Evaluasi Pemeliharaan Fisik Taman Tirta Wisata Keplaksari Kabupaten Jombang Jawa Timur
on
Nandur
Vol. 3, No. 4, Oktober 2023 https://ojs.unud.ac.id/index.php/nandur
EISSN: 2746-6957 | Halaman 223-238 Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
Evaluasi Pemeliharaan Fisik Taman Tirta Wisata Keplaksari Kabupaten Jombang Jawa Timur
Chrisna Murthiningsih1, Ni Nyoman Ari Mayadewi2*)
-
1Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
Jl. PB Sudirman, Denpasar, Bali 80232
-
2Magister Pertanian Lahan Kering, Program Pascasarjana, Universitas Udayana, Jl. PB Sudirman, Denpasar, Bali 80232
*)Email: [email protected]
Abstract
Tirta Wisata Keplaksari Park or also known as Tirta Wisata is a water tourism park located in Jombang, East Java. This study aims to determine and evaluate the physical maintenance system at Tirta Wisata. This study uses observation techniques, questionnaires, interviews, and literature studies to collect data. Questionnaires were distributed randomly to 50 respondents. Respondents perceptions of Tirta Wisata were good in terms of the cleanliness of the park from wild plants, the cleanliness of the lake, in the other hand the cleanliness of the toilets from odors is getting quite good results. Respondents of this study also suggested to add or create several facilities such as a children's playground, food court, several garden area, and an adequate parking lot. This study suggestion is to add some garden maintenance tools and materials for maintain the park and write down the garden maintenance schedule in clear and detailed so that it can be implemented properly.
Keywords: Tirta Wisata, Tirta Wisata Keplaksari, physical maintenance system, garden maintenance
Kabupaten Jombang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Timur yang menyimpan beragam potensi objek wisata. Taman Tirta Wisata Keplaksari, yang dalam perkembanganya lebih dikenal sebagai Tirta Wisata, merupakan objek wisata berupa taman rekreasi keluarga dengan tema wisata air yang dikelola oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jombang dibawah pemerintahan dari Pemerintah Kabupaten Jombang. Tirta Wisata memiliki lokasi yang cukup strategis yaitu berada di jalan Provinsi yang berada di daerah pusat kota, menjadikannya memiliki akses yang mudah. Tirta Wisata dulunya merupakan tempat tujuan utama wisata keluarga di Jombang namun semakin banyaknya wisata yang bermunculan di Kabupaten Jombang serta kurangnya perhatian dalam perawatan tamannya membuat daya tarik Tirta Wisata semakin memudar sehingga menyebabkan
berkurangnya pengunjung ke Tirta Wisata. Kurangnya perhatian dalam perawatan tamannya terlihat pada beberapa area taman dengan kondisi daun tanaman yang mengering, rumput yang tidak tumbuh dengan rata serta lumut yang terdapat di beberapa fasilitas taman sehingga berpengaruh terhadap estetika taman. Perhatian dalam perawatan di Tirta Wisata dapat dilakukan dengan upaya peningkatan aspek taman yang termasuk diantaranya adalah pemeliharaan taman. Perhatian terhadap pemeliharaan taman diperlukan untuk menjaga keberlangsungan dan eksistensi Taman Tirta Wisata Keplaksari.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pengunjung terhadap kondisi fisik Taman Tirta Wisata Keplaksari dan mengetahui sistem pemeliharaan fisik elemen lunak (soft material) dan elemen keras (hard material) di Tirta Wisata oleh pihak pengelola. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan serta pertimbangan untuk mengembangkan serta menyempurnakan kebijakan pengelola Taman Tirta Wisata Keplaksari terutama dalam segi pemeliharaan fisik.
Kegiatan penelitian di Tirta Wisata dilaksanakan mulai bulan November 2019 sampai dengan bulan Januari 2020. Penelitian ini dilaksanakan di taman Tirta Wisata Keplaksari yang berada di Jalan Soekarno-Hatta Desa Keplaksari, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Luas tapak penelitian yaitu 45.000 m2.
Kabupaten Jombang
Gambar 1. Peta lokasi penelitian Sumber: Google Earth, 2021
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuesioner dari responden, peraturan pemerintah, dan literatur yang terkait dengan penelitian. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah handphone sebagai pengganti kamera dan alat perekam suara, lembar kuesioner, alat tulis dan perangkat komputer yang digunakan untuk mengolah data dengan perangkat lunak berupa Microsoft Word 2010 dan Microsoft Excel 2010 sebagai pengolah data.
-
1. Observasi, dilakukan untuk mencari data dengan pengamatan langsung di Tirta Wisata.
-
2. Kuesioner dengan responden pengunjung taman dengan jumlah 50 responden yang dipilih secara acak.
-
3. Wawancara kepada pengelola untuk mendapatkan informasi terkait penelitian Sberkenaan dengan sistem pemeliharaan fisik taman serta inventarisasi hardscape dan softscape Tirta Wisata.
Metode analisis data berupa pengolahan data hasil observasi, kuesioner, dan wawancara. Analisis data kuesioner menggunakan tabulasi data dalam bentuk persentase (Sudjana, 2001), sedangkan data hasil wawancara dengan pengelola taman serta observasi lapangan mengenai keadaan fisik taman akan diolah secara deskriptif. Selanjutnya data yang didapat disintesiskan untuk mendapatkan pemecahan masalah dari objek penelitian dan menemukan solusi permasalahan yang terdapat di Tirta Wisata.
Penelitian ini dilakukan di kawasan Taman Tirta Wisata Keplaksari Jombang, Jawa Timur dengan ruang lingkup pemeliharaan fisik taman yang diterapkan di Tirta Wisata. Hasil penelitian ini adalah saran alternatif permasalahan dalam pemeliharaan fisik di Tirta Wisata.
Tirta Wisata merupakan tempat wisata keluarga dengan tema wisata air. Tirta Wisata telah lama dikenal oleh masyarakat Jombang, taman ini didirikan pada sekitar tahun 1980an (wawancara pribadi, 2019). Tirta Wisata berbatasan degan Taman Kebon Ratu atau RTH Keplaksari di Utara serta berbatasan dengan pemukiman warga dan sawah disisi lainnya. Tirta Wisata termasuk kedalam kategori Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang didominasi oleh pepohonan besar serta beberapa tanaman (soft material) serta beberapa fasilitas pendukung berupa hard material yang tidak mengganggu kelestarian pepohonan yang ada di dalam taman. Fasilitas yang ada di Tirta Wisata
diantaranya adalah waterboom, kolam renang, lapangan tenis, pulo, panggung, bale apung, danau buatan, mushola, area food court, dan monumen pesawat. Denah Tirta Wisata dan fasilitasnya dapat dilihat pada Gambar 2.
Monumen pesawat yang menjadi ikon Tirta Wisata menurut Pitono dan Haryono (2010) merupakan pemberian dari Laksamana TNI Slamet Soebijanto. Pesawat Nomat TNI AL tersebut merupakan pesawat yang sudah tidak terpakai, kemudian diberikan pada 14 Mei 2007 kepada Pemkab Jombang untuk dijadikan monumen pada masa pemerintahan Bupati Drs. H. Suyanto.
![](https://jurnal.harianregional.com/media/108758-2.jpg)
A. Piittu Masuk
![](https://jurnal.harianregional.com/media/108758-3.jpg)
Gambar 2. Denah dan Fasilitas Tirta Wisata
Sumber air Tirta Wisata berasal dari danau buatan yang berada di tengah taman yang merupakan sarana tadah hujan yang disalurkan ke seluruh area taman untuk aktivitas penyiraman, awalnya danau difungsikan sebagai media tadah hujan untuk disalurkan ke sawah penduduk yang ada di sekitaran taman (wawancara pribadi, 2019).
Tirta Wisata berada dibawah naungan Disporapar Kabupaten Jombang. Struktur organisasi yang ada tidak menyebutkan secara langsung pengorganisasian untuk Tirta Wisata namun dalam pengelolaannya Tirta Wisata dikepalai langsung oleh seksi destinasi pariwisata pada saat itu yaitu Bapak M. Yasak Yahdilah dengan dibantu oleh 15 orang petugas yang terbagi menjadi 2 orang sebagai petugas keamanan taman, 4 orang sebagai penjaga kolam dan waterboom dan 9 orang sebagai petugas kebersihan taman.
Menurut Sternloff dan Warren (1984) pemeliharaan termasuk pekerjaan rutin, berulang, perbaikan dan konstruksi kecil. Arifin dan Arifin (2005) mengemukakan bahwa konsep pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan taman untuk mengimbangi pemeliharaan secara ideal sehingga taman tetap rapi, indah, asri, nyaman, dan aman. Pemeliharaan fisik meliputi pemeliharaan hard material maupun soft material. Pemeliharaan soft material dalam Tirta Wisata meliputi kegiatan pembersihan area taman, penyiraman, pemangkasan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman, penyiangan serta pemupukan. Sedangkan pemeliharaan hard material meliputi kegiatan pemeliharaan fasilitas taman yang diantaranya adalah pembersihan toilet, perbaikan beberapa fasilitas yang mulai rusak atau tidak berfungsi, serta pengecatan fasilitas taman. Secara ringkas kegiatan pemeliharaan taman di Tirta Wisata dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Kegiatan Pemeliharaan Tirta Wisata
No. |
Jenis Kegiatan Pemeliharaan |
Frekuensi Pemeliharaan |
Keterangan |
Soft material | |||
1 |
Pembersihan Area Taman |
Harian |
Kegiatan dilakukan pagi dan sore hari -Saat musim penghujan dilakukan setiap dua |
2 |
Penyiraman |
Harian |
atau tiga hari dalam seminggu, - Saat musim kemarau dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari |
3 |
Pemupukan |
Belum Ada |
Masih belum ada jadwal dan petugas khusus yang melakukan kegiatan pemupukan -Pemberantasan hama dilakukan saat hama tersebut muncul, kemudian diambil dan |
4 |
Pemberantasan Hama |
Insidental |
dibuang secara langsung oleh petugas |
dan Penyakit |
kebersihan - Penyakit tanaman belum ada jadwal dan petugas yang menangani Kegiatan ini dilakukan minimal satu bulan | ||
5 |
Penyiangan Gulma |
Bulanan |
sekali ataupun saat akan diadakannya acara tertentu Pemangkasan dilakukan minimal satu bulan |
6 |
Pemangkasan |
Bulanan |
sekali atau saat akan diadakannya acara |
tertentu. |
Karakteristik responden adalah kriteria yang akan diberikan kepada subjek penelitian agar penggalian informasi tersebut dapat dituju dengan tepat dan sesuai harapan (Karyono, 2022). Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri atas jenis kelamin, usia, serta alamat responden dengan data yang disajikan dalam diagram lingkaran pada Gambar 3.
![](https://jurnal.harianregional.com/media/108758-4.jpg)
![](https://jurnal.harianregional.com/media/108758-5.jpg)
![](https://jurnal.harianregional.com/media/108758-6.jpg)
Gambar 3. Karakteristik Responden
Penelitian ini mengambil persepsi responden berkaitan dengan pemeliharaan fisik taman pada Kawasan Taman Tirta Wisata Keplaksari seperti kebersihan, keamanan, keindahan, kebersihan kolam renang dan waterboom , kebersihan danau buatan, toilet serta perkerasan atau jalan setapak dan ketersediaan fasilitas pencahayaan. Pada setiap pertanyaan memiliki lima pilihan jawaban dan responden berhak memilih satu jawaban menurut persepsi dari responden tersebut. Pilihan jawaban tersebut meliputi sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik. Hasil penilaian responden kemudian dianalisis menggunakan tabulasi data dalam bentuk persentase. Hasil dari responden mengenai kuesioner tersebut ditampilkan dalam bentuk diagram lingkaran. a. Kebersihan Taman
Penilaian terhadap kategori kebersihan taman merupakan penilaian terhadap keseluruhan areal taman yang meliputi kebersihan dari sampah, kotoran atau bau tidak sedap serta kebersihan dari adanya gulma.
Sebanyak 42% mayoritas responden menilai bahwa kebersihan taman Tirta Wisata cukup baik yaitu sebanyak 42% responden (Gambar 4), sedangkan untuk kebersihan taman dari sampah dan kebersihan dari kotoran atau bau tidak sedap yaitu sebanyak 46% dan 38% dari seluruh responden menyatakan sudah baik. Kebersihan dari tanaman liar di Tirta Wisata menurut mayoritas responden adalah cukup baik yaitu sebanyak 44% responden, hal ini sesuai dengan hasil observasi terhadap kondisi kebersihan taman Tirta Wisata memiliki kondisi yang cukup bersih dari sampah baik sampah organik ataupun anorganik serta bersih dari kotoran ataupun bau yang tidak sedap, namun masih terlihat adanya sampah daun disekitar pohon-pohon besar serta adanya gulma.
Gulma yang berada pada sekitar tanaman utama akan mengakibatkan adanya persaingan untuk mendapatkan air, unsur hara, serta cahaya matahari yang menjadi faktor tumbuh tanaman yang berdampak pada kurangnya pasokan tersebut pada tanaman utama sehingga tanaman terlihat kurus bahkan mati. Gulma dapat diatasi dengan memangkasnya menggunakan alat pemangkas rumput atau menggunakan sabit.
Kebersihan taman
![](https://jurnal.harianregional.com/media/108758-7.jpg)
■ Sangat Baik
■ Baik
■ Cukup Baik
■ KurangBaik
■ SangatKurangBaik
![](https://jurnal.harianregional.com/media/108758-8.jpg)
![](https://jurnal.harianregional.com/media/108758-9.jpg)
![](https://jurnal.harianregional.com/media/108758-10.jpg)
Gambar 4. Persepsi Responden Mengenai Kebersihan Tirta Wisata
-
b. Kerapian bentuk tanaman
Keindahan suatu taman dapat dilihat melalui berbagai aspek, salah satunya adalah kerapian bentuk tanaman. Tanaman yang ditata dan dipangkas rapi akan terlihat indah. Taman di Tirta Wisata menurut mayoritas responden yaitu sebanyak 54% menilai kerapian taman dalam kondisi yang baik (Gambar 5).
Kerapian bentuk tanaman
2% o% /- 4%
![](https://jurnal.harianregional.com/media/108758-11.jpg)
Gambar 5. Persepsi Responden Mengenai Kerapian Bentuk Tanaman
-
c. Pemeliharaan taman
Pemeliharaan taman yang dimaksud dalam kuesioner ini adalah menilai berdasarkan pemeliharaan elemen lunak (softscape) dalam taman yaitu pemeliharaan tanaman yang ada. Hasil yang didapatkan sebanyak 46% responden menilai bahwa pemeliharaan tamannya sudah baik sedangkan 42% menilai cukup baik (Gambar 6).
Gambar 6. Persepsi Responden Mengenai Pemeliharan Taman Tirta Wisata
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terlihat kurangnya perhatian terhadap beberapa tanaman semak maupun perdu yang ada di taman, sehingga membuat kondisi tanaman terlihat kurus, memiliki daun berlubang, daun yang mengering, dan lain sebagainya. Perhatian terhadap keberlangsungan hidup tanaman yang ada di taman sebaiknya lebih ditingkatkan dengan melakukan penyiraman dan pemupukan serta dilakukan kegiatan pemeliharaan dari hama ataupun penyakit tanaman secara teratur dengan adanya jadwal pemeliharaan yang terstruktur.
-
d. Danau Buatan
Pada saat kuesioner dalam penelitian ini dibagikan, kondisi danau dalam keadaan terisi air dan difungsikan sebagai area pemancingan. Hasil penyebaran kuesioner menunjukkan sebanyak 36% responden menilai bahwa kondisi kebersihan danau adalah cukup baik. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya kebersihan dari kotoran atau bau tidak sedap serta kebersihan danau dari lumut. Sebanyak 34% responden menilai danau memiliki kondisi yang kurang baik dalam segi kebersihan dari kotoran atau bau tidak sedap dan 36% responden menilai kebersihan dari lumut memiliki kondisi yang kurang baik (Gambar 7).
Gambar 7. Persepsi Responden Tentang Kebersihan Danau Tirta Wisata
Beberapa responden menyatakan bahwa lumut baik untuk ikan, lumut tersebut digunakan sebagai pakan alami ikan, namun apabila lumut tersebut terlalu banyak dan memenuhi kolam akan mempengaruhi estetika danau dikarenakan posisi danau yang berada di tengah lokasi taman dan menjadikannya sebagai sebagai ikon taman Tirta Wisata. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan pembersihan kolam dari lumut secara rutin, sedangkan untuk pakan ikan sebaiknya diberikan dalam bentuk pelet atau pakan ikan yang dapat diberikan langsung oleh petugas ataupun dapat diperjual-
belikan kepada pengunjung yang melaksanakan kegiatan memancing sehingga dapat dijadikan tambahan pemasukan untuk opersional taman.
-
e. Kolam Renang dan Waterboom
Hasil penyebaran kuesioner untuk kolam renang dan waterboom di Taman Tirta mendapatkan hasil baik menurut penilaian yang diberikan oleh mayoritas responden. Fasilitas waterboom dinilai baik karena fasilitas ini cukup sering dibersihkan oleh petugas yaitu pada tiga hari sekali yaitu pada hari Senin dan Jumat disaat tidak ada pengunjung taman, namun pada waktu tertentu fasiitas ini dibersihkan saat ada yang akan menyewa. Kegiatan pembersihan dilakukan juga apabila terdapat hari libur nasional karena umumnya pada hari-hari tersebut ramai pengunjung (Gambar 8).
Gambar 8. Persepsi Responden Mengenai Kebersihan Kolam dan Waterboom
Responden dalam penelitian ini, menilai kebersihan berdasarkan kondisi waterboom yang memiliki kondisi yang cukup bersih, sedangkan berdasarkan hasil pengamatan dilapangan terlihat adanya terdapat beberapa lumut yang terlihat di antara patung binatang serta terdapat beberapa fasilitas dengan kondisi cat yang sudah terkelupas. Sebaiknya dilakukan pembersihan pada beberapa fasilitas dengan alat pembasmi lumut dan juga dilakukan pengecatan kembali agar kondisi waterboom terlihat lebih menarik.
Kondisi kolam renang di Tirta Wisata, menurut pengamatan peneliti memiliki kondisi yang kurang baik, hal ini dikarenakan kondisi kolam renang yang seharusnya terisi air namun terlihat kering (Gambar 9). Pada saat penelitian dilakukan, kolam renang dalam kondisi digembok karena tidak ada yang menyewa.
Gambar 9. Kondisi Kolam Renang Tirta Wisata
Fasilitas kolam renang ini apabila dikemudian hari difungsikan kembali sebaiknya dilakukan renovasi, mengingat kolam renang ini merupakan daya tarik utama dari Tirta Wisata disamping adanya waterboom . Renovasi bertujuan supaya fasilitas ini kembali dapat digunakan dengan aman oleh pengunjung.
-
f. Toilet
Toilet yang ada di Tirta Wisata tersebar pada beberapa titik di taman. Sebagian besar responden kuesioner ini menilai bahwa kebersihan toilet adalah baik yaitu sebanyak 46% responden, namun kebersihan dari kotoran atau bau tidak sedap mendapat hasil cukup baik yaitu sebanyak 36% responden, sedangkan untuk kebersihan dari lumut sebanyak 44% responden masing-masing menilai baik dan cukup baik (Gambar 10).
Toilet di Tirta Wisata sudah rutin dibersihkan oleh petugas kebersihan, kegiatan tersebut dilakukan pada pagi hari sebelum ada yang memakai toilet, namun kebersihan dari lumut sebaiknya lebih diperhatikan. Hal ini dapat dilakukan dengan rutin membersihkan kamar mandi agar kondisi lantai atau kamar mandi tidak berlumut yang menjadikannya licin, sehingga dikhawatirkan membahayakan pengunjung yang menggunakan toilet.
Kebersihan Toilet
![](https://jurnal.harianregional.com/media/108758-16.jpg)
![](https://jurnal.harianregional.com/media/108758-17.jpg)
Kebersihan dari lumut
![](https://jurnal.harianregional.com/media/108758-18.jpg)
Gambar 10. Persepsi Responden Mengenai Kebersihan Toilet
-
g. Paving atau Perkerasan
Gambar 11. Persepsi Responden Mengenai Kebersihan Paving atau Trotoar
Kebersihan paving atau perkerasan sebagai jalur pedestrian menurut 44% responden adalah baik serta cukup baik (Gambar 11), namun menurut pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, kondisi paving yang ada di Tirta Wisata memiliki kondisi yang
kurang baik, hal ini terlihat dari adanya beberapa sampah dedaunan serta terdapat lumut pada paving (Gambar 12).
Gambar 12. Kondisi Paving atau Perkerasan di Tirta Wisata
-
h. Fasilitas Pencahayaan
Ketersediaan fasilitas pada taman berfungsi untuk memberikan penerangan taman, menonjolkan beberapa aspek penting dalam taman serta sebagai keamanan taman. Mayoritas responden dalam kuesioner ini menilai bahwa ketersediaan fasilitas pencahayaan di Taman Tirta cukup baik yaitu sebesar 46% responden (Gambar 13), hal ini dikarenakan pada saat kuesioner disebarkan dilakukan pada siang sampai sore hari pada saat masih ada sinar matahari.
Ketersediaan Fasilitas Pencahayaan
■ Sangat Baik
■ Baik
■ Cukup Baik
■ KurangBaik
■ SangatKurangBaik
Gambar 13. Persepsi Responden Mengenai Ketersediaan Fasilitas Pencahayaan
-
i. Pemeliharaan Hardmaterial
Pemeliharaan hard material
■ Sangat Baik
■ Baik
■ Cukup Baik
■ Kurang Baik
■ Sangat Kurang Baik
Gambar 14. Persepsi Responden Mengenai Pemeliharaan Hard Material
Penilaian oleh responden tentang pemeliharaan elemen keras di Taman Tirta secara keseluruhan mendapat hasil baik yaitu sebesar 60% responden (Gambar 14). Menurut pengamatan dari peneliti beberapa fasilitas atau hardmaterial di Tirta perlu dilakukan perbaikan atau renovasi kembali agar dapat difungsikan sesuai dengan fungsi awalnya serta dapat terjaga keasrian, keamanan dan kenyamanannya.
Adapun berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada responden, terdapat usulan penambahan atau perbaikan pada beberapa fasilitas taman. Fasilitas terbanyak yang diusulkan oleh responden adalah adanya penambahan ataupun pengadaan wahana bermain untuk anak-anak. Saran ini diusulkan oleh 24% responden, (Gambar 15) kebanyakan responden merupakan pengunjung yang memanfaatkan Tirta Wisata sebagai tempat wisata keluarga.
Gambar 15. Saran Fasilitas oleh Responden
Fasilitas wahana bermain anak sudah ada di Tirta Wisata, namun terdapat beberapa fasilitas yang rusak, kurang aman ataupun ditempatkan pada lokasi yang kurang sesuai, seperti fasilitas yang ditempatkan area yang tidak ternaungi sehingga pada siang hari fasilitas tersebut kurang nyaman digunakan (Gambar 16). Wahana bermain anak perlu ditambahkan di beberapa titik yang tersebar di Tirta Wisata, namun bisa juga dilakukan perbaikan pada fasilitas yang ada dengan cara melakukan pengecatan kembali, memberi naungan agar menjadi lebih sejuk dan nyaman digunakan, serta diberikan pengaman seperti bantalan pada ujung perosotan ataupun batas pengaman pada sekitaran wahana jungkat jungkit supaya fasilitas tersebut lebih aman ketika digunakan oleh anak-anak.
Gambar 16. Kondisi Wahana Bermain Anak di Tirta Wisata
Permasalahan dari segi faktor fisik dalam pemeliharaan fisik Tirta Wisata adalah kurangnya alat serta bahan untuk kegiatan pemeliharaan taman. Area taman yang luas, dengan beberapa tempat yang memiliki vegetasi yang cukup banyak, namun alat yang digunakan unuk menyiram tanaman adalah selang air. Pada area yang luas sebaiknya menggunakan sprinkler yang merupakan alat penyiraman otomatis yang bekerja karena tekanan dari sumber air (Arifin dan Arifin, 2005), selain itu sebaiknya ditambahkan beberapa petugas kebersihan untuk melakukan kegiatan penyiraman maupun pembersihan area taman secara terpisah. Hal tersebut dilakukan agar kegiatan pemeilharaan taman lebih efektif dalam segi waktu.
Alat dan bahan lain yang sebaiknya ada adalah fasilitas untuk memberantas hama dan penyakit pada tanaman, karena selama ini hama yang ada hanya diambil secara manual oleh petugas kebersihan. Sebaiknya terdapat petugas taman yang dapat mengenal jenis hama dan penyakit tanaman serta mengetahui metode untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman tersebut. Selain itu perlu diadakannya alat dan bahan untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman. Fasilitas lain yang diperlukan sebagai alat pemeliharaan taman adalah alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan pemangkasan pohon, karena selama ini alat yang digunakan merupakan alat milik Dinas Lingkungan Hidup. Permasalahan lainnya adalah belum adanya jadwal pekerjaan pemeliharaan taman secara tertulis yang sesuai dengan standar pemeliharaan taman, agar pekerjaan di lapangan dapat dilakukan dengan baik.
Permasalahan dari segi faktor sosial merupakan permasalahan yang berasal dari perilaku pengunjung taman. Beberapa pengunjung taman masih belum memberikan perhatian lebih pada estetika taman, contohnya adalah dengan melakukan aksi vandalisme pada fasilitas taman.
Vandalisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lain (keindahan alam
dan sebagainya). Vandalisme dalam penelitian ini adalah perbuatan pengrusakan terhadap benda-benda serta fasilitas umum atau pribadi dalam taman. Salah satu tindakan vandalisme yang terjadi di Tirta Wisata adalah kegiatan mencoret-coret fasilitas umum dalam taman secara sengaja (Gambar 17).
![](https://jurnal.harianregional.com/media/108758-26.jpg)
Gambar 17. Contoh Perilaku Vandalisme di Tirta Wisata
![](https://jurnal.harianregional.com/media/108758-27.jpg)
Perilaku vandalisme dapat diatasi dan dicegah dengan adanya pengawasan oleh pengelola taman pada beberapa titik yang rawan terjadi tindakan vandalisme serta memberikan hukuman yang tegas apabila tindakan tersebut dilakukan oleh pengunjung taman, selain itu dapat juga diadakannya papan imbauan tentang pentingnya menjaga ketertiban dan keindahan taman. Apabila tindakan vandalisme sudah terlanjur terjadi, pihak pengelola taman perlu melakukan kegiatan perawatan taman seperti pengecatan ulang fasilitas taman.
Faktor ekonomi merupakan salah satu permasalahan dalam pemeliharaan fisik taman. Dana yang akan digunakan untuk kegiatan pemeliharaan taman terkadang tidak mencukupi. Tirta Wisata sendiri medapatkan anggaran yang berasal dari Disporapar, tiket untuk area Waterboom, tiket pemancingan serta pedagang yang berjualan di taman. Pengunjung yang memasuki Tirta Wisata tidak dipungut biaya baik tiket masuk maupun parkir kecuali pada akhir pekan atau pada saat hari libur nasional yaitu sebesar 2000 rupiah. Kurangnya anggaran pemeliharaan taman untuk perbaikan seketika merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi. Perbaikan pada beberapa fasilitas yang ada dilakukan berdasarkan prioritasnya, seperti kegiatan pengecatan taman, maka bagian muka taman yang akan terlebih dahulu dicat daripada kegiatan perawatan lain.
Gambar 18. Fasilitas yang Telah Dicat Ulang
Permasalahan ekonomi yang tejadi di Tirta Wisata sebaiknya diatasi dengan membuat perencanaan anggaran biaya pemeliharaan taman secara lebih terinci untuk anggaran tidak terduga. Sumber dana yang digunakan untuk pengelolaan dan pemeliharaan taman bisa juga berasal dari biaya parkir dengan membuat tempat parkir yang lebih memadai. Selain itu dapat juga dilakukan perbaikan atau pengadaan beberapa fasilitas taman untuk menarik pengunjung agar lebih sering mendatangi taman sehingga taman akan ramai kembali, dengan begitu beberapa fasilitas seperti food court dapat diisi oleh beberapa pedagang yang dapat menjadi tambahan sumber dana untuk mengelola taman Tirta Wisata.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa persepsi pengunjung terhadap kondisi fisik taman Tirta Wisata termasuk dalam kategori baik pada indikator penilaian kerapian taman, pemeliharaan taman, kebersihan kolam renang, kebersihan toilet, kebersihan paving serta pemeliharaan hard material. Beberapa indikator juga menunjukkan persepsi pengunjung adalah cukup baik yaitu pada indikator kebersihan taman, kebersihan danau buatan, serta ketersediaan fasilitas pencahayaan. Pemeliharaan fisik di Tirta Wisata dilakukan oleh petugas yang dinaungi oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur. Pemeliharaan elemen lunak (softscape) meliputi kegiatan penyapuan, penyiraman, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman, penyiangan gulma serta pemangkasan. Pemeliharaan elemen keras (hardscape) meliputi kegiatan pembersihan toilet, perbaikan fasilitas yang rusak atau tidak berfungsi, serta pengecatan. Pekerjaan pemeliharaan taman tersebut dilakukan sesuai kondisi dan juga perkiraan ataupun saat akan diadakannya acara tertentu.
Daftar Pustaka
Arifin, H.S. dan N.H.S. Arifin. (2005). Pemeliharaan Taman (Edisi Revisi). Jakarta: Penebar Swadaya.
Google Maps. (2022). Tirta Wisata Peterongan Jombang. Tersedia online pada:
https://www.google.com/maps. (Diakses 29 Desember 2022).
Google Earth. (2021). Tirta Wisata Peterongan Jombang. Tersedia online pada:
https://earth.google.com . (Diakses 25 Februari 2021).
Hermawan, S. dan Amirullah. (2016). Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif. Tersedia online pada:
http://eprints.umsida.ac.id/6233/1/Buku%20Metpen%20Sigit%20dan%20Amirull ah.pdf (Diakses 15 Februari 2023).
Lestari, G. dan I.P. Kencana. (2015). Tanaman Hias Lanskap (Edisi Revisi). Jakarta: Penebar Swadaya.
Karyono, S. (2020). Responden adalah: Pengertian, Karakteristik dan Contohnya. Tersedia online pada: https://www.linovhr.com/responden-adalah/. (Diakses 24 Februari 2023).
KBBI. (2016). Vandalisme. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tersedia online pada: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/vandalisme (Diakses 29 Desember 2022).
Pitono, D dan K. Haryono. (2010). Profil Tokoh Kabupaten Jombang. Jombang: Bappeda Kabupaten Jombang.
Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Jakarta.
Republik Indonesia. (1990). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan. Jakarta.
Siyoto, S. dan M. A. Sodik. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Yogyakarta: Media Publishing.
Sulistyantara, B. (2000). Taman Rumah Tinggal. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sternloff, R.E. & R. Warren. (1984). Park and Recreation Maintenance Management. New York: John Wiley & Sons Inc.
Taisa, R., T. Purba, Sakiah, J. Herawati, A. S. Junaedi, H. S. Hasibuan, Junairiah, R. Firgiyanto. (2021). Ilmu Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Medan: Yayasan Kita Menulis.
238
Discussion and feedback