang dilakukan untuk mengatasi OCD.

  • 4.    Metode Penelitian

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kepustakaan yakni meneliti teks, baik lama dan modern (Ratna, 2004:39). Metode penganalisisan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Setelah data terkumpul, kemudian dilanjutkan dengan penganalisisan data yang berupa kata-kata atau kalimat yang berkaitan dengan OCD, faktor penyebab OCD dan usaha Sata Senda untuk mengatasi OCD nya dalam manga Keppeki Kanzen Shounen Soubi karya Touya Tobina. Selain itu, menjabarkan data berupa gambar dari penderita OCD yang terdapat dalam manga Keppeki Kanzen Shounen Soubi!! yang dapat membantu memperkuat data pada masalah yang diteliti. Data yang terkumpul akan dianalisis berdasarkan teori psikologi sastra oleh Wellek dan Austin (1989) sebagai acuan untuk memahami psikologi dalam perilaku OCD. Kedua teori OCD oleh Wilson

  • (2001)    yang digunakan untuk menjabarkan perilaku OCD selain itu teori OCD oleh Oltmanss dan emery (2002) juga digunakan untuk menjabarkan faktor dari penyebab OCD. Keempat merupakan teori Aaron T Beck (1976) dengan teorinya Cognitive Behaviour yang membantu dalam menganalisi cara mengatasi atau usaha yang dapat dilakukan penederita OCD. Kelima merupakan teori oleh Danesi yang membantu dalam menganalisis dialog maupun gambar dalam manga keppeki kanzen shonen soubi.

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian ini di dapat bahwa dalam manga Keppeki Kanzen Shounen Soubi terdapat tokoh Sata Senda yang menderita gangguan kecemasan OCD . OCD yang diderita berupa cleaning dan washing, ordering, checking dan ritual. OCD Senda disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dirinya sendiri (internal) dan faktor yang berasal dari luar atau dari lingkungan disekitarnya (eksternal). Dalam penelitian ini juga didapat usaha-usaha Senda dalam mengatasi OCD yang berasal dari kemauan dari diri Senda dan bantuan dari teman-temanya. Berikut deskripsi OCD yang diderita tokoh Sata Senda.

  • 5.1    OCD Sata Senda

Tokoh Senda dalam kehidupan sehari-hari cinderung memiliki jenis perilaku OCD washing dan cleaning lebih banyak dari pada perilaku ordering, checking dan ritual. Hal ini dilatar belakangi oleh kecemasanya terhadap kuman dan penyakit Penjabaran data perilaku OCD sata senda dalam bentuk fisiologis, psikologis dan sosiologis akan dipaparkan sebagai berikut.

  • 5.1.1    Dimensi Fisiologis

Dimensi fisiologis menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan ciri fisik seperti umur, jenis kelamin, suku bangsa, raut muka, tinggi pendek, kurus gemuk dan lain sebagainya. Gejala OCD yang ditunjukan tokoh Senda dari awal cerita hingga akhir cerita ditunjukan dari penampilanya yang terlihat rapid an tertutup Senda memiliki penampilan yang menunjukan Senda memiliki OCD seperti penampilan yang rapi dan tertutup seperti berikut.

Gambar (1) Penampilan Rapi Sata Senda (Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 139)

Pada gambar (1) dapat terlihat penampilan Senda yang berbeda dengan teman Senda yang menggunakan seragam tanpa mengaitkan kancing seragamnya. Senda memakai seragamnya dengan rapi seperti yang terlihat semua kancing bajunya di kaitkan dengan sehingga tidak ada baju dalam yang terlihat keluar. Berbeda dengan teman yang berjalan disebelah Senda yang tidak memasukan dan mengaitkan semua kancing bajunya dengan rapi. Dari pemandangan tersebut tampak dari awal hingga akhir cerita ini dapat diketahui bahwa Senda memiliki penampilan yang rapi yang mencerminkan OCDnya terhadap keteraturan dan kebersihan.

Pada saat musim hujan Senda pergi ke sekolah memakai jas hujan dan payung bersamaan. Jas hujan tersebut melindungi wajah hingga kaki Senda dari percikan air hujan, hal ini menandakan Senda sangat menjaga pakaian maupun badanya agar selalu tertutup untuk melindunginya dari percikan air hujan. Selain penampilan saat musim hujan, terlihat juga penampilan Senda pergi ke sekolah saat musim semi maupun musim panas seperti pada gambar berikut.

Gambar (2) penampilan Senda saat pergi ke sekolah. (Keppeki Kanzen Shounen Soubi , 2007: 1 dan 40)

Saat musim panas maupun hujan pun Senda memakai pakaian yang berbeda dengan teman. Benda-benda lain yang dia gunakan untuk menutupi tubuhnya antara lain adalah topi bucket yang melindungi kepala dan wajahnya dari sinar matahari, kaca mata hitam yang melindungi matanya, masker mulut untuk melindunginya dari debu di udara, sarung tangan pada kedua tanganya untuk melindungi tanganya ketika bersentuhan dengan benda dan dua botol cairan ethanol yang ada di tasnya

  • 5.1.2    Dimensi Psikologis

Dimensi psikologis menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan perilaku atau tingkah laku Senda yang muncul pada manga selain itu dalam psikologis juga memaparkan kondisi emosi Sata Senda yang disebabkan oleh OCD nya.

  • 5.1.2.1 Tingkah Laku dan Karakter Washing dan Cleaning

Pada manga Keppeki Kanzen Shounen Soubi didapat bahwa Senda memiliki kecendrungan berperilaku membersihkan dan mencuci (cleaning and washing) yang berlebihan. Perilaku membersihkan dan mencuci yang dilakukan oleh Senda merupakan sebuah pertahanan diri Senda menghadapi ketakutanya terhadap kuman dan penyakit. Berikut ini akan dipaparkan bagaimana tingkah laku dan karakter ketika perilaku membersihkan dan mencuci yang berlebihan Senda.

Gambar (3) Senda membersihkan meja sebelum digunakan (Keppeki Kanzen Shounen Soubi , 2007:140)

Pada gambar (3) terlihat senda mengelap meja yang akan digunakan dengan sarung tangan dan lap yang selalu Senda bawa. Perilaku ini dilakukan Senda untuk menghilangkan rasa kecemasanya terhadap kuman dan bakteri yang ada di benda-benda yanga akan Senda gunakan. Perilaku membersihkan ini menimbulkan perasaan aman bagi Senda sehingga dapat menekan rasa kecemasanya

Emosi atau karakter psikologis yang ditunjukan Senda saat berperilaku washing and cleaning salah satunya adalah mudah marah. Perilaku washing and cleaning Senda membuat Senda membersihkan benda maupun lingkungan sekitar nya hingga bersih sempurna maka saat melihat ada binatang yang masuk kedalam gedung sekolah. Selain itu Senda akan merasa mudah marah dan kesal jika barang-barangya maupun badanya di sentuh orang lain seperti pada data dan gambar berikut.

0>

Sf ⅛


⅛i I ZZ

Gambar (4) : Kemarahan Senda hingga memukul kelinci sekolah (Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 68)

  • (1)    せんだ : この野良兎―!!誰の許可を得て、オレの聖域に土足踏み入れて

いるのだ

Senda : Kono nora usagi!! Dare no kyoka wo ete, ore no sei iki ni dosou fumi

irete iru no da!!

(Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 68)

Senda : Dasar kelinci liar!! Siapa yang mengijinkan kaki kotor mu masuk ke wilayah ku yang suci !!

(Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 68)

Pada data (1) dan gambar (4) tersebut didapat saat Senda menjadi petugas kebersihan yang bertanggung jawab atas kebersihan kelasnya. Pada ssat membersihkan lingkungan kelas seekor kelinci memasuki kelas Senda dan membuat Senda marah dengan keberadaan kelinci tersebut. Pada data (1) dan gambar (4) juga menunjukan ekspresi kemarahan Sata senda saat melihat seekor kelinci hitam yang melewati wilayah yang dibersihkannya. Senda berpikir kelinci tersebut kotor dan membawa kuman karena tinggal disebuah kandang yang kotor dan berantakan.

  • 5.1.2.2    Tingkah Laku dan Karakter Ordering

Wilson (2001: 8-11) mengatakan penderita OCD akan merasa cemas jika melihat sebuah objek tidak sesuai urutan yang benar, karena tidak tahan melihat suatu objek yang tidak sesuai dengan urutan, maka dari itu penderita OCD akan mengurutkan segala sesuatu sekecil apa pun demi kesempurnaan seperti pada data berikut.

Gambar (5) Senda mengatur barisan para murid (Keppeki Kanzen Shounen Soubi , 2007: 123)

  • (2)    せんだ : こらぁ そこー!! 列を乱すな!!

Senda : Koraa soko!! Retsu wo midasu na!!

(Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 123)

Senda : Hei yang disana!! Jangan keluar barisan!!

(Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 123)

Data (2) merupakan kata-kata tegas yang dikatakan Senda untuk menegur murid yang keluar barisan dan mengatur murid – murid agar antri mengambil sepatu di loker. Kata-kata tegas yang dikatakan Seda kepada murid lain ditunjukan pada kalimat “Koraa soko!! Retsu wo midasu na!!” yang artinya “Hei yang disana!! Jangan keluar barisan!!ʼʼ. Hal ini menunjukan Bahwa Senda juga memiliki OCD dengan jenis ordering yaitu perilaku mengatur objek yang ada disekitarnya secara berlebihan termasuk mengatur barisan anak-anak yang akan memasuki gedung sekolah seperti yang terlihat pada gambar (5) dan data (2).

  • 5.1.2.3    Tingkah Laku dan Karkater Ritual

Penderita OCD mempunyai ritual-ritual yang dapat menetralisasikan obsesinya -obsesinya sendiri. Perilaku ritual ini menjadikan penderita memiliki kebiasaan-kebiasaan khusus yang berbeda dengan orang lain. Ritual tersebut dilakukan di tempat tertentu jam dan dalam keadaan yang tertentu (Wilson, 2001: 8-11). Berikut akan dipaparkan tingkah laku dan karakter ritual yan dtunjukan sata Senda ketika perilaku ritualnya muncul.

Gambar (6) Senda menyemprotkan cairan ethanol keseluruh badan sebelum memasuki rumah.

(Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 05)

Psikologis Sata senda melakukan ritual-ritual seperti pada gambar (6) bertujuan untuk mengurangi kecemasanya. Gambar (6) terlihat Senda menyemprotkan cairan ethanol yang dia pegang dengan kedua tanganya keselurush tubuhnya sebelum memasuki rumah. Perasaan cemas yang muncul akibat trauma dimasa lalu membuat Senda sangat terobsesi akan kebersihan sehingga sehingga munculah sebuah kebiasaan aneh yang dilakukan Sata Senda seperti membersihkan badan nya sebelum memasuki

rumah pada gambar dan melakukan perawatan kuku dan muka stiap paginya. Kebiasaan-kebiasaan ini dilakukan untuk mengurangi kecemasan dan menghasilkan rasa aman bagi Senda Terhadap kuman dan penyakit.

  • 5.1.2.4    Tingkah Laku dan Karakter Checking

Wilson (2001: 8-11) berpendapat penderita OCD selalu mengecek suatu hal sekecil apapun. Jika tidak melakukanya ia akan merasa cemas bahkan dengan hal yang sama sekali tidak penting. Pada manga Senda memiliki kebiasaan mengecek dengan detail berulang kali seperti kotak surat. Adapun data yang menunjukan Senda memiliki perilaku checking sebagai berikut.

Gambar (7) Senda mengecek kotak surat berulang kali (Keppeki Kanzen Shounen Soubi , 2007: 94)

  • (3)    せんだ : 手紙。。。とか。届いてたりしない?

はは  : ああ、愛内さん。愛内さんからお手紙ないわよー。

(Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 124)

Senda   :   Tegami…toka. Todoitetari shinai ?

Ibu     :   aa, Aiuchi san. Aiuchi san kara otegami nai wa yo.

(Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 124)

Senda  :  Apa ada surat yang datang?

Ibu     :   aa, Aiuchi ya. Surat dari Aiuchi tidak ada.

(Keppeki Kanzen Shounen Soubi , 2007: 124)

Gambar (7) dan data (3) dapat dianalisis bahwa Senda memiliki kompulsi mengecek dimana dia berulang kali mengecek kotak surat dan mencari di segala sudut. Senda merasa khawatir jika surat sudah datang namun belum dia terima. Merasa belum yakin jika surat dari Aichi belum sampai akhirnya Senda bertanya kepada ibunya yang sedang memasak. Sesuai teori Wilson (2001: 8-11). penderita OCD akan bertidak kompulsif dengan mengulang mengecek dan memastikan suatu hal untuk mengatasi kecemasanya yang berlebihan.

  • 5.1.3 Dimensi Sosiologis

Dimensi sosiologi merupakan gambaran dari kehidupan sosial tokoh meliputi, kehidupan sekolah, dan teman sebaya Waluyo (2003; 14-19). Dalam manga Keppeki Kanzen Shounen Soubi kehidupan sosial Sata Senda lebih berpusat pada interaksi bersama teman-teman sebayanya dan keluarga. Data mengenai perilaku OCD yang terlihat pada dimensi sosiologis Sata Senda dalam manga Keppeki Kanzen Shounen Soubi adalah sebagai berikut.

  • (4)    愛内   : まーっ、いちいち手を洗う身にもなってほしいわ!

せんだ : …うーん、そんな事言われてもなぁ…触らなければいいも

のを…

Aiuchi   :Maa, ichi ichi te wo arau mi ni monatte hoshiiwa!

Senda : …uun, sonna koto iwarete mo naa… sawaranakereba ii mono. wo… (Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 117)

Aiuchi : Yah, masa harus cuci tangan terus menerus.

Senda : Hmm, sebenarnya tidak perlu…makanya sebaiknya jangan disentuh (Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 117)

Data (3) merupakan data yang diambil saat Senda dan Aiuchi pergi ke taman bermain. Di taman bermain Aiuchi sangat bersemangat untuk menaiki wahana yang ada di taman bermain. Aiuchi berkeliling dan menyetuh benda-benda disetiap wahana yang ada saat mengajak Senda menaikinya. Senda menolak permainan yang dipilih oleh Aiuchi dan menyuruh Aiuchi untuk mencuci tangan. Aiuchi diminta mencuci tangan berulang kali saat menyentuh benda-benda yang ada di taman bermain sehingga membuat tangan Aiuchi terluka. Dari data tersebut didapat bahwa Senda tdak hanya menerapkan perilaku washing yang berlebihan untuk dirinya sendiri namun juga kepada teman temannya sehingga membuat teman-temanya merasa tidak nyaman.

  • 5.2. Faktor Penyebab OCD Tokoh Sata Senda

Perilaku OCD yang muncul pada tokoh Sata Senda disebabkan oleh dua faktor yakni faktor interal dan faktor Eksternal.

  • 5.2.1    Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang muncul pada diri Senda. Adapun data faktor internal yang berperan dalam obsesi dan perilaku OCD Sata Senda sebagai berikut.

  • 5.1.1 .2 Trauma Masa Lalu

Oltmans and Emery (2002: 151-153) berpendapat bahwa pengalaman masa lalu yang tidak mengenakan untuk di ingat dapat menjadi sebuah trauma bagi penderita OCD. Karena dari kejadian masa lalu itu penderita sering teringat hingga kedalam mimpinya secara berulang ulang. Di dalam manga Keppeki Kanzen Shounen Soubi, Senda mendapatkan sebuah pengalaman yang tidak menyenangkan saat berkunjung ke taman bermain bersama keluarganya. Kejadian yang tidak menyenangkan tersebut membekas dan membayangi pikiran Senda selama bertahun-tahun sehingga membuat Senda menjadi seorang penderita OCD. Adanya trauma masa lalu bisa menjadi penyebab munculnya perilaku OCD. Adapun data mengenai trauma masa lalu yang di alami Senda adalah sebagai berikut.

  • (5)    愛内  : 聞きそびれてだんだんけど…どうして潔癖症になったんだっけ?

…ええと話さなきゃダメ?

千田  : それは数年前遊びに行った遊園地で 8歳のオレ  は何思った

のか列を作る「ボール」を数え触っていた。そしてその先にもま た同様に「ボール」を触る小年が…その少年はただ「触る」ので はなく丁寧に一本一本ハナクンを付けていたという…とまあ…そ れで あらゆる物に不審感を抱いてしまったというワケで…

(Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 108)

Aiuchi: Kiki sobirete dandan kedo…doushite keppeki ni nattan dakke? Etto hanasanakya dame?

Senda     : Sore wa suunen mae, asobi ni itta yuuenchi de 8 sai no ore wa nani wo

omotta noka retsu wo tsukuru  hooruo kasoe sawatte ita. Soshite sono

saki ni mo mata douyou nihooruo sawaru shounen ga…sono shounen wa tadan  sawarunode wa naku teinei ni ippon ippon hanaken o tsukete

ita to iu…to maa… sore de arayuru mono ni fushinkan o idaite shimatta to iu wake de…

(Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 108)

Aiuchi     : Meski aku sudah dengar berulang kali, Tapi kenapa sih kamu jadi super

bersih? Boleh enggak di jawab?

Senda     : Jadi begini, beberapa tahun yang lalu di taman bermain saat berumur 8

tahun aku menyentuh dan menghitung tiang antrian. Lalu didepanku ada anak laki-laki yang sedang mengorek kotoran hidung dan menyentuh tiang sepertiku… . Dia bukan hanya menyetuhnya saja tapi juga menempelkan kotoran hidung nya di setiap tiang… Jadi sejak itu aku jadi curiga dengan benda-benda yang ada.

(Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 108)

Pada data (4) di dapat bahwa setelah menyaksikan kejadian yang tidak menyenangkan tersebut, Senda menjadi ketakutan dan ragu untuk menyentuh benda-benda di tempat umum. Hal ini menyebabkan Sata Senda memiliki kecemasan

berlebihan terhadap benda-benda disekitarnya. Kecemasan berlebih tersebut memunculkan perilaku OCD sehingga, Senda menjadi penderita OCD.

  • 5.1.1.2 Stress

Oltmans and Emery (2002: 151-153) memaparkan Stress merupakan reaksi tubuh yang muncul akibat sebuah tekanan maupun sebuah perubahan yang tiba-tiba terjadi yang dapat berasal dari sebuah kejadian traumatik maupun lingkungan sekitar. Stress sangat medah terjadi ketika seseorang tidak mampu menghilangkan ingatan buruk di masa lalu, maka berdampak pada pemikiran cemas akan hal-hal yang tidak masuk akal yang menyebabkan stress depresi baginya. Dalam manga Keppeki Kanzen Shounen Soubi tokoh Senda di hadapi dengan kejadian yang tidak menyenangkan secara tiba-tiba tanpa adanya kesiapan mental membuatnya mengalami stress seperti data berikut.

Gambar (8). Senda memisahkan diri dari kelompok bermain (Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 014)

Pada gambar (8) di dapat bahwa Senda terlihat menyendiri melihat teman-temanya yang sedang bermain dengan gembira. Hal ini merupakan reaksi stress yang di tunjukan Senda karena merasa tertekan terhadap lingkungannya. Pada saat teman-temanya bermai, Senda tidak bisa berbuat apa-apa dikarenakan ketakutanya terpapar kuman dan penyakit saat berinteraksi dengan teman-temanya sehingga terlihat jelas ekspresi Senda yang muram dan tidak bahagia. Adanya reaksi stress yang di alami oleh Senda tersebut merupakan pemicu lain yang memperparah OCDnya.

  • 5.2.2 Faktor Eksternal

Faktor Eksternal ini meliputi hal-hal yang berkaitan di lingkungan Sata senda tinggal terutama keluarga Sata Senda. Faktor tersebut adalah sebagai berikut.

  • 5.2.2.1    Ketidakpedulian Orang-Orang Disekitar

Faktor lain yang dapat memperburuk gejala OCD adalah kurangnya penanganan dan perhatian orang-orang disekitar penderita OCD. Akan lebih baik jika sejak awal munculnya gejala OCD diberikan perhatian lebih sehingga gejala-gejala yang muncul dapat diatasi (Oltmans and Emery, 2002: 151-153). Kurangnya perhatian orang-orang disekitar Senda juga memiliki peran besar dalam penyebab OCD. Dalam manga Keppeki Kanzen Shounen Soubi Sebelum bertemu dengan Aiuchi, Senda tidak pernah bermain dengan teman teman seusianya maka dari itu dia hanya belajar untuk mengisi waktu istirahatnya. Kebiasaan membersihkanya membuat teman-teman Senda menjauhinya. Adapun data yang menunjukan ketidakpedulian orang-orang Disekitar Senda sebagai berikut.

  • (6)    皆    :てゆーかつ千田もこの部屋なんか。あの部屋やだ―!!

(Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 014)

Minna      : Teyuu katsu Senda mo kono heya nanka. Ano heya yadaa!!

(Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 014)

Semuanya : Jadi Senda ada dikamar ini juga? Tidak mau dikamar itu!!

(Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 014)

Data (5) merupakan data yang diambil saat Senda dan teman-teman lainya sampai di tempat penginapan. Setelah melihat Senda diruangan tersebut teman-temanya lari dan menolak sekamar dengan Senda. terdapat kalimat “Ano heya yadaa!!” yang artinya ʻʼtidak mau dikamar itu!!ʼʼ ini menunjukan teman-teman Senda perasaan tidak suka terhadap kehadiran Senda sebagai teman sekamarnya.Pada akhirnya teman-teman Senda tetap tidur di dalam ruangan yang sama dengan Senda, namun teman-temanya tidak ada yang berbicara dengan Senda seolah Senda tidak ada dalam ruangan tersebut Hal ini merupakan sikap penginhindaran dan ketidakpedulian teman-teman Senda terhadap perilaku Senda.

  • 5.2.2.2    Toleransi Keluarga Senda Terhadap Perilaku OCD Senda.

Sata Senda hidup bersama kedua orang tuanya. Kedua orang tua Senda tidak menentang maupun mempermasalahkan perilaku OCD yang dilakukan Sata setiap hari. Bahkan kedua orang tua Senda menerima Senda secara normal tanpa menantang maupun marah dengan penampilan tidak biasa anaknya. Kedua orang tua Senda tidak menentang maupun mempermasalahkan perilaku OCD yang dilakukan Sata setiap hari seperti yang terlihat pada data berikut.

Gambar (9) . Ekspresi bahagia orang tua Senda saat acara penerimaan siswa baru. (Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 040)

Gambar (9) Terlihat Senda menggunakan pakaian yang tertutup Disamping itu pada gambar (9) terlihat orang tua Senda dengan ekspresi bahagia dan dengan semangat merekam Senda ketika memasuki ruang aula acara. Dari ekspresi orang tua Senda pada gambar (9) didapat bahwa keluarga Senda memiliki toleransi yang tinggi terhadap Sata Senda. Kelurga Sata Senda tidak memperlakukan Sata senda tidak berbeda dengan anak-anak lain.

  • 5.3 Usaha-Usaha Sata Senda Untuk Menanggulangi Perilaku OCDnya

Hal yang harus diperhatikan dalam penyembuhan OCD adalah merubah perilaku yang menyimpang dan pikiran-pikiran negatif. (Beck dalam Hall, 1983: 553). Untuk merubah pikiran negatif tersebut perlu adanya terapi kognitif dengan cara menghadapkan Sata Senda dengan ketakutanya. Terapi ini dapat dilakukan oleh Senda Sendiri maupun berasal dari bantuan orang lain. Pada manga ini Senda memiliki keinginan kuat untuk sembuh dari OCD dengan mengunjungi kembali tempat terjadinya trauma dimasa lalu. Selain itu peran Aiuchi dan teman teman kelasnya juga membantu mengurangi perilaku Senda.

  • 5.3.1    Usaha Internal

Hal yang harus diperhatikan dalam penyembuhan OCD adalah merubah perilaku

yang menyimpang dan pikiran-pikiran negatif. (Beck dalam Hall, 1983: 553). Untuk merubah pikiran negatif tersebut perlu adanya terapi kognitif dengan cara menghadapkan Senda dengan ketakutanya. Adapun data yang menunjukan usaha Senda untuk menekan kecemasanya sebagai berikut.

Gambar (10). Ekspresi ketakutan Senda saat memegang baron (Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 146)

Gambar (10) merupakan data yang didapat saat kecemasan Senda mulai berkurang saat memegang kelinci yang bernama baron. Pada awalnya Senda merasa ketakutan memegang kelinci tersebut namun rasa takutnya menghilang setelah terbiasa memegang kelinci tersebut. Dari data (10) di dapat bahwa ketakutan-ketakutan berlebihan Sata Senda dapat ditekan saat menghadapi kejadian yang tak terduga. Pikiran-pikiran negatif terhadap binatang dapat teratasi sehingga Sata Senda yang semula tidak bisa memegang binatang menjadi bisa memegang binatang tersebut.

  • 5.3.2    Usaha Eksternal

Usaha Eksternal merupakan usaha yang berhubungan dengan lingkungan dan bantuan orang-orang dekat dan peduli terhadap Senda. Salah satu usaha yang membantu Senda melawan OCD nya tidak terlepas dari bantuan Aiuchi. Hal yang terbaik untuk mengobati OCD adalah mencari sumber masalah yang menjadi pemicu terjadinya perilaku OCD,. Sata Senda mengalami trauma saat umur Sembilan tahun di sebuah taman bermain bersama orang tuanya. Selain peran Senda sendiri dalam menghilangkan kecemasanya, peran dari seorang teman juga membantu dalam penyembuhan OCD senda. adapun data mengenai usaha dari teman Senda yang membantu untuk menanggulangi OCD sata senda sebagai berikut.

  • (7)    愛内 : この遊園地が千田君の潔癖症始まりの場所なら。差千田君の潔

癖症克服と私の乗り物酔い克服で

(Keppeki Kanzen Shounen Soubi , 2007: 113)

Aiuchi : Kono yuuenchi ga senda kun no keppekishou hajimari no basho nara..

Senda kun no keppekishou kokufuku to watashi no nori mono yoi kokufuku de

(Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 113)

Semuanya : Di taman bermain ini awalnya Senda menjadi super bersih. Jadi ini untuk mengalahkan ketakutanku dan menyembuhkan super bersih mu.

(Keppeki Kanzen Shounen Soubi, 2007: 113)

Dalam manga Keppeki Kanzen Shounen Soubi tokoh Aiuchi sangat berperan dalam usaha-usaha Sata Senda dalam mengatasi OCDnya. Karena Aiuchi sudah lama mengenal Sata Senda sejak berada disekolah dasar dan karena itu juga membuat Senda merasa nyaman berada di dekat Aiuchi, hal ini juga menjadi faktor penting dalam proses pemulihan OCD sata Senda

  • 6 . Simpulan

Sata Senda memiliki OCD dengan jenis washing dan cleaning selain itu Senda memiliki perilaku ordering, checking dan juga ritual. Secara fisiologis, dilihat dari segi penampilan, Sata Senda memiliki penampilan yang berbeda dari anak-anak normal seperti memakai pakaian dengan rapi dan tertutup. Secara Psikologis Sata senda memiliki tingkah laku washing and cleaning, ordering, ritual dan checking. Secara sosiologis Senda mempengaruhi teman-teman untuk mengikuti perilaku OCD nya dalam hal mencuci dang membersihkan secara berlebihan. Penyebab OCD Sata Senda dipengaruhi oleh dua faktor yakni, faktor internal yang berasal dari trauma yang terjadi di masa lalu. Faktor internal lainya yaitu stress yang di alami Senda setelah kejadian traumatik tersebut. Faktor kedua yaitu faktor eksternal yang datang dari luar diri Senda sendiri yang tidak lain berasal dari keluarga dan teman-temannya. Usaha-usaha yang dilakukan Senda juga datang dari usaha internal yang berasal dari kemauan Sata Senda sendiri dengan mengubah pola pikir negatif sata Senda. Usaha lainya yaitu usaha eksternal yang berasal dari Aiuchi dan teman-teman Senda yang lain. Auchi mengajak Senda mengunjungi tempat kejadian traumatik tersebut dan mengajak Senda untuk mengatasi ketakutanya terhadap benda-benda di taman bermain.

  • 7    . Daftar Pustaka

Baradero,Mary. 2010. Kesehatan Mental Psikiatri. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda, dan Makna Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra.

Endaswara, Suwardi.2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra: Teori Langkah dan Penerapan. Yogyakarta: MedPress.

Minat, Uti Ayu Mu.2010 Obsessive-Compulsive Disorder Tokoh Howard Hughes dalam Film The Aviator. Semarang:Universitas Diponegoro.

Nadiana, Nabila Arlita . 2012. Konflik Ellen Dempsey menghadapi Obsesi Masa Lalu Dalam Novel The One You’re With Karya Emily Giffin. Semarang: Universitas Diponegoro

Mahayuni, Ni Ketut Citra. 2019. Kepribadian Ganda Tokoh Aizawa Akira Dalam Drama Rintaro Karya Miho Nakazono. Denpasar: Universitas Udayana

Oltmanns dan Emery . (2013). Psikologi Abnormal. Pustaka Belajar: Yogyakarta

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra: dari Strukturalisme hingga Postrukturalisme Perspektif Wacana Naratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suanty, Roberto Masami Prabowo.2014. ʻʻDampak Negatif Perilaku OCD Tokoh KID Dalam Manga Soul Eaterʼʼ. Jakarta

Tobina, Touya. 2007. Keppeki Kanzen Shounen Soubi. Japan. Hakusensha

Wilson, Reid. 2001.ʻʻStop Obsessing! How to Overcome Your Obsession and Compulsionʼʼ. America: Random House Publishing Group

51