SAKURA VOL. 2. No. 2 Agustus 2020

DOI: https://doi.org/10.24843/JS.2020.v02.i02.p01

P-ISSN: 2623-1328

E-ISSN:2623-0151

Alih Wahana Manga Ao Haru Ride Karya Sakisaka Io ke dalam Film Live Action Karya Sutradara Miki Takahiro

Ni Komang Tri Jayanti

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana [komangtrijayanti2@gmail.com]

Denpasar, Bali, Indonesia

Abstract

The title of this research is “Transformation from Ao Haru Ride Manga by Sakisaka Io into Live Action Movie Directed by Miki Takahiro”. This research can give a deeper understanding of live action movie that was made based on a comic source. The purpose of this research is to provide insights into the changes of Japanese popular literature into live action movie through analysis. The methodology used in this research is a descriptive analysis. The theories used in this research are Structural by Stanton (2007) and Transformation by Damono (2012). As the result there are few changes on intrinsicts on transformation from comic into live action movie. Those changes are 1) the removed parts from the comic are on plot, character, setting (place, time and social), theme, and point of view that caused by duration, production cost, and director’s focus differences ; 2) the increase / added parts in the film are on plot, character, setting (place and social) were caused by weighing on certain nuance and impression, also to make the plots seems natural; 3) the part that changes or having some variation from the comic into the film are on plot, character, and setting (place, time, and social) that caused by changes in the atmosphere and scene’s function.

Key words : Transformation, live action movie, comic

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Alih Wahana Manga Ao Haru Ride Karya Sakisaka Io ke dalam Film Live Action Karya Sutradara Miki Takahiro”. Penelitian ini memberi pemahaman lebih mendalam mengenai film live action yang dibuat dengan sumber berupa manga. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyediakan wawasan mengenai perubahan sastra populer Jepang menjadi film live action. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dan metode informal. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Struktural yang dikemukakan oleh Robert Stanton (2007) dan Teori Alih Wahana oleh Damono (2012). Pada penelitian ini ditemukan beberapa perubahan pada unsur intrinsik dari manga ke dalam film live action sebagai hasil. Perubahan tersebut diantaranya 1) penciutan dari manga ke dalam film terjadi pada alur, tokoh / karakter, latar (tempat, waktu dan sosial), tema, dan sudut pandang dan disebabkan oleh durasi, biaya produksi, dan perubahan fokus sutradara; 2) penambahan pada film terjadi pada alur, tokoh / karakter, dan latar (tempat, waktu dan sosial) yang terjadi demi

memperkuat nuansa dan kesan tertentu dan membuat alur nampak alami; 3) perubahan bervariasi yang terjadi pada alur, tokoh / karakter, dan latar (tempat, waktu dan sosial) yang terjadi akibat perubahan suasana dan fungsi peristiwa dalam film.

Kata kunci : alih wahana, film live action, manga.

  • 1.    PENDAHULUAN

Fenomena perubahan bentuk sebuah karya sastra biasanya disebut dengan alih wahana. Alih wahana dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan penerjemahan, penyaduran, dan pemindahan dari satu jenis karya sastra ke jenis karya sastra yang lainnya (Damono, 2012:1). Di Jepang, alih wahana marak terjadi pada karya sastra berupa manga yang merupakan sastra populer. Bentuk alih wahana yang tengah populer di Jepang saat ini adalah bentuk film, yang biasa disebut dengan live action.

Film live action (実写映画 / Jissha Eiga) merupakan sebutan untuk film yang dibuat berdasarkan karya sastra yang sudah ada. Melalui Film live action cerita dalam novel, naskah drama, maupun manga dapat direalisasikan dengan diperankan oleh aktor dan aktris manusia. Bagian yang biasanya menjadi perhatian pada alih wahana ke film live action adalah cara sutradara membawa adegan, karakter, situasi pada manga ke dalam film. Hingga saat ini banyak karya sastra berupa manga yang telah mengalami alih wahana menjadi film live action, salah satunya adalah Manga Ao Haru Ride karya Sakisaka Io yang dialihwahanakan ke dalam film live action karya sutradara Miki Takahiro.

Pada kajian pustaka yang digunakan, sejalan dengan pendapat dalam penelitian Padmiani (2017) yang membahas mengenai alih wahana dari ehon ke dalam anime dan kashi, penelitian mengenai alih wahana pada karya sastra penting dilakukan karena bagi masyarakat penikmat sekaligus pengamat karya sastra, bentuk alih wahana ke film live action dapat menjadi sebuah karya yang diapresiasi secara subjektif. Hal tersebut disesuaikan dengan perspektif masing-masing mengenai keberhasilan sebuah film live action merepresentasikan karya asalnya. Disamping itu berbeda dengan penelitian Padmiani (2017) yang menggunakan sumber berupa cerita rakyat Jepang, penelitian ini menggunakan sumber berupa sastra populer di Jepang berupa manga yang dialihwahanakan menjadi film live action yang tengah

populer di Jepang. Penelitian ini berfokus pada alasan terjadinya penciutan, penambahan dan perubahan bervariasi pada unsur intrinsik kedua sumber data yang mengalami alih wahana yang dalam analisis dibuktikan dengan data-data yang diperoleh.

  • 2.    POKOK PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  • 1.    Bagaimanakah penciutan pada alih wahana Manga Ao Haru Ride karya Sakisaka Io menjadi film live action karya sutradara Miki Takahiro?

  • 2.    Bagaimanakah penambahan pada alih wahana Manga Ao Haru Ride karya Sakisaka Io menjadi film live action karya sutradara Miki Takahiro?

  • 3.    Bagaimanakah perubahan bervariasi pada alih wahana Manga Ao Haru Ride karya Sakisaka Io menjadi film live action karya sutradara Miki Takahiro?

  • 3.    TUJUAN PENELITIAN

Terdapat dua tujuan dalam penelitian ini yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan secara umum penelitian ini adalah untuk memperluas lingkup pengetahuan mengenai alih wahana yang terjadi terhadap karya sastra populer di Jepang pada khalayak umum. Sementara tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana terjadinya penciutan, penambahan dan perubahan bervariasi terhadap unsur intrinsik karya sastra manga yang mengalami alih wahana ke dalam film live action.

  • 4.    METODE PENELITIAN

Sumber data pada penelitian ini adalah manga Ao Haru Ride karya Sakisaka Io dari volume 1-13 dan film live action karya sutradara Miki Takahiro yang berdurasi selama 122 menit. Pada prosedur pengumpulan data digunakan Metode Studi Kepustakaan (Ratna, 2004:37). Digunakan juga metode simak dan teknik catat untuk mengumpulkan data yang relevan dari kedua sumber. Analisis data

menggunakan Metode Deskriptif Analisis (Ratna, 2004:53). Pada penyajian hasil analisis data, metode yang digunakan adalah metode informal (Ratna, 2004:50).

  • 5.    HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hasil diperoleh beberapa alasan terjadinya penciutan diantaranya durasi, biaya produksi, perubahan fokus sutradara terhadap alur pada film yang memengaruhi dominansi tokoh utama dalam film, pemotongan latar yang tidak memiliki fungsi hingga keberadaan subplot tokoh lain. Penambahan pada film live action Ao Haru Ride terjadi akibat visi sutradara dalam menonjolkan nuansa tertentu dalam film yang sebelumnya tidak ada atau kurang nampak dalam manga. Peristiwa yang ditambahkan ke dalam film, selain seperti yang tersebut di atas, juga berfungsi untuk menyambungkan cerita yang terpotong agar alur nampak alami. Penambahan tersebut rata-rata bertujuan untuk memperkuat, menonjolkan suasana maupun kesan yang diberikan film kepada penonton. Sementara itu perubahan bervariasi lebih merujuk pada perubahan suasana dalam film dan perubahan fungsi peristiwa ketika mengalami alih wahana ke dalam film live action. Pembahasan dari hasil yang disebutkan di atas dipaparkan sebagai berikut.

  • 5.1    Penciutan

Penciutan dalam alih wahana menurut Damono adalah kegiatan memotong-motong dan menghilangkan sebuah adegan yang terdapat pada karya asal ketika dialihwahanakan (2012 : 106). Diantara temuan di atas, yang dibahas berikut ini adalah penciutan akibat perubahan fokus sutradara yang terjadi pada subplot tokoh lain. Pada alih wahana ini, sutradara menciutkan subplot tokoh lain yang berimbas pada penciutan tokoh hingga latar sosial agar cerita lebih terfokus pada gerak-gerik dan hidup hingga perjalanan kisah cinta tokoh utama. Berikut peristiwa yang mengalami penciutan.

  • (1)    小湊亜耶:うち 共働きだったから両親の都合つかない時とか、 保育園に迎えに来てくれたりもしてさ、俺もかなりなついてて 結構いりびたってたなー。

小さい頃の俺はガリガリで、気が弱くて、泣き虫で、ケンカも ふっかけられないで…

(アオハライド11、2014:24-25)

Kominato Aya : Uchi tomobataraki datta kara ryoushin no tsugou tsukanai toki toka, hoikuen ni mukae ni kite kuretari mo shite sa, ore mo kanari natsuitete kekkou ikibitatteta na…

Chiisai koro no ore wa gari gari de, ki ga yowakute, nakimushi de, kenka mo fukkakerarenai de…

(Aoharaido 11, 2014 : 24-25)

Kominato Aya : Kedua orang tuaku bekerja jadi mereka tidak punya waktu untukku, ia juga menjemputku dari tempat penitipan anak, aku menjadi sangat dekat dengannya dan selalu menemuinya…

Ketika masih kecil aku sangat penakut, cengeng, dan tidak bisa membela diriku sendiri…

(Ao Haru Ride 11, 2014 : 24-25)

Pada data (1) Kominato Aya tengah menceritakan nenek yang merawatnya sejak kecil. Kisah mengenai latar belakang keluarganya termasuk ke dalam subplot tokoh Kominato Aya. Peristiwa tersebut mengalami penciutan karena sutradara memfokuskan film hanya pada kisah seputar tokoh utama untuk menciptakan alur yang lebih jelas.

Data (1) juga merujuk pada penciutan tokoh dalam cerita, yakni tokoh nenek Kominato Aya. Pada data tersebut, yang menjadi topik pembicaraan adalah meninggalnya sosok nenek Kominato Aya yang telah merawatnya sejak kecil. Penciutan tersebut terjadi akibat penajaman fokus terhadap tokoh utama dengan menciutkan tokoh yang tidak berhubungan dengan Yoshioka Futaba. Penciutan pada data (1) juga menghasilkan penciutan pada unsur lain yaitu latar sosial. Pada manga, latar sosial yang mengalami penciutan adalah fenomena tomobataraki yang terjadi pada latar belakang keluarga tokoh Kominato Aya. Penciutan tersebut terjadi bersama dengan dihilangkannya data (1) dengan alasan memfokuskan cerita kepada tokoh utama. Dalam pembahasan penciutan ini terdapat satu unsur intrinsik lainnya yang mengalami penciutan berdasarkan data (1) di atas yaitu penciutan tema. Tema pada film live action tidak mengalami penghilangan seperti pada unsur intrinsik lainnnya, namun hanya mengalami pengurangan intensitas dan dominasi pada film. Salah satunya terjadi pada tema minor yang menceritakan tentang keluarga dalam cerita. Berdasarkan contoh pada data (1) keterangan yang mengalami penciutan adalah kisah keluarga Kominato Aya.

Selain penciutan seperti yang dijabarkan di atas, dalam alih wahana ini terdapat juga penciutan latar waktu dan latar tempat yang terjadi pada peristiwa orientasi ketika pelatihan kepemimpinan hari kedua. Pada peristiwa yang dihilangkan tersebut, kelompok Yoshioka Futaba dan kawan-kawan harus menjalani kegiatan mencari petunjuk ke tengah hutan. Sehingga dalam film penciutan peristiwa tersebut menyebabkan adanya penciutan latar waktu berupa hutan yang menjadi lokasi orientasi, dan dan latar waktu hari kedua pelatihan kepemimpinan yang menceritakan kegiatan pencari petunjuk tersebut secara keseluruhan. Sudut pandang dalam alih wahananya menjadi film live action mengalami penciutan dalam hal pengurangan variasi penggunaans sudut pandang. Pada film sudut pandang yang digunakan hanyalah sudut pandang ‘orang pertama-utama’. Hal ini dilakukan demi menciptakan film yang sepenuhnya menyampaikan keinginan, perasaan serta emosi-emosi tokoh utama tanpa mencampurnya dengan tokoh yang lain.

  • 5.2    Penambahan

Dalam alih wahana penambahan disebut terjadi apabila sutradara menambah-nambah peristiwa (maupun unsur intrinsik lainnya) yang tidak ada terdapat karya asal ke dalam karya hasil alih wahana. Diantara temuan yang disebutkan dalam hasil, berikut merupakan contoh penambahan demi memperkuat nuansa tertentu dalam film. Pada data yang disajikan berikut ini ditunjukkan peristiwa ketika Mabuchi Kou mengunjungi gereja yang sering didatangi mendiang ibunya ketika masih hidup. Hal tersebut demi menekankan nuansa traumatik pada film dan memperkuat unsur kesedihan pada subplot Mabuchi Kou.

  • (4)    馬渕洸:神父さん。ここお母さんがよく来てたんだ。病気が治 るよう。

神父さん:あんたのお母さんは自分のことなんてひとおつも願 わんやったよ。

馬渕洸:え?

神父さん:毎日あんたのことばかりお祈りに来とったとよ。

(三木、2014:1時42分13秒-1時42分51秒)

Mabuchi Kou : Shinpu-san. Koko okaasan ga yoku kitetanda. Byouki ga naoru you.

Shinpu-san: Anta no okaasan wa jibun no koto nante hitootsu mo negawan yatta yo.

Mabuchi Kou: E?

Shinpu-san: Mainichi anta no koto bakari oinori ni kitotta to yo.

(Miki, 2014 : 1 ji 42 fun 13 byou – 1 ji 42 fun 51 byou)

Mabuchi Kou : Ini pendeta (Pastor). Dulu ibuku sering datang ke sini. Dengan harapan dia akan semakin baik.

Shinpu-san : Ibumu tidak pernah berdoa untuk dirinya sendiri.. Mabuchi Kou : Apa?

Shinpu-san : Setiap hari ia datang berdoa untukmu.

(Miki, 2014 : 1 jam 42 menit 13 detik – 1 jam 42 menit 51 detik)

Pada data (2) Mabuchi Kou tengah mengenalkan sosok pendeta kepada Yoshioka Futaba yang tengah ada bersamanya. Selain berfungsi untuk memperkuat unsur traumatik pada peristiwa, penambahan ini juga mampu membuat pertolongan yang dilakukan Yoshioka Futaba terhadap Mabuchi Kou semakin menonjol karena situasi Mabuchi Kou yang dibuat lebih buruk dibandingkan dalam manga. Data (2) di atas juga menunjukkan adanya penambahan tokoh lain dalam film, yaitu tokoh pendeta. Kutipan data dapat disimak pada data (4) yang memperlihatkan bahwa pendeta tersebut berusaha menyampaikan pada Mabuchi Kou bahwa sebenarnya selama ini terlepas dari penyakit yang diderita sang ibu, ia selalu mendoakan kebahagiaan Mabuchi Kou ketika berada di gereja. Peran yang ditunjukkan tokoh pendeta mampu mendukung suasana yang ditonjolkan dalam film. Selanjutnya adalah penambahan latar yang terjadi pada latar tempat dan sosial. Pada data (2) juga menunjukkan adanya penambahan latar tempat yaitu gereja yang dikunjungi Mabuchi Kou dan Yoshioka Futaba. Penambahan tersebut dilakukan untuk mendukung penambahan peristiwa agar sesuai dengan suasana yang ingin dihadirkan dalam film. Sementara itu penambahan latar sosial terjadi pada keyakinan yang dianut mendiang ibu Mabuchi Kou dengan sering pergi berdoa ke gereja.

  • 5.3    Perubahan Bervariasi

Perubahan bervariasi dapat disebut terjadi apabila terdapat perbedaan dari karya asal dengan penyajiannya pada karya hasil alih wahana. Diantara temuan yang disebutkan dalam hasil, berikut merupakan contoh perubahan bervariasi yang terjadi akibat perubahan suasana dalam film yang terjadi pada peristiwa yang terkandung dalam volume yang belum dirilis pasca peluncuran film. Salah satu contoh peristiwa yang divariasikan atas alasan tersebut adalah peristiwa ketika Yoshioka Futaba dan Mabuchi Kou memulai hubungan asmara mereka. Pada tahun 2014 (tahun film dirilis), volume yang mengandung peristiwa ini belum diterbitkan (terbit pada pertengahan tahun 2015), sehingga sutradara harus memvariasikan peristiwa karena tidak bisa menggunakan peristiwa yang terdapat pada manga demi menghindari kebocoran cerita. Berikut adalah perbandingan peristiwa pada manga dan film live action.

(3)馬渕洸:今よりもっと頼れる奴になるようがんばるから。だか ら…俺のそばにいてくれる? 吉岡双葉:はい…っ。洸こそほんとに…本当に私…でいい? 馬渕洸:わかんない。だって俺お前しか好きになった事ねーも ん。だからほかの奴の事なんてわかんない。吉岡 好きだよ。

(アオハライド12、2014:168-171)

Mabuchi Kou : Ima yori motto tayoreru yatsu ni naru you ganbaru kara. Dakara… ore no soba ni ite kureru?

Yoshioka Futaba : Haii. Kou koso honto ni… hontou ni watashi…de ii? Mabuchi Kou : Wakannai. Datte ore, omae no koto shika suki ni natta koto nee mon. Dakara hoka no yatsu no koto nante wakannai. Yoshioka suki da yo.

(Aoharaido 12, 2014 : 168-171)

Mabuchi Kou : Aku akan berusaha lebih dari sekarang untuk menjadi orang yang lebih bisa diandalkan. Karena itu… apa kau mau berada di sampingku?

Yoshioka Futaba : Iya. Kou pun apakah… apakah kau benar tidak apa jika denganku?

Mabuchi Kou : Aku tidak tahu. Habisnya aku hanya pernah suka padamu. Oleh karena itu aku tidak tahu mengenai yang lainnya. Yoshioka aku menyukaimu.

(Ao Haru Ride 12, 2014 : 168-171)

  • (4)    馬渕洸:好きだよ。昔も今もずっと。

吉岡双葉:私なんかで…いいの?

馬渕洸:分かんない。お前しか好きになった事ないから。分か んない。なんつーかお前 俺のヒーローだから。

(三木、2014:1時53分49秒-1時55分34秒)

Mabuchi Kou : Suki da yo. Mukashi mo ima mo zutto.

Yoshioka Futaba : Watashi nanka de…ii no?

Mabuchi Kou : Wakannai. Omae shika suki ni natta koto nai kara. Wakannai. Nantsuuka omae, ore no hiiroo dakara.

(Miki, 2014 : 1 ji 53 fun 49 byou – 1 ji 55 fun 34 byou)

Mabuchi Kou : Aku menyukaimu. Dulu maupun sekarang, selalu.

Yoshioka Futaba : Apakah kau tidak apa dengan orang sepertiku? Mabuchi Kou : Aku tidak tahu. Habisnya aku hanya pernah suka padamu. Aku tidak tahu. Bagaimanapun bagiku kau adalah penyelamatku.

(Miki, 2014 : 1 ji 53 fun 49 byou – 1 ji 55 fun 34 byou)



Gambar (1) peristiwa pada manga


Gambar (2) Peristiwa pada film live


action

Data (3) dan (4) merupakan kutipan dari masing-masing sumber data yang dibandingkan, beserta gambar (1) dan (2) yang menunjukkan peristiwa dalam masing-masing wahana. Berdasarkan alasan yang sudah disebut di atas, variasi peristiwa seperti tersebut dilakukan untuk menghindari bocornya cerita pada manga yang belum terbit pada masyarakat. Variasi yang ditunjukkan melalui dua data tersebut juga mampu mengarah pada variasi latar tempat yang menjadi lokasi terjadinya peristiwa. Pada gambar (1), lokasi yang melatari peristiwa adalah rumah sakit karena situasi Mabuchi Kou yang baru saja terlibat kecelakaan. Akan tetapi seperti yang nampak pada gambar (2), lokasi berubah menjadi Nagasaki (Inasayama) untuk menyesuaikan dengan alur pada wahana yang baru. Selain itu latar waktu juga mengalami perubahan dari yang semula malam (malam natal) menjadi pagi ketika matahari terbit. Selain terjadi akibat penyesuaian dengan

variasi alur, variasi latar waktu tersebut juga menunjukkan adanya lembaran / langkah baru yang diambil kedua tokoh bersamaan dengan dimulainya hubungan asmara antara keduanya.

Perubahan bervariasi yang terjadi pada karakter tokoh pada alih wahana ini dapat dilihat dari perubahan karakter tokoh Mabuchi Kou. Pada variasi ini, tokoh Mabuchi Kou mengalami perubahan karakter yang semula periang dan mudah bergaul menjadi lebih terkesan introvert dan penakut. Hal tersebut dilakukan demi mengubah suasana dalam film menjadi lebih dramatis dengan menunjukkan sosok lemah Mabuchi Kou yang masih terbayangi oleh trauma atas kematian ibunya.

Latar sosial pada alih wahana ini tidak mengalami banyak variasi, hanya pergantian beban pada fenomena single parent yang terdapat dalam kedua karya. Pada manga, yang nampak melakoni peran orang tua tunggal adalah ayah Mabuchi Kou sementara pada film, titik fokus berpindah ke sosok ibu yang merawat Mabuchi Kou ketika ia pindah ke Nagasaki pasca perceraian orang tuanya. Selain daripada itu, tema dan sudut pandang tidak mengalami perubahan bervariasi.

  • 6.    SIMPULAN

Dalam alih wahana Manga Ao Haru Ride ke dalam film live action terdapat tiga perubahan yaitu penciutan, penambahan dan perubahan bervariasi. Penciutan terjadi pada alur, tokoh/karakter, latar (tempat, waktu, sosial), tema dan sudut pandang. Penciutan alur disebabkan oleh keterbatasan durasi, biaya produksi, penciutan tema, dan perubahan fokus sutradara. Penciutan tokoh/karakter disebabkan oleh penciutan peristiwa pada alur, dan penajaman fokus film kepada tokoh utama. Penciutan latar tempat terjadi akibat penciutan pada alur dan pada latar yang tidak memiliki fungsi. Sementara penciutan latar waktu, sosial, tema dan sudut pandang sama-sama terjadi akibat adanya penciutan peristiwa pada alur.

Penambahan terjadi pada alur, tokoh/karakter dan latar (tempat dan sosial). Penambahan pada alur terjadi demi menambah nuansa, dan menyambungkan peristiwa yang terpotong. Penambahan tokoh/karakter terjadi akibat penambahan pada alur dan demi memperkuat suasana dalam film. Penambahan latar tempat

terjadi akibat penambahan pada alur dan memperkuat kesan dalam film. Penambahan latar sosial dalam film terjadi akibat penambahan peristiwa dalam alur.

Perubahan bervariasi pada alih wahana ini terjadi pada alur, tokoh/karakter dan latar (tempat, waktu, sosial). Variasi pada alur terjadi akibat perubahan suasana dalam film, perubahan fungsi peristiwa dan untuk memperjelas alur. Pada tokoh/karakter perubahan terjadi akibat variasi alur. Latar tempat, waktu dan sosial sama-sama mengalami perubahan akibat adanya variasi peristiwa pada alur.

  • 7.    DAFTAR PUSTAKA

Damono, Sapardi Djoko. 2012. Alih Wahana. Ciputat: Editum.

Damayanti, Silvia. 2016. “Alih Wahana Buku Cerita Bergambar ke Dalam Komik Sebagai Sarana Pelestarian Cerita Rakyat Jepang”. Denpasar: Universitas Udayana

Hawarismi , Fatih Hikam Al. 2017. “Analisis Proses Alih Wahana Dari Light Novel Ke Anime GATE : Jietai Kanochi Nite Kaku Tatakaeri” (Skripsi). Semarang : Universitas Diponegoro.

Nurgiyanto, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta:UGM Press.

Padmiani, Ni Luh Gde Diah. 2017. “Alih Wahana Cerita Rakyat Momotaro dari Ehon Menjadi Kashi dan Anime” (Skripsi). Denpasar : Universitas Udayana.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

  • 8.    DAFTAR UNDUHAN

Anonim. Aoharaido Rokechi Tettei Gaido:   https://www.nagasaki-

tabinet.com/houjin/film/aoharuride/guide.cfm

Daisuke, Gotou. 2011. Manga no Jisshaka ni Tai Suru Ukete no Ishiki Hen’you ni

Tsuite. Tokyo : Tokyo Kokusai Daigaku Shougakubu :

www2.tiu.ac.jp/seminar/kawamurk/kkzemi/.../a4-4-2010.pdf

73