DATA PROPORSI KASUS CLEFT LIP AND/OR PALATE DI RSUP SANGLAH DENPASAR PADA TAHUN 2014-2016
on

ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 9 NO.8,AGUSTUS, 2020


Diterima:04-07-2020 Revisi:10-07-2020 Accepted: 01-08-2020
DATA PROPORSI KASUS CLEFT LIP AND/OR PALATE DI RSUP SANGLAH DENPASAR PADA TAHUN 2014-2016
Gusti A Putu Mentari Saga P1, I Gusti Ayu Widianti2
-
1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, 2Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Koresponden : Gusti A Putu Mentari Saga P
ABSTRAK
Cleft lip and/or palate adalah kelainan kongenital pada daerah craniofacial yang paling sering terjadi pada bayi yang baru lahir. Cleft lip and/or palate dibagi menjadi typical orofacial clefts seperti cleft lip, cleft palate, dan cleft lip and palate dan atypical orofacial clefts seperti median, transverse, oblique, dan tipe tersier lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui data proporsi kasus cleft lip and/or palate dengan menggunakan data rekam medis dari unit rekam medis di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data dari unit rekam medis yang tercatat pada tahun 2014-2016, dengan menggunakan metode consecutive sampling di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Responden dalam penelitian ini berjumlah 91 orang sesuai dengan data yang telah didapat dari unit rekam medis Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
Hasil penelitian ini menunjukan: didapatkan responden paling banyak adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu 52 orang (57,1%); persebaran umur responden yang paling banyak berada pada umur 1-4 tahun yaitu 39 orang (42,9%). Persebaran jumlah kasus cleft lip and/or palate adalah cleft lip sebanyak 40 orang (44%), cleft palate berjumlah 9 orang (9,9%), dan cleft lip and palate sebanyak 42 orang (46,2%). Jenis cleft lip and/or palate yang paling banyak terjadi di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar adalah cleft lip and palate. Kata kunci: cleft lip and/or palate, cleft lip, cleft palate, cleft lip and palate, RSUP Sanglah
ABSTRACT
Cleft lip and/or palate is a congenital deformities in the craniofacial area that is the most frequently happen in the newborn babies. Cleft lip and/or palate is divide into typical orofacial clefts such as cleft lip, cleft palate, and cleft lip and palate and atypical orofacial clefts such as median, transversal, oblique, and other tersier types. This research is conducted to know the data proportion of cleft lip and/or palate in Sanglah General Hospital, Denpasar.
This study was carried out by taking the data from medical record unit, which were taken between 2014 until 2016, that was determined by consecutive sampling in General Hospital Sanglah Denpasar. Respondents in this study are 91 persons, based on the data that was obtained from medical record unit in General Hospital Sanglah Denpasar.
The result of the study shows the majority of respondents were male 52 persons (57.1%); the most distribution of age in this study were at 1-4 years old 39 persons (42.9%). The number distribution of cleft lip and/or palate are cleft lip 40 persons (44%), cleft palate 9 persons (9.9%), and cleft lip and palate 42 persons (46.2%). The type of cleft lip and/or palate that is most frequent is cleft lip and palate.
Keywords: cleft lip and/or palate, cleft lip, cleft palate, cleft lip and palate, Sanglah General Hospital.
PENDAHULUAN
Cleft lip and/or palate adalah suatu kelainan kongenital pada daerah craniofacial yang paling sering terjadi pada bayi yang baru lahir. Clefting ini terjadi ketika tidak adanya jaringan yang cukup pada daerah mulut dan bibir, ataupun jaringan yang tersedia tidak dapat bersatu sebagaimana mestinya saat proses embriologi.1 Cleft lip bisa terjadi secara unilateral baik di sebelah kiri ataupun kanan dan juga bilateral (kedua sisi). Complete cleft terjadi ketika cleft terbentuk hingga kebagian hidung dan incomplete cleft tidak sampai ke area hidung. Cleft lip and palate terjadi ketika cleft yang terjadi tidak berhenti sampai foramen incisivum namun terus berlanjut hingga ke sutura palatina yang terletak di tengah palatum, bisa terjadi baik secara unilateral maupun bilateral. Sedangkan cleft palate adalah split ataupun opening pada palatum. Hal ini dapat melibatkan hard palate (bagian anterior) dan/atau soft palate (bagian posterior) .2
Insiden terjadinya kasus cleft lip pada populasi Kaukasia sekitar 1 dalam 1000 kelahiran bayi hidup. Insiden pada populasi Asia dua kali lebih besar daripada populasi Kaukasia, dimana pada populasi Afrika insiden kasusnya hanya setengah dari populasi Kaukasia. Berdasarkan sebuah penelitian pada anak, anak-anak berjenis kelamin laki-laki lebih sering terkena kasus cleft lip and/or palate daripada perempuan. Pada populasi Kaukasia, kasus cleft lip dan cleft lip and palate terjadi lebih sering pada laki-laki, namun kasus cleft palate lebih sering menyerang perempuan. Pada kasus cleft lip dan cleft lip and palate, rasio jenis kelamin memiliki korelasi terhadap tingkat keparahan dan lateralitas cleft .3
Tingginya prevalensi kasus cleft lip and/or palate dengan prevalensi 65% meningkatkan
HASIL
kesadaran akan pentingnya mengetahui lebih lanjut tentang kelainan ini. Dengan kemajuan teknologi diharapkan dapat ditemukannya penyebab pasti dan juga dilakukannya intervensi yang sesuai serta treatment yang benefisial bagi anak-anak dengan cleft lip and/or palate sehingga dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan anak normal seusianya. Banyaknya dampak dan efek samping negatif dari kelainan ini seperti kesulitan berbicara, pendengaran, bernafas dan makan meningkatkan kesadaran akan pentingnya masalah ini dibahas lebih lanjut. Selain itu masalah utama akibat dari kelainan ini adalah timbulnya permasalahan terhadap penderita dalam hubungan sosial. Melalui penelitian ini diharapkan data proporsi kasus cleft lip, cleft lip and palate, dan cleft palate di Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Sanglah didapatkan, untuk mengetahui jumlah kasus yang terjadi di RSUP Sanglah sebagai gambaran kasus cleft lip and/or palate di daerah Denpasar, Bali dikarenakan RSUP Sanglah merupakan sebuah rumah sakit rujukan utama di Provinsi Bali.
BAHAN DAN METODE
Penelitian observatif deskriptif ini dilakukan dengan pendekatan cross-sectional, dan menggunakan data sekunder yang didapat dari 91 responden yang dipilih dengan teknik consecutive sampling dan menggunakan instrumen rekam medis berupa data pasien cleft lip and/or palate pada tahun 2014-2016 yang diambil dari unit rekam medis RSUP Sanglah Denpasar.
Data dari variabel–variabel yang ada yaitu usia dan jenis kelamin serta jenis clefting yang dimiliki responden dikumpulkan berdasarkan rekam medis yang didapatkan dan kemudian dianalisis secara deskriptif. Penelitian ini telah dinyatakan layak secara etik dengan nomor protokol 480.01.1.2016.
Tabel I. Distribusi Usia Responden Cleft Lip and/or Palate di RSUP Sanglah Denpasar
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh pada penelitian ini disebabkan oleh karena RSUP
Usia (Tahun) Frekuensi (F) |
Persentase (%) |
<1 27 1-4 39 >5 25 Total 91 |
29,7 42,9 27,5 100,0 |
sebagian besar responden berusia 1-4 tahun yaitu Sanglah Denpasar yang merupakan rumah sakit 39 orang (42,9%). Tidak adanya penelitian yang umum pusat di daerah provinsi Bali adalah sebuah mengungkapkan bahwa suatu umur tertentu rumah sakit rujukan dari rumah sakit–rumah sakit sebagai batas persebaran dari kasus cleft lip and/or daerah dari seluruh penjuru Bali sehingga palate karena kelainan ini yang bersifat kongenital responden tidak tercatat lahir di RSUP Sanglah sehingga terjadi sejak lahir. Hasil yang didapatkan Denpasar.
Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin Responden Cleft Lip and/or Palate di RSUP Sanglah Denpasar
Berdasarkan jenis kelamin sebagian besar responden adalah laki-laki yaitu sebanyak 52 orang
(43,2%). Jafari dkk juga memiliki hasil penelitian yang sama bahwa kasus cleft lip and/or palate
Tipe Typical Orofacial Cleft
Jenis | ||||
Kelamin |
Cleft Lip |
Cleft Palate |
Cleft Lip and Palate |
Total |
Laki-Laki |
32 |
3 |
17 |
52 |
Perempuan |
8 |
6 |
25 |
39 |
Total |
40 |
9 |
42 |
91 |
dan lebih banyak yang mengalami kasus cleft lip, yaitu sebanyak 32 orang, daripada perempuan dengan jumlah total 39 orang. Hal ini berkaitan dengan distribusi responden pada penelitian ini yaitu kasus cleft lip and/or palate yang lebih sering didapatkan pada seseorang yang berjenis kelamin laki-laki daripada perempuan.4 Hasil penelitian lain yang sejalan dengan Tabel II adalah penelitian Michalski dkk5 yang menunjukan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih banyak mengalami kasus cleft lip. Jagomagi dkk6 juga berpendapat yang sama, bahwa kasus cleft lip and/or cleft palate lebih sering terjadi pada laki-laki. Selain itu, penelitian oleh Carrasco dkk7 juga menyatakan bahwa kasus cleft lip and/or palate lebih sering terjadi pada laki-laki (56,8%) daripada perempuan
paling sering terjadi pada laki-laki.
Namun hasil analisis data tersebut belum dapat menyimpulkan hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian kasus cleft lip and/or palate. Berdasarkan penelitian Azzaldeen dkk8 tidak ada ditemukannya hubungan antara jenis kelamin dengan kasus cleft lip and/or palate. Jagomagi dkk6 juga berpendapat bahwa hingga saat ini, belum ditemukan adanya korelasi antara jenis kelamin dengan kejadian kasus cleft lip and/or palate. Walaupun beberapa ada yang mengatakan bahwa perkembangan dari cleft terjadi pada tahap yang berbeda antara laki-laki dan perempuan, namun hal ini belum dapat dipastikan kebenarannya.
-
2. Gambaran Data Proporsi Kasus Cleft Lip, Cleft Palate, dan Cleft Lip and Palate di RSUP Sanglah Denpasar
Tabel 3. Distribusi Kasus Cleft Lip, Cleft Palate, dan Cleft Lip and Palate di RSUP Sanglah Denpasar
Tipe Typical Orofacial Cleft |
Frekuensi (F) |
Persentase (%) |
Cleft Lip |
40 |
44,0 |
Cleft Palate |
9 |
9,9 |
Cleft Lip and Palate |
42 |
46,2 |
Total |
91 |
100,0 |
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data tentang distribusi kasus cleft lip and/or palate menyatakan bahwa jumlah kasus cleft lip and palate sebanyak 42 orang (46,2%), kasus cleft lip sebanyak 40 orang (44%) dan kasus cleft palate sebanyak 9 orang (9,9%). Penelitian ini memiliki hasil yang sama dengan penelitian oleh Jamilian dkk9 yang menyatakan bahwa jumlah kasus cleft lip and palate sebanyak 13 orang (52%), kasus cleft palate sebanyak 9 orang (36%) dan kasus cleft lip sebanyak 3 orang (12%). Selain itu,
penelitian oleh Jagomagi dkk6 juga menyatakan secara berurutan persentasi kasus cleft lip and palate adalah 42%, kasus cleft lip adalah 39% dan kasus cleft palate adalah 19%. Penelitian lain oleh Nagalo dkk11 juga menyatakan hal yang serupa yaitu persentasi kasus cleft lip and palate adalah 49,7%, kasus cleft lip 48,7% dan kasus cleft palate adalah 1,6%.
Hasil analisis data penelitian menunjukan jumlah kasus cleft lip and/or palate di RSUP Sanglah Denpasar yang terbanyak adalah kasus cleft lip and palate
sebanyak 42 orang (46,2%). Hal ini sejalan dengan penelitian Parikh dan Rao yang menyatakan bahwa distribusi tipe cleft terbanyak adalah cleft lip and palate sebanyak 20 orang (50%).10 Penelitian lain yang menyatakan hal serupa adalah oleh Nagalo dkk11 yang menyebutkan bahwa tipe cleft lip and/or palate yang paling sering terjadi adalah cleft lip and palate (49,7%). Dari berbagai penelitian yang telah dijabarkan di atas, dapat disimpulkan bahwa kasus yang paling sering ditemukan adalah cleft lip and palate. Hal ini dapat terjadi karena pada proses embriologi, bibir bagian atas, palatum primer, dan sekunder terbentuk secara berurutan dan bersamaan dari jaringan pengikat yang berasal dari neuroectoderm. Sehingga jika adanya kelainan pada satu tahap pembentukan, akan sangat mempengaruhi proses pembentukan organ di sekitarnya .12 Jika kelainan tersebut didukung dengan adanya penyatuan yang tidak tepat dari processes yang membentuk wajah, dapat terjadi karena morfogenesis yang abnormal, pergerakan epithelial yang tidak seharusnya, gangguan terhadap transformasi epithelial-mesenchymal, ataupun gangguan terhadap proses apoptosis, akan berakibat pada pertumbuhan yang tidak baik yang mengarah pada cleft lip and palate.13,14
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan instrumen data yang diambil dari RSUP Sanglah Denpasar, didapatkan bahwa
responden berjenis kelamin laki-laki paling banyak mengalami kasus cleft lip (32 orang) dan paling sedikit mengalami kasus cleft palate, sedangkan untuk responden berjenis kelamin perempuan paling banyak mengalami kasus cleft lip and palate (25 orang).
Selain itu, gambaran data proporsi kasus cleft lip, cleft palate, dan cleft lip and palate di RSUP Sanglah Denpasar yang paling sering terjadi adalah kasus cleft lip and palate (46,2%) dan kasus yang paling jarang terjadi adalah cleft palate (9,9%).
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Rizos M, Spyropoulos MN. 2014. Van der Woude syndrome: a review. Cardinal signs, epidemiology, associated features,
differential diagnosis, expressivity, genetic counseling, and treatment. European Journal of Orthodentics. 26: 17-24.
-
2. Marazita ML, Mooney MP. 2004. Current consepts in the embriology and genetics of cleft lip and cleft palate. Clinics in Plastic Surgery. 31: 125-140
-
3. Tolarova M. 2016. Global health issues related to cleft lip and palate: prevention and treatment need to team together. Indian Journal of Dental Research. 27(5): 455-461.
-
4. Powar R, Sah RK. Epidemiology profile of cleft lip and palate patients attending tertiary care hospital and medical research centre Belgaum, Karnataka-a hospital based study. Journal of Dental and Medical Sciences. 13(5): 78-81.
-
5. Michalski AM, Richardson SD, Browne ML, dkk. 2015. Sex ratios among infants with birth defects, National Birth Defects Prevention Study. Am J Med Genet A. 167A(5): 1071-1081.
-
6. Jagomagi T, Soots M, Saag M. 2010. Epidemiologic factors causing cleft lip and palate and their regularities of occurrence in Estonia. Stomatologija, Baltic Dental and Maxillofacial Journal. 12(4): 105-108.
-
7. Carrasco EC, Hernandez SC, Parada RP.
2015. Prevalence of patients with cleft lip and palate who were treated at the San Borja Arriaran Clinical Hospital in Santiago Chile, within the AUGE healthcare plan. International Journal of Odontosmatology. 9(3): 469-473.
-
8. Azzaldeen A, Muhamad AH, Watted N. 2014. Cleft lip and palate: a comprehensive review. International Journal of Basic and Applied Medical Sciences. 4(1): 338-355
-
9. Jamilian A, Nayeri F, Babayan A. 2007. Incidence of cleft lip and palate in Tehran. J Indian Soc Pedod Prevent Dent. 1: 174-176.
-
10. .Parikh A. Rao A. 2014. Epidemiology of cleft lip and palate in pediatric patients-a hospital based study. International Journal of Science and Research. 12(4): 273-275.
-
11. Nagalo K, Ouedraogo L, Laberge JM, Laberge LC, Turgeon J. 2015. Epidemiology, clinical aspects and management of cleft lip and/or palate in Burkino Faso: a humanitarian pediatric surgery-based study. Scientific Research Publishing. 5: 113-120.
-
12. Cohen MM. 2000. Etiology and
pathogenesis of orofacial clefting. Oral and Maxillofacial Surgical Clinics of North America. 12: 379-397.
-
13. Marazita ML. 2012. The Evolution of
Human Genetic Studies of Cleft Lip and Cleft Palate. Annual Review of Genomics and Human Genetics. 13: 263–283.
-
14. Jafari A, Zarea K, Mehregan N. 2017. The prevalence of cleft lip and cleft palate and related risk factors among Iranian children from 2000 to 2016: a literature review. International Journal of Pediatrics. 5(40): 4687-4697.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
doi:10.24843.MU.2020.V9.i8.P02
8
Discussion and feedback