Rekomendasi Fasilitas Berdasarkan Aktivitas pada Bantaran Tukad Petanu Kawasan Vihara Amurva Bhumi Desa Blahbatuh
on
Nandur
Vol. 3, No. 4, Oktober 2023
EISSN: 2746-6957 | Halaman 239-255
https://ojs.unud.ac.id/index.php/nandur Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
Rekomendasi Fasilitas Berdasarkan Aktivitas pada Bantaran Tukad Petanu Kawasan Vihara Amurva Bhumi Desa Blahbatuh
I Putu Bagus Indra Darmawan*), I Gusti Alit Gunadi
Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali 80232
*)Email: [email protected]
Abstract
The river is a place and container as well as a network of water drainage from springs to estuaries bounded by demarcation lines. The Petanu River or Tukad Petanu is a river that crosses two regencies in Bali, its upstream is in Bangli Regency and its mouth is in Saba Beach, Gianyar Regency. Blahbatuh Villagerea of the Amurva Bhumi Vihara, Blahbatuh Village, is a natural river surrounded by dense forest and rocks with a variety of flora and fauna. Tukad Petanu in Blahbatuh Village is located on a low contour so that it is flanked by cliffs on the east and west sides. The Tukad Petanu area in the Amurva Bhumi Vihara area, precisely on the riverbank area, has various activities such as relaxing, sightseeing, recreation, meditation, yoga, and religious activities and is a historical area. The purpose of this research is to produce a facility recommendation that can accommodate visitor activities on the site and rearrange the physical condition of the banks to make them attractive, beautiful, and comfortable. The research method uses a survey method with data collection techniques field observations, interviews, and literature study which are then analyzed descriptively qualitatively through four systematic approaches, namely preparation, inventory, analysis, and synthesis. The results of this study indicate that the location of the site is quite strategic, has accessibility but lacks facilities to support the activities of site users. As for the addition and development of areas on the site, namely, resting areas, meditation areas, yoga areas, religious areas and food court areas along with circulation on the sites.
Keywords: Activities, facilities, monasteries, riverbanks
Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau atau sungai yang lebih besar, aliran sungai merupakan aliran yang bersumber dari limpasan, limpasan yang berasal dari hujan, gletser, limpasan dari anak-anak sungai dan limpasan dari air tanah (Fatmawati. 2016). Sedangkan menurut (Sembiring et al., 2014), Sungai adalah saluran di permukaan bumi terbentuk secara alamiah yang menampung dan menyalurkan air hujan dari daerah tinggi ke daerah yang
lebih rendah an akhirnya bermuara di danau atau di laut. Di dalam aliran terangkut material sedimen yang berasal dari proses erosi yang terbawa oleh aliran air dan menyebabkan terjadinya pendangkalan akibat adanya sedimentasi dimana aliran air tersebut akan bermuara baik di danau atau di laut.
Sungai adalah tempat dan wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi oleh garis sempadan (Peraturan Pemerintah No 35 Tahun 1991). Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, yang dimaksud wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2.
Sungai Petanu atau Tukad Petanu merupakan sungai yang melintas di dua Kabupaten memiliki panjang sungai 46,962 km dengan luas DAS sebesar 96,886 km2, hulunya berada di Kabupaten Bangli dan muaranya berada di Pantai Saba, Kabupaten Gianyar. Tukad Petanu ini melintasi beberapa desa di Kabupaten Gianyar, diantaranya adalah Desa Blahbatuh dan Desa Kemenuh, Tukad Petanu yang melintasi Desa Blahbatuh dan Desa Kemenuh ini terletak di bawah jembatan penghubung Desa Blahbatuh dengan Desa Kemenuh, Jalan Wisma Gajah Mada, Tukad Petanu berada pada kawasan Vihara Amurva Bhumi, serta dapat dikatakan Tukad Petanu ini sekaligus menjadi pembatas geografis antara Desa Blahbatuh dan Desa Kemenuh di Kabupaten Gianyar dengan sisi timur sungai merupakan wilayah Desa Blahbatuh dan sisi barat sungai merupakan wilayah Desa Kemenuh. Tukad Petanu merupakan jenis sungai pharennial (airnya mengalir sepanjang tahun) atau debit air yang permanen tidak pernah kering. Aliran sungai perennial ini berasal dari aliran air tanah, air hujan dan mata air. Tukad Petanu kawasan Vihara Amurva Bhumi Desa Blahbatuh ini merupakan sungai alami yang dikelilingi oleh hutan lebat dengan berbagai flora dan fauna, terdapat bebatuan-bebatuan alam di sekitar sungai, bentukan sungai yang masih alami, suara aliran sungai dan satwa seperti kicauan burung serta Tukad Petanu di Desa Blahbatuh ini terletak pada kontur yang rendah sehingga diapit oleh tebing disisi sebelah timur dan barat. Tukad Petanu adalah salah satu sungai yang airnya pontensial sebagai sumber air baku, terutama sebagai sumber irigasi lahan persawahan, disamping itu area Tukad Petanu pada area Vihara Amurva Bhumi, Desa Blahbatuh juga memiliki beberapa potensi lain diantaranya area rekreasi, area peristirahatan, area meditasi, area yoga, area religi dan bersejarah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Pasal 11 tentang perencanaan sungai membahas tentang perencanaan dalam rangka pelaksanaan pembinaan sungai diselenggarakan oleh Menteri berdasarkan kesatuan wilayah sungai. Perencanaan meliputi pengamatan, inventarisasi, bangunan yang berada di sungai, potensi, sifat-sifat sungai dan evaluasi.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di area Tukad Petanu pada kawasan Vihara Amurva Bhumi Blahbatuh, akses menuju Tukad cukup baik namun beberapa perlu diperbaiki, aktivitas masyarakat sekitar yang terdapat di area bantaran Tukad Petanu ini cukup minim, dominan aktivitas dilakukan oleh pengunjung Vihara, aktivitas yang
terdapat diantaranya adalah duduk bersantai dan jalan di tepi tukad, mandi, memancing, yoga, meditasi dan upacara keagamaan, aktivitas pengunjung dibagi menjadi dua yaitu aktivitas di sekitaran tukad tepatnya di bantaran sungai dan aktivitas di Vihara, dimana aktivitas di Vihara ini lebih dominan seperti latihan wushu, barongsai, pelajaran tentang keagamaan, ibadah, yoga dan kegiatan lainnya. Aktivitas yang dilakukan di sekitar tukad tepatnya di bantaran tidak bisa dilakukan dengan maksimal karena kondisi fisik dari area sungai yang masih alami tepatnya bantaran tukad yang belum tertata, bantaran Tukad Petanu masih berupa perpaduan tanah dengan bebatuan alam yang belum ditata seperti pedestrian yang belum jelas, tidak adanya retaining wall pada tepian sungai sehingga setiap tahun terjadi pengikisan pada pinggiran sungai karena arus dan debit air yang tinggi terutama pada saat musim hujan sehingga mengakibatkan pendangkalan pada sungai dan pengikisan tersebut mengakibatkan rusaknya tepian sungai dan sedimentasi yang membuat nilai estetika dari tukad tersebut semakin berkurang, disamping itu juga Tukad Petanu ini diapit oleh tebing baik itu di sisi timur maupun barat sehingga memungkinkan terjadinya erosi karena kurangnya penataan dan keamanan di area Tukad Petanu ini, serta adanya bangunan yang terbengkalai pada area bantaran tukad yang perlu diperbaharui maka dari itu untuk memaksimalkan aktivitas dan meminimalisir hal tersebut perlu dilakukan perencanaan lanskap di area Tukad Petanu Desa Blahbatuh. Fasilitas yang terdapat di area Tukad Petanu seperti bale yang terbengkalai perlu diperbarui dan ditata sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar dan bantaran dari tukad yang kurang dimanfaatkan sebagai area aktivitas pengunjung dikarenakan kondisinya yang buruk, baik dari segi penataan, keamanan, kenyamanan, fungsi dan estetika.
Potensi dan kendala yang terdapat di area Tukad Petanu Desa Blahbatuh dapat ditarik dari hasil observasi tersebut, memerlukan sebuah perencanaan lanskap yang dapat memanfaatkan lingkungan pada tapak seperti pemandangan, keberagaman vegetasi, fasilitas dan komponen-komponen lain. Rekomendasi fasilitas sangatlah diperlukan karena potensi dan permasalahan yang ada, disamping itu area bantaran sebelumnya merupakan tempat meditasi oleh pengunjung Vihara dimana dalam meditasi menggunakan teknik relaksasi yang dapat mengurangi stress, pola hidup masa kini cenderung lebih modern, serba cepat, serba instan, sistematis dan mekanis. Hidup di lingkungan sekarang dengan berbagai keruwetan dan problema metropolitan memicu ketegangan psikis maupun fisik orang-orang yang tinggal di dalamnya ditambah lokasi tapak yang tergolong dekat dengan jalan yang memicu kebisingan, polusi dan lain sebagainya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa berada di alam atau lingkungan luar adalah salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan untuk kesehatan. Alam yang dikemas dalam suatu kawasan dengan berbagai komponen dan digabungkan dengan fasilitas-fasilitas seperti fasilitas yoga dan meditasi, diharapkan dapat menjadi suatu konsep yang menarik dan dapat dijadikan fasilitas alternatif untuk rekreasi, relaksasi, menghilangkan stress dan ketegangan dalam tubuh. Penelitian bertujuan untuk merencanakan dan
membuat konsep pada bantaran Tukad Petanu dengan hasil akhir berupa rekomendasi fasilitas yang cocok pada tapak dan ilustrasi gambar.
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2020 sampai dengan September sampai dengan Oktober 2020, dengan jangka waktu penelitian selama 9 bulan. Penelitian ini dilaksanakan di Sempadan Sungai Petanu kawasan Vihara Amurva Bhumi, Desa Blahbatuh, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Bahan dan alat yang digunakan di penelitian ini yaitu alat tulis, kamera handphone, meteran, laptop dengan software AutoCAD 2017, SketchUp 2017, Photoshop, Microsoft Word, Microsoft Exel, Googler Earth Pro, Arc Gis dan QuikGrid, dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Bahan dan Alat yang digunakan dalam penelitian
No |
Peralatan |
Fungsi |
1 |
Alat Tulis |
Mencatat data |
2 |
Kamera Handphone |
Pengambilan foto |
3 |
Meteran |
Mengukur data pada lokasi penelitian |
4 |
Laptop |
Pengolahan data |
5 |
Ms Word |
Pengolahan data |
6 |
Ms Exel |
Pengolahan data |
7 |
Adobe Photoshop |
Pembuatan desain lanskap |
8 |
Autodesk AutoCAD 2017 |
Pembuatan desain lanskap |
9 |
Sketchup 2017 |
Pembuatan desain lanskap |
10 |
Google Earth |
Pengolahan data |
11 |
Arc Gis |
Pengolahan data |
12 |
QuikGrid |
Pengolahan data |
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah meneliti suatu objek dan menggambarkan suatu hasil penelitian (Sugiyono, 2005). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang dilakukan melalui empat pendekatan sistematis sesuai yang dikemukakan (Gold, 1980) yaitu persiapan, inventarisasi, analisis dan sintesis.
Menurut Bianpoen (2007) bantaran sungai adalah jalur tanah terletak di kiri dan kanan sungai, antara sungai dan tanggul. Tidak ada ukuran yang pasti tentang lebarnya bantaran sungai karena pada umumnya ditentukan oleh masing-masing Pemerintah Daerah. Bantaran sungai yang alami berfungsi sebagai pengendali antara lain sebagai pengendali pengaliran air, pengaliran nutrisi kualitas air, banjir, erosi, sedimentasi dan sebagai habitatnya flora dan fauna. Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 38 Tahun 2011 tentang sungai disebutkan bahwa bantaran sungai adalah ruang antara tepi palung sungai dan kaki tanggul sebelah dalam yang terletak di kiri dan/atau kanan palung sungai.
Bantaran Tukad Petanu kawasan Vihara Amurva Bhumi yang terletak di Jalan Wisma Gajah Mada, Desa Blahbatuh. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan menggunakan Google Earth tapak memiliki panjang 274 m dengan luas 2055 m2 dan keliling + 431 m.
Bantaran Tukad Petanu memiliki pengaruh yang cukup besar bagi masyarakat Desa Blahbatuh antara lain sebagai tempat rekreasi namun lain halnya bagi pengunjung Vihara, karena sebagian tanah sempadan tersebut merupakan hak milik Vihara Amurva Bhumi yang digunakan sebagai area meditasi dan upacara selain itu juga digunakan sebagai tempat bersantai, duduk-duduk dan lain sebagainya. Upacara yang dilakukan di area tukad Petanu ini antara lain upacara waisak siripada dengan menghanyutkan bunga teratai oleh orang-orang Vihara, upacara persembahyangan dan pengambilan air di pelinggih yang terletak di tepian tukad. Adapun permasalahan tambahan yang terdapat di sempadan Tukad Petanu kawasan Vihara Amurva Bhumi ini seperti tepian sungai (retaining wall) yang belum dibangun, fasilitas pada sempadan yang terbengkalai dan perlu diperbaharui, vegetasi-vegetasi yang terbilang acak atau tidak tertata baik dari penanaman dan pemilihan vegetasi tersebut serta akses menuju tukad yang belum tertata.
Berdasarkan hasil survei yang telah diperoleh pada lokasi tapak penelitan dan sesuai dengan aspek-aspek dalam inventarisasi, didapatkan data biofisik dan data sosial yang terkait dengan lokasi penelitian, yaitu meliputi data lokasi dan batas tapak, kondisi iklim, tanah dan topografi, hidrologi dan drainase, vegetasi dan satwa, peruntukan lahan, sirkulasi dan aksesibilitas, fasilitas serta aktivitas sosial. Untuk aspek sosial yang
ditemukan pada area lokasi penelitian berupa aktivitas atau interaksi sosial dari pengguna tapak.
Analisis merupakan suatu tahapan untuk mengidentifikasi potensi, masalah dan kemungkinan pengembangan lain dari tapak sebagai alternatif berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan inventarisasi tapak (Rachman, 1994).
Sintesis merupakan suatu tahap menentukan alternatif pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi dengan menggunakan beberapa cara yang disesuaikan dengan tujuan perencanaan (Rachman, 1994). Pada tahap ini, hasil dari tahap analisis dikristalisasi dan dikembangkan sebagai input untuk menentukan konsep pengembangan yang mengacu pada tujuan dan fungsi yang ditetapkan. Nurisjah dan Pramukanto (1993) menyatakan bahwa hasil dari tahap sintesis adalah altenatif-alternatif perencanaan, dimana alternatif tersebut merupakan alternatif terpilih yang berupa modifikasi dan kombinasi dari beberapa alternatif pra-perencanaan. Adapun tabel analisis dan sintesis dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Analisis dan Sintesis Aspek Biofisik dan Sosial
No |
Aspek Biofisik dan Sosial |
Analisis |
Sintesis | ||
Potensi |
Kendala |
Pemanfaatan Potensi |
Solusi Kendala | ||
1 |
Lokasi dan batas tapak |
Lokasi tapak strategis karena berada samping jalan utama |
Luas tapak tidak terlalu besar hanya sekitar 2055 m2 |
Dapat diakses dengan mudah |
Menyediakan sarana fasilitas yang disesuaikan dengan luas tapak sehingga aktivitas dapat terakomodasi dengan baik |
2 |
Iklim |
Suasana di tapak sejuk dengan angina sepoi-sepoi |
Kondisi run off di sempadan tidak berfungsi secara maksimal untuk mengalirkan air hujan ketika curah hujan tinggi |
Pengembangan sebagai area relaksasi dapat lebih nyaman dengan suasana sejuk dan angin sepoi-sepoi |
Penambahan groundcover untuk menahan terjangan air hujan dan mempercepat infiltrasi ke dalam tanah serta menambahkan beberapa pohon karena akar pohon mampu menyerap kandungan air. |
3 |
Tanah dan topografi |
Jenis tanah regosol dan masih cocok untuk ditanami tanaman Topografi termasuk kategori kemiringan lahan yang masih sesuai untuk dijadikan berbagai macam fungsi ruang |
Berdasarkan hasil obesrvasi beberapa area pada sempadan memiliki kemiringan landai dan agak curam |
Digunakan sebagai media tanam, mampu ditanami vegetasi dan jenis tanah ini dapat menyerap air yang tinggi Pengembangan ruang yang sesuai dengan karakter topografi pada tapak |
Pemanfaatan kondisi landai dan agak curam tersebut sebagai area pasif, tidak terdapat aktivitas, difungsikan untuk visualisasi dengan penambahan beberapa elemen-elemen yang yang dapat meningkatkan fungsi estetika dan ekologi |
4 |
Hidrologi dan drainase |
Tukad Petanu merupakan sungai terbentuk dan dialiri air tanah Drainase yang terdapat pada tapak merupakan drainase terbuka |
Debit air yang meningkat terutama pada musim hujan membuat terjadinya pengikisan pinggiran sungai Beberapa area tidak terdapat drainase sehingga pada musim hujan terdapat genangan bahkan banjir |
Dapat dimanfaatkan untuk sumber irigasi Drainase tetap digunakan untuk kenyamanan dan keamanan pada tapak |
Penambahan retaining wall pada pinggiran sungai untuk meminimalisi terjadinya pengikisan pada pinggiran sungai Perlu ditambahkan drainase pada beberapa area yang tidak terdapat drainase dan rawan terdapat genangan air |
No |
Aspek Biofisik dan Sosial |
Analisis |
Sintesis | ||
Potensi |
Kendala |
Pemanfaatan Potensi |
Solusi Kendala | ||
5 |
Vegetasi dan satwa |
Terdapat berbagai jenis vegetasi Terdapat beberapa hewan yang hidup di sekitar tapak |
Terdapat beberapa area yang masih kurang vegetasi peneduh sehingga kurang sejuk pada siang hari |
Menjaga kelestarian dan memanfaatkan vegetasi yang sudah ada pada tapak serta vegetasi dapat menjadi daya tarik pada tapak |
Penambahan vegetasi peneduh pada area yang tergolong panas pada siang hari |
6 |
Peruntukan lahan |
Berfokus pada kegiatan meditasi, yoga dan kegiatan keagamaan |
Belum terdapat area meditasi dan yoga |
Mempertahankan ruang-ruang aktivitas dan dimanfaatkan secara optimal |
Menciptakan ruang yang mencerminkan kegiatan meditasi dan yoga |
7 |
Sirkulasi dan aksesibilitas |
Sirkulasi pada tapak cukup jelas Akses menuju tapak jelas |
Sirkulasi tidak sustainable atau berkelanjutan Akses bagian barat tapak masih alami dari bebatuan dan tanah |
Pungunjung dapat memanfaatkan sirkulasi pada tapak Akses pada tapak dapat dikembangkan |
Penataan sirkulasi dan pembangunan jembatan Menata dan membangun akses pada bagian barat tapak |
8 |
Fasilitas |
Terdapat bangunan bale di daerah sempadan |
Ada beberapa bangunan dan lampu yang tidak berfungsi |
Fasilitas dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan seperti area yoga, meditasi dan food court |
Memanfaatkan bangunan yang tersedia dan penambahan lampu sebagai pencahayaan pada area-area yang minimnya cahaya |
9 |
Aktivitas social dan pengguna tapak |
Aktivitas yang terdapat meditasi, menikmati suasana sempadan Pengunjung sempadan dominan dari pengunjung Vihara dan beberapa dari warga sekitar |
Fasilitas yang disediakan belum memenuhi aktivitas yang terjadi pada tapak |
Memfasilitasi aktivitas yang terjadi pada tapak dengan analisis prakiraa kegiatan di dalam tapak |
Melakukan pengembangan fasilitas sehingga menghasilkan ruang-ruang yang dibutuhkan |
Rekomendasi merupakan sebuah sugesti bagi pengambil kebijakan mengenai apa yang diharapkan atau yang seharusnya akan terjadi. Rekomendasi yang baik adalah yang dapat menggambarkan secara spesifik aksi yang sebaiknya dilakukan. Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha dan merupakan sarana prasaranna yang dibutuhkan dalam melakukan atau memperlancar suatu kegiatan (Sri Rahayu, Nurhayati. 2022). Rekomendasi fasilitas merupakan sebuah pengambil kebijakan mengenai fasilitas yang akan diterapkan untuk mengakomodasikan aktivitas yang terdapat pada tapak sehingga dapat memenuhi kebutuhan dari pengguna tapak.
Adapun konsep ruang pada rekomendasi fasilitas pada area bantaran Tukad Petanu kawasan Vihara Amurva Bhumi Desa Blahbatuh yaitu, konsep sirkulasi, konsep vegetasi dan konsep fasilitas yang diterapkan pada lokasi penelitian ini sebagai berikut: 1. Konsep Ruang
Konsep ruang merupakan pembagian zona ruang berdasarkan fungsinya yang sesuai dengan tujuan desain. Pembagian zona ruang didukung oleh fasilitas-fasilitas yang mampu menunjang aktivitas pengguna sesuai dengan fungsinya. Konsep ruang dibagi menjadi enam zona yaitu zona peristirahatan, zona meditasi, zona yoga, zona religi, zona sirkulasi dan zona food court.
Zona peristirahatan berupa area yang terdapat gazebo dan tempat duduk. Zona meditasi berupa area yang terdapat bangunan yang digunakan untuk meditasi. Zona yoga berupa area yang digunakan untuk yoga yang bersifat outdoor sehingga dapat menikmati suasana alam dari sempadan. Zona religi berupa area yang digunakan untuk upacara tertentu, ada dua area suci pada bantaran yaitu tapak kaki sang budha beserta patung Sang Buddha yang digunakan untuk upacara waisak siripada pada hari tertentu dan pelinggih atau dugul yang digunakan untuk upacara penglukatan. Zona sirkulasi merupakan jalan atau akses yang terdapat pada tapak untuk menuju tujuan tertentu. Zona food court merupakan suatu area yang terdapat stand makanan maupun minuman yang dapat memenuhi kebutuhan pangan pengunjung. Dari pembagian ruang atau zona tersebut dibuatkan gambar konsep ruang dan dapat dilihat pada gambar.
-
2. Konsep Sirkulasi
Konsep sirkulasi yang diterapkan dalam tapak terdiri dari dua sirkulasi yaitu sirkulasi primer dan sekunder. Sirkulasi primer merupakan sirkulasi yang menghubungkan jalan utama dengan tapak dan sirkulasi sekunder menghubungkan sirkulasi primer tapak dengan antar ruang di dalam tapak. Sirkulasi juga dibagi menjadi dua jenis yaitu sirkulasi manusia dan sirkulasi kendaraan. Sirkulasi manusia menyebar dan menghubungkan ruang antar ruang aktivitas yang ingin dicapai pengguna sedangkan sirkulasi kendaraan hanya terjadi di sekitar parkiran dan akan berhenti jika kendaraan sudah parkir.
![](https://jurnal.harianregional.com/media/108759-1.jpg)
Gambar 2. Konsep Ruang
![](https://jurnal.harianregional.com/media/108759-2.jpg)
Gambar 3. Konsep Sirkulasi
-
3. Konsep Vegetasi
Sempadan sungai Petanu kawasan Vihara Amurva Bhumi saat ini memiliki keberagaman vegetasi mulai dari ground cover, semak, perdu dan pohon. Sebuah desain lanskap memiliki dua aspek yang harus dipertimbangkan yaitu fungsi dan estetika. Aspek fungsi memberikan penekanan pada penggunaan vegetasi dan aspek estetika memberikan keindahan secara visual. Penambahan kesan estetika dilakukan dengan penanaman jenis tanaman yang berwarna dan berbunga yang seragam sehingga menjadi suatu kesatuan dalan lanskap tersebut. Selain itu, penggunaan pohon peneduh yang merupakan eksisting yang sudah terdapat pada tapak dipertahankan untuk meminimalisasi pengurangan pohon dan untuk menghalau cahaya matahari pada siang hari secara langsung sehingga membuat kesan teduh pada tapak. Konsep vegetasi yang digunakan pada penelitian ini adalah konsep vegetasi sebagai fungsi peneduh, estetika dan ekologis.
-
4. Konsep Fasilitas
Sempadan sungai Petanu kawasan Vihara Amurva Bhumi memiliki beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh pengguna dan ada fasilitas yang tidak digunakan karena kondisi dari fasilitas yang tidak terawat. Dalam pengembangannya, penyediaan fasilitas disesuaikan aktivitas yang ada.
Tabel 3. Kebutuhan Fasilitas yang dikembangkan
No |
Zona |
Kebutuhan Fasilitas |
1 |
Peristirahatan |
|
2 |
Meditasi |
|
3 |
Yoga |
|
4 |
Religi |
1. Tempat dupa |
5 |
Sirkulasi |
1. Tempat duduk |
6 |
Food Court |
|
Gambar ilustrasi berfungsi sebagai gambar pendukung yang menyajikan ilustrasi suasana tapak yang didesain dalam bentuk 3 dimensi. Gambar 3D dapat dibuat dengan menggunakan software Sketchup. Hasil dari 3D sketchup ini kemudian dapat diolah lebih lanjut sampai pada tahap rendering. Gambar 3D yang disajikan dapat berupa tampak mata burung (bird eye view) dan tampak mata manusia (human view). Gambar ilustrasi ini difokuskan pada area-area yang penting atau menarik yang terdapat pada site plan.
-
1. Parkir
Parkir merupakan area atau lalu lintas berhenti yang ditinggal pengendara atau pengemudi saat mencapai suatu tempat tujuan dengan jangka waktu tertentu. Parkir pada Sempadan Sungai Petanu ini terletak di jalan utama Desa Blahbatuh-Desa Kemenuh, parkir dibedakan menjadi dua jenis yaitu parkir untuk kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat agar lebih rapi, selain sirkulasi kendaraan juga diberikan space untuk sirkulasi manusia guna mempermudah untuk pengguna mengakses jalan menuju sempadan maupun Vihara dari titik kendaraan pengguna berhenti. Adapun penambahan planter box sebagai batasan antara sirkulasi kendaraan dengan sirkulasi manusia serta penambahan beberapa vegetasi untuk peneduh, peredam kebisingan, penyerap polutan dan estetika.
Gambar 4. Parkir
-
2. Akses menuju Sempadan Sungai
Akses merupakan suatu jalan untuk menuju ke suatu tempat dan dapat mempermudah mencapai tempat tersebut. Akses menuju sempadan sungai berupa jalan setapak yang dominan disertai anak tangga dikarenakan sempadan sungai terletak pada level elevasi yang lebih rendah. Pada akses menuju sempadan sungai ditambahkan beberapa vegetasi pada area-area yang vegetasinya tergolong kurang sehingga menambah nilai estetika pada saat pengguna melewati area tersebut.
Gambar 5. Akses menuju Sempadan Sungai
-
3. Food Court
Food Court merupakan tempat makan yang terdiri dari berbagai tenant atau stand yang menawarkan jenis kuliner yang bervariasi. Penambahan area food court dapat mempermudah pengunjung untuk memenuhi kebutuhan pangan karena biasanya pengunjung yang ingin membeli makanan harus menempuh jarak yang lumayan untuk mendapatkan makanan.
Gambar 6. Food Court
-
4. Toilet
Penambahan vegetasi pada space kosong yang terdapat di area toilet untuk menambah nilai estetika dan beberapa penambahan tanaman yang memiliki wewangian untuk mengantisipasi aroma dari toilet tersebut dan mengusir nyamuk.
Gambar 7. Toilet
-
5. Area Peristirahatan
Area peristirahatan merupakan suatu area yang digunakan untuk beristirahat dan menikmati suasana atau pemandangan yang telah disuguhkan. Tempat peristirahatan pada sempadan terdapat gazebo atau bale bengong, tempat duduk, dan hammock yang disertai berbagai macam vegetasi sehingga pada area peristirahatan ini terlihat menarik dan nyaman.
Gambar 8. Area Peristirahatan
-
6. Area Meditasi
Area meditasi merupakan area yang diperuntukan bagi pengunjung yang ingin meditasi atau menjernihkan pikiran. Area meditasi ini berada pada elevasi yang tertinggi dan jauh dari area peristirahatan atau area yang tergolong aktif sehingga tidak begitu mengganggu pengunjung yang ingin bermeditasi.
Gambar 9. Area Meditasi
-
7. Area Yoga
Area yoga merupakan area yang diperuntukan bagi pengunjung yang ingin melakukan aktivitas yoga, bangunan pada area yoga ini bersifat terbuka. Area yoga ini terletak pada elevasi yang tinggi juga namun lebih rendah dari area meditasa, sehingga pemandangan pada area yoga ini juga menarik. Untuk meminimalisir panas pada siang hari, terdapat pohon kamboja yang ditanam di sekitar area yoga ini dan disertan beberapa vegetasi seperti semak dan perdu.
Gambar 10. Area Yoga
-
8. Area Religi
Pada Sempadan Sungai Petanu kawasan Vihara Amurva Bhumi terdapat area religi yaitu area yang digunakan untuk upacara, pada area ini terdapat tapak kaki Sang Buddha dan patung Guru Agung Buddha Gautama beserta sign board. Hari tertentu area ini digunakan untuk upacara siripada oleh pengunjung Vihara.
Gambar 11. Area Religi
-
9. Bantaran Sungai
Bantaran sungai merupakan area yang terletak pada tepi sungai, biasanya area ini ditanami vegetasi yang memiliki potensi menyerap air sehingga dapat mengantispasi tejadinya luapan air yang berlebihan bahkan banjir pada area ini. Pada bantaran sungai sempadan Petanu tidak terdapat retaining wall sehingga pada bantaran terjadi pengikisan oleh arus air yang menyebabkan pendangkalan sungai serta kurangnya vegetasi yang dapat menyerap air, oleh karena itu dibuatkan retaining wall dan sirkulasi manusia yang disertai berbagai macam vegetasi untuk mengantisipasi hal tersebut dan mengakomodasikan area tersebut untuk sirkulasi manusia.
-
Gambar 12. Bantaran Sungai
4. Kesimpulan
Berdasarkan dari penelitian ini didapatkan beberapa simpulan yaitu Tukad Petanu kawasan Vihara Amurva Bhumi Desa Blahbatuh merupakan sungai alami yang diapit oleh tebing dengan bantaran Tukad berupa bebatuan-bebatuan vulkanik dan ditanami berbagai macam vegetasi disekitarnya, disamping itu area-area yang terdapat pada bantaran Tukad Petanu ini memiliki tingkatan elevasi yang berbeda-beda sehingga terlihat menarik serta lokasi dari Tukad Petanu ini cukup strategis karena terletak di samping jalan utama antara Desa Blahbatuh-Desa Kemenuh. Aktivitas yang terdapat pada Tukad Petanu kawasan Vihara Amurva Bhumi dibagi menjadi 2 yaitu, aktivitas di area bantaran tukad dan aktivitas di Vihara. Berdasarkan observasi aktivitas didominasi oleh pengunjung Vihara, dimana biasanya sehabis melakukan kegiatan di Vihara, pengunjung akan jalan-jalan, menikmati pemandangan, beristirahat dan lain sebagainya di bantaran Tukad Petanu, adapun aktivitas yang dilakukan di area bantaran tukad seperti meditasi atau semedi, yoga, pengambilan tirta, upacara agama dan lain sebagainya. Fasilitas-fasilitas yang direkomendasikan untuk menunjang aktivitas-aktivitas yang terdapat pada bantaran Tukad Petanu kawasan Vihara Amurva Bhumi ini antara lain, area peristirahatan yang terdapat tempat duduk, gazebo dan hammock untuk beristirahat, area meditasi, area yoga, area food court, area parkir dan penambahan penerangan pada beberapa area yang terdapat pada bantaran tukad.
Daftar Pustaka
Bianpoen. (2007). Ekosistem Bantaran Sungai dan Sumber Daya. Bumi Aksara, Jakarta.
241p.
Fatmawati. (2016). Analisis Sedimentasi Aliran Sungai Batang Sinamar Bagian Tengah Di Kenagarian Koto Uo Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Geografi, 8(2), 156–164.
Gold, S. M. (1980). Recreation, Planning, and Design. The McGraw-Hill Companies. New York.
Nurisjah, S. dan Q. Pramukanto. (1993). Perencanaan Lanskap. Program studi Arsitektur Pertamanan. Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Rachman, Z. (1994). Proses Berpikir Lengkap Merencana dan Melaksana dalam Arsitektur Lanskap. Bogor: Makalah dalam Festival Tanaman VI-Himagron. 20p.
Sembiring Et Al. (2014). Analisis Sedimentasi Di Muara Sungai Panasen.
Sri Rahayu, Nurhayati. (2022). Efektivitas Penggunaan Fasilitas Pada Biro Kesejahteraan Rakyat Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Republik Indonesia. (1991). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang sungai.
Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang: Sumber Daya Air. Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.
Republik Indonesia. (2011). Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Tentang: Sungai. Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.
255
Discussion and feedback