Jurnal Psikologi Udayana

Edisi Khusus Psikologi Pendidikan, 78-87


Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana e-ISSN: 26544024; p-ISSN: 2354 5607

Peran dukungan sosial orangtua dan kemandirian terhadap kecerdasan adversitas siswa full day school SMA Negeri 2 Semarapura

Luh Gde Prisma Andari dan Putu Nugrahaeni Widiasavitri

Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

[email protected]

Abstrak

Kecerdasan adversitas adalah kemampuan individu untuk merespon kesulitan dan pengendalian terhadap respon dalam situasi yang menekan. Dalam menjalani program full day school, kecerdasan adversitas diperlukan agar para siswa mampu untuk bertahan dan mengatasi tantangan atau kesulitan yang dialami. Peneliti berasumsi bahwa dukungan sosial orangtua dan kemandirian berperan terhadap kecerdasan adversitas. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui peran dukungan sosial orangtua dan kemandirian terhadap kecerdasan adversitas siswa full day school kelas X di SMA Negeri 2 Semarapura. Subjek dalam penelitian ini adalah 180 orang siswa full day school kelas X semester 1 di SMA Negeri 2 Semarapura yang telah di random. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kecerdasan adversitas, skala dukungan sosial orangtua, dan skala kemandirian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Hasil uji regresi berganda menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,629, nilai koefisien determinasi sebesar 0,396 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0.05) dengan koefisien beta terstandarisasi pada variabel dukungan sosial orangtua sebesar 0,502 dan kemandirian sebesar 0,235. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dukungan sosial orangtua dan kemandirian secara bersama-sama berperan terhadap kecerdasan adversitas siswa full day school di SMA Negeri 2 Semarapura.

Kata Kunci : dukungan sosial orangtua, full day school, kecerdasan adversitas, kemandirian

Abstract

Adversity intelligence is an individual's ability to respond the difficulties and control responses in stressful situations. In undergoing a full day school program, adversity intelligence is needed to help students to survive and overcome challenges or dificulties experienced in a full day school program. Researchers assumed that parental social supports and independence play a role in adversity intelligence. This study uses a quantitative method that aims to determine the role of parental social support and independence to full day school students' adversity intelligence. The subjects in this study were 180 students of full day school tenth grade in 1st semester at SMA Negeri 2 Semarapura, which has been random. The measuring instrument used in this study was the adversity intelligence scale, the scale of parental social support, and the scale of independence. The data analysis technique used in this study is multiple regression. The results of multiple regression tests show a regression coefficient of 0.629, a determination coefficient of 0.396 and a significance value of 0.000 (p <0.05) with a standardized beta coefficient on the variable parental social support of 0.502 and independence of 0.235. These results indicate that parental social support and independence together contribute in the adversity intelligence of full day school students at SMANegeri 2 Semarapura.

Keywords: adversity intelligence, full day school, independence, parental social support

PENDAHULUAN

Kecerdasan adversitas merupakan kemampuan individu untukmerespon kesulitan dan pengendalian terhadap respon dalam situasi yang menekan (Stoltz, 2007). Laura dan Sunjoyo (2009) menjelaskanbahwa dalam menghadapi sebuah tantangan dan tekanan diperlukan adanya kekuatan untuk menyelesaikannya. Salah satu kekuatan yang diperlukan adalah kemampuanindividu untuk bertahan menghadapi dan mengatasi tantangan atau kesulitan. Jika individu mampu bertahan menghadapi dan mengatasi tantangan atau kesulitan tersebut, maka individu akan mencapai kesuksesan dalam kehidupan, termasuk mencapai kesuksesan dalam menjalani pendidikan.

Dewasa ini, bidang pendidikan mulai menciptakan dan mengembangkan program-program yang menunjang lembaga pendidikan untuk berhasil mencetak siswa berkualitas. Salah satu program yang sedang marak berkembang di Indonesia adalah program full day school. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan kebijakan sekolah delapan jam belajar dalam sehari dan lima hari dalam seminggu, yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2017 mengenai hari sekolah (posbali.id, 17 Juni 2017).

Full day school terdiri dari tiga kata, yaitu full yang artinya penuh, day yang artinya hari, dan school yang artinya sekolah (Echols & Shadily, 2003). Jadi,full day school adalah kegiatan seharian penuh di sekolah.Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Semarapura merupakan satu-satunya sekolah yang menerapkan program full day school di Kabupaten Klungkung. Program full day school di SMA Negeri 2 Semarapura berjalan sejak tahun ajaran baru, tepatnya pada bulan Juli 2017 (NusaBali.com, 14 April 2018).

Program full day school di SMA Negeri 2 Semarapura dapat dikatakan sebuah program pembelajaran yang baru, karena belum genap 2 tahun diterapkan di SMA Negeri 2 Semarapura. Tak hanya itu, para siswa baru yakni siswa kelas X (sepuluh) secara tidak langsung memiliki tantangan yang bertambah yakni tantangan dalam beradaptasi dengan masa transisi dari tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) ke tingkat SMA, sekaligus tantangan beradaptasi dengan program full day school. Adaptasi yang baik dari siswa tahun pertama di tingkat SMA, sangat penting untuk dimiliki siswa dalam menghadapi perubahan (Wulandari & Rustika, 2016). Para siswa kelas Xakan mengalami perubahan yang sangat siginifikan dalam menjalani program full day school, contohnya pada jam belajar. Pada tingkat SMP, para siswa hanya belajar hingga pukul 13.00 Wita. Berbeda halnya pada saat menjalani pembelajaran di tingkat SMA dengan program full day school, para siswa belajar di sekolah hingga pukul 16.00 Wita. Selain itu, siswa mengalami perubahan pada sistem pembelajaran, dari sistem KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) yang kini berubah menjadi sistem SKS (sistem kredit semester) (Andari, 2018b). Oleh karena itu, kecerdasan adversitas sangat diperlukan untuk membantu

para siswa kelas X dalam menjalani program full day school dengan berbagai tantangan atau kesulitan dan berbagai perubahan yang akan dihadapi.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan AR dan KK yang merupakan guru BK SMA Negeri 2 Semarapura, diungkapkan bahwa belum genap 1 tahun menjalani program full day school, terdapat dua orang siswa yang mengundurkan diri dari SMA Negeri 2 Semarapura. Diungkapkan pula bahwa alasan para siswa tersebut mengundurkan diri dari SMA Negeri 2 Semarapura adalah karena tidak siap dan tidak kuat menghadapi resiko dalam menjalani program full day school. Kedua siswa tersebut lebih memilih untuk melanjutkan pendidikannya di sekolah yang masih menerapkan program pembelajaran reguler. Fenomena di atas, menggambarkan siswa yang tidak mampu bertahan dan mengatasi tantangan atau kesulitan yang dialami dalam menjalani program full day school (Andari, 2018a).

Berdasarkan hasil wawancara dengan dua orang siswa SMA Negeri 2 Semarapura, subjek MC mengeluh merasakan kelelahan karena jumlah jam pelajaran yang cukup tinggi dan banyaknya tugas pada awal menjalani program full day school. Lain halnya dengan subjek JK, yang mengatakan bahwa program full day school merupakan tantangan baginya untuk lebih giat lagi dalam belajar, meski kerap kali merasakan kelelahan, kejenuhan, dan kesulitan dalam mengatur waktu dengan kegiatan di luar sekolah. Perbedaan respon para siswa tersebutmerupakan bentuk dari respon terhadap situasi yang dipandang sebagai situasi yang penuh tantangan dan tekanan dalam menjalani program full day school, sehingga kecerdasan adversitas yang tinggi sangat diperlukan dalam menjalani program full day school (Andari, 2018a).

Pada kenyataannya, mengembangkan kecerdasan adversitas pada diri siswa dalam menjalani program full day school merupakan hal yang sulit. Kesulitan tersebut salah satunya disebabkan oleh kejenuhan yang dialami oleh siswa (Andari, 2018b).Kecerdasan adversitas yang tinggi dalam diri siswa dikaitkan pula dengan berbagai faktor yang memengaruhinya. Salah satu bentuk pengaruh lingkungan yang diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan adversitas adalah dukungan sosial orangtua. Dukungan sosial orangtua adalah dukungan sosial pertama yang diterima oleh individu yang mencakup keterkaitan hubungan dekat antara orangtua dengan anaknya, harga diri yang tinggi, kesuksesan akademik, dan perkembangan moral yang baik bagi individu (Fibrianti, 2009). Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Semarapura menyatakan bahwa program full day school yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar dikarenakan persyaratan yang sudah memenuhi, diantaranya sarana dan prasarana penunjang (wahana olahraga, kantin dan lainnya) telah tersedia (NusaBali.com, 14 April 2018). Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Semarapura (dalam NusaBali.com, 14 April 2018) juga menyatakan bahwa sangat penting mendapatkan dukungan dari para guru dan pegawai, termasuk dukungan dari orangtua siswa. Hal tersebut menguatkan pendapat bahwa dukungan sosial orangtua

adalah hal yang sangat diperlukan oleh para siswa dalam menjalani program full day school.

Faktor lain yang berkaitan terhadap kecerdasan adversitasadalah kemandirian. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan AR yang merupakan guru BK SMA Negeri 2 Semarapura, dinyatakan bahwa kemandirian siswa merupakan hal yang diharapkan dari diterapkannya program full day school di SMA Negeri 2 Semarapura. Perkembangan emosi dan keterampilan sosial siswa yang menjalani program full day school, lebih dominan pada faktor kemandirian karena berada di sekolah hampir sepanjang hari.

Hasil penelitian dari Ruris (2017) menyatakan terdapat hubungan yang positif antara kemandirian dengan kecerdasan adversitas individu. Individu yang mandiri akan mampu bertahan dalam kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Siswa SMA yang menjalani program full day school diharapkan mempunyai kemandirian yang tinggi untuk dapat menghadapi tantangan-tantangan atau kesulitan-kesulitan dalam menjalani program full day school. Kemandirian siswa full day school menekankan pada aktivitas siswa dalam menjalani program tersebut dengan penuh tanggung jawab, menyelesaikan tugas, dan memecahkan masalah atau hambatan yang dialami secara mandiri untuk mencapai keberhasilan dalam menjalani program full day school.

BAHAN DAN METODE

Variabel dan Definisi Operasional

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dukungan sosial orangtua dan kemandirian. Variabel tergantung yang digunakan dalam penelitian ini adalah kecerdasan adversitas. Definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Dukungan Sosial Orangtua

Dukungan sosial orangtua adalah dukungan yang diberikan oleh orangtua berupa bantuan secara emosional, instrumental, penghargaan, finansial atau materi kepada anaknya dalam menjalani program full day school, sehingga anaknya mampu menjalani program full day school dengan baik dan mampu untuk menghadapi serta menyelesaikan tantangan atau kesulitan yang ditemui dalam menjalani program full day school.

Kemandirian

Kemandirian adalah kemampuan yang dimiliki para siswa untuk bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan, bertindak bebas penuh percaya diri, memiliki kreativitas dan inisiatif, ulet, mampu mengendalikan diri, serta keyakinan diri tanpa bergantung pada orang lain agar dapat menghadapi berbagai tantangan atau kesulitan dalam menjalani program full day school.

Kecerdasan Adversitas

Kecerdasan adversitas merupakan kecenderungan para siswa untuk bertahan dalam menjalani program full day school dengan mengatasi berbagai tantangan atau kesulitan yang dihadapi dalam menjalani program full day school.

Responden

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yakni siswa-

siswi kelas X semester 1 di SMA Negeri 2 Semarapura.Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan metode simple random sampling. Dengan metode simple random sampling, siswa-siswi kelas X semester 1 di SMA Negeri 2 Semarapura memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Skala yang disebarkan adalah 220 skala, namun hanya 180 skala yang dapat dianalisis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2018 di SMA Negeri 2 Semarapura.

Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah Skala Kecerdasan Adversitas, Skala Dukungan Sosial Orangtua, dan Skala Kemandirian. Ketiga jenis skala tersebut adalah Skala Likert. Skala Kecerdasan Adversitas disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Stoltz (2005), yaitu control (c), origin (o) dan ownership (o2), reach (r), dan endurance (e). Skala Dukungan Sosial Orangtua disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Weiss (dalam Fibrianti, 2009), meliputi hubungan yang dapat diandalkan (reliable alliance), bimbingan (guidance), adanya pengakuan atau penghargaan (reassurance of worth), kelekatan atau kasih sayang (attachment), integrasi sosial (social integration), dan kemungkinan untuk dibantu (opportunity to nurturance). Skala Kemandirian juga disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Steinberg dan Lerner (2009), yakni kemandirian emosional (emotional autonomy), kemandirian perilaku (behavioral autonomy), dan kemandirian nilai (value autonomy). Setiap aitem pada skala disusun menjadi aitem yang mendukung sikap subjek (favorable) dan aitem yang tidak mendukung sikap subjek (unfavorable) dengan menggunakan empat alternatif jawaban yaitu: Sangat Sesuai (SS); Sesuai (S); Tidak Sesuai (TS); dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Uji validitas dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yakni validitas isi dan validitas konstrak. Pengujian validitas isi dilakukan dengan expert judgement atau profesional judgment dilakukan bersama dosen pembimbing.Pengujian validitas konstrak dalam penelitian ini dilakukan melalui perhitungan korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan skor total skala itu sendiri dengan bantuan program Statistical Package for Social Service (SPSS) versi 22.0.Suatu aitem dapat dikatakan memberikan kontribusi yang baik apabila memiliki nilai corrected total item correlation lebih besar sama dengan 0,30 (≥0,30) (Azwar, 2014b).Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan menggunakan formula Cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS versi 22.0. Apabila koefisien realiabilitas Alpha menunjukkan angka yang semakin mendekati 1,00, maka semakin reliabel alat ukur tersebut (Azwar, 2014c).

Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan sebanyak 1 kali yakni pada tanggal 8 Oktober 2018 pada siswa-siswi kelas XI di SMA Negeri 2 Semarapura. Siswa-siswi kelas XI di SMA Negeri 2 Semarapura dipilih karena merupakan angkatan pertama yang menjalani program full day school dan juga mengalami tantangan atau kesulitan yang sama

dengan siswa-siswi kelas X.

Hasil uji validitas Skala Dukungan Sosial Orangtua, nilai korelasi aitem total yang telah terkoreksiberkisar pada rentang 0,184 sampai 0,699. Dari 48 aitem, diperoleh hasil 45 aitem yang valid dan 3 aitem yang gugur. Hasil uji reliabilitas Skala Dukungan Sosial Orangtua dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha menunjukkan nilai koefisien Alpha (α) sebesar 0,943.

Hasil uji validitas Skala Kemandirian, nilai korelasi aitem total yang telah terkoreksi pada Skala Kemandirian berkisar pada rentang -0,088 sampai 0,608. Dari 40 aitem, diperoleh hasil 24 aitem yang valid dan 16 aitem yang gugur. Hasil uji reliabilitas Skala Kemandirian dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha menunjukkan nilai koefisien Alpha (α) sebesar 0,858.

Hasil uji validitas Skala Kecerdasan Adversitas, nilai korelasi aitem total yang telah terkoreksi pada Skala Kemandirian berkisar pada rentang -0,182 sampai 0,644. Dari 40 aitem, 64 aitem, diperoleh hasil yaitu 49 aitem yang valid dan 15 aitem yang gugur. Hasil uji reliabilitas Skala Kemandirian dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha menunjukkan nilai koefisien Alpha (α) sebesar 0, 0,921.

Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yakni uji asumsi penelitian dan uji hipotesis. Uji hipotesis dapat dilakukan apabila telah memenuhi syarat uji asumsi penelitian yang terdiri dari uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Setelah memenuhi syarat pada uji asumsi penelitian, maka uji hipotesis dapat dilakukan.

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji analisis regresi berganda (multiple regression) dengan bantuan program SPSS versi 22.0.Uji regresi berganda digunakan untuk memprediksi suatu hubungan antara dua variabel bebasatau lebih yakni dukungan sosial orangtua dan kemandiran dengan variabel tergantung yakni kecerdasan adversitas.Uji hipotesis dengan analisis regresi berganda dalam penelitian ini menggunakan derajat signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Apabila taraf signifikansi menunjukkan angka lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka Ho ditolak yang berarti koefisien regresi signifikan atau variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tergantung, dan sebaliknya.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Subjek

Berdasarkan data karaktersitik subjek, mayoritas responden dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan, sebanyak 123 orang dengan persentase sebesar 68,3%. Ditinjau dari segi usia, mayoritas responden dalam penelitian ini berusia 15 tahun, sebanyak 150 orang dengan persentase sebesar 83,3%.

Deskripsi Data Penelitian

Hasil deskripsi penelitian pada variabel kecerdasan adversitas, dukungan sosial orangtua, dan kemandirian dapat dilihat pada tabel 1 (terlampir).

Hasil deskripsi statistik pada tabel 1 menunjukkan bahwa kecerdasan adversitas memiliki mean teoritis sebesar 122,5 dan mean empiris sebesar 164,19. Perbedaan mean empiris dan mean teoretis variabel kecerdasan adversitas sebesar 41,69 dengan nilai t sebesar 46,163 (p=0,000). Mean empiris yang diperoleh lebih besar dari mean teoritis (mean empiris >mean teoretis) yang menghasilkan kesimpulan bahwa responden memiliki taraf kecerdasan adversitas yang sangat tinggi.

Hasil deskripsi statistik pada tabel 1 menunjukkan bahwa dukungan sosial orangtua memiliki mean teoritis sebesar 112,5 dan mean empiris sebesar 156,98. Perbedaan mean empiris dan mean teoretis variabel dukungan sosial orangtua sebesar 44,48 dengan nilai t sebesar 49,168 (p=0,000). Mean empiris yang diperoleh lebih besar dari mean teoritis (mean empiris >mean teoretis) yang menghasilkan kesimpulan bahwa responden memiliki taraf dukungan sosial orangtua yang sangat tinggi.

Hasil deskripsi statistik pada tabel 1 menunjukkan bahwa kemandirian memiliki mean teoritis sebesar 60 dan mean empiris sebesar 82,38. Perbedaan mean empiris dan mean teoretis variabel kemandirian sebesar 22,38. dengan nilai t sebesar 48,276 (p=0,000) Mean empiris yang diperoleh lebih besar dari mean teoritis (mean empiris >mean teoretis) yang menghasilkan kesimpulan bahwa responden memiliki taraf kemandirian yang sangat tinggi.

Uji Asumsi

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Apabila taraf signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka dapat dikatakan data berdistribusi normal. Apabila taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka dapat dikatakan data tidak berdistribusi normal. Tabel 2 menunjukkan bahwa variabel kecerdasan adversitas memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,063 dengan taraf signifikansi sebesar 0,077 (p>0,05). Variabel dukungan sosial orangtua memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,060 dengan taraf signifikansi sebesar 0,200 (p>0,05). Variabel kemandirian memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,065 dengan taraf signifikansi sebesar 0,061 (p>0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka disimpulkan bahwa data pada ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal.

Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan uji compare means, kemudian test for linearity.Apabila taraf signifikansi pada Linearity lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka dikatakan terdapat hubungan yang linier antara kedua variabel. Apabila taraf signifikansi pada Linearity lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka dikatakan tidak terdapat hubungan yang linier antara kedua variabel. Tabel 3 menunjukkan bahwa taraf signifikansi Linearity pada variabel dukungan sosial orangtua dan kecerdasan adversitas sebesar 0,000. Begitu pula dengan taraf signifikansi Linearity pada variabel

kemandirian dan kecerdasan adversitas yaitu sebesar 0,000. Taraf signifikansi Linearity yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara variabel dukungan sosial orangtua dan kecerdasan adversitas serta terdapat hubungan yang linier antara variabel kemandirian dan kecerdasan adversitas.

Uji multikolinieritas dilakukan untuk memastikan bahwa tidak terdapat hubungan antara kedua variabel bebas yang diteliti yakni dukungan sosial orangtua dan kemandirian.Terjadi atau tidak terjadinya multikolinieritas, dapat dilihat dari nilai Tolerance dan nilai VIF. Apabila nilai Tolerance menunjukkan angka lebih besar sama dengan 0,1 (Tolerance ≥0,1) dan nilai VIF menunjukkan angka lebih kecil sama dengan 10 (VIF≤10), maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas. Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai Tolerance pada variabel dukungan sosial orangtua sebesar 0,858 dan nilai VIF sebesar 1,165. Begitu pula pada variabel kemandirian, nilai Tolerance menunjukkan angka 0,858 dan nilai VIF sebesar 1,165. Pada masing-masing variabel bebas, nilai Tolerance yang diperoleh lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF yang diperoleh lebih kecil dari 10. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antara variabel bebas yakni dukungan sosial orangtua dan kemandirian.

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Glejser. Apabila taraf signifikansi masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. Tabel 5 bahwa taraf signifikansi pada variabel dukungan sosial orangtua sebesar 0,557 (p>0,05) dan taraf signifikansi pada variabel kemandirian sebesar 0,437 (p>0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada penelitian ini.

Berdasarkan hasil uji asumsi penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini memiliki distribusi normal, memiliki hubungan yang linier, tidak terjadi multikolinieritas antara kedua variabel bebas, dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan demikian, uji hipotesis dapat dilakukan.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda. Tabel 6 menunjukkan diperolehnya taraf signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Taraf signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Diterimanya hipotesis mayor menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi kecerdasan adversitas siswa full day school atau dalam kata lain dapat dikatakan bahwa dukungan sosial orangtua dan kemandirian secara bersama-sama memiliki peran terhadap kecerdasan adversitas siswa full day school.

Koefisien regresi (R) pada tabel 7 menunjukkan angka sebesar 0,629 dan koefisien determinasi (RSquare) sebesar 0,396. Perolehan koefisien regresi (R) sebesar 0,629 menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara variabel bebas yaitu dukungan sosial orangtua dan

kemandirian terhadap kecerdasan adversitas siswa full day school. Perolehan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,396 menunjukkan bahwa dukungan sosial orangtua dan kemandirian secara bersama-sama memberikan peranan sebesar 39,6% terhadap kecerdasan adversitas siswa full day school, sedangkan sisanya sebesar 60,4% ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

Koefisien beta terstandarisasivariabel dukungan sosial orangtuapada tabel 8 menunjukkan angka sebesar 0,502, nilai t sebesar 7,957, dan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa dukungan sosial orangtua berperan secara signifikan terhadap kecerdasan adversitas siswa full day school. Variabel kemandirian memiliki koefisien beta terstandarisasi sebesar 0,235, nilai t sebesar 3,720 dan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa kemandirian berperan secara signifikan terhadap kecerdasan adversitas siswa full day school. Nilai koefisien beta terstandarisasi variabel dukungan sosial orangtua lebih besar daripada nilai koefisien beta terstandarisasi variabel kemandirian. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel dukungan sosial orangtua memiliki peran yang lebih besar terhadap kecerdasan adversitas siswa full day school dibandingkan dengan variabel kemandirian.

Persamaan garis regresi pada penelitian ini yakni:

Y= 47,880 + 0,501 X1 + 0,457 X2.

Keterangan :

Y      : Kecerdasan adversitas siswa full day school

  • X1     : Dukungan sosial orangtua

X2     : Kemandirian

Persamaan garis regresi diatas, dapat diartikan sebagai berikut:

  • a.    Konstanta sebesar 47,880 menyatakan bahwa jika tidak ada penambahan atau peningkatan skor pada variabel dukungan sosial orangtua dan kemandirian, maka taraf kecerdasan adversitas siswa full day school kelas X sebesar 47,880.

  • b.    Koefisien regresi X1 sebesar 0,501 menyatakan bahwa setiap penambahan atau peningkatan satuan nilai responden pada variabel dukungan sosial orangtua, maka akan terjadi kenaikan taraf kecerdasan adversitas siswa full day school kelas X sebesar 0,501.

  • c.    Koefisien regresi X2 sebesar 0,457 menyatakan bahwa setiap penambahan atau peningkatan satuan nilai responden pada variabel kemandirian, maka akan terjadi kenaikan taraf kenaikan taraf kecerdasan adversitas siswa full day school kelas X sebesar 0,457.

PEMBAHASAN

Hasil uji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima yakni dukungan sosial orangtua dan kemandirian berperan terhadap kecerdasan adversitas siswa full day school kelas X di SMA N 2 Semarapura. Dukungan sosial orangtua dan kemandirian secara bersama-sama memberikan peranan sebesar 39,6% terhadap kecerdasan adversitas siswa full day school, sedangkan sisanya sebesar 60,4% ditentukan oleh

faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

Hasil analisis koefisien beta terstandarisasi dari dukungan sosial orangtua menunjukkan nilai sebesar 0,502 dengan nilai t sebesar 7,957 dan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05).Terbuktinya peran dukungan sosial orangtua terhadap kecerdasan adversitas siswa kelas X dalam menjalani program full day school juga didukung oleh pernyataan dari Schunk dan Pajares (2001), bahwa orangtua yang mendorong anaknya untuk mencoba aktivitas baru dan memberikan dukungan pada usaha anaknya, akan membantu mengembangkan perasaan mampu pada anak saat menemukan tantangan. Adanya dukungan sosial dari orangtua membantu siswa yang menjalani program full day school untuk berani mencoba menjalani program full day school, yang merupakan sebuah program pembelajaran baru bagi para siswa. Dengan adanya dukungan sosial orangtua, juga akan membantu para siswa untuk menumbuhkan perasaaan yakin dan mampu untuk bertahan dalam menjalani program full day school, meski menemukan beberapa kesulitan atau tantangan dalam menjalaninya.

Dukungan merupakan suatu hal yang penting, karena dengan dukungan tersebut individu akan menjadi lebih kuat dan mampu mengatasi hambatan yang ada. Hal ini sangat penting terutama bagi remaja yang cenderung lebih sulit untuk mengatasi perubahan yang ada karena masih sedikit pengalaman yang dimiliki. Dukungan sosial yang diberikan oleh orangtua memainkan peranan yang penting terhadap penyesuaian psikologis selama masa transisi yang dihadapi oleh anak (Monks, Knoers, & Haditono, 2014). Hal ini akan membantu siswa menghadapi situasi penuh tantangan dan tekanan dalam menjalani program full day school.

Hasil penelitian Nurhindazah dan Erin (2016) menemukan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan kecerdasan adversitas. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya dukungan sosial dari orangtua, kemampuan individu dalam menghadapi situasi sulit pun akan meningkat. Individu yang memiliki dukungan sosial orangtua yang tinggi akan dapat mengatasi hambatan-hambatan yang ditemui saat menghadapi situasi yang sulit dengan keberanian dan semangat, sementara itu individu dengan kecerdasan adversitasyang rendah cenderung akan menghindari, mengabaikan atau meninggalkan kewajibannya.

Hasil analisis koefisien beta terstandarisasi dari kemandirian menunjukkan nilai sebesar 0,235 dengan nilai t sebesar 3,720 dan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini berarti bahwa kemandirian berperan secara signifikan terhadap kecerdasan adversitas siswa full day school kelas Xdi SMA Negeri 2 Semarapura.Kemandirian adalah kemampuan individu untuk bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan dengan penuh keyakinan pada diri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain ketika menghadapi berbagai situasi sulit yang ditemui dalam menjalani program full day school. Hal tersebut selaras dengan aspek-aspek dari kemandirian yang dikemukakan oleh Steinberg & Lerner (2009), yakni kemandirian emosional, kemandirian perilaku,

dan kemandirian nilai. Aspek-aspek kemandirian tersebut mencakup kepercayaan pada kemampuan sendiri, tidak mengidealkan orangtua, tidak bergantung pada orang lain, mampu membuat suatu keputusan sendiri, bertanggung jawab atas keputusan yang diambil, mampu membedakan mana yang benar dan yang salah, serta memiliki keyakinan terhadap nilai dan prinsipnya sendiri.

Steinberg dan Lerner (2009) menyatakan salah satu indikator yang penting dalam kemandirian adalah keyakinan diri. Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat dari Jannah (2013) yang menyatakan bahwa individu yang mandiri akan yakin dan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki secara maksimal dalam menjalankan kewajiban atau tugasnya, mengambil sebuah keputusan sendiri, memecahkan permasalahan tanpa mengharapkan bantuan dari orang lain. Individu yang mandiri akan berusaha keras untuk mencoba melakukan dan mengatasi segala sesuatunya sendiri serta tidak akan mudah menyerah untuk meminta bantuan kepada orang lain.

Hasil penelitian Hasanah (2012), menyatakan bahwa kemandirian sangat diperlukan dalam proses adaptasi atau penyesuaian diri yang merupakan salah satu tantangan bagi siswa full day school, utamanya siswa kelas X. Hasil penelitian dari Hasanah (2012) menunjukkan terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kemandirian dengan penyesuaian diri.

Nilai koefisien beta terstandarisasi pada variabel dukungan sosial orangtua lebih besar daripada nilai koefisien terstandarisasi pada variabel kemandirian. Hal tersebut menunjukkan bahwa dukungan sosial orangtua memiliki peranan yang lebih besar terhadap kecerdasan adversitas siswa kelas X dalam menjalani program full day school.Pendapat tersebut diperkuat oleh faktor penunjang pelaksanaan full day school menurut Sudjana (2004) yakni partisipasi orangtua. Untuk menunjang pelaksanaan full day school agar dapat berjalan dengan baik diperlukan adanya partisipasi orangtua yang merupakan salah satu bentuk dari dukungan sosial orangtua.

Hasil kategorisasi data dukungan sosial orangtua menunjukkan mayoritas responden memiliki dukungan sosial orangtua yang sangat tinggi sebanyak 137 orang dengan persentase sebesar 76,1%. Tingginya dukungan sosial orangtua pada siswa kelas X dalam menjalani program full day school, dapat dikaji dari dorongan dan izin yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya untuk menjalani pembelajaran di tingkat SMA dengan program full day school. Hal ini didukung oleh pernyataan Verawati (2017) yakni pernyataan atau persetujuan dan penilaian positif terhadap ide, perasaan dan performa individu lain merupakan salah satu bentuk dari dukungan sosial yakni dukungan penghargaan. Melalui ekspresi berupa pernyataan setuju dan penilaian positif tersebut, individu akan merasa dihargai dan akan berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam kegiatan yang sedang digeluti.Tingginya dukungan sosial orangtua pada siswa full day school kelas X, dapat pula dikaji dari jenis dukungan, permasalahan yang dihadapi, dan waktu pemberian dukungan sosial (Cohen & Syme, 1985).

Hasil kategorisasi data kemandirian menunjukkan mayoritas responden memiliki taraf kemandirian yang sangat tinggi sebanyak 125 orang dengan persentase sebesar 69,4%. Tingginya kemandirian pada siswa full day school kelas X di SMA Negeri 2 Semarapura, dapat dikaji dari adanya pengaruh komitmen untuk mengikuti pembelajaran dengan program full day school dari pagi hari yakni 07.30 Wita hingga sore hari pukul 16.00 Wita. Hal ini diperkuat oleh penelitian dari Sari, Wardani, dan Noviani (2017) yakni dalam menjalani program full day school diperlukan komitmen yang sungguh dari para siswa agar dapat menjalani program full day school dengan penerapan pendidikan karakter. Dalam kurikulum 2013 yang diterapkan di SMA Negeri 2 Semarapura, salah satu pendidikan karakter yang sangat ditekankan adalah kemandirian (Andari, 2018a). Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari Baharuddin (2009) yaitu sistem pendidikan full day school mengutamakan pembentukan kepribadian untuk menanamkan nilai-nilai yang positif pada anak.Terdapat 18 nilai karakter yang salah satu diantaranya menekankan nilai kemandirian.

Hasil kategorisasi data kecerdasan adversitas siswa full day school kelas Xmenunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki taraf kecerdasan adversitas yang sangat tinggi dalam menjalani program full day school, sebanyak 113 orang dengan persentase sebesar 62,8%.Hasil uji analisis regresi berganda yang dilakukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial orangtua dan kemandirian berperan terhadap kecerdasan adversitas siswa full day school kelas Xdi SMA Negeri 2 Semarapura. Dengan demikian, tingginya kecerdasan adversitas siswa full day school kelas X di SMA Negeri 2 Semarapura dapat disebabkan karena adanya dukungan sosial orangtua dan kemandirian pada diri responden. Semakin tinggi taraf dukungan sosial orangtua dan kemandirian para siswa, maka semakin tinggi pula taraf kecerdasan adversitas yang dimiliki para siswa.

Selain dukungan sosial orangtua dan kemandirian yang tinggi, kecerdasan adversitas siswa program full day school kelas Xdi SMA Negeri 2 Semarapura juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekolah siswa (Andari, 2018b).Hal tersebut didukung oleh pendapat dari Sudjana (2004) yang menyatakan bahwa salah satu faktor penunjang pelaksanaan program full day school adalah lingkungan sekolah yang kondusif. Lingkungan sekolah terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan akademis.

Setelah melakukan prosedur analisis data penelitian, karya tulis ini telah mencapai tujuan penelitian yaitu mengetahui peran dukungan sosial orangtua dan kemandirian terhadap kecerdasan adversitas siswa full day school kelas X di SMA Negeri 2 Semarapura, mengetahui peran dukungan sosial orangtua terhadap kecerdasan adversitas siswa full day school kelas X di SMA Negeri 2 Semarapura, dan mengetahui peran kemandirian terhadap kecerdasan adversitas siswa full day school kelas X di SMA Negeri 2 Semarapura.

Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Pada

proses pengambilan data, sangat sulit mencari jam pelajaran yang kosong di seluruh kelas sehingga proses pembagian skala dilakukan sepulang sekolah dan berdasarkan saran dari pihak sekolah, pengisian skala dilakukan di rumah masing-masing responden. Hal tersebut menyebabkan peneliti tidak dapat mengawasi proses pengisian skala yang dilakukan oleh para responden, sehingga beberapa aitem dari skala tidak dijawab semua oleh responden. Keterbatasan selanjutnya adalah tidak semua responden mengumpulkan kembali kuisioner yang telah diisi. Selain itu, pada saat dilakukan uji analisis data beberapa kuisioner terpaksa digugurkan karena beberapa aitem tidak dijawab oleh responden. Hal tersebut dikarenakan peneliti membagikan skala kepada perwakilan masing-masing kelas sesuai dengan arahan pihak sekolah dikarenakan jam pelajaran yang padat, sehingga tidak dapat menyampaikan secara langsung petunjuk pengisian bahwa seluruh aitem pada skala harus diisi atau dijawab oleh responden. Keterbatasan lainnya adalah terjadinya bias dalam pengisian skala yang dipengaruhi oleh pengalaman responden dalam mengisi skala, sehingga responden menjawab aitem-aitem dengan sangat setuju dan setuju atau faking.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulanDukungan sosial orangtua dan kemandirian secara bersama-sama berperan terhadap kecerdasan adversitas siswa full day school kelas X diSMA Negeri 2 Semarapura.Dukungan sosial orangtua dan kemandirian memberikan peran sebesar 39,6% terhadap kecerdasan adversitas siswa full day school kelas X diSMA Negeri 2 Semarapura, sedangkan 60,4% disebabkan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti. Tingkat kecerdasan adversitas, dukungan sosial orangtua, dan kemandirian pada mayoritas siswa sama-sama berada pada taraf yang sangat tinggi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran kepada siswa untuk mempertahankan kemandirian yang berperan terhadap kecerdasan adversitas dalam menjalani program full day school.Orangtua siswa diharapkan dapat mempertahankan dukungan sosial orangtua yang berperan terhadap kecerdasan adversitas siswa dalam menjalani program full day school. Sekolah sebagai institusi yang menerapkan program full day school diharapkan tetap mempertahankan dukungan sosial dari orangtua siswa dan mempertahankan kemandirian siswa.

Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel penelitian yang jangkauannya lebih luas pada siswa yang menjalani program full day school,agar memperoleh data penelitian yang lebih bervariasi dan representatif.Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mencari jam pelajaran kosong untuk pengisian skala, sehingga skala dapat diisi di tempat atau di sekolah pada saat itu juga. Peneliti selanjutnya diharapkan turut serta mengawasi para responden dalam mengisi skala dan dalam pengumpulan skala, sehingga jumlah skala yang dikumpulkan sesuai dengan jumlah skala yang dibagikan. Peneliti selanjutnya

diharapkan memeriksa kembali jawaban pada setiap aitem dalam skala dengan hati-hati untuk memastikan semua aitem telah dijawab oleh responden, sehingga mengantisipasi banyaknya skala yang tidak dapat dianalisis atau digugurkan. Selain itu, peneliti selanjutnya diharapkan menyediakan dan memberikan kontraprestasi pada responden penelitian sebagai tanda terimakasih atau penghargaan, atas partisipasi dan kesediaan waktu responden untuk mengisi skala yang dibagikan.   Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat

melakukan penelitian mengenai kecerdasan adversitas siswa SMA dalam menjalani program full day school dengan variabel-variabel lain selain variabel yang telah diteliti, karena masih terdapat 60,4% variabel lain yang dapat berperan terhadap kecerdasan adversitas siswa SMA dalam menjalani program full day school.

DAFTAR PUSTAKA

Andari, L. G. P. (2018a). Studi pendahuluan: Faktor-faktor yang memengaruhi kecerdasan adversitas siswa full day school SMAN 2 Semarapura. Naskah tidak dipublikasikan, Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar.

Andari, L. G. P. (2018b). Studi pendahuluan: gambaran kecerdasan adversitas siswa kelas x full day school di sma negeri 2  semarapura.  Naskah tidak

dipublikasikan, Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar.

Anonim. (17, Juni 2018). Kebijakan “full day school” sesuai permendikbud no.23 tahun2017. PosBali.id. Diakses dari     http://posbali.id/kebijakan-full-day-school-

sesuai-permendikbud-no-23-tahun-2017/

Azwar, S. (2014b). Skala penyusunan psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2014c). Reliabilitas dan validitas edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baharuddin. (2009). Pendidikan dan psikologi perkembangan. Jogjakarta:Ar-Ruuz Media.

Cohen, S., Syme, S. L. (1985). Social support and health. Florida: Academic Press, Inc.

Darmawan, I. B. (14, Maret 2018). SMAN 2 semarapura terapkan full day school. NusaBali.com. Diakses dari https://www.nusabali.com/berita/18974/sman-2-semarapura-terapkan-full-day-school

Echols, J.M.,  & Shadily, H. (2003). Kamus inggris

indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fibrianti, I. D. (2009). Hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan prokastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa fakultas psikologi universitas diponegoro semarang. (Skripsi dipublikasikan, Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro,     Semarang).     Diakses     dari

https://core.ac.uk/download/pdf/11710813.pdf

Hasanah, A. R. (2012). Hubungan antara kemandirian dengan penyesuaian diri pada siswa pondok pesantren (Skripsi dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah                     Surakarta).

http://eprints.ums.ac.id/20304/12/naskah_publikasi_ ar.pdf

Jannah, E. U. (2013). Hubungan antara self efficacy dan

kecerdasan emosional dengan kemandirian pada remaja. Jurnal Psikologi Indonesia, 2(3), 278-287. Diakses                                        dari

http://eprints.unm.ac.id/4019/2/10%20Jurnal%20Fi x.pdf

Monks, F., Knoers, A., & Haditono, S. R. (2014). Psikologi perkembangan: pengantar dan berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurhindazah, D., & Kustanti, E. R. (2016). Hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan adversity intelligence pada mahasiswa yang menjalani mata kuliah tugas akhir di fakultas teknik universitas diponegoro. Jurnal Empati, 5(4), 645-652. Diakses dari https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/articl e/view/15422

Sari, P. R., Wardani, D.K.,  & Noviani, L. (2017).

Implementasi full day school (sekolah sehari penuh) sebagai best practice (latihan terbaik) dalam pendidikan karakter di SMA Negeri 1 sragen. Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi, 3(2), 1-16. Diakses dari https://jurnal.uns.ac.id

Schunk, D. H., & Pajares, F. (2001). The development of academic self efficacy (eds., development of achievement motivation). San Diego: Academic Press.

Steinberg.,& Lerner, R. M. (2009). Adolescent psychology. New Jersey: John Wiley and Sons Inc.

Stoltz, P. G. (2005). Adversity quotient (mengubah hambatan menjadi peluang). Jakarta: PT. Gramedia.

Stoltz, P. G. (2007). Adversity quotient: mengubah hambatan menjadi peluang (terjemahan: T.Hermaya). Jakarta: Grasindo

Sudjana. (2004). Manajemen program pendidikan. Bandung: Falah Production.

Verawati, I. (2017). Dukungan sosial orangtua dalam mengikutsertakan anaknya berlatih di krakatau taekwondo klub medan. Jurnal EduTech, 3(2), 2228. Diakses dari https://media.neliti.com

Wulandari, N.K.,  & Rustika, I. M. (2016). Peran

kemandirian dan kecerdasan emosional terhadap penyesuaian diri pada siswa asrama tahun pertama smk kesehatan bali medika denpasar. Jurnal Psikologi Udayana, 3(2), 232-243. Diakses dari https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_ dir/8b4b22a91d9336b6b96a48206ca76051.pdf

LAMPIRAN

Tabel 1

Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi Data

Kecerdasan Adversitas

Dukungan Sosial Orangtua

Kemandirian

N

180

180

180

Mean Teoretis

122,5

112,5

60

Mean Empiris

164,19

156,98

82,38

Std. Deviasi Teoretis

24,5

22,5

12

Std. Deviasi Empiris

12,118

12,137

12

Skor Minimal

143

133

72

Skor Maksimal

192

180

96

Sebaran Teoretis

49-196

45-180

24-96

Sebaran Empiris

143-192

132-180

72-96

T

46,163

49,168

48,276

p=(0,000)

p=(0,000)

p=(0,000)

Tabel 2

Hasil Uji Normalitas Data Penelitian

Variabel

Kolmogorov-Smirnov

Asymp. Sig. (2-tailed) (p)

Keterangan

Kecerdasan Adversitas

0,063

0, 077

Data Normal

Dukungan Sosial Orangtua

0,060

0,200

Data Normal

Kemandirian

0, 065

0, 061

Data Normal

Tabel 3

Hasil Uji Linearitas Data Penelitian

F

Sig.

Dukungan Sosial

Between Group

(Combined)

3,181

0,000

Orangtua*Kecerdasan

Linearity

97,311

0,000

Adversitas

Deviation dari

1,089

0,347

Linearity

Kemandirian*Kecerdasan

Between Group

(Combined)

3,495

0,000

Adversitas

Linearity

42,863

0,000

Deviation dari

1,783

0,021

Linearity

Tabel 4

Hasil Uji Multikolinearitas Data Penelitian

Variabel

Tolerance          Variance Inflation          Keterangan

Factor (VIF)

Dukungan Sosial Orangtua Kemandirian

0,858                    1,165                  Tidak terjadi

multikolinieritas

0,858                    1,165                  Tidak terjadi

multikolinieritas

Tabel 5

Hasil Uji Heteroskedastisitas Data Penelitian

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

-0,397

6, 540

-0,061

0,952

Dukungan Sosial

0,022

0,037

0,048

0,588

0,557

Orangtua

Kemandirian

0,056

0,072

0,063

0,780

0,437

Tabel 6

Hasil Signifikansi Uji Regresi Berganda

Model                 Sum of Squares     Df

Mean Square

F           Sig.

Regression          10398,313         2

1         Residual           15885,881       177

5199,157

89,751

57,929       0,000

Total         26284,194          179

Tabel 7

Besaran Peran Variabel Bebas Terhadap Variabel Tergantung

Model            R           R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1                 0,629               0,396

0,389

9,474

Tabel 8

Uji Hipotesis Minor dan Garis Regresi Berganda

Model

Unstardardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B         Std. Error

Beta

(Constant)

1     Dukungan Sosial

Orangtua

47,880

0,501

11,196

0,063

0,502

4,277

7,957

0,000

0,000

Kemandirian

0,457

0,123

0,235

3,720

0,000

87