Jurnal Psikologi Udayana

Edisi Khusus Kesehatan Mental, 140-152

Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana e-ISSN: 2654 4024; p-ISSN: 2354 5607

Peran efikasi diri dan motivasi berprestasi terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa SMA yang menjadi anggota Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di Denpasar

Ni Made Abi Pawitri dan Putu Nugrahaeni Widiasavitri

Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

[email protected]


Abstrak

Kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah adalah kecenderungan individu untuk menghasilkan suatu karya ilmiah yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan yang bermakna yang bersifat unik, baru, tidak terpikirkan oleh orang lain sebelumnya, orisinal, dan bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya. Terwujudnya kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah tidak terlepas dari faktor-faktor internal yang memengaruhinya seperti efikasi diri dan motivasi berprestasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran efikasi diri dan motivasi berprestasi terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Responden dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi anggota KIR dari SMA Negeri 3 Denpasar, SMA Negeri 4 Denpasar, dan SMA Katolik Santo Yoseph Denpasar berjumlah 150 orang. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Kecenderungan Kreativitas dalam Menulis Karya Ilmiah, Skala Efikasi Diri, dan Skala Motivasi Berprestasi. Hasil uji regresi berganda menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,825 dan koefisien determinasi sebesar 0,681, dengan signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05), yang berarti efikasi diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama berperan terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah dan memberikan pengaruh sebesar 68,1%. Efikasi diri memiliki signifikansi 0,000 (p<0,05) sehingga berperan terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah dan motivasi berprestasi memiliki signifikansi 0,000 (p<0,05) sehingga berperan terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah.

Kata kunci: Kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah, efikasi diri, motivasi berprestasi.


Abstract

Tendency of creativity in writing a scientific work is an individual tendency to produce a scientific works that is poured into the form of writing which is unique, new, never thought by anyone else before, original, and beneficial for surrounding environment. Realization tendency of creativity in scientific works can't separate dari internal factors that influence it such as self efficacy and achievement motivation. This research is meant for discovering the role of self efficacy and achievement motivation towards the tendency of creativity in writing scientific works on senior high school students that becomes the member of YSC in Denpasar. Sampling is done with cluster random sampling technic. Respondent in this research is student that join YSC from SMAN 3 Denpasar, SMAN 4 Denpasar, and SMA Katolik Santo Yoseph aggregate 150 person. Measuring tools that used is Tendency of Creativity in Writing Scientific Work Scale, Self Efficacy Scale, and Achievement Motivation Scale. The results of multiple regression test shows that the coefficient regression is 0.825 and the coefficient determination is 0,681, with significance of 0.000 (p <0.05), that means self efficacy and achievement motivation together have a role in tendency of creativity in writing scientific works and give influence 68,1%. Self efficacy has significance 0,000 (p<0,05) so it has role in tendency of creativity in writing scientific works and achievement motivation has significance 0,000 (p<0,05) so it also has role in tendency of creativity in writing scientific works.

Keywords: Tendency of creativity in writing scientific work, self efficacy, achievement motivation.


LATAR BELAKANG

Masa remaja merupakan transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang mengalami perubahan besar fisik, kognitif, dan psikososial (Papalia, Old, & Fieldman, 2011). Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah individu yang umumnya telah memasuki masa remaja madya atau pertengahan yaitu usia 15 sampai 18 tahun (Monks, Knoers, & Hadinoto, 2014). Menurut Piaget (dalam Santrock, 2007a) pada masa remaja, perkembangan kognitif individu telah memasuki tahap operasional formal. Kreativitas individu pada tahap operasional formal ini sangat potensial untuk dikembangkan (Ngalimun, Fadillah, & Ariani, 2013). Kreativitas merupakan kemampuan individu untuk berpikir dalam cara-cara yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan pemecahan masalah yang unik (Santrock, 2007a). Setiap individu memiliki tingkat kreativitas yang berbeda-beda, dalam arti bahwa tidak ada individu yang sama sekali tidak memiliki kreativitas dan yang diperlukan adalah bagaimana mengembangkan kreativitas tersebut (Supriadi, 1997). Kreativitas siswa dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah, dapat dikembangkan melalui aspek keterampilan berbahasa salah satunya melalui kegiatan menulis. Menulis merupakan proses kreatif yang dilakukan individu dengan menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan yang memiliki tujuan memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Idealnya seorang siswa harus memiliki empat keterampilan dalam berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan salah satunya adalah menulis (Dalman, 2016).

Pembelajaran menulis pada jenjang pendidikan SMA termasuk ke dalam pembelajaran menulis tingkat lanjut yang menuntut siswanya agar dapat menciptakan gagasan dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (Ulfah, Fuady, & Wardani, 2013). Salah satu aktivitas menulis tingkat lanjut yang dapat dikembangkan pada siswa SMA adalah menulis sebuah karya ilmiah. Berdasarkan silabus dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMA kurikulum 2013 yang telah direvisi, salah satu kompetensi dasar yang dijabarkan adalah siswa mampu menyusun sebuah karya ilmiah dengan memerhatikan isi, sistematika, dan bahasa (Wedan, 2016). Karya ilmiah merupakan suatu karya tulis yang dibuat berdasarkan pada kegiatan-kegiatan ilmiah seperti penelitian lapangan, percobaan laboratorium, telaah buku, dan lain-lain (Dalman, 2016). Kreativitas siswa dalam menulis karya ilmiah dapat lebih dikembangkan melalui kegiatan di luar jam pelajaran sekolah seperti ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler merupakan bagian dari program pembinaan kesiswaan yang termasuk kelompok bidang peningkatan mutu pendidikan. Kegiatan ini memberi manfaat seperti mengisi waktu luang siswa pada kegiatan yang positif, memperbanyak keterampilan, memperluas wawasan, daya kreativitas, jiwa sportivitas, meningkatkan rasa percaya diri, dan lain sebagainya (Putranto, 2015). Salah satu ekstrakurikuler yang dapat menyalurkan kreativitas siswa dalam menulis karya ilmiah adalah Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).

KIR merupakan kegiatan ekstrakurikuler tingkat SMP, SMA, SMK, dan Madrasah yang bersifat terbuka bagi remaja yang ingin mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan, dan teknologi di masa kini maupun masa mendatang

(Listyaningsih, 2015). KIR merupakan sebuah kelompok yang melakukan serangkaian kegiatan yang menghasilkan suatu hasil yang disebut dengan karya ilmiah (Susilowarno, 2003). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis pada dua orang siswa SMA di Denpasar yang menjadi anggota KIR terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan. Subjek WS menyatakan kegiatan yang dilakukan di KIR adalah pengenalan lingkungan seperti pengenalan materi hingga struktur-struktur pembuatan karya ilmiah. Subjek lainnya yaitu AT menyatakan kegiatan yang dilakukan di KIR berupa brainstorming yang diberikan ketika duduk di kelas X kemudian pengajaran cara penulisan karya ilmiah sampai kepada cara penelitiannya sendiri seperti pencarian ide, penulisan serta pelaksanaan penelitian tersebut (Pawitri, 2017a). Selain itu kegiatan lainnya yang juga dilakukan oleh anggota KIR adalah mengikuti ajang perlombaan karya tulis ilmiah. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu juri lomba karya tulis ilmiah tingkat SMA, peserta lomba karya tulis ilmiah (LKTI) adalah mereka yang umumnya memang tergabung dalam KIR di sekolahnya dan telah memiliki pembina. Juri LKTI menyatakan bahwa peserta LKTI kebanyakan berasal dari daerah Denpasar. Peserta LKTI dari daerah Denpasar aktif mengirimkan karya ilmiahnya, khususnya pada ajang perlombaan setingkat Provinsi (Pawitri, 2017b).

Kegiatan menulis karya ilmiah dalam KIR merupakan kegiatan yang memerlukan kreativitas. Berdasarkan hasil wawancara, subjek WS menyatakan kreativitas diperlukan dalam menulis karya ilmiah, karena apabila tidak terdapat kreativitas karya yang dibuatnya akan menjadi kurang menarik dan tidak dapat diminati oleh orang lain. Hal senada juga diungkapkan oleh subjek AT. Subjek AT menyatakan bahwa kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah itu sangat diperlukan, karena ketika seseorang sudah kreatif dalam menulis karya tulis yang dihasilkan akan benar-benar diminati khususnya oleh juri ketika berlomba. Contohnya dalam penulisan judul karya ilmiah, ketika dalam pembuatan judul sudah tidak menarik maka juri juga tidak akan berminat untuk membaca isi dalam karya ilmiah tersebut (Pawitri, 2017a).

Kenyataannya dewasa ini menumbuhkan kreativitas individu dalam menulis merupakan hal yang sulit. Sulitnya mengembangkan kreativitas dalam menulis, salah satunya disebabkan oleh budaya copy paste. Budaya copy paste merupakan bentuk tindakan menyalin sebagian atau keseluruhan tulisan karya orang lain dengan mudah dan efisien tanpa harus berpikir atau menuangkan ide-ide ke dalam tulisan yang dibuat (Wardhana, 2013). Budaya copy paste tersebut masih menjadi tren di kalangan pelajar. Salah satu faktor yang menyebabkan budaya copy paste masih terjadi adalah karena adanya kemudahan teknologi seperti internet. Hasil wawancara yang dilakukan pada subjek WS dan AT, menyatakan bahwa mereka pernah melakukan tindakan copy paste. Subjek WS menyatakan pernah melakukan copy paste pada karya ilmiah yang dibuatnya, karena deadline pengumpulan karya ilmiah yang sudah dekat dan waktu yang dimiliki dalam pembuatan karya ilmiah yang terbatas. Terbatasnya waktu dan deadline pengumpulan karya ilmiah tersebut, menyebabkan WS tidak dapat menuangkan ide-ide

kreatifnya lagi sehingga mengambil jalan keluar dengan melakukan copy paste agar karya ilmiahnya segera terselesaikan. Selain itu WS menambahkan kurangnya pemahaman mengenai cara penulisan dan aturan dalam karya ilmiah menyebabkan WS sulit mengembangkan kreativitas dan memilih untuk melakukan copy paste (Pawitri, 2017a).

Subjek AT menyatakan bahwa pernah melakukan copy paste dalam membuat karya ilmiah ketika pertama kali bergabung di KIR. AT menyatakan ketika itu AT tidak memahami cara untuk menguji bahan penelitian dalam karya ilmiahnya sehingga menyebakan AT kesulitan mengeluarkan kreativitas ketika menulis dan memilih melakukan copy paste. AT juga menyatakan bahwa pernah melakukan copy paste dalam pembuatan latar belakang karya ilmiah, namun hasil dari melakukan copy paste tersebut tidak memuaskan diri AT dan tidak membawanya sampai lolos ke final maupun mendapatkan juara dalam perlombaan karya ilmiah. AT menambahkan bahwa ketika mengikuti perlombaan karya ilmiah Tingkat Nasional, AT kerap menemukan peserta dari daerah lainnya yang melakukan copy paste, namun tindakan copy paste yang dilakukan oleh peserta tersebut tidak ditindaklanjuti oleh panitia perlombaan (Pawitri, 2017a). Berdasarkan pernyataan dari kedua subjek tersebut diketahui bahwa kedua subjek memilih melakukan copy paste ketika mereka terdesak oleh deadline pengumpulan karya ilmiah, waktu yang singkat atau kurangnya pengetahuan mereka mengenai karya ilmiah yang akan dibuat. Selain itu berdasarkan pernyataan dari subjek AT diketahui juga bahwa tidak jarang peserta perlombaan karya ilmiah Tingkat Nasional lainnya pernah melakukan copy paste terhadap karya yang dilombakan.

Hasil wawancara dengan juri LKTI tingkat SMA juga menyatakan pernah menemukan kasus copy paste karya ilmiah oleh perserta lomba. Juri LKTI menyatakan ketika itu kasus yang ditemukan adalah adanya copy paste yang dilakukan antara sesama peserta dalam perlombaan. Juri LKTI menemukan adanya kemiripan pada kalimat latar belakang karya ilmiah pada peserta lomba dari sekolah yang sama. Kalimat latar belakang karya ilmiah antara kedua tim ketika itu sangat mirip, hanya paragraf pertama yang berbeda sedangkan sisa paragrafnya lainnya sama persis. Juri LKTI menyatakan bahwa copy paste yang dilakukan ketika itu lebih kepada tindakan copy paste pada teman sendiri. Selain kasus tersebut juri LKTI juga menambahkan bahwa tindakan copy paste lainnya yang biasanya ditemukan berupa copy paste dari internet dan tidak mencantumkan sumber di dalamnya (Pawitri, 2017b). Dengan demikian dari pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh subjek WS, subjek AT, dan juri LKTI tersebut menunjukkan bahwa siswa SMA yang menjadi anggota KIR juga masih meragukan potensi mereka untuk berkecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah.

Terwujudnya kreativitas individu tidak terlepas dari faktor-faktor internal yang dapat memengaruhinya. Efikasi diri atau keyakinan terhadap kemampuan dalam diri menjadi salah satu faktor internal yang berpengaruh terhadap kreativitas individu. Munandar (2014), menyatakan bahwa salah satu ciri kepribadian yang diperlukan untuk mewujudkan kreativitas

individu adalah keyakinan pada kemampuan diri. Hasil wawancara dengan subjek WS dan AT sebagai siswa SMA yang menjadi anggota KIR menyatakan bahwa efikasi diri atau keyakinan pada kemampuan diri memberi pengaruh terhadap kreativitas mereka dalam menulis karya ilmiah. WS menyatakan bahwa keyakinan pada kemampuan dirnya adalah faktor utama yang berpengaruh terhadap kreativitasnya dalam menulis karya ilmiah, karena apabila tidak terdapat keyakinan pada kemampuan diri maka kreativitasnya dalam menulis tidak akan mengalir. Hal senada juga dinyatakan oleh subjek AT. Menurut AT keyakinan pada kemampuan yang dimilikinya berpengaruh terhadap kreativitasnya dalam menulis karya ilmiah, karena membuat AT lebih yakin ketika mengangkat suatu permasalahan yang belum pernah diteliti oleh orang lain dan tidak memiliki keraguan sedikitpun dengan ide yang dimilikinya (Pawitri, 2017a).

Efikasi diri merupakan keyakinan individu pada kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang tepat untuk menghasilkan sesuatu yang ingin dicapai. Umumnya efikasi diri tidak mengukur keterampilan yang dimiliki individu, tetapi keyakinan mengenai apa yang dapat dilakukan individu dengan segala keterampilan yang dimilikinya (Bandura, 1997). Individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan mendukung pernyataan seperti “saya tahu bahwa saya mampu mempelajari materi tersebut” dan “saya yakin mampu menyelesaikan aktivitas ini dengan baik” (Santrock, 2007c). Efikasi diri yang kuat akan mendorong individu untuk tetap tenang dan mencari solusi terhadap permasalahan yang muncul daripada merenungkan ketidakmampuan yang dimilikinya (Ghufron & Risnawita, 2012).

Faktor internal lain yang berpengaruh terhadap kreativitas individu adalah adanya motivasi. Penelitian yang dilakukan oleh Amabile pada tahun 1996 menganggap motivasi dari dalam diri atau motivasi intrinsik memiliki peran penting terhadap kreativitas, karena individu yang memiliki hasrat di dalam dirinya untuk beraktivitas dan menikmati pekerjaan yang dihasilkan dari kemampuannya sendiri umumnya akan lebih kreatif (Kaufman, Plucker, & Baer, 2008). Menurut Amabile (dalam Kaufman & Stenberg, 2010) motivasi intrinsik merupakan motivasi yang lebih kondusif untuk kreativitas dibandingkan motivasi ekstrinsik. Rogers (dalam Munandar, 2014) menyatakan bahwa dorongan dari dalam diri adalah motivasi yang utama untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya untuk menjadi dirinya sendiri.

Salah satu motivasi dari dalam diri yang dapat memberikan pengaruh terhadap kreativitas individu adalah motivasi berprestasi. Menurut Hezberg (dalam Ghufron & Risnawita, 2012) salah satu unsur penggerak motivasi intrinsik adalah adanya keinginan untuk berprestasi. Motivasi berprestasi merupakan dorongan atau keinginan untuk mengalami keberhasilan dan berpartisipasi ke dalam kegiatan dimana keberhasilan bergantung pada upaya dan kemampuan pribadi (Slavin, 2011). Mc Clelland (dalam Djamarah, 2011) menyatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan daya penggerak yang dapat memotivasi semangat bekerja

seseorang, mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas, menggerakkan semua kemampuan dan energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang maksimal.

Hasil dari wawancara dengan subjek WS dan AT menyatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kreativitas mereka dalam menulis karya ilmiah. WS menyatakan motivasi berprestasi pada diri WS ditunjukkan dengan terus memperbaiki kesalahan dari karya ilmiah yang dibuatnya dan terus mencoba menghasilkan karya ilmiah yang baru lagi untuk mendapatkan hasil yang maksimal. WS menambahkan, WS memperbaiki kesalahan yang dilakukannya dengan bertanya pada orang lain yang menurutnya lebih berpengalaman dalam pembuatan karya ilmiah seperti pembina atau kakak kelas. Selain itu WS juga memperdalam pemahamannya dengan lebih banyak membaca jurnal-jurnal penelitian dari literatur atau studi pustaka. WS menyatakan dengan adanya motivasi berprestasi tersebut, membuat diri WS lebih mampu untuk menyalurkan ide-ide yang inovatif dan kreatif dalam membuat karya ilmiah dan mendapatkan kepuasan dalam diri sendiri (Pawitri, 2017a).

Subjek AT menyatakan motivasi berprestasi pada diri AT ditunjukkan dengan terus mengikuti berbagai perlombaan karya ilmiah dan melatih kemampuannya dalam membuat karya ilmiah untuk mencapai standar maksimal dari sebuah karya ilmiah yang diinginkannya. AT menyatakan dengan adanya motivasi berprestasi tersebut, kreativitas dalam diri AT akan mengalir dengan lancar mulai dari pencarian ide sampai pembuatan presentasi dari karya ilmiah yang dibuatnya juga menjadi lebih mudah. Selain itu dengan adanya motivasi berprestasi tersebut, AT lebih memperjuangkan kreativitasnya dalam membuat sebuah karya ilmiah agar menghasilkan karya yang maksimal untuk ditampilkan di hadapan dewan juri saat perlombaan (Pawitri, 2017a).

Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka diketahui bahwa efikasi diri dan motivasi berprestasi merupakan faktor internal yang berhubungan dengan kreativitas individu. Oleh karena itu, perlu diketahui apakah terdapat peran efikasi diri dan motivasi berprestasi terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa SMA yang menjadi anggota Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di Denpasar. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dalam bidang ilmu psikologi perkembangan serta psikologi identifikasi dan pengembangan kreativitas. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan manfaat praktis bagi siswa SMA yang menjadi anggota KIR agar mempertimbangkan untuk mengembangkan kecenderungan mereka berkreativitas dalam menulis karya ilmiah. Penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi sekolah yang memiliki kegiatan ekstrakurikuler KIR untuk memperhatikan atau meningkatkan aspek mental seperti efikasi diri dan motivasi berprestasi agar kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa-sisiwi yang tergabung dalam KIR meningkat.

METODE PENELITIAN

Variabel dan Definisi Operasional

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah efikasi diri dan motivasi berprestasi serta variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah. Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Efikasi diri

Efikasi diri adalah keyakinan individu pada kemampuan yang dimilikinya untuk bertindak dan menguasai situasi agar dapat mencapai tujuan dan menghasilkan sesuatu yang diinginkannya. Efikasi diri diukur dengan menggunakan Skala Efikasi Diri yang diadaptasi dari Skala Efikasi Diri (Rustika, 2014). Semakin tinggi skor total yang diperoleh, maka semakin tinggi taraf efikasi diri yang dimiliki.

Motivasi berprestasi

Motivasi berprestasi adalah dorongan dalam diri individu yang membuat individu melakukan sesuatu lebih baik lagi dan bersemangat dalam mengerjakan tugasnya untuk mencapai standar prestasi yang maksimal. Motivasi berprestasi diukur dengan menggunakan Skala Motivasi Berprestasi yang disusun berdasarkan aspek-aspek motivasi berprestasi dari Mc Clelland (dalam Wijono, 2012). Semakin tinggi skor total yang diperoleh, maka semakin tinggi taraf motivasi berprestasi yang dimiliki.

Kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah

Kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah adalah kecenderungan individu untuk menghasilkan suatu karya ilmiah yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan yang bersifat unik, baru, tidak terpikirkan oleh orang lain sebelumnya, asli, dan bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya. Kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah diukur dengan menggunakan Skala Kecenderungan Kreativitas dalam Menulis Karya Ilmiah yang disusun berdasarkan aspek-aspek kreativitas dari Rhodes (dalam Munandar, 2014). Semakin tinggi skor total yang diperoleh, maka semakin tinggi taraf kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah yang dimiliki.

Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri atau Swasta di Denpasar yang merupakan anggota Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di sekolahnya. Sampel dalam penelitian ini memiliki karakteristik yaitu subjek berstatus siswa SMA Negeri atau Swasta di Denpasar, berusia 15 sampai 18 tahun, tercatat sebagai siswa yang tergabung dan menjadi anggota aktif dalam KIR di sekolahnya, dan pernah menulis karya ilmiah sebelumnya.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik cluster random sampling yang termasuk salah satu jenis probabaility random sampling. Cluster random sampling adalah teknik pengambilan anggota sampel yang dilakukan secara acak berdasarkan kelompoknya atau teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap daerah atau wilayah geografis yang ada (Riduwan, 2012). Pengambilan sampel perlu

mempertimbangkan ukuran sampel atau jumlah anggota sampel yang digunakan. Green (dalam Field, 2009) menyatakan terdapat dua rumus yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah anggota sampel minimum berdasarkan jumlah variabel bebas atau prediktornya (VB). Rumus tersebut yaitu 50 + 8 x VB, sehingga diperoleh jumlah anggota sampel minimum sebanyak 66; dan 104 + VB, sehingga diperoleh jumlah anggota sampel minimum sebanyak adalah 106.

Berdasarkan rumus tersebut, maka penelitian ini menggunakan jumlah anggota sampel minimum sebanyak 106 siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar, karena menurut Green (dalam Field, 2009) semakin besar sampel yang digunakan akan semakin baik.

Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan November dan Desember. Pada tanggal 17 November 2017 di SMA Katolik Santo Yoseph Denpasar, pada tanggal 18 November 2017 di SMA Negeri 3 Denpasar, dan pada tanggal 11 November 2017 di SMA Negeri 4 Denpasar. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 187 kuesioner, namun jumlah yang kembali dan memenuhi syarat untuk dapat dianalisis sebanyak 150 kuesioner. Dengan demikian sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 150 siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar.

Alat Ukur

Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan tiga Skala yaitu Skala Kecenderungan Kreativitas dalam Menulis Karya Ilmiah, Skala Efikasi Diri, dan Skala Motivasi Berprestasi. Skala Kecenderungan Kreativitas dalam Menulis Karya Ilmiah disusun berdasarkan empat aspek kreativitas dari Rhodes (dalam Munandar, 2014), Skala Efikasi Diri diadaptasi dari Skala Efikasi diri Rustika (2014) namun dimodifikasi dan diuji cobakan kembali agar sesuai dengan kriteria responden, Skala Motivasi Berprestasi disusun berdasarkan aspek motivasi berprestasi dari Mc Clleland (dalam Wijono, 2012). Skala Kecenderungan Kreativitas dalam Menulis Karya Ilmiah terdiri dari 45 aitem, Skala Efikasi Diri terdiri dari 35 aitem, dan Skala Motivasi Berprestasi terdiri dari 23 aitem. Setiap aitem disusun menjadi aitem yang favorable dan unfavorable dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

Sebelum melakukan analisis data maka dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan expert judgment bersama dosen pembimbing. Pengujian validitas konstrak dilakukan dengan melihat nilai korelasi aitem total yang terkoreksi, apabila lebih besar sama dengan 0,3 maka aitem dikatakan telah valid (Azwar, 2014b). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan formula Cronbach’s Alpha. Suatu aitem yang memiliki nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,6 telah dikatakan baik dan reliabel (Azwar, 2014c).

Hasil uji validitas Skala Efikasi Diri memiliki koefisien korelasi aitem total yang terkoreksi berkisar pada rentang 0,348 sampai 0,705. Hasil uji reliabilitas menunjukkan koefisien Alpha (α) sebesar 0,942, yang berarti bahwa Skala

Efikasi Diri mampu mencerminkan 94,2 % variasi skor murni responden. Hasil uji validitas Skala Motivasi Beprestasi memiliki koefisien korelasi aitem total yang terkoreksi berkisar pada rentang 0,308 sampai 0,547. Hasil uji reliabilitas menunjukkan Koefisien Alpha (α) sebesar 0,862, yang berarti bahwa Skala Motivasi Berprestasi mampu mencerminkan 86,2% variasi skor murni responden. Hasil uji validitas Skala Kecenderungan Kreativitas dalam Menulis Karya Ilmiah memiliki koefisien korelasi aitem total yang terkoreksi berkisar pada rentang 0,309 sampai 0,707. Hasil uji reliabilitas menunjukkan Koefisien Alpha (α) sebesar 0,942, yang berarti bahwa Skala Kecenderungan Kreativitas dalam Menulis Karya Ilmiah mampu mencerminkan 94,2% variasi skor murni responden.

Teknik Analisis Data

Uji asumsi dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan tweknik Kolmogorov-Smirnov, uji linieritas dengan teknik Compare Means lalu Test-for Linierity, uji multikolinieritas dengan melihat nilai Tolerance dan VIF, dan uji heteroskedastisitas dengan uji Glejser. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi berganda. Uji ini digunakan untuk memprediksi suatu hubungan antara dua variabel bebas atau lebih dengan variabel tergantung (Riadi, 2016).

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah 150 siswa-siswi SMA Negeri dan Swasta di Denpasar yang menjadi anggota KIR. Apabila dilihat berdasarkan jenis kelamin, mayoritas responden dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan dengan persentase sebesar 64,7%. Apabila dilihat berdasarkan usia, mayoritas responden berusia 16 tahun dengan persentase sebesar 52%. .

Deskripsi Data Penelitian

Hasil deskripsi statistik pada tabel 1 (terlampir) menunjukkan bahwa efikasi diri memiliki mean teoretis sebesar 87,5 dan mean empiris sebesar 101,46, sehingga menghasilkan perbedaan sebesar 13,96. Mean empiris lebih besar dari mean teoretis (mean empiris > mean teoretis) yang menghasilkan kesimpulan bahwa responden memiliki taraf efikasi diri yang tinggi. Skor responden berada pada rentang 71 sampai 129, dan 89,33% responden memiliki skor di atas mean teoretis.

Hasil deskripsi statistik pada tabel 1 (terlampir) menunjukkan bahwa motivasi berprestasi memiliki mean teoretis sebesar 57,5 dan mean empiris sebesar 71,44, sehingga menghasilkan perbedaan sebesar 13,94. Mean empiris lebih besar dari mean teoretis (mean empiris > mean teoretis) yang menghasilkan kesimpulan bahwa responden memiliki taraf motivasi berprestasi yang tinggi. Skor responden berada pada rentang 53 sampai 91, dan 98,66% responden memiliki skor di atas mean teoretis.

Hasil deskripsi statistik pada tabel 1 (terlampir) menunjukkan bahwa kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah memiliki mean teoretis sebesar 112,5 dan mean empiris

sebesar 139,24, sehingga menghasilkan perbedaan sebesar 26,74. Mean empiris lebih besar dari mean teoretis (mean empiris > mean teoretis) yang menghasilkan kesimpulan bahwa responden memiliki taraf kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah yang tinggi. Skor responden berada pada rentang 97 sampai 170, dan 99,33% responden memiliki skor di atas mean teoretis.

Uji Asumsi

Uji normalitas dilakukan dengan teknik Kolmogorov-Smirnov. Apabila taraf signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka data dikatakan berdistribusi normal (Riadi, 2016). Berdasarkan tabel 2 (terlampir), taraf signifikansi variabel efikasi diri sebesar 0,139 (p>0,05), taraf signifikansi variabel motivasi berprestasi sebesar 0,068 (p>0,05), dan taraf signifikansi variabel kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah sebesar 0,775 (p>0,05), sehingga disimpulkan bahwa data pada ketiga variabel berdistribusi normal.

Uji linearitas dilakukan menggunakan uji Compare Means, kemudian Test for Linearity. Apabila taraf signifikansi pada Linearity lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka dikatakan terdapat hubungan yang linear antara variabel bebas terhadap variabel tergantung (Santoso, 2014). Berdasarkan tabel 3 (terlampir), efikasi diri terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah, dan motivasi berprestasi terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah memiliki taraf signifikansi Linearity sebesar 0,000 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data kedua variabel bebas dalam penelitian ini memiliki hubungan yang linier terhadap variabel tegantung..

Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan VIF. Apabila nilai Tolerance lebih besar sama dengan 0,1 (Tolerance ≥0,1) dan nilai VIF lebih kecil sama dengan 10 (VIF≤10), maka dikatakan tidak terjadi multikolinieritas (Riadi, 2016). Berdasarkan tabel 4 (terlampir), diperoleh nilai Tolerance dan VIF pada masing-masing variabel efikasi diri dan motivasi beprestasi sebesar 0,519 dan 1,925. Hal ini menunjukkan tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam penelitian ini.

Uji heteroskedastisitas dilakukan menggunakan uji Glejser. Apabila taraf signifikansi masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas (Riadi, 2016). Berdasarkan tabel 5 (terlampir), taraf signifikansi pada variabel efikasi diri dan motivasi berprestasi masing-masing sebesar 0,815 dan 0,051 (p>0,05). Hal ini menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda. Uji regresi berganda bertujuan untuk memprediksi suatu hubungan antara dua variabel bebas atau lebih dengan variabel tergantung (Riadi, 2016).

Berdasarkan tabel 6 (terlampir) diperoleh taraf signifikansi sebesar 0.000 (p<0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel efikasi diri dan motivasi berpretasi dapat digunakan

untuk memprediksi kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah atau efikasi diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama berperan terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah.

Berdasarkan tabel 7 (terlampir) diperoleh nilai R sebesar 0,825. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara variabel efikasi diri dan motivasi berprestasi terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah.

Berdasarkan tabel 7 (terlampir), diperoleh juga nilai R square sebesar 0,681. Hal ini menunjukkan besaran peran dari variabel efikasi diri dan motivasi berprestasi yaitu sebesar 68,1%.Hasil uji regresi berganda pada tabel 20 juga dapat memprediksi taraf prestasi akademik masing-masing subjek dengan melihat persamaan garis regresi sebagai berikut:

Berdasarkan tabel 8 (terlampir) efikasi diri memiliki koefisien beta terstandarisasi sebesar 0,486, nilai t sebesar 7,529, dan signifikansi 0,000 (p<0,05), sehingga efikasi diri berperan secara signifikan terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah. Motivasi berprestasi memiliki koefisien beta terstandarisasi sebesar 0,410, nilai t sebesar 6,344, dan signifikansi 0,000 (p<0,05), sehingga motivasi berprestasi

berperan secara signifikan terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah. Nilai koefisien beta terstandarisasi efikasi diri lebih besar daripada nilai koefisien beta terstandarisasi motivasi berprestasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa efikasi diri memiliki peran lebih banyak terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah dibandingkan dengan motivasi berprestasi terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah. Berdasarkan tabel 8 (terlampir), hasil uji regresi berganda dapat memprediksi taraf kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah dari masing-masing responden dengan melihat persamaan garis regresi sebagai berikut:

  • Y= 32,911 + 0,548X1 + 0,710X2.

Keterangan:

  • Y: Kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah

  • X1: Efikasi Diri

X2: Motivasi Berprestasi

Persamaan garis regresi tersebut memiliki arti sebagai berikut: a.      Konstanta sebesar 32,911 menyatakan bahwa jika

tidak ada penambahan atau peningkatan skor pada variabel efikasi diri atau motivasi berprestasi, maka taraf kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah sebesar 32,911.

  • b.      Koefisien regresi X1 sebesar 0,548 menyatakan

bahwa setiap penambahan atau peningkatan satuan nilai responden pada variabel efikasi diri, maka akan terjadi kenaikan taraf kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah sebesar 0,548.

  • c.      Koefisien regresi X2 sebesar 0,710 menyatakan

bahwa setiap penambahan atau peningkatan satuan nilai responden pada variabel motivasi berprestasi, makan akan terjadi kenaikan taraf kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah sebesar 0,710.

Rangkuman hasil uji hipotesis mayor dan hipotesis minor dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 9 (terlampir).

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

Berdasarkan analisis uji regresi berganda yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa efikasi diri dan motivasi berprestasi berperan secara signifikan terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar. Hal ini dibuktikan dari nilai koefisien regresi sebesar 0,825, dan nilai F sebesar 157,060 dengan taraf siginifikansi sebesar 0,000. Koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah sebesar 0,681, yang berarti efikasi diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama memberikan peran sebanyak 68,1% terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah. Sisanya terdapat 31,9% peran yang diberikan oleh faktor-faktor lain terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah.

Hasil analisis koefisien beta terstandarisasi dari efikasi diri menunjukkan nilai sebesar 0,486, nilai t sebesar 7,529, dan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05), yang berarti efikasi diri berperan secara signifikan terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar. Efikasi diri menyebabkan individu yakin dan mampu untuk melakukan suatu tindakan yang tepat sehingga dapat mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan (Bandura, 1997). Adanya efikasi diri membantu anggota-anggota KIR merasa yakin dengan kemampuannya dalam menuangkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang kreatif ketika menulis sebuah karya ilmiah, sehingga mampu menghasilkan sebuah karya ilmiah yang memiliki unsur kreativitas di dalamnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Pratitis (2014) efikasi diri dianggap penting dalam menciptakan ide-ide kreatif dan untuk menumbuhkan pribadi yang kreatif sangat dibutuhkan keyakinan pada kemampuan dalam diri sendiri. Munandar (2014) juga menjelaskan bahwa salah satu faktor kepribadian yang menentukan kreativitas yang dimiliki individu adalah berani dalam berpendapat dan memiliki keyakinan terhadap kemampuan diri.

Adanya peran efikasi diri terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kisti dan Fardana (2012) yang menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara efikasi diri dan kreativitas. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa siswa SMK yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan dapat menciptakan karya-karya kreatif yang dapat dinikmati dan digunakan oleh masyarakat luas. Stenberg dan Williams (1996) menyatakan untuk memaksimalkan dan mengembangkan kreativitas diperlukan keyakinan diri. Kreativitas tidak akan dapat berkembang secara optimal tanpa adanya keyakinan diri. Phelan dan Young (2003) juga menjelaskan bahwa individu dengan efikasi diri yang tinggi akan mampu meningkatkan kreativitasnya dan adanya efikasi diri akan membuat individu tersebut lebih kreatif dalam proses pemecahan masalah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat

dari Gits dan Mitchell (dalam Ghufron & Risnawita, 2012) bahwa efikasi diri dapat memengaruhi pilihan, tujuan, pemecahan masalah, dan kegigihan individu dalam mencapai sesuatu.

Terbuktinya peran efikasi diri terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar juga didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Bandura (1997) yaitu efikasi diri memberikan peran yang besar dalam kehidupan sehari-hari salah satunya dalam hal kemampuan menulis. Peran efikasi diri dalam kemampuan menulis berkaitan dengan bagaimana individu tersebut yakin untuk mengeluarkan kreativitasnya ketika menulis. Hal tersebut dikarenakan ketika menulis, individu perlu melibatkan cara berpikir yang kreatif, tidak monoton, dan tidak terpusat pada satu pemecahan masalah saja (Dalman, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Djalali, Kasiati, dan Sofiah (2012) menemukan bahwa adanya efikasi diri akan mendorong individu untuk berpikir kreatif, meningkatkan rasa ingin tahu, membuka diri pada pengalaman, toleran terhadap risiko, dan menggunakan energi yang dimilikinya untuk berkreativitas.

Hasil koefisien beta terstandarisasi dari motivasi berprestasi menunjukkan nilai sebesar 0,410, nilai t sebesar 6,344, dan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05), yang berarti motivasi berprestasi berperan secara signifikan terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar. Motivasi adalah keadaan yang mendorong individu melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi dapat dikatakan sebagai faktor penentu atau alasan yang memperkuat individu untuk melakukan suatu perbuatan. Hezberg (dalam Ghufron & Risnawita, 2012) menjelaskan bahwa motivasi berprestasi adalah salah satu unsur penggerak motivasi yang bersumber dari dalam diri individu. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Heckhausen (1967) menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan dari dalam diri siswa yang selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan kemampuannya setinggi mungkin dalam semua kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan standar keunggulan. Penelitian dari Amabile (dalam Kaufman, Plucker, & Baer, 2008) menyatakan bahwa motivasi yang bersumber dari dalam diri atau motivasi intrinsik memiliki peran yang lebih penting terhadap kreativitas. Hal tersebut dikarenakan keinginan dari dalam diri untuk melakukan suatu kegiatan dan menikmati pekerjaan yang dihasilkan dari kemampuan sendiri umumnya membuat individu lebih kreatif. Penelitian lain yang dilakukan oleh Fakhriyani (2016) menyatakan bahwa kreativitas merupakan hasil dari motivasi yang bersumber dari dalam diri, pengetahuan, dan kapabilitas pada kemampuan tertentu.

Adanya peran motivasi berprestasi terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar, didukung oleh pendapat Mc Clleland (dalam Djamarah, 2011) yang menyatakan bahwa motivasi berprestasi mampu mendorong individu untuk mengembangkan kreativitas yang dimilikinya. Pernyataan lainnya yang mendukung adalah pernyataan yang dikemukakan oleh Munandar (2014) bahwa terdapat faktor

motivasi yang memengaruhi kreativitas individu yaitu adanya dorongan untuk berprestasi dan dorongan untuk mendapatkan pengakuan. Penelitian yang dilakukan oleh Kuntjojo dan Matulessy (2012) menemukan bahwa motivasi berprestasi berhubungan positif dengan kreativitas individu. Terdapat beberapa faktor pada penelitian tersebut yang diketahui memengaruhi kreativitas individu, salah satunya adalah adanya motivasi yang sangat tinggi untuk kreatif di bidang tertentu. Motivasi berprestasi menyebabkan individu memiliki pandangan yang positif terhadap tugas atau pekerjaan yang dihadapinya dan memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil mengerjakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Apabila dikaitkan dengan hasil penelitian ini, adanya motivasi berprestasi menyebabkan siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar memiliki pandangan yang positif terhadap karya ilmiah yang dikerjakannya dan memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil dalam menulis sebuah karya ilmiah, sehingga timbul keinginan untuk menghasilkan karya ilmiah yang kreatif.

Pernyataan selanjutnya yang mendukung hasil penelitian ini yaitu pernyataan yang dikemukakan oleh Renzulli (dalam Supriadi, 1997) bahwa terdapat tiga faktor yang menentukan prestasi kreatif individu, yaitu motivasi atau komitmen yang tinggi, keterampilan dalam bidang yang ditekuni, dan kecakapan kreatif. Pernyataan lainnya yang mendukung dikemukakan oleh Stenberg (dalam Munandar, 2014) pada three-facet model of creativity yaitu kreativitas sesungguhnya adalah titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis yaitu inteligensi, gaya kognitif, dan motivasi. Ketiga hal tersebut bersama-sama melatarbelakangi individu yang kreatif, sehingga dapat dikatakan motivasi dalam hal ini motivasi berprestasi juga menjadi salah satu faktor yang berperan dalam pembentukan pribadi yang kreatif. Sejalan dengan penelitian Noersyahbani, Budi, dan Nurcholis (2013) selain kemampuan kognitif, motivasi berperan dalam proses-proses kreatif. Tanpa adanya motivasi yang tinggi, aktivitas yang melibatkan kemampuan intelektual seperti kreativitas tidak akan terjadi. Individu yang melakukan tugas-tugas kreatif sebenarnya lebih menginginkan kepuasan psikologis, dibanding menginginkan peroleh materi. Dengan demikian, individu-individu yang kreatif cenderung lebih mencintai apa yang dikerjakannya dan hal tersebut mencerminkan terdapat motivasi dibaliknya. Salah satu kepuasan piskologis pada diri individu dapat berupa sebuah prestasi, sehingga yang dibutuhkan oleh individu tersebut adalah adanya motivasi berprestasi untuk mengeluarkan kreativitas yang dimiliki.

Nilai koefisien beta terstandarisasi pada variabel efikasi diri lebih besar daripada nilai koefisien beta terstandarisasi pada variabel motivasi berprestasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa efikasi diri memiliki peran lebih besar terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar dibandingkan peran motivasi berprestasi terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar. Efikasi diri cenderung memengaruhi bagaimana individu tersebut berpikir, merasakan, bertindak, bahkan memotivasi dirinya sendiri (Bandura, 1995). Efikasi diri berpengaruh terhadap

banyaknya usaha yang individu berikan ke dalam suatu tugas atau pekerjaan yang mereka lakukan dan ketahanan serta ketangguhan mereka dalam menghadapi rintangan dan kegagalan (Feist & Feist, 2014). Penelitian yang dilakukan Hapsah dan Savira (2015) menyatakan bahwa individu yang memiliki efikasi diri, yakin dengan kemampuannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Jika individu tersebut memiliki keyakinan mampu menyelesaikan pekerjaan yang dilakukannya, maka individu tersebut akan lebih berani mengambil risiko. Jika individu lebih berani mengambil risiko maka individu tersebut akan lebih mampu untuk mengeluarkan kreativitasnya. Hal tersebut sejalan dengan The Theory Investment of Creativity yang dikemukakan oleh Stenberg dan Lubart (dalam Kandler, dkk., 2016) yang menyatakan bahwa salah satu sumber dari munculnya kreativitas adalah ciri-ciri kepribadian seperti toleransi, kemauan untuk tumbuh, dan keberanian mengambil risiko. Keberanian mengambil risiko dapat dikaitkan dengan keberanian mengambil risiko siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar ketika menulis karya ilmiah. Adanya efikasi diri, membuat siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar lebih berani untuk mengeluarkan ide-ide yang dimilikinya sendiri, mengeluarkan ide-ide yang tidak biasa dan berbeda pada umumnya ketika menulis karya ilmiah untuk menghasilkan karya ilmiah yang lebih kreatif.

Hasil kategorisasi data efikasi diri menunjukkan mayoritas responden memiliki taraf efikasi diri yang tinggi sebanyak 83 orang dengan persentase sebesar 55,33%. Tingginya efikasi diri pada siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar, dapat dikaji dari adanya pengaruh keberhasilan ketika mampu menghasilkan sebuah karya ilmiah dari ide yang dimiliki sendiri sekaligus membawa karya ilmiah tersebut ke ajang perlombaan dan mendapatkan penghargaan dari karya yang dihasilkan. Siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar terbilang aktif untuk menulis karya ilmiah dan mengirimkan karya ilmiah mereka ke perlombaan karya ilmiah khususnya perlombaan tingkat Provinsi (Pawitri, 2017b). Siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar yang berhasil menghasilkan karya ilmiah sampai memperoleh penghargaan dari karya tersebut memiliki keyakinan terhadap kemampuan dirinya, sehingga membuat individu tersebut berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Bandura (1997) menjelaskan bahwa mastery experience atau pengalaman keberhasilan adalah sumber utama yang paling berpengaruh pada efikasi diri individu. Keberhasilan akan membentuk efikasi diri yang tinggi pada individu, individu yang yakin bahwa dirinya memiliki kemampuan dalam mencapai keberhasilan akan berjuang untuk mencapainya dan cepat bangkit kembali apabila mengalami kegagalan.

Tingginya efikasi diri pada siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar dapat dikaji juga dari pengaruh pengalaman orang lain. Siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar merasa keyakinan diri mereka meningkat ketika melihat teman sesama anggota KIR dapat menghasilkan karya ilmiah yang kreatif dan berhasil dalam perlombaan karya ilmiah (Pawitri, 2017b). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Bandura (1997) bahwa sumber kedua yang memengaruhi efikasi diri individu adalah vicarious experience atau

pengalaman orang lain. Jika individu mengamati orang lain memiliki kemampuan yang sama dan berhasil, hal tersebut akan menimbulkan keyakinan dalam diri individu bahwa dirinya juga memiliki kemampuan untuk mengerjakan tugas yang sama dan mampu untuk mencapai keberhasilan.

Hasil kategorisasi data motivasi berprestasi menunjukkan mayoritas responden memiliki taraf motivasi berprestasi yang tinggi sebanyak 86 orang dengan persentase sebesar 57,33%. Tingginya motivasi berprestasi pada siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar, dapat dikaji dari adanya pengaruh dorongan untuk mengerjakan karya ilmiah dengan sebaik-baiknya dan mencapai standar maksimal yang diinginkan. Siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar tidak menyerah apabila karya ilmiah yang dihasilkan gagal, namun terus mencoba memperbaiki kesalahan pada karya ilmiah yang dibuat dan terus mencoba menghasilkan karya ilmiah yang baru untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Selain itu hal yang dilakukan juga adalah melatih kemampuan dalam menulis karya ilmiah agar dapat mencapai standar maksimal dari karya ilmiah yang diharapkan (Pawitri, 2017a).

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Atkinson (dalam Djaali, 2014) yaitu individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi pada umumnya harapan untuk sukses selalu mengalahkan rasa takutnya terhadap kegagalan. Individu tersebut selalu merasa optimis dalam mengerjakan setiap apa yang dihadapinya, sehingga setiap saat selalu termotivasi untuk mencapai tujuannya. Individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi biasanya lebih merasa tertantang untuk berusaha lebih keras dalam meraih kesempatan dan mencapai tujuan yang diinginkannya. Sebaliknya, individu yang motivasi berprestasinya rendah cenderung kurang atau tidak memiliki kepedulian untuk berusaha lebih keras dan kurang terdorong untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Wijono, 2012).

Hasil kategorisasi data kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah menunjukkan mayoritas responden memiliki taraf kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah yang tinggi sebanyak 90 orang dengan persentase sebesar 60%. Hasil uji analisis regresi berganda yang telah dilakukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa efikasi diri dan motivasi berprestasi berperan terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar. Dengan demikian, tingginya kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar dapat disebabkan karena adanya efikasi diri dan motivasi berprestasi yang tinggi pada diri responden.

Selain efikasi diri dan motivasi berprestasi yang tinggi, kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu dari lingkungan KIR itu sendiri dan sikap orangtua. Hal tersebut sesuai dengan salah satu aspek kreativitas dari Rhodes yaitu pendorong, bahwa kreativitas memerlukan adanya dorongan baik dari internal maupun eksternal, dan dorongan dari eksternal tersebut adalah dorongan dari lingkungan sosial dan dorongan psikologis (Munandar, 2014). Lingkungan KIR memberikan

kesempatan siswa-siswi SMA yang tergabung menjadi anggotanya untuk menambah pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah. Selain itu juga mewadahi siswa-siswinya yang memiliki minat yang sama dalam menulis karya ilmiah untuk saling berinteraksi, bertukar dan berbagi ide-ide, serta memperoleh pengalaman tidak hanya di bidang menulis, tetapi juga di bidang lainnya yang dapat memperkaya pengetahuan (Susilowarno, 2003). Apabila ditinjau dari sikap orangtua, orangtua dari siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar seharusnya bersikap memberikan kebebasan dan tidak terlalu membatasi kegiatan anaknya dalam KIR. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Amabile (dalam Munandar, 2014) bahwa sikap dan nilai orangtua berkaitan kuat dengan kreativitas, dan salah satu faktor penentunya adalah kebebasan. Orangtua yang memberikan kebebasan kepada anaknya, tidak terlalu membatasi kegiatan anak, dan tidak terlalu cemas mengenai anak mereka, cenderung memiliki anak yang kreatif.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa efikasi diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama berperan terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar, efikasi diri berperan terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar, motivasi berprestasi berperan terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar, kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar tergolong tinggi, efikasi diri pada siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar tergolong tinggi, dan motivasi berprestasi pada siswa SMA yang menjadi anggota KIR di Denpasar tergolong tinggi.

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka peneliti dapat memberikan saran bagi siswa SMA yang menjadi anggota KIR untuk mempertahankan efikasi diri dan motivasi berprestasi yang dimiliki dengan cara membangun keyakinan dalam diri bahwa memiliki kemampuan dalam mencapai keberhasilan, berusaha terus-menerus apabila menghadapi kesulitan dan hambatan ketika menulis karya ilmiah, mengamati keberhasilan orang lain dan meyakini diri sendiri bahwa dapat mencapai keberhasilan dengan ide yang dimiliki, membangun suasana hati yang positif, membangun sikap optimis, berusaha atau bekerja keras untuk mendapatkan umpan balik terhadap prestasi yang dimiliki, mengembangkan model pencapaian prestasi dengan mencoba menyamai atau melebihi individu lain yang memiliki prestasi baik, mendorong diri sendiri bahwa memerlukan sebuah tantangan dan keberhasilan dalam mengerjakan sesuatu, serta mengendalikan pikiran sendiri dengan cara-cara yang lebih positif.

Saran bagi institusi pendidikan, yaitu mampu mempertahankan efikasi diri dan motivasi berprestasi siswanya yang menjadi anggota KIR dengan selalu memberi dorongan dan menunjukkan keyakinan kepada anggota KIR bahwa mereka memiliki kemampuan dalam menulis karya

ilmiah, tidak menunjukkan keraguan pada kemampuan yang anggota KIR miliki, memberi kesempatan anggota KIR untuk mengembangkan ide-ide yang dimiliki, rutin mengadakan brainstorming agar anggota KIR yakin dengan ide-ide kreatif yang dimilikinya sehingga tidak takut untuk gagal, serta menghargai dan mengakui prestasi yang dihasilkan anggota KIR dalam menulis karya ilmiah.

Saran bagi peneliti selanjutnya, yaitu diharapkan mampu menggunakan sampel penelitian yang lebih luas pada siswa yang menjadi anggota KIR agar memperoleh data penelitian yang lebih bervariasi dan representatif, mengantisipasi dengan menyediakan alat tulis apabila terdapat responden yang tidak membawanya, berkoordinasi dengan institusi tempat melaksanakan penelitian mengenai ketersediaan ruangan, tempat duduk dan jumlah responden yang hadir sehingga semua responden nyaman dan mendapat posisi yang sama ketika penelitian dilakukan, memeriksa kembali setiap aitem dengan hati-hati untuk memastikan semua aitem telah dijawab oleh responden, menyediakan dan memberikan kontraprestasi pada responden sebagai tanda terimakasih dan penghargaan serta melakukan penelitian mengenai kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah dengan variabel-variabel lain selain variabel yang telah diteliti seperti keterbukaan terhadap pengalaman, kemandirian, displin diri, keberanian mengambil risiko, urutan kelahiran, sikap orangtua, dan dukungan sosial, karena masih terdapat 31,9% yang dapat berperan.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2014b). Skala penyusunan psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2014c). Reliabilitas dan validitas edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bandura, A. (1995). Self efficacy in changing societies. New York: Cambridge University Press.

Bandura, A. (1997). Self efficacy: The excercise of control. New York: W.H Freeman and Company.

Dalman, H. (2016). Keterampilan menulis. Jakarta: Rajawali Pers.

Djaali , H. (2014). Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, S. (2011). Psikologi belajar edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Djalali., Kasiati., Sofiah.D. (2012). Pola asuh orangtua demokratis, efikasi diri, dan kreativitas remaja. Jurnal Persona, 1(1), 15-19.   Diakses pada 31 Januari 2017 dari

http://jurnal.untag-sby.ac.id

Fakhriyani, D. V. (2016). Pengembangan kreativitas anak usia dini. Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains, 4(2), 193-200.  Diakses pada 19 Desember 2017 dari

http://jurnal.uim.ac.id

Feist, J., & Feist, G. J. (2014). Teori kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.

Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS (3rd ed). New York: SAGE Publication Inc.

Ghufron, M. N., & Risnawita S, R. (2012). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Heckhausen, H. (1967). The anatomy of achievement motivation. New York: Academic Press Inc.

Kandler, C., Riemann, R., Angleitner, A., Spinath, F., Borkenau, P., & Lars, P. (2016). The nature of creativity: The roles of genetic factors, personality traits, cognitive abilities, and environmental sources. Journal of Personality and Social

Psychology, 111(2), 230-249. Diakses pada 5 Frebruari 2017 dari http://dx.doi.org.10.1037/pspp0000087

Kaufman, J. C., Plucker, J. A., & Baer, J. (2008). Essentials of creativity assessment. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Kaufman, J. C., & Stenberg, R. J. (2010). The cambridge handbook of creativity. USA: Cambridge University of Press.

Kisti, H., & Fardana, N. (2012). Hubungan antara self efficacy dengan kreativitas pada siswa SMK. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 1(2), 52-58. Diakses pada 31 Januari 2017 dari http://journal.unair.ac.id

Kuntjojo, & Matulessy, A. (2012). Hubungan antara metakognisi dan motivasi berprestasi. Jurnal Persona, 1(1), 26-39. Diakses pada 1 Maret 2017 dari http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/persona/article/view/13

Listyaningsih, R. (2015). Penggunaan artikel ilmiah biologi untuk memunculkan kreativitas rancangan penelitian peserta Kelompok Ilmiah Remaja. (Skripsi dipublikasikan). Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses pada 27 Februari 2017 dari http://repository.upi.edu/21565

Monks, F., Knoers, A.,  & Hadinoto, S. (2014). Psikologi

perkembangan:  Pengantar dan berbagai bagiannya.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Munandar, U. (2014). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Ngalimun, Fadillah, H., & Ariani, A. (2013). Perkembangan dan pengembangan kreativitas. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Noersyahbani, F., Budi, W., & Nurcholis, G. (2013). Hubungan antara motivasi berprestasi dengan kreativitas berwirausaha pada mahasiswa Hang Tuah Universitas Surabaya. Poseidon Jurnal Ilmiah Psikologi dan Psikologi Kelautan-Kemaritiman, 7(1), 18-27. Diakses pada 19 Desember 2017 dari http://dspace.hangtuah.ac.id

Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. (2011). Human development (psikologi perkembangan). Jakarta: Kencana.

Pawitri, A. (2017a). Studi pendahuluan: Faktor-faktor yang memengaruhi kreativitas menulis karya ilmiah pada siswa SMA anggota Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di Denpasar. (Naskah tidak dipublikasikan). Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar.

Pawitri, A. (2017b). Studi kasus: Gambaran kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada anggota-anggota Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) tingkat SMA. (Naskah tidak dipublikasikan). Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar.

Phelan, S., & Young , A.M. (2003). Understanding creativity in workplace: An examination of individual styles and training in relation to creative confidence and creative self leadership. Journal of Creative Behaviour, 37, 266-281. Diakses     pada     28     Januari     2018     dari

http://onlinelibrary.wiley.com

Putra, P., & Pratitis, N. (2014). Hubungan antara keterbukaan

terhadap pengalaman dan efikasi diri dengan kreativitas. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia,  3(3),  195-204.

Diakses    pada    19    Desember    2017    dari

http://id.portalgaruda.org

Putranto, B. (2015). Perbandingan tingkat rasa percaya diri siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga kelas XI di SMK PGRI 3 Kediri tahun ajaran 2014-2015. (Skripsi dipublikasikan). Universitas Nusantara PGRI Kediri. Diakses     pada     27     Februari     2017     dari

http://simki.unpkediri.ac.id

Riadi, E. (2016). Statistika penelitian (analisis manual dan IBM SPSS). Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

Riduwan. (2012). Pengantar statistika sosial. Bandung: Alfabeta.

Rustika, I.M. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik pada remaja. (Disertasi tidak dipublikasikan).

Program Studi Doktor Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Santoso, S. (2014). Panduan lengkap SPSS versi 20. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Santrock, J. W. (2007a). Perkembangan anak. Jakarta: Erlangga.

Savira, S., & Hapsah, R. (2015). Hubungan antara self efficacy dan

kreativitas dengan minat berwirausaha. Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, 5(2), 80-89. Diakses pada 20 Desember

2017

dari


https://journal.unesa.ac.id/index.php/jptt/article/view/1804

Slavin, R. E. (2011). Psikologi pendidikan. Jakarta: Indeks.

Stenberg, R.J., & Williams, W.M. (1996). How to develop student

creativity. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum.

Supriadi, D. (1997). Kreativitas, kebudayaan, dan perkembangan iptek. Bandung: Alfabeta.

Susilowarno, R. G. (2003). Kelompok Ilmiah Remaja: Petunjuk

membimbing dan meneliti bagi remaja. Jakarta: PT Grasindo.

Ulfah, M., Fuady, A., & Wardani, N. E. (2013). Teknik peer

correction untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis karya ilmiah Siswa Sekolah Menengah Atas. Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajarannya, 2(1), 2-12. Diakses pada 27 Februari dari 2017 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/article/view/2143

Wardhana, H. (2013, Juli 20). Mengenal ruang lingkup plagiasi dan

"copy paste". Diakses pada 16 Januari 2018 dari Kompasiana http://www.kompasiana.com/mengenal-ruang-lingkup-plagiasi-dan-copy-paste

Wedan, M. (2016, Oktober 9). Silabus SMA kurikulum 2013 revisi

2016 Bahasa Indonesia. Diakses pada 11 Maret 2017 dari Silabus Media Pendidikan Indonesia. Org http://silabus.org/silabus-sma-kurikulum-2013-revisi-2016-bahasa-indonesia/

Wijono, S. (2012). Psikologi industri dan organisasi: Dalam suatu bidang gerak psikologi. Jakarta: Kencana.

LAMPIRAN

Tabel 1

Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi Data

Efikasi Diri

Kecenderungan

Motivasi Berprestasi kreativitas dalam menulis karya ilmiah

N

150

150

150

Meau Teoretis

57.2

57,5

112,5

Mean Empiris

101,46

71,44

139,24

Std. Deviasi Teoretis

17.5

11.5

22,5

Std. Deviasi Empiris

11,048

7,184

12,444

Skor Minimal

71

53

97

Skor Maksimal

129

91

170

Sebaran Teoretis

35 - 140

23 -92

45 - 180

Sebaran Empiris

71 - 129

53 -91

97 - 170

t

15,476

23,767

26,318

p=(0,000)

p=(0,000)

p=(0,000)

Tabel 2

Hasil Uji Normalitas Data Penelitian

Variabel         Kofmogorov-Smimov Asymp. Sig. (2-tailed) Keterangan

(p)

Efikasi Diri

1,155

0,139

Data Normal

Motivasi Berprestasi

1,302

0,068

Data Normal

Kecenderungan kreativitas dalam

0.661

0,775

Data Normal

menulis karya ilmiah

Tabel 3

Hasil Uji Linearitas Data Penelitian

F            Sig.

Efikasi Diri*Kecenderungan

Between

(Combined)

kreativitas dalam Menulis

Group

Linearity

2 31,8 3 5       0,000

Karya

Deyiation dari

1,228        0,196

Linearity

Motivasi

Between

(Combined)

Berpestasi*Kecenderungan

Group

Linearity

214,037      0,000

kreativitas dalam menulis

Deyiation dari

1,712        0,023

karya ilmiah

Linearity

Tabel 4

Hasil Uji Multikolinearitas Data Penelitian

Variabel

Tolerance

Variance Lnflation

Keterangan

Factor (VIF)

Efikasi Diri

0,519

1,925

Tidak terjadi multikolini erit as

Motivasi Berprestasi

0,519

1,925

Tidak terjadi multikolini eritas

Tabel 5

Hasil Uji Heteroskedastisitas Data Penelitian

Model

Unstandardised Coefficients

Standardised Coefficients

T

Sig.

B

Std. Error

Beta

(Constant)

14,113

3,721

3,792

0,000

1

Efikasi Diri

O1OlO

0,045

0,026

0,234

0,815

Motivasi

-0,135

0,069

-0,221

-1,971

0,051

Berprestasi

Tabel 6

Hasil Signifikansi Uji Regresi Berganda

Model

Sum ofSquares

Df

Mean Square

F

Sig.

Regression

15717,819

2

7858.909

157,060

0,000

1

Residual

7355,541

147

50,038

Total

23073,360

149

Tabel 7

Besaran Peran Variabel Bebas terhadap Variabel Tergantung

Model            R           R Square       Adjusted R     Std. Error of the

Square          Estimate

1              0.825            0.681            0.677             7.074

Tabel 8

Hasil Uji Hipotesis Minor dan Garis Regresi Berganda

Model

UnstardardisedCoefficients Standardised      t         Sig.

Coefficients

B        Std. Error        Beta

(Constant)

1       Efikasi Diri

Motivasi

Berprestasi

32,911        6,078                       5,415      0,000

0,548        0,073          0,486       7,529      0,000

0,710        0,112          0,410       6,344      0,000

Tabel 9

Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Penelitian

No

Hipotesis

Hasil

1.

Hipotesis Mayor:

Efikasi diri dan motivasi berprestasi berperan terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa SMA yang menjadi anggota Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di Denpasar.

Diterima

2.

Hipotesis Minor:

Efikasi diri berperan terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa SMA yang menjadi anggota Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di Denpasar.

Diterima

Motivasi berprestasi berperan terhadap kecenderungan kreativitas dalam menulis karya ilmiah pada siswa SMA yang menjadi anggota Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di Denpasar.

Diterima

152