ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKSI INDUTRI ARAK DI DESA TRI EKA BUANA

I Gusti Agung Dyah Dwiantari

I Ketut Sudiana

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana e-mail: gunkwik21@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh modal, bahan baku, tenaga kerja, pengalaman kerja berpengaruh serempak dan parsial terhadap produksi industri arak di Desa Tri Eka Buana. Serta variabel yang dominan mempengaruhi produksi industri arak. Hasil penelitian menyatakan bahwa modal, bahan baku, tenaga kerja dan pengalaman kerja secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi pada industri arak di Desa Tri Eka Buana Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem. Secara parsial modal, bahan baku, tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi industri arak. Sedangkan pengalaman kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap produksi industri arak dengan nilai thitung pengalaman kerja (0,454) < ttabeι (1,671) didukung pula oleh koefisien β4 = 0,014, Memiliki arti bahwa tidak adanya hubungan searah antara pengalaman kerja dengan produksi pada industri arak. Variabel yang dominan berpengaruh terhadap produksi industri arak di Desa Tri Eka Buana Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem adalah bahan baku. Para pembuat arak disarankan meningkatkan keterampilan, pelatihan dan berinovasi dalam pengolahan ataupun saat mencari bahan baku yang nantinya akan meningkatkan dan menghasilkan produk yang lebih baik dan kualitas.

Kata Kunci : Modal, Bahan Baku, Tenaga Kerja, Pengalaman Kerja, Produksi

ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of capital, raw materials, labor, work experience simultaneously and partially to the production of arak industry in Tri Eka Buana Village. And the dominant variables affect the production of the arak industry. The result of research stated that capital, raw material, labor and work experience simultaneously have positive and significant effect to production in arak industry in Tri Eka Buana Village Sidemen Sub-district of Karangasem Regency. In partial capital, raw materials, labor has a positive and significant effect on the production of the arak industry. While the work experience does not have a positive and partially significant effect on the production of the arak industry with the value of work experience (0,454) <ttabel (1,671) also supported by the coefficient β4 = 0,014, It means that there is no direct relationship between work experience with production in the arak industry . The dominant variable affecting the production of the arak industry in Tri Eka Buana Village Sidemen Subdistrict Karangasem Regency is the raw material. The makers of arak are advised to improve their skills, training and innovate in processing or when looking for raw materials that will improve and produce better products and quality.

Keywords: Capital, Raw Materials, Manpower, Work Experience, Production

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki jumlah penduduk ke empat terbesar di seluruh dunia termasuk Amerika, India dan CIna. Dengan hal ini Indonesia memiliki sumber daya maanusia atau jumlah tenaga kerja yang banyak. Sumber daya alam dan sumber daya manusia jika dimanfaatkan dengan baik akan meningkatkan perekonomian Negara dan mempercepat pembangunan Indonesia. Indonesia akan menjadi Negara maju seperti Amerika, apabila sumber daya manusia dan ketersediaan lapangan kerja itu seimbang. Masalah akan timbul jika jumlah lapanga kerja lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja. Maka akan adanya kesenjangan, menyebabkan jumlah pengangguran akan meningkat, jumlah tenaga kerja kurang terlatih dan terdidik. Masalah tersebut akan meningkatkan kemisikinan dan faktor yang lainnya seperti kekerasan.

Pertanian di Indonesia menjadi hal dalam pertumbuhann ekonomi, banyak dalam sektor ini menjadi penunjang dalam pertumbuhan Negara ini. Pertanian juga menjadi sumber utama dalam hal pangan di Indonesia. Banyak hal positif dalam sektor pertanian, jika dimaksimalkan dengan baik oleh pemerintah kita bisa mengekspor hasil pertanian yang akan mendapatkan manfaat bagi kita sendiri dan bisa meminimilasir pengangguran dengan penyerapan tenaga kerja dalam sektor tersebut.

Indonesia merupakan Negara yang memiliki lahan tanaman kelapa terbesar di dunia dengan luas areal 3,88 juta hektar (97 persen merupakan perkebunan rakyat), dengan produksi kelapa sebanyak 3,2 juta ton setara kopra (Badan Pusat Statistik, 2015). Banyak manfaat yang diberikan oleh kelapa tersebut, sehingga banyak dari masyarakat memanfaatkannya. Perkebunan kelapa

rakyat pada umumnya sempit dan pemeliharaan yang seadanya, dikelola secara sederhana. Menyebabkan produksi kelapa memiliki niai tambah rendah dan dalam pengolahan hasil kelapa jadi kurang memiliki harga jual yang tinggi. Dibandingkan dengan kelapa sawit, kelapa kalah dengan kelapa sawit karena kelapa sawit lebih produktif dan lebih murah. Sejumlah hasil produk dari kelapa memiliki hasil yang cukup menguntungkan dan memiliki harga jual yang tinggi.

Pertanian di Bali dibilang cukup membawa dampak yang baik untuk pembangunan daerah, serta penunjang perekonomian daerah. Pembangunan pertanian memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan ekonomi nasional dan mendorong berkembangnya sub sektor perkebunan menurut Muttakin dkk (2014). Sub sektor perkebunan di Bali dengan produksi kelapa cukup banyak keberadaannya di Bali ini. Masyarakat Bali pada khususnya menyadari bahwa manfaat dari pohon kelapa itu sebagai kegiatan keagamaan dan ritual adat. Kelapa memiliki nilai ekonomi yang tinggi mulai dari janur hingga buah kelapa mudanya.

Tabel 1 Luas Lahan dan Produksi Kelapa di Kabupaten Karangasem Tahun

2010-2014

Uraian

Tahun

2010

2011

2012

2013

2014

Luas Areal (Ha)

17.375,5

17.360,00

17.308,12

17.991,31

17.693,00

Produksi (Ton)

14.735,11

13.692,06

14.451,04

13.838,31

13.749,00

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Karangasem, 2014

Luas lahan perkebunan kelapa di Bali mencapai 70.609 hektar, namun sebagian sudah tua dan rusak, sehingga kurang produktif lagi. Hampir di setiap daerah di Bali memiliki pohon kelapa tersebut. Sehingga produksi buah kelapa di

Bali sebesar 66.838,62 ton per tahunnya jika dirata-ratakan. Luas lahan tanaman

kelapa tahun 2014 seluas 17.693,00 hektar, mengalami penurunan 298,31 hektar dibandingkan dengan tahun 2013, dimana luas areal pada tahun 2013 seluas 17.991,31 hektar. Penurunan luas areal taman ternyata dibarengi penuruan jumlah biaya produksi kelapa, dimana pada tahun 2014 produksi kelapa sebanyak 13.759,00 ton mengalami penurunan 298,31 ton dari tahun 2013 dimana produksinya sebanyak 13.749,00 ton (Badan Pusat Statistik, 2015).

Sub sektor perkebunan yaitu kelapa, bisa dimanfaatkan lebih baik, agar hasil yang diinginkan dapat diwujudkan semaksimal mungkin. Mengatasi permasalahan yang ada pada sektor perkebunan, pemerintah berusaha meningkatkan dan mendorong sektor produktif lainnya seperti kerajinan rakyat dan sektor industri, sehingga tenaga kerja dapat teratasi dengan memperluas lapangan pekerjaan di sektor industri tersebut. Sektor industri di Indonesia memiliki peran penting terhadap perekonomian nasional, dengan kontribusi sebesar 27,80 persen.

Pengembangan sektor industri dapat menunjang dalam penyelesaian pengentasan kemiskinan dan penurunan tingkat pengangguran. Sektor industri pengolahan dalam prosesnya telah memberikan penduduk Indonesia peluang dalam memperoleh pekerjaan dan telah memberikan sumbangan bagi Produk Domestik Bruto (PDB). Industri kecil merupakan komponen utama dalam pengembangan ekonomi lokal di pedesaan karena industri kecil termasuk sektor informal yang mudah dimasuki oleh tenaga kerja.

Tabel 2 Data Industri Kecil Menengah di Kabupaten Karangasem

No

Kelompok Industri

Jumlah Industri (UU)

Jumlah Tenaga Kerja (orang)

Nilai Investasi (Rp)

Nilai Produksi (Rp)

1

Industri Formal

459

3.564

23.231.609

58.079.023

2

Industri Non Formal

13.917

23.461

19.335.721

90.330.194

Jumlah

14.376

27.025

42.567.330

148.409.217

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karangasem, 2015

Tabel 2 menunjukkan jumlah industri non formal sebanyak 13.917 unit usaha lebih banyak dibandingkan dengan industri formal yang ada di Kabupaten Karangasem. Industri non formal banyak membantu pemerintah daerah maupun nasional dalam hal penyediaan lapangan kerja, kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat.

Industri non formal banyak membantu pemerintah daerah maupun nasional dalam hal penyediaan lapangan kerja, kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sebagai contoh pada tabel 2 data industri kecil menengah yang ada di Kabupaten Karangasem selisih antara jumlah industri formal dengan jumlah industri non formal cukup besar. Begitupun dengan jumlah tenaga kerja yang diserap maupun produksinya, sedangkan jumlah investasinya lebih sedikit dibandingkan dengan industri formal.

Terbukanya industri kecil di pedesaan memberikan peluang untuk bekerja diluar sektor pertanian dan juga bagi para pencari kerja agar tidak ke daerah perkotaan untuk mencari kerja. Industri dalam komunitas merupakan salah satu contoh nyata dalam hal peningkatan partisipasi dan pemerataan proses produksi dan distribusi oleh masyarakat.

Di Kecamatann Sidemen banyak industri-industri yang berdiri, industri formal maupun industri non formal. Kebanyakan industri non formal yang lebih

berkembang sesuai dengan sumber daya yang ada di daerah ini. Melihat sebaran industri kecil menengah non formal yang ada di Kabupaten Karangasem dengan perincian per kecamatan diperlihatan pada tabel 3.

Tabel 3 Data Industri Kecil Menengah Non Formal Kabupaten Karangasem

Tahun 2015

No

Kecamatan

Unit Usaha

Tenaga Kerja (orang)

Nilai Investasi (Rp)

Nilai Produksi (Rp)

1

Abang

1.376

2.406

1.672.500

9.746.230

2

Bebandem

1.153

1.877

1.755.500

7.775.170

3

Karangasem

2.321

4.091

4.492.273

13.102.628

4

Kubu

2.436

4.198

2.419.952

7.055.936

5

Manggis

1.652

2.459

1.408.282

6.092.313

6

Rendang

541

1.311

1.792.165

6.754.500

7

Selat

1.842

3.482

2.840.602

10.580.986

8

Sidemen

2.596

3.639

2.954.447

29.222.431

Jumlah

13.917

23.461

19.335.721

90.330.194

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karangasem, 2015

Pada tabel 3 Industri kecil menengah non formal di Kecamatan Sidemen merupakan industri dengan jumlah unit usaha terbanyak di Kabupaten Karangasem, dengan jumlah 2.596 unit usaha. Disusul dengan Kecamatan Kubu sebanyak 2.436 unit usaha. Banyak cabang industri non formal yang ada seperti anyaman ate, pengolahan ikan, sablon, payung, penggaraman, pengolahan nira dll. Industri kecil dan menengah yang banyak dikembangkan oleh masyarakat untuk menghidupi keluarga sangat banyak. Ragam industri tersebut salah satunya berupa pengolahan air enau (nira).

Kecamatan Sidemen dalam pengolahan nira terbanyak ada di Desa Tri Eka Buana dengan jumlah unit usaha sebanyak 472 unit. Nira adalah cairan yang dikeluarkan dari bunga enau atau kelapa, bahkan beberapa tanaman penghasil nira. Nira dapat dihasilkan dari beberapa tanaman seperti aren, kelapa, tebu,

lontar, saga, dll. Nira mengandung gula yang besar sehingga dapat dimanfaatkan

untuk diolah menjadi produk tertentu.

Minuman olahan memiliki potensi besar di pasar ekspor terutama ke Negara-negara yang memiliki musim dingin, seperti Negara Jepang dan Eropa. Minuman olahan khususnya minuman beralkohol tradisional ini sudah dikenal oleh wisatawan mancanegara. Saat musim salju turun permintaan terhadap minuman beralkohol meningkat dikarenakan sebagai penghangat badan. Sayangnya pemerintah kurang memperhatikan potensi tersebut. Pemerintah justru mematikan industri ini melalui Undang-undang tentang melarangan meminum minuman beralkohol dengan doses tertentu (melebihi aturan). Sejak adanya undang-undang larangan minuman alkohol tersebut, para produsen mulai was-was untuk memproduksi arak tersebut, padahal produksi arak menjadi mata pencaharian sehari-hari khususnya di Desa Tri Eka Buana, dengan pekerjaan sambilan sebagai petani.

Berdasarkan latar belakang dari penelitian ini, adapun beberapa rumusan masalahnya yaitu: 1) Apakah modal, bahan baku, tenaga kerja dan pengalaman kerja secara simultan berpengaruh terhadap produksi industri arak di Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem? 2) Apakah modal, bahan baku, tenaga kerja dan pengalaman kerja secara parsial berpengaruh terhadap produksi industri arak di Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem? 3) Variabel bebas yang manakah lebih dominan mempengaruhi variabel terikat ? Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui pengaruh secara simultan modal, bahan baku, tenaga kerja dan pengalaman kerja

terhadap poduksi industri arak di Desa Tri Eka Buana Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem. 2). Untuk mengetahui pengaruh secara parsial modal, bahan baku, tenaga kerja dan pengalaman kerja terhadap produksi industri arak di Desa Tri Eka Buana Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem. 3). Untuk mengetahui variabel bebas yang lebih dominan mempengaruhi variabel terikat.

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam penanganan produksi industri arak di Desa Tri Eka Buana dalam memproduksi arak, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa lain yang akan meneliti tentang produksi industri arak di Desa Tri Eka Buana beserta modal, bahan baku, tenaga kerja maupun pengalaman kerja, maupun masyarakat umum yang akan meneliti produksi arak tersebut.

Sandy (1985 : 154) industri adalah usaha untuk memproduksi barang dari bahan baku atau bahan mentah melalui proses penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga satuan yang serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi mungkin. Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa industri adalah kegiatan mengolah barang mentah, bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi menjadi barang yang siap digunakan dengan nilai yang lebih tinggi.

Industri kecil di Indonesia memiliki berbagai jenis usaha. Keberadaan industri kecil di Indonesia telah memiliki peran yang penting di dalam perekonomian nasional, terutama dalam aspek peningkatan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi pedesaan dan peningkatan ekspor non migas (Anogara, 2002 :249).

Proses produksi, perusahaan mengubah faktor produksi atau input menjadi

produk atau output. Faktor input dapat dibagi secara terinci, misalnya tenaga kerja, bahan bahan dan modal yang masing-masing dapat dibagi menjadi tanaga kerja terampil dan tenaga kerja yang tidak terampil, bahwa para wirausaha masuk di dalamnya. Modal melalui berbagai bentuk seperti bangunan, alat-alat dan persedian serta bahan-bahan yang digunakan.

Menurut Pracoyo (2006), produksi adalah suatu proses merubah kombinasi berbagai input menjadi output. Pengertian produksi tidak hanya terbatas pada proses pembuatan saja, tetapi juga penyimpanan, distribusi, pengangkutan, pengemasan kembali hingga pemasarannya. Istilah produksi berlaku untuk barang maupun jasa. Setiap produsen dalam melakukan kegiatan produksi diasumsikan dengan tujuan memaksimumkan keuntungan. Masalah pokok yang dihadapi produsen dalam melakukan kegiatan produksi adalah berapa output yang harus diproduksikan dan bagaimanakah mengkombinasikan berbagai input (faktor produksi) agar dapat menghasilkan output secara efisien. Produksi adalah setiap usaha menciptakan atau memperbesar daya guna barang. Produksi tidak akan dilakukan jika tidak tersedia bahan-bahan atau unsur-unsur yang menopang usaha yang memungkinkan dilakukannya produksi itu sendiri. Semua unsur-unsur tersebut disebut faktor-faktor produksi (Rosyidi, 2004).

Menurut Sukirno (2005) menyatakan bahwa suatu fungsi produksi menunjukan hubungan antar jumlah output yang dihasilkan untuk setiap kombinasi output tertentu. Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut :

Q = f (K, L, R, T, S)………………………………………………… (1)

Dijelaskan bahwa K merupakan jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawanan, R adalah kekayaan alam, T adalah tingkat teknologi yang digunakan dan S adalah sosial. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan dari berbagai jenis faktor-faktor produksi tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat produksinya.

Arak adalah sejenis minuman-minuman keras hasil fermentasi yang mengandung alcohol (etil alcohol) 37-60 persen yang telah dikenal di Bali sejak jaman dahulu. Arak pada umumnya dibuat dari tuak kelapa dengan cara destilasi (penyulingan). Arak dapat juga dibuat dari beras atau beras ketan melalui proses pentapean, selanjutnyya diperas. Cairanya difermentasikan dan terus didestilasi. Minuman arak sudah dikenal diseluruh daerah di Bali.

Proses produksi arak secara tradisional dilakukan, alat masak yang digunakan adalah drum atau gentong ukuran setengah atau utuh, bambu penyulingan berukuran 3-8 meter, pipa pendingin berkisar 5–15 meter, tungku, tempat penampung hasil dan corong. Juga dibutuhkan kayu bakar sebagai bahan bakar. Pembuatan arak diawali dari tuak yang matang, kemudian ditampung dalam gentong selama 3-4 hari hingga terasa kecut. Tuak diproses bersamaan dengan serabut kelapa di dalam gentong tertutup sebagai proses fermentasi. Setelah dirasa cukup, tuak dimasukan kedalam rangkaian pengarakan yang terdiri

dari tiga buah kaling. Arak hasil penyulingan mampu memproduksi kadar alkohol mulai dari 30, 35 hingga 40 persen.

Modal merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting, karena dengan adanya modal, seluruh kegiatan produksi dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Modal atau capital merupakan semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi guna menambah output (Irawan, 2002:125).

Menurut Riyanto (2001;57) terdapat tiga pengertian modal kerja, yaitu :

  • 1.    Konsep kuantitatif

Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek.

  • 2.    Konsep kuantitatif

Konsep kerja menurut konsep ini sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menunggu likuiditasnya atau disebut sebagai modal kerja bersih (net working capital).

  • 3.    Konsep fungsional

Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Pada dasaranya dana-dana yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk

menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak

semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini (current income) ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang.

Bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian besar produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembeli lokal, impor atau hasil pengolahan sendiri. Menurut Suyadi Prawirosentono (2001:61) bahan baku adalah bahan utama dari suatu produk atau barang.

Untuk memprodukai arak digunakan nira dari pohon kelapa. Bahan baku yang digunakan diolah secara tradisional dan hasil olahan tangan manusia. Nira adalah cairan getah yang keluar dari tandan bunga pohon kelapa yang disadap, memiliki rasa yang manis yang disebabkan adanya zat gula. Nira yang baru disadap dari tandan bunga adalah steril, memberikan bau yang enak tetapi bila nira didiamkan, akan terjadi proses fermentasi yaitu sakarosa dalam nira diubah oleh mikroorganisme menjadi alkohol dan lama kelamaan menjadi asam kadar gula akan cepat sekali menurun selama masa penyimpanaan nira, dan sebailiknya akan meningkatkan kadar alkohol.

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No.13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Secara

garis besar penduduk suatu Negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu

tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.

Menurut Mulyadi Subri (2002), tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (15-64 tahun) yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap mereka dan mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

Pengalaman kerja tidak hanya dinilai dari lamanya bekerja seseorang pada suatu bidang pekerjaan tertentu saja, akan tetapi dapat dilihat dari keterampilan, keahlian dan kemampuan yang dimiliki oleh pekerja tersebut. Lamanya seseorang bekerja pada pekerjaan yang sama atau sejenis akan mengakibatkan lebih tahu dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya (Budhyani, 2008).

Menurut teori di atas, pengalaman kerja penting dan bisa didapatkan dengan berbagai cara diberbagai tempat. Pengalaman kerja menurut Soetjipto (2007), adalah banyaknya jenis pekerjaan yang pernah diemban oleh seseorang, serta lamanya mereka bekerja pada tiap pekerjaan.

Hubungan modal dengan produksi industri arak menunjukan bahwa variabel bebas modal mempunyai pengaruh yang positif terhadap produksi arak. Hal ini menunjukan bahwa dengan modal yang tinggi maka akan meningatkan jumlah produksi. Apabila jumlah produksi arak di Desa Tri Eka Buana meningkat maka laba yang akan dihasilkan juga ikut meningkat sehingga akan meningkatkan pendapatan keluarga.

Kegiatan produksi akan terhenti jika bahan baku tidak tersedia, sehingga berdampak pada penjualan yang akan diterima oleh industri tersebut. Dengan

demikian faktor input bahan baku akan berpengaruh positif terhadap

perkembangan industri arak di Desa Tri Eka Buana.

Tenaga kerja merupakan faktor yang perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup. Hasil penelitiannya menunjukan hubungan yang positif antara tenaga kerja terhadap produksi. Dimana jumlah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap proses produksi untuk menghasilkan barang. Jumlah tenaga kerja yang banyak akan meningkatkan jumlah produksi arak di Desa Tri Eka Buana.

Pengalaman kerja akan meningkatkan produksi selama beberapa tahun, tetapi akan datang titik di mana pengalaman lebih lanjut tidak lagi berpengaruh. Dengan tingginya pengalaman yang dimiliki oleh pekerja akan menyebabkan tingginya pertumbuhan usaha tersebut. Pekerja yang terlatih akan meningkatkan jumlah produksi. Maka dari itu, pengalaman kerja memberikan pengaruh positif terhadap perubahan suatu produksi.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang berbentuk asosiatif yang dimana penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel atau lebih yang dilakukan dengan cara menganalsis modal, bahan baku, tenaga kerja dan pengalaman kerja terhadap produksi industri arak di Desa Tri Eka Buana. Dimana dalam penelitian ini modal (X1), bahan baku (X2), tenaga kerja (X3), pengalaman kerja (X4) digunakan sebagai alat ukur untuk produksi industri arak di Desa Tri Eka Buana. Objek penelitian ini adalah produksi industri arak sebagai variabel terikat dengan melihat pengaruh variabel bebas seperti modal, bahan baku, tenaga kerja dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap

faktor produksinya, maka fokus penelitian ini pada variabel utama yaitu produksi industri arak.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak kedua seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan maupun dinas lain yang terkait serta situs resmi. Dimana dalam penelitian ini diketahui di Desa Tri Eka Buana jumlah industri arak sebanyak 472 unit dilihat dari jumlah pengolahan nira yang ada di Desa Tri Eka Buana tersebut. Penentuan sampel mengunakan metode Proporsionate Stratified Random Sampling dengan ukuran sampel memakai rumus Slovin (Umar, 2004) :

Tabel 4 Distribusi Populasi dan Sampel Penelitian

No

Kelompok industri arak

Jumlah anggota (orang)

Sampel (orang)

1

Br. Dinas Telunwayah Duuran

150

26

2

Br. Dinas Teluwayah Betenan

200

35

3

Br. Dinas Telunwayah Pungutan

122

21

Jumlah

472

82

Sumber : Kantor Desa, 2016 (data diolah)

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis linier berganda, digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji hipotesis yang digunakan secara parsial dengan uji-t maupun secara simultan dengan uji-F. Oleh karena penelitian ini menggunakan sampel maka, bidang regresi sampelnya sebagai berikut :

Keterangan :-----÷ Pengaruh secara simultan X1, X2, X3, X4 terhadap Y

Pengaruh secara parsial X1, X2, X3, X4 terhadap Y Bentuk umum model regresi linier berganda (Cobb-Douglas) sebagai berikut.

Ln Y = Ln α 1LnX1 + β2LnX2 + ^3LnX3 + β4LnX4 + μi..................(2)

Keterangan :

Y          = Produksi (Liter)

  • X1        = Modal (Rp)

X2         = Harga jual (Rp)

X3         = Bahan baku (Liter)

X4         = Pengalaman kerja (Tahun)

β12, β3, β4 = Koefisien Regresi dari masing-masing X a          = Intersep

μi         = Perkiraan Kesalahan Pengganggu

Setelah didapat persamaan regresi linier berganda, maka dilakukan pengujian model dengan uji asumsi klasik. Uji ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan suatu model yang dibuat sehingga model regresi akan memberikan hasil yang akurat. Terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan multikolinearitas.

Uji F ini digunakan untuk pengujian variabel-variabel regresi secara simultan atau menguji modal (X1), bahan baku (X2), tenaga kerja (X3),

pengalaman kerja (X4) secara bersama-sama terhadap produksi industri arak di

Desa Tri Eka Buana (Y). Menurut Gujarati (1995:120), nilai F dapat diperoleh

dengan menggunakan formulasi sebagai berikut :

R2∕k-1 (1-R2)∕(n-k)

(3)


Keterangan :

F     = Nilai F hasil perhitungan

R2    = Koefisien determinasi berganda

K     = banyaknya variabel dalam model regresi

N    = ukuran sampel

Dengan rumusan hipotesis sebagai berikut

  • a)    H0 : β1234 = 0 artinya tidak ada pengaruh secara serempak antara modal, harga jual, bahan baku, pengalaman kerja terhadap produksi industri arak di Desa Tri Eka Buana Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem.

H1 : β1234 ≠ 0 artinya ada pengaruh signifikan secara serempak antara modal, harga jual, bahan baku, pengalaman kerja terhadap produksi industri arak di Desa Tri Eka Buana Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem.

  • b)    Dengan taraf nyata (α) = 5%, dan tingkat keyakinan 95% dengan derajat bebas (k-1), maka F tabel = F (α)(k-1)(n-k).

  • c)    Kriteria pengujian

Pada tingkat signifikansi 5%, kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut:

H0 diterima dan H1 ditolak apabila F hitung F tabel

H0 ditolak dan H1 diterima apabila F hitung > F tabel

Uji t digunakan untuk melakukan pengujian secara parsial antara variabel

bebas dan masing-masing variabel terikat. Pada pengujian hipotesis, nilai t-hitung

harus dibandingkan dengan t-tabel pada derajat keyakinan tertentu. Menurut

Wirawan (2002:304) nilai t-hitung diperoleh dengan formulasi sebagai berikut :

t _ bii se(bi)

(4)


Keterangan :

t = besarnya nilai t-hitung

bi     = koefisien regresi parsial yang ke-I dari regresi populasi

βi     = koefisien parsial yang ke-I dari regresi populasi

Se (βi) = kesalahan standar (standar error) koefisien sampel

Rumusan Hipotesis

  • a)    H0 : βi ≤ 0, artinya modal, bahan baku, tenaga kerja, dan pengalaman kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap jumlah produksi industri arak di Desa Tri Eka Buana Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem.

H1 : βi > 0 artinya modal, bahan baku, tenaga kerja, dan pengalaman kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi industri arak di Desa Tri Eka Buana Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem.

  • b)    Menentukan t-tabel taraf nyata yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 % dan tingkat keyakinan 95%, dengan derajat kebebasan (df) n-k dengan t-tabel sebesar t (df).

  • c)    Pada tingkat signifikansi 5%, kriteria pengujian yang digunakan adalah

sebagai berikut:

  • H0 diterima atau H1 ditolak apabila thitung ≤ ttabei

  • H0 ditolak dan H1 diterima apabila thitung > ttabel

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Daerah Penelitian

Desa Tri Eka Buana adalah sebuah Desa agraris yang cukup subur dengan kehidupan sosial masyarakatnya yang sangat taat menjalani adat istiadat dan taat menjalani ajaran agama Hindu. Desa Tri Eka Buana berada di bawah lereng bukit Abah yang merupakan satu Desa Dinas Tri Eka Buana. Desa Tri Eka Buana terletak pada jarak kurang lebih 6 kilometer dari Kota Kecamatan, 32 kilometer dari Kota Kabupaten, 45 kilometer dari Kota Provinsi.

Di samping itu secara alamiah dan Tradisional Desa Tri Eka Buana memiliki batas-batas :

  • 1)    Sebelah Utara : Desa Pakraman Kebung Kecamatan Sidemen, dibatasi oleh bukit Musu.

  • 2)    Sebelah Timur : Desa Pakraman Gegelang Kecamatan Manggis, dibatasi oleh bukit Abah.

  • 3)    Sebelah Selatan : Desa Pakraman Delodyeh Kecamatan Sidemen, dibatasi oleh sungai Lutung.

  • 4)    Sebelah Barat : Desa Pakraman Sukahet Kecamatan Sidemen, dibatasi oleh sungai Masin.

  • 5)    Dari segi keadaan alam atau letak geografis lingkungan alamnya sangat

mendukung dalam produksi pertanian dan perkebunan karena tanahnya yang cukup subur. Luas wilayah Desa Tri Eka Buana 336,5 Ha, tegalan 25,59 Ha, subak/irigasi 59,30 Ha, hutan 4 Ha, potensi jalan 2,5 Km dan perkantoran 3 are yang berada pada ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut.

Responden di Desa Tri Eka Buana menunjukan tingkat pendidikan terbesar ada pada tingkat pendidikan SD dengan jumlah responden sebanyak 44 orang atau 53,7 persen dan terendah adalah tidak pernah sekolah yaitu sebanyak 10 orang atau 12,2 persen. Sedangkan dari umur responden menunjukan dari 82 responden yang berada di Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem pada tahun 2017 yang paling banyak adalah berusia 40-49 tahun yaitu sebanyak 34 orang atau sebesar 41.5 persen, sedangkan responden yang berumur 20-29 tahun dengan jumlah paling sedikit yaitu sebanyak 2 orang atau 2.4 persen.

Melihat dari jenis pekerjaan atau mata pencaharian penduduk Desa Tri Eka Buana, mayoritas pekerjaan atau mata pencaharian penduduk sebagai petani, jika dilihat dari jumlah keseluruhan penduduk yang tercatat 2.152 jiwa. Tidak kalah jumlahnya, tani arak juga merupakan mata pencaharian terbesar kedua di Desa Tri Eka Buana. Dengan jumlah sebesar 472 orang. Sebab dengan pendapatan produksi industri arak bisa meningkatkan perekonomian penduduk beserta faktor-faktor lain yang juga ikut berperan meningkatkan perekonomian desa tersebut.

Tabel 5 Hasil Uji Pengaruh Modal, Bahan Baku, Tenaga Kerja, Pengalaman Kerja terhadap Produksi Industri Arak di Desa Tri Eka Buana Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Model

B

Std. Error

1        (Constant)

-2.086

.646

LN_ Modal

.168

.051

LN_ Bahan_Baku

.606

.060

LN_Tenaga_Kerja

.088

.034

LN_Pengalaman_

.014

.031

a. Dependent Variabel: LN_Produksi Sumber : hasil penelitian, 2017 (data diolah)

Dari persamaan bidang regresi tersebut nilai constant (alpha) = -2.086

artinya besarnya produksi industri arak ketika tingkat modal (X1), bahan baku (X2), tenaga kerja (X3) dan pengalaman kerja (X4) sama dengan 0 (nol) adalah

sebesar -20.86 liter.

Tabel 6 Hasil Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N

82

Normal Parameters(a,b)

Mean

.0000000

Std. Deviation

.07328859

Most Extreme Differences

Absolute

.092

Positive

.092

Negative

-.070

Kolmogorov-Smirnov Z

.831

Asymp. Sig. (2-tailed)

.459

Sumber : hasil penelitian, 2017 (data diolah)

Tabel 6 menunjukan data berdistribusi normal karena nilai Asimp.sig (2-

tailed) (0,495) > level of signifikansi (a = 5%). Ini berarti data atau model yang dibuat dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

Tabel 7 Koefisien Hasil Regresi Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Collinearity Statistiks

Model

Tolerance

VIF

1 (Constant)

LN_ Modal

.658

1.519

LN_ Bahan_Baku

.625

1.600

LN_Tenaga_Kerja

.831

1.204

LN_Pengalaman _Kerja

.656

1.524

a. Dependent Variabel: LN_Produksi

Sumber : hasil penelitian, 2017 (data diolah)

Tabel 7 menunjukan bahwa nilai tolerane dan variance inflation faktor (VIF), masing-masing diatas 0,10 dan dibawah 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen bebas dari gejala multikolineartitas. Sehingga model regresi memenuhi syarat digunakan untuk membuat predikasi.

Tabel 8 Koefisien Hasil Bidang Regresi Uji Heteroskedatisitas dengan Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

B       Std. Error

Sig.

1

(Constant)

-.173

.404

.669

LN_Modal

.033

.032

.307

LN_Bahan_Baku

-.045

.038

.235

LN_Tenaga_Kerja

-.021

.021

.335

LN_Pengalaman_Kerja

.013

.019

.517

a. Dependent Variabel: LN_Produksi

Sumber : hasil penelitian, 2017 (data diolah)

Dari hasil pengolahan SPSS, dapat dilihat bahwa model tidak terjadi

heteroskedatisitas. Hal ini dapat diliat dari nilai signifikansi yang semuanya bernilai lebih dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini layak digunakan untuk membuat prediksi.

Tabel 9 Hasil Uji Pengaruh Modal, Bahan Baku, Tenaga Kerja, Pengalaman Kerja terhadap Produksi Industri Arak di Desa Tri Eka Buana Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem

ANOVAb

Model

Sum of

Squares       df      Mean Square      F          Sig.

1       Regression

Residual

1.570            4            .392      69.459         .000a

.435          77            .006

Total                  2.005           81

  • a.    Predictors: (Constant), Ln_Pengalaman_Kerja, Ln_Tenaga_Kerja, Ln_Modal, Ln_Bahan_Baku

  • b.    Dependent Variabel: LN_Produksi

Sumber : hasil penelitian, 2017 (data diolah)

Untuk mengetahui signifikansi pengaruh seluruh variabel bebas modal, bahan baku, tenaga kerja dan pengalaman kerja secara simultan terhadap produksi industri arak, dengan nilai signifikansi 0.000 atau lebih kecil dari taraf nyata α = 5%, nilai Fhitung 69,459 > Ftabel 2,48, maka H0 ditolak atau H1 diterima, ini berarti bahwa modal (X1), bahan baku (X2), tenaga kerja (X3) dan pengalaman kerja (X4) secara simultan berpengaruh terhadap produksi industri arak di Desa Tri Eka

Buana.

Tabel 10 Hasil Uji Pengaruh Modal, Bahan Baku, Tenaga Kerja,

Pengalaman Kerja terhadap Produksi Industri Arak di Desa Tri Eka Buana Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

B       Std. Error

Standardized Coefficients Beta

t

Sig.

1        (Constant)

-2.086        .646

-3.227

.002

LN_ Modal

.168        .051

.215

3.282

.002

LN_ Bahan_Baku

.606        .060

.674

10.035

.000

LN_Tenaga_Kerja

.088        .034

.150

2.574

.012

LN_Pengalaman_

.014        .031

.030

.454

.651

b. Dependent Variabel: LN_Produksi

Sumber : hasil penelitian, 2017 (data diolah)

Untuk mengetahui pengaruh parsial masing-masing variabel bebas modal,

bahan baku, tenaga kerja, dan pengalaman kerja secara parsial terhadap produksi industri arak dapat disimpulkan yaitu, dengan taraf nyata α = 5 % atau tingkat keyakinan 95 persen, diuji dengan membandingkan ttabel dengan thitung. Dengan demikian, thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, ini berarti modal, bahan baku dan tenaga kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

produksi industri arak di Desa Tri Eka Buana Kecamatan Sidemen Kabupaten

Karangasem.

Sedangkan untuk variabel bebas pengalaman kerja, nilai ttabel = 1,671 dan thitung sebesar 0,454. Dengan demikian dapat disimpulkan thitung pengalaman kerja (0,454) < ttabel (1,671) atau nilai signifikasi 0,651 > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Ini berarti bahwa pengalaman kerja (X4) secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi industri arak di Desa Tri Eka Buana Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem (Y). Memiliki arti bahwa tidak adanya hubungan searah antara pengalaman kerja dengan produksi pada industri arak, sehingga semakin lama responden menjalankan usahanya maka produksi yang dihasilkan tetap tidak mengalami peningkatan produksi industri arak di Desa Tri Eka Buana.

Tabel 11 Nilai Standardized Coefficients Beta .

Coefficientsa

Model

Standardized Coefficients Beta

1        (Constant)

LN_ Modal

.215

LN_ Bahan_Baku

.674

LN_Tenaga_Kerja

.150

LN_Pengalaman _

.030

Sumber : hasil penelitian, 2017 (data diolah)


Hasil olahan data SPSS pada Tabel 11 dapat diketahui bahwa variabel bebas bahan baku (X2) memiliki nilai standardized coefficients beta terbesar 0,674 dari variabel yang lainnya. Hal ini karena bahan baku lebih berpengaruh terhadap peningkatan produksi industri arak dibandingkan dengan modal, tenaga kerja, dan pengalaman kerja.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil uji secara simultan dengan menggunakan nilai F hitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima, ini berarti bahwa modal, bahan baku, tenaga kerja dan pengalaman kerja secara simultan berpengaruh terhadap produksi industri arak di Desa Tri Eka Buana Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem. Hasil uji secara parsial variabel modal bahan baku dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap produksi industri arak, sedangkan variabel pengalaman kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap jumah produksi pada industri arak di Desa Tri Eka Buana. Variabel dominan yang mempengaruhi produksi industri arak di Desa Tri Eka Buana Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem adalah bahan baku.

Saran

Pemerintah diharapkan memberikan ijin tentang peredaran minuman keras khususnya arak sehingga dapat mempercepat dan memperlancar proses produksi dari pihak industri arak di Desa Tri Eka Buana Keccamatan Sidemen Kabupaten Karangasem. Dari hasil penelitian ini diharapkan agar industri arak ini bisa lebih luas pendistribusiannya. Agar para pembuat arak meningkatkan pelatihan dalam pengolahan ataupun saat mencari bahan baku yang nantinya akan meningkatkan ketrampilan dan kualitas yang lebih baik.

REFERENSI

Akbar. 2013. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Jagung.

Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah. Sumatra Utara. Volume 18 No 1.

Aldillah, Rizma. Proyeksi Produksi dan Konsumsi Kedelai Indonesia. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan. 8 (1), pp: 9-23.

Anoraga, Pandji dan Sudantoko, Djoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha Kecil. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Athina Wulandari, I Gusti Ayu. 2017. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Industri Perhiasan logam mulia di Kota Denpasar. E-jurnal Ekonomi dan Bisnis Univeritas Udayana –Vol 6 No.1: 79-108

Badan Pusat Statistik. 2015. Karangasem Dalam Angka. Pemerintah Kabupaten Karangasem

Budhyani, I.D.A.M. dan Sila, I Nyoman. 2008. Potensi Perajin Wanita Dalam Pengembangan Kerajinan Uang Kepeng Di Kawasan Pariwisata Ubud Bali. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora. Volume 2 No.1

Budhyani, I.D.A.M. dan Sila, I Nyoman. 2008. Potensi Perajin Wanita Dalam Pengembangan Kerajinan Uang Kepeng Di Kawasan Pariwisata Ubud Bali. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora. Volume 2 No.1

Cahya ningsih, Ni Made. Pengaruh Modal dan Tingkat Upah Terhadap NIlai Produksi Serta Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Perak. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan. 8 (1), pp: 83-91.

Chen, Martha; Jennefer Sebasted, and Lesley O’Connel. 1999. Counting the Invisible Workforce : The Case of Homebasted Workers. World Depelopment, 27 (23), pp : 60-610.

Claver, Alexander. 2005. Sugar, Steam and Stteel: The Industrial Project in colonial Java, 1830-1885. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 51 (3), pp: 488-490.

Duffy, Michael. 2009. Economic of Size in Production Agriculture. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 4 : 375-392.

Emalia, Zulfa. 2013. Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Raskin di Kota Bandar Lampung. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan 6(1), pp: 4654

Faud Kadafi, M. 2013. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Konveksi Kota Malang. Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya.

Gujarati, Damodar. 1995. Ekonomika Dasar. Jakarta : Erlangga.

Idayanti, Fitria. 2015. Analisis Faktor-faktor Produksi Domestik Yang Mepengaruhi Ekspor Kerajinan Kayu Di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar. E-Jurnal EP Unud. Vol 5 No 1: 195-215

Irawan, B. Rahmayani, E. dan Iskandar, J. 2009. Studi variasi, pemanfaatan, pengolahan dan pengelolaan aren di Jawa Barat. Prosiding. Seminar Nasional Etnobotani IV. 18 Mei 2009. Cibinong. Pp 14-16.

Lestari, Dian Ayu. 2012. Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Pengalaman Kerja, dan Kapasitas Produksi Terhadap Nilai Produksi Pengerajin Perak. Jurnal Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Vol 1, No 2.

Mulyadi, Subri. 2002. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Muttakin, Ismail dan Sri Ayu Kurniati. 2014. Fator-Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Penapatan Usahatani Kelapa Sawit Pola Swadaya Di Desa Kepau Jaya Kabupaten Kampar. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau. Vol. 3 No.1.

Muttakin, Ismail dan Sri Ayu Kurniati. 2014. Fator-Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Penapatan Usahatani Kelapa Sawit Pola Swadaya Di Desa Kepau Jaya Kabupaten Kampar. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau. Vol. 3 No.1.

Pracoyo, A. 2006. Aspek Dasar Ekonomi Mikro. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana.

Pratiwi, Ayu Manik. ANalisis Efisiensi dan Produktivitas Industri Besar dan Sedang di Wilayah Provinsi Bali (Pendekatan Stochastic Frontier Analysis). Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan. 7 (1), pp: 73-79.

Prawirosentono, Suyadi. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Jakarta : PT.Bumi Aksara

Purnomo, Didit dan Devi Istiqomah 2008. Analisis Peranan Sektoor Industri Terhadap Perekonomian Jawa Tengah Tahun 2000 dan Tahun 2004 (analisis Input Output). Dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan, 9 (2), pp: 137-155

Rosyidi, Suherman. 2004. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro & Makro. Surabaya: Rajawali Pers

Sandy,I Made. 1985. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: Debdikbud

Septianita. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit (Elaeis quinesis Jack) dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Makartitama Kec. Peninjauan Kab. OKU. Jurnal FP Universitas Baturaja. Vol 1 No 2.

Soetjipto. 2007. Pengaruh Faktor Pendidikan, Pelatihan, Motivasi dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Kepala Desa (Studi pada Kepala Desa di Kecamatan Pakis dan Tumpang Malang). Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 5, No. 1.

Soetjipto. 2007. Pengaruh Faktor Pendidikan, Pelatihan, Motivasi dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Kepala Desa (Studi pada Kepala Desa di Kecamatan Pakis dan Tumpang Malang). Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 5, No. 1.

Sukartini, Ni Made. Respon Petani Terhadap Perkembangan Teknologi dan Perubahan Iklim Studi Kasus Subak di Desa Gadungan, Tabanan, Bali. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, 6 (2), pp: 128-139.

Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi, Edisi Ketiga. Jakarta: Raja Grafindos.

Umar, Husein. 2004. Metodelogi Penelitian. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian. Jakarta

Wirawan, Nata. 2001. Statistik 1. Denpasar : Keraras Emas.

Yuniartini, Sri. 2013. Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Teknologi Terhadap Produksi Industri Kerajinan Ukiran Kayu di Kecamatan Ubud. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, 2 (2): 2303-0178

59