PENGARUH MOTIVASI DAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN SERTA SARANA PEMBELAJARAN PRAKTEK TERHADAP KESIAPAN KERJA MAHASISWA JURUSAN PARIWISATA POLITEKNIK NEGERI BALI PADA SEKTOR INDUSTRI PARIWISATA
on
PENGARUH MOTIVASI DAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN SERTA SARANA PEMBELAJARAN PRAKTEK TERHADAP KESIAPAN KERJA MAHASISWA JURUSAN PARIWISATA POLITEKNIK NEGERI BALI PADA SEKTOR INDUSTRI PARIWISATA
Ni Ketut Narti
Jurusan Adminitrasi Bisnis Politeknik Negeri Bali
ABSTRACT
Every education institute hope to all graduated to be competed in job market, the ability to student be able competed in job market if the institute education take steps a correct decision. The correct decision that is the students have job readiness before entering that job. To enter that job is needed most the student motivation, the performance of practicum facilities to fulfill of medium study to practice readiness to student.
The aimed of this research is to know: (1) the motivation of influence and influence practice experience and also medium, either through in group and also private to work readiness of student (2) to know the dominant influence between motivation, the influence practice experience and practicum facilities to work readiness of student.
The population of the study was all student of Tourism Politeknik Negeri Bali majoring in tourism industry in the academic year 2008/2009 and the sample of 84 students, was established using. The data for each variable were analyzed by means of descriptive statistical analyses to find-out any trend appearing in each variable. To explore the relationship between the independent and dependent variable, both individually and simultaneously, the partial correlation and multiple regression analysis.
The result of analysis, quantitative show that: (1) there was influence significant between motivation and influence practice experience and also medium of practice to student to readiness based on to result of analysis test F with SPSS program version 13 found value of F count is 49,529 and Sig value is 0,000. F value (0,05;3;81) is 2,7173. Because F count > F tables hence Ho is refused and Hi is accepted and there was the influence of significant by partial between motivation and influence practice experience and also study of practice to and working readiness. (2) The variable having an effect dominant to influence practice experience (X2) have beta value 0,530 while motivation (X1) have beta value 0,425 and medium of practice study (X3) have beta value 0,258, The conclusion is it most dominant influence to readiness of student is the influence practice experience.
Key Words : Motivation, influence practice experience practicum facilities, readiness of student.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tugas yang diemban sektor industri pariwisata sebetulnya sangat berat di tengah lesunya perekonomian Indonesia. Oleh karenanya, penerimaan devisa dari sektor industri pariwisata terus dipacu oleh pemerintah agar dapat menghasilkan devisa yang lebih besar. Akibat dampak krisis ekonomi dan moneter Indonesia sampai saat ini masih dirasakan oleh berbagai sektor, khususnya industri pariwisata.
Industri Jasa Pariwisata memiliki kontribusi besar dalam perekonomian global. Pertumbuhan sektor industri pariwisata sangat mengesankan di tengah lesunya perekonomian dunia. Pada tahun 2000, menurut Ditjen Pariwisata sumbangan pariwisata dalam perekonomian dunia dapat dilihat bahwa : (1) Pariwisata menyerap sekitar 204 juta tenaga kerja diseluruh dunia. Hal ini berarti, 1 diantara 9 pekerja adalah tenaga kerja pariwisata, atau 10,6 persen dari angkatan kerja adalah tenaga kerja pariwisata, (2) Sekitar 10,2 persen dari Produk Nasional Bruto berasal dari pariwisata, (3) Kontribusi pariwisata dalam penerimaan pajak adalah sekitar US $ 655 miliar, (4) Pengeluaran Bruto dari industri pariwisata sekitar US $ 3,4 triliun, (5) sekitar 10,9 persen Total Belanja Konsumen dan (6) 10,7 persen investasi modal dialokasikan ke pariwisata (Indarto : 1996).
Pendidikan disebut bermutu dari segi proses (yang juga sangat dipengaruhi kualitasnya) jika proses belajar mengajar berlangsung secara efektif, dan peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna, ditunjang oleh sumber daya (manusia, dana, sarana, prasarana) yang wajar. Logikanya proses pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan produk yang berkualitas pula. Oleh sebab itu, intervensi sistematis diberikan pada prosesnya, sehingga memberikan jaminan kualitas yang meyakinkan.
Hasil suatu pendidikan disebut berkualitas dari segi produk jika mempunyai salah satu atau lebih ciri-ciri berikut ini.
-
(1) Peserta didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar yang harus dikuasainya sesuai dengan tujuan dan sasaran pendidikan diantaranya adalah hasil belajar akademik yang dinyatakan dalam prestasi belajar (kualitas internal).
-
(2) Hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam kehidupannya sehingga dengan belajar peserta didik bukan hanya "mengetahui" sesuatu, melainkan "dapat melakukan sesuatu" yang fungsional untuk kehidupannya (learning, and earning).
-
(3) Hasil pendidikan sesuai atau relevan dengan tuntutan lingkungan khususnya dunia kerja (Depdikbud, 1993).
Hasil pengamatan yang dilakukan dibeberapa hotel berbintang dan Biro perjalanan yang ada, di kawasan wisata Nusa Dua dan Sanur, ternyata belum semuanya lulusan Politeknik Negeri Bali bekerja di hotel dan travel tersebut. Hal ini dapat terlihat di salah satu hotel yaitu Inna Grand Bali Beach merupakan hotel bintang lima dan mempunyai kapasitas 571 kamar hanya mempunyai karyawan lulusan Politeknik kurang lebih 30 orang dari 1.034 karyawannya. Hotel Risata Bali Resort Tuban Kuta yang memiliki kapasitas 154 kamar mempunyai 10 orang karyawan lulusan Politeknik.
Bervariasinya mata kuliah yang diberikan oleh program studi telah membuat mereka memiliki kemampuan multiskill yang menyebabkan mereka bisa bekerja dibermacam-macam sektor tetapi profesi kelulusan sebagian besar masih sesuai dengan program studi yaitu pada sektor industri pariwisata baik dibidang usaha perjalanan wisata maupun perhotelan. Kedisiplinan yang terbina sejak masih kuliah telah membuat mereka memiliki etos kerja yang tinggi ketika mereka bekerja di industri. Selama tiga tahun terakhir dari tahun 2002 sampai tahun 2004 program studi telah menamatkan 155 lulusan. Selama dua tahun terakhir sebagian besar lulusan mempunyai IPK di atas 3,0 dengan rata-rata IPK 3,1.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa masih ada mahasiswa Pariwisata memiliki keterampilan yang belum sesuai dengan kebutuhan pasar kerja atau sering dikeluhkan bahwa lulusan Politeknik Negeri Bali tidak siap pakai. Masalah ini muncul akibat dari adanya kesenjangan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan di dunia usaha atau industri dengan pengetahuan yang dimiliki oleh lulusan Politeknik Negeri Bali.
Berdasarkan uraian di atas perlu diadakan penelitian tentang bagaimanakah
kerja mahasiswa Politeknik Negeri Bali Jurusan Pariwisata pada sektor industri pariwisata. Disamping itu perlu diungkapkan - yang berpengaruh terhadap kesiapan kerja mahasiswa Politeknik Negeri Bali Jurusan Pariwisata.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut.
-
(1) Apakah ada pengaruh signifikan secara bersama-sama dari motivasi dan praktek kerja lapangan serta pembelajaran praktek terhadap kesiapan kerja mahasiswa ?
-
(2) Apakah ada pengaruh singnifikan secara parsial motivasi dan praktek kerja lapangan serta sarana pembelajaran praktek terhadap kesiapan kerja mahasiswa?
-
(3) Manakah variabel yang berpengaruh dominan terhadap kesiapan kerja mahasiswa?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dan juga fokus penelitian maka tujuan yang ingin dicapai penelitian adalah sebagai berikut.
-
(1) Untuk mengetahui pengaruh signifikan dari motivasi dan Praktek Kerja Lapangan serta Pembelajaran Praktek secara simultan terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali pada Sektor Industri Pariwisata.
-
(2) Untuk mengetahui pengaruh signifikan secara parsial dari variabel motivasi dan Praktek Kerja Lapangan serta Pembelajaran Praktek terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali pada sektor Industri Pariwisata.
-
(3) Untuk mengetahui variabel yang dominan pengaruhnya terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali pada Sektor Industri Pariwisata.
Manfaat Penelitian
-
(1) Manfaat teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi penelitian berikutnya dimasa yang akan datang, terutama yang tertarik untuk meneliti variabel motivasi dan praktek kerja lapangan serta sarana pembelajaran praktek.
-
(2) Manfaat praktis dapat sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan tinggi dalam menentukan kebijakan-kebijakan, meningkatkan motivasi mahasiswa dan praktek kerja lapangan serta sarana pembelajaran praktek terhadap kesiapan mahasiswa.
KAJIAN PUSTAKA
Mencapai keberhasilan dalam suatu pekerjaan, seseorang perlu memiliki kesiapan akan segala sesuatu yang diperlukan oleh lapangan pekerjaan tersebut, baik itu kesiapan dari segi fisik, kesiapan mental, kesiapan dari aspek kognitif dan sebagainya. Namun kemampuan manusia ini dapat diperoleh dan dikembangkan lewat pengalaman belajar, seperti yang diuraikan dalam program akta mengajar V-B bahwa hampir semua pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, nilai-nilai sikap, tingkah laku dan semua kemampuan manusia terbentuk, disesuaikan, dan dikernbangkan karena belajar (Depdikbud, 1982). Berdasarkan pengertian ini dapat dilihat bahwa kesiapan kerja dapat dipelajari, dibentuk, dan dikembangkan lewat pengalaman belajar. Menurut Good (Sukirin, 1975) menyatakan bahwa kesiapan terhadap sesuatu akan terbentuk jika telah tercapai perpaduan antara tingkat kematangan, pengalaman-pengalaman yang diperlukan serta keadaan mental dan emosi yang serasi. Dari batasan ini kesiapan dapat diartikan sebagai kemauan dan kemampuan untuk mengusahakan kegiatan-kegiatan tertentu, dan hal ini tergantung kepada tingkat kematangan, pengalaman masa lalu, keadaan
mental dan emosi dari orang yang bersangkutan.
Kesiapan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan dapat digolongkan menjadi 2 komponen, yaitu (1) kemampuan yang terdiri dari kemampuan mental dan kemampuan fisik; (2) pengetahuan yaitu petunjuk kognitif bagi calon tenaga kerja (Arnold & Fieldman, 1986). Kemampuan fisik menurut Fieldman, yang dikutip Cherrington (1989), dapat diidentifikasi menjadi 9 aspek yaitu (a) semangat yang kuat; (b) menggunakan kekuatan otot; (c) mempertahankan tenaga; (d) mampu melakukan tindakan sewaktu-waktu diperlukan; (e) memiliki kelenturan tubuh; (f) melakukan gerakan tubuh secara dinamis; (g) mampu mengkoordinasi secara serentak gerakan anggota tubuh; (h) memelihara keseimbangan tubuh; dan mempertahankan stamina. Arikunto (1983) mengatakan bahwa "sulit membedakan antara kemampuan dan kesiapan oleh karena itu dikemukakan bahwa kesiapan sama dengan kemampuan/kompetensi". Di samping aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap, peningkatan profesionalisasi juga sangat perlu ditanamkan kepada mahasiswa.
Motivasi merupakan hal yang sangat berperan dalam meningkatkan suatu aktivitas kerja, karena orang yang nnempunyai motivasi tinggi akan berusaha semaksimal mungkin agar pekerjaanya dapat berhasil dengan sebaik-baiknya. Menurut (Ford Vernon dan Louise, 1998) mengatakan bahwa:
.....Motivation is an integrative construct representing the direction a person is going, the emotional energy and affective experience supporting or inhibiting movement in that direction, and the expectancies a person has about wether they can ultimately reach their destination.
Berelson dan Steiner (Spears & Vaden, 1985) mengatakan bahwa motivasi adalah usaha yang membuat kondisi seperti hasrat keingintahuan dorongan dan
juga pusatnya pada aktivitas atau perubahan. Mitzel (1982) mendefinisikan motivasi sebagai "aurosal direction and sustaining". Dengan demikian motivasi diartikan sebagai penggerak aktivitas seseorang, pemberi arah tingkah laku dan mengatur tingkah laku tersebut supaya dapat dipertahankan. Sejalan dengan Mitzel teori Hull (Peter, Steven, dan Timothy, 1976) mengemukakan "motivation is a joint function of drive and learning, which he termed habit: motivation = drive X habit".
Di lain pihak Chauhan (1978) mengungkapkan bahwa motivasi merupakan pendorong bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan terhadap tujuan tertentu. Selanjutnya Chauhan mengakui bahwa motivasi sebagai proses pembangkitan gerak dalam diri organisasi, yang dikelompokkan menjadi tiga fungsi, yaitu memberi tenaga dan mendorong tingkah laku, memberi arah dan mengatur tingkah laku, dan menentukan tingkah laku.
Di samping itu. Burden dan Byrd (1999) membedakan motivasi menjadi dua yaitu motivasi instrisik dan ekstrinsik.
....Instrinsic motivation is a response to needs that exist within the student, such as curiosity, the need to know, or feelings of competence or growth....,Extrinsic motivation is motivation from outside the learner and as to do with external reward for completion of a task.
Motivasi yang didorong karena kebutuhan ini telah banyak dikemukakan oleh para ahli psikolog antara lain hirarkhi kebutuhan dari Maslow, teori motivasi sosial dari McClelland, teori dua faktor oleh Herzberg, dan teori harapan dari Vroom. Menurut teori Maslow terdapat lima hirarkhi kebutuhan dasar manusia dari yang terendah sampai yang tertinggi yaitu : (1) kebutuhan fisiologik; (2) kebutuhan keamanan; (3) kebutuhan social; (4) kebutuhan penghargaan; dan (5)
kebutuhan aktualisasi diri.
Salah satu syarat yang wajib dipenuhi oleh setiap mahasiswa sebelum menyelesaikan studinya di Politeknik Negeri Bali adalah melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan menyelesaikan Tugas Akhir (Buku Pedoman Politeknik Universitas Udayana,1993). Praktek Kerja Lapangan (training) adalah proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja non managerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan-tujuan tertentu.
Praktek Kerja Lapangan sebagai salah satu usaha yang dilakukan untuk lebih mendekatkan mahasiswa ke industri dan memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa. Pada Jurusan Pariwisata PNB, pelaksanaan PKL sesuai dengan Struktur Kurikulum Jurusan Pariwisata PNB dilaksanakan pada Semester VI, untuk kedua program studi di atas, tempat praktek kerja lapangan mahasiswa dilakukan pada perusahaan industri pariwisata, baik Biro Perjalanan Wisata (BPW), airlines, cargo, maupun airport ground handling. Lamanya PKL minimal 3 bulan.
Masalah sarana pendidikan untuk pembelajaran di bengkel pada sekolah kejuruan, bukan merupakan satu-satunya masalah yang paling menentukan tingkat kesiapan kerja lulusannya namun demikian masalah tersebut masih merupakan masalah yang memerlukan perhatian khusus. Menurut Hadiwaratama (1981), di samping masalah sarana praktek di bengkel (workshop), keberhasilan pendidikan di sekolah kejuruan masih ditentukan pula oleh faktor-faktor lain seperti 1) program pendidikan digambarkan dalam kurikulum yang dinamis; 2) sarana atau
fasilitas belajar serta biaya operasional; 3) kualifikasi tenaga pengajar; 4) pengelolaan administrasi yang efisien dan efelctif; dan 5) potensi siswa didik.
Ruang kuliah dan ruang belajar itu menyenangkan bagi peserta pendidikan jika ruangan itu memperhatikan beberapa kriteria umum seperti yang dikemukan oleh Laird (1982)
....If the learning requires movement, lots of open space is a must. Even so, there are general criteria. Experienced instructurs will tell you they want flexibility, ventilation, isolation, lighting control. Each of them is important enough to rate discussion by itself
Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa ada 4 kriteria yang harus dipenuhi sebagai ruangan pendidikan dan pelatihan, yaitu : Fleksibelitas, ventilasi, isolasi, dan pencahayaan.
Menurut Spillane (1991) pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya alam dan ilmu. Senada dengan Spillane, (Yoeti, 1983), mengemukakan pengertian pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi kemajuan yang beraheka ragam.
HIPOTESIS DAN METODE
Kajian teoretis dimulai setelah menjelaskan hubungan - psikologis yang berpengaruh terhadap kesiapan kerja individu.
Dengan motivasi kerja yang tinggi berarti kemampuan kerjanya akan meningkat pula, seperti yang diuraikan pada bagan berikut ini:
Motivasi (X1)
Keterangan : : pengaruh simultan
: pengaruh parsial
Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka, penelitian sebelumnya dan kerangka pikir yang telah diuraikan, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut.
-
(1) Motivasi, dan praktik kerja lapangan serta sarana pembelajaran praktek berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kesiapan kerja mahasiswa.
-
(2) Motivasi, dan praktik kerja lapangan serta sarana pembelajaran praktik berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kesiapan mahasiswa.
Rancangan riset menggunakan metode Kausal-Komparatif (Ex-Post Facto) yaitu membandingkan antara kejadian sebelumnya dan sesudah berdasarkan fakta sesudah kejadi (Husein Umar, 2005). Dalam arti luas diartikan sebagai seluruh proses perancangan dan pelaksanaan suatu riset, sedangkan dalam arti yang sempit rancangan riset berarti metode pengumpulan data dan analisis data yang digunakan dalam penelitian (Supranto, 1991). Rancangan riset (desain penelitian) menyampaikan rencana dan struktur penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa
agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Rencana ini merupakan rencana menyeluruh dari penelitian mencakup bal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai kepada analisis akhir data. Suatu desain penelitian menyatakan baik struktur masalah penelitian maupun rencana penyelidikan yang akan dipakai untuk memperoleh bukti empiris mengenai hubungan-hubungan dalam masalah (Cooper, 1996).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini disajikan analisis secara deskriptif terhadap variabel – variabel penelitian yaitu variabel motivasi, PKL, Sarana dan Kesiapan kerja. Keempat variabel penelitian ini akan diklasifikasikan menjadi empat sesuai dengan skor jawaban pada kuesioner. Kecenderungan dan variasi dari variabel-variabel bebas dapat ditentukan berdasarkan distribusi frekuensi (Lampiran 3). Penentuan distribusi frekuensi didasarkan pada nilai intervalnya, sehingga untuk memperoleh distribusi frekuensi tersebut, terlebih dahulu harus ditentukan nilai intervalnya dengan formulasi sebagai berikut:
Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
Interval = ---------------------------------------
Jumlah Kelas
Mengingat skor untuk masing-masing alternatif jawaban untuk variabel penelitian adalah minimal 1 dan maksimal 4, maka dapatlah dihitung interval dengan menggunakan rumus diatas adalah sebagai berikut.
-
4 -1
Interval = ------ = 0,75
4
Untuk mengetahui kondisi variabel-variabel penelitian secara menyeluruh akan dilihat dari rata-rata skor dengan kriteria sebagai berikut:
1,00 – 1,74 = Tidak baik
1,74 – 2,49 = Kurang baik
2,50 – 3,24 = Baik
3,25 – 4,00 = Sangat baik
Motivasi
Motivasi para mahasiswa untuk melakukan suatu pekerjaan dengan lebih baik diukur dengan memnggunakan lima indikator pertanyaan. Penilaian mahasiswa terhadap indikator motivasi.
Secara keseluruhan motivasi mahasiswa untuk melaksanakan pekerjaan tergolong baik dengan skor rata-rata jawaban 3,26.
Praktek Kerja Lapangan
Praktek kerja lapangan adalah suatu kegiatan wajib yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa Ploteknik Jurasan Pariwisata program studi perhotelan dan usaha perjalanan. Kegiatan Praktek kerja lapangan ini sangat bermanfaat untuk menguukur kemampuan setiap mahasiswa yang telah maupun yang sedang menyelesaikan tugas akhir.
Sarana
Sarana pembelajaran praktek adalah sarana pembelajaran untuk keperluan pengajaran praktek yang dilaksanakan di Laboratorium. Indikator sarana tersebut seperti: Gedun/ruang, Alat/peralatan praktikum, Media belajar praktek, Bahan praktikum lain, Penerangan, ventilasi, Peralatan bahan belajar, Jumlah alat pelajaran, Kesempatan, Perawatan peralatan.
Kesiapan Kerja
Kesiapan kerja adalah kemampuan seorang mahasiswa untuk memasuki lapangan kerja di sektor pariwisata. Ada tiga aspek yang harus dimiliki oleh mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan dan aspek sikap.
Analisis Regresi Linear Berganda
Teknik analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari dua variabel atau lebih secara simultan terhadap variabel tergantung. Dengan teknik ini pula dapat diketahui besarnya sumbangan pengaruh
dari dua atau lebih variabel bebas secara simultan terhadap variabel tergantung.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov Smirnov. Jika nilai Asymp sig (2-tailed) di atas 0,05 maka dapat dismpulkan bahwa data terdistribusi secara normal (Ghozali, 2005:115).
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Menurut Ghozali (2005), sebagai pedoman atau cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance kurang dari 0,1 dengan nilai VIF (Variance Inflation Factor) di atas 10. Apabila suatu variabel memiliki nilai lebih kecil dari 0,1 dengan nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih tinggi dari 10 berarti variabel tersebut multikol dengan variabel lainnya.
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser, dengan cara meregresikan nilai absolut residual dari variabel terikat terhadap semua variabel bebas (Ghozali, 2005). Apabila probabilitas semua variabel bebas tidak ada yang signifikan atau lebih besar dari 0,05 berarti persamaan regresi tersebut tidak mengandung heterokedastisitas. Sebaliknya, jika probabilitas variabel bebas lebih kecil 0,05 berarti persamaan regresi mengandung heterokedastisitas.
Hasil analisis regresi berganda terhadap variabel Motivasi (X1), PKL (X2), dan Sarana (X3) terhadap Kesiapan Kerja (Y) diperoleh persamaan garis regresi sebagai berikut :
Y = -23,967 + 1,146 X1 + 1,115 X2 + 0,403 X3
Pengaruh Motivasi, Praktek Kerja Lapangan, dan Sarana terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa secara Simultan
Pengaruh simultan variabel bebas Motivasi(X1), PKLi (X2), dan Sarana (X3) terhadap variabel terikat Kesiapan Kerja (Y) diuji dengan uji Anova atau
sering juga disebut dengan uji F. Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut:
-
(1) Menetapkan hipotesis
H0 : Tidak ada pengaruh simultan yang signifikan variabel bebas Motivasi (X1), PKL (X2), dan Sarana (X3) terhadap variabel terikat Kesiapan Kerja (Y)
H1 : Ada pengaruh simultan yang signifikan variabel bebas Motivasi (X1), PKL (X2), dan Sarana (X3) terhadap variabel terikat Kesiapan Kerja (Y)
-
(2) Menetapkan taraf nyata
Taraf nyata yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah 0,05 dengan nilai tabel F0,05 (3,81) =2,7173
-
(3) Kriteria pengambilan keputusan
H0 diterima jika F hitung < F tabel.
-
(4) Melakukan analisis.
Berdasarkan hasil analisis uji F dengan program SPSS versi 13 didapat nilai F hitung sebesar 49,529 dan nilai Sig sebesar 0,000. Nilai F tabel untuk F(0,05;3;81) adalah 2,7173 . Karena nilai F hitung > F tabel maka H0 ditolak sehingga H1 yang diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ada pengaruh simultan yang signifikan variabel bebas Motivasi (X1), PKL (X2), dan Sarana (X3) terhadap variabel terikat Kesiapan Kerja (Y). Pengambilan keputusan ini disajikan pada Gambar 1 dimana terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 49,529 jatuh pada daerah penolakan H0.
Pengujian Hipotesis Pengaruh Serempak bahwa, variabel bebas Motivasi (X1), PKL (X2), dan Sarana (X3) terhadap variabel terikat Kesiapan Kerja (Y). Hasil perhitungan determinasinya diperoleh nilai R2 sebesar 0,650 yang berarti sekitar 65,00 persen variasi kesiapan kerja mahasiswa dijelaskan secara simultan oleh variabel Motivasi, PKL dan Sarana. Sisanya sebesar 35 persen variasi kesiapan kerja dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Angka R diperoleh 0,806 menunjukkan bahwa, secara simultan hubungan antara ketiga variabel bebas yaitu Motivasi, PKL dan Sarana dengan variabel terikat kesiapan kerja mahasiswa adalah kuat atau tinggi karena nilai R lebih besar dari 0,800 (Sugiyono, 2005 dan Arikunto, 2002).
Pengaruh Motivasi, Praktek Kerja Lapangan, dan Sarana terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa secara Parsial
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan secara parsial masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji t diketahui bahwa masing-masing variabel bebas memiliki nilai signifikansi uji t < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Motivasi, PKL dan Sarana berpengaruh signifikan terhadap kesiapan kerja mahasiswa.
Variabel yang Berpengaruh Dominan
Koefisien beta yang distandarisasi (standardized of beta coefficient) dipergunakan untuk melihat variabel bebas yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikatnya. Variabel dengan nilai beta terbesar adalah variabel yang dominan pengaruhnya terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan maka diuji dengan menggunakan Standardized Coefficients Beta.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat Stakes (1966) yang mengatakan bahwa motivasi kerja merupakan pendorong bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik, dan juga merupakan faktor yang membuat perbedaan antara sukses dan gagalnya seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Wexley & Yukl. (As'ad, 1991), juga mengatakan bahwa kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasi yang dapat
diraih seseorang. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan Lina Pangaribuan (1994) yang menyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara motivasi kerja dan kesiapan kerja siswa SMKK Program Studi Jasa Boga. Begitu juga hasil penelitian yang dilakukan Khoiri (1992) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang berarti antara motivasi kerja dan tingkat kesiapan kerja warga belajar kursus montir mobil dengan memberikan sumbangan sebesar 22,01 persen.
Deskripsi data sarana pembelajaran praktik yang merupakan sarana pendukung bagi terlaksananya proses belajar mengajar di Politeknik Negeri Bali, yang diukur adalah sejauh mana sarana pembelajaran praktik tersebut mampu memfasilitasi kegiatan belajar mahasiswa di laboratorium sekolah, menunjukkan pada kategori sangat baik sebesar 65,5 persen katagori sangat baik, sejumlah 26,2 persen ada pada kategori baik, dan hanya 8,3 persen tergolong kategori kurang baik (Tabel 5.8). Selanjutnya dari hasil analisis korelasi parsial sarana pembelajaran praktik dan kesiapan mahasiswa Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali diperoleh hubungan yang positif yang berarti, seperti yang ditunjukkan dari koefisien korelasi parsialnya sebesar 0.795.
Implikasi hasil penelitian dilihat dari Standardized Coeffisients Beta, menunjukkan variabel sarana pembelajaran praktek (X3) berpengaruh terhadap kesiapan kerja mahasiswa sebesar 0,258 persen, sedangkan variabel motivasi kerja (X1) sebesar 0,425 persen, sedangkan nilai coefficient yang besar pengaruh terhadap kesiapan kerja adalah pengalaman paraktek kerja lapangan (X2) dengan sebesar 0,530 persen. Nilai Beta standardized menunjukkan bahwa Praktek Kerja Lapangan (X2) merupakan yang paling dominan berpengaruh terhadap kesiapan Kerja Mahasiswa Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut.
-
(1) Ada pengaruh signifikan secara bersama-sama dari motivasi dan praktek
kerja lapangan serta pembelajaran praktek serta sarana pembelajaran praktek terhadap kesiapan kerja mahasiswa berdasarkan hasil analisis uji F dengan program SPSS versi 13 didapat nilai F hitung sebesar 49,529 dan nilai Sig sebesar 0,000. Nilai F tabel untuk F (0,05;3;81) adalah 2,7173. Karena F hitung > F tabel maka Ho ditolak sehingga H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh simultan yang signifikan variabel bebas motivasi (X1) praktek kerja lapangan (X2), dan sarana (X3) terhadap variabel terikat kesiapan kerja (Y).
-
(2) Ada pengaruh signifikan secara parsial dari motivasi dan praktek kerja lapangan serta pembelajaran praktek serta sarana pembelajaran praktek terhadap kesiapan kerja mahasiswa berdasarkan hasil perhitungan bahwa masing-masing variabel bebas memiliki nilai signifikan uji t < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara pasial variabel motivasi, praktek kerja lapangan dan sarana berpengaruh signifikan terhadap kesiapan kerja mahasiswa.
-
(3) Variabel yang berpengaruh dominan terhadap kesiapan kerja mahasiswa dapat terlihat variabel dengan nilai beta terbesar dalah variabel yang dominan pengaruhnya terhadap variabel terikat, maka dapat diuji dengan menggunakan Standardized Coeffesien Beta yaitu motivasi (X1)
mempunyai nilai beta 0,425 peringkat 2, praktek kerja lapangan (X2) mempunyai nilai beta 0,530 peringkat 1 dan sarana (X3) mempunyai nilai beta 0,258 peringkat 3 dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap kersiapan kerja mahasiswa adalah praktek kerja lapangan dengan nilai beta 0,530. sarana pembelajaran praktek dan kesiapan kerja terdapat hubungan yang yang signifikan.
-
(4) Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara sarana pembelajaran praktek dan kesiapan kerja mahasiswa Jurusan Pariwisata, dimana koefisien korelasi adalah r = 0,637 (signifikan pada taraf 5 persen).
Saran
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dan simpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut.
-
(1) Secara umum kesiapan kerja mahasiswa Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali, dalam kategori sangat baik, hal ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Dalam kaitan ini lebih di upayakan dapat dilakukan menciptaan kondisi dan lingkungan be1ajar yang lebih kondusif bagi pengembangan pengetahuan, sebagai bekal keahlian minimal seseorang yang harus dimiliki seseorang untuk siap bekerja di bidang industri pariwisata. Hal ini penting mengingat dalam persaingan bebas dewasa ini tantangan yang dihadapi oleh industri pariwisata tidak hanya bersifat lokal namun juga regional dan internasional, diharapkan keseluruhan mahasiswa mampu melakukan praktek kerja lapangan di luar negeri tidak hanya cukup di dalam negeri.
-
(2) Bagi para pengelola pendidikan di Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali, hendaknya lebih mengefektifkan pelaksanaan bimbingan seperti bimbingan belajar dan bimbingan vokasional terhadap mahasiswa, sehingga diharapkan lebih termotivasi untuk kreatif dalam belajar teori maupun praktik. Budaya profesional perlu ditumbuhkan kepada setiap mahasiswa, sehingga mereka memiliki daya saing di pasar kerja.
-
(3) Sarana pembelajaran praktik memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan kesiapan kerja mahasiswa, oleh karena itu pengelola harus tctap mengupayakan ketersediaan sarana pembelajaran yang cukup, dengan tetap memperhatikan kualitas, efisiensi kerja, serta disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan sesuai standar yang ada pada industri pariwisata.
-
(4) Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan jangkauan objek cakupan yang lebih luas, sehingga dapat memperluas kemanfaatan hasil penelitian ini bagi penyelenggara pendidikan khususnya di Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali dan pendidikan tinggi kejuruan umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agusnawar. 2000. Operasional Tata Graha Hotel, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
AKPAR. 1999. Buku Pedoman, Denpasar: Penerbit Yayasan Kertha Wisata.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Kesiapan Lulusan Sekolah Pendidikan Guru dalam mengajarkan Matematika dan IPA di SD, Disertasi, Program Pascasarjana IKIP Jakarta.
Ary, Donald, dan Razavieh. 1982. Pengatar penelitian dalam pendidikan. (terjemahan Arief Furchan). Surabaya; Usaha Nasioanal.
Azwar, Saifudin. 1987. Reliabelitas dan validitas. Yogyakarta ; Liberty
Bledstein, BJ. 1978. The culture of Profesionalism, New York, WW. Norton and Company.
Burden. 1999 Praktikum for effective teaching. USA : Allyn & Bacon A Viacom Company.
Calhoun, C. C., and Finch A. V. 1982. Vocational education concepts and operation. Belmont, California : Wadsworth Publishing Company.
Coper, J. and Weber. 1996. Classroom teaching skill. A. handbook, USA. University of Houston.
Crummy, A.W. 1996. Kesiapan kerja mahasiswa FPTK IKIP Surabaya sebagai tenaga kerja non guru. Tesis. Program Fascasarjana IKIP Yogyakarta.
Damarjati, R.S. 1995. Istilah-istilah dunia pariwisata, Jakarta : PT. Prandnya Paramita.
Djanuraga, Agung IGK. 1988. Penerimaan Tamu, Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata Bali.
Guilford, J.P. 1954. Psychometric Methods, New York ; Me. Graw Hill Book Company.
Hadi, Sutrisno. 1987. Analisis Regresi, Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.
Hadiwiratama. 1981. Pendidikan Kejuruan Untuk Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi Nasional, Jakarta, Depdikbud.
Indarto.,Stef.B. 1996 Sumber daya Manusia Bidang perhotelan tahun 2000 Kebutuhan dan Tantangan. Makalah disampaikan si Ambarukmo palace tourism Academy AMPTA Yogyakarta.
Isaac, S. and Michael, JWB. 1984. Handbook in Research and Evaluation, Second Edition, San Diago, California : GDITS Publisher.
Kerlinger, F.N. 1996. Asas-asas Penelitian Behavioral, Edisi Ketiga (Terjemahan Landung R. Simatupang), Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Buku asli diterbitkan pada tahun 1973.
Martoyo, S. 1994. Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta : BPFE
Pangaribuan, Lina. 1994. Kesiapan kerja siswa SMKK pada sektor jasa perhotelan di daerah Istimewa Yogyakarta. Tesis. Program Pascasarjana 1K.IP Yogyakarta.
Ravianto, J. 1990. Produktivitas dan Manusia Indonesia. Jakarta. Penerbit SIUP.
Rufii. 1995. Kesiapan Kerja Diswa STM untuk Memasuki Lapangan Kerja. Tesis. Program Pascasarjana EK.IP Jakarta.
Spillane, J. J. 1991. Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta, Kanisius
Spears.M.C. and Vaden,A.G. 1985 Food Service Organizations, New York ; Macinillan Fublishy Company.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT Rineka Cipta.
Siagian, P. Sondang. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Sukirin. 1975. Tingkat Kesiapan Sebagai Titik Permulaan Baru, Yogyakarta : Pidato pengukuhan Lektor Kepala Psikologi Perkembangan pada FIP IKIP Yogyakarta, Nopember 1975.
Timmreck. 2001. Managing Motivation and Developing Job Satisfaction in the Healt Care Work Environment California: State Univiversity San Bernardino.
Umar, Husein. 1999. Metodelogi Penelitian: Aplikasi dalam Pemasaran; dilengkapi dengan 8 bahasan komprehensif kasus pemasaran, cetakan ke-2, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Usman, Husaini. 1988. Kepemimpinan Interpreneur di Pendidikan Kejuruan, Bandung: CV Alfabeta.
Winnie R.C.H. dan Riches, E.J. 1976. Penelitian Kerja dan Pengukuran Kerja, (Terjemahan W.L. Welik), Jakarta : Erlangga.
Yoeti, A. Oka. 1983. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung, Angkasa
20
Discussion and feedback