Jurnal Psikologi Udayana

Edisi Khusus Kesehatan Mental, 130-139

Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana e-ISSN: 2654 4024; p-ISSN: 2354 5607

Peran teknik disiplin induksi dan kecerdasan adversitas terhadap prestasi akademik mahasiswa Arsitektur Universitas Udayana yang mengikuti organisasi

Ni Made Diah Saraswati dan Putu Nugrahaeni Widiasavitri

Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

[email protected]


Abstrak

Mahasiswa Arsitektur yang mengikuti organisasi mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan antara kegiatan akademik dan non akademik, sehingga hal tersebut mungkin berpengaruh terhadap prestasi akademik. Mahasiswa harus memiliki kecerdasan adversitas yang baik agar mampu menghadapi kesulitan tersebut. Selain kecerdasan adversitas, faktor lain yang memengaruhi keberhasilan prestasi akademik adalah teknik disiplin orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran teknik disiplin induksi dan kecerdasan adversitas terhadap prestasi akademik mahasiswa Arsitektur Universitas Udayana yang mengikuti organisasi. Penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Arsitektur Universitas Udayana, dengan jumlah sampel sebanyak 128 orang. Penelitian ini menggunakan skala dan arsip nilai sebagai metode pengumpulan data. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji regresi berganda. Hasil regresi berganda menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,155 dan koefisien determinasi sebesar 0,024, dengan nilai signifikansi sebesar 0,218 (p> 0,05) artinya teknik disiplin induksi dan kecerdasan adversitas tidak berperan terhadap prestasi akademik mahasiswa Arsitektur Universitas Udayana yang mengikuti organisasi. Teknik disiplin induksi memiliki signifikansi sebesar 0,144 (p>0,05) artinya teknik disiplin induksi tidak berperan terhadap prestasi akademik. Kecerdasan adversitas memiliki signifikansi sebesar 0,828 (p>0,05) artinya kecerdasan adversitas tidak berperan terhadap prestasi akademik.

Kata kunci: Kecerdasan adversitas, mahasiswa Arsitektur Universitas Udayana, prestasi akademik, teknik disiplin induksi.


Abstract


Architecture students whom joined in student organizations have difficulty in balancing academic and non-academic activities, so it may have an effect on academic achievement. Students should have a good adversity quotient to be able to deal with the difficulty. Another factor that affects the success of academic achievement is the technique of parental discipline. This study aims to determine the role of induction discipline technique and adversity quotient toward Architecture student’s academic achievement. This study uses the technique of Purposive Sampling. The population in this study are Architecture students of Udayana University, with a sample as many as 128 people. This study uses scale and GPA’s archives as a method of data collection. The data analysis used to test the hypothesis is multiple regression test. The result of the research shows that coeffisien regression (R) is 0,155 and determination is 0,024 with signifivance value of 0,218 it means induction discipline technique and adversity quotient has no role to the academic achievement of Udayana University Architecture students whom join in student organization. Induction discipline technique has no role to the academic achievement of Udayana University Architecture students with significance value of 0.144 (p> 0, 05). Adversity quotient has no role to the academic achievement of Udayana University Architecture students with significance value of 0,828 (p> 0,05),

Keywords: Adversity quotient, Architecture student of Udayana University, academic achievement, induction discipline technique.


LATAR BELAKANG

Prestasi akademik merupakan hal yang penting dalam kehidupan modern lebih-lebih lagi pada masa remaja yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Prestasi akademik dapat menjadi tolak ukur keberhasilan mahasiswa dalam proses perkuliahan. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran atau penilaian (Tu’u, 2004). Evaluasi dalam proses belajar mahasiswa di tingkat perguruan tinggi diberikan melalui kuis, tugas, ujian tengah semester (UTS), dan ujian akhir semester (UAS) dari materi diperkuliahan dengan tujuan untuk mengetahui prestasi akademik mahasiswa.

Mahasiswa Teknik Arsitektur memiliki tugas kuliah dengan waktu pengumpulan yang berdekatan antara satu tugas dengan tugas lainnya. Penugasan dimulai dari hal sederhana hingga hal-hal kompleks. Pada awal semester satu, tugas berupa menggambar desain bebas sesuai imajinasi mahasiswa. Pada semester selanjutnya, tugas berupa menggambar objek-objek di lingkungan sekitar seperti taman, hotel, rumah, dan lain-lain (Saraswati, 2017). Penugasan yang cukup menguras tenaga, waktu, dan pikiran tersebut harus ditambah dengan keikutsertaan dalam kegiatan organisasi dengan tujuan untuk memeroleh Satuan Kredit Partisipasi (SKP). Satuan Kredit Partisipasi (SKP) merupakan sistem penghargaan terhadap mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Udayana atas partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Dalam artikel UnairNews Mengikuti Organisasi, Jangan Jadi Mahasiswa Kupu-Kupu yang diterbitkan oleh Silda (2016) dikatakan bahwa dengan berorganisasi dapat membantu belajar memecahkan masalah dan membuka peluang untuk berkenalan dengan orang hebat. Berkegiatan di kampus akan membentuk diri menjadi seseorang yang berkarakter. Banyaknya organisasi yang diikuti di lingkungan kampus, jumlah aktivitas yang diikuti di luar kampus, dan faktor eksternal lain memberikan sumbangan terhadap pengaruh prestasi akademik (Saragih & Valentina, 2015).

Mahasiswa yang mengikuti berorganisasi adalah mahasiswa yang terlibat atau sibuk dalam kegiatan yang berkaitan dengan organisasi yang diikutinya. Mahasiswa yang mengikuti organisasi memiliki prestasi yang baik. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rivaldi (2013), menunjukkan adanya peningkatan pengaruh kemengikutian organisasi juga akan meningkatkan prestasi belajarnya.

Dwi Pratiwi mahasiswa Arsitektur Universitas Udayana mengatakan bahwa keikutsertaan dalam kegiatan mahasiswa justru meningkatkan prestasi akademiknya. Dwi mengatakan bahwa dengan mengikuti kegiatan justru membuatnya bisa mengatur waktu, dan semakin rajin membuat tugas. Dibandingkan waktu semester satu, saat tidak mengikuti kegiatan, Dwi menjadi malas dan menunda-nunda pekerjaan. Pada semester dua dan tiga saat Dwi banyak mengikuti

kegiatan, tugas justru lebih cepat selesai. Dwi mengatakan bahwa pada semester satu, IP mencapai 3,45 dan ada mendapat satu nilai C. Pada semester dua, IP masih sama dengan semester satu yaitu 3,45. Pada semester tiga, saat Dwi mengikuti banyak kegiatan, IP yang dapat dicapai adalah 3,65 (Saraswati, 2017).

Namun, tidak semua mahasiswa mengalami kenaikan prestasi akademik ketika mengikuti organisasi. Salah satu mahasiswa yang mengikuti melakukan kegiatan organisasi justru mengalami penurunan dalam prestasi akademik. Hal tersebut disebabkan karena mahasiswa yang mengikuti harus mengorbankan sebagian dari pikiran, tenaga, materi, dan waktu untuk kegiatan organisasi yang diikutinya. Mahasiswa akan mengesampingkan proses perkuliahan karena harus mengurus kegiatan organisasi. Oleh karena itu, hal tersebut akan berpengaruh pada prestasi akademik mahasiswa.

Alvin Wiyogo mengatakan ketika mulai terjun dalam organisasi, Alvin merasa sibuk dan bingung membagi waktu karena kegiatan organisasi dan perkuliahan harus sama-sama berjalan. Kemudian Alvin mengaku perlahan-lahan terjadi penurunan IP. Alvin mengatakan pada semester satu, IP mencapai 3,6. Pada semester dua IP mencapai 3,5, pada semester tiga IP mencapai 3,4 dan IP terakhir turun menjadi 3,2. Alvin merasa penurunan tersebut disebabkan karena keikutertaan dalam organisasi (Saraswati, 2017).

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi dapat meningkatkan maupun menurunkan prestasi akademik mahasiswa. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang sangat berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa, yang lebih dominan pengaruhnya dibandingkan dengan keaktifan berorganisasi. Rusyan (dalam Triana, 2011) mengatakan prestasi akademik dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor jasmani, faktor psikologis, dan faktor kematangan fisik maupun psikis. Sedangkan pada faktor eksternal terdiri dari faktor sosial, budaya, faktor lingkungan fisik, dan faktor lingkungan spiritual.

Kecerdasan merupakan salah satu bagian dari faktor psikologis. Adversity Quotient atau kecerdasan adversitas adalah kemampuan atau kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup (Stoltz, 2004). Kemampuan menghadapi kesulitan tentunya harus dimiliki oleh mahasiswa yang tidak hanya dalam bidang akademik namun juga dalam bidang non akademik. Mahasiswa jurusan Arsitektur yang mengikuti mengikuti organisasi maupun kegiatan kemahasiswaan mungkin saja mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan antara kegiatan akademik dan non akademik.

Anthony (dalam Fauziah, 2014) menyebutkan ada beberapa faktor yang memengaruhi kemampuan individu untuk dapat beradaptasi meskipun dihadapkan pada keadaan yang sulit, yaitu kepribadian, keluarga, dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman. Keluarga merupakan salah satu faktor

eksternal yang memengaruhi prestasi akademik. Diantara beberapa faktor yang memengaruhi prestasi akademik, gaya mengasuh anak merupakan salah satu hal yang penting. Orangtua dengan pola asuh otoritatif memraktikkan metode disipliner yang tegas. Teknik disiplin pengasuhan otoritatif bersifat adil dan konsisten. Orangtua menggunakan komunikasi yang baik dengan anak-anak mereka, dimana perilaku tersebut termasuk dalam ciri dari teknik disiplin demokratis atau induksi.

Tu’u (2004) mengemukakan disiplin berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Menurut Njoroge dan Nyabuto (dalam Ma’sumah, 2015) disiplin adalah unsur yang sangat penting bagi keberhasilan prestasi akademik siswa. Dalam penelitian Saputro dan Pardiman (2012) disebutkan bahwa disiplin belajar memengaruhi prestasi belajar sebesar 34,5%. Dalam penelitian Rahman (2012) disiplin memberi pengaruh yang lebih dominan terhadap prestasi belajar dibandingkan motivasi dan lingkungan. Berdasarkan latarbelakang permasalahan diatas, peneliti tertarik ingin membuktikan apakah teknik disiplin induksi dan kecerdasan adversitas memiliki peran atau tidak terhadap prestasi akademik mahasiswa Arsitektur Universitas Udayana yang mengikuti organisasi.

METODE PENELITIAN

Variabel dan Definisi Operasional

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah teknik disiplin induksi dan kecerdasan adversitas, serta variabel tergantung dalam penelitian ini adalah prestasi akademik mahasiswa Arsitektur yang mengikuti organisasi. Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Prestasi Akademik

Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran atau penilaian. Prestasi akademik diukur dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa yang diperoleh dari arsip fakultas. Semakin tinggi skor IPK menunjukkan prestasi akademik yang baik.

Teknik Disiplin Induksi

Teknik disiplin induksi adalah suatu teknik disiplin dimana orangtua menggunakan penalaran dan penjelasan mengenai konsekuensi dari tindakan remaja terhadap orang lain, memberikan kesempatan pada anak untuk mengemukakan pendapat, dan mengutamakan terbinanya komunikasi yang baik antara orangtua dan anak. Teknik disiplin induksi diukur menggunakan skala yang disusun oleh peneliti. Semakin tinggi skor teknik disiplin induksi, menunjukkan tingginya teknik disiplin induksi yang diterapkan orangtua.

Kecerdasan Adversitas

Kecerdasan adversitas adalah kecerdasan individu dalam berpikir, mengendalikan, mengelola, dan mengambil tindakan dalam menghadapi kesulitan maupun hambatan tersebut menjadi peluang untuk meraih kesuksesan. Kecerdasan adversitas terdiri dari empat dimensi yaitu control, origin dan ownership, reach, dan endurance (Stoltz, 2004). Kecerdasan adversitas diukur menggunakan skala yang disusun oleh

peneliti. Semakin tinggi skor kecerdasan adversitas yang diperoleh, menunjukkan kecerdasan adversitas yang baik.

Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Arsitektur Universitas Udayana. Sampel dalam penelitian ini memiliki karakteristik adalah subjek berusia 18 sampai 22 tahun saat penelitian dilakukan, berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan, berstatus sebagai mahasiswa aktif di jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana, sedang atau pernah mengikuti sebuah organisasi ataupun kepanitiaan dalam kegiatan kemahasiswaan di lingkungan Universitas Udayana.

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan nonprobability sampling, yaitu menggunakan Purposive Sampling. Sugiyono (2016) mengemukakan teknik Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pada penelitian ini, karakteristik sampel yang digunakan memertimbangkan kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti, sehingga tidak semua mahasiswa Arsitektur mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.

Roscoe (dalam Sugiyono, 2016) menyebutkan bahwa bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Pada penelitian ini jumlah variabel yang digunakan sebanyak tiga variabel, sehingga minimal jumlah sampel yang dapat digunakan adalah 30 sampel.

Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Oktober. Pada tanggal 24 Oktober 2017 dilakukan penyebaran skala penelitian kepada mahasiswa Teknik Arsitektur semester tiga, dan tujuh. Pada tanggal 25 Oktober 2017 dilakukan penyebaran skala penelitian kepada mahasiswa semester lima. Peneliti menyebar 200 skala, namun dari 200 skala yang disebar, terdapat 180 skala yang kembali. Hanya 128 skala yang dapat digunakan dan sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan peneliti. Dengan demikian sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 128 mahasiswa Arsitektur Universitas Udayana yang mengikuti organisasi.

Alat Ukur

Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan arsip nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan dua Skala yaitu Skala Teknik Disiplin Induksi dan Skala Kecerdasan Adversitas. Skala Teknik Disiplin Induksi disusun berdasarkan aspek dari Hoffman (dalam Santrock, 2007a). Skala Kecerdasan Adversitas disusun berdasarkan aspek kecerdasan adversitas dari Stoltz (2004). Skala teknik disiplin induksi terdiri dari 33 aitem dan skala kecerdasan adversitas terdiri dari 26 aitem. Setiap aitem disusun menjadi aitem yang favorable dan unfavorable dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).

Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan expert judgement bersama dosen pembimbing. Pengujian validitas konstrak dilakukan

dengan melihat nilai korelasi aitem total yang terkoreksi, apabila lebih besar sama dengan 0,3 maka aitem dikatakan valid (Azwar, 2014). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan formula Cronbach’s Alpha. Suatu instrument dinyatakan reliable bila koefisien reliabilitas minimal 0,6 (Sugiyono, 2016).

Hasil uji validitas skala teknik disiplin memiliki koefisien korelasi aitem total yang terkoreksi berkisar pada rentang 0,305 sampai 0,740. Sedangkan untuk hasil uji reliabilitas menunjukkan koefisien Alpha (α) sebesar 0,924 berarti bahwa skala teknik disiplin induksi mampu mencerminkan 92,4% variasi skor murni responden. Hasil uji validitas skala kecerdasan adversitas memiliki korelasi aitem total yang terkoreksi berkisar pada rentang 0,310 sampai 0,690. Sedangkan untuk hasil uji reliabilitas menunjukkan koefisien Alpha (α) sebesar 0,903 berarti bahwa skala kecerdasan adversitas mampu mencerminkan 90,3% variasi skor murni responden.

Teknik Analisis Data

Uji asumsi dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan teknik Kolmogorov-Smirnov, uji linieritas dengan teknik Compare Means, uji multikolinieritas dengan memerhatikan nilai Tolerance dan VIF, dan uji heteroskedastisitas dengan uji Glejser. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi berganda. Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nila variabel dependen (terikat) bilai nilai variabel independen (bebas) dinaikkan atau diturunkan (Sugiyono, 2016).

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah 128 mahasiswa Arsitektur Universitas Udayana yang mengikuti organisasi. Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas responden adalah perempuan dengan persentasi sebesar 53,1%. Berdasarkan usia, mayoritas responden berusia 19 tahun dengan persentasi sebesar 40,6%.

Deskripsi Data Penelitian

Hasil deskripsi statistik pada tabel 1 (terlampir) menunjukkan bahwa teknik disiplin induksi memiliki mean teoretis sebesar 82,5 dan mean empiris sebesar 106,95. Perbedaan mean empiris dan mean teoretis variabel teknik disiplin induksi sebesar 24,45. Mean empiris yang diperoleh lebih besar dari mean teoretis (mean empiris> mean teoretis) yang menghasilkan kesimpulan bahwa responden mendapatkan penerapan teknik disiplin induksi yang tinggi.

Hasil deskripsi statistik pada tabel 1 (terlampir) menunjukkan bahwa kecerdasan adversitas memiliki mean teoretis sebesar 65 dan mean empiris sebesar 78,67. Perbedaan mean empiris dan mean teoretis variabel kecerdasan adversitas sebesar 13,67. Mean empiris yang diperoleh lebih besar dari mean teoretis (mean empiris> mean teoretis) yang menghasilkan kesimpulan bahwa taraf kecerdasan adversitas subjek yang tinggi.

Uji Asumsi

Uji normalitas dilakukan dengan teknik Kolmogorov-Smirnov. Data variabel dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansinya p > 0,05. Variabel teknik disiplin induksi menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,341 (p>0,05). Variabel kecerdasan adversitas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,052 (p>0,05). Variabel prestasi akademik menunjukkan nilai signifikansi 0,279 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ketiga variabel berdistribusi normal.

Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan uji compare mean kemudian Test for Linearity. Data dapat dikatakan memiliki hubungan yang linier apabila nilai siginifikansi pada Deviation from Linierity menunjukkan p > 0,05 (Riadi, 2016). Variabel prestasi akademik dengan teknik disiplin induksi menghasilkan nilai signifikansi pada Deviation from Linierity sebesar 0,177 (p>0,05). Variabel prestasi akademik dengan kecerdasan adversitas menghasilkan nilai signifikansi pada Deviation from Linierity sebesar 0,934 (p>0,05). Dari kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara prestasi akademik dengan teknik disiplin induksi dan kecerdasan adversitas.

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan VIF. Jika nilai VIF ≤ 10 dan nilai Tolerance ≥ 0,1, maka dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas. Berdasarkan tabel 4 (terlampir) diperoleh nilai VIF sebesar 1,722 (dibawah 10) dan nilai tolerance sebesar 0,581 (diatas 0,1). Hal ini menunjukkan tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam penelitian ini.

Heteroskedastisitas diukur dengan menggunakan uji Glejser. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2014). Berdasarkan tabel 5 (terlampir) variabel bebas pada penelitian ini dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi teknik disiplin induksi sebesar 0,317 (p>0,05) dan kecerdasan adversitas sebesar 0,444 (p>0,05).

Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda. Uji regresi berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 18.0 for Windows dengan melihat koefisien regresi (R), uji F, dan koefisien beta.

Pada tabel 6 (terlampir) dapat dilihat nilai signifikansi F yang dihasilkan dari hasil uji regresi berganda sebesar 0.218 (p>0,05). Hal ini berarti model regresi dalam penelitian ini tidak dapat digunakan memrediksi prestasi akademik, sehingga dapat dijelaskan bahwa teknik disiplin induksi dan kecerdasan adversitas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik.

Pada tabel 7 (terlampir) dapat dilihat bahwa terdapat nilai R yang merupakan koefisien regresi sebesar 0,155 dan nilai R2 yang merupakan koefisien determinasi sebesar 0,024. Berdasarkan hasil uji regresi berganda antara variabel bebas

dan tergantung, dapat disimpulkan bahwa teknik disiplin induksi dan kecerdasan adversitas secara bersama-sama memberikan sumbangan sebesar 2,4% sedangkan 97,6% ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Pada tabel 8 (terlampir) dapat dilihat bahwa kecerdasan adversitas tidak berperan secara signifikan terhadap prestasi akademik karena menunjukkan koefisien beta terstandarisasi sebesar 0.025, nilai t sebesar 0.217, dan signifikansi sebesar 0.828 (p>0,05). Teknik disiplin induksi juga tidak berperan secara signifikan terhadap prestasi akademik karena menunjukkan koefisien beta terstandarisasi sebesar -0,170, nilai t sebesar -1.469, dan signifikansi sebesar 0.144 (p>0,05).

Rangkuman hasil uji hipotesis mayor dan minor dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 9 (terlampir).

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan melihat hasil koefisien regresi berganda dapat diketahui bahwa teknik disiplin induksi dan kecerdasan adversitas tidak berperan terhadap prestasi akademik mahasiswa Arsitektur Universitas Udayana yang mengikuti organisasi. Penelitian ini didukung oleh penelitian dari Falakh (2016) dimana faktor disiplin tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Disiplin yang tingi tidak selalu memberikan pengaruh yang positif terhadap prestasi akademik mahasiswa. Solihin dan Indrawati (2017) juga menemukan bahwa faktor disiplin tidak berpengaruh pada prestasi siswa SMAN 1 Benai. Banyaknya faktor lain yang dapat memengaruhi prestasi akademik menimbulkan berbagai kemungkinan yang dapat meningkatkan prestasi akademik siswa.

Tiller (dalam Hassan & Sen, 2015) mengatakan korelasi yang tidak signifikan antara disiplin orangtua dengan prestasi akademik disebabkan karena disiplin yang diterapkan lebih berdampak langsung pada perkembangan sosial-emosional daripada domain kognitif. Santrock (2007b) menjelaskan bahwa seiring anak mencapai usia remaja akhir, orangtua harus melepaskan beberapa peran pengasuhan mereka, dan berinteraksi dengan anak lebih seperti orang dewasa. Artinya orangtua seharusnya tidak lagi menganggap anak sebagai anak yang perlu dilindungi dan diawasi. Anak yang sudah menginjak dewasa harus dilihat sebagai orang yang mampu memikul tanggungjawab, dewasa, dan memiliki hak untuk mengatur aktivitas sehari-hari.

Leung, Lau, dan Lam (1998) mengatakan keterlibatan orangtua pada bidang akademis menunjukkan tidak ada pengaruh pada performa akademik. Alasannya adalah ketika anak-anak mendapat nilai bagus, penguatan dari guru dan teman sebaya lebih dapat meningkatkan harga diri dibanding penguatan dari orangtua. Di sisi lain, ketika anak-anak mendapat nilai buruk, dukungan dan bantuan orangtua mungkin tidak memadai, dan harus dipasangkan dengan strategi pembelajaran yang efektif.

Desforges dan Abouchar (2003) menjelaskan bahwa peran orangtua tidak berpengaruh apapun pada prestasi dan penyesuaian siswa. Keterlibatan orangtua, nampaknya menurunkan prestasi siswa pada lingkungan tertentu. Inkonsistensi ini dapat dengan mudah dijelaskan. Hal tersebut dikarenakan banyak penelitian mengukur hal yang berbeda dengan definisi yang sama dan mengukur hal yang sama dengan alat ukur yang berbeda, tentunya akan mengarah pada inkonsistensi yang jelas.

Santrock (2007b) menjelaskan bahwa peran orangtua dipengaruhi oleh etnis. Pada beberapa kelompok etnis, aspek dari gaya yang otoriter berkaitan dengan dampak yang lebih positif pada anak. Chao, Leung, Lau dan Lam (dalam Hassan & Sen, 2015) mengatakan peran orangtua pada negara Asia khususnya Cina ditemukan lebih mengutamakan kekuasaan. Orangtua Cina mendidik anak menggunakan tradisi Konfusius yaitu adanya pandangan bahwa “jika kamu ingin mendidik anak, anak harus takut padamu”. Chao (dalam Chau, 2010) menegaskan sikap tersebut mungkin berkaitan dengan tujuan melatih anak-anak mereka untuk berperilaku dengan baik dan untuk mencapai akademis yang baik.

Selain adanya pengaruh Konfusius, Cina merupakan negara kolektivis. Dimana menekankan pentingnya kontrol pada emosi dan berbakti pada orangtua. Chau (2010) menjelaskan budaya kolektivis menekankan pada norma kelompok dan mematuhi otoritas daripada individualistik yang menekankan kemandirian dan otonomi. Dengan demikian orangtua Cina memandang menahan diri sebagai suatu pencapaian yang penting. Oleh karena itu mereka jarang menunjukkan kasih sayang dan memuji anak-anak mereka karena khawatir anak mereka menjadi manja. Menahan diri merupakan perilaku yang bertentangan dengan disiplin induksi. Disiplin induksi menekankan pada mengemukakan pendapat, sehingga dalam hal ini pada negara yang kolektivis seperti Cina, dapat dikatakan tidak menerapkan teknik disiplin induksi.

Mau (dalam Desforges & Abouchar, 2003) mengatakan bahwa budaya Asia yang mengatribusikan kesuksesan dengan usaha personal atau pribadi. Dimana hasil ini konsisten dengan etika dan catatan bahwa keterlibatan orangtua pada beberapa hal akan melemahkan dampak dari usaha individu (self-effort). Berdasarkan penjelasan tersebut, perilaku yang ditunjukkan oleh orangtua Cina merujuk pada gaya otoriter yang menerapkan teknik disiplin memerlihatkan kekuasaan (power assertion) (Chen & Zhou, 1997), dimana orangtua berusaha memeroleh kontrol atau sumberdaya pada anak (Hoffman dalam Santrock, 2007a). Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pada budaya Cina yang kolektivis, lebih menerapkan gaya pengasuhan otoriter yang mengutamakan kontrol dan otoritas yang tinggi.

Disisi lain banyak orangtua menggunakan kombinasi beberapa teknik disiplin, daripada hanya satu teknik tertentu, walaupun salah satu teknik bisa lebih dominan. Penerapan disiplin yang konsisten biasanya lebih disarankan. Orangtua yang bijak dapat merasakan pentingnya bersikap lebih permisif dalam situasi tertentu dan lebih bersifat otoriter pada situasi yang lain namun lebih otoritatif di situasi yang berbeda (Santrock,

2007b). Sehingga dengan menilai hanya satu teknik tertentu tidak dapat memrediksi keberhasilan mahasiswa dalam prestasi akademik.

Joshi, Ferris, Otto dan Regan (dalam Chau, 2010) menemukan peran ibu dan ayah tidak berhubungan dengan pencapaian di sekolah karena terdapat perbedaan pengaruh gaya mengasuh saat anak bertambah tua. McBride-Chang dan Chang (dalam Chau, 2010) menambahkan kinerja akademis anak-anak di tahun awal sekolah mungkin dipengaruhi oleh keterlibatan orangtua, namun hal ini kurang begitu berperan ditahun-tahun sekolah berikutnya. Mungkin, keterlibatan orangtua akan memiliki peran lebih besar pada aspek sosial, emosional, dan kognitif pada perkembangan anak-anak dibandingkan pada remaja. Liem, Cavell, dan Lustig (dalam Chau, 2010) menambahkan remaja dapat menerima pengaruh yang lebih besar dari penerimaan dan tekanan teman sebaya daripada gaya mengasuh orangtua.

Peneliti mengasumsikan bahwa pada usia remaja, anak cenderung lebih dekat dengan teman-temannya daripada dengan orangtua. Sehingga disiplin yang diterapkan orangtua pada remaja, tidak berperan terhadap prestasi akademik. Desforges dan Abouchar (2003) mengatakan bahwa kualitas anak di sekolah akan dipengaruhi oleh tipe kelompok sebaya dan pada waktu yang sama, anak akan dipengaruhi oleh teman sebaya. Selain itu, Hurlock (1980) menjelaskan bahwa karena remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar daripada pengaruh keluarga.

Binger (dalam Hassan & Sen, 2015) mengindikasikan hubungan orangtua-anak berubah secara signifikan ketika anak-anak mencapai usia remaja. Selama masa ini, peran orangtua berubah menjadi kurang aktif dibanding saat masa awal kanak-kanak. Pemaparan tersebut juga didukung oleh Papalia, Old, dan Feldman (2008) dimana karakter interaksi keluarga berubah pada tahun-tahun remaja. Ketika para remaja mulai memisahkan diri dari keluarga mereka dan menghabiskan lebih banyak waktu dan tidak terlalu butuh dengan kepuasan emosional yang biasanya mereka dapatkan dari ikatan saudara maupun orangtua. Buhrmester (dalam Papalia dkk., 2008) menjelaskan peningkatan intimasi pertemanan remaja merefleksikan perkembangan kognitif dan emosional. Pertemanan memberikan tempat mengemukakan pendapat, pengakuan kelemahan, dan mendapatkan bantuan dari masalah.

Berdasarkan paparan tersebut, peneliti mengasumsikan bahwa pertemanan dengan teman sebaya memiliki peran terhadap kegiatan akademik mahasiswa. Hal ini didukung oleh pernyataan Hurlock (1980) bahwa terdapat faktor lain yang memengaruhi sikap remaja terhadap pendidikan yaitu sikap teman sebaya yang berorientasi sekolah atau berorientasi kerja, nilai-nilai yang menunjukkan keberhasilan atau kegagalan akademis, relevansi atau nilai praktis dari berbagai mata pelajaran, sikap terhadap guru-guru, pegawai tata usaha, dan kebijaksanaan akademis serta disiplin, keberhasilan dalam

pelbagai kegiatan ekstrakurikuler, dan derajat dukungan sosial diantara teman-teman sekelas.

Pada penelitian ini kecerdasan adversitas juga tidak berperan terhadap prestasi akademik. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Virlia (2015) menunjukkan tidak adanya hubungan langsung antara kecerdasan adversitas dengan prestasi belajar pada mahasiswa. Hal tersebut disebabkan karena lingkungan pendidikan bukanlah satu-satunya indikator yang menentukan apakah seseorang itu dikatakan gagal atau berhasil untuk bertahan. Keberhasilan seseorang mahasiswa dalam mencapai prestasi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, artinya mungkin ada beberapa orang yang tahan menghadapi segala tantangan dan kesulitan hidup, namun kurang berprestasi dalam studinya. Prestasi itu sendiri bisa saja dipengaruhi oleh kapasitas intelektual individu, minat terhadap jurusan yang dipilih, motivasi belajar, dan sebagainya sehingga kecerdasan adversitas kurang dapat dijadikan sebagai prediktor yang menentukan keberhasilan seseorang dalam studinya.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Udayana memiliki tingkat kecerdasan adversitas yang tergolong sedang. Hal ini dibuktikan dengan skor kecerdasan adversitas yang lebih banyak berada pada tingkat sedang. Menurut Stoltz (2004), mereka yang memiliki tingkat kecerdasan adversitas sedang dikenal dengan sebutan Campers. Tipe ini cukup mampu mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi namun ketika hambatan itu semakin sulit untuk diatasi, akan muncul perasaan pesimis untuk dapat menyelesaikannya. Tipe ini memiliki motivasi berupa rasa takut dan kenyamanan sehingga kemampuannya terbatas terhadap perubahan.

Stoltz (2004) mengemukakan bahwa campers tidak memanfaatkan potensinya secara penuh, sehingga biasanya tidak mencapai dan memberikan prestasi yang paling tinggi. Namun pernyataan tersebut tidak sesuai dengan hasil pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan kecerdasan adversitas yang sedang, mahasiswa justru tetap memeroleh prestasi akademik yang tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2014) juga menemukan bahwa hubungan kecerdasan adversitas dengan prestasi belajar menunjukkan hubungan yang lemah, artinya belum tentu semakin tinggi kecerdasan adversitas akan meningkatkan prestasi begitu juga sebaliknya. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa benar adanya kecerdasan adversitas tidak berperan dalam prestasi akademik mahasiswa Arsitektur yang mengikuti organisasi.

Peneliti memiliki asumsi bahwa adanya minat yang besar terhadap jurusan dapat memengaruhi prestasi akademik yang diperoleh. Mahasiswa cenderung mengerahkan kemampuannya untuk berprestasi dalam jurusan yang dipilih. Hal ini didukung oleh pernyataan Hurlock (1980) bahwa besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan. Para remaja yang kurang berminat pada pendidikan biasanya menunjukkan ketidaksenangan dalam cara-cara berikut. Mereka menjadi orang yang berprestasi rendah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh bahwa prestasi akademik mahasiswa

Arsitektur berada pada kategori tinggi. Peneliti menyimpulkan bahwa minat lebih dapat memengaruhi prestasi akademik dibandingkan teknik disiplin induksi dan kecerdasan adversitas.

Berdasarkan keseluruhan pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa teknik disiplin induksi dan kecerdasan adversitas secara bersama-sama tidak berperan terhadap prestasi akademik mahasiswa Arsitektur Universitas Udayana yang mengikuti organisasi. Hal tersebut disebabkan karena keberhasilan seorang mahasiswa dalam mencapai prestasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Teknik disiplin mungkin bukanlah faktor yang memengaruhi prestasi akademik mahasiswa Arsitektur Universitas Udayana, namun terdapat faktor-faktor lain. Berdasarkan penelitian sebelumnya, budaya kolektivis yang dianut oleh Asia termasuk Indonesia, memiliki pengaruh terhadap gaya pengasuhan dan disiplin yang diterapkan oleh orangtua. Dalam budaya Asia, gaya otoriter lebih memengaruhi prestasi akademik anak. Selain pengaruh budaya, peneliti mengasumsikan bahwa pertemanan dengan kelompok sebaya dan minat terhadap jurusan yang dipilih mungkin memberikan pengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa.

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka peneliti dapat memberikan saran bagi mahasiswa untuk dapat menjadikan penelitian ini sebagai masukan yang positif dalam meningkatkan prestasi akademik serta meningkatkan kemampuan untuk mengatasi situasi sulit, tidak hanya dalam perkuliahan dan organisasi namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Saran bagi orangtua yaitu meskipun teknik disiplin induksi tidak berperan terhadap prestasi akademik mahasiswa, orangtua dapat memerhatikan faktor-faktor lain yang berperan dalam prestasi akademik untuk membantu mahasiswa mencapai prestasi akademik yang baik.

Saran bagi peneliti selanjutnya, yaitu diharapkan dapat memertimbangkan keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini. Adapun keterbatasan yang peneliti temukan pada penelitian ini yaitu data mengenai teknik disiplin yang diterapkan orangtua dari skala yang diisi oleh anak, akan lebih baik jika mendapat data dari orangtua juga, sehingga data yang diperoleh dapat sesuai dengan keadaan orangtua sebenarnya. Peneliti tidak memerhatikan kualitas organisasi yang diikuti oleh responden, kemungkinan organisasi yang besar ataupun kecil juga memengaruhi tingkat kesulitan yang dialami oleh mahasiswa. Penelitian ini hanya memiliki kontribusi sebesar 2,4% artinya masih banyak faktor lain yang mungkin lebih memengaruhi pretasi akademik mahasiswa. Kemudian, saran bagi instansi pendidikan yaitu diharapkan dapat memertimbangkan pengadaan kegiatan mahasiswa sehingga tetap efektif dan tidak terlalu memengaruhi prestasi akademik.

DAFTAR PUSTAKA

Chau, H. Y. (2010). Parenting style and school performance in chinese adolescents. (Tesis California State University, Sacramento). Diakses 5 Januari 2018 dari http://csus-dspace.calstate.edu/bitstream/handle/10211.9/845/Hiu_The sis_Final_with_everything_Test.pdf?sequence=2

Desforges, C. & Abouchar, A. (2003). The impact of parental involvement, parental support and family education on pupil achievement and adjustment: A literature review. Nottingham: Departemen for Education and Skills. Diakses 15           Desember           2017           dari

https://www.nationalnumeracy.org.uk/sites/default/files/the _impact_of_parental_involvement.pdf

Falakh, M. S. (2016). Pengaruh kedisiplinan dan motivasi belajar terhadap tingkat prestasi belajar mahasiswa jurusan pendidikan ilmu pengetahuan sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. (Skripsi, Universitas Islam Negeri Malang, Malang). Diakses 16 Februari 2018 dari http://etheses.uin-malang.ac.id/4892/1/10130049.pdf

Fauziah, N. (2014). Empati, persahabatan, dan kecerdasan adversitas pada mahasiswa yang sedang skripsi. Jurnal Psikologi Undip,       13(1),       78-92.       Diakses       dari

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view /8068

Hassan, N. C. & Sen, H. M. (2015). Relationship between parenting styles and academic performance among undergraduates at University Putra Malaysia. Proceeding of ADCED15 International Conference on Advances in Education and Social Sciences, 549-557. Diakses 16 Desember 2017 dari http://www.ocerint.org/adved15_epublication/papers/252.p df

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Leung, K., Lau, S., & Lam, W. (1998). Parenting style and

academic achievement: A cross-cultural study. Merril-Palmer Quarterly, 44 (2), 157-172. Diakses 23 Januari 2018                                                dari

https://www.researchgate.net/publication/282418196_Paren ting_styles_and_academic_achievement_A_cross-cultural_study

Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. (2008). Human development (psikologi perkembangan) edisi kesembilan bagian V s/d IX. Jakarta: Kencana.

Puspitasari, A. J. (2014). Hubungan antara adversity quotient (aq) dengan prestasi belajar mahasiswa S1 keperawatan fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara tahun 2014 (Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan). Diakses      20      November      2017      dari

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/43811

Riadi, E. (2016). Statistika penelitian (analisis manual dan IBM SPSS). ANDI: Yogyakarta.

Rivaldi, S. (2013). Pengaruh organisasi kemahasiswaan terhadap prestasi belajar mahasiswa prodi pendidikan ekonomi FKIP Untan Pontianak (Skripsi, Universitas Tanjungpura, Pontianak). Diakses 13 Februari 2017 dari https://www.jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view /5093

Santrock, J. W. (2007b). Remaja edisi 11 jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Saputro, S. T., & Pardiman. (2012). Pengaruh disiplin belajar dan lingkungan teman sebaya terhadap prestasi belajar mahasiswa program studi pendidikan akuntansi angkatan 2009 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 10(1), 78-97.

Diakses        12        April        2017        dari

https://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/article/view/923

Saragih, J. H., & Valentina, T. D. (2015). Hubungan antara

kecerdasan emosional dengan prestasi akademik pada mahasiswa aktivis organisasi kemahasiswaan di lingkungan Universitas Udayana. Jurnal Psikologi Udayana, 2(2), 246255.      Diakses      3      Maret     2017      dari

https://ojs.unud.ac.id/index.php/psikologi/article/view/2520 4

Saraswati, D. (2017). Studi pendahuluan prestasi akademik mahasiswa arsitektur Universitas Udayana. Artikel tidak dipublikasikan. Universitas Udayana: Denpasar.

Silda, D. (2016, 18 Januari). Mengikuti berorganisasi, jangan jadi mahasiswa “kupu-kupu”. UnairNews. Diakses dari https://news.unair.ac.id/2016/01/18/mengikuti-berorganisasi-jangan-jadi-mahasiswa-kupu-kupu/

Solihin & Indrawati. (2017). Pengaruh kedisiplinan terhadap prestasi siswa SMAN 1 Benai Kabupaten Kuantang Singinggi (studi kasus kelas IX). 4 (1), 1-15. Diakses 16 Februari 2018                                         pada

https://media.neliti.com/media/publications/115755-ID-pengaruh-kedisiplinan-terhadap-prestasi.pdf

Sugiyono. (2016). Metode penelitian kombinasi (mixed method). Bandung: Alfabeta.

Stoltz, P. G. (2004). Adversity quotient mengubah hambatan menjadi peluang. Jakarta: Grasindo.

Tu’u, T. (2004). Peran disiplin pada perilaku dan prestasi siswa. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Triana, E. (2011). Pengaruh kemengikutian berorganisasi dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa jurusan pendidikan geografi angkatan 2008 dan 2009 Universitas Negeri Yogyakarta (Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta). Diakses 20 Februari 2017 dari http://library.fis.uny.ac.id/opac/index.php?p=show_detail& id=846

Virlia, S. (2015). Hubungan adversity quotient dan prestasi belajar pada mahasiswa program studi psikologi Universitas BM. Psibernetika, 8(1), 62-75. Diakses 26 November 2017 dari https://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika/article/vie w/488

LAMPIRAN

Tabel 1

Deskripsi Data Variabel Penelitian

Variabel         Teknik Disiplin Induksi

KecerdasanAdversitas

PrestasiAkademik

N                  12S

Xfean Teoretis                82,5

Xfean Empiris               106,95

Std. Deviasi Teoretis              16,5

Std. Deviasi Empiris            10,003

Skor Minimal               82

Skor Maksimal              132

128

65 78,67

13 7,737

58 102

128

50

50

10 10,000 23,78 71,91

Tabel 2

Hasil Uji Normalitas Data Penelitian

Variabel        Kohtiogorov-Sminiov

Teknik Disiplin Induksi          0,939

KecerdasanAdversitas          1,350

PrestasiAkademik            0,991

Asynip. Sig (2-tailed)

0341

0,052

0,279

Keterangan

Data normal

Data normal

Data normal

Tabel 3

Hasil Uji Linearitas Data Penelitian

Γ         Sig-

Prestasi Akademik+Teknik Disiplin Between

Induksi                             group

Desfation

Linieriħ'

from

1,275    0,177

Prestasi      Akademik+Kecerdasan Between

Adversitas                           group

Liesfation Linierity

from

0,613    0,934

Tabel 4

Hasil Uji Multikolinearitas Data Penelitian

Variabel              Tolerance

Iariance Inflation Factor (I TF)

Keterangan

Teknik Disiplin Induksi          0,581

1,722

Tidak terjadi multikolinieritas

KecerdasanAdversitas         0,581

1,722

Tidak terjadi multikolinieritas

Tabel 5

Hasil Uji Heteroskedastisitas Data Penelitian

Variabel                      Sig.

Keterangan.

Teknik Disiplin Induksi              0317

Tidak terj adi Iieteroskedastisitas

Kecerdasan Adversitas             0,444

Tidak terjadi Iieteroskedastisitas

Tabel 6

Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi Nilai F

Swn of        Df

Squares

Mean Square

F

Sig.

Regression        306.161           2

Residual         12393.839        125

153.080

99.151

1.544

0218

Total            12700.000        127

Tabel 7

Hasil Uji Regresi Berganda

J? Sqtuire

Adjusted R Sqiuire

Std. Error of the Estimate

0,155

0,024

0,008

9,95745

Tabel 8

Hasil Uji Regresi Berganda Nilai Koefisien Beta dan Nilai T

Model

Uiistaiidardized         Standardized      T       Sig.

Coefficients            Coefficients

B        Std. Eiror         Beta

(constant) Teknik Disiplin Induksi Kecerdasan Adversitas

65.655       10207                       6.433    0.000

-0.170        0.116           -0.170       -1.469    0.144

0.033        0.150          0.025       0217    0.828

Tabel 9

Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Penelitian

No                                Hipotesis                                  Hasil

  • 1    HipotesisMayor

Teknik disiplin induksi dan kecerdasan adversitas berperan terhadap Ditolak prestasi akademik mahasiswa Arsitektur Universitas Udayana yang

__________mengikuti organisasi._________________________________________________________________

  • 2    HipotesisMinor

  • a.    Teknik disiplin induksi Berperanterhadap prestasi akademik mahasiswa Ditolak Arsitektur Universitas Udayana Vangmengikuti organisasi.

  • b.    Kecerdasan Bdversitasberperanterhadapprestasi akademik mahasiswa      Ditolak

Arsitektur Universitas Udayana yang mengikuti organisasi.

139