PIRAMIDA Vol. XII No. 1 : 38 - 47

ISSN : 1907-3275

PENGARUH FAKTOR EKONOMI, SOSIAL DAN DEMOGRAFI TERHADAP KONTRIBUSI PEREMPUAN PADA PENDAPATAN KELUARGA DI SEKTOR INFORMAL KECAMATAN MELAYA, KABUPATEN JEMBRANA

I Gusti Ayu Kartika Candra Sari Dewi, Made Suyana Utama,

Anak Agung Istri Ngurah Marhaeni email: [email protected]

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Partisipasi perempuan saat ini bukan sekedar menuntut persamaan hak tetapi juga menyatakan fungsinya mempunyai arti bagi pembangunan dalam masyarakat Indonesia. Partisipasi perempuan menyangkut peran tradisi dan peran transisi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis; 1) kontribusi perempuan terhadap pendapatan keluarga di sektor informal 2) pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, umur, jumlah tanggungan keluarga serta intensitas kegiatan adat dan agama terhadap curahan jam kerja perempuan di sektor informal. 3) pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, umur, jumlah tanggungan keluarga, intensitas kegiatan adat dan agama serta curahan jam kerja perempuan terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluaraga. 4) peran curahan jam kerja perempuan dalam memediasi pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, umur, jumlah tanggungan keluarga serta intensitas kegiatan adat dan agama terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga di sektor informal Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Sumber data yaitu data primer yang diperoleh dari wawancara langsung kepada pedagang perempuan dan data sekunder yang didapat dari Badan Pusat Statistik di Kabupaten Jembrana. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kuisioner, dengan jumlah responden sebanyak 129 orang. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis jalur.

Hasil penelitian menunjukkan kontribusi perempuan sangat berperan dalam meningkatkan pendapatan keluarga, kontribusi perempuan terhadap pendapatan keluarga rata-rata sebesar 45,53 persen.Tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan berpengaruh positif signifikan terhadap curahan jam kerja perempuan di sektor informal. Intensitas kegiatan adat dan agama berpengaruh negatif dan signifikan terhadap curahan jam kerja perempuan di sektor informal. Pengalaman kerja dan umur berpengaruh tidak signifikan terhadap curahan jam kerja perempuan pada sektor informal. Tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan curahan jam kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga di sektor informal. Intensitas kegiatan adat dan agama berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga di sektor informal. Pengalaman kerja dan umur berpengaruh tidak signifikan terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga. Curahan jam kerja memediasi pengaruh tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, serta kegiatan adat dan agama terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga. Namun curahan jam kerja tidak memediasi pengaruh pengalaman kerja dan umur terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluarganya di Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana.

Kata kunci: kontribusi perempuan, curahan jam kerja, sektor informal

ABSTRACT

The participation of women nowadays is not just demanding equal rights but also their significant role for the development of Indonesian society. The participation of women involves tradition and transitions roles. This study aims to analyze; 1) women’s contribution to family incomes in the informal sector 2) the effect of the level of education, work experience, age, number of dependents and the intensity of adat and religious activities of the outpouring of the working hours of women in the informal sector. 3) the effect of the level of education, work experience, age, number of dependents, the intensity of customary and religious activities as well as the women’s time dedication to family income. 4) the role of the outpouring of the working hours of women in mediating the effect of level of education, work experience, age, number of dependents and the intensity of religious and adat activities of the contribution of women to family incomes in the informal sector in the District Melaya, Jembrana Regency. The data Sources were primary data obtained through direct interviews to women traders and the secondary data were obtained from the Central Bureau of Statistics in Jembrana Regency. The data collection method used was interviews and questionnaires, with the number of respondents as many as 129 people. The analytical tool used was descriptive analysis and path analysis.

The results showed the contribution of women was very instrumental in increasing family incomes; women’s contribution to the family income was at an average of 45.53 percent. The level education and the number of dependents had a significant positive effect on the outpouring of working hours of women in the informal sector. The intensity of adat and religious activities had a significant negative effect on the outpouring of working hours of women in the informal sector. Work experience and age did not have a significant effect on the outpouring of the working hours of women in the informal sector. The level of education, number of dependents and the outpouring of hours of work had a significant positive effect on women’s contribution to family incomes in the informal sector. The intensity of adat and religious activities had a significant negative effect on women’s contribution to family incomes in the informal sector. Work experience and age had no significant effect on women’s contribution to the family income. Outpouring of working hours mediated the effect of educational level, number of dependents, as well as adat and religious activities to the contribution of women in the family income. But the outpouring of working hours did not mediate the effect of work experience and age on women’s contribution to the family income in the district of Melaya, Jembrana Reegency.

Keywords: women contribution, outpouring of working hours, informal sector

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Partisipasi perempuan saat ini bukan sekedar menuntut persamaan hak tetapi juga menyatakan fungsinya mempunyai arti bagi pembangunan dalam masyarakat Indonesia. Partisipasi perempuan menyangkut peran tradisi dan peran transisi. Peran tradisi atau domestik mencakup peran perempuan sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga. Sementara peran transisi meliputi pengertian perempuan sebagai tenaga kerja, turut aktif dalam kegiatan ekonomi (mencari nafkah) di berbagai kegaitan sesuai dengan keterampilan dan pendidikan yang dimiliki serta lapangan kerja yang tersedia (Sukesi, 1991).

Peranan keluarga golongan penduduk menengah ke bawah dalam menyumbang kepada pertumbuhan ekonomi wilayah sangat penting dalam rangka pembangunan wilayah (Affendi, 1997). Hal ini karena penduduk dalam kategori ini merupakan bagian terbesar dari jumlah penduduk namun tingkat produktivitas mereka sangat tergantung kepada human capital, khususnya untuk penduduk perempuan. Berusaha meningkatkan status kaum perempuan dengan jalan mempertimbangkan kesempatan pendidikan dan lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan kaum perempuan adalah merupakan cara langsung untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin karena pendapatan perempuan merupakan sumber kehidupan atau merupakan komponen terbesar pendapatan rumah tangga (Todaro, 2000).

Bali sebagai salah satu provinsi di Indonesia tidak terlepas dari kondisi tersebut bahkan pekerja perempuan Bali memasuki pekerjaan di berbagai sektor termasuk di sektor bangunan yang barangkali jarang ditemukan di daerah lain. Hal itu akan dilakukan sepanjang mereka mampu dan pekerjaan itu halal maka mereka akan kerjakan untuk memperoleh penghasilan. Keadaan perempuan

Bali sekarang sudah banyak mengalami pergeseran, dimana pada waktu dulu perempuan ikut bekerja tetapi dibentengi oleh norma-norma budaya yang ketat. Kini perempuan Bali sudah banyak yang bekerja di sektor publik dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan keluarga (Antari 2007). Bila dilihat berdasarkan status pekerjaan, perempuan Bali yang bekerja di sektor publik seluruhnya terserap ke dalam dua sektor yakni sebagai pekerja di sektor formal dan sektor informal (BPS, 2008). Dalam perkembangannya, perempuan dipandang lebih sesuai bekerja di sektor informal karena pekerjaan dalam sektor informal, memungkinkan wanita bekerja sambil mengasuh anaknya dan mempersiapkan masakan di dapur (Simanjuntak 2001:112). Istilah sektor informal pertama kali dikemukakan oleh Hart pada tahun 1971 dengan menggambarkan sektor informal sebagai bagian angkatan kerja yang tidak terorganisir.

Curahan jam kerja adalah jerih payah yang dilaksanakan seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang bersifat ekonomi. Produktivitas penduduk dapat dilihat dari curahan jam kerja yang dimiliki penduduk untuk melakukan aktivitas-aktivitas produktif sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Curahan jam kerja perempuan kemungkinan dipengaruhi oleh umur mereka, karena semakin tua umur pekerja perempuan maka semakin besar umur anak sehingga tidak membutuhkan banyak waktu untuk mengurus anak-anaknya. Sampai batas waktu tertentu, semakin tua umur pekerja perempuan, maka kondisi fisik akan semakin lemah yang nantinya akan berkaitan dengan pendapatan pekerja perempuan itu sendiri dan akan mempengaruhi curahan waktu untuk bekerja di sektor publik. Struktur pendidikan anggota rumah tangga memiliki pengaruh karena semakin banyak anggota rumah tangga yang memiliki pendidikan tinggi maka biasanya semakin banyak waktu yang disediakan untuk bekerja. Terutama bagi perempuan, dengan semakin tingginya pendidikan yang mereka miliki maka kecenderungan untuk bekerja akan semakin besar,

karena umumnya peluang akan lebih tinggi. Pendapatan pekerja perempuan berpengaruh karena dengan memiliki pendapatan yang besar pekerjaan mencari nafkah menjadi lebih menarik, sehingga curahan waktu untuk bekerja di sektor publik cenderung lebih lama (Oka Iriani, 2010).

Tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum (Andrew E. Sikula dalam Mangkunegara, 2003). Dengan demikian Hariandja (2002) menyatakan bahwa tingkat pendidikan seorang karyawan dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki kinerja perusahaan. Menurut Simanjuntak (2001) hubungan antara tingkat pendapatan terhadap tingkat pendidikan adalah karena dengan mengasumsikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi pula tingkat produktivitas pekerja dan pada akhirnya mempengaruhi tingkat pendapatan mereka. Asumsi dasar teori human capital adalah bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan pendidikan. Setiap tambahan satu tahun sekolah berarti, di satu pihak meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilan seseorang, akan tetapi di pihak lain menunda penerimaan penghasilan selama satu tahun untuk mengikuti sekolah tersebut dan berharap untuk meningkatkan penghasilan dengan peningkatan pendidikan (Simanjuntak, 2001). Menurut Suryadi (1994), pendidikan memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi karena pendidikan berperan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Teori ini menganggap pertumbuhan masyarakat ditentukan oleh produktivitas perorangan. Jika setiap orang memiliki penghasilan yang lebih tinggi karena pendidikannya lebih tinggi, maka pertumbuhan ekonomi masyarakat dapat ditunjang. Teori human capital menganggap pendidikan formal merupakan suatu investasi, baik bagi individu maupun masyarakat.

Dalam hubungan dengan kesempatan kerja untuk memperoleh pekerjaan yang lebih terbuka bagi mereka yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini karena pada umumnya tingkat kelangkaan dari lulusan pendidikan yang lebih tinggi juga lebih akurat, sehingga tingkat pesaingnya untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai juga lebih longgar. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi tingkat pendapatan, mereka yang mempunyai pendidikan lebih tinggi cenderung memperoleh pendapatan yang tinggi pula. Pada dasarnya penadapatan yang lebih tinggi dari mereka yang berpendidikan tinggi bukanlah hasil langsung dari investasi yang lebih mahal pada pendidikan mereka yang lebih tinggi, melainkan dari sesuatu yang komplek. Menurut hypothesis diutarakan oleh Psaacharopoulos (dikutip dalam Bellante dan Jakson, 1990) majikan pada umumnya mengetahui bahwa rata-rata tamatan

pendidikan lebih tinggi mempunyai karakteristik individu yang relatif lebih unggul sehingga ia mempunyai penghasilan lebih tinggi dibandingkan rata-rata mereka yang berpendidikan rendah. Maka karena tingkat pendidikan dijadikan alat penyaringan (screening device) maka majikan cenderung mengutamakan mereka yang berpendidikan lebih tinggi untuk mengisi lowongan pekerjaan yang tersedia, jika mereka yang berpendidikan tinggi mau menerima upah yang sama dengan mereka yang berpendidikan rendah, akibatnya peluang kerja yang tersedia dari majikan bagi yang berpendidikan lebih tinggi cenderung lebih luas dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah.

Pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan (Manulang, 1984). Pengalaman kerja adalah tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya. Pengalaman kerja seseorang sangat mendukung keterampilan dan kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga tingkat kesalahan akan semakin berkurang. Semakin lama pengalaman kerja atau semakin banyak pengalaman kerja yang dimiliki oleh seseorang maka semakin terampil dan semakin cepat dalam menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Istilah umur atau usia diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur dalam satuan waktu dipandang dari segi kronologis, individu normal yang memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama (Nuswantari, 1998). Usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan), usia sangat mempengaruhi stamina dan produktivitas tenaga kerja dalam melakukan aktivitasnya (dalam hal ini bekerja memperoleh upah atau pendapatan) (Hoetomo, 2005).

Banyaknya jumlah tanggungan dalam keluarga juga dapat berpengaruh terhadap alokasi waktu kerja wanita dalam mencari nafkah. Semakin banyak jumlah tanggungan dalam keluarga mengakibatkan wanita cenderung meningkatkan waktunya untuk bekerja, begitu juga sebaliknya (Umi Larasaty, 2003). Menurut Mantra (2003) yang termasuk dalam jumlah tanggungan rumah tangga adalah jumlah anggota rumah tangga yang tinggal dan makan dari satu dapur dengan kelompok penduduk yang sudah termasuk dalam kelompok tenaga kerja. Selanjutnya menurut Mantra (2003) kelompok penduduk yang termasuk dalam beban tanggungan rumah tangga adalah kelompok penduduk umur 0 – 14 tahun, dianggap sebagai kelompok penduduk yang belum produktif secara ekonomis. Kelompok penduduk umur 15 – 64 tahun sebagai kelompok produktif dan penduduk umur 65 tahun keatas sebagai kelompok penduduk yang tidak lagi produktif.

Hukum adat yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat atau yang sengaja dibentuk seperti penyusunan awig-awig desa secara tertulis, dimaksudkan untuk mengatur kepentingan-kepentingan masyarakat, agar terwujud kehidupan yang tentram dan tertib. Untuk menjamin ketentraman dan ketertiban masyarakat, norma hukum itu harus menanggung kepastian hukum, nilai keadilan dan nilai kemanfaatan bagi masyarakat. Tindakan dan interaksi warga masyarakat yang menggunakan hukum adat sebagai landasan untuk membenarkan perilakunya, menunjukkan bahwa mereka telah melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam hukum adat. Awig-awig adalah aturan yang dibuat oleh krama desa pakraman dan atau krama banjar adat yang dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan Tri Hita Karana sesuai dengan desa mawacara dan Dharma Agama di desa pakraman atau banjar pakraman masing-masing. Dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2003 disebutkan bahwa Hukum Adat (awig-awig dan pararem) adalah hukum adat Bali yang hidup dalam masyarakat Bali yang bersumber dari Catur Dresta serta dijiwai oleh Agama Hindu Bali. Catur Dresta yakni, Sastra Dresta yakni ajaran-ajaran agama, Kuna Dresta yakni nilai-nilai budaya, Loka Dresta yakni pandangan hidup, Desa Dresta yakni adat istiadat setempat (Windia, 2008).

Pendapatan merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi dalam jangka waktu tertentu (BPS, 2006). Pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang dihasilkan oleh seluruh anggota rumah tangga yang bekerja baik laki-laki maupun perempuan yang hidup dalam satu anggaran belanja (satu dapur). Menurut Sukirno (2000), pendapatan individu merupakan pendapatan yang diterima seluruh rumah tangga dalam perekonomian dari pembayaran atas penggunaan faktor-faktor produksi yang dimilikinya dan dari sumber lain. Bagi rumah tangga yang berpenghasilan rendah, pendapatan yang diperoleh wanita sangatlah berarti dalam menunjang kebutuhan rumah tangga mereka, baik pria maupun wanita biasanya saling bahu membahu dalam mencari nafkah untuk keluarga. Semakin rendah pendapatan total rumah tangganya maka mendorong kaum wanita untuk ikut bekerja sebagai upaya mengatasi masalah rendahnya pendapatan yang diterima dari hasil pekerjaannya, atau semakin tinggi pendapatan keluarga maka alokasi waktu kerja pekerja wanita dalam sektor informal semakin rendah (Triastuti, 2004).

Berkembangnya industri kecil kerajinan dan jasa di Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana sebagai salah satu tempat yang banyak terdapat industri kecilnya. Perempuan di Kecamatan ini hampir seluruhnya memiliki pekerjaan di bidang industri kecil dan jasa. Kecamatan Melaya merupakan pintu gerbang masuknya ke wilayah Bali Barat yang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun asing. Hal ini dimanfaatkan oleh perempuan di Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana

untuk menghasilkan pendapatan dengan berdagang

Dari latar belakang di atas rumusan masalah yang dapat diajukan adalah sebagai berikut : 1) bagaimana kontribusi perempuan terhadap pendapatan keluarga di sektor informal Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana?, 2) bagaimanakah pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, umur, jumlah tanggungan keluarga serta intensitas kegiatan adat dan agama terhadap curahan jam kerja perempuan disektor informal Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana?, 3) bagaimanakah pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, umur, jumlah tanggungan keluarga, intensitas kegiatan adat dan agama serta curahan jam kerja perempuan terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluaraga di sektor informal Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana?, 4) apakan curahan jam kerja perempuan memediasi pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, umur, jumlah tanggungan keluargaserta intensitas kegiatan adat dan agama terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga di sektor informal Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana?

Tujuan penelitian yaitu : 1) untuk menganalisis kontribusi perempuan terhadap pendapatan keluarga di sektor informal Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, 2) untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, umur, jumlah tanggungan keluarga serta intensitas kegiatan adat dan agama terhadap curahan jam kerja perempuan di sektor informal Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, 3) untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, umur, jumlah tanggungan keluarga, intensitas kegiatan adat dan agamaserta curahan jam kerja perempuan terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluaraga di sektor informal Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, 4) untuk menganalisis peran curahan jam kerja perempuan dalam memediasi pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, umur, jumlah tanggungan keluargaserta intensitas kegiatan adat dan agama terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga di sektor informal Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Hal ini dilakukan mengingat Kecamatan Melaya merupakan wilayah yang memiliki industri kerajinan yang menonjol di Kabupaten Jembrana. Alasan lainnya, disamping bekerja di industri kerajinan sebagian besar masyarakatnya hidup dari sektor perdagangan.

Objek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga di sektor

informal Kecamatan Melaya. Selain itu dalam penelitian ini variabel tingkat pendidikan pekerja perempuan, pengalaman kerja perempuan, umur, jumlah tanggungan keluarga, intensitas kegiatan adat dan agama dan curahan jam kerja perempuan juga menjadi objek penelitian ini.

Jenis dan Sumber Data

Data primer meliputi variabel pendidikan, pengalaman kerja, umur pekerja perempuan, jumlah tanggungan keluarga, intensitas kegiatan adat dan agama serta pendapatan rumah tangga. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Propinsi Bali dan BPS Jembrana yang mencakup penduduk, mata pencaharian penduduk, pendidikan, agama dan sebagainya.

Populasi dan Sampel

Populasi sebanyak 470 responden dan pengambilan sampel dengan menggunan pendekatan Slovin yaitu 129 responden. Metode pengambilan sampel di setiap banjar dilakukan dengan menggunakan metode proporsi sesuai dengan jumlah strata dalam populasi disebut pengambilan sampel strata proporsional (Proportional Stratified Random Sampling), dan dilakukan dengan undian pada saat pengambilan sampelnya.

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi yaitu pengumpulan data tersebut melalui observasi dilakukan untuk pengumpulan data-data berkaitan dengan penelitian, wawancara terstruktur yaitu menggunakan metode pengumpulan data melalui tatap muka langsung dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang terstruktur dan menjadikan interview yang dimaknai sebagai sebuah kegiatan dalam mengumpulkan informasi yang lebih bermakna dan mendalam.

Teknis Analisis

Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk membantu menggambarkan keadaan (fakta) yang sebenarnya dari suatu penelitian. Analisis ini berkaitan dengan metode-metode pengumpulan dan penyajian data sehingga memberikan informasi yang berguna.

Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisa jalur merupakan alat untuk mengetahui pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung dari suatu variabel, dimana beberapa variabel dianggap sebagai penyebab dari variabel lainnya, pada analisa jalur terdapat suatu variabel yang dapat berperan ganda, dimana pada satu sisi suatu variabel bisa sebagai variabel independen dalam suatu hubungan namun menjadi variabel dependen pada hubungan lain mengingat adanya hubungan kausal yang berjenjang (Suyana Utama,

2010).

Gambar 1. bertujuan mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan SPSS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif

Total Pendapatan yang diterima oleh responden dari hasil sebagai pedagang akan dibagi dengan total pendapatan keluarga dan dikali 100 persen, dengan demikian akan terlihat kontribusi pendapatan responden (perempuan) terhadap pendapatan keluarga. Dari hasil penelitian, pendapatan absolut paling rendah perempuan yang bekerja sebagai pedagang di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana dalam sebulan sebesar Rp.750.000, sedangkan pendapatan paling tinggi sebasar Rp.6.000.000 dalam sebulan.

Tabel 1. Descriptive Statistics

Satuan

Minimum

Maximum

Mean

Std.

Deviation

Pendidikan

Tahun

4.00

12.00

9.19

2.784

Pengalaman Kerja

Tahun

1.00

46.00

17.90

8.63

Umur

Tahun

25.00

60.00

41.88

9.15

Jumlah Tanggungan

Jiwa

.00

5.00

2.54

1.22

Kegiatan Aadat dan Agama

Kali/ Bulan

.00

5.00

4.10

0.98

Curahan Jam Kerja

Jam/ Minggu

14.00

91.00

56.69

20.75

Kontribusi Perempuan

Persen

25.00

67.00

45.53

10.92

Sumber: Hasil Olah Penelitian, 2016

Hasil analisis diskriptif pada tabel 1 bahwa kontribusi perempuan merupakan salah satu sumber kontribusi pendapatan keluarga yang cukup besar setelah pendapatan suami, hal ini terlihat persentase minimum kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga sebesar 25,00 persen, sedangkan prosentase maksimumnya sebesar 67,00 persen. Rata-rata kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga sebesar 45,53 persen. Nilai ini cukup besar, hampir 50,00 persen dari pendapatan keluarga. Hasil penelitian Wawansyah et al. (2012). juga

mengungkapkan bahwa pendapatan yang dihasilkan wanita nelayan pada kegiatan produktif memberi kontribusi cukup besar terhadap pendapatan keluarga yaitu 39,45 persen. Dengan demikian kontribusi ini sangat penting bagi keluarga perempuan pedagang untuk meningkatkan pendapatan keluarga mereka

Pemenuhan Analisis Jalur

Pemeriksaan terhadap asumsi yang melandasi analisis jalur perlu dilakukan agar hasilnya memuaskan. Asumsi yang melandasi analisis jalur adalah sebagai berikut :

Dalam model analisis jalur hubungan antarvariabel adalah linier dan aditif. Uji linieritas menggunakan curve fit dan menerapkan prinsip parsimony, yaitu apabila model signifikan atau non signifikan berarti dapat dikatakan model berbentuk linier. Berdasarkan hasil olahan data penelitian berikut disajikan hasil olahan data dengan SPSS untuk uji linieritas.

Tabel 2. Hubungan Linier Antarvariabel Penelitian

Hubungan Variabel

R Square

F

Sig.

X1→ Y1

0,077

10,562

0.001

X2 → Y1

0,047

6,224

0.014

X3 → Y1

0,041

5,455

0.021

X4 → Y1

0,629

215,304

0.000

X5 → Y1

0,124

18,007

0.000

X1 →Y2

0,130

18,895

0.000

X2 → Y2

0,087

12,027

0,001

X3 → Y2

0,078

10,736

0.001

X4 → Y2

0,591

183,408

0.000

X5 → Y2

0,132

19,363

0.000

Y1 →Y2

0,759

398,995

0.000

Sumber: Hasil Olah Penelitian, 2016

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa semua variabel berhubungan secara linier satu dengan lainnya. Hasil ini ditunjukkan oleh signifikansi yang kurang dari 0,05. Hubungan yang paling linier adalah antara Yi ÷ Y2, yaitu ditunjukkan oleh F-hitung paling besar, yaitu sebesar 398,995.

Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan. Seperti yang disajikan pada gambar 4.1 bahwa model yang dibuat hanya sistem aliran kausal ke satu arah, tidak bolak-balik sehingga analisis jalur layak diterapkan dalan studi ini.

Variabel endogen minimal dalam skala ukur interval. Ukuran variable yang dianalisis dalam penelitian ini semuanya berskala rasio yaitu : pendidikan, pengalaman kerja, umur, jumlah tanggungan, kegiatan adat dan agama, curahan jam kerja dan kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga. Oleh karena itu analisis jalur layak digunakan dalam penelitian ini.

Pengamatan diukur tanpa kesalahan. Karena data yang digunakan dalam skala rasio, maka dalam penelitian sudah layak digunakan dalam analisis jalur, meskipun tidak diuji validitas dan reliabelitasnya

Pengaruh Langsung

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui pengaruh langsung ditujukan oleh koefisien semua anak panah dengan satu ujung. Untuk mengetahui pengaruh langsung antarvariabel konstruk dapat dilihat dari hasil olahan data dengan nilai path coefficients yang ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Path Coefficient

Hubungan Variabel

Coefficient Standar

Std. Error

P-value

Keterangan

X1→ Y1

0.228

0.395

0.000

Signifikan

X2→ Y1

0.050

0.194

0.552

Nonsignifikan

X3→ Y1

0.128

0.185

0.132

Nonsignifikan

X4→ Y1

0.594

0.937

0.000

Signifikan

X5→ Y1

-0.200

1.161

0.001

Signifikan

X1→ Y2

0.116

0.158

0.005

Signifikan

X2→ Y2

0.035

0.073

0.552

Nonsignifikan

X3→ Y2

0.055

0.070

0.356

Nonsignifikan

X4→ Y2

0.345

0.483

0.000

Signifikan

X5→ Y2

-0.168

0.458

0.000

Signifikan

Y1→ Y2

0.477

0.034

0.000

Signifikan

Sumber: Hasil Penelitian, 2016.

Keterangan:

X1 adalah tingkat pendidikan

X2 adalah pengalaman kerja

X3 adalah umur

X4 adalah jumlah tanggungan

X5 adalah kegiatan adat dan agama

  • Y1 adalah curahan jam kerja

  • Y2 adalah kontribusi perempuan pada pendapatan keluargaBerdasarkan

Tabel di atas dapat digambarkan diagram jalur sebagai berikut:

Gambar 2. Diagram Jalur Penelitian.

Gambar 2 menunjukan variabel yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap curahan jam kerja adalah jumlah tanggungan keluarga, disusul oleh variabel tingkat pendidikan. Variabel yang paling berpengaruh terhadap kontribusi perempuan adalah variabel curahan jam kerja, disusul oleh variabel jumlah tanggungan keluarga.

Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap curahan jam

kerja perempuan. Hal ini ditunjukan dengan koefisien path sebesar 0,228 dan tingkat signifikan kurang dari 0,05 yaitu nilai P-value 0,000. Hai ini berati semakin tinggi tingat pendidikan, curahan jam kerja perempuan semakin meningkat. Simanjuntak (1985) menjelaskan semakin tinggi pendidikan maka akan menjadikan waktu yang dimiliki menjadi mahal, dan keinginan untuk bekerja semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan, maka akses pekerjaan pun sangat terbatas. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Yunilas (2004) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita.

Pengalaman kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap curahan jam kerja perempuan. Hal ini ditunjukan dengan koefisien path sebesar 0,050 dan tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 dengan nilai p-value 0,552. Berdagang tidak memerlukan pengalaman asalkan giat dan tekun. Pekerja di sektor informal cenderung mengerjakan hal yang sama. Seiring dengan bertambahnya pengalaman kerja, para pekerja memang menjadi lebih terampil dan lebih cepat bekerja, namun tidak berimplikasi mengurangi jam kerja. Tenaga kerja di sektor informal cenderung konstan mempertahankan jam kerja, meskipun mereka telah berpengalaman bekerja. Penelitian didukung oleh penelitian Andriani (2000) yang menyatakan pengalaman kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja. Hasil penelitian ini berbeda dengan Teori Human Capital yang menyebutkan bahwa pendidikan dan latihan dapat membentuk pengalaman kerja yang nantinya dapat meningkatkan keterampilan. Keterampilan ini yang nantinya dapat meningkatkan produktivitas seseorang. Dalam penelitian ini keahlian berproduksi tidak didapat melalui pendidikan khusus dan pelatihan.

Variabel umur berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap curahan jam kerja perempuan, Hal ini ditunjukan dengan koefisien path 0,128 dan tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 dengan nilai p-value sebesar 0,132. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur tidak berpengaruh terhadap curahan jam kerja perempuan. Tetapi kenyataan menunjukkan umur mempunyai hubungan terhadap responsibilitas seseorang akan penawaran tenaga kerjanya. Semakin meningkat umur seseorang semakin besar penawaran tenaga kerjanya. Selama masih dalam usia produktif, semakin tinggi umur seseorang, semakin besar tanggung jawabnya yang ditanggung, meskipun pada titik tertentu penawaran akan menurun seiring dengan usia yang makin bertambah pula (Ronald, 2009). Teori tersebut, selama pekerja wanita dalam umur produktif maka curahan jam kerja akan meningkat dan semakin tua seseorang wanita tersebut, maka curahan jam kerjanya akan semakin menurun. Penelitian Panca Mandala Putra (2008) sependapat dengan penelitian ini, yaitu dalam penelitiannya menemukan bahwa variabel

umur tidak berpengaruh terhadap curahan jam kerja.

Jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap curahan jam kerja perempuan dengan koefisien path sebesar 0,594 dan tingkat signifikan kurang dari 0,05 dengan nilai p-value sebasar 0,000 . Hal ini berarti bahwa semakin tinggi jumlah tanggungan keluarga, semakin tinggi curahan jam kerjanya. Tanggungan keluarga merupakan salah satu alasan utama bagi para perempuanberumah tangga untuk termotivasi dalam membantu suami untuk memutuskan diri untuk bekerja memperoleh penghasilan.

Semakin banyak responden mempunyai anak dan tanggungan, maka waktu yang disediakan responden untuk bekerja semakin efektif. Efektivitas waktu ini adalah berguna untuk meningkatkan penghasilan responden sendiri (Situngkir, 2007). Isti Fadah dan Istatuk (2004) mengungkapkan peran wanita mengalami peningkatan partisipasi dalam kegiatan ekonomi, pertama adanya perubahan pandangan dan sikap masyarakat tentang sama pentingnya pendidikan bagi kaum wanita dan pria, kedua adanya kemauan wanita untuk bermandiri dalam bidang ekonomi yaitu berusaha membiayai kebutuhan hidupnya dan mungkin juga kebutuhan hidup dari orang-orang yang menjadi tanggungannya dengan penghasilan sendiri. Hasil Penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Gupta, (2001) mengatakan terdapat hubungan pasitif dan nyata antara jumlah tanggungan keluarga dengan alokasi waktu kerja.

Intensitas kegiatan adat dan agama berpengaruh negatif dan signifikan terhadap curahan jam kerja, mempunyai koefisien path -0,200 pada tingkat signifikan kurang dari 0,05 dengan nilai p-value sebesar 0,001. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi intensitas kegiatan adat dan agama maka curahan jam kerja semakin berkurang.Budaya dan adat-istiadat di Bali, mewajibkan masyarakatnya baik laki-laki maupun perempuan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan adat dan agama, sesuai dengan yang tertuang dalam awig-awig (aturan adat) yang dibuat dan disepakati bersama warga (Sirta, 2004), sehingga bagi perempuan khususnya yang berpartisipasi di sektor publik (produktif) sering terjadi konflik (Sunasri, 2003). Menurut Marhaeni (1992) dari hasil penelitiannya bahwa ada tiga variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap alokasi jam kerja publik tenaga kerja wanita, yaitu umur anak terakhir berpengaruh positif, rata-rata upah per jam berpengaruh positif dan budaya berpengaruh negatif. Konflik yang terjadi pada perempuan pedagang cenderamata di Pasar Seni Mertha Nadi Legian adalah mereka harus membagi waktu antara kegiatan adat dan waktu untuk membuka kios, sehingga mereka akan cenderung menutup kios agar dapat mengikuti kegiatan adat sebagaimana mestinya.

Tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga, dengan koefisien path 0,116 dengan tingkat signifikan

kurang dari 0,05 dengan p-value 0,005. Hal ini berati bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin besar kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga.Hasil penelitian ini didukung oleh teori modal manusia yang dikemukakan oleh Becker, 1964 dan Mincer 1974 yang berteori bahwa adanya hubungan positif antara pendapatan dan investasi dalam modal manusia melalui pencapaian pendidikan. Selain itu didukung oleh penelitian Dwiandana Putri (2013) dimana hasil penelitiannya pendidikan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan.

Pengalaman kerja berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga. Hal ini ditunjukan dengan koefisien path 0,035 dan tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 yaitu dengan nilai p-value sebasar 0,552. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sulanjari (2003) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan.

Umur berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga. Hal ini ditunjukan dengan koefisien 0,055 dengan tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 yaitu dengan nilai p-value 0,356.Pekerja pada sektor informal dalam hal ini pedagang, umur tidak mempengaruhi besar kecilnya pendapatan yang diperoleh. Penelitian ini didukung oleh penelitian Dwiandana Putri (2013) dimana hasil penelitiannya menyatakan secara parsial umur tidak berpengaruh terhadap pendapatan.

Jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga, hal ini ditunjukan dengan nilai koefisien path 0,345 dengan tingkat signifikan kurang dari 0,05 yaitu dengan nilai p-value 0.000. Hal ini berati semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, semakin besar kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rony Wijayanto (2015) yang menyatakan bahwa jumlah tanggungan keluarga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Hubungan jumlah tanggungan keluarga dengan pendapatan dijelaskan oleh Simanjuntak (2001:201), semakin banyaknya jumlah anggota keluarga yang ikut makan dan hidup maka memaksa untuk mencari tambahan pendapatan dari tenaga kerja yang bersangkutan. Keluarga yang biaya hidupnya besar dan pendapatannya relatif kecil cendrung akan memacu anggota keluarga lebih giat bekerja sehingga otomatis pendapatan lebih tinggi.

Intensitas kegiatan adat dan agama berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluaraga, hal ini ditunjukan dengan koefisien path -0,168 dan tingkat signifikan kurang dari 0,05 yaitu nilap p-value 0,000. Menurut Marhaeni (1992) dari hasil penelitiannya bahwa ada tiga variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap alokasi jam kerja

publik tenaga kerja wanita, yaitu umur anak terakhir berpengaruh positif, rata-rata upah per jam berpengaruh positif dan budaya berpengaruh negative. Jika intensitas kegiatan adat dan agama tinggi, waktu yang dicurahkan untuk bekerja di sektor publik akan berkurang sehingga kontribusi terhadap pendapatan keluarga pun berkurang.

Curahan jam kerja perempuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga, hal ini ditunjukan dengan koefisien path 0,477 dan tingkat signifikan kurang dari 0,05 yaitu dengan nilai p-value 0,000. Hal ini berati semakin tinggi curahan jam kerja perempuan, semakin besar kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga. Pendapatan merupakan salah satu faktor kenapa seorang wanita mencurahkan waktunya untuk bekerja.

Fenomena ini sejalan dengan penelitian hasil penelitian Wicaksono (2011) berpendapat bahwa faktor curahan jam kerja di dalam suatu usaha memiliki hubungan langsung dengan pendapatan, dimana setiap penambahan waktu operasional yang dipengaruhi jumlah hasil produksi, akan semakin membuka peluang bagi bertambahnya pendapatan dari hasil penjualan. Penelitian ini juga di dukung oleh penelitian Sri Wiangraini (2014) yang menyatakan bahwa curahan jam kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan, semakin banyak waktu yang digunakan untuk bekerja maka pendapatan akan bertambah.

Pengaruh Tidak Langsung

Hasil pengujian pengaruh tidak langsung antara variabel disajikan pada :

Tabel 4. Hasil Uji Mediasi

Variabel Exogen

Variabel

Variabel

Ab

Sab

z

Keterangan

Mediasi

Endogen

Pendidikan

Curahan Jam Kontribusi

Kerja       Perempuan

0.423

0.116

3.65 Signifikan

Pengalaman Kerja

Curahan Jam Kontribusi

Kerja       Perempuan

0.030

0.050

0.60

Nonsignifikan

Umur

Curahan Jam Kontribusi

Kerja       Perempuan

0.072

0.048

1.49

Nonsignifikan

Jumlah

Tanggungan

Curahan Jam Kontribusi

Kerja       Perempuan

2.510

0.410

6.12

Signifikan

Kegiatan adat dan Agama

Curahan Jam Kontribusi

Kerja       Perempuan

-1.050

0.329

-3.19

Signifikan

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Hasil Uji Sobel pada Tabel 4 menunjukkan variabel curahan jam kerja merupakan variabel mediasi bagi variabel tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan variabel intensitas kegiatan adat dan agama terhadap variabel kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga dengan nilai z-hitung lebih besar dari 1,96 (z tabel).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga paling rendah sebesar 25,00 persen, sedangkan prosentase maksimumnya sebesar 67,00 persen. Rata-rata kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga sebesar 45,53 persen. Kontribusi perempuan sangat berperan dalam meningkatkan pendapatan keluarga di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.

Tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap curahan jam kerja perempuan di sektor informal. Intensitas kegiatan adat dan agama berpengaruh negatif dan signifikan terhadap curahan jam kerja. Faktor pengalaman kerja dan umur berpengaruh tidak signifikan terhadap curahan jam kerja perempuan pada sektor informal di Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana.

Tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan curahan jam kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga di sektor informal Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Intensitas kegiatan adat dan agama berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga di sektor informal Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Pengalaman kerja dan umur berpengaruh tidak signifikan terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluaraga di sektor informal Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana.

Curahan jam kerja memediasi pengaruh tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, serta kegiatan adat dan agama terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga di sektor informal Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Curahan jam kerja tidak memediasi pengaruh pengalaman kerja dan umur terhadap kontribusi perempuan pada pendapatan keluarga sektor informal di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.

Saran

Pemerintah dapat mengembangkan pelatihan keterampilan tertentu bagi tenaga kerja perempuan di sektor informal sehingga dapat menciptakan inovasi yang sesuai dengan yang telah dilakukan oleh tenaga kerja perempuan. Diharapkan pemerintah khususnya yang terkait dengan pemberdayaan perempuan melakukan penyuluhan dan pelatihan terhadap pekerja perempuan di lokasi penelitian, agar dapat meningkatkan kualitas pekerja perempuan yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Hal ini dikarenakan pada kegiatan tersebut mengutamakan skill atau keahlian bukan pendidikan formal. Tenaga kerja perempuan juga perlu melatih diri dalam berinovasi maupun melakukan pengembangan usahanya sehingga dapat berjalan lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Ace Suryadi dan H.A.R. Tilaar, 1994. Analisis Kebijakan Pendidikan, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Andriani, D, 2000. Dampak Kebijakan Pemerintah terhadap Keragaman Pasar Kerja dan Migrasi pada Periode Krisis Ekonomi di Indonesia. Tesis Megister Saint. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Antari, Sagung. 2007. Analisis Beberapa Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Perempuan (Ibu Rumah Tangga) pada Keluarga Miskin di Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Skripsi. Jurusan IE Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.

Anwar, Affendi, 1997. Masalah Sumber Daya Modal Manusia (human Capital) Khususnya Dalam Mengatasi Kesenjangan Gender dan Kebijaksanaan Pemerataan Ekonomi. Uppublish

Becker, G. S, 1964. Human Capital : a Theoretical And Empirical Analysis With Special Reference to Education. New York : Coloumbia University Press.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2006. Pendataan Sosial Ekonomi Tahun 2005. Jakarta Pusat : Badan Pusat Statistik.

__________, 2008. Berita Resmi Statistik: Keadaan Ketenagakerjaan Propinsi Tahun 2008, Denpasar.

Badap Pusat Statistik Kabupaten Jembrana, 2015. Jembrana Dalam Angka 2015. BPS, Jembrana

Bellante, D. dan M. Jacson, 1990. Ekonomi Ketenagakerjaan. Terjemahaan. Lembaga Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Dwiandana Putri, Arya, 2013. Pengaruh Umur, Pendidikan, Pekerjaan terhadap Pendapatan Tumah Tangga Miskin di Desa Bebandem, E-Jurnal Ekonomi Pembangunan. Universitas Udayana, Vol.2 No.4, April 2013.

Fadah, Isti dn Istatuk Budi Yuswanto, 2004. Karakteristik Demografi dan Sosial Ekonomi Buruh Wanita Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus Pada Buruh Tembakau di Kabupaten Jember). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 6 No. 2. September 2004.

Gupta, Gusti Bagus Wirya, 2001. Perempuan Pada Industri Garmen di Desa Pandak Gede Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada.

Hart, Keith. Informal Income opportunities and Urban Employment in Ghana. Journal Of Modern African Studies. 1973.

Hariandja, Marihot T.E, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gradindo.

Hoetomo, 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Mitra Pelajar Swadaya.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Manulang, 1984. Manajemn Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mantra, Ida Bagus, 2003. Demografi Umum. Edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Belajar. CV. Mandar Maju.

Marhaeni, Anak Agung Istri Ngurah, 1992. Alokasi Waktu Pekerja Wanita pada Industri Garmen di Daerah Sanur Kecamatan Denpasar Selatan. Jurnal Berkala Volume I Tahun 1992. Penelitaian Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Mincer, Jacob, 1974. Schooling, Experience and Earning. Columbia University Press, New York.

Munaiseche, ronald R, 2009. Factors Affecting Profitability of Multi Finance Company in Indonesia, Jurnal

Publikasi Universitas indonesia. http://staff. ui.ac.id/ internal/0600500045/ publikasi.

Nuswantari, dyah, 1998. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 25. Jakarta: EGC.

Oka Iriani, Anak Agung. 2010.Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi waktu Waktu Tenaga Kerja Perempuan di Sektor Industri Kecil/Kerajinan Desa Sukawati Kabupaten Gianyar. Tesis. Program Pascasarjana Magister Ilmu Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar

P, Todaro Michael. 2000. Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga, Edisi 7. Jakarta: Erlangga

Panca Mandala Putra, 2008. Pengaruh Upah Per Bulan, Umur, Jenis kelamin, Tingkat Pendidikan, Jenis Jabatan dan Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Curahan Jam Kerja di Kota Semarang. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro. Semarang.

Propinsi Bali, 2003. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 3 Tahun 2001 tentang Desa Pakraman.

Simanjuntak, Payaman J., 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

__________, 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sirtha, I Nyoman. 2004. Pengendalian Sosial dalam Masyarakat Yang Berubah, Dalam Masalah Budaya dan Pariwisata dalam Pembangunan. IGN. Bagus (penyunting). Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya Universitas Udayana. Denpasar.

Situngkir, Sihol, 2007. Peranan Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga (Kasus Pedagang Sayur di Kotamadya Jambi). Jurnal Manajemen dan Pembangunan, Edisi-7.

Sri Budiantari, Ni Nyoman dan Surya Dewi Rustariyuni, 2013. Pengaruh Faktor Sosial Demografi Terhadap Curahan Jam Kerja Perempuan Pada Keluarga Miskin di Desa Pemecutan Kaja Kecamatan Denpasar Utara. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Vol. 2 No.11.

Sriwianggraini et al, 2014. Analisis Faktor Yang mempengaruhi Pendapatan Keluarga Miskin Di Desa Lembengan Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember. Artikel Ilmiah Mahasiswa, 2014.

Sukesi, Keppi, 1991. Status dan Peranan Perempuan : Apa Implikasinya Bagi Studi Perempuan, dalam Warta Studi Perempuan. Vol.2 No.1. Jakarta.

Sunasri, A A, 2003. Konplik Peran Wanita Bekerja di Desa Pemecutan Kaja Kota Denpasar. Tesis. Program Kajian Budaya Universitas Udayana, Denpasar

Sulanjari, Anik Sri, 2003. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pekerja Pada Usaha Kerajinan Genteng di kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Sukirno, Sadono, 2000. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan Pembangunan. UI-Press. Jakarta.

Suyana Utama Made, 2010. Modul Metode Kuantitaf. Diktat Kuliah Magister Ilmu Ekonomi Universitas Udayana.

Triastuti, Retno, 2004. Analisis Pengaruh Umur, Pendapatan, Jumlah Tanggungan Keluarga dan Pendidikan Terhadap Waktu kerja Pekerja Perempuan Sektor Informal di Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.

Umi Larasaty, 2003. AnalisisWaktu Kerja Pekerja Perempuan Studi Kasus Dua Desadi Kabupaten Badung. Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Ekonomika Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.

Wawansyah, H., Iwang G. dan Anqik, T., 20012. Kontribusi Ekonomi Produktif Wanita Nelayan Terhadap Pendapatan Keluarga Nelayan. Jurnal Perikanan dan Kelautan, Vol.3, September 2012 : 95-106.

Wicaksono, Deddy Tri, 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pedagang Kaki Lima Penjual Bakso di Kota Semarang. Universitas Diponogoro.

Wijayanto, Rony, 2015. Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Buruh Pengrajin Kuningan Pada Bagian Produksi di Desa Cindogo, Kecamatan Tapen, Kabupaten Bondowoso. Artikel Ilmiah Mahasiswa, 2015.

Wayan P.Windia, 2008. Bali Mawacara: Gagasan Satu Hukum Adat (Awig-awig) dan Pemerintahan di Bali. Denpasar : Pusat Penelitian Hukum Universitas Udayana, 2008.

Yunilas, 2004. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita Dalam Pemeliharaan Ternak Sapi di Kecamatan Hamparan Perak. Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol. 1 No. 3, Desember 2005. Prog Studi Peternakan, FP USUS

Volume XII No. 1 Juli 2016

47