Analisis Finansial Usaha Hidroponik (Studi Kasus: Gumineponik di Denpasar Timur Kota Denpasar Provinsi Bali)
on
Nandur
Vol. 1, No. 4, Oktober 2021 https://ojs.unud.ac.id/index.php/nandur
EISSN: 2746-6957 | Halaman 148-158 Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
Analisis Finansial Usaha Hidroponik
(Studi Kasus: Gumineponik di Denpasar Timur Kota Denpasar Provinsi Bali)
I Nyoman Tantra Pradnyana*), I Ketut Suamba, Ni Wayan Sri Sutari Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universtas Udayana
*) Email: [email protected]
Abstract
Land conversion in urban areas causes various kinds of problems. One of them is agriculture. This thing requires innovation and contribution of the millennial generation to develop urban agriculture (Urban Farming), especially hydroponics. There is one of the businesses engaged in the hydroponic sector in Denpasar Bali namely Gumineponik. This business engaged in agriculture especially hydroponics and culinary. It is located in East Denpasar, Denpasar City, Bali Province. The background of this business was established because of the large number of land conversions that occurred in Denpasar City, especially in East Denpasar District that resulted in reduced agricultural land. This business is a solution in the midst of the problem of land conversion by utilizing narrow land to be more productive with hydroponic cultivation. Gumineponik is a business that has an upstream to downstream concept starting from the vegetables production process, hydroponic equipment, and post-harvest processing. It introduces the millennial generation about modern agriculture that does not require large land so that it can be efficient and effective in terms of productivity of agricultural products. Utilizing social media through online marketing such as Instagram, Facebook, and Whatsapp are used to make this business reaches wider market effectively. This research uses descriptive qualitative and quantitative method. Qualitative descriptive analysis is used to describe the system, concept and output of Gumineponik based on technical, economic and social aspects. Quantitative analysis is used to measure financial feasibility on the economic aspect through approaches (profit and loss statements, balance sheets, financial projections for 3 years and Net B/C Ratio). The results of the financial analysis of Gumineponik are a healthy business with an average profit value of Rp. 6,811,667 in a month during 2020, with an average profit margin of 28% and a Net B/C Ratio of 1.33. These results indicate that Gumineponik has healthy finances and relatively growing.
Keywords: financial analysis, gumineponik, hydroponic, urban farming
Alih fungsi lahan pertanian merupakan proses pengalihan fungsi lahan pertanian dari penggunaan untuk pertanian kepenggunaan lainnya, pada sebagian atau keseluruhan kawasan lahan yang umumnya mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan maupun pada potensi lahan tersebut. Laju alih fungsi lahan dikaitkan dengan
laju pertumbuhan penduduk yang mengakibatkan meningkatnya pemenuhan kebutuhan yang berbasis pada penggunaan lahan, seperti pemukiman dan fasilitas umum lainnya (Janah, 2017).
Lahan pertanian di Kota Denpasar sangatlah sempit sehingga kurang produktif dalam menghasilkan produk pertanian. Keinginan masyarakat untuk memanfaatkan lahan yang ada, tetapi tetap bisa menghasilkan produk pertanian di wilayah perkotaan yang biasa disebut dengan pertanian perkotaan (urban farming). Kondisi ini mendorong pemerintah maupun masyarakat untuk di kawasan perkotaan harus mulai mencoba untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri (Noorsya dan Kustiwan, 2013) serta memperbaiki kondisi lingkungan agar tercipta lingkungan yang sehat dan berkualitas. Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan pertanian perkotaan. Pertanian perkotaan sangat diperlukan seiring berkurangnya lahan pertanian sehingga ketahanan pangan dari masyarakat juga akan ikut berkurang. Gumineponik hadir untuk mengenalkan kepada generasi milenial tentang pertanian modern yang tidak memerlukan lahan luas sehingga dapat efisien dan efektif dalam hal produktifitas produk pertanian.
Hidroponik adalah salah satu cara untuk menerapkan pertanian di perkotaan (Urban Farming) yang merupakan pelengkap dari pertanian pedesaan sehingga efisiensi dari sistem pangan negara meningkat. Pertanian di pedesaan tidak dapat menyediakan produksi dengan mudah (misalnya sayur-mayur yang mudah rusak, barang yang memerlukan penyerahan yang cepat setelah panenan). Pemanfaatan lahan yang terbatas melalui budidaya hidroponik menjadi jawaban dari problematika alih fungsi lahan yang mengakibatkan berkurangnya produktifitas produk pertanian di Provinsi Bali.
Usaha di sektor budidaya hidroponik harus memiliki manajemen usaha yang baik terutama dalam hal profil usaha dan finansial. Setiap usaha pertanian khususnya hidroponik memiliki suatu profil usaha yang bertujuan untuk menjelaskan mengenai suatu perusahaan yang dibuat secara ringkas yang dapat menggambarkan pekerjaan, kualitas, serta standar yang dijunjung dengan jelas. Selain profil, suatu usaha harus memiliki analisis finansial yang jelas agar mengetahui perkembangan usaha serta seberapa usaha tersebut mendapat manfaat (benefit) yang didapat dari biaya (cost) yang dikeluarkan suatu perusahaan sehingga mengetahui keuntungan (profit) yang di dapat dari usaha tersebut.
Penelitian mengenai analisis finansial usaha hidroponik masih minim dilakukan di Indonesia. Hal tersebut membuat penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai analisis finansial usaha Gumineponik di Desa Penatih Dangin Puri, Kota Denpasr, Provinsi Bali.
“Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Banjar Kertapala Desa Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar Provinsi Bali. Metode lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan alasan bahwa daerah
Desa Penatih Dangin Puri khususnya Banjar Kertapala berpotensi mengembangkan budidaya hidroponik. Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih 3 bulan, dari bulan Pebruari 2021 sampai dengan April 2021.
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Sumber data mencakup data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung” dari pemilik serta tim Gumineponik. Data sekunder meliputi studi-studi yang berkaitan dengan alih fungsi lahan, pertanian perkotaan dan hidroponik dimana data di dapatkan dari buku, internet dan jurnal.
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian yaitu” wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab langsung dengan pemilik usaha Gumineponik, tim, stakeholder terkait seperti supplier sayur Gumineponik dan konsumen. Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam yaitu proses menggali informasi secara mendalam, terbuka dan bebas dengan masalah dengan serta fokus penelitian diarahkan pada pusat penelitian (Moleong, 2000).
Responden dalam penelitan ini adalah pemilik sekaligus pengelola usaha Gumineponik, pegawai, mitra kerja dan konsumen tingkat akhir. Responden dalam penelitian ini dapat memberikan beberapa informasi terkait profil usaha hingga data terkait finansial dari usaha Gumineponik. Data-data terkait laporan laba rugi dan neraca didapat dari pemilik usaha, sebagai salah satu landasan data pada penelitian ini.
Variabel dan pengukuran dalam penelitian ini yaitu mengenai analisis finansial pada usaha hidroponik yang meliputi laporan laba rugi, neraca, B/C ratio dan profit margin. Analisis data yang digunakan pada masing-masing tujuan sebagai berikut
-
1. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan usaha Gumineponik pada profil dan aspek finansial. Analisis deskriptif kualitatif kedua aspek tersebut dikaji dan dijelaskan dengan instrumen penunjang seperti tabel, grafik, bagan dan gambar terkait laporan laba rugi, laporan arus kas, dan jumlah penjualan untuk mempermudah pemahaman pembaca.
-
2. Laba Rugi digunakan untuk mengetahui keuntungan atau kerugian usaha Gumineponik yang dilihat melalui laporan laba rugi sehingga perkembangan nilai profit margin usaha Gumineponik dapat diketahui. Neraca atau balance sheet adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari suatu perusahaan atau aset kewajiban-kewajiban atau utang, dan hak para pemilik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan tersebut atau ekuitas pemilik suatu saat tertentu.
-
3. Metode Benefit Cost Ratio (BCR) dalam analisa investasi, karena menurut Munawir (2010), Benefit Cost Ratio (BCR) atau B-C Ratio digunakan bagi kegiatan proyek makro yang memberi manfaat bagi sebagian atau seluruh masyarakat. Rumusnya adalah:
BCR =
(PV) B (PV)C
Keterangan:
BCR = Perbandingan manfaat terhadap biaya
(PV)B = Nilai Sekarang Benefit
(PV)C = Nilai Sekarang Cost
Sehingga jika B/C ≥ 1 maka kegiatan investasi itu layak dilaksanakan dan jika B/C < 1 maka kegiatan investasi itu tidak layak untuk dilaksanakan.
-
4. Pengukuran rasio profit margin adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih, rasio ini juga dikenal dengan nama profit margin.
Profit margin =
penjualan bersih —harga pokok penjualan
total penjualan (sales)
Margin laba kotor menunjukkan laba yang relatif terhadap perusahaan, dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini merupakan cara untuk penetapan harga pokok penjualan.
-
3. Hasil dan Pembahasan
-
3.1 Profil Usaha Gumineponik
-
3.1.1 Gambaran Umum Usaha Gumineponik
-
-
Gumineponik adalah sebuah usaha yang bergerak dibidang pertanian dan kuliner. Nama Gumineponik terdiri dari dua kata yaitu Gumine dan Ponik. Gumine merupakan Bahasa Bali yang memiliki arti dunianya, dimana usaha ini memiliki tujuan yang bisa mencakup keseluruhan mulai dari hulu ke hilir dan memiliki pasar yang luas yang bisa bermanfaat bagi segala usia. Sementara itu ponik diambil dari kata Hidroponik yang berarti lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah, sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang dijalankan dengan menggunakan air sebagai media untuk menggantikan atanah. Berdasarkan hal tersebut dapat artikan Gumineponik merupakan usaha hidroponik yang lengkap dari hulu ke hilir, dari produksi hingga ke pengolahan pasca panen.
Gambar 1. Logo Gumineponik
Logo Gumineponik berwarna hijau mencerminkan sektor pertanian khususnya sayuran. Huruf “G” pada logo adalah huruf awal dari Gumineponik yang memiliki bentuk seperti bibit tanaman yang sedang tumbuh dan berkembang sesuai dengan usaha Gumineponik yang akan terus tumbuh dan berkembang. Desain logo yang sederhana yang bertujuan agar bisa diterima oleh berbagai kalangan, begitu juga dengan usaha Gumineponik yang bertujuan untuk diterima oleh berbagai kalangan.
Gumineponik mengimplementasikan pertanian di perkotaan (Urban Farming) yang merupakan pelengkap dari pertanian pedesaan sehingga efisiensi dari sistem pangan negara meningkat. Gumineponik merupakan usaha yang memiliki berbagai unit usaha yang menjadikan usaha Gumineponik lengkap dan memiliki konsep hulu ke hilir. Unit usaha, produk, dan total penjualan Gumineponik dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Unit Usaha, Produk, dan Total Penjualan Gumineponik Tahun 2020
No Unit Usaha |
Produk Total Penjualan |
1. Sayur Hidroponik |
Selada Rp. 46.450.000 Pakcoy Pagoda |
2. Perlengkapan Hidroponik |
Nutrisi AB Mix Rp. 48.700.000 Rockwool Benih Netpot |
|
Jasa Rp. 31.150.000 Paket hidroponik Rp. 39.000.000 sederhana |
5. Olahan Pasca Panen |
Jus sayur dan buah Rp. 122.270.000 Milky series Smoothies Spring Roll |
Total Penjualan Keseluruhan |
Rp. 288.000.000 |
Usaha Gumineponik memiliki konsep hulu ke hilir yang berarti usaha pertanian yang komlpeks mulai dari penanaman sayuran hidroponik, penyediaan perlengkapan hidroponik, produksi olahan pascapanen, hingga pemasaran produk. Total penjualan Gumineponik tahun 2020 pada tabel 1 adalah Rp. 288.000.000 dengan produk olahan pasca panen sebagai unit dengan penjualan tertinggi dengan Rp. 122.270.000, hal tersebut dikarenakan produk olahan pasca panen Gumineponik memiliki kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau serta memiliki berbagai macam varian yang unik dan menarik.
Usaha Gumineponik memiliki manajer yang mengelola serta mengembangkan usaha. Tim tersebut memiliki peran dan tanggungjawab masing-masing. Pertama adalah Chief Executive Officer (CEO) yang merupakan pimpinan tertinggi suatu perusahaan.
CEO memiliki tugas yang cukup luas, mulai dari membuat visi misi perusahaan, mengelola sumber daya manusia (SDM) hingga menetapkan kebijakan perusahaan untuk rencana dan tujuan usaha.
Kedua adalah Financial Manager yang memiiki tugas dan tangungjawab untuk merencanakan, mencari serta dapat memanfaatkan dana usaha dengan berbagai cara dalam memaksimalkan daya guna operasi suatu usaha yang sekaligus menjadi bendahara usaha. Manajer yang ketiga adalah Production Manager yang memiliki tugas dalam perencanaan dan pengorganisasian produksi, hingga menentukan dan menjaga kualitas produksi. Manajer yang terakhir adalah Marketing Manager yang memiliki tanggungjawab dalam segala hal yang meliputi pemasaran, penjualan, dan promosi usaha yang sekaligus merangkap menjadi sekretaris perusahaan.
Laba usaha Gumineponik berasal dari produksi sayuran hidroponik, penjualan perlengkapan hidroponik, jasa pembuatan instalasi hidroponik hingga penjualan olahan pasca panen. Laba usaha tersebut lalu dibagi menjadi dua kepentingan, yang pertama untuk pengembangan usaha sebesar 40% dan Sumber Daya Manusia dengan 60% (15% per orang). Alokasi profit usaha Gumineponik dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Gambar 2 Alokasi Profit Usaha Gumineponik
Alokasi profit usaha Gumineponik pada Gambar 2 dibagi menjadi dua yaitu untuk sumber daya manusia dan pengembangan usaha Gumineponik yang dilakukan untuk meningkatkan produktiftitas dan keuntungan dari usaha Gumineponik. Pengembangan yang dilakukan adalah memperbanyak lubang tanam sayuran hidropinik, menyediakan perlengkapan alat dan bahan hidroponik, hingga penyediaan bahan baku olahan pasca panen.
Pada analisis finansial Gumineponik yang pertama di presentasikan dengan laporan laba rugi dengan teknik analisis horizontal, yaitu analisis dengan perbandingan data keuangan untuk dua periode atau lebih. Analisis horizontal sangat membantu karena menyajikan perubahan antar periode, sehingga dengan mudah membandingkan perkembangan antar periode.
Tabel 2. Laporan Laba Rugi Gumineponik Periode Januari – Desember
PerkiriiE |
Januari |
Pebruan |
Maret |
Apnl |
Mei |
Jum |
Juli |
Agustus |
September |
Oktobei |
November |
Desembei |
Penjualaa Savur Hιiropon± |
3.500.000 |
3.75O.OOO |
3.400.000 |
3.600.000 |
3.600.000 |
3.900.000 |
4.000.000 |
4.000.300 |
4.100.000 |
4,200.000 |
4300,000 |
4300.330 |
Perlenakipan Hidroponik |
4.000.000 |
3.500.000 |
3.000.000 |
3.500.000 |
3,800.000 |
3.800,000 |
4.100.000 |
4.500.300 |
4.400.000 |
4.500.000 |
4.800,000 |
4.E00.330 |
Jasa Pembuatan Iiutalaii |
2.000.000 |
2300.000 |
1750.000 |
1500.000 |
2300.000 |
1'50,000 |
2.800.000 |
2300.300 |
3.000.000 |
2,500,000 |
1'00.000 |
3.000.300 |
Hvdropoaic Box |
2.500.000 |
2.500.000 |
1100.000 |
3.000.000 |
3,100.000 |
3.300.000 |
3300.000 |
3.600.300 |
3.'00.000 |
3,800,000 |
3.900,000 |
4,000.000 |
Olakan Paica Panen |
P.000.000 |
9.200.000 |
9.000.000 |
9.500.000 |
9.800.000 |
10.000.000 |
10.430.003 |
10300,000 |
10300.000 |
11.100.000 |
11.3 CO1OOO |
12.000,000 |
Total Peniualan |
21,000.000 |
21.450.000 |
20.250,000 |
21100,000 |
22.800.000 |
23,750.000 |
24.800,000 |
25.200,001 |
2 5 300,000 |
26.100.000 |
26.900.000' |
28.000,000 |
Haraa Pokok Penjualan HPP Savir Hidroponik |
2.000.000 |
2.000.000 |
1.800,000 |
1000,000 |
2,100.000 |
2.200,000 |
2300.030 |
2300.300 |
2350.000 |
2.500,000 |
2.500.000 |
2.500.330 |
HPP Perlenakapan Hidrponik |
1.500.000 |
1.500.000 |
1.200,000 |
1.600,000 |
1,750.000 |
1.700.000 |
1.900.030 |
2300.300 |
2.100.000 |
2,200.000 |
2.350.000 |
2.400.330 |
HPP Jiia Pembuatan Hidropomk |
1.000.000 |
1.100.000 |
1.500,000 |
1.100,000 |
1300.000 |
1.300.000 |
1.400.000 |
1.CO0.30O |
1.500.000 |
1.100,000 |
1300.000 |
1.400.000 |
HPP HvdroponicBox |
1.250.000 |
1.200.000 |
1.000,000 |
1.500,000 |
1300.000 |
1.600,000 |
1350.030 |
1.700.300 |
1.'00.030 |
1.800.000 |
1.900.000 |
1000.300 |
HPP Olahan Pasca Panen |
5.750.000 |
5.800.000 |
5.800,003 |
6.500,000 |
6,600.000 |
6550,000 |
6.900.030 |
7.000.300 |
7.950.000 |
7,200,000 |
'.200.000 |
'.750.300 |
Total HPP |
11,500.000 |
11.700.000 |
11.300,000 |
11'00,000 |
13.150.000 |
13350.000 |
14,150,003 |
14300,000 |
14.'00,000 |
14.800.000 |
15.150.000 |
16.050,000 |
Laba Setelah HPP |
9.500.000 |
9.750.000 |
8.950,000 |
9.400,000 |
9,650.000 |
10300.000 |
10.650,000 |
11,300,000 |
11.100,000 |
11300.000 |
11,750,000 |
11.950,000 |
Biaya Opeiasial Beban Giu |
3.600.000 |
3.600.000 |
3.600,000 |
3.600,000 |
3,600.000 |
3.600,000 |
3.600.000 |
3.600.300 |
3.600.000 |
3,600.000 |
3.600.000 |
3.600.300 |
Beban Lisuik |
200.000 |
200.000 |
200.000 |
200,000 |
200.000 |
200.000 |
230.000 |
200,000 |
2 XI1COO |
200.000 |
203.000 |
200,000 |
Beban Au |
150.000 |
150.000 |
150.000 |
150.000 |
150.000 |
150.030 |
150,000 |
150,000 |
150,000 |
150,000 |
150.000 |
150,000 |
Biava Teipon |
100.000 |
100.000 |
100.000 |
100.000 |
100.000 |
130.000 |
130.000 |
100,000 |
150.000 |
100,000 |
103.000 |
100,000 |
Beban Ahunulasi Penvusutan |
105.000 |
105.000 |
105.000 |
105.000 |
105.000 |
135.000 |
105,000 |
105,000 |
135,000 |
105,000 |
105.000 |
105,000 |
Inventaris Toko Biava Transponasi |
200.000 |
200.000 |
200.000 |
200.000 |
200.000 |
230.000 |
200,000 |
200,000 |
230,000 |
200,000 |
203.000 |
200,000 |
Total Biava Operasional |
4.355.000 |
4.355.000 |
4.355.000 |
4355.000 |
4355.000 |
4.355,000 |
4355.000 |
4355.300 |
4355.000 |
4.355.000 |
4.355.000 |
4355.300 |
Laba Ruai Setelah Operasi |
5.145.000 |
5395.000 |
4.595.000 |
5.045.000 |
5,095.000 |
5,845,000 |
6395.030 |
6.645.300 |
«,745.000 |
6,945,000 |
'395.000 |
7395,000 |
Pendapatan lain-lain |
1.000.000 |
1.000.000 |
1.000.000 |
1.000.000 |
1,000.000 |
1,000,000 |
1.000.000 |
1.000.000 |
1.000.000 |
1,000.000 |
1.000.000 |
1.000.300 |
Biava lain-lain |
250.000 |
250.000 |
250.000 |
250.000 |
250.000 |
250.000 |
250,000 |
250,000 |
250,000 |
250,000 |
250.000 |
250.000 |
Total Petdapatan Biava lain-lain |
750.000 |
750.000 |
750.000 |
750.000 |
750.000 |
750.000 |
750,000 |
750,000 |
750,000 |
750,000 |
750.000 |
750,000 |
B C Rano |
132 |
1.34 |
1.29 |
13 |
13 |
132 |
1.34 |
1.35 |
1.35 |
136 |
137 |
137 |
Berdasarkan hasil analisis, perbandingan laporan laba rugi Gumineponik dinyatakan dalam bentuk laporan per tahun, dengan pertumbuhan laba rata-rata per semester sebesar Rp 1.750.000,00 dari semester pertama (Januari sampai Juni 2020) yang hanya Rp. 5.936.667,00 meningkat menjadi Rp 7.686.667,00. Di semester kedua (Juli sampai Desember 2020).
Grafik Profit Gumineponik Bulan Januari sampai Desember 2020
Gambar 1. Grafik Profit Gumineponik Bulan Januari sampai Desember 2020
Pada grafik laba rugi Gumineponik selama satu tahun pada gambar 3 terlihat peningkatan dari bulan Januari hingga Desember, walaupun adanya penurunan laba pada bulan Maret yang disebabkan pandemi COVID-19 sehingga menurunnya penjualan, tetapi mulai meningkat dengan stabil dibulan selanjutnya.
Pada analisis neraca usaha Gumineponik dilakukan dengan memperhatikan semua komponen penyusun neraca mulai dari aktiva, passiva serta menganalisa perkembangan selama satu tahun dengan manggunakan analisis horizontal. Neraca Gumineponik dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Neraca Gumineponik Januari 2020
GUMIENEPONIK
NERACA
Periode Januari 2020
AKTIVA |
PASIVA | |
Aktiva Lancar |
Nilai (Rp) | |
Kas |
5,210,000 |
Hutang 3,250,000 |
Bank |
4,340,000 | |
Piutang Dagang |
3,125,000 | |
Persediaan Bahan |
2,940,000 | |
Total Aktiva Lancar |
15,615,000 | |
Aktiva Tetap |
Modal 16,105,000 | |
Inventaris Toko |
7,565,000 |
Laba Rugi Modal 5,895,000 |
Berjalan | ||
Akumulasi |
(105,000) |
Laba Rugi Tahun - |
Penyusutan Toko |
Lalu | |
Total Aktiva Lancar |
7,460,000 | |
Aktiva Lain-Lain | ||
Investasi Jangka |
2,175,000 | |
Panjang | ||
Total Aktiva Lain- |
2,175,000 | |
Lain | ||
Total Aktiva |
25,250,000 Total Pasiva 25,250,000 |
Pada tabel 3 terdapat neraca Gumineponik Bulan Januari 2020 dengan total aktiva sebesar Rp 25,250,000,- yang berkembang sebesar Rp 8.000.000,- selama satu tahun sehingga menjadi Rp 33.250.000,- pada bulan Desember 2020 (lampiran 3). Total aktiva diawal Gumineponik pada bulan Januari 2020 terdiri dari aset lancar seperti kas sebesar Rp 5.210.000,- bank sebesar Rp 4.340.000,- piutang dagang sebesar Rp 3.125.000,- persediaan bahan sebesar Rp 2.940.000 sehingga memiliki total aktiva lancar sebesar Rp. 15.615.000, lalu terdapat aktiva tetap yang terdiri dari inventaris toko Rp. 7.565.000,- akumulasi penyusutan sebesar Rp 105.000,- sehingga diperoleh total aktiva lancar sebesar Rp 7.460.000,- dan aktiva lain-lain yang terdiri dari investasi jangka Panjang sebesar Rp 2.175.000,-. Total passiva diawal Gumineponik pada bulan
Januari 2020 terdiri dari hutang sebesar Rp 3.250.000,- modal sebesar Rp 16.105.000,-dan laba rugi bulan berjalan sebesar Rp. 5.895.000,- sehingga diperoleh total passiva Rp 25.250.000,-
Berdasarkan neraca Gumineponik, usaha ini bertumbuh. Hal tersebut didukung dengan peningkatan jumlah passiva khususnya pada laba rugi modal berjalan yang meningkat sebesar 1,32%. Pada aktiva didominasi oleh aktiva lancar yang menunjukkan bisnis yang berjalan dengan baik, sedangkan pada bagian passive khususnya hutang tidak terdapat perubahan yang signifikan.
Analisis Net B/C Ratio dilakukan dengan membandingkan total penjualan dengan total biaya yang meliputi harga pokok penjualan dan total biaya operasional. Total penjualan Gumineponik selama bulan Januari hingga Desember sejumlah Rp. 288.150.000,- dengan total harga pokok penjualan sebesar Rp. 162.950.000,- serta total biaya operasional sebesar Rp 52.260.000,-.
Tabel 4. Nilai Net B/C Ratio Gumineponik bulan Januari-Desember 2020
No |
Bulan |
Total Penjualan |
Total Harga Pokok Penjualan (Rp) |
Total Biaya Operasional (Rp) |
B/C Ratio |
1 |
Januari |
21,000,000 |
11,500,000 |
4,355,000 |
1,32 |
2 |
Pebruari |
21,450,000 |
11,700,000 |
4,355,000 |
1,34 |
3 |
Maret |
20,250,000 |
11,300,000 |
4,355,000 |
1,29 |
4 |
April |
22,100,000 |
12,700,000 |
4,355,000 |
1,3 |
5 |
Mei |
22,800,000 |
13,150,000 |
4,355,000 |
1,3 |
6 |
Juni |
23,750,000 |
13,550,000 |
4,355,000 |
1,32 |
7 |
Juli |
24,800,000 |
14,150,000 |
4,355,000 |
1,34 |
8 |
Agustus |
25,200,000 |
14,200,000 |
4,355,000 |
1,35 |
9 |
September |
25,800,000 |
14,700,000 |
4,355,000 |
1,35 |
10 |
Oktober |
26,100,000 |
14,800,000 |
4,355,000 |
1,36 |
11 |
November |
26,900,000 |
15,150,000 |
4,355,000 |
1,37 |
12 |
Desember |
28,000,000 |
16,050,000 |
4,355,000 |
1,37 |
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada tabel 4. terlihat bahwa Net B/C ratio Gumineponik dengan rata-rata sebesar 1,33. Rata-rata tersebut diatas satu sehingga usaha dinyatakan layak secara finansial. Nilai B/C ratio dengan rata rata 1,33 menunjukkan bahwa setiap pengeluaran sebesar Rp 1 akan memberikan pemasukan sebesar Rp 1,33 atau tingkat keuntungan sebesar Rp 0,33.
Perhitungan profit margin dilakukan dengan membandingkan laba rugi sebelum pajak dengan total penjualan. Laba rugi sebelum pajak diperoleh dari penjumlahan laba rugi setelah operasi ditambah dengan total pendapatan dan biaya lain-lain yang terdapat pada laporan laba rugi.
Tabel 5. Nilai Profit Margin Gumineponik bulan Januari hingga Desember 2020 | ||||
No |
Bulan |
Laba Sebelum Pajak (Rp) |
Total Penjualan (Rp) |
Profit Margin |
1 |
Januari |
5,895,000 |
21,000,000 |
28% |
2 |
Pebruari |
6,145,000 |
21,450,000 |
28% |
3 |
Maret |
5,345,000 |
20,250,000 |
26% |
4 |
April |
5,795,000 |
22,100,000 |
26% |
5 |
Mei |
5,845,000 |
22,800,000 |
25% |
6 |
Juni |
6,595,000 |
23,750,000 |
27% |
7 |
Juli |
7,045,000 |
24,800,000 |
28% |
8 |
Agustus |
7,395,000 |
25,200,000 |
29% |
9 |
September |
7,495,000 |
25,800,000 |
29% |
10 |
Oktober |
7,695,000 |
26,100,000 |
29% |
11 |
November |
8,145,000 |
26,900,000 |
30% |
12 |
Desember |
8,345,000 |
28,000,000 |
30% |
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5. terlihat bahwa nilai profit margin dari usaha Gumineponik rata-rata bernilai 28% setiap bulannya. Pada bulan Januari profit margin sebesar 28% bertumbuh sampai 30% pada bulan Desember. Laba rugi sebelum pajak dari bulan Januari 2020 meningkat dari Rp. 5.895.000,- hingga Rp. 8.345.000,-pada bulan Desember 2020.
Simpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan adalah profil bisnis Gumineponik merupakan usaha pertanian dan kuliner khususnya hidroponik bertempat di Kecamatan Denpasar Timur, Kabupaten Denpasar, Provinsi Bali dengan konsep hulu ke hilir mulai dari menjual sayuran hidroponik hingga olahan pasca panennya. Gumineponik memanfaatkan lahan sempit dan menjadi solusi bagi pertanian perkotaan agar lebih produktif. Pemasaran melalui online menjadi keunggulan Gumineponik terutama pada saat pandemi Covid-19. Keuntungan Gumineponik dibagi untuk dua komponen yaitu 40% untuk pengembangan usaha, dan 15% x 4 (60%) untuk empat orang SDM. Hasil analisis finansial Gumineponik merupakan suatu usaha yang sehat dengan nilai laba rata rata sebesar Rp 6.811.667 dalam sebulan selama tahun 2020, dengan rata rata profit margin sebesar 28% serta Net B/C Ratio sebesar 1,33. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Gumineponik memiliki keuangan yang sehat dan relatif bertumbuh.
Daftar Pustaka
Ammatillah, C. S., & Tinaprilla, N. (2018). Peran Pertanian Perkotaan Terhadap
Pendapatan Rumah Tangga Tani Di Dki Jakarta. 21(30), 177–187.
Galgani, F. (2018). Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Subak Sembung Kelurahan
Peguyangan Kecamatan Denpasar Utara. 08(16), 6–11.
Manyamsari, I. (2014). Agrisep Vol (15) No. 2 , 2014 58. (2), 58–74.
Masturoh, Imas, dan N. A. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. 1st ed.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Mulyaqin, T., Astuti, Y., & Haryani, D. (2016). Faktor Yang Mempengaruhi Petani Padi Dalam Pemanfaatan Sumber Permodalan : Studi Kasus Di Kabupaten Serang Provinsi Banten. Seminar Nasional BPTP, 2(1), 2016.
Paulus, A. L., Wangke, W. M., & Moniaga, V. R. B. (2015). Kontribusi Usahatani Kacang Panjang Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Di Desa Warembungan Kecamatan Pineleng. Agri-Sosioekonomi, 11(3), 53.
https://doi.org/10.35791/agrsosek.11.3.2015.9868
Permadi, Yuliandi Brata Widjaya, Sudarma Kalsum, U. (2016). Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Dan Kesejahteraan Petani Sayur Di Desa Simpang Kanan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus. JIIA, 4(2), 145–151.
Salendu, A. H. ., Rundengan, M. L., Lumy, T. F. ., & Polakitan, D. (2020). Pemberdayaan Kelompok Tani Ternak Sapi di Masa Pandemi. Prospek Peternakan Di Era Normal Baru Pasca Pandemi COVID-19, 239–246.
Sari, D., Haryono, D., & Rosanti, N. (2014). Analisis Pendapatan Dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Jagung Di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis, 2(1), 7.
Segara, R. (2019). Strategi dan Struktur Nafkah Rumahtangga Petani Kentang Pasca Bencana Alam Erupsi Gunung Sinabung. Institut Pertanian Bogor.
Sitanggang, S. S., & Judawinata, M. Gu. (2019). Analisis Usahatani Padi Rawa. 68–70.
Soekartawi. (2006). Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Grafindo Persada.
Suratiyah, Ken. Hariadi, S. (1991). Wanita, Kerja dan Rumah Tangga: Pengaruh Pembangunan Pertanian Terhadap Peranan Wanita Pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada.
Suratiyah, K. (2015). Ilmu Usahatani. In Jakarta. Jakarta: Penebar Swadaya.
158
Discussion and feedback