SAKURA VOL. 3. No. 2 Agustus 2021

DOI: https://doi.org/10.24843/JS.2021.v03.i02.p03

P-ISSN: 2623-1328

E-ISSN:2623-0151

Sistem Pemarkahan Oblik dalam Buku Minna no Nihongo Chuukyuu

Ni Luh Desy Purnama Dewi1), Ni Putu Luhur Wedayanti2)

Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana Denpasar, Bali-Indonesia

[nidesydewi@gmail. com], [[email protected]]

Abstrak

Penelitian ini berjudul Sistem Pemarkahan Oblik dalam Buku Minna no Nihongo Chuukyuu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem pemarkah oblik dalam buku Minna no Nihongo Chuukyuu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku Minna no Nihongo Chuukyuu I & II.

Hasil penelitian yang didapat, terdapat tujuh jenis oblik bahasa Jepang dalam buku Minna no Nihongo Chuukyuu dan memiliki pemarkah yang berbeda. Oblik tersebut adalah oblik lokasi, komitatif, sasaran, instrumen, sumber, agen dan penerima. Terdapat pula posposisi ni, de, to, e, kara, dan made sebagai pemarkah oblik.

Kata kunci: oblik, posposisi, partikel

Abstract

The title of this research is “Oblique Marking System in Minna no Nihongo Chuukyuu's Book”. The purpose of this study is to analyze the oblique marking system in the book Minna no Nihongo Chuukyuu. The methods and techniques used in this study are the methods and techniques for the direct elements.

The research results obtained, there are seven types of Japanese oblique in the book Minna no Nihongo Chuukyuu and have different markers. The types of oblique are location oblique, comitative, target oblique, instrument oblique, source oblique, agent oblique and recipient oblique. In addition to oblique types, there are also pospositions ni, de, to, e, kara, and made as oblique markers.

Keywords: oblique, posposition, particle

  • 1.    Pendahuluan

Pembelajaran bahasa asing yaitu bahasa Jepang di Indonesia, khususnya di Bali semakin berkembang. Namun, karakteristik bahasa Jepang yang berbeda dengan bahasa Indonesia membuat para pembelajar bahasa Jepang mengalami kesulitan. Selain memiliki pola urutan kalimat yang berbeda dengan bahasa Indonesia, bahasa Jepang juga memiliki keunikan tersendiri karena hampir setiap fungsi gramatikal dalam kalimatnya selalu dimarkahi oleh partikel (joshi). Dalam bahasa Jepang partikel terletak setelah nomina yang diterangkan. Kemunculan partikel sangat membantu untuk

mengetahui makna sebuah kalimat bahasa Jepang, tetapi seringkali partikel tersebut yang membingungkan para pembelajar bahasa Jepang.

Partikel dalam bahasa Jepang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan fungsinya dalam kalimat, seperti misalnya dalam kalimat yang menunjukkan oblik. Partikel yang memarkahi oblik disebut dengan posposisi. Partikel yang berfungsi sebagai pemarkah unsur dalam kalimat disebut kakujoshi atau partikel kasus. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini dipaparkan lebih rinci mengenai kakujoshi atau partikel kasus, serta oblik.

Terdapat lima partikel kasus dalam bahasa Jepang, yaitu partikel ga (nomina) menyatakan subjek klausa. Partikel o (akusatif) menyatakan objek langsung. Partikel ni (datif) menyatakan penerima. Partikel no (genetif) menyatakan hubungan kepemilikan. Partikel wa berfungsi hanya sebagai penanda topik. Tiap-tiap partikel kasus memiliki hubungan dan fungsi gramatikal dalam kalimat. (Tsujimura, 1997-134). Partikel kasus dalam bahasa Jepang yang memiliki kaitan erat dalam pembentukan oblik adalah partikel ni, de, e, to, kara, dan made. Penjelasan mengenai partikel tersebut adalah menurut Maynard (1995:59-61).

Partikel dalam bahasa Jepang tidak selalu memarkahi sebuah fungsi gramatikal yang sama. Begitu pula halnya dengan sebuah fungsi gramatikal. Fungsi gramatikal yang sama tidak selalu dimarkahi oleh partikel yang sama. Namun, terdapat pola yang dapat menentukan pemarkahan dalam suatu kalimat. Penelitian ini mengulas tentang pemarkahan fungsi gramatikal, yaitu oblik dalam bacaan bahasa Jepang yang terdapat pada buku Minna no Nihongo Chuukyuu III.

Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus. Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai oblik bahasa Jepang. Selain itu, juga dapat dijadikan pembelajaran dan perbandingan bagi pemelajar bahasa Jepang untuk penelitian pada aspek lain yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur klausa yang mengandung oblik dalam buku Minna no Nihongo Chuukyuu III.

  • 2.    Metode dan Teori

    2.1    Metode Penelitian

Objek kajian penelitian ini berupa buku pelajaran bahasa Jepang yang dipergunakan oleh mahasiswa strata satu di Universitas Udayana, yaitu buku Minna no Nihongo Chuukyuu I dan II terbitan 3A Corporation. Data oblik diambil dari bacaan yang terdapat dalam buku tersebut. Judul dari bacaan tersebut antara lain yang terdapat pada buku Minna no Nihongo Chuukyuu I (Yamadasan taku de, Gaikokugo, Kaigai de Nihon no Terebi Anime ga Ukeru Wake, Koohii Syoppu de, Animeesyon), kemudian yang terdapat pada buku Minna no Nihongo Chuukyuu II (Hataraki Ari, Torihiki no Paatii de, Tatami, Gairaigo, dan Denwa Girai). Data oblik diambil dari beberapa bacaan yang terdapat dalam buku Minna no Nihongo Chuukyuu III karena data oblik yang ada pada bacaan tersebut mewakili keseluruhan data oblik yang terdapat dalam buku.

Data yang terkumpul diklasifikasi berdasarkan jenis oblik yang ditunjukkan. Kemudian oblik dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan metode agih dan teknik bagi unsur langsung (Sudaryanto, 2015). Metode yang dipergunakan dalam penyajian hasil dan analisis data pada penelitian ini adalah metode formal dan informal.

  • 2.2    Teori

Penelitian ini menggunakan beberapa teori, yaitu teori sintaksis yang dikemukakan oleh Nitta (1997), teori partikel yang dikemukakan oleh Maynard (1995), teori posposisi oleh Tsujimura 1997, Tsujimura (2014) dan teori fungsi gramatikal oleh Kroeger (2005), serta definisi oblik menurut Kroeger (2005) dan Blake (1994).

  • 3.    Kajian Pustaka

Penelitian sebelumnya relevan terhadap tulisan ini karena secara umum membahas mengenai oblik dan penulis mendapatkan informasi yang cukup dari penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian sebelumnya yang masih relevan digunakan dalam penelitian ini sebagai referensi yaitu Purnawati (2010, 2012, 2019), Wiriani (2016), dan Novianti (2016).

Purnawati (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pemarkahan Fungsi Gramatikal Oblik Lokasi, Asal, dan Tujuan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang”, Purnawati (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Interaksi Oblik dengan Topik dalam Bahasa Jepang”, Purnawati dkk (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Pemarkah Fungsi Gramatikal Oblik Lokasi, Asal dan Tujuan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang”. Wiriani (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Sistem Pemarkah Oblik dalam Klausa Bahasa Jepang” menganalisis tentang pemarkah oblik dalam klausa Bahasa Jepang. Novianti (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Kesalahan Penggunaan Partikel de, ni, dan o Pada Kalimat Pembelajar Bahasa Jepang” mengulas tentang kesalahan penggunaan partikel sebagai posposisi yang memiliki berbagai macam peran.

  • 4.    Hasil dan Pembahasan

    4.1    Sistem Pemarkah Oblik dalam Buku Minna no Nihongo Chuukyuu

Menurut Kroeger, (2004:15) dalam satu kalimat dapat muncul dua oblik secara bersamaan. Namun, oblik yang dimarkahi oleh posposisi yang memiliki peran semantis yang sama, tidak dapat muncul secara bersamaan.

Pada buku Minna no Nihongo Chukyuu I dan II ditemukan tujuh jenis oblik, yaitu oblik lokasi, komitatif, sasaran, instrumen, sumber, agen dan penerima. Adapun oblik yang terdapat dalam buku tersebut memiliki pemarkah yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda akibat perbedaan verba yang dipergunakan dalam kalimat bersangkutan.

Sistem pemarkah oblik dalam buku Minna no Nihongo Chuukyuu dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Sistem Pemarkah Oblik dalam Buku Minna no Nihongo Chuukyuu

No

Jenis Oblik

Partikel

e

de

ni

kara

made

to

1

Oblik lokasi

o

o

2

Oblik instrumen

o

3

Oblik komitatif

o

4

Oblik sasaran

o

o

o

5

Oblik sumber

o

6

Oblik agen

o

o

7

Oblik penerima

o

Oblik lokasi dalam bahasa Jepang dapat dimarkahi oleh posposisi ni atau de. Partikel ni dipergunakan untuk menunjukkan arah dan lokasi tempat terjadinya sesuatu, sedangkan partikel de dipergunakan untuk menunjukkan suatu kegiatan di suatu tempat.

Penggunaan partikel ni dapat dilihat pada contoh kalimat di bawah ini.

  • (1)    郵便局   は その 交差点   にあります。

Yuubinkyoku wa  sono ko usaten    ni arimasu.

Kantor pos TOP itu persimpangandi ada ‘Kantor pos ada di persimpangan itu’

(Minna no Nihongo Chuukyuu I, 2008:31

(2)


大阪

Oosaka Oosaka 食べたこと tabeta koto makan


住んでいながらまだ ni   sunde inagara  mada

di   selama tinggal   belum

が ないんです。

ga   naindesu.

NOMtidak

‘Saya tinggal di Osaka tetapi belum pernah memakannya’ (Minna no Nihongo Chuukyuu II, 2012:6)

Contoh (1) dan (2) merupakan oblik lokasi yang dimarkahi oleh posposisi ni. Pada contoh (1) oblik diisi oleh frasa nomina kousaten ‘persimpangan’. Verba yang digunakan adalah arimasu ‘ada’. Kemudian pada contoh (2) diisi oleh frasa Oosaka ‘Osaka’. Verba yang digunakan adalah verba sumu ‘tinggal’. Pemarkah ni ‘di’ digunakan sebab partikel ni berfungsi untuk menunjukkan lokasi tanpa adanya aktivitas tertentu.

Apabila lokasi yang ditunjukkan merupakan lokasi terjadinya suatu aktivitas, maka oblik lokasi dimarkahi oleh partikel de. Penggunaannya dapat dilihat pada contoh kalimat berikut ini.

  • (3)    現在日 本製のアニメ    は 世界中

Genzai nipponsei no anime  wa  sekaijuu

Saat ini anime buatan Jepang TOP seluruh dunia

de di


テレビ terebi televisi


放映されている houeisareteiru. ditayangkan

‘Saat ini, anime buatan Jepang ditayangkan oleh televisi di seluruh dunia’ (Minna no Nihongo Chuukyuu II, 2012:14)

  • (4) 弟の次郎君   は おとなしくて あまり

Otouto no Jiro kun wa  otonashikute   amari

Saudara saya Jiro  TOP pendiam dan    tidak terlalu

外    遊ばない。

soto    de   asobanai.

luar di tidak bermain

‘Adik laki-laki saya bernama Jiro, pendiam dan tidak banyak bermain di luar’ (Minna no Nihongo Chuukyuu I, 2008:141)

Oblik lokasi contoh (3) dan (4) dimarkahi oleh posposisi de ‘di’. Pada contoh (3) terdapat frasa nomina sekai juu ‘seluruh dunia’. Verba yang digunakan adalah houeisareteiru ‘ditayangkan’. Kemudian pada contoh (4) terdapat frasa nomina soto ‘luar’. Verba yang digunakan adalah asobanai ‘bermain’. Pemarkah yang digunakan adalah posposisi de ‘di’ sebab kalimat tersebut menunjukkan bahwa ada sesuatu kegiatan yang dilakukan pada lokasi yang ditunjukkan oleh posposisi de.

Perbedaan penggunaan posposisi ni dan de pada suatu oblik lokasi secara garis besar terletak pada verba. Apabila digunakan posposisi ni, maka partikel yang memarkahi oblik yaitu ni menjelaskan lokasi tanpa adanya aktivitas tertentu. Namun, jika partikel yang digunakan adalah de, maka pemarkah tersebut menjelaskan pada sebuah lokasi terdapat suatu aktivitas.

Selain itu, terdapat pula posposisi ni dan de muncul dalam satu kalimat. Perhatikan contoh di bawah ini.

(5) 箱根  で

どこ   に

泊まりますか。

Hakone de

doko     ni

tomarimasuka.

Hakone di

dimana   di

apakah menginap

‘Di Kota Hakone dimana menginap?’

(Minna no Nihongo Chuukyuu II, 2012:75)

Pada contoh (5) terdapat klausa yang memiliki dua oblik. Fungsi oblik yang muncul adalah oblik lokasi. Terdapat frasa nomina hakone ‘Kota Hakone’ yang dimarkahi oleh posposisi de. Kemudian terdapat frasa nomina doko ‘dimana’ yang dimarkahi oleh posposisi ni. Verba yang digunakan pada contoh (5) adalah tomarimasuka ‘apakah menginap?’.

Selain sebagai pemarkah oblik lokasi, posposisi de juga dapat dipergunakan sebagai pemarkah oblik instrumen.

Menurut Iori (2014:17) posposisi dalam bahasa Jepang bisa memiliki makna yang berbeda pada kalimat yang berbeda berdasarkan frasa nomina yang muncul di depannya. Misalnya, seperti de ningyou o tsukutta ‘membuat boneka’. Dijelaskan bahwa jika di

depan partikel diisi oleh frasa nomina kyoushitsu ‘kelas’, maka partikel de berfungsi untuk menunjukkan lokasi. Namun, jika di depan partikel de diisi frasa nomina kami ‘kertas’, maka partikel de tersebut berfungsi untuk menunjukkan bahan baku.

Pada penelitian ini ditemukan oblik instrumen, adapun contohnya adalah sebagai berikut.

(6)


日本語     

Nihongo         de

Bahasa Jepang    dengan

間違いがないかどうか machigai ga nai kadou ka apakah ada kesalahan


レポート を


repooto o


書いたが


kaita ga


laporan AKU menulis 心配だ。


shinpai-da.

khawatir-LAMP


‘Saya menulis laporan dengan bahasa Jepang dan saya khawatir jika saya


melakukan kesalahan’


(Minna no Nihongo Chuukyuu I, 2008:2)

(7)  その

Sono Itu

wa TOP

伝統的な   方法     お茶をたてて飲む人

dentoutekina   houhou    de        ocha o tatete nomu hito

tradisional      cara      dengan   seseorang membuat teh

非常に 少なく  なっています。

hijou ni   sukunaku natteimasu.

sangat     sedikit    menjadi

‘Sangat sedikit orang yang membuat dan minum teh dengan metode tradisional’ (Minna no Nihongo Chuukyuu I, 2008:15)

(8)


かたかな Katakana Huruf katakana 分からなくて


  書かれている 言葉の意味 が

de        kakareteiru     kotoba no imi ga

dengan tulis           arti kata NOM

困ったことがありますか。

wakaranakute     komat-ta koto ga arimasuka.

mengerti-tidak    bingung-pernah-TNY

‘Pernahkah anda mengalami kesulitan dalam memahami kata-kata bahasa

Jepang yang ditulis dengan huruf katakana?’

(Minna no Nihongo Chuukyuu I, 2008:25)

Oblik instrumen pada contoh (6), (7) dan (8) masing-masing ditunjukkan oleh nomina nihongo ‘bahasa Jepang’, frasa nomina sono dentoutekina houhou ‘metode tradisional itu’, dan nomina katakana ‘huruf katakana’. Ketiga oblik instrumen tersebut

diikuti posposisi de ‘dengan’. Sebab frasa nomina yang ada di depan partikel de tidak mengacu pada lokasi, melainkan nomina.

Oblik komitatif dalam bahasa Jepang dimarkahi oleh posposisi to. Partikel to dipergunakan untuk menandai suatu aksi yang berlangsung secara bersamaan (join action or with) dan dipergunakan untuk memarkahi enumerative atau batasan suatu istilah. Contoh penggunaannya dapat dilihat pada kalimat di bawah ini.

  • (9)    日本 の   九州    で 友達    と    遊びたい。

Nihon no     Kyuushuu  de tomodachi to       asobitai.

Kyushu GEN   Jepang    di  teman     dengan  bermain-ingin

‘Saya ingin bermain dengan teman di Kyushu Jepang’

(Minna no Nihongo Chuukyuu I, 2008:46)

Kaisha     no     chikaku no        misede

Perusahaan NOM  dekat   NOM    warungdi

会社   の  研修生 の   リーさん

kaisha      no    kenshuusei no     rii san

Perusahaan NOM trainee   NOM  Lee

と   食事しました。

to      shokuji shimashita.

dengan makan siang

‘Saya makan bersama dengan trainee perusahaan bernama Lee di sebuah warung dekat perusahaan’

(Minna no Nihongo Chuukyuu I, 2008:155)

Oblik komitatif pada contoh (9) dan (10) masing-masing ditunjukkan oleh nomina koohii ‘kopi’, frasa nomina Igirisu no shoujo ‘gadis inggris’. Kedua oblik komitatif di atas dimarkahi dengan posposisi to ‘dan’.

Oblik sasaran dalam buku Minna no Nihongo dimarkahi oleh posposisi e, ni dan made. Maynard, (1995:59-61) mengemukakan bahwa partikel e dipergunakan untuk menyatakan oblik sasaran yang berupa tempat, partikel ni dipergunakan untuk menyatakan oblik sasaran yang berupa kegiatan dan partikel made dipergunakan untuk menunjukkan titik akhir terjadinya sesuatu (sampai, hingga). Contoh penggunaannya dapat dilihat pada kalimat di bawah ini.

(11)

アメリカ から 日本

来て、

Boku

wa

Amerika

kara Nihon

e

kite,

Saya

TOP

Amerika

dari

Jepang

ke

datang

もう5年   になる。

mou 5 nen      ni naru.

sudah 5 tahun   menjadi

‘Sudah 5 tahun sejak saya datang ke Jepang dari Amerika’

(Minna no Nihongo Chuukyuu I, 2008:26)

(12) 昨日

Kinou Kemarin

京都    花見     行った。

Kyouto   e    hanami         ni itta.

Kyouto   ke   melihat bunga  pergi untuk

‘Kemarin saya pergi ke Kyouto untuk melihat bunga sakura’ (Minna no Nihongo Chuukyuu I, 2008:43)

Contoh (11) menunjukkan bahwa posisi e dipergunakan untuk memarkahi oblik sasaran yang menunjukkan tempat, yaitu nihon ‘Jepang’. Pada kalimat (12) oblik sasaran diisi oleh frasa nomina kinou kyouto ‘kyouto kemarin’ yang dimarkahi oleh posposisi e ‘ke’, selain itu terdapat pula posposisi ni ‘untuk’ yang digunakan untuk memarkahi nomina hanami ‘melihat bunga’. Dari contoh kalimat di atas, dapat dinyatakan bahwa posposisi e dipergunakan untuk memarkahi oblik sasaran yang berupa tempat, sedangkan posposisi ni digunakan untuk memarkahi oblik sasaran yang bukan merupakan tempat, melainkan menerangkan kegiatan. Contoh kalimat lain yang juga menunjukkan oblik sasaran yang dimarkahi dengan posposisi ni dan e dapat dilihat pada kalimat berikut.

  • (13) うち   帰ってきたら こんなもの が

Uchi    e  kaettekitara   konna mono ga

Rumah  ke ketika kembali hal seperti   NOM

入っていたん ですが。

haitte itan       desuga.

berada di      KOP

‘Ketika saya kembali ke rumah saya menemukan sesuatu seperti ini’

(Minna no Nihongo Chuukyuu I, 2008:22)

(14)

今晩仕事   が 終わったら

Konban shigoto ga  owattara

Kerja malam   NOM selesai

飲み         行きましょう。

nomi          ni        ikimashou.

Minum        untuk    pergi-ayo

‘Setelah bekerja malam ini, ayo pergi untuk minum’

(Minna no Nihongo Chuukyuu I, 2008:28)

  • (15)    空港まで    だれ が IMC  の 社長

Kuukou made  dare ga  IMC   no shachou

Sampai bandara siapa GEN IMC NOMI Kepala perusahaan

を 迎え 行くんですか。

  • o mukae ni    ikun desuka.

AKU jemput untuk pergi-TNY

‘Siapa yang akan pergi untuk menjemput kepala IMC di bandara?

(Minna no Nihongo Chuukyuu I, 2008:32)

Oblik sasaran pada contoh (13) diisi oleh nomina uchi ‘rumah’ dan diikuti oleh pemarkah e ‘ke’. Posposisi e dipergunakan karena oblik dalam kalimat (1 3) menunjukkan suatu tempat. Berbeda halnya dengan contoh (14), terdapat nomina nomi ‘minum’ dan pada contoh (15), terdapat nomina mukae ‘jemput’ yang dimarkahi oleh posposisi ni ‘untuk’ karena nomina tersebut menunjukkan suatu kegiatan. Selain posposisi ni dan e, ditemukan pula posposisi made yang dipergunakan untuk menunjukkan titik akhir terjadinya sesuatu. Contoh oblik sasaran yang dimarkahi posposisi made adalah sebagai berikut.

(16) その場所 まで Sono bashomade Tempat itu sampai


連れて行って あげたって言うんですよ


tsurete itte


agetatte iun desuyo.


membawa mengatakan memberinya

‘Dia mengatakan bahwa dia membawanya sampai ke tempat itu’ (Minna no Nihongo Chuukyuu II, 2012:6)

Oblik sasaran pada contoh (16) diisi oleh frasa nomina sono basho ‘tempat itu’

yang diikuti oleh posposisi made ‘sampai’. Penggunaan partikel made dalam bahasa Jepang sangat luas, tetapi dalam data yang ditemukan, oblik sasaran yang menggunakan

posposisi made merupakan kalimat yang menunjukkan suatu tempat yang menjadi titik akhir terjadinya suatu kegiatan.

Oblik sumber dalam bahasa Jepang dimarkahi oleh posposisi kara. Oblik tersebut dikatakan sebagai oblik sumber karena biasanya partikel kara dipergunakan untuk menunjukkan titik awal terjadinya sesuatu, Maynard, (1995:59-61). Contoh penggunaannya dapat dilihat pada kalimat di bawah ini.

  • (17) やまと言葉  の たたむ

    から 重ねる kara kasaneru dari tumpuk


Yamato kotoba  no  tatamu

Kata Yamato   GEN tatamu

という意味 が あるのです。 to iu imi ga aru no desu arti      NOM ada

‘Ada arti ‘menumpuk’ yang berasal dari bahasa Yamato tatamu’ (Minna no Nihongo Chuukyuu I, 2008:12)

  • (18)    合掌造り   は 白川郷    の 厳しい自然条件

Gasshou tsukuri wa shirakawa gou no kibishii shizen jouken

Rumah jerami TOP Shirakawa     GEN kondisi alam yang keras

から  生まれたものだったのだ。

kara     umareta mono datta no da.

dari       itu lahir (LAMP)

‘Rumah jerami terlahir dari kondisi alam yang keras di Shirakawa’

(Minna no Nihongo Chuukyuu I, 2008:152)

Pada contoh (17) dan (18) terdapat oblik sumber yaitu tatamu ‘tumpuk’ dan kibishii shizen jouken ‘kondisi alam yang keras’ diikuti oleh posposisi kara ‘dari’. Kedua contoh tersebut menunjukkan titik awal terjadinya sesuatu seperti yang ditunjukkan pada contoh di atas.

Oblik agen dalam bahasa Jepang dimarkahi oleh posposisi ni. Pada data ditemukan penggunaan oblik agen pada konstruksi pasif bahasa Jepang. Pemarkahan oblik agen dapat dilihat pada contoh di bawah ini.

  • (19) 私    は 先生 に  叱られてました。

Watashi   wa  sensei ni    shikararetemashita.

Saya     TOP guru  oleh  marah-PAS

‘Saya dimarahi oleh guru’

(Minna no Nihongo Chuukyuu I, 2008:149)

Pada contoh (19) terdapat oblik agen yang ditunjukkan oleh nomina sensei ‘guru’ dan diikuti oleh posposisi ni kemudian diikuti oleh verba bentuk te + verba bentuk ta.

Selain untuk memarkahi oblik agen, posposisi ni ‘kepada’ bergantung verba yang digunakan dalam kalimat. Contoh oblik penerima yang dimarkahi oleh posposisi ni

‘kepada’ dapat dilihat pada kalimat berikut.

(20)

お子さんの特徴  は?   私たち     来ているもの

Okosan no tokuchou  wa?      Watashitachi   ni   kite iru mono

Karakteristik anak    TOP      kami          kepada hal yang terjadi

を    教えて 下さい。

o          oshiete    kudasai.

AKU     beri tahu  tolong

‘Bagaimanakah karakteristik anak anda? Tolong beri tahu kami apa yang terjadi’ (Minna no Nihongo Chuukyuu I, 2008:107)

Selain memarkahi oblik agen, posposisi ni ’kepada’ dikatakan memarkahi oblik penerima bergantung pada verba yang digunakan dalam kalimat. Contoh tersebut terdapat pada kalimat (20), pada kalimat tersebut terdapat nomina watashitachi ‘kami’ yang diikuti oleh posposisi ni, kemudian terdapat pula verba oshiete kudasai ‘tolong beri tahu’ yang memperlihatkan bahwa watashitachi ‘kami’ yang menerima suatu informasi.

  • 5.    Simpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 20 data oblik yang muncul pada beberapa bagian essay atau bacaan dalam buku Minna no Nihongo Chuukyuu III. Dalam bahasa Jepang oblik termasuk ke dalam argumen noninti. Selain itu dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah posposisi yang dipergunakan untuk memarkahi suatu frasa oblik. Posposisi muncul setelah frasa dan posposisi menjelaskan frasa yang ada di depannya. Dalam essay atau bacaan yang terdapat pada buku Minna no Nihongo Chuukyuu III ditemukan tujuh jenis oblik yang memiliki pemarkah yang berbeda. Oblik tersebut yaitu oblik lokasi yang dimarkahi oleh posposisi ni dan de, oblik instrumen yang dimarkahi oleh posposisi de, oblik komitatif yang dimarkahi oleh posposisi to, oblik sasaran yang dimarkahi oleh posposisi ni, e, made, oblik sumber yang dimarkahi oleh posposisi kara, oblik agen yang dimarkahi oleh posposisi ni, dan oblik penerima yang dimarkahi oleh posposisi ni pula.

  • 6.    Daftar Pustaka

Isao, Iori. 2000. Nihongo Bunpou Handobuku. Tokyo: 3A Corporation.

Kroeger, Paul R. 2004. Analyzing Syntax A Lexical-functional Approach. Cambridge: Cambridge University Press.

Kroeger, Paul R. 2005. Analyzing Grammar an Introduction. Cambridge: Cambridge University Press.

Maynard, Senko K. 1995. An Introduction to Japanese Grammar and Communication Strategies. Tokyo: The Japan Times.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Takuji, Kobayashi. 2008. Minna no Nihongo Chuukyuu Ichi Hon Saku. Tokyo: 3A Corporation.

Takuji, Kobayashi. 2012. Minna no Nihongo Chuukyuu Ni Hon Saku. Tokyo: 3A Corporation.

Tsujimura, N. 2014. An Introduction to Japanese Language. West Sussex: BlackwellPublisher.

115