Peningkatan Kualitas SDM Melalui Pelatihan Bahasa Inggris Sebagai Penggiat Literasi Bagi Anak-Anak Jalanan di Yayasan Lentera Anak Bali (YLAB)
on
PUSTAKA
JURNAL ILMU-ILMU BUDAYA
VOL. XX NO. 2 • AGUSTUS 2020
Peningkatan Kualitas SDM Melalui Pelatihan Bahasa Inggris Sebagai Penggiat Literasi Bagi Anak-Anak Jalanan di Yayasan Lentera Anak Bali (YLAB)
Sri Widiastutik, Komang Trisnadewi, I Ketut Setiawan 73
Beda Bahasa dan Berbahasa : Kajian Kepustakaan
Made Henra Dwikarmawan Sudipa 80
Bentuk Tabu Bahasa Korea
Anak Agung Gede Suhita Wirakusuma 84
Desa dan Banjar Sebagai Kesatuan Struktural dan Fungsional Ketut Kaler 93
Standardisasi Pengajaran BIPA: Revaluasi Metode Menuju Kompetensi Komunikatif
Gianyar Dalam Perspektif Arkeologi
Pengembangan Industri Kreatif di Desa Wisata Bona, Belega dan Keramas Perspektif Gender
Perkembangan Seni Patung Garuda di Dusun Pakudui Gianyar
Anak Agung Inten Asmariati 120
Alih Bahasa Figuratif Pada Terjemahan Karya Sastra Puisi
Sang Ayu Isnu Maharani, I Nyoman Tri Ediwan 124
Makna Sapaan Pada Penggunaan Negirai Kotoba: Cerminan Ragam Bahasa Jepang
Ni Made Andry Anita Dewi, Silvia Damayanti 130
Pedoman Penulisan Naskah dalam Jurnal Pustaka
PUSTAKA
JURNAL ILMU-ILMU BUDAYA
P-ISSN: 2528-7508 E-ISSN: 2528-7516
VOL. XX NO. 2 • AGUSTUS 2020
Susunan Redaktur PUSTAKA :
Penanggung Jawab Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum.
Pemimpin Redaksi
Ngurah Indra Pradhana, S.S., M.Hum.
Wakil Ketua
I Gusti Ngurah Parthama, S.S., M.Hum.
Sekretaris
Dr. Bambang Dharwiyanto Putro, S.S., M.Hum.
Staf Redaksi
I Nyoman Aryawibawa, S.S., M.A., Ph.D.
Dr. Dra. Ni Made Suryati, M.Hum.
Dr. Dra. Ni Ketut Ratna Erawati, M.Hum. Zuraidah, S.S., M.Si.
Drs. I Wayan Teguh, M.Hum Fransiska Dewi Setiowati Sunarya, S.S., M.Hum
Mitra Bestari
Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A (Unud)
Prof Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt (Unud)
Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A (Unud)
Prof. Thomas Reuter (Melbourne University) Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A. (Undiksha) Prof. Dr. Susantu Zuhdi (UI)
Prof. Dr. Irwan Abdulah (UGM)
Pelaksana Tata Usaha :
I Gede Nyoman Konsumajaya
Naskah dikirim ke alamat : jurnalpustaka@unud.ac.id
Foto sampul oleh I Gede Gita Purnama & I Putu Widhi Kurniawan
Peningkatan Kualitas SDM Melalui Pelatihan Bahasa Inggris Sebagai Penggiat Literasi Bagi Anak-Anak Jalanan di Yayasan Lentera Anak Bali (YLAB)
Sri Widiastutik Komang Trisnadewi I Ketut Setiawan
Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Jl. Tukad Pakerisan, no. 97, Panjer, Kec. Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, Indonesia
Email: wid.stiki@gmail.com
Abstrak
Dalam menghadapi era globalisasi, tuntutan terhadap kebutuhan sumber daya manusia untuk siap menjawab tantangan global sangat besar. Penanaman sikap melalui pendidikan sejak dini sangat penting dalam membentuk kualitas hidup yang baik bagi anak-anak sebagai cikal bakal dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Peningkatan kualitas, khususnya bagi anak-anak jalanan di Denpasar telah menjadi konsentrasi pemerintah sejak lama. Namun kondisi ini belum mampu menjamin anak-anak jalanan mendapatkan pendidikan yang baik dan hidup layak. Yayasan Lentera Anak Bali (YLAB) merupakan yayasan nonprofit bergerak aktif sebagai pemerhati kehidupan anak-anak jalanan sejak tahun 2011 di kawasan Denpasar Timur. YLAB mewujudkan adanya perlindungan hak anak, khususnya dalam pemenuhan hak-hak anak yang berkeadilan baik dalam bidang pendidikan (bagi anak marjinal/kurang mampu), penguatan sistem hukum, kesehatan dan psikososial anak, penanganan anak bangsa korban seks pariwisata Bali.
Pihak Yayasan menyadari bahwa anak-anak jalananpun harus diberi kesempatan untuk ikut berperan melalui skill berkomunikasi Bahasa Inggris sebagai satu-satunya alat komunikasi global. Untuk itu muncullah gagasan kerjasama dan diusulkan dalam program kemitraan masyarakat (PKM) ini, berupa sumbangsih pengetahuan dan dukungan berliterasi melalui pendidikan Bahasa Inggris di luar jam kerja anak, selama dua kali dalam seminggu. Hasil dari kegiatan PKM diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara optimal, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kepedulian mengutamakan hak-hak anak dalam berliterasi, menyediakan kemudahan akses belajar, serta evaluasi terhadap wujud pencapaian program pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kata kunci: Kualitas, Sumber Daya Manusia, Literasi, Bahasa Inggris, Yayasan Lentera Anak Bali
Pendahuluan
Dalam menghadapi era globalisai, tuntutan terhadap perubahan yang sangat dinamis, membutuhkan sumber daya manusia yang siap menjawab tantangan global. Penanaman sikap dan pembentukan karakter melalui pendidikan sejak dini sangat penting dalam membentuk kualitas hidup yang baik bagi anak-anak sebagai cikal bakal dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Peningkatan kualitas cikal bakal bangsa, khususnya bagi anak-anak jalanan di beberapa kota besar di Indonesia telah menjadi konsentrasi pemerintah sejak lama. Namun kondisi ini belum mampu menjamin anak-anak jalanan mendapatkan pendidikan yang baik dan hidup layak. Menurut
Kementerian Sosial Indonesia, terdapat 4,5 juta anak yang hidup di jalanan dan meningkat setiap tahunnya (Tempo.CO., 2015). Begitu juga dengan keberadaan anak-anak jalanan di Denpasar, sering terlihat anak-anak jalanan mengamen atau mengemis dan berjualan buah keliling, atau tukang su’un di area peken Badung dan peken ex-Tiara Grosir di kawasan jalan Cokroaminoto. Hal ini dikarenakan faktor ekonomi yang tinggi juga status keluarga yang rendah memaksa anak-anak turun ke jalanan untuk membantu orangtua mereka mencari nafkah. Anak-anak seharusnya menikmati masa-masa belajar dan bermain. Sayangnya mereka cenderung melupakan betapa pentingnya pendidikan bagi kehidupan masa depan mereka.
Bagi mereka uang lebih penting daripada pendidikan.
Yayasan Lentera Anak Bali (YLAB) sebuah yayasan non profit yang bergerak aktif sebagai pemerhati kehidupan anak-anak jalanan sejak tahun 2011 di kawasan Denpasar Timur telah berjuang membangun kepedulian masyarakat Bali terhadap hak anak-anak. Pengurus YLAB mengaku bahwa sejak berdiri hingga kini perjuangan membangun kepedulian pemerintah dan masyarakat mengenai isu anak jalanan di Bali masih merupakan perjuangan yang sangat panjang. Menurut Lembaga Anak Bangsa (LAB), sedikitnya terdapat 200 tukang suun dan gepeng anak yang beroperasi di pasar badung. Dari hasil survei dengan wawancara mendalam, anak2 ini bekerja dalam 3 shift selama 24 jam. “Sebanyak 95% dari 31 orang yang berhasil diwawancara tidak pernah sekolah, sisanya pernah sekolah kelas 1-2 SD saja” (dr. sri wahyuni, ketua LAB Bali yang selama ini intens melakukan pemetaan tentang anak anak jalanan).
Persoalan pendidikan yang lebih mendapat perhatian adalah anak-anak yang berprestasi dan cerdas, sedangkan anak-anak yang miskin semakin jauh dari akses untuk memperoleh pendidikan yang layak. Ada banyak anak-anak yang terpaksa menjadi gelandangan dan harus selalu ditangkap oleh trantib/ Satpol PP, bahkan juga ditangkap oleh polisi karena anak-anak tersebut banyak berbuat kriminal seperti melakukan penjambretan secara berkelompok terhadap wisatawan asing. LAB mewujudkan adanya perlindungan hak anak, khususnya dalam pemenuhan hak-hak anak yang berkeadilan baik dalam bidang pendidikan (bagi anak marjinal/kurang mampu), penguatan sistem hukum, kesehatan dan psikososial anak, penanganan anak bangsa korban seks pariwisata Bali, demi terjaminnya hak anak di wilayah Provinsi Bali.
Selama ini kegiatan penguatan sumber daya anak-anak tersebut telah kerap kali diberikan pendampingan belajar, namun kebutuhan belajar Bahasa Inggris sejauh ini belum pernah dilakukan, walaupun sebenarnya kegiatan berliterasi untuk terampil berbahasa Inggris sangat diminati anak-anak YLAB di era modern ini.
Pihak Yayasan menyadari guna memaksimalkan langkah kita terus aktif berperan dalam persaingan global, anak-anak jalananpun harus diberi kesempatan untuk ikut berperan dalam persangan global melalui skill berkomunikasi dalam Bahasa Inggris satu-satunya
alat komunikasi global. Sehingga muncullah gagasan kerjasama dari tim pengusul dalam program kemitraan dengan YLAB, melalui skema kegiatan pengabdian kepada masyarakat, berupa sumbangsih pengetahuan dan dukungan berliterasi melalui pendidikan Bahasa Inggris di luar jam kerja anak. Tim berencana melakukan pelatihan berupa kegiatan kelas interaktif Bahasa Inggris bagi anak-anak YLAB dua kali dalam seminggu. Teknik pengumpulan data berdasarkan hasil survei ke lokasi tempat berkumpulnya anak-anak, didokumentasi dan dilakukan validitas data dari hasil wawancara kepada anak-anak jalanan secara random. Teknik analisa data ditindaklanjuti dengan penggiatan literasi Bahasa Inggris di ruang berkumpul dengan metode Student-Centered Learning (SCL) berdasarkan teori belajar konstruktivis (Weswood, 2008:26) dengan beberapa model pendekatan: picture, jigsaw, think-share, discussion, make & match, dan roleplay. Kegiatan ini bertujuan memberikan peluang berliterasi yang seluas-luasnya kepada anak-anak jalanan di YLAB sesuai dengan hak mereka yang sama dengan hak anak pada umumnya dalam mengenyam pengetahuan Bahasa Inggris. Inti dari proses pembelajaran dalam kelas Bahasa Inggris ini mendorong timbulnya motivasi intrinsic untuk berliterasi, mendorong mereka untuk menemukan sendiri “mengapa belajar itu penting”. Hasil dari kegiatan pelatihan Bahasa Inggris ini diharapkan akan dapat menunjukkan pencapaiaan literasi bagi anak-anak YLAB Denpasar mampu meningkatkan kualitas sumber daya mereka sebagai cikal bakal bangsa, meningkatkan tingkat kesadaran masyarakat terhadap kepedulian mengutamakan hak-hak anak untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam berliterasi, menyediakan kemudahan akses anak-anak jalanan terhadap pengetahuan, media belajar dan fasilitas berliterasi, serta evaluasi terhadap wujud pencapaian program pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan berupa pelatihan Bahasa Inggris bagi anak-anak jalanan dalam program Kemitraan Masyarakat ini akan dilakukan melalui beberapa langkah, antara lain:
Pengumpulan Data di Lapangan, tim pengusul PKM ini melakukan:
-
- survei secara bersama-sama ke tempat-tempat berkumpulnya anak-anak jalanan, diantaranya ke kawasan peken Badung, peken tradisional di kawasan jl. Cokroaminoto Denpasar, ke lokasi traffic light, serta di sepanjang trotoar seputar peken Badung.
-
- Tim juga melakukan kunjungan ke kantor yayasan LAB dan ke tempat perkumpulan anak-anak anggota YLAB di kawasan Denpasar Timur untuk mengetahui informasi tentang profil Yayasan Lentera Anak Bali (Gambar 1.4); visi misi pendirian YLAB, serta mengetahui Struktur pengurus YLAB
-
- Di lokasi survei, tim berbagi tugas untuk melakukan dokumentasi kegiatan anak-
anak jalanan untuk mendukung validitas program kemitraan dengan pihak YLAB.
-
- Pengumpulan referensi yang terkait baik secara langsung maupun tidak dengan program kegiatan ini diamati secara seksama, termasuk event-event yang terjadi di masyarakat, informasi-informasi melalui media massa yang terkait dengan kegiatan PKM ini.
-
- Wawancara dengan pihak Yayasan tentang kondisi di perkumpulan anak-anak jalanan yang berada di bawah pengawasan YLAB, kegiatan pengelolaan anak-anak jalanan yang dilakukan, dan permasalahan yang terjadi, serta solusi yang dibutuhkan.
Gb. 1.4 Profil YLAB
Setelah survei, dokumentasi dan wawancara dilakukan, data-data yang dibutuhkan dikelompokkan berdasarkan agenda kegiatan yang disesuaikan dengan jadwal, kemudian hasil pengelompokan data, diklasifikasi dan dilanjutkan dengan analisa data.
Analisa Data
Data-data yang telah terkumpul, dikelompokkan berdasarkan agenda-agenda yang hendak dilakukan dalam mendukung kelancaran terselenggaranya PKM. Persiapan analisa data-data diawali dengan:
Mempelajari permasalahan yang dialami anak-anak jalanan dan kebutuhan terhadap pendidikan bagi anak-anak YLAB Melakukan pengecekan terhadap tingkat kebutuhan yang emergency untuk diterapkan di YLAB
Menindaklanjuti kerjasama dengan pihak YLAB
Mem-folow up solusi terhadap
permasalahan literasi berbahasa Inggris yang dialami anak-anak jalanan di YLAB Berdiskusi dengan tim tentang persiapan metode pendampingan dan pelatihan berliterasi dalam bentuk kelas Bahasa
Inggris, mulai dari topik kegiatan, isu atau subyek pembelajaran yang menarik Menetapkan materi yang relevan sesuai yang diperlukan oleh anak-anak, mulai dari fasilitas yang dibutuhkan, buku tutorial, teknik belajar secara lisan, maupun tulisan, dengan didukung fasilitas audio visual dan video pembelajaran untuk proses listening, reading together, pronounciation, conversation practice, serta game. Materi ini harus dapat
memotivasi peserta dengan memberi perhatian, memberi semangat dan kepercayaan pada anak-anak bahwa mereka dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

Pelaksanaan:

Survei ke lokasi |
Identifikasi |
Diskusi |
Penyusunan |
tempat |
masalah & |
dengan tim, & |
model |
berkumpulnya |
kebutuhan |
pihak YLAB |
pembelajaran, |
anak-anak jalanan |
11 |
tentang |
dan rencana |
di kawasasan |
∣l-------- |
rencana |
pengadaan |
denpasar |
I I |
pelaksanaan PKM |
media pembelajaran |
Penyusunan agenda kegiatan pembelajaran & materi belajar
Percobaan di lokasi (tempat berkumpul) anak-anak jalanan.
Diagram 3.2 Tahap 1 dan Tahap 2 Rencana Penelitian
Proses penyampaian materi Bahasa inggris akan disajikan dengan konsep learning by doing secara langsung dengan model student learning centre (SCL) yang mengacu pada teori belajar konstruktivis (Weswood Peter, 2008:26). Proses pembelajaran SCL lebih memusatkan pada pembelajaran perubahan perilaku peserta didik sendiri dan dialami langsung untuk membentuk konsep belajar dan memahami. Metode belajar ini dilakukan guna lebih meninjau kondisi peserta didik pada saat menerima pengalaman belajarnya,
rasa kecemasan yang selalu membebani mereka akan berkurang seiring dengan interaksi mereka dalam proses pembelajaran.
Tenik analisa data yang diolah berdasarkan hasil survei terhadap semua kegiatan anak-anak di YLAB dan hasil wawancara ditindaklanjuti dengan kegiatan pendampingan berupa penggiatan literasi berbahasa inggris yang dilakukan dengan model pembelajaran SCL yang disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak YLAB seperti digambarkan dalam table 1.1.
Tabel 1.1 Model belajar dengan pendekatan SCL
Model belajar |
Definisi |
Hal yang Dilakukan |
Keterangan | |
Peserta |
Tutor | |||
Picture & Picture |
Metode ini merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran (Suprijono, 2012) |
|
| |
Jigsaw |
Metode belajar yang diterapkan untuk materimateri yang berhubungan dengan keterampilan membaca (Reading), menulis (Writing), Mendengarkan (Listening), atau Berbicara (Speaking). |
Mempelajari tugas yang diberikan (kepadanya), mengulang, dan mempraktikkan |
Sebagai tutor harus memahami tingkat kemampuan peserta didik, mengetahui sejauh mana pengalaman masing-masing peserta didiknya, membantu peserta untuk aktif supaya materi ajar inibermakna (Huda, 2014) | |
Think & Share (Cooperative learning: Lie, 2002) |
Membahas dan menyimpulkan tugas kelompok |
Membahas tugas dalam kelompok, berpasangan dengan teman di sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikirannya masing-masing. (Jamal, 2011) |
Merancang, memantau proses dan hasil belajar kelompok |
Siswa belajar berpasangan dan bergantian secara lisan, untuk mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari (Dansereau CS, 1985) |
Self Directed Leraning |
Melaksanakan dan menilai pengalaman belajarnya sendiri |
Merencanakan, melaksanakan dan menilai pengalaman belajarnya sendiri |
Sebagai fasilitator |
- Metode ini dilakukan kegiatan latihan (Drill) metode belejar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu (Jamal, 2011) |
Group Discussion |
Proses saling berinteraksi/berhadapan untuk bertukar informasi (Dimyanti dan Mudjiono, 2003) |
5 orang;
|
|
- Metode ini didukung dengan kegiatan keliling antar kelompok dimana masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikn kontribusi mereka & mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lainnya (Jamal 2011). |
Proses pembelajaran dengan diskusi kelompok supaya peserta memiliki keterampilan memecahkan masalah yang dihadapi dalamkehiduan sehari-hari (Ismail, 2006) | ||||
Simulasi |
Mempratekkan peran yang ditugaskan |
Mempelajari tugas yang diberikan (kepadanya) |
Merancang situasi | |
Make & Match |
Strategi belajar untuk penggalian materi dan edutainment dalam meningkatkan aktivitas belajar peserta baik secara kogniitif maupun fisik (Huda, 2014) |
Peserta mencari pasangan sendiri yang dikehendaki untuk bersama memecahkan suatu gagasan yang dimiliki untuk disampaikan |
Sebagai fasilitator | |
Artikulasi |
Strategi belajar diawali dengan pemberian materi, dilanjutkan dengan melibatkan peran peserta didik sebagai follow up kegiatan belajar |
|
berpasangan
| |
Roleplay (Yulianto, dkk., 2016) |
Strategi belajar dengan model bermain peran |
|
- Menyiapkan materi - Mengkolaborasikan antara teori & praktek |
Metode penyajian hasil analisa data-data tersebut nantinya tidak sekedar dilakukan teknik transfer pengetahuan Bahasa Inggris, namun terlebih dahulu mengkondisikan sesuai kebutuhan dan kondisi masing-masing anak di usia mereka. Proses pemberian peluang berliterasi dalam Bahasa Inggris pun diupayakan untuk tidak hanya menekankan pada unjuk kerja perorangan, supaya tidak menghasilkan kondisi yang monoton, satu arah, namun justru akan lebih terfokus pada pola kelompok, kerjasama, dan mengeksplorasi kemampuan dan minat tiap individu, karena dikhawatirkan tidak akan dinikmati dan tidak menarik bagi anak-anak. Sejauh mana strategi belajar yang diterapkan akan berhasil menarik minat anak-anak jalanana YLAB untuk tertarik berliterasi dengan Bahasa Inggris. Berdasarkan hasil rekaman dokumentasi kegiatan berliterasi di
ruangan yang dicrosscek-kan dengan wawancara secara acak kepada anak-anak YLAB akan mencermikan sejauh mana program kemitraan ini berhasil memberikan solusi berliterasi bagi anak-anak YLAB. .
Simpulan
Kemudian hasil dari kegiatan pelatihan Bahasa Inggris ini akan ditarik sebuah kesimpulan yang menunjukkan pencapaiaan literasi bagi anak-anak YLAB Denpasar, akan mampu meningkatkan kualitas sumber daya anak-anak tersebut sebagai cikal bakal bangsa, Semakin meningkatnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kepedulian mengutamakan hak-hak anak untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam
berliterasi, telah terpenuhinya kemudahan akses terhadap pengetahuan, kemudahan bagi anak-anak memperoleh media dan fasilitas berliterasi, dan sebagai wujud pencapaian kesuksesan program pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Daftar Pustaka
Anonim, 2011. Profile Lentera Anak Bali (LAB) Bali. Lenteraanakbali.blogspot.com
Anonim, 2010. PKBM Dharma Wangsa Selamatkan Anak Jalanan Dari Buta Aksara. Denpasar: Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Pemerintah Kota Denpasar.
Anonim, 2011. Tak Didukung Gubernur, Komisi Perlindungan Anak Bali Bubar. KPAID. Denpasar: Tempo.CO.
Anonim, 2016. KPAI: Hari Anak Nasional, Momentum Evaluasi Perlindungan Hak Anak. Jakarta: Tempo.CO.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif, kreatif, dan inofatif. Yogyakarta: DIVA Press.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tips Aplikasi Pakem (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Yogyakarta: DIVA Press.
Dhanny, R.Cyssco. Comprehensive English Grammar Reparation For People. Jakarta:Ksaint Blanc.
Dimyanti, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Doff, Adrian and Carolyn Becket. (2007). LISTENING: Student’s Book 1. (Reprint Edition). Yogjakarta: Kanisius.
Harsono., Priyatmojo, A., Innaka, A., Achmad. B., Luknanto, D., et.al.,2010. Buku Panduan Pelaksanaan Student Centered Learning (SCL) dan Studentt Teacher Aesthethic Role-Aharing (STAR). Pusat Pengembangan Pendidikan, Yogyakarta: Universits Gadjah Mada
Hermayawati. 2010. Analisis Kesulitan Belajar Bahasa Inggris Mahasiswa. Yogyakarta:
Jurnal Sosio-Humaniora Vol 1, ISSN 20871899.
Huda, Miftahul. 2014. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Ismail, Andang. 2006. Education Games, Menjadi Cerdas dan Ceria Dengan Permainan Edukatif. Yogyakarta:Pilar Media.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo.
Nurhayati, 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. JURNAL BAHASA & SASTRA, VOLUME 9, NOMOR 2, JUNI 2008: Universitas Sriwijaya.
Nurul, Afita. 2016. Lentera Anak Bali: Perjuangan Panjang Bangun Kepedulian Anak-Anak Bali. Komunitas Bali-LAB: www.Liputan6.com
Paulina Pannen., dkk. 2001. Konstruktivisme dalam Pembelajaran, Jakarta: Ditjendikti, Depdiknas.
Sary, Fetty Poerwita. 2010. Hubungan Antara Motivasi dan Kecemasan Belajar Bahasa Inggris Mahasiswa Institut Manajemen Telkom. Yogyakarta: Telkom University Press Vol. 10 No 2.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Theory dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:Pustaka Belajar
Westwood, P. 2008. What Teachers Need to Know about Teaching Methods:Victoria, Acer Press Australia
Yulianto, Eko. Fitri Fatichatul Hidayah. 2016. Role Playing Perspektif Calon Guru Pendidikan Kimia Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS). Jurnal Pendidikan Sains Universitas
Muhammadiyah Semarang: VOLUME 04 NOMOR 01 MARET 2016
Yusuf, Heri. 2011. Motivasi Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris: Studi Kasus Pada Mahasiswa Sastra Inggris UNISMA. Bekasi: Ejournal UNISMA Vol. 2 No. 2.
79
Discussion and feedback