SOLUSI DARI PERSAMAAN CAUCHY–EULER NONHOMOGEN KASUS LOGARITMIK
on
E-Jurnal Matematika Vol. 9(2), Mei 2020, pp. 125-133
DOI: https://doi.org/10.24843/MTK.2020.v09.i02.p289
ISSN: 2303-1751
SOLUSI DARI PERSAMAAN CAUCHY–EULER NONHOMOGEN KASUS LOGARITMIK
I Gede Putu Miki Sukadana1§, I Nyoman Widana2, Ketut Jayanegara3
1Program Studi Matematika, Fakultas MIPA–Universitas Udayana [Email: [email protected]]
2Program Studi Matematika, Fakultas MIPA–Universitas Udayana [Email: [email protected]]
3Program Studi Matematika, Fakultas MIPA–Universitas Udayana [Email: [email protected]]
§Corresponding Author
ABSTRACT
Ordinary differential equation is one form of differential equations that are often found in everyday life. One form of ordinary differential equations which has non–constant coefficients is the Cauchy– Euler differential equation. In the nonhomogeneous Cauchy–Euler differential equations, the undetermined coefficient and the parameter variation were the most method that often used to find the particular solution. This paper aimed to show a new solution that was shorter than the previous methods for nonhomogeneous Cauchy–Euler differential equations with the right side was a logarithmic form. The new solution had been proven to produce the same solution as the ordinary solution sought using the undetermined coefficient method.
Keywords: Cauchy–Euler differential equation, nonhomogenous differential equations, logarithmic form, particular solution
-
1. PENDAHULUAN
Persamaan diferensial merupakan salah satu konsep matematika yang banyak digunakan dalam ilmu pengetahuan seperti fisika, kimia, industri dan teknik. Persamaan diferensial adalah persamaan yang melibatkan variabel–variabel tidak bebas dan derivatif– derivatifnya terhadap variabel bebas. Persamaan diferensial dibagi menjadi dua jenis, yaitu biasa dan parsial (Edwards & Penney, 2008).
Persamaan diferensial biasa (PDB) adalah suatu persamaan diferensial yang melibatkan hanya satu variabel bebas (Chapra & Canale, 2015). Penerapan persamaan diferensial dapat ditemukan pada pemodelan perhitungan populasi maupun peluruhan. Salah satu bagian dari PDB adalah persamaan diferensial Cauchy– Euler.
Persamaan diferensial Cauchy–Euler adalah persamaan diferensial biasa (PDB) berorde– n yang menyerupai persamaan polinomial (Batiha & Batiha, 2011). Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Dev dan Gleiser (2002) yang menggunakan persamaan diferensial Cauchy– Euler tentang efek dari tekanan pada sifat–sifat benda yang diasumsikan simetris berbentuk
bola dan terikat oleh gravitasi, seperti bintang. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa persamaan diferensial Cauchy–Euler berguna untuk menjelaskan fenomena mengenai gravitasi pada bintang.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Sabuwala dan Leon (2011) mengenai solusi khusus persamaan Cauchy–Euler polinomial nonhomogen. Penelitian tersebut menghasilkan suatu rumus solusi khusus yang baru untuk menyelesaikan persamaan diferensial Cauchy– Euler polinomial nonhomogen.
Berdasarkan uraian tersebut penulis melakukan modifikasi kasus pada persamaan diferensial Cauchy–Euler,yang ruas kanannya berbentuk logaritma natural terhadap suatu variabel pada persamaan tersebut. Persamaan yang berisi logaritma natural ini merupakan kasus khusus dari persamaan diferensial Cauchy–Euler.
-
2. METODE PENELITIAN
-
A. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji beberapa literatur berupa buku, jurnal maupun laporan penelitian yang relevan dengan topik
yang akan dibahas. Langkah awal dalam penelitian ini adalah mempelajari konsep dasar dari persamaan diferensial yang akan digunakan dalam penelitian, meliputi persamaan diferensial biasa dan persamaan diferensial Cauchy-Euler beserta beberapa teori terkait, yaitu fungsi logaritma, turunan fungsi logaritma beserta contohnya.
Setelah mempelajar konsep yang berkaitan, langkah selanjutnya adalah mencari solusi khusus persamaan diferensial Cauchy–Euler dengan ruas kanan persamaannya adalah bentuk logaritma.
-
B. Teknik Analisis
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
-
1. Menyajikan dua kasus persamaan diferensial Cauchy–Euler yang akan dibahas
-
2. Mencari solusi untuk masalah dengan bentuk yang sederhana.
-
3. Menjabarkan beberapa bentuk teorema pendukung sesuai dengan permasalahan.
-
4. Membentuk solusi untuk kasus umum dari permasalahan.
-
5. Membuktikan solusi yang diperoleh.
-
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
-
a. Bentuk Permasalahan
Masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah persamaan diferensial Cauchy–Euler dengan bentuk sebagai berikut: n m
∑ aitly(i)=∑bJ ln(Cjt)
I=O j=0
Proses pencarian solusi dari persamaan tersebut dimulai dengan memberikan beberapa contoh kasus yang menggunakan persamaan tersebut.
-
b. Contoh Kasus yang Digunakan
Dalam membentuk solusi persamaan diferensial Cauchy–Euler, ditampilkan terlebih dahulu kasus–kasus yang menggunakan persamaan diferensial Cauchy–Euler sebagai berikut.
Contoh kasus:
-
1. Tentukan solusi khusus dari 2t2y"+7ty' + 10y=3ln2t.
-
2. Tentukan solusi khusus dari 3t3y"' + 6t2y"+5ty' +9y=2ln5t+ 7ln3t-11ln7t.
Penyelesaian dari kasus di atas dijabarkan sebagai berikut.
1. Tentukan solusi khusus dari 2t2y”+7ty' + 10y=3ln2t.
Penyelesaian:
Misalkan: X =ln2t diperoleh:
dx dt
1 d2x 1
= dan =--7 ,
t dt2 t2
Diperoleh pula
dy dy dx dy11dy
,
d2y d (dt )
dt2 dt
1 f d2ydy∖ t2 (dx2 dx ),
Dengan mensubstitusikan x, y', y” ke dalam persamaan yang diberikan maka diperoleh:
2‘2 ( . |
1(⅛ - ⅛))+7t (1 ⅛)+10y 2∖dx2 dxJl \t dx) |
=3X | |
d2y |
dy dy | ||
⟺ |
2 dx2 |
-2 +7 +10y dx dx |
=3X |
⟺ |
d2y dy 2 ∕√-v2 +5 +10y dx2 dx |
=3X |
Selanjutnya misalkan y= + bx +C
diperoleh
Dengan mensubstitusikan bentuk y, danke
dalam persamaan sebelumnya diperoleh
⟺
⟺
⟺
2 +5 +10y=3X
dx2 dx
2(2a)+5(2ax +b)+10(ax2 + bx +c) =3x 4a+10ax+5b+10ax2 +10bx+10c=3x
10ax2+(10a+10b)x+(4a+5b+10c) =3x
dengan mencocokkan masing masing suku yang bersesuaian diperoleh:
I.
⟺ II.
⟺
⟺
10a=0
a=0
10a+10b =3
0+10b =3
b 3
=10
III.
⟺
⟺
4a+5b+10c=0
0+5(130)+10c=0
15
10+10c=0
⟺
10C=-
⟺
-
15
10
15
100
=1( ⅛ -3 +2 ⅛ )
t3 ( - + )
dengan mensubstitusikan bentuk y, y', y”,dan y'” ke dalam ruas kiri persamaan (4.1), (4.2), dan (4.3) diperoleh
3t3y'"+6t2y"+5ty' +9y
Selanjutnya substitusikan nilai a,b,c ke dalam bentuk y yaitu:
y= + bx +C
3 15
=0+10x+(-100)
1 d3y =3t3 ∙ -( -
t3 ∖dx3
3d2y dx2
+2T) dx /
+6t21( ⅛ - ≤ )+5t∙1( ^)+9y t2∖dx2 dx) t\dx)
d3y
= 3——
=3
-
d2y dy
3 +5 +9y
dx2 dx
3 =10
3
-
15
100
=10ln2t
-
15
100
(4.1)
Sehingga diperoleh
A. Misalkan X=ln5t maka persamaan (4.2) dapat ditulis sebagai
2. Tentukan solusi khusus dari 3t3y"' + 6t2y"+5ty'+9y=2ln5t+
7ln3t-11ln7t
d3y
3——
3
-
d2y dy
3 +5 +39y=2X (4.5)
dx2 dx
Penyelesaian:
Persamaan diferensial Cauchy–Euler menjadi tiga bagian, yaitu
A.3t3y'"+6t2y"+5ty' +9 =
2ln5t
B. Misalkan X =ln3t maka persamaan (4.3) dapat ditulis sebagai
dipecah
d3y
3——
3
-
d2y dy „
3 +5 +9y=7x (4.6)
dx2 dx
(4.2)
C. Misalkan x=ln7X maka persamaan (4.4) dapat ditulis sebagai
B. 3t3y,"+6t2 7ln3t
C. 3t3y'"+6t2 -11ln7t
y"+5ty'+9 =
y"+5ty'+9 =
Misalkan x =lnkt diperoleh
dx 1 d2x
= , =
(4.3)
(4.4)
diperoleh pula
y'
dy dy dx dy 1
∙
∙
y”
dt dx dt dx t d2y d ( dt ) dt2 dt
d (1 r)
_ \tdxj
1 dy t dx
y”
d3y
3——
3
-
d2y dy „
3 +5 +9y=-11x (4.7)
dx2 dx
Selanjutnya misalkan y= + bx2 + CX +d
diperoleh
dy dx d2y dx2 d3y dx3
=3ax2 +2bx +c,
=6ax+2b,
=6a,
dy d^y d^y
Dengan mensubstitusikan bentuk , , ,
dx dx2 dx'
ke dalam ruas kiri dari persamaan (4.5), (4.6),
(4.7) diperoleh
d3y
3——
3
-
dt
=1( - )
t2 ( - )
d2y dy
3 +5 +9y
dx2 dx
d3y
= =
d(dt2 )
dt
d(1 (⅛ - 3z ))
V ∖dx2 dx)J
=3∙6a-3(6ax+2b)
+5(3ax2 +2bx +c)
=+9(ax3 + bx2 + CX +d)
=9ax3+(15a+9b)X2
= +(-18a+10b+9c)x
= +(18a-6b+5c+9d)
dt
Berdasarkan penjabaran di atas, persamaan (4.5), (4.6), dan (4.7) dapat ditulis menjadi bentuk persamaan umum, yaitu:
9ax3 +(15a+9b)x2
+(-18a+10b+9c)x
+(18a-6b+5c+9d)=px
dengan mencocokkan masing–masing suku yang bersesuaian diperoleh
p a b
C
d
yB
=7 =0 =0 =p =9
-
7
9
5
81 p
35
-
81
I. |
⟺ |
9a =0 a =0 |
II. |
15a+9b =0 | |
⟺ |
0+9b =0 | |
⟺ |
b =0 | |
III. |
-18a+10b +9c = | |
⟺ |
0+0+9c = | |
P | ||
⟺ |
C =9 | |
IV. |
18a-6+5c+9d =0 | |
⟺ |
0-0+5(9)+9d =0 | |
5 | ||
⟺ |
-P+9d =0 | |
5 | ||
⟺ |
9d =- P | |
5 | ||
⟺ |
d | |
= 81 |
= + bx2 + CX +d
7 35
=0+0+91+(-81)
7
=9ln3t-
35
81
C. Untuk persamaan (4.7) dapat dicari solusi khusus sebagai berikut
d3y 3——
3
-
d2y dy
3 +5 +9y=-11x
dxz dx
P =-11
a =0
b =0
c
d
yc
p 11
=9=-9
5 55
=-81p =81
= + bx2 + CX +d
11 55
=0+0+(-9)1+81
11
55
Ini berarti,
A. Untuk persamaan (4.5) dapat dicari solusi khusus sebagai berikut
-9ln7t+81
d3y
3——
3
-
d2y dy
3 +5 +9y=2x
dxz dx
p a b
c
=2 =0 =0 = v =9
d
-
2 =9
5
81 p
-
10
81
yA
= + bx2 + CX +d
2 10
=0+0+91+(-81)
2
=9ln5t
-
10
81
B.
Untuk persamaan (4.6) dapat dicari solusi khusus sebagai berikut
Diperoleh
yp = + Vb + yc
2
= ln5 t-1081+79ln3t - 3581
=+(- ln7t)+81
Dalam pembahasan akan memakai teorema– teorema berikut:
Teorema Turunan Logaritma Orde ke – i
Diberikan y =Aln(kt)+B
maka ( i ) (-1) iIl (i-1)!
maka () = A
Bukti:
Teorema ini akan dibuktikan menggunakan induksi matematika
d3y
3——
3
-
d2y dy
3 +5 +9y=7x
dxz dx
Untuk i=1 maka
1
y' = =
t
A
t
Di lain pihak
y' (-1) (1-1)!
t
(-1)00!
=
t
1×1
=
t
_A =
Terbukti benar untuk i=1
Selanjutkan diasumsikan benar untuk i= sehingga
dn 1y
dtn~1
n-l
= 11 ∑
i=i
pi-i ( Il
-
2, n-2)
( -1)!
(-1)
dx’
Akan dibuktikan untuk k= berlaku
dny di”
n
=1∑ tnZ-l i=i
pi-ι ( Il-1,Il-1)(-1)n~’ d’y
( -1)!
dx’
(k) =(-1)k-l (k-1)! y =
Akan dibuktikan untuk i= +1.
dny di”
d( y
( )
dt
d( i 1 )∑Ij = I
P(i-i)(Il-2,Il-2)
( -1)! dt
y(k+l) =(
(-1)k~1 (k-1)! tk
A)
(-1)n-i-l d^y
(-1)
= ((-1)k-l (k-1)!At~k)
= (-1) k-l (k-1)!A (-k)t~k~1
(-1)k~1(-1)(k-1)!kA =
(-1)kk!A
=
Di lain pihak
1
+ tn~1 d (∑ Pi
∙
⅛) dx’)
P(i-i)(Il-2,Il-2)
( -1)! dt
(-1) n-j-1
Teorema Turunan Orde ke–k
Jika x=lnbt,y=(t) dan k=1,2,⋯ maka k
dky 1 Pj-1 (k-1,k-1)(-1)k-i^Z
clt^ = ∑ ( -1)! (-1)
J=I
n-l
= 1 ∑( n
i=i
-1)
P(i-i)(n-2,n-2)
Bukti:
Akan dibuktikan menggunakan induksi matematika.
Untuk k=1
dy 1P(0,0)(-1)0 dy
Akan dibuktikan =
dt t 0! dx
11(-1)0 dy
= 0! dx
1 dy t dx
n-l
+ 1 . ∑
i=i
( -1)!
. d’y
(-1)
dx’
P(i-i)(Il-2,Il-2)d’^y
1 = (-1) n-j-1 ∙
n-l
= 1 ∑( n-1) i=l
. d’y
= (-1)n~jT7 ClX ]
( -1)!
dx’+1
P(i-i)( n-2,n-2)
P(i-i)( n
-
( -1)!
2, n-2)
x dx dt dy dt
=lnbt
1
=
dy dx
dx dt
1 dy t dx
i=i
(-1) n-j-l
( -1)!
dx’+1
dengan menguraikan diperoleh
(4.9)
Terbukti untuk k=1
Asumsikan benar untuk k= -1 yaitu
n-l
∑(n-1) i=i
P(i-i)( n-2,n-2)
( -1)!
. d’y
(-1)
dx’
(n-1)P(n-2,n-2) - n-ldy 0! (-1)
n-l
+∑(Tl-1)
P(J-ι)(Il-2,Il-2)
( -1)!
=1(∑
V=1
Terbukti.
P(j-i)(Tl-1,Tl-1) ( -1)!
(-1)n~i^)
dxj I
■ (Vy
(-1)
dxJ
P(n-1,n-1)
Teorema Penjumlahan Turunan Orde ke–k
0! n-l
+∑(n-1)
1=2
. dJy (-1)
dxJ
(-1) n~17Γ dx
Jika x=lnbt maka
sehingga
P(J-I)( n-2,n-2)
( -1)!
n
∑ ÷kd y
k=l n k
=∑∑ak
P(J-T)( k-1,k-1)
( -1)!
(-1)
dx1
yp( )( 2-2,Tl-2)(-1)n-j-1d^y
( -1)! dχj+ι
Bukti:
n
=∑
J=2 n
=∑
J=2 n
=∑
}=2 n-l
=∑
}=2
p(j 2)(Tl-2,Tl-2) - n-j-2d y
( -2)! (-1) dχi
( -1)P( J-2)(Tl-2,Tl-2)(-1)n~i Vy
( -1)( -2)!
( -1)P( j~2)(Tl-2,Tl-2)
( -1)!
( -1)P( j~2)(Tl-2,Tl-2)
(-1)2 dχi . di y (-1)n-j? dxJ
+
( -1)!
. di y (-1)n-j? dxJ
( Tl-1)P( n-2)(Tl-2,Tl-2)
n-l
=∑
J=2
( Tl-1)!
diy
- n-n__i
(-1)
( -1)P( j-2)(Tl-2,Tl-2)
( -1)!
. di y (-1)n-j? dxJ
+
P( n-l)(Tl-1,Tl-1)dny
Kembali ke (4.9)
( Tl-1)! dxn
n Is
∑ tkd y ak dv
n
k
=∑ <v* 1 ∑ k=l j=l
P(j-i)( k-1, ( -1)!
k-1)
(-1)k-i — ( 1)
^p( J-i)( k-1,k-1)
= ∑ ∑ (( -11),! 1)
= (-1)
∑∑ (J-T)(k-1,k-1)
(( -11),! 1)
= (-1)
Terbukti benar.
n-l 1∑ tn La
( Tl-1)P(j-i)(Tl-2,Tl-2)
1
( -1)!
P(j-i)(Tl-2,Tl-2) ( -1)!
(-1)n-j_L
( 1)
. 1 dj+1y
(-1)n-J-I---_L
(-1)
(
∑
( Tl-1)P(i~1 )(Tl-2,Tl-2) ( -1)!
(-1)n-j
+ ∑P( )( 2-2,Tl -2)(-1)n-j-1
dx]+∑ ( -1)! (-1)
J=T
d>»y
)
Teorema Superposisi
Jika f= adalah solusi dari n
∑ 9if ( ' )=ℎ
I = O
dan f= adalah solusi dari n
∑ 9if ( ‘ )=ℎ 2
1 = 0
maka f= +f2 adalah solusi dari
n
∑ 9if ( ‘ )=ℎ1 +ℎ2
1 = 0
Bukti:
⟺∑9ifι( 1 )+∑9i⅛( 1 )=ℎ1 +ℎ2
n
⟺∑Pif( ‘ )=ℎ1+ℎ 2
1 = 0
Terbukti.
Teorema 1
Diberikan persamaan diferensial Cauchy–Euler nonhomogen dengan ruas kanan adalah suatu logaritma, yaitu n
⟺ a0rx+(∑ai (i-1)!(-1)i Ir +S)=bx
Diperoleh:
a0rx = b
⟺ =
αo
Akibatnya
n
∑ ai (i-1)!(-1)I Ir +S=0
1=1
∑ aitly(i)=b ln(ct)
(4.10)
Bukti:
Pertama persamaan 4.10 dipecah menjadi:
(∑ aitly(i))+a0y = ln(ct) I
(4.11)
Misalkan X =lnCt dan berdasarkan teorema penjumlahan turunan orde ke–k, persamaan (4.11) dapat ditransformasi menjadi
-
1, i-1)
( -1)!
=
-
-
Solusinya berupa
Terbukti.
Teorema 2
Berikut
-
akan diuraikan persamaan
+ ao y =
Bentuk di atas adalah diferensial nonhomogen
(4.12) bentuk persamaan dengan ruas kanan
diferensial Cauchy–Euler yang berisi logaritma natural dan merupakan masalah inti yang ingin dijawab. Diberikan persamaan diferensial Cauchy–Euler berbentuk
berbentuk polynomial sehingga solusinya dapat dibentuk menjadi bentuk polynomial, yaitu: y= +s
dy
=
dx
dJy
=0,j=2,3,⋯,n
dx1
Dengan mensubstitusikan solusi bentuk polinomial dan turunannya ke dalam persamaan (4.12) maka diperoleh:
∑ aitly( 1 )=∑bJ ln(Cjt)
Dengan solusi khusus
yP =∑ lnCjt
- 1 (∑ 4' )(∑«t(-1) “ ( ' -1)!)
n / ∑(
I=I x
aiP (i-1,i-1)
0!
(-1)I Ir+0)
+ «0 (rx +s)=bx n
⟺∑at (i-1)!(-1)I Ir + a0rx +s=
Akan dibuktian rumus di atas Bukti:
∑ aitly( 1 )=∑bJ ln(Cjt)
7o = ln(cot)- „2 ∑ ai(-1) i-ι (i-1)!
ao ao γ~!
n
∑ aitly(l) = bi ln(Cy t) memiliki solusi
i=o
b1 \ b± V
yi = ln(Cy t)-4∑ ai(-1) i—i (i-1)!
ao aO ^1
n
∑ aitly(1) = b-rn ln(Cjyy ) memiliki solusi
n
ym = ln(cmt)- ∑ at(-1)t-i (i-1)!
ao αo
Menurut prinsip superposisi akan membentuk
Contoh kasus:
-
1. Tentukan solusi khusus dari 2t2y"+7tyr + 10y=3ln2t.
-
2. Tentukan solusi khusus dari 3Cyrrr + 6t2yrr+5ty,+9y=2ln5t+ 7ln3t-11ln7t.
Solusi dari kasus yang diberikan adalah sebagai berikut :
1. Diketahui 2t2yrr+7ty'+10y=3ln2t
aO =10 a1=7 «2 =2 b=3 c=2
Sehingga solusi khususnya berupa
m
∑
r ln(Cjt )
j=o 0
Vv = + Vi +⋯Vm
( T ln(C01)-⅛ ∑ al (-1) :-l ( i - 1)!)
ξ⅝ ^o 4 /
(
- ln(Cy t)-⅞ ∑ ai (-1) t-i (i-1)!
®o ⅝ ^zt
ai(-1) (i-1)!)
1
= ln(ct)--(b)(a1(-1) 1-1(1-1)!
«o «0
+ «2 (-1) 2-1(2-1)!)
+⋯
=+(bm ln(Cτ∏t)- ∑ ai(-1)^1 ( i
∖^0 ^o ~^
- 1)!)
=∑ ⅛ ln(Cjt )
=- 1 (∑⅛)(∑ (-1) ( ;
- 1)!)
Jadi solusi khusus yang diberikan terbukti benar.
Berikut ini teorema 1 dan teorema 2 digunakan untuk menyelesaikan persamaan
3
=10ln(2 ')
1
=- ∙3(7∙1∙1+2(-1)∙1)
10 z
31
=10ln2 ' -100∙3(7-2)
3
10ln2 ' -
15
100
(4.14)
2. Diketahui 3t3yrrr+6t2yrr+5ty'+9 =
2ln5t+7ln3t-11ln7t
cLq =9 CCy =5 bo =2 bi=7
Cq =5 =3
¾ =6 b2 =-11
C2 =7
a3 =3
Sehingga solusi khususnya berupa
diferensial Cauchy-Euler pada dua kasus yang sebelumnya telah diselesaikan dengan metode biasa.
Untuk pembuktian solusi khusus baru yang telah dibentuk maka solusi khusus tersebut diterapkan pada contoh kasus yang telah diberikan sebelumnya.
=(h ln(c0t)+h. ln(Cy t)+— ln(c2t)
=+ ln(c3^))-—(bo + bi + b2 )
=∙(a1(-1) 1-1(1-1)!
=+α2 (-1) 2-1(2-1)!
=+a3 (-1) 3-1(3-1)!)
=( ln(5t)+ ln(3t)-9ln(7t)
01
=+ ln(0t))- (2+7-11)
=∙(5(1)1+6(-1)∙1+3∙1∙2) 27
= ln5t+ ln3 t
11 10
=- ln7t + (4.15)
Diperoleh bahwa solusi khusus yaitu persamaan (4.1) sama dengan (4.14) dan persamaan (4.8) sama dengan (4.15). Jadi terbukti bahwa solusi khusus baru sama dengan solusi khusus yang diperoleh dengan cara biasa.
-
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan, berikut diberikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan penelitian.
Kesimpulan
Solusi khusus yang diperoleh pada penelitian ini mampu menyelesaikan persamaan diferensial Cauchy–Euler yang ruas kanannya berbentuk logaritma. Solusi tersebut sudah dibuktikan dan sama dengan solusi yang diperoleh dengan menggunakan langkah biasa. Keunggulan solusi baru ini adalah bentuknya yang lebih sederhana dan lebih cepat daripada solusi khusus dengan langkah biasa.
Saran
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, penulis sudah melakukan perhitungan abstrak untuk mencari dan membuktikan solusi yang diinginkan serta hasilnya sudah teruji. Disarankan untuk penelitian selanjutnya yaitu dengan mengambangkan bentuk logaritma natural agar lebih kompleks seperti perpangkatan pada logaritma natural.
DAFTAR PUSTAKA
Batiha, K. & Batiha, B., 2011. A Reliable Algorithm For Solving Cauchy-Euler Differential Equation. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 5(11), pp. 2161-2169.
Chapra, S. C. & Canale, R. P., 2015. Numerical Methods for Engineers. 7 ed. New York: McGraw-Hill Education.
Dev, K. & Gleiser, M., 2002. Anisotropic Stars: Exact Solutions. General Relativity and Gravitation, 34(11), pp. 1793-1818.
Edwards, C. H. & Penney, D. E., 2008.
Elementary Differential Equations. 6 ed. New Jersey: Pearson Education.
KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]
Available at: https://kbbi.kemdikbud.go.id/ [Accessed 25 April 2019].
Oxford, 2019. Oxford English Dictionary. [Online]
Available at:
https://en.oxforddictionaries.com/ [Accessed 27 April 2019].
Sabuwala, A. H. & Leon, D. D., 2011.
Particular Solution To The Euler–Cauchy Equation With Polynomial Non– Homogeneities. Discrete And Continuous Dynamical Systems, pp. 1271-1278.
Wright, C., 1990. Wittgenstein on
Mathematical Proof. Royal Institute of Philosophy Supplement, Volume 28, pp. 79-99.
133
Discussion and feedback