SAKURA VOL. 5. No. 2, Agustus 2023

DOI: http://doi.org/10.24843/JS.2023.v05.i02.p11

P-ISSN: 2623-1328

E-ISSN: 2623-0151

Struktur Pembentuk Nomina Tempat dalam Bahasa Jepang pada Novel Berjudul Fune wo Amu Karya Shion Miura

Aji Satrio Pamungkas1), Ketut Widya Purnawati2), I Nyoman Rauh Artana3) 1*,2*Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana Jl. Pulau Nias No.

13 Sanglah, Denpasar Barat, Denpasar, Indonesia

Pos-el: 1[ajisatriopamungkas1@gmail.com], 2[tuti@unud.ac.id], 3[nyoman_rauhartana@unud.ac.id]

Formation Structure of Nouns of Place in Japanese in The Novel Titled Fune wo Amu by Shion Miura

Abstract

"The Structure of Forming Nouns of Place in Japanese in a Novel Entitled Fune Wo Amu by Shion Miura" is the title of this study. The purpose of this research is to learn more about the structure of the formation of place nouns in Japanese which is found in a novel entitled Fune Wo Amu by Shion Miura. Descriptive qualitative method is the method used in this research. Japanese Morphological Theory and the Semantic Theory by Tsujimura (2014) are the theory used in this research. Based on the result of this research, it can be concluded that noun place marker suffixes can be attached to bound morphemes, nouns, verbal nouns, and root verbs (ren'yōkei). The kango type of word is the type of word that is most often attached by place marking suffixes in Japanese. In addition, when compared to other types of place noun-forming suffixes such as ~(-ba, -jō), ~(-dokoro, -sho, -jo), ~(-kan), ~ (-ya), ~(-chi), ~(-ten), ~(-in), and ~(-dō), the suffix ~(-shitsu) produces the most place nouns.

Keywords: place marking suffixes, structure of the formation, place nouns

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Struktur Pembentukan Nomina Tempat dalam Bahasa Jepang Pada Novel Berjudul Fune Wo Amu Karya Shion Miura”. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui struktur pembentukan nomina tempat dalam bahasa Jepang yang bersumber pada novel berjudul Fune Wo Amu karya Shion Miura. Metode deskriptif kualitatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini. Teori Morfologi dan Teori Semantik Bahasa Jepang oleh Tsujimura (2014) adalah teori yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa sufiks pemarkah nomina tempat dapat melekat pada morfem terikat, nomina, nomina verbal, dan kata kerja bentuk akar (ren’yōkei). Jenis kata kango merupakan jenis kata yang paling banyak dilekati oleh sufiks-sufiks pemarkah tempat dalam bahasa Jepang. Selain itu, jika dibandingkan dengan jenis sufiks pembentuk nomina tempat lainnya seperti ~(ba, -), ~(-dokoro, -sho, -jo), ~(-kan), ~(-ya), ~(-chi), ~(-ten), ~(-in), dan ~(-), sufiks ~(-shitsu) menghasilkan paling banyak nomina tempat.

Kata kunci: sufiks pemarkah tempat, struktur pembentukan, nomina tempat

  • 1.    Pendahuluan

Morfologi adalah ilmu linguistik yang berfokus pada pembelajaran sebuah morfem dan kata. Dalam proses pembentukan sebuah kata, imbuhan (afiks) atau ‘setsuji’ memiliki peranan yang sangat penting. Chaer (2014 : 177) mendefinisikan afiksasi yaitu proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Misalnya kata sapaan, kata ini terbagi atas dua unsur yaitu (sapa) yang merupakan morfem dan (-an) yang merupakan satuan terikat. Maka morfem (-an) diduga merupakan afiks. Setsuji (接辞) merupakan sebutan afiks dalam bahasa Jepang. Berdasarkan bentuk formal, setsuji terbagi atas tiga, yaitu: 1) Settδji (⅛⅛S≠) merupakan imbuhan yang posisinya berada di depan morfem atau disebut dengan prefiks; 2) Secchuji (⅛Φ⅛) merupakan imbuhan yang posisinya berada di tengah morfem atau disebut dengan infiks; 3) Setsubiji (接尾辞) merupakan imbuhan yang posisinya berada di belakang morfem atau disebut dengan sufiks. Dari ketiga jenis afiks tersebut, yang terdapat dalam bahasa Jepang adalah prefiks dan sufiks. Sufiks dalam bahasa Jepang dapat berfungsi untuk membentuk kata baru, salah satunya adalah membentuk kata yang berfungsi menunjukkan tempat. Berdasarkan sejumlah sumber, sufiks dalam bahasa Jepang yang dapat membentuk nomina tempat ada sebanyak 9, yaitu diantaranya ~# (-ba, -), ~^ (-dokoro, - sho, -jo), ~# (-kan), ~(-ya), ~(-shitsu), ~(-chi), ~^ (-ten), ~^ (-in), dan ~^ (-) (Fikriyyah : 2019; Inayah : 2019; Tariasih : 2014).

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan struktur pembentukan nomina tempat dalam bahasa Jepang, serta perbedaan makna yang dimiliki oleh sufiks-sufiks yang berfungsi sebagai unsur pembentuk nomina tempat. Hal ini perlu dilakukan karena banyaknya jumlah nomina tempat dalam bahasa Jepang yang merupakan hasil dari penambahan morfem dengan sufiks sehingga sangat penting untuk diteliti dan dipelajari. Alasan berikutnya yaitu masih banyaknya para pembelajar bahasa Jepang yang belum mengetahui proses pembentukan nomina tempat dalam bahasa Jepang serta makna yang dimiliki oleh sufiks-sufiks yang berfungsi sebagai unsur pembentuk nomina tempat, sehingga sangat diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan pembelajaran bahasa Jepang kepada para pembaca dan pembelajar bahasa Jepang untuk menambah pengetahuan.

  • 2.    Metode dan Teori

    2.1    Metode Penelitian

Metode deskriptif kualitatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini. Penggunaan data dalam penelitian ini bersumber pada novel berjudul Fune Wo Amu karya Shion Miura. Novel ini dapat dipesan secara daring melalui situs resmi penjualan buku elektronik dari Jepang yaitu honto.jp melalui laman https://honto.jp/ebook.html. Penelitian ini menggunakan piranti honto yang memudahkan dalam memperoleh data yang akan dianalisis. Honto digunakan untuk mencari nomina tempat dengan imbuhan sufiks dalam bahasa Jepang. Honto adalah sebuah piranti bawaan dari honto.jp yang bisa digunakan untuk mencari data penelitian. Untuk mencari data, diperlukan sebuah imbuhan sufiks. Data yang telah terkumpul, selanjutnya disalin ke dalam pembahasan penelitian. Lalu, hasil analisis struktur pembentukan nomina tempat dari morfem yang mendapat imbuhan sufiks serta makna sufiks terhadap morfem yang dilekatinya dideskripsikan dalam pembahasan penelitian. Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan secara formal (menggunakan tabel) dan informal (naratif).

  • 2.2    Teori

Teori Morfologi yang digagas oleh Tsujimura (2014) merupakan teori yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat struktur pembentukan nomina tempat dalam bahasa Jepang. Tsujimura (2014) membagi kelas kata bahasa Jepang menjadi 8 jenis diantaranya nomina, verba, adjektiva, adverbia, posposisi, partikel kasus, nomina adjektiva, dan nomina verbal. Selain teori yang berkaitan dengan struktur pembentukan kata, teori Semantik yang juga digagas oleh Tsujimura (2014) merupakan teori yang juga digunakan dalam penelitian ini untuk melihat perbedaan makna yang dimiliki oleh sufiks-sufiks yang berfungsi sebagai unsur pembentuk nomina tempat. Tsujimura (2014) menjelaskan bahwa, penting untuk membedakan antara makna linguistik dan makna pembicara (atau makna ujaran) dalam mempertimbangkan sebuah makna supaya tidak terjadi sebuah kesalahpahaman antar pembicara.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

Pembahasan yang dibahas dalam penelitian ini adalah struktur pembentukan nomina tempat dalam bahasa Jepang. Jumlah seluruh data nomina untuk semua tipe dengan mengabaikan frekuensi tiap jenisnya adalah 46 data. Frekuensi token dari masing-masing tipe yang ditemukan dalam sumber data tidak menjadi pembahasan dalam

penelitian ini.

Tabel 1.1

Data Sufiks ~#^ ~^λ ~^λ ~lλ ~¾ ~¾ ~, ~K, ~^ Yang Berfungsi Sebagai Pembentuk Nomina Tempat dalam novel berjudul Fune Wo Amu karya Shion Miura

No

Jenis Sufiks

Jumlah Nomina Yang Dilekati

1

~

9

2

~

5

3

~

3

4

~

9

5

~

12

6

~

2

7

~

3

8

~

2

9

~

1

Total

46

Sufiks ~

Tabel 1.2

Data Nomina Tempat dengan Imbuhan Sufiks ~

No.

Kata Jadian

Makna

1

問屋場 ton’yaba

tempat grosir

2

職場 shokuba

tempat kerja

3

干し場 hoshiba

tempat menjemur

4

現場 genba

tempat kejadian

5

風呂場 furoba

kamar mandi

6

踊り場 odoriba

tempat menari

7

宴会場 enkaijō

tempat perjamuan

8

工場 kōjō

pabrik

9

会場 kaijō

tempat pertemuan

(1) ra» 問屋 Ton’ya Grosir Nomina


+ ~


-ba


sufiks


問屋場 ton’yaba tempat grosir nomina


Berdasarkan proses morfologi pada kata ton’yaba yang telah dideskripsikan di atas, kata ton’yaba terbentuk dari penambahan nomina ton’ya dan sufiks -ba. Ton’ya merupakan nomina dengan cara baca kun yomi, sehingga termasuk dalam tipe kata wago (kata asli dengan karakter Cina) yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks – ba sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata ton’yaba. Kata ton’yaba merupakan hasil dari pembentukan kata secara derivasional, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara nomina ton’ya dengan sufiks –ba sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~juga dapat melekat pada morfem terikat seperti yang telah

dideskripsikan pada pembahasan di bawah ini.

(2) ^^

Gen

Terjadi

Morfem terikat


+ ~


-ba


sufiks


現場

genba

tempat kejadian nomina


Berdasarkan proses morfologi pada kata genba yang telah dideskripsikan di atas, kata genba terbentuk dari penambahan morfem terikat gen dan sufiks -ba. Gen merupakan morfem terikat yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks –ba sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata genba. Kata genba merupakan hasil pembentukan kata dari penambahan morfem terikat dengan sufiks, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara morfem terikat gen dengan sufiks – ba sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~juga dapat melekat pada kata kerja bentuk akar (renyōkei) seperti yang telah dideskripsikan pada pembahasan di bawah ini.

(3) m^

踊り Odori Menari


+ ~


-ba


踊り場 odoriba tempat menari


Kata kerja (ren’yōkei)     sufiks          nomina

Berdasarkan proses morfologi pada kata odoriba yang telah dideskripsikan di atas, kata odoriba terbentuk dari penambahan kata kerja bentuk akar (ren’yōkei) odori dan sufiks -ba. Odori merupakan kata kerja bentuk akar (ren’yōkei) yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks –ba sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata odoriba. Kata odoriba merupakan hasil pembentukan kata dari penambahan kata kerja bentuk akar (ren’yōkei) dengan sufiks, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara kata kerja bentuk akar (ren’yōkei) odori dengan sufiks –ba sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~

(4) 台所

Dai

Unit

Morfem terikat


+ ~

-dokoro

sufiks


>


台 所 daidokoro dapur nomina


Tabel 1.3

Data Nomina Tempat dengan Imbuhan Sufiks ~

No.

Kata Jadian

Makna

1

台所 daidokoro

dapur

2

便所 benjo

toilet

3

洗面所 senmenjo

kamar kecil

4

印刷所 insatsujo

tempat percetakan

5

保健所 hokenjo

puskesmas

Berdasarkan proses morfologi pada kata daidokoro yang telah dideskripsikan di atas, kata daidokoro terbentuk dari penambahan morfem terikat dai dan sufiks -dokoro. Dai merupakan morfem terikat yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks – dokoro sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata daidokoro. Kata daidokoro merupakan hasil pembentukan kata dari penambahan morfem terikat dengan sufiks, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara morfem terikat dai dengan sufiks –dokoro sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~juga dapat melekat pada nomina verbal seperti yang telah dijelaskam pada pembahasan di bawah ini.

(5) M^

洗面

Senmen

Cuci muka

Nomina Verbal


+ ~所    洗面所

-jo         senmenjo

kamar kecil

sufiks      nomina

Berdasarkan proses morfologi pada kata senmenjo yang telah dideskripsikan di atas, kata senmenjo terbentuk dari penambahan nomina verbal senmen dan sufiks -jo. Senmen merupakan nomina verbal dengan cara baca on yomi, sehingga termasuk dalam tipe kata kango (kata Sino-Jepang) yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks –jo sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata senmenjo. Kata senmenjo merupakan hasil dari pembentukan kata secara derivasional, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara nomina verbal senmen dengan sufiks –jo sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~juga dapat melekat pada nomina seperti yang telah dideskripsikan pada

pembahasan di bawah ini.

  • (6)    «W

    + ~

    -jo

    sufiks


    保健所 hokenjo puskesmas nomina


保健

Hoken

Pelayanan kesehatan

Nomina

Berdasarkan proses morfologi pada kata hokenjo yang telah dideskripsikan di atas, kata hokenjo terbentuk dari penambahan nomina hoken dan sufiks -jo. Hoken merupakan nomina dengan cara baca on yomi, sehingga termasuk dalam tipe kata kango (kata Sino-Jepang) yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks – jo sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata hokenjo. Kata hoken merupakan hasil dari pembentukan kata secara derivasional, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara nomina hoken dengan sufiks –jo sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~

Tabel 1.4

Data Nomina Tempat dengan Imbuhan Sufiks ~

No.

Kata Jadian

Makna

1

映画館 eigakan

bioskop

2

図書館 toshokan

perpustakaan

3

別館 bekkan

bangsal

  • (7)    別館

別        + ~館→別館

Betsu                 -kan       bekkan

Terpisah                          bangsal

Morfem terikat        sufiks      nomina

Berdasarkan proses morfologi pada kata bekkan yang telah dideskripsikan di atas, kata bekkan terbentuk dari penambahan morfem terikat betsu dan sufiks -kan. Betsu merupakan morfem terikat yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks –kan sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata bekkan. Kata bekkan merupakan hasil pembentukan kata dari penambahan morfem terikat dengan sufiks, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara morfem terikat betsu dengan sufiks –kan sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~juga dapat melekat pada nomina seperti yang telah dideskripsikan pada pembahasan di bawah ini.

  • (8)    映画館

映画    + ~館→映画館

Eiga           -kan       eigakan

Film                     bioskop

Nomina       sufiks     nomina

Berdasarkan proses morfologi pada kata eigakan yang telah dideskripsikan di atas, kata eigakan terbentuk dari penambahan nomina eiga dan sufiks -kan. Eiga merupakan nomina dengan cara baca on yomi, sehingga termasuk dalam tipe kata kango (kata Sino-Jepang) yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks – kan sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata eigakan. Kata eigakan merupakan hasil dari pembentukan kata secara derivasional, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara nomina eiga dengan sufiks –kan sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~

Tabel 1.5

Data Nomina Tempat dengan Imbuhan Sufiks ~

No.

Kata Jadian

Makna

1

荒物屋 aramonoya

toko serba ada

2

古本屋 furuhon’ya

toko buku lama

3

部屋 heya

ruang

4

肉屋 nikuya

toko daging

5

飲み屋 nomiya

bar

6

和食屋 washokuya

kedai ala Jepang

7

ラーメン屋 rāmen’ya

toko ramen

8

ケーキ屋 kēkiya

toko kue

9

居酒屋 izakaya

bar ala Jepang

  • (9)    部屋

    + ~

    -ya

    sufiks


    部屋 heya ruang nomina


Bu

Bagian

Morfem terikat

Berdasarkan proses morfologi pada kata heya yang telah dideskripsikan di atas, kata heya terbentuk dari penambahan morfem terikat bu dan sufiks -ya. Bu merupakan morfem terikat yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks –ya sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata heya. Kata heya merupakan hasil pembentukan kata dari penambahan morfem terikat dengan sufiks, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara morfem terikat bu dengan sufiks – ya sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~juga dapat melekat pada kata kerja bentuk akar (ren’yōkei) seperti yang telah dideskripsikan pada pembahasan di bawah ini.

  • (10)    飲み屋

飲み        + ~屋   →飲み屋

Nomi                  -ya           nomiya

Minum

bar


nomina


Kata kerja (ren’yōkei)     sufiks

Berdasarkan proses morfologi pada kata nomiya yang telah dideskripsikan di atas, kata nomiya terbentuk dari penambahan kata kerja bentuk akar (ren’yōkei) nomi dan sufiks -ya. Nomi merupakan kata kerja bentuk akar (ren’yōkei) yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks –ya sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata nomiya. Kata nomiya merupakan hasil pembentukan kata dari penambahan kata kerja bentuk akar (ren’yōkei) dengan sufiks, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara kata kerja bentuk akar (ren’yōkei) nomi dengan sufiks –ya sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~juga dapat melekat pada nomina seperti yang telah dideskripsikan pada

pembahasan di bawah ini.

(11) 肉屋

Niku Daging Nomina


+ ~

-ya

sufiks


* 肉屋 nikuya toko daging nomina

Berdasarkan proses morfologi pada kata nikuya yang telah dideskripsikan di atas, kata nikuya terbentuk dari penambahan nomina niku dan sufiks -ya. Niku merupakan nomina dengan cara baca on yomi, sehingga termasuk dalam tipe kata kango (kata Sino-Jepang) yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks –ya sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata nikuya. Kata nikuya merupakan hasil dari pembentukan kata secara derivasional, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara nomina niku dengan sufiks –ya sebagai imbuhan di belakangnya. Sufiks ~

Tabel 1.6

Data Nomina Tempat dengan Imbuhan Sufiks ~

No.

Kata Jadian

Makna

1

教室 kyōshitsu

ruang kelas

2

資料室 shiryōshitsu

ruang referensi

3

寝室 shinshitsu

kamar tidur

4

個室 koshitsu

ruang pribadi

5

給湯室 kyutδshitsu

ruang persediaan air panas

6

守衛室 shueishitsu

ruang penjaga

7

研究室 kenkyushitsu

laboratorium

8

控え室 hikaeshitsu

ruang tunggu

9

会議室 kaigishitsu

ruang rapat

10

密室 misshitsu

ruangan tertutup

11

病室 byδshitsu

kamar rumah sakit

12

シャワー室 shawashitsu

ruang shower

(12) #1

Kyδ

Pengajaran

Morfem terikat


+ ~

-shitsu

sufiks


教室 kyδshitsu ruang kelas nomina


Berdasarkan proses morfologi pada kata kyδshitsu yang telah dideskripsikan di atas, kata kyδshitsu terbentuk dari penambahan morfem terikat kyδ dan sufiks -shitsu. Kyδ merupakan morfem terikat yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks –shitsu sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata kyδshitsu. Kata kyδshitsu merupakan hasil pembentukan kata dari penambahan morfem terikat dengan sufiks, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara morfem terikat kyδ dengan sufiks –shitsu sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks~ juga dapat melekat pada kata kerja bentuk akar (renyokei) seperti yang

telah dideskripsikan pada pembahasan di bawah ini.

(13) ⅛⅜

+ ~

-shitsu

sufiks


控え室 hikaeshitsu ruang tunggu nomina


控え

Hikae

Menunggu

Kata kerja (ren,yδkei)

Berdasarkan proses morfologi pada kata hikaeshitsu yang telah dideskripsikan di atas, kata hikaeshitsu terbentuk dari penambahan kata kerja bentuk akar (ren,yδkei) hikae dan sufiks -shitsu. Hikae merupakan kata kerja bentuk akar (ren'yδkei) yang mengalami

afiksasi dengan menggunakan sufiks –shitsu sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata hikaeshitsu. Kata hikaeshitsu merupakan hasil pembentukan kata dari penambahan kata kerja bentuk akar (ren,yδkei) dengan sufiks, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara kata kerja bentuk akar (ren,yδkei) hikae dengan sufiks –shitsu sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~juga dapat melekat pada nomina verbal seperti yang telah dideskripsikan pada pembahasan di bawah ini.

(14) ^ma

会議

+ ~

会議室

Kaigi

-shitsu

kaigishitsu

Rapat

ruang rapat

Nomina Verbal

sufiks

nomina

Berdasarkan proses morfologi pada kata kaigishitsu yang telah dideskripsikan di atas, kata kaigishitsu terbentuk dari penambahan nomina verbal kaigi dan sufiks -shitsu. Kaigi merupakan nomina verbal dengan cara baca on yomi, sehingga termasuk dalam tipe kata kango (kata Sino-Jepang) yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks – shitsu sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata kaigishitsu. Kata kaigishitsu merupakan hasil dari pembentukan kata secara derivasional, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara nomina verbal kaigi dengan sufiks –shitsu sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~juga dapat melekat pada nomina seperti yang telah dideskripsikan pada pembahasan di bawah ini.

(15) ≡m

資料

+ ~

資料室

Shiryδ

-shitsu

shiryδshitsu

Data

ruang referensi

Nomina

sufiks

nomina

Berdasarkan proses morfologi pada kata shiryδshitsu yang telah dideskripsikan di atas, kata shiryδshitsu terbentuk dari penambahan nomina shiryδ dan sufiks -shitsu. Shiryδ merupakan nomina dengan cara baca on yomi, sehingga termasuk dalam tipe kata kango (kata Sino-Jepang) yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks –shitsu sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata shiryδshitsu. Kata shiryδshitsu merupakan hasil dari pembentukan kata secara derivasional, sehingga terjadi

perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara nomina shiryō dengan sufiks –shitsu sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~

(16) 路地

Ro

jalur

Morfem terikat


Tabel 1.7

Data Nomina Tempat dengan Imbuhan Sufiks ~

No.

Kata Jadian

Makna

1

遊 園 地 yūenchi

area taman bermain

2

路 地 roji

area gang

+ ~—► 路地

-ji            roji

gang

sufiks     nomina

Berdasarkan proses morfologi pada kata roji yang telah dideskripsikan di atas, kata roji terbentuk dari penambahan morfem terikat ro dan sufiks -ji. Ro merupakan morfem terikat yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks –ji sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata roji. Kata roji merupakan hasil pembentukan kata dari penambahan morfem terikat dengan sufiks, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara morfem terikat ro dengan sufiks –ji sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~juga dapat melekat pada nomina seperti yang terdapat pada penjelasan

di bawah ini.

(17) 遊園地

遊園

Yūen

Taman bermain

Nomina


+ ~地    遊園地


-chi        yūenchi

area taman bermain

sufiks     nomina

Berdasarkan proses morfologi pada kata yūenchi yang telah dideskripsikan di atas, kata yūenchi terbentuk dari penambahan nomina yūen dan sufiks -chi. Yūen merupakan nomina dengan cara baca on yomi, sehingga termasuk dalam tipe kata kango (kata Sino-Jepang) yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks –chi sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata yūenchi. Kata yūenchi merupakan hasil dari

pembentukan kata secara derivasional, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara nomina yūen dengan sufiks –chi sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~

(18) 書店

Sho

Buku

Morfem terikat


+ ~

-ten

sufiks


* 書店 shoten toko buku nomina


Tabel 1.8

Data Nomina Tempat dengan Imbuhan Sufiks ~

No.

Kata Jadian

Makna

1

書 店 shoten

toko buku

2

喫 茶 店 kissaten

kedai kopi

3

代 理 店 dairiten

toko agen

Berdasarkan proses morfologi pada kata shoten yang telah dideskripsikan di atas, kata shoten terbentuk dari penambahan morfem terikat sho dan sufiks -ten. Sho merupakan morfem terikat yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks –ten sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata shoten. Kata shoten merupakan hasil pembentukan kata dari penambahan morfem terikat dengan sufiks, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara morfem terikat sho dengan sufiks –ten sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~juga dapat melekat pada nomina seperti yang telah dideskripsikan pada

pembahasan di bawah ini.

  • (19)    代理店 代理 Dairi Deputi Nomina

    + ~

    -ten

    sufiks


    * 代理店 dairiten toko agen nomina


Berdasarkan proses morfologi pada kata dairiten yang telah dideskripsikan di atas, kata dairiten terbentuk dari penambahan nomina dairi dan sufiks -ten. Dairi merupakan nomina dengan cara baca on yomi, sehingga termasuk dalam tipe kata kango (kata Sino-Jepang) yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks –ten sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata dairiten. Kata dairiten merupakan hasil dari

pembentukan kata secara derivasional, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara nomina dairi dengan sufiks –ten sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~

Tabel 1.9

Data Nomina Tempat dengan Imbuhan Sufiks ~

No.

Kata Jadian

Makna

1

大 学 院 daigakuin

universitas pascasarjana

2

病 院 byOin

rumah sakit

  • (20)    病 院

    病院

    byOin

    rumah sakit nomina


病         + ~

Byo                 - in

Sakit

Morfem terikat      sufiks


Berdasarkan proses morfologi pada kata byOin yang telah dideskripsikan di atas, kata by Oin terbentuk dari penambahan morfem terikat by O dan sufiks - in. ByO merupakan morfem terikat yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks –in sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata byOin. Kata byOin merupakan hasil pembentukan kata dari penambahan morfem terikat dengan sufiks, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara morfem terikat byO dengan sufiks -in sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~juga dapat melekat pada nomina seperti yang telah dideskripsikan pada

pembahasan di bawah ini.

(21) 大 学 院 大学 Daigaku Universitas Nomina


+ ~

-in


sufiks


大学院

daigakuin

universitas pascasarjana nomina


Berdasarkan proses morfologi pada kata daigakuin yang telah dideskripsikan di atas, kata daigakuin terbentuk dari penambahan nomina daigaku dan sufiks -in. Daigaku merupakan nomina dengan cara baca on yomi, sehingga termasuk dalam tipe kata kango (kata Sino-Jepang) yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks –in sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata daigakuin. Kata daigakuin

merupakan hasil dari pembentukan kata secara infleksional, sehingga tidak terjadi perubahan makna dari proses afiksasi antara nomina daigaku dengan sufiks –in sebagai imbuhan di belakangnya.

Sufiks ~

(22) 食堂

Shoku Makanan


+


~

-


Morfem terikat      sufiks


* 食堂 shokudō kantin nomina


Tabel 1.10

Data Nomina Tempat dengan Imbuhan Sufiks ~

No.

Kata Jadian

Makna

1

食 堂 shokudō

kantin

Berdasarkan proses morfologi pada kata shokudō yang telah dideskripsikan di atas, kata shokudō terbentuk dari penambahan morfem terikat shoku dan sufiks -. Shoku merupakan morfem terikat yang mengalami afiksasi dengan menggunakan sufiks –sebagai imbuhan di belakangnya. Sehingga, terbentuklah kata shokudō. Kata shokudō merupakan hasil pembentukan kata dari penambahan morfem terikat dengan sufiks, sehingga terjadi perubahan makna dikarenakan proses afiksasi antara morfem terikat shoku dengan sufiks – sebagai imbuhan di belakangnya.

  • 4.    Simpulan

Simpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan mengenai struktur pembentukan nomina tempat dalam bahasa Jepang yang bersumber pada novel berjudul Fune Wo Amu karya Shion Miura adalah sebagai berikut.

Semua sufiks yang berfungsi sebagai unsur pembentuk nomina tempat dapat melekat pada morfem terikat dan nomina, kecuali sufiks ~yang hanya dapat melekati sebuah morfem terikat. Nomina tempat yang terbentuk dari penambahan kata kerja bentuk akar (ren’yōkei) hanya dapat dilekati oleh 3 jenis sufiks, diantaranya ~, ~, dan ~. Sedangkan, nomina tempat yang terbentuk dari penambahan nomina verbal, hanya dapat dilekati oleh 2 jenis sufiks yaitu ~dan ~.

  • 5.    Daftar Pustaka

Booij, G. 2005. The Grammar of Words. Oxford: Oxford University Press.

Chaer, A. 2014. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Fikriyyah, Reski Nur. 2019. “Analisis Setsubigo Pada Kanji ~(Sho), ~(Jyou), ~(Chi), ~(Shitsu), ~(Kan) Yang Bermakna Tempat” (skripsi). Bekasi: Program Studi Sastra Jepang, Sekolah Tinggi STBA JIA.

Hikmawati, F. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: PT RajaGrafindo Persada.

Inayah, Risqa Shofiatun. 2019. “Analisis Sufiks Penanda Tempat –Ya, –Kan, –Ten Dalam Bahasa Jepang” (skripsi). Semarang: Program Studi S1 Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro.

Irwin, M. dan Zisk, M. 2019. Japanese Linguistics. Tokyo: Asakura Publishing.

Kishimoto, H. 2016. 19. Idioms. In: Kageyama, T. dan Kishimoto, H. ed. Handbook of Japanese Lexicon and Word Formation. hlm 665-702. Berlin, Boston: De Gruyter Mouton.

Kobayashi, H., Yamashita, K. dan Kageyama, T. 2016. 3. Sino-Japanese words. In: Kageyama, T. dan Kishimoto, H. ed. Handbook of Japanese Lexicon and Word Formation. hlm 93-132. Berlin, Boston: De Gruyter Mouton.

Koizumi, T. 1993. Nihongo Kyoushi no Tame no Gengogaku Nyuumon. Tokyo: Taishuukan Shoten.

Nida, E. A. 1949. “Morphology: The Descriptive Analysis of Words”. 2nd edn. Michigan : The University of Michigan Press.

Saussure, F. d. 2011. The Object of Linguistics. Baskin, W. (trans) Course in General Linguistics, hlm 7-17. New York: Columbia University Press.

Tariasih, Ni Kadek Loji. 2014. “Sufiks Derivasional Yang Menyatakan Tempat dalam Komik Chibimaruko Chan Jilid 2 karya Sakura Momoko” (jurnal). Denpasar: Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra, Universitas Udayana.

Tsujimura, N. 2014. An Introduction to Japanese Linguistics. 3rd edn. Malden: Wiley Blackwell.

Verhaar, J.W.M. 2012. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

399