Jurnal Psikologi Udayana 2020, Vol.7, No.1, 81-90


Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Udayana e-ISSN: 2654 4024; p-ISSN: 2354 5607

Peran fasilitas belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di Universitas Udayana

Adixie Axell Arrixavier dan Ni Made Swasti Wulanyani

Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

swastiwulan@unud.ac.id

Abstrak

Program beasiswa Bidikmisi membantu mahasiswa yang berpotensi tetapi terkendala faktor ekonomi. Beasiswa Bidikmisi mengharuskan mahasiswa untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, yaitu motivasi belajar dan fasilitas belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran fasilitas belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Bidikmisi Universitas Udayana. Subjek dalam penelitian adalah 112 orang mahasiswa bidikmisi Universitas Udayana, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 18-22 tahun. Pengumpulan data menggunakan skala fasilitas belajar, skala motivasi belajar, dan nilai IPK sampai semester terakhir. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Hasil uji regresi berganda menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,240 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,058, dengan nilai signifikansi sebesar 0,040 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa fasilitas belajar dan motivasi belajar secara bersamaan berperan terhadap prestasi belajar, yaitu sebesar 5,8%. Nilai koefisien beta tidak terstandardisasi pada variabel fasilitas belajar sebesar -0,160 dengan signifikansi 0,368 (p>0,05) dan motivasi belajar sebesar 0,342 dengan signifikansi 0,011 (p<0,05). Motivasi belajar berperan signifikan terhadap prestasi belajar, tetapi fasilitas belajar saja tidak berperan signifikan terhadap prestasi belajar. Dengan demikian untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa Bidikmisi diperlukan dukungan fasilitas belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama.

Kata kunci: Beasiswa Bidikmisi, fasilitas belajar, motivasi belajar, prestasi belajar.

Abstract

Bidikmisi scholarship is one of the government programs for smart students who are constrained by economic factors. The Bidikmisi scholarship requires the students to get good learning achievements. Learning achievement is the main indicator of a successful educational, especially for teens. Learning achievements are influenced by internal factor namely learning motivation and external factor which is learning facilities. This study aims at finding out the role of learning facilities and learning motivation toward learning achievement in Bidikmisi students at Udayana University. The subjects in the study were 112 Bidikmisi students at Udayana University, male and female with age range 18-22 years. The data was collected with learning facilities scale, learning motivation scale, and GPA scores until the last semester. The technique used to analyze the data was a multiple regression test. The results showed a regression coefficient of 0.240 and a coefficient of determination of 0.058, with a significance value of 0.040 (p <0.05). These results indicate that learning facilities and learning motivation contribute to learning achievement in the amount of 5,8%. The coefficient value of beta unstandardized in the learning facilities variable of -0.160 with a significance of 0.368 (p> 0.05) and learning motivation of 0.342 with a significance value of 0.011 (p <0.05). Learning motivation influences learning achievement, however the role of learning facilities toward learning achievement was not significant. Hence, it is necessary to support learning facilities and learning motivation to improve learning achievement of students with Bidikmisi scholarships.

Keywords: Bidikmisi scholarship, learning achievement, learning facilities, learning motivation.

LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan pembelajaran keterampilan, pengetahuan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pelatihan, penelitian, atau pengajaran. Pendidikan yang baik akan menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas dan berkompeten dalam bidangnya. Persaingan dengan negara lain di dunia, tidak hanya dilihat dari angka sumber daya manusia yang mengikuti pendidikan tetapi juga bagaimana pendidikan itu berhasil dilakukan. Salah satu penilaian keberhasilan suatu pendidikan adalah prestasi belajar. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai cerminan dari penguasaan keterampilan atau pengetahuan yang dikembangkan melalui mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dalam bentuk nilai (Vandini, 2016). Prestasi belajar diukur secara berkala untuk mengetahui sejauh mana peningkatan individu terkait kemampuan dalam penguasaan materi yang telah diajarkan. Pengukuran prestasi belajar dapat dilakukan dengan menetapkan batas minimum keberhasilan sehingga jika individu mencapai atau melampaui batas minimum, maka dapat dikatakan individu yang bersangkutan telah menguasai materi yang telah diajarkan.

Prestasi belajar dapat berupa nilai dalam bentuk angka atau deskriptif, tetapi seringkali yang digunakan adalah nilai angka. Pada jenjang perkuliahan bentuk hasil belajar yang digunakan adalah nilai Indeks Prestasi (IP) dan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Nilai IP adalah nilai akhir mahasiswa yang dihitung pada satu semester, sedangkan nilai IPK adalah nilai akhir mahasiswa yang dihitung pada keseluruhan semester yang telah dilewati. Universitas Udayana menggunakan nilai IP untuk menentukan jumlah satuan kredit semester (SKS) yang akan diambil pada semester berikutnya. Semakin tinggi nilai IP, semakin banyak SKS yang dapat diambil tiap semester, sehingga dapat meningkatkan angka kelulusan di perguruan tinggi yang menjadi salah satu penilaian mutu pendidikan di Indonesia. Guna meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah menyediakan beasiswa.

Beasiswa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2019) adalah bantuan biaya belajar yang diberikan kepada mahasiswa. Beasiswa umumnya bertujuan sebagai pemerataan kesempatan belajar bagi pelajar yang berprestasi tetapi memiliki keterbatasan dari segi ekonomi. Ada beragam beasiswa di Indonesia, di antaranya adalah Bidikmisi, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), BCA Finance, Astra, Sampoerna Foundation, Bank Indonesia, dan sebagainya. Beasiswa yang diberikan setiap perusahaan dan pemerintah memiliki syarat, sasaran, dan nominal yang berbeda-beda. Beasiswa Bidikmisi adalah salah satu bantuan biaya pendidikan dari pemerintah bagi calon mahasiswa yang terkendala dari segi ekonomi tetapi memiliki potensi yang

baik dalam bidang akademik di perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu. Beasiswa Bidikmisi menyasar pemegang atau penerima kartu Indonesia pintar (KIP) atau beasiswa siswa miskin (BSM) dan pendapatan kotor gabungan kedua orang tua/wali maksimum sebesar Rp4.000.000 (Dikti, 2019). Mahasiswa yang mendapatkan beasiswa Bidikmisi diwajibkan mampu mencapai prestasi belajar dengan IPK minimal 3,00 dan lulus dengan waktu empat tahun. Berdasarkan data yang didapatkan melalui bagian kemahasiswaan Universitas Udayana mengenai prestasi akademik mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi, masih terdapat mahasiswa yang memiliki IPK dibawah 3,00, dengan rincian sebagai berikut: angkatan 2016 sebanyak 2%, angkatan 2017 sebanyak 3%, dan angkatan 2018 sebanyak 4%.

Sebanyak 40% mahasiswa Bidikmisi yang memiliki IPK dibawah 3,00 adalah mahasiswa fakultas kedokteran dengan rata-rata IPK setiap program studi sebagai berikut: program studi psikologi sebesar 3,03, Program Studi Fisioterapi sebesar 3,12, program studi pendidikan dokter sebesar 3,16, program studi ilmu keperawatan sebesar 3,24, program studi pendidikan dokter gigi sebesar 3,52, dan program studi kesehatan masyarakat sebesar 3,58. Berdasarkan data yang didapatkan, program studi psikologi memiliki rata-rata IPK terendah sehingga studi pendahuluan dilakukan di Program Studi Psikologi FK Unud.

Studi pendahuluan telah dilakukan kepada dua angkatan aktif (2017 dan 2018) mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi Program Studi Psikologi FK Unud mengenai faktor-faktor yang memengaruhi prestasi akademik. Studi pendahuluan dilakukan dengan cara Focus Group Discussion (FGD). Dari 10 responden, semua responden mengatakan bahwa memilih jurusan psikologi berdasarkan keinginan sendiri. Faktor-faktor pendukung selama proses pembelajaran yang disebutkan responden saat FGD diantaranya adalah motivasi belajar dari diri sendiri, perasaan untuk bertanggung jawab atas pilihannya, serta dukungan dari orang tua dan teman sebaya. Selain faktor pendukung, terdapat faktor penghambat selama proses pembelajaran diantaranya adalah gaya belajar yang kurang tepat, penyalahgunaan fasilitas belajar, serta kurangnya ketersediaan buku pelajaran, khususnya di daerah Denpasar, Bali (Arrixavier, 2019).

Ahmadi dan Widodo (2011) menyebutkan ada dua faktor yang memengaruhi prestasi belajar, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi faktor fisiologis, psikologis, dan kematangan fisik, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor lingkungan sosial, faktor budaya, dan faktor lingkungan fisik. Salah satu faktor internal adalah faktor psikologis yang di dalamnya terdapat motivasi belajar. Motivasi belajar

merupakan salah satu faktor internal yang berperan dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Motivasi merupakan faktor yang bersifat nonintelektual yang dapat mendorong mahasiswa mengungkapkan kemampuan dirinya untuk melakukan suatu kegiatan belajar sehingga terjadi perubahan perilaku untuk mencapai suatu tujuan berupa prestasi belajar (Sari, 2018).

Salah satu faktor eksternal adalah lingkungan fisik yang di dalamnya terdapat fasilitas belajar. Aspek ini juga muncul dalam FGD sebagai faktor yang menghambat dalam proses pembelajaran karena penyalahgunaan fasilitas. Fasilitas belajar diartikan sebagai segala sesuatu yang memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha belajar (Vandini, 2016). Fasilitas belajar meliputi semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif, dan efisien sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal (Kristiawan, Safitri, & Lestari, 2017). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, responden mengatakan beberapa buku sulit untuk ditemukan, khususnya buku pelajaran di daerah Bali sehingga harus membeli secara online dan mengeluarkan biaya lebih. Keadaan keluarga yang berbeda-beda juga menentukan proses belajar yang dialami dan prestasi yang dicapai oleh individu. Hal ini berkaitan dengan pemenuhan fasilitas belajar di rumah, dengan tersedianya fasilitas yang menunjang, diharapkan dapat memperlancar proses belajar mahasiswa ketika di rumah sehingga pada akhirnya dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Fasilitas belajar yang memadai, membuat mahasiswa akan lebih mudah dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan mata pelajaran dan tugas-tugas dari sekolah. Ketersediaan fasilitas belajar yang lebih lengkap diharapkan dapat membuat mahasiswa lebih terbantu dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan mencapai prestasi belajar yang optimal juga.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini perlu dilakukan karena masih terdapat mahasiswa yang memiliki nilai IPK di bawah 3,00 serta mengetahui peran fasilitas belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa Bidikmisi di Universitas Udayana. Selain itu penelitian ini penting dilakukan karena dirasa perlu untuk mengetahui apakah fasilitas belajar dan motivasi belajar berperan terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi sehingga pemberian beasiswa tersebut diarapkan dapat lebih efektif dan tepat sasaran.

METODE PENELITIAN

Variabel dan Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan dua variabel di antaranya variabel bebas dan variabel terikat. Terdapat dua variabel bebas, yaitu fasilitas belajar dan motivasi belajar, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar. Berikut adalah definisi operasional dari masing-masing variabel: Prestasi belajar

Definisi dari prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap individu pada periode tertentu. Taraf prestasi belajar diukur dari nilai IPK. Semakin tinggi IPK yang diperoleh, maka semakin tinggi prestasi belajar yang dimiliki subjek.

Fasilitas belajar

Definisi operasional dari fasilitas belajar dalam penelitian ini adalah sarana dan prasarana (meliputi ruang dan tempat belajar, media atau alat bantu belajar, dan fasilitas belajar di rumah). Variabel fasilitas belajar diukur menggunakan skala. Skala yang dibuat berdasarkan aspek gedung sekolah, media pembelajaran, ruang belajar, dan fasilitas belajar di rumah. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi kelayakan fasilitas belajar yang dimiliki subjek.

Motivasi belajar

Definisi operasional dari motivasi belajar dalam penelitian ini adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri individu yang mengaktifkan, menggerakkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu saat belajar. Motivasi belajar diukur menggunakan skala. Skala yang dibuat berdasarkan dua aspek yang dikemukakan oleh Uno (2012), yaitu aspek internal dan eksternal. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi taraf motivasi belajar yang dimiliki subjek.

Responden

Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa aktif bidikmisi Universitas Udayana dengan rentang usia 18-25 berjumlah 1.720 orang. Proses penentuan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling, di mana peneliti melakukan pengacakan terhadap 13 fakultas di Universitas Udayana. Penentuan sampel secara acak dilakukan dengan mengundi melalui situs web random.org yang sudah berisikan nomor 1 sampai 13, selanjutnya web tersebut secara otomatis akan mengundi angka yang telah dimasukkan. Fakultas yang terpilih menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Penetapan fakultas pertanian karena memiliki mahasiswa Bidikmisi angkatan 2016 hingga 2018 berjumlah 155.

Pengambilan jumlah sampel minimum dalam penelitian ini mengacu pada rumus dari Green (dalam Field, 2009), yaitu 104+k, diperoleh jumlah minimum sampel sebanyak 106 (k = jumlah variabel bebas). Ditentukan jumlah minimum subjek sebanyak 106 orang dan peneliti menyebarkan skala sebanyak

155 skala dengan jumlah skala yang terisi sebanyak 135 skala dan skala yang valid sebanyak 112 skala.

Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 2 Oktober 2019 sampai dengan 10 Oktober 2019 bertempat di Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Alat Ukur

Alat ukur penelitian menggunakan kuesioner yang berisi data IPK dan dua skala, yaitu skala fasilitas belajar dan skala motivasi belajar. Skala fasilitas belajar dibuat oleh peneliti berdasarkan aspek dari Gie (2002). Skala motivasi belajar merupakan skala yang dimodifikasi dari skala motivasi belajar milik Parameswari (2019) dengan tambahan dari peneliti berdasarkan aspek dari Uno (2012). Alternatif jawaban dari skala fasilitas belajar dan motivasi belajar menggunakan skala Likert yang disajikan dalam bentuk pernyataan yang favorable dan unfavorable dengan empat alternatif jawaban yang terdiri dari sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan validitas konstrak. Uji validitas isi secara kualitatif pada alat ukur penelitian ini dilakukan melalui penilaian ahli atau professional judgment. Proses pengujian validitas konstrak dilakukan dengan melakukan seleksi pada butir-butir skala berdasarkan korelasi butir-total.

Uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 26 September 2019 sampai dengan 27 September 2019 yang bertempat di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Uji coba alat ukur dilakukan pada skala fasilitas belajar yang terdiri dari 39 butir, dan menghasilkan 22 butir diterima. Butir-butir yang diterima memiliki koefisien korelasi butir total berkisar antara 0,302 sampai dengan 0,755. Pengujian reliabilitas skala fasilitas belajar dengan teknik Alpha Cronbach menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0,883. Angka tersebut menunjukkan bahwa skala ini mampu mencerminkan 88,30% variasi yang terjadi pada skor murni subjek terkait sehingga alat ukur dinyatakan layak digunakan untuk mengukur atribut fasilitas belajar.

Uji coba alat ukur dilakukan pada skala motivasi belajar yang terdiri dari 46 butir, dan menghasilkan 44 butir diterima. Butir-butir yang diterima memiliki koefisien korelasi butir total berkisar antara 0,253 sampai dengan 0,655. Hasil uji reliabilitas skala motivsai belajar dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach menunjukkan koefisien alpha adalah 0,917. Angka tersebut menunjukkan bahwa skala ini mampu mencerminkan 91,70% variasi yang terjadi pada skor murni subjek terkait sehingga alat ukur dinyatakan layak digunakan untuk mengukur atribut motivasi belajar.

Teknik Analisis Data

Uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji linieritas serta uji multikolinieritas. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, uji linearitas dilakukan dengan menggunakan uji Compare Means, dan uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance. Ketika uji asumsi telah terpenuhi dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Subjek

Berdasarkan data hasil penelitian, subjek berjumlah 112 orang. Subjek berjenis kelamin perempuan sejumlah 80 orang dan berjenis kelamin laki-laki sejumlah 32 orang. Mayoritas subjek berusia 20 tahun.

Deskripsi Data Penelitian

Hasil deskripsi penelitian variable fasilitas belajar, motivasi belajar, dan prestasi belajar dapat dilihat pada tabel 1 (terlampir).

Hasil deskripsi statistik pada tabel menunjukkan bahwa fasilitas belajar memiliki mean teoretis sebesar 55 dan mean empiris sebesar 59,10. Perbedaan mean empiris dan mean teoretis variabel fasilitas belajar sebesar 4,10 dengan nilai t sebesar 48,008 (p=0,000). Hal ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan mean teoretis. Mean empiris yang diperoleh lebih besar dari mean teoretis (mean empiris > mean teoretis) menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa subjek memiliki taraf fasilitas belajar yang tinggi. Berdasarkan penyebaran frekuensi, dihasilkan rentang skor subjek penelitian berkisar antara 45-79.

Hasil deskripsi statistik pada tabel menunjukkan bahwa motivasi belajar memiliki nilai mean teoretis sebesar 100 dan nilai mean empiris 115,50. Perbedaan antara mean empiris dan mean teoretis pada variabel motivasi belajar sebesar 15,50 dengan nilai t sebesar 76,755 (p=0,000). Hal ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan mean teoretis. Nilai mean empiris yang diperoleh lebih besar daripada nilai mean teoretis (mean empiris > mean teoretis) mengindikasikan bahwa subjek memiliki taraf motivasi belajar yang tinggi. Berdasarkan penyebaran frekuensi, dihasilkan rentang skor subjek penelitian berkisar antara 98-135.

Hasil deskripsi statistik pada tabel menunjukkan bahwa prestasi belajar memiliki nilai mean teoretis sebesar 47,86 dan nilai mean empiris 49,99. Perbedaan antara mean empiris dan mean teoretis pada variabel prestasi belajar sebesar 2,13 dengan nilai t sebesar 31,791 (p=0,000). Hal ini menunjukkan

perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan mean teoretis. Nilai mean empiris yang diperoleh lebih besar daripada nilai mean teoretis (mean empiris > mean teoretis) mengindikasikan bahwa subjek memiliki taraf prestasi belajar yang tinggi. Berdasarkan penyebaran frekuensi, dihasilkan rentang skor subjek penelitian berkisar antara 27,90-67,82.

Uji Asumsi

Tabel 2 (terlampir) menunjukkan bahwa ketiga variabel dalam penilitian ini berdistribusi normal. Data pada variabel fasilitas belajar berdistribusi normal dengan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,054 dan signifikansi sebesar 0,200 (p>0,05). Data pada variabel motivasi belajar berdistribusi normal dengan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,074 dan signifikansi sebesar 0,180 (p>0,05). Data pada variabel prestasi belajar berdistribusi normal dengan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,077 dan signifikansi sebesar 0,099 (p>0,05).

Hasil uji linearitas pada tabel 3 (terlampir) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara variabel prestasi belajar dan fasilitas belajar dengan signifikansi deviation of linearity sebesar 0,206 (p>0,05). Sedangkan prestasi belajar dan motivasi belajar memiliki hubungan yang linear dengan signifikansi deviation of linearity sebesar 0,332 (p>0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear antara prestasi belajar dengan fasilitas belajar serta prestasi belajar dengan motivasi belajar.

Hasil uji multikolinearitas yang ditunjukkan pada tabel 4 (terlampir) menunjukkan bahwa variabel fasilitas belajar dan motivasi belajar memiliki nilai tolerance sebesar 0,836 dan nilai VIF sebesar 1,197, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antarvariabel bebas dalam penelitian.

Uji Hipotesis

Hasil uji regresi berganda pada tabel 5 (terlampir) menunjukkan F hitung sebesar 3,326 dan signifikansi sebesar 0,040 (p<0,05). Dengan demikian, model regresi dalam penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi prestasi belajar. Kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa fasilitas belajar dan motivasi belajar secara bersamaan berperan terhadap prestasi belajar mahasiswa Bidikmisi Universitas Udayana.

Hasil uji regresi berganda dapat digunakan untuk melihat besar peran fasilitas belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Berdasarkan tabel 6 (terlampir) hasil uji regresi berganda menunjukkan koefisien regresi R sebesar 0,240 dan koefisien determinasi (R square) sebesar 0,058. Maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama menentukan 5,8% taraf prestasi

belajar, sedangkan 94,2% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil uji regresi berganda juga diperoleh hasil uji hipotesis minor untuk menganalisis peran fasilitas belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar secara terpisah. Hasil uji regresi berganda pada tabel 7 (terlampir) menunjukkan bahwa fasilitas belajar memiliki koefisien beta tidak terstandardisasi sebesar -0,160, nilai t sebesar -0,904 dan signifikansi sebesar 0,368 (p<0,05) sehingga fasilitas belajar tidak berperan secara signifikan terhadap prestasi belajar. Sedangkan motivasi belajar memiliki koefisien beta tidak terstandarisasi sebesar 0,342, nilai t sebesar 2,575 dan signifikansi sebesar 0,011 (p<0,05) sehingga motivasi belajar berperan secara signifikan terhadap prestasi belajar.

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan hasil penelitan dapat disimpulkan bahwa terdapat peran fasilitas belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Mahasiswa Bidikmisi Universitas Udayana yang artinya bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. Fasilitas belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama berperan signifikan terhadap prestasi belajar sehingga dapat dikatakan jika fasilitas belajar dan motivasi belajar meningkat turut meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Hal ini sejalan dengan penelitian Sahita dan Rachmawati (2018) terhadap 123 siswa kelas X IIS SMA Hang Tuah 1 Surabaya dengan hasil adanya pengaruh fasilitas belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar secara positif dan signifikan. Hal ini terjadi karena peserta didik memiliki fasilitas yang diimbangi dengan keinginan untuk belajar sehingga peserta didik menggunakan dan memanfaatkan fasilitas belajar di rumah dengan baik untuk mencapai tujuan pendidikan. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Dimyanti dan Mudjiono (2009) yang mengatakan jika memiliki fasilitas belajar yang lengkap namun tidak diimbangi dengan motivasi belajar maka tidak dapat meningkatkan prestasi belajar karena individu tidak melakukan proses belajar walaupun memiliki fasilitas belajar yang memadai.

Fasilitas belajar adalah sarana dan prasarana, seperti gedung sekolah, media pembelajaran, ruang belajar, dan fasilitas belajar di rumah yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak sehingga tercapainya tujuan pendidikan secara lancar, efektif, efisien, dan teratur (Widiyasari & Mutiarani, 2017). Fasilitas belajar yang memadai akan mendukung proses belajar mengajar individu sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Anurrahman (2010) yang mengatakan bahwa sarana dan prasarana pembelajaran merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh terhadap

hasil belajar. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Utami & Ernawati (2017) menyatakan bahwa fasilitas belajar yang memadai akan memperlancar proses belajar untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal, sehingga prestasi belajar akan lebih baik apabila di dalam kegiatan belajar mengajar didukung oleh alat-alat pelajaran yang relevan.

Salah satu aspek fasilitas belajar menurut Gie (2002) adalah gedung belajar. Suatu instansi pendidikan yang memiliki bangunan fisik cukup baik dapat membuat individu belajar dengan nyaman. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2016) yang menyatakan bahwa kondisi gedung belajar yang bersih menjadikan individu merasa senang dan nyaman berada di lingkungan tersebut sehingga diharapkan mahasiswa mampu menerima pelajaran dengan lebih mudah. Aspek lainnya dalam fasilitas belajar adalah ruang belajar. Ruang belajar dengan penataan yang rapi, penerangan yang cukup serta sejuknya udara menjadikan individu lebih siap dalam menerima pelajaran di kelas/laboratorium (Fagbohunka, 2017).

Aspek lain yaitu media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud adalah alat-alat pembelajaran meliputi alat tulis, buku pembelajaran, dan kelengkapan laboratorium serta media yang digunakan oleh dosen dalam memberikan materi, seperti proyektor, papan tulis, dan sebagainya. Kelengkapan media pembelajaran akan memudahkan individu dalam menerima materi yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Arsyad (2006) bahwa fasilitas belajar bermanfaat untuk memperjelas pesan dan informasi yang disampaikan sehingga dapat memperlancar proses dan prestasi belajar. Pengaruh fasilitas belajar tidak hanya dari kelengkapan yang ada di universitas, tapi juga fasilitas belajar yang ada di rumah. Kelengkapan fasilitas belajar di rumah menjadikan mahasiswa lebih mudah dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Kurangnya alat-alat belajar akan menghambat proses belajar. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas keberfungsian fasilitas belajar yang baik merupakan aspek yang meningkatkan prestasi belajar (Febriani & Sarino, 2017). Selain fasilitas belajar, motivasi belajar juga berperan dalam meningkatkan prestasi belajar.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri individu yang mengarahkan, mengaktifkan, dan menggerakkan sikap dan perilaku individu belajar. Motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Motivasi belajar membantu memberikan semangat pada individu dalam melakukan kegiatan belajar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jemudin, Makur, dan Ali (2019) yang menyatakan bahwa motivasi belajar berperan dalam memberikan kekuatan besar bagi seorang siswa untuk tekun belajar. Santrock (dalam Sardiman, 2012) bahwa

motivasi adalah proses yang memberi arah, semangat, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang terarah, penuh energi, dan bertahan lama. Uno (2006) berpendapat bahwa dalam menentukan tindakan seseorang meraih sesuatu yang diinginkannya, motivasi berperan penting karena akan memberikan kekuatan pada diri individu dan berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Farid (2017) bahwa individu yang memiliki motivasi tinggi akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar yang ditunjukan dengan rasa senang dan antusias ketika belajar.

Jika diuji secara mandiri, variabel fasilitas belajar memiliki koefisien beta tidak terstandardisasi sebesar -0,160 dan taraf signifikansi sebesar 0,368 (p>0,05) yang berarti fasilitas belajar tidak berperan signifikan terhadap prestasi belajar. Dengan kata lain, fasilitas belajar memiliki peran yang acak jika diuji secara terpisah dengan variabel motivasi belajar. Hal ini berarti hadir atau tidaknya fasilitas belajar memengaruhi prestasi belajar secara acak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sholeh dan Sa’diah (2018) terhadap siswa SMP Nurul Iman sebanyak 36 siswa bahwa fasilitas belajar tidak berperan signifikan terhadap prestasi belajar. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Widyowati (2014) terhadap 144 mahasiswa Politeknik NSC Surabaya menyatakan bahwa fasilitas perkuliahan tidak berperan signifikan terhadap prestasi belajar.

Hasil penelitian ini disebabkan karena adanya faktor-faktor lain yang memengaruhi prestasi belajar mahasiswa Bidikmisi. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah perasaan bertanggung jawab, dukungan orang tua dan teman sebaya, dan gaya belajar (Arrixavier, 2019). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Olyvia, Gimin, & Hendripides (2015) terhadap 54 siswa kelas XI di SMA Negeri 12 Pekanbaru yang menyatakan bahwa fasilitas belajar tidak berperan signifikan terhadap prestasi belajar karena adanya faktor-faktor lain yang lebih dominan, di antaranya adalah gaya belajar, perhatian orang tua, kebiasaan belajar, dan minat baca.

Pada variabel motivasi belajar jika diuji secara mandiri memiliki koefisien beta tidak terstandardisasi sebesar 0,342 dan taraf signifikansi sebesar 0,011 (p<0,05) yang membuktikan bahwa variabel motivasi belajar berperan secara signifikan dan positif terhadap prestasi belajar. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2018) terhadap 90 mahasiswa STIKOM Bali yang mengungkapkan bahwa motivasi belajar berperan positif terhadap prestasi belajar mahasiswa secara signifikan. Hasil peneliltian ini sama juga dengan yang dilakukan oleh Alawiyah, Ghozali, dan

Sastrowiyono (2019) bahwa motivasi belajar berperan secara signifikan terhadap prestasi belajar. Penelitian lain yang dilakukan oleh Indriani (2014) menghasilkan temuan bahwa motivasi belajar berperan signifikan. Hal ini berarti taraf motivasi belajar turut meningkatkan taraf prestasi belajar individu.

Motivasi belajar dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu internal dan eksternal. Aspek motivasi belajar internal dapat berupa keinginan individu untuk berhasil, adanya sebuah cita-cita atau harapan yang ingin dicapai, serta adanya kebutuhan dalam belajar (Anggraini, 2016). Mahasiswa Bidikmisi memiliki harapan yang tinggi terhadap prestasi belajarnya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian studi pendahuluan (Arrixavier, 2019) yang menunjukkan bahwa mahasiswa Bidikmisi di Universitas Udayana ingin memiliki prestasi yang baik agar bisa membanggakan orang tua dan juga tidak perlu membebani orang tua untuk membayar biaya kuliah. Tingginya prestasi belajar mahasiswa Bidikmisi dipengaruhi motivasi belajar individu dalam mencapai harapan yang dimilikinya. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliawan (2016) terhadap 70 mahasiswa di lingkungan Kampus Akademi Keperawatan dengan hasil bahwa rata-rata motivasi belajar mahasiswa berada pada kategori tinggi, hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh keinginan mahasiswa dalam meraih impiannya menjadi individu yang berhasil dan profesional sesuai batas studinya. Aspek lainnya adalah motivasi belajar eksternal, di mana individu mendapatkan motivasi melalui rangsangan dari luar individu. Beasiswa Bidikmisi memiliki syarat yang mengharuskan mahasiswa mendapatkan nilai IPK minimum 3,00. Tuntutan syarat Bidikmisi menjadi salah satu motivasi belajar eksternal mahasiswa Bidikmisi dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Melinda (2018) yang mengemukakan bahwa motivasi belajar eksternal dapat ditumbuhkan melalui berbagai cara, di antaranya adalah melalui pemberian hadiah dan pujian bagi suatu prestasi, dan hukuman ataupun sanksi bagi pelanggaran.

Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan di antaranya: tidak membandingkan antara mahasiswa yang mempelajari ilmu eksak dengan ilmu noneksak. Penelitian ini hanya melihat dari aspek motivasi belajar dan fasilitas belajar, tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain. Keterbatasan lainnya adalah mayoritas subjek perempuan sehingga dapat terjadinya bias dalam penelitian. Berdasarkan hasil analisis peneliti, kesimpulan dalam penelitian ini adalah fasilitas belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama berperan terhadap prestasi belajar mahasiswa Bidikmisi Universitas Udayana. Jika secara mandiri, motivasi belajar berperan signifikan terhadap prestasi belajar, tetapi fasilitas belajar saja

tidak berperan signifikan terhadap prestasi belajar. Dengan demikian untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dengan beasiswa Bidikmisi diperlukan dukungan fasilitas belajar dan motivasi belajar, bukan hanya fasilitas belajar.

Saran yang dapat diberikan kepada mahasiswa Bidikmisi Universitas Udayana diharapkan dapat mempertahankan motivasi belajar agar meraih prestasi belajar yang baik sehingga mampu menyelesaikan studi tepat waktu. Bagi orang tua diharapkan mampu membantu anak dalam mengatur keuangan beasiswa Bidikmisi sehingga uang dari beasiswa bidikmisi dapat dimanfaatkan dengan baik. Bagi dosen, diharapkan mampu menggunakan teknik mengajar yang dapat mempertahankan motivasi belajar siswa, seperti memberikan kuis dan memberikan permainan singkat mengenai materi yang disampaikan sehingga mahasiswa terhindar dari perasaan bosan dan lelah dalam belajar di kelas.

Saran kepada peneliti selanjutnya adalah memperluas sampel penelitian tidak hanya dari satu program studi saja, tetapi dari semua fakultas yang terdapat di universitas agar data yang diperoleh dapat lebih bervariasi dan representatif. Selain itu, diharapkan meneliti variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini yang mungkin dapat memengaruhi taraf prestasi belajar, seperti self regulated learning, gaya belajar, dan dukungan sosial orang tua serta teman sebaya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A., & Widodo, S. (2011). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Alawiyah, S., Ghozali, S., & Sastrowiyono, S. (2019). Pengaruh lingkungan dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran, 2(2).

Anggraini, I. S. (2016). Motivasi belajar dan faktor-faktor yang berpengaruh: Sebuah kajian pada interaksi pembelajaran mahasiswa. Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, 1(2).

Anurrahman. (2010). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Arrixavier, A. A. (2019). Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar mahasiswa Bidikmisi Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Artikel studi pendahuluan.  (Tidak dipublikasikan). Program Studi

Sarjana Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Arsyad, A. (2006). Media pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Azwar, S. (2016). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2016). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dikti. (2019). Apa saja persyaratan bidikmisi 2019?. Retrieved from: https://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id/petunjuk/view?q =apa-saja-persyaratan-bidikmisi-2019-&id=49 [accessed 4 April 2019]

Dimyanti, & Mudjiono. (2009). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fagbohunka, A. (2017). Infrastructural facility and the students’ academic performance: A critique. Indonesian Journal of

Geography,          49(1),          11-16.          doi:

https://doi.org/10.22146/ijg.12437

Farid, M. M. (2017). Pengaruh motivasi belajar, gaya belajar, dan lingkungan belajar pada hasil belajar ekonomi di SMA Negeri 1 Wringinanom Gresik. Jurnal Ekonomi Pendidikan dan              Kewirausahaan, 2(2).              doi:

tp://dx.doi.org/10.26740/jepk.v2n2.p142-156

Febriani, P. S., & Sarino, A. (2017). Dampak cara belajar dan fasilitas belajar dalam meningkatan prestasi belajar siswa sekolah menengah kejuruan. Manajerial, 2(2). 163-172.

Retrieved                                          from:

https://ejournal.upi.edu/index.php/manajerial/article/view/1 0584/6541

Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS. London, UK: Sage.

Gie, The Liang. (2002). Cara belajar yang baik bagi mahasiswa. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Indriani, A. (2014). Pengaruh motivasi belajar siswa kelas V terhadap prestasi belajar matematika di SD Negeri Bejirejo Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 4(2), 134-139. Retrieved from:

http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/jipm/article/view/848/774

Jemudin, F. D. E., Makur, A. P., & Ali, F. A. (2019). Hubungan Sikap Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Smpn 6 Langke Rembong. Journal of Honai Math, 2(1), 1-11. Retrieved from:

http://journalfkipunipa.org/index.php/jhm/article/view/53/1 8

KBBI. (2019). Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI). Retrieved from: http://kbbi.web.id/ (accessed 6 June 2019).

Kristiawan, M., Safitri, D., & Lestari, R. (2017). Manajemen

pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.

Melinda, I. (2018). Pengaruh reward dan punishment terhadap motivasi belajar siswa kelas IV A SDN Merak I pada mata pelajaran IPS. International Journal of Elementary Education, 2(2),       81-86.       Retrieved       from:

https://www.researchgate.net/publication/330104818_Peng aruh_Reward_dan_Punishment_Terhadap_Motivasi_Belaja r_Siswa_Kelas_IV_A_SDN_Merak_I_pada_Mata_Pelajara n_IPS

Olyvia, M. O. M., Gimin, G., & Hendripides, H. (2015). Pengaruh fasilitas belajar, minat belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 12 Pekanbaru.  Jurnal Online Mahasiswa (JOM) FKIP

Universitas  Riau,     2(1),   1-13. Retrieved from:

https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFKIP/article/view/580 5/5678

Parameswari, S. S. (2019). Pembelajaran fisika dengan model learning cycle 5E menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi ditinjau dari motivasi belajar Siswa Kelas X SMAN 5 Surakarta. Naskah tidak dipublikasikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Prihatin, M. S. (2017). Pengaruh fasilitas belajar, gaya belajar dan minat belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X IIS SMA Negeri 1 Seyegan. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi,   6(5).  Retrieved from:

http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/ekonomi/artic le/view/7171/6847

Puspitasari, W. D. (2016). Pengaruh sarana belajar terhadap prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar. Jurnal Cakrawala      Pendas, 2(2).      Retrieved      from:

https://www.researchgate.net/publication/336276894_PEN GARUH_SARANA_BELAJAR_TERHADAP_PRESTAS I_BELAJAR_ILMU_PENGETAHUAN_SOSIAL_DI_SE KOLAH DASAR

Sahita, N. A., & Rachmawati, L. (2018). Pengaruh motivasi dan fasilitas belajar di rumah terhadap hasil belajar ekonomi Kelas X IIS SMA Hang Tuah 1 Surabaya. Jurnal Pendidikan Ekonomi, Manajemen dan Keuangan, 2(2), 97106. doi: http://dx.doi.org/10.26740/jpeka.v2n2.p97-106

Sardiman, A. M. (2012). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Raja Garfindo Persada.

Sari, I. (2018). Motivasi belajar mahasiswa program studi manajemen dalam penguasaan keterampilan berbicara (speaking) bahasa Inggris. JUMANT, 9(1), 41-52. Retrieved from:

http://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/JUMANT/article/vi ew/191/173

Sholeh, B., & Sa’diah, H. (2018). Pengaruh motivasi belajar dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar IPS Siswa SMP Nurul Iman Parung Bogor tahun ajaran 2017/2018. PEKOBIS Jurnal Pendidikan, Ekonomi dan Bisnis, 3(2), 12-20.                  Retrieved                  from

http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/Pekobis/article/vi ew/2041/1697

Uno, H. B. (2006). Teori motivasi dan pengukurannya: Analisis di bidang pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, H. B. (2012). Teori motivasi dan pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara

Utami, D. B., & Ernawati, T. (2017). Hubungan antara fasilitas belajar dan lingkungan belajar dengan hasil belajar IPA. Natural: Jurnal Ilmiah Pendidikan IPA, 4(1), 18-25. Retrieved                                         from:

https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/NATURAL/article/vi ew/1860/1018

Vandini, I. (2016). Peran kepercayaan diri terhadap prestasi belajar matematika siswa. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 5(3),       210-219.       Retrieved       from:

https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article /view/646/573

Widiyasari, R., & Mutiarani, M. (2017). Penggunaan metode

structural equation modelling untuk analisis faktor yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa FIP UMJ. FIBONACCI: Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika, 3(2),     147-160.     Retrieved     from:

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/fbc/article/view/2110

Widyowati, D. (2014). Pengaruh kompetensi profesional dosen dan fasilitas perkuliahan terhadap prestasi Mahasiswa Politeknik NSC Surabaya. Jurnal Bisnis & Teknologi, 1(1), 8-14.                  Retrieved                  from:

http://repository.nscpolteksby.ac.id/12/

Wijaya, I. G. N. S. (2018). Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Mahasiswa di STMIK Stikom Bali. Jurnal Bakti Saraswati, 7(2), 192-198. Retrieved from: http://e-journal.unmas.ac.id/index.php/baktisaraswati/article/view/2 16

Yuliawan, A. (2016). Hubungan antara motivasi belajar dan latar belakang pendidikan dengan prestasi belajar mahasiswa. PROFESI,          14(1),          15-24.          doi:

http://dx.doi.org/10.26576/profesi.132

LAMPIRAN

Tabel 1.

Deskripsi Data Penelitian

Variabel

Penelitian

Mean Teoretis

Mean Empiris

Standar Deviasi Teoretis

Standar Deviasi Empiris

Xmin

Xmax

Sebaran Teoretis

Sebaran

Empiris

T (sig)

Fasilitas Belajar

55

59,10

11

5,753

45

79

22-88

45-79

48,008 (0,000)

Motivasi Belajar

100

115,50

20

7,652

98

135

40-160

98-135

76,755 (0,000)

Prestasi Belajar

47,86

49,99

6,65

10,00

27,90

67,82

0-100

27,90

67,82

31,791 (0,000)

Tabel 2.

Hasil Uji Normalitas Data Penelitian

Variabel

Kolmogorov-Smirnov

Asymp.Sig (2-tailed)

Fasilitas Belajar

0,054

0,200

Motivasi belajar

0,074

0,180

Prestasi Belajar

0,077

0,099

Tabel 3.

Hasil Uji Linieritas Data Penelitian

F

Prestasi Belajar* Fasilitas Belajar

Between Groups

Deviation of Linearity

1,273

Prestasi Belajar* Motivasi Belajar

Between Groups

Deviation of Linearity

1,124

Tabel 4.

Hasil Uji Multikolinieritas Data Penelitian

Variabel

Tolerance

Variance Inflation Factor (VIF)

Keterangan

Fasilitas Belajar

0,836

1,197

Tidak terjadi multikolinieritas

Motivasi Belajar

0,836

1,197

Tidak terjadi multikolinieritas

Dependent Variable: Prestasi Belajar

Tabel 5.

Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi Nilai F

Sum of Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

Regression

638,413

2

319,206

3,326

0,040

Residual

10461,697

109

95,979

Total

11100,110

111

Dependent Variabel: Prestasi Belajar

Tabel 6.

Hasil Uji Regresi Berganda Besaran Sumbangan Variabel Bebas terhadap Variabel Tergantung

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

0,240

0,058

0,040

9,797

Tabel 7.

Hasil Uji Hipotesis Minor dan Garis Regresi Linier Berganda

Variabel

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig.

B

Sts. Error

Beta

(Constant)

19,922

14,687

1,356

0,178

Fasilitas Belajar

-0,160

0,177

-0,092

-0,904

0,368

Motivasi Belajar

0,342

0,133

0,262

2,575

0,011

90