PENGARUH FAKTOR EKONOMI, SOSIAL DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEPUTUSAN IBU RUMAH TANGGA UNTUK BEKERJA PADA USAHA PEMBUATAN BANTEN DI KOTA DENPASAR

Ida Bagus Dwi Saputra1 A.A.I.N. Marhaeni 2

  • 1,2Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

e-mail: ibdwisaputra@gmail.com/ telp: +6285739479199

ABSTRAK

Pekerjaan pada usaha pembuatan banten mulai dilirik oleh sebagian ibu rumah tangga (IRT) di Kota Denpasar dikarenakan pekerjaan pembuat banten akan tetap dibutuhkan semasih Agama Hindu di Bali melaksanakan upacara agama. Penelitian ini bertujuan: 1) menganalisis pengaruh variabel umur, pendapatan, pendapatan suami, jumlah tanggungan, dan kemudahan melakukan pekerjaan secara simultan dan parsial terhadap keputusan IRT untuk bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar; 2) mengetahui urutan probabilitas dari setiap variabel bebas; 3) mengetahui adakah perbedaan pendapatan antara IRT yang bekerja dan tidak bekerja pada usaha pembuatan banten. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan metode analisis Binary Logistic. Hasil penelitian menunjukkan seluruh variabel bebas berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap keputusan IRT untuk bekerja pada usaha pembuatan banten. Secara parsial variabel umur, pendapatan, dan jumlah tanggungan, berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan IRT untuk bekerja pada usaha pembuatan banten, kemudahan melakukan pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan IRT untuk bekerja pada usaha pembuatan banten sedangkan pendapatan suami tidak berpengaruh signifikan terhadap IRT untuk bekerja pada usaha pembuatan banten. Variabel kemudahan melakukan pekerjaan memiliki nilai probabilitas paling tinggi, diikuti variabel pendapatan, jumlah tanggungan, umur dan pendapatan suami. Selain itu, terdapat perbedaan antara pendapatan IRT yang bekerja dan tidak bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar.

Kata kunci: Keputusan, Ibu Rumah Tangga (IRT), Banten, Bekerja.

ABSTRACT

Work on the business of making offerings began ogled by most housewives (IRT) in Denpasar because the work will be necessary Banten maker semasih Hinduism in Bali carrying out religious ceremonies. The aim of this study are: 1) analyze the influence simultaneously and partially age, income, husband's income, number of dependents, and ease of doing the work of the IRT's decision to work on the business of making offerings in Denpasar; 2) determine the sequence of the probability of each independent variable; 3) know is there any difference between the income of housewives who work and do not work in the business of making offerings. This study uses primary data analysis method Binary Logistic. Reslults of this study shown us that all independent variables simultaneously and significant influence on the decision IRT to work on making business offerings. Age, income, and number of dependents, positive and significant effect partially to the decision IRT to work on the business of making offerings, ease of doing significant effect on the decision IRT to work on the business of making offerings while revenues husband did not significantly influence the IRT's work on making business offerings. Variable ease of doing the work have the highest probability value, followed by a variable income, number of dependents, age and income of the husband. In addition, there is a difference between income IRT is working and not working in the business of making offerings in Denpasar.

Keywords: Decisions, Housewife (IRT), Banten, Work.

PENDAHULUAN

Bali sebagai salah satu dari Provinsi di Indonesia yang pertumbuhan pembangunannya berdampak pada peran wanita dalam meningkatkan perekonomian keluarga. Tansel (2002) menjelaskan, pertumbuhan pembangunan membawa berbagai perubahan termasuk perubahan peran wanita dalam perekonomian. Penelitian Gelgel (2016), menyebutkan perempuan Bali secara aktif berperan dalam berbagai aspek kewajiban yaitu kewajiban domestik, menjalankan upacara agama dan ikut dalam mencari nafkah untuk menghidupi keluarga.

Partisipasi perempuan bali didalam meningkatkan perekonomian keluarganya dilakukan dengan bekerja, masyarakat di bali yang beragama hindu, secara khususnya wanita bali memandang bahwa bekerja bukanlah sesuatu yang harus dipilih tetapi adalah suatu kewajiban yang mendai keharusan. Prinsip berfikir tersebut telah diatur didalam ajaran agama hindu yaitu pada kitab bhagawadgita. Kitab Bhagawadgita ( dalam majalah Hindu Raditya, 2013) yang menjelaskan bekerja adalah suatu kewajiban (swadarma) yang menjadi suatu keharusan. Adapun sloka-sloka yang terkait adalah sebagai berikut :

“Bekerjalah demi kewajibanmu, bukan demi hasil perbuatan itu, jangan sekali pahala menjadi motifmu dalam bekerja jangan pula hanya terdiam diri tidak bekerja” –Bhagawadgita II.47

“Bekerjalah seperti apa yang telah ditentukan, sebab bekerja lebih baik dari tidak bekerja, dan bahkan tubuhpun tidak berhasil terpelihara jika tanpa bekerja” –Bhagawadgita III.8

Meskipun bagi wanita bali bekerja adalah sebuah kewajiban yang menjadi keharusan, diluar prinsip berfikir tersebut tuntutan lainnya di dalam keluarga yang

juga cenderung mendorong ibu rumah tangga untuk memutuskan bekerja adalah adanya tuntutan dari faktor demografi yaitu jumlah tanggungan di dalam keluarga yang jumlahnya besar, dimana pendapatan yang dimiliki keluarga tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan dari anggota keluarga sehingga keputusan ibu rumah tangga untuk masuk ke dalam dunia kerja dipengaruhi oleh salah satu variabel, yaitu variabel jumlah tanggungan. Rendahnya pendapatan keluarga biasanya diakibatkan oleh rendahnya pendapatan suami yang menjadi kepala keluarga. Wira (2013) menyebutkan bahwa jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan di dalam suatu keluarga merupakan jumlah tanggungan bagi keluarga itu sendiri. Kesulitan ekonomi didalam keluarga menjadi alasan yang mendorong wanita untuk bekerja di sektor informal (Nilakusmawati, 2009).

Fenomena yang terjadi belakangan ini dapat dilihat bahwa tradisi dalam membuat banten untuk sarana persembahyangan ini mulai dialihkan ke pihak lainnya, dan ditinggalkan oleh sebagian ibu rumah tangga yang ada di Kota Denpasar . Terjadinya fenomena tersebut tidak membuat semua ibu rumah tangga di Kota Denpasar meninggalkan kegiatan membuat sarana untuk keperluan upacara tersebut. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan bahwa ada sebagian ibu rumah tangga di kota denpasar yang melihat fenomena ini sebagai peluang untuk bekerja, terutama pada usaha pembuatan banten. Kemudahan melakukan pekerjaan merupakan alasanibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten, dikarenakan pekerjaan tersebut telah biasa mereka jalani sebelum memilih untuk bekerja. Ozar dan Gunluk-Senesen (1998) yang

menyebutkan bahwa kemudahan melakukan pekerjaan didasari oleh kepercayaan

diri dari ibu rumah tangga didalam melakukan pekerjaan.

Giles, dkk (2006) serta Fenglian dan Xiao tahun 2008 (dalam Ding, dkk, tahun 2009), dimana wanita dengan status menikah dan berusia lanjut memiliki tingkat pengangguran yang lebih tinggi dan masa pengangguran yang lebih lama dibandingkan dengan laki-laki. Faktor sosial seperti usia merupakan alasan yang mendorong para ibu rumah tangga untuk masuk ke pasar tenaga kerja dan bekerja pada usaha pembuatan benten merupakan salah satu pilihan yang ada.Keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja, dipengaruhi oleh pendapatan yang diterima dari tempatnya bekerja yang menjadi salah satu alasan yang mampu menarik seorang ibu rumah tangga untuk bekerja. Artazcoza dkk (2004) menyebutkan bahwa pendapatan yang didapat dari suatu pekerjaan mampu menarik minat dari ibu rumah tangga untuk bekerja Survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa jumlah pendapatan yang diterima para pekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar berada pada kisaran Rp. 50.000,00 hingga Rp. 65.000,00 per hari.

Mayoritas masyarakat Hindu di Bali selalu berkeyakinan bahwa segala aktivitas yang mereka lakukan didalam hidup selalu ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa sebagai bentuk syukur dan bhakti mereka. Menurut Swami Sathya Narayana (dalam Widana, 2013 : vii), Gobyah lebih jauh menulis, bahwa terdapat lima unsur yang dibutuhkan untuk membangun kesucian upacara yadnya ketika agama Hindu melaksanakan upacara yadnya tersebut, adapun unsur yang saling bersinergi tersebut adalah : (1) niat dan hasrat suci yang kuat upacara

agama (tantra), (2) simbol atau lambang yang penuh makna (yantra), (3)

keiklasan yang tulus untuk berkorban menjadi dasar laksana (yadnya), (4) doa pujian yang dijadikan pengantar upacara (mantra), (5) terciptanya keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhan, antara sesama manusia, serta hubungan antara manusia dengan alam lingkungan sekitar (yoga). Berdasarkan uraian tersebut, banten adalah salah satu bentuk yantra yang merupakan simbol-simbol yang penuh arti. Banten adalah bahasa yang menjelasakan ajaran agama Hindu dalam bentuk simbol, antara lain simbol ekspresi diri manusia.

Usaha pembuatan banten sebagai suatu akulturasi budaya bali dengan globalisasi memberikan peran terhadap penyerapan tenaga kerja yang selaras dengan program pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran. Khususnya di Kota Denpasar didalam penelitin ini, usaha banten merupakan usaha yang sangat membantu mengurangi jumlah pengangguran, dimana seorang ibu rumah tangga dibali tetap dapat bekerja dan berkontibusi terhadap pendapatan keluarga tetapi disaat yang bersamaan tetap mampu menjaga warisan para leluhur berupa nilai-nilai budaya dan adat istiadat. Fenomena yang terjadi pada ibu rumah tangga di Bali sesuai dengan pendapat Ozar dan Gunluk-senesen (1998) yang menyebutkan bahwa kemudahan melakukan pekerjaan didasari oleh kepercayaan diri dari ibu rumah tangga didalam melakukan pekerjaan, dimana dengan pengetahuan yang dimiliki dalam bidang tertentu dapat memudahkan seorang ibu rumah tangga di dalam melakukan pekerjaan.

Alasan usaha pembuatan banten menjadi pilihan dari ibu rumah tangga untuk bekerja didalam penelitian ini diperkuat oleh pemaparan lontar rare angon

menurut Ida Rsi Bhujangga Dwija Hari Murti saat diwawancara mendalam di

Gria Tonjaya Tonja Denpasar Utara yaitu.

Ketika upacara yadnya menggunakan banten sebagai sarana, maka banten tersebut merupakan manifestasi dari Sang Hyang Catur Weda. Sang Hyang Catur Weda merupakan simbol dari Hyang Jagad Antar. Hyang Jagad Antar adalah jiwa dari Sang Tri Bhuana. Ketika banten hilang dan tidak digunakan lagi, maka hilang juga Sang Hyang Catur Weda. Hilang Sang Hyang Catur Weda, hilang Sang Hyang Jagad Antar. Hilang Sang Hyang Jagad Antar maka akan menyebabkan kehancuran di tiga dunia yaitu bhur, bwah, swah”.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dengan jelas dapat diketahui kebutuhan terhadap banten di bali khususnya kota denpasar adalah suatu keharusan. Kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap usaha ini tidak mengurangi minat dari ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten, bahkan hal inilah yang mengakibatkan sebagian ibu rumah tangga di kota denpasar memilih bekerja pada usaha pembuatan banten yang dikarenakan pekerjaan sebagai pembuat banten merupakan kegiatan yang menjanjikan dari aspek continously atau dibutuhkan secara terus menerus . Artinya, semasih Agama Hindu di Bali melaksanakan kegiatan upacara agama, maka kebutuhan terhadap banten akan tetap ada dan apabila fenomena yang terjadi saat ini terus berlangsung, seperti enggannya sebagian ibu rumah tangga di Bali khususnya Kota Denpasar untuk menyiapkan sarana upacaranya sendiri maka para pekerja pada usaha pembuatan banten akan tetap dibutuhkan.

Tujuan penelitian berdasarkan latar belakang di atas adalah:

  • 1)    Menganalisis pengaruh umur, pendapatan, pendapatan suami, jumlah tanggungan dan kemudahan melakukan pekerjaan secara simultan terhadap

keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar.

  • 2)    Menganalisis pengaruh umur, pendapatan, pendapatan suami, jumlah tanggungan dan kemudahan melakukan pekerjaan pekerjaan secara parsial terhadap keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar.

  • 3)    Menganalisis urutan probabilitas pengaruh dari umur, pendapatan, pendapatan suami, jumlah tanggungan dan kemudahan melakukan pekerjaan terhadap keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar.

  • 4)    Untuk mengetahui adakah perbedaan pendapatan antara ibu rumah tangga yang bekerja pada usaha pembuatan banten dengan ibu rumah tangga yang tidak bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar.

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Kota Denpasar dipilih menjadi lokasi penelitian dalam penelitian ini karena adanya keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten dipengaruhi oleh kesenjangan informasi di masyarakat. Terjadinya kesenjangan informasi di masyarakat inilah yang menimbulkan minat untuk meneliti ibu rumah tangga di Kota Denpasar yang bekerja pada usaha pembutan banten.

Objek Penelitian

Sumber Data

  • (1)    Data primer adalah data yang diperoleh dari suatu organisasi atau perorangan

langsung dari obyeknya kemudan diolah sendiri (Sumanto,2014:171). Contohnya yaitu jawaban dari wawancara yang dilakukan pada 72 ibu rumah tangga yang bekerja pada usaha pembuatan banten dan 72 ibu rumah tangga yang tidak bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar.

  • (2)    Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro,2009 : 148). Contohnya yaitu data mengenai gambaran umum daerah atau wilayah penelitian yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Kota Denpasar tahun 2014.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

  • (1)    Metode observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk meneliti prilaku manusia, proses kerja, gejala alam dan responden kecil (Sugiyono, 2013 : 172). Metode observasi dalam penelitian digunakan untuk mengamati prilaku ibu rumah tangga yang bekerja pada usaha pembuatan banten dan tidak bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar. Perilaku yang dimaksud adalah kebiasaan bekerja dari responden seperti jenis pekerjaan yang biasa dikerjakan.

  • (2)    Metode wawancara merupakan pertemuam dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2013 : 173). Metode wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan jawaban dari ibu rumah tangga

di Kota Denpasar mengenai apakah varaiabel umur, pendapatan, pendapatan suami, jumlah tanggungan dan kemudahan melakukan pekerjaan mempengaruhi keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar.

  • (3)    Metode wawancara mendalam merupakan proses pengumpulan data guna menunjang penelitian melalui teknik tanya jawab secara langsung antara pewawancara dengan responden (orang yang diwawancarai), dengan menggunakan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara dimana pewawancara dan responden terlibat interaksi sosial dalam waktu tertentu (Sugiyono, 2013 : 173). Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam guna memperoleh jawaban yang bersifat sensitif dan mendalam seperti umur responden, jumlah tanggungan di dalam keluarga, jumlah pendapatan serta pendapatan suami responden.

Teknik Analisis Data

Analisis binary logistic

Bentuk probabilitas penjelasan variabel dependen yang dapat menggunakan variabel kontinyu atau dikotomis disebut Binary Logistic (Ghozali,

2006: 270). Model penelitian ini secara ekonometrika dapat dijabarkan dalam

persamaan berikut:

Ll hl — = βo + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 μi............................(1)

dimana :

Li           : keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan

banten(1 = bekerja pada usaha banten, 0 = tidak bekerja pada usaha banten)

  • β0              : intersep

β1β2β3β4       : parameter

X1          : umur

X2          : pendapatan

X3          : pendapatan suami

X4          : jumlah tanggungan keluarga

X5          : kemudahan pekerjaan

Nilai probabilitas

Analisis nilai probabilitasdalam penelitian ini digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui urutan probabilitas pengaruh dari umur, pendapatan, pendapatan suami, jumlah tanggungan dan kemudahan melakukan pekerjaan terhadap keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan bantendi Kota Denpasar. Menurut Yamin dan Kurniawan, (2009 : 101). Teknik uju statistik yang digunakan untuk melihat besarnya probabilitas variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat adalah dengan menggunakan pengukuran

Ix dari koefisien B yang dihitung dengan rumus Q^τ)

Uji beda dua rata-rata

Pengujian beda rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode independent sample t-test. Metode independent sample t-test merupakan

metode yang dipakai untuk meganalisis perbandingan rata-rata dari dua kelompok

sampel data independen (Yamin dan Kurniawan, 2009 : 51)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian model fit

Model yang digunakan dalam penelitian ini dapat diterima karena nilai chisquare yang diperoleh berdasarkan analisis yang dilakukan adalah sebesar 11,345 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,183 yang nilainya lebih besar dibandingkan level of significant sebesar 0,05. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa tidak ditemui adanya perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifiaksi yang diamati sehingga data sudah dapat dijelaskan melalui model regresi logistik yang digunakan serta dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Nilai R2 (Nagelkerke R Square) sebesar 0,702 menunjukkan bahwa variabel umur, pendapatan, pendapatan suami, jumlah tanggungan keluarga, dan kemudahan melakukan pekerjaan dan faktor lain yang tidak disebutkan dalam model mempengaruhi keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar sebesar 70,2 persen.

Pengaruh secara simultan variabel umur, pendapatan, pendapatan suami, jumlah tanggungan, dan kemudahan melakukan pekerjaan terhadap keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar

Pengujian ini bertujuan untuk menguji signifikansi variabel bebas yang secara serempak mempengaruhi keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar yang ditunjukan pada tabel 1.

Tabel !.Omnibus Tests of Model Coefficients Untuk Uji Serempak

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square

Dz

Step 1          Step

107,701

5

,000

Block

107,701

5

,000

Model

107,701

5

,000

Sumber. Lampiran 3

Nilai χ2 hitung = 107,886 > χ2 tabel = 11,07, maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya variabel umur, pendapatan, pendapatan suami, jumlah tanggungan keluarga dan kemudahan melakukan pekerjaan secara simultan berpengaruh terhadap variabel keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar.

Pengaruh secara parsial variabel umur, pendapatan, pendapatan suami, jumlah tanggungan, dan kemudahan melakukan pekerjaan terhadap keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar

Variabel umur memiliki nilai B sebesar 0.075 dan tingkat signifkan sebesar 0,008 < 0,05 ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima dengan probabilitas sebesar 51,9 persen ( hasil diperoleh dari (1+e3o,θ75) ). Hasil ini berarti bahwa variabel umur berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan bantendi Kota Denpasar, dimana

apabila umur ibu rumah tangga bertambah satu tahun dengan catatan variabel lain

konstan maka probabilitas ibu rumah tangga untuk memutuskan bekerja pada usaha pembuatan bantendi Kota Denpasar akan meningkat sebesar 51,9 persen. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Novita (2016) yang menyampaikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel usia terhadap keputusan wanita yang sudah menikah untuk bekerja di luar negeri. Menurut Ida Ayu Anom Puspita Wati yang merupakan pekerja pada usaha pembuatan banten di Kecamatan Denpasar Selatan saat diwawancara mendalam pada tanggal 6 Desember 2016 berpendapat bahwa.

Usaha pembuatan banten yang berkembang saat ini sangat membantu bagi ibu-ibu rumah tangga yang sudah memasuki usia lebih dari 40 tahun, karena dengan usia yang sudah memasuki kepala empat sangat sulit untuk mencari pekerjaan di Kota Denpasar. Saya yang saat ini telah berusia 45 tahun, awalnya sangat sulit mencari pekerjaan dengan umur saya saat ini, tetapi adanya sektor usaha informal baru seperti usaha pembuatan banten yang menjadi tempat bekerja saya saat ini sangat membantu karena meskipun umur saya tidak muda lagi tapi saya masih mampu berkontribusi untuk membantu perekonomian keluarga.

Pendapatan mengenai pengaruh variabel umur terhadap keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten juga disampaikan olehIda Pedanda Gede Ngurah Telaga yang merupakan sulinggih di Kecamatan Denpasar Barat, saat diwawancara mendalam pada tanggal 6 Desember 2016 di Gria Tegal Denpasar Barat berpendapat bahwa.

Melaksanakan aktivitas sebagai seorang serati atau yang lumbrah disebut pembuat banten hendaknya dilakukan oleh orang-orang yang sudah matang dalam ilmu pengetahuan dan matang juga didalam usia. Didalam hal ini, seorang ibu rumah tangga di Bali sangat cocok menekuni aktivitas sebagai seorang serati dikarenakan wanita di Bali sudah terbiasa dengan aktivitas sebagai pembuat banten yang merupakan kodratnya sebagi wanita Bali, sehingga dengan pengetahuan wanita Bali dalam hal bebantenan serta umur yang sudah mencerminkan kedewasaan maka

sangatlah pantas serorang ibu rumah tangga untuk bekerja sebagai seorang pembuat banten dengan catatan harus mewinten saraswati terlebih dahulu agar resmi sebagi seorang serati. Mewinten ini juga bertujuan untuk membersihkan diri para pekerja secara spiritualagar banten yang nanti dikerjakan dan diselesaikan tetap terjagakesuciannya dikarenakan dibuat juga oleh orang yang telah melakukan pewintenan dan penglukatan.

Variabel pendapatan memiliki nilai B sebesar 0,917 dan tingkat signifkan sebesar 0,015 < 0,05 ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima dengan probabilitas sebesar 71,4 persen ( hasil diperoleh dari (1+e20,917) ). Hasil ini berarti bahwa variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan bantendi Kota Denpasar, dimana apabila pendapatan ibu rumah tangga meningkat Rp. 1.000.000 dengan catatan variabel lain konstan maka probabilitas ibu rumah tangga untuk memutuskan bekerja pada usaha pembuatan bantendi Kota Denpasar akan meningkat sebesar 71,4 persen. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Purwanti dan Rohayati (2014) dimana pendapatan merupakan variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi kerja tenaga kerja wanita pada industri kerupuk kedelai. Menurut Ni Ketut Darni merupakan pekerja pada usaha pembuatan banten di Kecamatan Denpasar Timur, saat diwawancara mendalam pada tanggal 7 Desember 2016 berpendapat bahwa.

Bekerja pada usaha pembuatan banten telah mampu meningkatkan kesejahteraan keluargga saya karena dalam sebulan saya mampu memperoleh upah sebesar Rp. 2.100.000. Pendapatan yang saya terima saat ini jauh lebih besar dibandingakn pekerjaan saya yang dulu sebagai pesuruh di banjar yang hanya Rp. 1.500.000 saja. Sejak satu setengah tahun yang lalu saya mulai serius bekerja pada tempat pembuatan banten ini.

Variabel pendapatan suami memiliki nilai B sebesar 0,116dan tingkat

signifkan sebesar 0,521 > 0,05 ini berarti H0 diterima dan H1ditolak. Hasil ini berarti variabel pendapatan suami tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar. Hasil ini sesuai dengan penelitian Zuliawati (2010) yang menyampaikan, probabilitas ibu rumah tangga terhadap untuk bekerja di Kecamatan Purworejo ketika menggunakan tingkat signifikansi 5 persen tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan suami karena mereka bekerja berdasarkan keinginan untuk menerapkan ilmu yang mereka miliki. Ni Nyoman Darmi yang merupakan pekerja pada usaha pembuatan banten di Kecamatan Denpasar Timur saat diwawancara mendalam pada tanggal 10 Desember 2016 berpendapat bahwa.

Keputusan saya untuk bekerja pada usaha pembuatan banten tidak dikarenakan pendapatan suami saya yang rendah ataupun yang laiinnya. Kepututusan yang saya ambil untuk bekerja pada usaha pembuatan banten ini tidak lain bertujuan untuk mencari pengakuan terhadap diri saya di lingkungan masyarakat tempat saya tinggal. Meskipun saya berasal dari keluarga yang berkecukupan terkadang ketika ada upacara adat atau keagamaan di lingkungan tempat tinggal saya atau banjar, keberadaan saya sering tidak dianggap dikarenakan saya tidak mempunyai kemampuan di dibidang banten. Setelah saya bekerja pada usaha pembuatan banten selama 1 tahun dan saya sendiri telah memiliki sedikit pengetahuan dan kemampuan di bidan banten, akhirnya saya mendapatkan pengakuan dari masyarakat disekitar tempat saya bekerja dan keberadaan saya mulai dianggap ketika ada acara ngayah di lingkungan sekitar tempat saya tinggal. Dengan demikian keputusan saya bekerja pada usaha pembuatan banten ini adalah keputusan yang tepat, karena keinginan saya untuk belajar dan mendapat pengakuan oleh masayarakat akhirnya dapat tercapai.

Situasi yang terjadi dilapangan sejalan dengan teori aktualisasi diri yang

dicetuskan oleh Maslow (1970) dalam Arianto (2001:139) dimana aktualisasi diri

merupakan proses menjadi diri sendiri serta mengembangkan sifat-sifat dan

potensi psikologis yang unik. Michael dan Harold (dalam Djati dan Khusaini, 2003) menyampaikan bahwa pengakuan status, pengakuan sebagai ahli di bidangnya serta penghargaan atas prestasi merupakan suatu bentuk dari kompensasi sosial yang di terima oleh seseorang dari pekerjaan yang dijalani.

Variabel jumlah tanggungan memiliki nilai B sebesar 0,541 dan tingkat signifkan sebesar 0,002 < 0,05 ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima dengan probabilitas sebesar 63,2 persen ( hasil diperoleh dari (1-1o,541)). Hasil ini berarti secara positif dan signifikan variabel jumlah tanggungan berpengaruh terhadap keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar, dimana apabila jumlah tanggungan dari keluarga ibu rumah tangga bertambah 1 orang dengan catatan variabel lain konstan maka probabilitas ibu rumah tangga untuk memutuskan bekerja pada usaha pembuatan bantendi Kota Denpasar akan meningkat sebesar 63,2 persen. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Majid dan Handayani (2012) yaitu, variabel jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perempuan berstatus menikah untuk bekerja Menurut Made Kartini yang yang merupakan pekerja pada usaha pembuatan banten di Kecamatan Denpasar Barat saat diwawancara mendalam pada tanggal 5 Desember 2016 berpendapat bahwa.

Bertambahnya jumlah anggota keluarga merupakan alasan saya untuk bekerja agar tetap dapat memenuhi kebutuhan anggota keluarga. Awalnya jumlah tanggungan di keluarga saya hanya empat orang yaitu suami, mertua laki-laki, mertua perempuan dan satu anak. Tetapi sejak kelahiran anak pertama 20 tahun yang lalu, dan mulai sulitnya memenuhi kebutuhan keluarga akhirnya saya memutuskan untuk bekerja pada usaha pembuatan

banten ini agar tetap mampu menambah pendapatan keluarga dan menanggung biaya sekolah kedua anak saya.

Variabel kemudahan melakukan pekerjaan memiliki nilai B sebesar 3,031 dan tingkat signifkan sebesar 0,000 < 0,05 ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima dengan probabilitas sebesar 95,42 persen ( hasil diperoleh dari (1*,,081) ). Hasil ini berarti bahwa variabel kemudahan melakukan pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan bantendi Kota Denpasar, dimana dengan probabilitas 95,4 persen ibu rumah tangga mempunyai pendapat bahwa pekerjaan yang mereka kerjakan saat dilakukan wawancara adalah pekerjaan yang mudah sedangkan sisanya berpendapat jika pekerjaan yang mereka kerjakan bukanlah pekerjaan yang mudah. Artinya ibu rumah tangga yang berpendapat bahwa pekerjaaan yang dilakukan saat wawancara adalah pekerjaan yang mudah, mempunyai probabilitas lebih tinggi untuk bekerja pada usaha pembuatan banten dibandingkan untuk tidak bekerja pada usaha pembuatan banten. Sang Ayu Gria yang yang merupakan pekerja pada usaha pembuatan banten di Kecamatan Denpasar Timur saat diwawancara mendalam pada tanggal 4 Desember 2016 di Gria Pacung Kesiman berpendapat bahwa.

Pekerjaan membuat banten adalah pekerjaan yang mudah untuk dilakukan jika ada niat untuk belajar. Sejak 45 tahun lalu saya telah mengerjakan pekerjaan ini, yang awal mulanya saya belajar secara otodidak dari orang tua dan akhirnya belajar juga dengan berdasarkan lontar yang memuat tentang ilmu bebantenan ini. Pekerjaan membuat banten bagi saya merupakan pekerjaan yang mudah karena sebelum saya bekerja saya telah mempunyai keterampilan di bidang ini yang semua wanita bali pada umumnya juga memilikinya.Awalnya saya memang tidak sepintar sekarang didalam membuat banten tetapi keinginan saya yang besar untuk belajarlah yang membuat saya seperti sekarang, dimana pekerjaan

membuat banten bagai saya pribadi saat ini adalah pekerjaan yang mudah untuk dikerjakan.

Urutan probabilitas pengaruh variabel

Berdasarkan Tabel 2 dijelaskan urutan probabilitas pengaruh dari variabel umur, pendapatan, pendapatan suami, jumlah tanggungan dan kemudahan melakukan pekerjaan terhadap keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembutan banten di Kota Denpasar. Pada Tabel 2 diketahui bahwa kemudahan melakukan pekerjaan merupakan variabel yang memiliki probabilitas tertinggi dibandingkan dengan variabel lainnya didalam penelitian ini. Berikut adalah urutan dari probabilitas pengaruh dari variabel bebas didalam penelitian ini.

Tabel. 2 Urutan probabilitas

No

Variabel

Persentase

1

Kemudahan melakukan pekerjaan

95,4

2

Pendapatan

71,4

3

Jumlah tanggungan

63,2

4

Umur

51,9

5

Pendapatan suami

----

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Perbedaan pendapatan antara ibu rumah tangga yang bekerja pada usaha pembuatan banten dengan ibu rumah tangga yang tidak bekerja pada usaha pembuatan banten

Nilai p-value statistik uji t sebesar 0,000 kurang dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan antara ibu rumah tangga yang bekerja pada usaha pembuatan banten dengan ibu rumah tangga yang tidak bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar.

Berdasarkan tingkat pendidikan yang telah disesuaikan antara kedua kelompok maka kelompok ibu rumah tangga yang bekerja usaha pembuatan

banten di Kota Denpasar memiliki pendapatan yang lebih besar dengan nilai

mean2,7882 yang lebih besar dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang tidak bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar denan nilai mean1,7597. Hasil analisis tersebut sesuai dengan penelitian Wauran (2012) yang menyampaikan bahwa terdapat perbedaan pendapatan antara pekerja di sektor informal seperti pedagang keliling dengan pekerja pada sektor lainnya pada sektor formal atau informal di Kota Menado. Upah minimum Kota (UMK) Menado pada tahun 2012 sebesar Rp. 1.250.000 sedangkan, pekerjaan sebagai pedagang keliling mampu menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan UMK Menado yaitu Rp. 1.250.000 sampai Rp. 5.000.000 per bulan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

  • (1)    Variabel umur, pendapatan, pendapatan suami, jumlah tanggungan dan kemudahan melakukan pekerjaan berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar.

  • (2)    Variabel umur, pendapatan, dan jumlah tanggungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar. Variabel kemudahan melakukan pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar. Variabel pendapatan suami tidak berpengaruh terhadap keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar.

  • (3)    Kemudahan melakukan pekerjan merupakan variabel dengan probabilitas

pengaruh tertinggi dengan persentase 95,4 persen, selanjutnya diikuti oleh variabel pendapatan, jumlah tanggungan, umur dan pendapatan suami dibawahnya.

  • (4)    Nilai p-value statistik uji t sebesar 0,000 (< 0,05), maka terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan ibu rumah tangga yang bekerja pada usaha pembuatan banten dengan ibu rumah tangga yang tidak bekerja pada usaha pembuatan banten di Kota Denpasar.

Saran

  • (1)    Pemerintah Kota diharapkan mulai memperhatikan sektor usaha pembuatan banten sebagai salah satu sektor kerja yang mampu menyerap tenaga kerja, khususnya ibu rumah tangga. Dengan adanya perhatian dari Pemerintah Kota diharapkan dapat membantu memberikan pelatihan bagi ibu rumah tangga yang ingin serius bekerja pada usaha pembuatan banten.

  • (2)    Meskipun memberikan dampak positif dari sektor perekonomian, para pekerja diharapkan mengedepankan edukasi dan pembelajaran dari kegiatannya sebagai pekerja pada usaha pembuatan banten. Hal ini bertujan agar tidak membentuk budaya baru yaitu ekonomisasi banten.

  • (3)    Ibu rumah tangga yang bekerja sebagai pembuat banten diharapkan melaksanakan kegiatan mewinten saraswati sebelum mengambil pekerjaan sebagai seorang pembuat banten atau seorang serati.

DAFTAR RUJUKAN

Arianto, 2001. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Artazcoza L, Borrella C, Benachb J, Cortés I, Rohlfs, I. 2004. Women, family demands and health: the importance of employment status and socioeconomic position. Social Sci.Med. Volume 59(1), hal : 263–274.

Ding, Sai, Xiao-yuan Dong, and Shi Li. 2009. Women’ S Employment And Family Income Inequality During China’ S Economic Transition. Feminist Economics. Volume 15(3), hal :163–190

Djati, S. Pantja, M. Khusaini. 2003. Kajian Terhadap Kepuasan Kompensasi, Komitmen Organisasi, Dan Prestasi Kerja.Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 5(1), hal : 25 – 41

Gelgel, Ni Made Ras Amanda. 2016. Perempuan Gianyar dan Belenggu Ranah Publik dan Privat. Jurnal Kajian Bali .Volume 6(1), hal : 173-210.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Undip.

Giles, John, Albert Park, and Fang Cai. 2006. ‘‘Reemployment of Dislocated Workers in Urban China: The Roles of Information and Incentives.’’ Journal of Comparative Economics 34(3): 582–607.

Kuncoro, M. Ph.D. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Edisi Ke 3. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Majid, Fitria., Herniwati Retno Handayani. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perempuan Berstatus Menikah untuk Bekerja (Studi Kasus Kota Semarang). Diponegoro Journal Of Economics. Volume 1(1), hal:1 -9.

Majalah Hindu Raditya. Bekerja Menurut Hindu dalam http://majalah hinduraditya.blogspot.co.id. diunduh tanggal 10 januari 2017

Nilakusmawati, Desak Putu Eka. 2009. Kajian Aktivitas Ekonomi Pelaku Sektor Informal di Kota Denpasar (Studi Kasus Wanita Pedagang Canang Sari). PIRAMIDA Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Volume 5(2),hal:54-64

Novita. 2016. Analisis Keputusan Bekerja Wanita sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke Luar Negeri dan Kontribusinya terhadap Ekonomi Keluarga (Studi Pada Tenaga Kerja Wanita di PT Linera Sejahtera Malang Jawa Timur). Skripsi. Malang : Universitas Brawijaya.

Ozar S. and G. Gunluk-Senesen, 1998, Determinants of Female (non) Participation in the Urban labour Force in Turkey. Metu Studies in Development.Volume 25(2), hal : 311-328.

Purwanti, Endang., Erna Rohayati. 2014. Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga, Pendapatan Terhadap Partisipasi Kerja Tenaga Kerja Wanita Pada Industri Kerupuk Kedelai Di Tuntang, Kab Semarang. Among Makarti, Volume 7(13)

Sugiyono. 2013. Metodelogi Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sumanto,Dr. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. CAPS (Center of Academic Publishing Service).

Tansel A (2002). Economic development and participation of women tolabour: Time series proffs and cross data in terms of provinces ofTurkey. ERC Working Papers in Economics, Economic ResearchCenter, Middle East Technical University

Wauran, Patrick. C.2012. Strategi Pemberdayaan Sektor Informal Perkotaan Di Kota Menado. Jurnal Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah (PEKD). Volume 7(3).

Widana, I Gusti Ketut. 2015. Banten Siap Saji Pentas Konsumerisme di Panggung Ritual. Edisi ke-1. PT. Offset BP: Denpasar.

Wira Agustina, Putu 2013. Pengaruh Faktor Sosial Demogrfi Dan Ekonomi Terhadap Keputusan Ingin Atau Tidak Menetap Pelaku Mobilitas di Kota Denpasar. E-jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana. Volume 2(10),hal:434-491.

Yamin, Sofyan. Heri Kurniawan. 2009. SPSS Complete (Teknik Analisis Statisti Terlengkap Dengan Software SPSS). Jakarta Selatan : Salemba Infotek.

Zuliawati, Dwi Utami. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Probabilitas Ibu Rumah Tangga Untuk Bekerja di Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret,Surakarta.

110