E-Jurnal Matematika Vol. 9(3), Agustus 2020, pp. 149-156

DOI: https://doi.org/10.24843/MTK.2020.v09.i03.p292

ISSN: 2303-1751

MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL

UNTUK MENGETAHUI PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP BUAH IMPOR

I Kadek Teguh Pradana, Ni Ketut Tari Tastrawati2, I Putu Eka Nila Kencana3

1Program Studi Matematika, Faultas MIPA – Universitas Udayana [Email: teguhpradanatd@gmail.com]

2Program Studi Matematika, Faultas MIPA – Universitas Udayana [Email: tastrawati@unud.ac.id]

3Program Studi Matematika, Faultas MIPA – Universitas Udayana [Email: i.putu.enk@unud.ac.id]

§Corresponding Author

ABSTRACT

This research is aimed to determine the factors that significantly influence consumer perception in buying imported fruits using structural equation modeling (SEM) analysis. The study use 164 data obtained from questionnaire, which respondents were aged 18 years old or above, from Gianyar Regency, had bought and had felt imported fruits. The study use 4 latent variables (perception, product, personal, culture) with 19 measured variables. The results showed that consumer knowledge about imported fruits (product) and culture about the use of imported fruits in traditional ceremonies (culture) were significantly influence consumer perception about consumption of imported fruit (perception).

Keywords: SEM analysis, imported fruits, consumer perception.

  • 1.    PENDAHULUAN

Buah impor adalah buah-buahan yang di datangkan dari negara lain. Impor buah telah biasa dilakukan di era ini, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan buah-buahan.

Masyarakat Bali dengan adat istiadat yang beragam telah terbiasa menggunakan buah impor sebagai pelengkap sarana upacara. Seiring dengan berkembangnya pengalaman dan pengetahuan konsumen terhadap buah, membuat para konsumen lebih selektif dalam memilih buah-buahan, sehingga akan memilih buah-buahan yang sesuai harapan dan kebutuhannya. Namun hal ini mengakibatkan keresahan apabila buah yang diproduksi atau dijual oleh para petani atau pedagang tidak sesuai harapan konsumen, sehingga petani ataupun pedagang akan mengalami kerugian.

Menurut The Howard and Sheth Model of Buyer Behavior, serta Model Perilaku Konsumen Kerby dalam Dwiastuti, dkk (2012) persepsi konsumen memengaruhi perilaku konsumen dalam memilih suatu produk. Persepsi adalah proses seseorang memilih, mengelola, mengidentifikasi, dan menafsirkan informasi dengan tujuan untuk memahami

lingkungannya (Kenyon & Sen, 2015). Menurut Setiadi (2003) persepsi seseorang dipengaruhi oleh: (1) stimulus, yaitu setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat memengaruhi tanggapan individu, (2) hubungan stimulus dengan lingkungan (sosial dan budaya), dan (3) kondisi-kondisi dalam individu itu sendiri.

Faktor-faktor persepsi konsumen tidak dapat diukur secara langsung karena berupa konsep (variabel laten) seperti stimulus, individu, dan budaya. Memperhatikan faktor-faktor tersebut, dibutuhkan suatu indikator untuk merefleksikan konsep persepsi.

Structural equation modeling (SEM) adalah bagian dari alat statistika yang mampu menjelaskan hubungan antarvariabel. SEM adalah teknik multivariat yang menggabungkan aspek dari analisis faktor dan regresi berganda yang memungkinkan peneliti untuk memeriksa secara simultan hubungan dependen antara variabel terhitung dengan variabel laten, dan hubungan antarvariabel laten (Hair et al., 2013).

Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu menguji hubungan kausalitas antarkonstruk,

mengukur kelayakan model dan mengkonfimasinya sesuai dengan data empiris, untuk mengetahui faktor-faktor signifikan yang memengaruhi persepsi konsumen dalam membeli buah impor.

Oleh karena itu, SEM digunakan pada penelitian ini karena SEM tepat digunakan dalam menguji teori, mampu memeriksa secara simultan hubungan dependen antara variabel terhitung dengan variabel laten, dan hubungan antarvariabel laten, serta dapat digunakan untuk mendapatkan justifikasi atas pengujian dengan serangkaian analisis yang kompleks.

Structural equation modeling (SEM) adalah bagian dari alat statistika yang mampu menjelaskan hubungan antarvariabel. SEM adalah teknik multivariat yang menggabungkan aspek dari analisis faktor dan regresi berganda yang memungkinkan peneliti untuk memeriksa secara simultan hubungan dependen antara variabel terhitung dengan variabel laten, dan hubungan antarvariabel laten (Hair JR, et al., 2013).

SEM bertujuan untuk mengestimasi model struktural berdasarkan telaah teoretis yang kuat untuk menguji hubungan kausalitas antarkonstruk serta mengukur kelayakan model dan mengkonfimasinya sesuai dengan data empiris (Sarwono, 2010).

Persepsi menurut Kenyon dan Sen (2015) persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengelola, mengidentifikasi, dan menafsirkan informasi dengan tujuan untuk memahami lingkungannya. Persepsi bertindak sebagai filter, sehingga mencegah kelelahan dari banyaknya gangguan (rangsangan) di sekitar. Persepsi dapat dibentuk dari belajar, ingatan, dan harapan.

Menurut Setiadi (2003) persepsi seseorang dipengaruhi oleh: (1) stimulus, yaitu setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat memengaruhi tanggapan individu, (2) hubungan stimulus dengan lingkungan (sosial dan budaya), dan (3) kondisi-kondisi dalam individu itu sendiri.opulasi dan sampel.

Karakteristik stimulus memegang peranan penting dalam merebut perhatian konsumen. Stimuli pemasaran adalah setiap komunikasi atau stimuli fisik yang didesain untuk memengaruhi konsumen. Produk dan komponen-komponennya (seperti kemasan, isi, ciri-ciri fisik) adalah stimuli utama. Komunikasi yang didesain untuk memengaruhi konsumen adalah stimuli tambahan yang merepresentasikan produk seperti kata-kata,

gambar, dan simbol atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk seperti harga, toko, tempat produk dijual dan pengaruh sales (Dwiastuti, Shinta, & Isaskar, 2012). Dalam penelitian ini, stimulus yang digunakan berupa produk (buah impor) dan selanjutnya akan disebut dengan variabel laten produk.

Personal (Konsumen) menurut Kotler dan Keller (2009) dalam Verina (2014) keputusan pembeli (konsumen) juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, nilai, kepribadian dan konsep diri pembeli.

Budaya merupakan kompleks simbol, nilai, gagasan, serta barang-barang buatan manusia (artifacts) yang diciptakan oleh masyarakat tertentu dan diwariskan turun-temurun sebagai faktor penentu (determinants) dan pengatur (regulator) perilaku anggotanya. Beberapa sikap dan perilaku yang dipengaruhi oleh budaya: (1) rasa diri dan ruang, (2) komunikasi dan bahasa, (3) pakaian dan penampilan, (4) makanan dan kebiasaan makan, (5) waktu dan kesadaran akan waktu, (6) hubungan sosial, (7) nilai dan norma, (8) kepercayaan dan sikap, (9) proses mental dan pembelajaran dan (10) kebiasaan kerja dan praktik. Elemen lain yang membedakan setiap kultur budaya antara lain: nilai, bahasa, mitos, adat, ritual, dan hukum (Setiadi, 2003).

  • 2.    METODE PENELITIAN

Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat yang berada di kabupaten Gianyar, dengan sampel yaitu masyarakat Gianyar yang telah berumur 18 tahun keatas, mengetahui, pernah membeli serta pernah mengonsumsi buah impor.

Penelitian ini menggunakan teknik Sampling aksidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Teknik ini memungkinkan peneliti mengambil sampel penelitian dari siapapun yang secara kebetulan ditemui dan dipandang sesuai sebagai sumber data, sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi.

Teknik analisis data. Analisis structural equation modeling (SEM) digunakan pada penelitian ini. Menurut Hair dkk (2013) tahapan dari analisis SEM sebagai berikut:

– mendefinisikan variabel laten

– mengembangkan dan menentukan model pengukuran,

– merancang model penelitian,

– menilai validitas model pengukuran,

– menentukan model structural, dan – menilai validitas model struktural.

Variabel laten yang digunakan yaitu: persepsi konsumen tentang konsumsi buah impor (persepsi), pengetahuan konsumen

tentang buah impor (produk), pengalaman/ pandangan konsumen dalam pemanfaatan buah impor (personal) dan budaya tentang pemanfaatan buah impor dalam upacara adat (budaya), dengan variabel terukur yaitu:

Tabel 2.1 Variabel Penelitian

Laten

Simbol

Indikator

Persepsi

Ys1

Ys2

Ys3

Ys4

Ys5

Minat beli

Membeli produk setiap hari Keputusan membeli karena layak Pendapat tentang produk Kebutuhan untuk sehari-hari

Produk

Xs1

Xs2

Xs3

Xs4

Xs5

Xs6

Xs7

Xs8

Ukuran buah

Promosi oleh penjual

Lokasi yang bersih dan nyaman

Warna buah yang dibeli baik

Harga terjangkau

Kebersihan kulit buah

Rasa buah enak

Dibeli dalam keadaan segar

Personal

Xs9

Xs10

Xs11

Xs12

Xs13

Pengalaman membeli buah

Sering melihat, membeli atau mengkonsumsi buah

Harapan dari buah yang ingin dibeli

Mempunyai alasan dalam membeli buah Mengetahui produk yang dibeli

Budaya

Xs14

Xs15

Xs16

Xs17

Xs18

Xs19

Xs20

Xs21

Penting keberadaanya dalam upacara adat

Penggunaan pada upacara adat diterima oleh masyarakat Terbiasa menggunakan pada suatu upacara adat Tidak ada larangan penggunaan dalam upacara adat Dapat digunakan sebagai simbol dalam suatu upacara adat Nyaman membahas dengan masyarakat sekitar

Percaya bahwa buah baik digunakan untuk upacara adat Komentar baik dari masyarakat sekitar

  • 3.    HASIL DAN PEMBAHASAN

Mendefinisikan Variabel Laten

Persepsi, produk dan budaya adalah variabel-variabel laten pada penelitian ini, dengan variabel terhitung pada masing-masing variabel laten sesuai dengan Tabel 2.1.

Mengembangkan dan Menentukan Model Pengukuran

Gambar 3.1 Model Pengukuran Variabel Laten Persepsi


Gambar 3.2 Model Pengukuran Variabel Laten Produk.


Gambar 3.3 Model Pengukuran Variabel Laten Personal.



Gambar 3.4 Model Pengukuran Variabel Laten Budaya.

dengan persamaan model pengukuran sebagai berikut:

Persepsi

Ys1 = ⅛1 ηs + ε1

Ys2 = ⅛2 ηs + ε2

Ys3 = ⅛3 ηs + ε3

Ys4 = ^S4 ηs + ε4

Ys5 = ⅛5 ηs + ε5

Personal

Xs9 = ⅛2 9 ξs29


Xs10 = ⅛2 10 ξs210


Xs11 = ⅛2 11 ξs2+δ11

Xs12 = ⅛2 12 ξs212


Xs13 = ⅛2 13 ξs213


Produk              Budaya

Xs1

=

ξs1

+ δ1

Xs14

=

ξs3+δ14

Xs2

=

ξs1

+ δ2

Xs15

=

ξs3+δ15

Xs3

=

ξs1

+ δ3

Xs16

=

ξs316

Xs4

=

ξs1

+ δ4

Xs17

=

ξs3+δ17

Xs5

=

ξs1

+ δ5

Xs18

=

ξs318

Xs6

=

ξs1

+ δ6

Xs19

=

ξs319

Xs7

=

ξs1

+ δ7

Xs20

=

ξs3+δ20

Xs8

=

ξs1

+ δ8

Xs21

=

ξs3+δ21

Merancang Model Penelitian

Pada penelitian ini, matriks yang digunakan dalam menganalisis data adalah matriks kovarians dengan teknik estimasi maximum likelihood estimation (MLE). Menggunakan 164 sampel, dimana peneliti mengambil sampel menggunakan kuesioner tertutup.

Menilai Validitas Model Pengukuran

Tabel 3.1 Validitas dan Reabilitas Data

Laten

Variabel

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha

(Z)

(Z)

D f‰

Ys1

0,497

0,729

Y s2

0,545

Y s3

0,408

Y s4

0,518

Y s5

0,483

I

X s1

0,487

0,793

X s2

0,498

X s3

0,550

X s4

0,551

X s5

0,358

X s6

0,565

X s7

0,623

X s8

0,520

O (Z)

f‰

X s9

0,182

0,555

X s10

0,193

X s11

0,464

X s12

0,379

X s13

0,400

Ctf Ctf

τ3 m

X s14

0,460

0,858

X s15

0,611

X s16

0,668

X s17

0,606

X s18

0,601

X s19

0,578

X s20

0,637

X s21

0,629


Variabel terukur dikatakan valid apabila memiliki nilai korelasi dengan semua variabel terukur pada variabel laten yang sama lebih besar atau sama dengan 0,3 (Churchill, 1979) dan Instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki nilai cronbach alpha lebih besar atau sama dengan 0,60 (Hair et al, 2013). Sehingga variabel terukur Xs9 dan Xs10 pada variabel laten personal bukan variabel terukur yang valid.

Variabel yang tidak valid tersebut di eleminasi sampai diproleh variabel yang valid dengan variabel laten yang reliabel, dan diperoleh hasil seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Validitas dan Reabilitas Data dengan Eleminasi X9 dan X10

Diperoleh model pengukuran variabel laten personal baru dengan variabel terukur yang valid dan variabel laten reliabel sebagai berikut:

Personal

Xs11 =

2 11 ξs211

Xs12 =

2 1 2 ξs212

Xs13 =

2 1 3 ξs213

Gambar 3.5 Model pengukuran variabel laten personal dengan validasi.

Laten

Variabel

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha

(Z) a D (Z)

f‰

Ys1

0,497

0,729

Y s2

0,545

Y s3

0,408

Y s4

0,518

Y s5

0,483

I

O £

X s1

0,487

0,793

X s2

0,498

X s3

0,550

X s4

0,551

X s5

0,358

X s6

0,565

X s7

0,623

X s8

0,520

S O (Z)

D f‰

X s11

0,464

0,605

X s12

0,379

X s13

0,400

Ki

τ3 ra

X s14

0,460

0,858

X s15

0,611

X s16

0,668

X s17

0,606

X s18

0,601

X s19

0,578

X s20

0,637

X s21

0,629

Menentukan Model Structural

Gambar 3.6 Diagram Model Struktural


Menilai Validitas Model Struktural

Tabel 3.3 Validitas Model Struktural

Goodness of fit index

Cut-off Value

Hasil

Keterangan

Chi-Square

< df

525,46

Tidak fit

RMSEA

≤ 0,08

0,083

Tidak fit

GFI

≥ 0,90

0,785

Tidak fit

TLI

≥ 0,90

0,749

Tidak fit

Cmin/DF

≤ 2,00

2,110

Tidak fit

dengan nilai df buah impor = 249.

Tabel 3.4 Validitas Model Struktural Baru

Goodness of fit index

Cut-off Value

Hasil

Keterangan

Chi-

< df

454,19

Tidak fit

Square

RMSEA

≤ 0,08

0,072

Good fit

GFI

≥ 0,90

0,808

Marginal fit

TLI

≥ 0,90

0,809

Marginal fit

Cmin/DF

≤ 2,00

1,846

Good fit

dengan nilai df buah impor = 246.

Karena hasil goodness of fit yang diperoleh menunjukan model yang tidak fit, peneliti melakukan modifikasi pada model struktural tersebut dengan menambahkan hubungan antara dua variabel laten eksogen (produk, personal, dan budaya) sampai diperoleh model terbaik. Diperoleh nilai goodness-of-fit terbaik pada Tabel 3.4 dengan diagram model baru pada Gambar 3.6.

pada Tabel 3.4 hasil goodness-of-fit telah menunjukkan model yang cocok, dengan empat kriteria RMSEA, Cmin/Df yang baik, dan GFI, TLI yang dapat diterima. Hal ini menunjukkan variabel terukur mampu menjelaskan dengan baik variabel latennya (Abdullah, dkk., 2019). Pada pembahasan selanjutnya, model yang digunakan adalah model dengan modifikasi (model terbaik).

Tabel 3.5 Nilai Koefisen Jalur dan p-value.

Variabel

Nilai p-

Signifik

Koefisien

laten

value

ansi

jalur

Produk (ξ Sl )

0, 004

Sig.

0,440

Personal (ξS2)

0,690

Tidak

-0,133

sig.

Budaya (ξS3 )

0,058

Sig.

0,280

Gambar 3.7 Diagram Model Struktural yang Telah Dimodifikasi


Berdasarkan Tabel 3.5 diperoleh model sebagai berikut:

ηS = 0,440[ξsi] - 0,133[ξS2 ] +0,280[ξS3]+ζS

(4.1)


Pada Tabel 3.5 diperoleh pula nilai koefisien jalur variabel laten produk dan budaya pada buah impor bernilai positif, berarti semakin tinggi tingkat pengetahuan konsumen tentang produk (produk) dan budaya tentang pemanfaatan buah-buahan dalam upacara adat (budaya), maka tingkat persepsi konsumen tentang konsumi buah impor (persepsi) akan meningkat. Sedangkan laten personal bernilai negative, berarti semakin tinggi pengalaman/pandangan konsumen dalam pemanfaatan buah (personal) maka tingkat persepsi konsumen tentang konsumi buah

impor (persepsi) akan menurun. Variabel produk adalah variabel yang berpengaruh terbesar terhadap persepsi konsumen dalam membeli buah impor, sedangkan variabel laten personal paling kecil memengaruhi persepsi konsumen dalam membeli buah impor.

  • 4.    KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Variabel laten produk berpengaruh signifikan pada taraf 5% terhadap persepsi konsumen dalam membeli buah impor, variabel laten budaya berpengaruh signifikan pada taraf 10% terhadap persepsi konsumen dalam membeli buah impor, sedangkan variabel laten personal tidak berpengaruh signifikan.

Variabel laten produk adalah variabel laten dominan yang memengaruhi persepsi konsumen dalam membeli buah impor.

Saran

Pada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambahkan variabel laten maupun variabel terukur pada setiap variabel laten dengan dukungan teori yang kuat dan memperluas daerah pengambilan sampel penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S., Kholil, & Purnomo, A. 2019.

Application of Structural Equation Modeling (SEM) for Analysis of the Effect of Perception on Professionality, Knowledge and Motivation of Nurses on the Implementation of Patients Safety Programs. Asian Journal of Research in Nursing and Health, 1-12.

Byrne, B. M. 2010. Structural Equation Modeling with AMOS: Basic Concepts, Applications, and Programming (2nd ed.). New York: Taylor and Francis Group, LLC.

Carvalho, J. d.,  & Chima, F.  O. 2014.

Applications   of Structural   Equation

Modeling in Social Sciences Research. American International Journal of Contemporary Research, 4.

Churchill JR, G. A. 1979. A Paradigm for Developing Better Measures of Marketing Constructs. JMR. Journal of Marketing Research (pre-1986), 64-73.

Dwiastuti, R., Shinta, A., & Isaskar, R. 2012. Ilmu Perilaku Konsumen (1st ed.). (T. U. Press, Ed.) Malang: UB Press.

Ghozali, I. 2005. Model Persamaan Struktural: Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS ver.5.0 (2nd ed.). Semarang: Universitas Diponogoro.

Hair JR, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. 2013. Multivariate Data

Analysis (7th ed.). Pearson Education Limited.

Kenyon, G. N., & Sen, K. C. 2015. The

Perception of Quality: Mapping Product and Service Quality to Consumer Perception. London: Springer.

Mattjik, A. A., & Sumertajaya, I. 2011. Sidik| Peubah Ganda: Dengan Menggunakan SAS (1st ed.). Bogor: IPB PRESS.

Nurchayati, & Hikmah. 2014. Distribusi Buah Lokal dan buah Imort (Studi Kasus pada Pedagang Buah di Kota Semarang). Serat Acitya-jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, 17-29.

Nurchayati, & Hikmah. 2014. Distribusi Buah Lokal dan buah Import (Studi Kasus pada Pedagang Buah di Kota Semarang). Serat Acitya-jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, 7, 17-29.

Sarwono, J. 2010. Pengertian Dasar Structural Equation Modeling (SEM). Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis, 10, 173-182.

Schumacker, R. E., & Lomax, R. G. 2016. A Beginner's Guide to Structural Equation Modeling (4nd ed.). New York: Routledge.

Setiadi, N. J. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran (1st ed.). Bogor: Kencana.

Timm, N. H. 2002. Applied Multivariate Analysis. New York: Springer.

156