E-Jurnal Matematika Vol. 12(3), Agustus 2023, pp. 216-226

DOI: https://doi.org/10.24843/MTK.2023.v12.i03.p422

ISSN: 2303-1751

ANALISIS PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE NAWAZ ENSCORE HAM (NEH) DAN HEURISTIC POUR DALAM MEMINIMUMKAN TOTAL WAKTU PRODUKSI

Rosa Azizah Damayanti, Ni Ketut Tari Tastrawati2, Kartika Sari3

1ProgramStudiMatematika, Fakultas MIPA–Universitas Udayana [Email: [email protected]]

2ProgramStudiMatematika, Fakultas MIPA–Universitas Udayana [Email: [email protected]]

3ProgramStudiMatematika, Fakultas MIPA–Universitas Udayana [Email:[email protected]] §Corresponding Author

ABSTRACT

Competition in the industrial world is getting tougher, requiring companies to have the right strategy and planning in every production activity. CV. Puspa is a company engaged in rice production. CV. Puspa uses the First Come First Serve (FCFS) method in scheduling every job that comes. This research aims to minimize the total production time using the Nawaz Enscore Ham (NEH) and Heuristic Pour methods at CV. Puspa. The data used is quantitative data, namely data on the processing time for rice production during January 2021. Based on the results of a comparison of the total completion time with the efficiency index parameter, the NEH method shows better performance compared to the FCFS and Heuristic Pour methods as on January 19, 2021. Meanwhile, based on the results of hypothesis testing with the F test, it shows that the FCFS, NEH and Heuristic methods Pour has the same efficiency. Thus, in general the results of scheduling for January 2021 using the NEH method do not have significant an influence on the production scheduling used by CV. Puspa.

Keywords: Production Scheduling, Nawaz Enscore Ham Method, Heuristic Pour Method, Total Completion Time, Rice Production.

  • 1.    PENDAHULUAN

Persaingan dunia industri yang semakin ketat, menuntut perusahaan untuk dapat memiliki strategi dan perencanaan yang tepat dalam melakukan setiap aktivitas produksi. Persaingan yang ketat membuat perusahaan harus dapat memenuhi permintaan konsumen, baik dari segi kualitas, harga, dan ketepatan waktu pengiriman. Pada kenyataannya, sering kali terjadi keterlambatan waktu pengiriman karena adanya penumpukan pekerjaan pada proses produksi. Oleh karena itu, diperlukan penjadwalan produksi dalam mengambil keputusan sebagai upaya untuk mengurangi waktu tunggu setiap mesin agar waktu proses produksi menjadi lebih efisien. Terdapat 2 tipe penjadwalan produksi yaitu flow shop dan job shop (Khrisman et al., 2016).

Beberapa penelitian sebelumnya yang membahas tentang penjadwalan produksi diantaranya adalah penelitian mengenai penjadwalan produksi menggunakan metode CDS, Gupta, dan Heuristic Pour yang

menunjukkan bahwa metode Heuristic Pour memiliki total waktu penyelesaian produksi lebih efisien dibandingkan dengan metode CDS dan Gupta (Haryanto, 2006). Selain itu, terdapat penelitian Martin (2015) yang membahas penjadwalan menggunakan metode CDS, NEH dan Palmer, pada penelitian tersebut metode NEH memiliki total waktu penyelesaian yang lebih kecil dibandingkan metode CDS dan Palmer. Kemudian, Hana (2018) membahas penjadwalan menggunakan metode CDS, NEH dan Gupta di PT. Trafoindo Prima Perkasa, pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode NEH memiliki total waktu penyelesaian yang lebih efisien daripada metode CDS dan Gupta.

Selanjutnya, Antari (2021) melakukan penjadwalan produksi menggunakan metode CDS dan Dannenbring di CV. Puspa, pada penelitian tersebut menujukkan bahwa metode CDS lebih efisien dibandingkan Dannenbring. CV. Puspa merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang produksi beras.

Proses produksinya termasuk ke dalam tipe flow shop dan menggunakan metode First Come First Serve (FCFS) untuk menjadwalkan job-job yang datang. Pada penelitian-penelitian terdahulu yang telah dibahas, terdapat dua metode yang efisien untuk digunakan yaitu metode NEH dan Heuristic Pour. Dengan adanya metode penjadwalan produksi yang efisien, diharapkan dapat mengurangi penumpukan pekerjaan pada setiap proses produksi. Berdasarkan hal ini, maka peneliti ingin melakukan penjadwalan produksi menggunakan metode NEH dan Heuristic Pour untuk meminimumkan total waktu produksi di CV. Puspa.

Metode NEH merupakan metode yang dikembangkan pada tahun 1983 oleh Nawaz, Enscore dan Ham. Nawaz, Enscore dan Ham mengusulkan bahwa pekerjaan yang memiliki total waktu proses yang lebih besar seharusnya diberikan prioritas daripada pekerjaan dengan total waktu proses yang lebih kecil (Muharni et al., 2019). Proses perhitungan dengan menggunakan metode NEH dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah pertama

  • 1.    Menjumlahkan waktu proses pada masing-masing pekerjaan (job).

  • 2.    Membuat “Daftar Pengurutan Job” dimana job-job diurutkan secara decrease yaitu berdasarkan total waktu proses pada job kei dari yang terbesar sampai yang terkecil.

Langkah kedua

  • 1.    Pada iterasi 1, set k = 2 (k = banyaknya job yang dipilih).

  • 2.    Memilih 2 job yang berada di urutan pertama dan kedua dalam Daftar Pengurutan job.

  • 3.    Membuat semua alternatif calon urutan parsial baru dari 2 job yang dipilih pada tahap 2.

  • 4.    Menghitung nilai makespan parsial dari calon urutan parsial yang diperoleh pada tahap tiga.

  • 5.    Memilih calon urutan parsial baru yang mempunyai nilai makespan paling kecil. Apabila calon urutan parsial baru tersebut mempunyai nilai makespan yang sama, maka dapat menghitung mean flow time parsial dari masing-masing calon urutan parsial dan memilih mean flow time parsial yang lebih kecil.

Rumus dalam menghitung mean flow time yaitu:

τnj

p   ∑m   i=1 n

}~1 m

i. = 1,2,3, ...,n j = 1,2,3, ...,m

  • 6.    Menghapus job yang telah

    (1)

    dipilih


sebelumnya pada Daftar Pengurutan Job.

  • 7.    Mengamati apakah k = n? (n = total j'ob). Jika ya, dapat dilanjutkan ke langkah 4. Sedangkan jika tidak, maka dilanjutkan ke langkah 3.

Langkah ketiga

  • 1.    Pada iterasi 2, set k = k + 1

  • 2.    Memilih job yang berada pada urutan selanjutnya yaitu urutan ketiga pada Daftar Pengurutan Job.

  • 3.    Membuat calon urutan parsial baru sebanyak k + 1 dengan cara memasukkan job yang dipilih ke setiap slot (awal, tengah, akhir) pada calon urutan parsial yang terpilih sebelumnya.

Tahap empat sampai tujuh dilakukan dengan cara yang sama seperti pada langkah kedua tahap empat sampai tujuh.

Langkah keempat

  • 1.    Mengurutkan parsial baru sampai menjadi urutan terakhir

  • 2.    Berhenti

Selain itu, metode Heuristic Pour merupakan metode yang dikembangkan oleh Hamid Davoud Pour pada tahun 2001. Pada metode Heuristic Pour, penentuan prioritas pengerjaan job berdasarkan pada pendekatan kombinasi. Metode Heuristic Pour mengasumsikan bahwa setiap job diproses secara independent dan terpisah pada setiap mesin. Langkah-langkah dalam melakukan perhitungan dengan menggunakan metode Heuristic Pour, yaitu:

  • 1.    Memilih salah satu job untuk dijadikan urutan pertama sementara dalam urutan pengerjaan, misalnya dipilih job 1, maka waktu proses pada job 1 di seluruh mesin dianggap nol.

  • 2.    Memilih waktu proses paling kecil pada setiap mesin.

  • 3.    Melakukan penambahan waktu proses (completion time) secara kumulatif di tiap-tiap Ptj berdasarkan increasing processing time (dari waktu yang terkecil hingga yang terbesar) pada setiap mesin.

  • 4.    Menghitung sum of completion time (∑Ci) pada job ke-i.

  • 5.    Mengurutkan ∑Ct berdasarkan aturan increasing order (pengurutan dari yang terkecil hingga yang terbesar) untuk

ditempatkan pada urutan setelah job yang telah terpilih (job 1).

  • 6.    Menghitung nilai makespan setelah diperoleh urutan sementara.

  • 7.    Menggunakan job-job yang belum terpilih sebagai urutan pertama sementara pada urutan pengerjaan selanjutnya. Kemudian, lakukan seperti pada langkah 1-6.

  • 8.    Membuat Daftar Pengurutan untuk Penentuan Posisi Pertama berdasarkan hasil pada langkah-langkah sebelumnya. Kemudian, dipilih urutan pengerjaan dengan makespan terkecil.

  • 9.    Mengulangi langkah 1-8 pada job yang akan menempati posisi berikutnya.

  • 2.    METODE PENELITIAN

    • 2.1    Jenis Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari penelitian Antari (2021). Data tersebut merupakan data kuantitatif berupa data waktu proses pengerjaan produksi beras dari setiap mesin per hari pada bulan Januari 2021 di CV. Puspa. Berikut merupakan data waktu proses pengerjaan job tanggal 2 Januari 2021 yang secara terinci disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Waktu Proses Pengerjaan Job Di Setiap Mesin (jam)

Waktu Proses Tanggal 2 Januari 2021

Mesin

J1

J2

J3

J4

J5

J6

J7

J8

M1

0,305

0,481

2,759

0,436

0,941

0,191

0,176

1,158

M2

0,413

0,633

3,515

0,554

1,158

0,252

0,223

1,483

M3

0,205

0,31

1,721

0,271

0,562

0,122

0,109

0,72

M4

0,412

0,633

3,518

0,556

1,155

0,252

0,224

1,477

M5

0,414

0,632

3,516

0,556

1,157

0,251

0,223

1,483

M6

0,412

0,634

3,527

0,556

1,156

0,253

0,224

1,484

M7

2,52

2,633

8,546

1,199

2,799

1,586

0,948

3,586

Keterangan job:

J1 = Joged 5 Kg

J2 = Joged 10 Kg

J3 = Joged 25 Kg

J4 = Polos 24 Kg

J5 = Polos 25 Kg

J6 = Rajawali 5 Kg

J7 = Rajawali 10 Kg

J8 = Rajawali 25 Kg

Keterangan Mesin: M1 = Ayakan I M2 = Pecah Kulit M3 = Ayakan II M4 = Poles I M5 = Poles II M6 = Poles III

M7 = Pengepakan


  • 2.2    Teknik Analisis Data

Langkah-langkah untuk menganalisis data dengan menggunakan metode NEH dan Heuristic Pour dalam menentukan total waktu penyelesaian produksi yang minimum, yaitu: 1. Mengumpulkan data yang diperoleh dari penelitian Antari (2021).

  • 2.    Menghitung  total  waktu  penyelesaian

dengan menggunakan metode FCFS.

  • 3.    Menghitung  total  waktu  penyelesaian

dengan menggunakan metode NEH.

  • 4.    Menghitung total waktu penyelesaian menggunakan metode Heuristic Pour.

  • 5.  Menghitung Efficiency Index (EI).

  • 6.  Melakukan statistic uji F.

  • 7.  Interpretasi hasil.

  • 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    • 3.1 Perhitungan Menggunakan  Metode

FCFS

Perusahaan CV. Puspa menggunakan metode First Come First Serve (FCFS)

dalam menjadwalkan setiap job berdasarkan job yang pertama kali datang. Berdasarkan data pada tanggal 2 Januari 2021, job yang pertama kali datang dapat diurutkan menjadi J6 – J7 – J8 – J1 – J2 – J3 – J4 – J5. Berdasarkan urutan tersebut dapat dilakukan perhitungan makespan seperti disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Perhitungan Makespan Menggunakan Metode FCFS

Mesin

Waktu

J6

J7

J8

J1

J2

J3

J4

J5

M1

Mulai (jam ke-)

0,00

0,191

0,367

1,525

1,83

2,311

5,07

5,506

Selesai (jam ke-)

0,191

0,367

1,525

1,83

2,311

5,07

5,506

6,447

M2

Mulai (jam ke-)

0,191

0,443

1,525

3,008

3,421

5,07

8,585

9,139

Selesai (jam ke-)

0,443

0,666

3,008

3,421

4,054

8,585

9,139

10,297

M3

Mulai (jam ke-)

0,443

0,666

3,008

3,728

4,054

8,585

10,306

10,577

Selesai (jam ke-)

0,565

0,775

3,728

3,933

4,364

10,306

10,577

11,139

M4

Mulai (jam ke-)

0,565

0,817

3,728

5,205

5,617

10,306

13,824

14,38

Selesai (jam ke-)

0,817

1,041

5,205

5,617

6,25

13,824

14,38

15,535

M5

Mulai (jam ke-)

0,817

1,068

5,205

6,688

7,102

13,824

17,34

17,896

Selesai (jam ke-)

1,068

1,291

6,688

7,102

7,734

17,34

17,896

19,053

M6

Mulai (jam ke-)

1,068

1,321

6,688

8,172

8,584

17,34

20,867

21,423

Selesai (jam ke-)

1,321

1,545

8,172

8,584

9,218

20,867

21,423

22,579

M7

Mulai (jam ke-)

1,321

2,907

8,172

11,758

14,278

20,867

29,413

30,612

Selesai (jam ke-)

2,907

3,855

11,758

14,278

16,911

29,413

30,612

33,411

  • 3.2    Perhitungan Menggunakan Metode Nawaz Enscore Ham (NEH)

Langkah-langkah metode Nawaz Enscore

Ham (NEH) sebagai berikut:

Langkah Pertama

  • 1.    Berdasarkan data Tabel 1, diperoleh total waktu untuk job ke-1 (Pi) sebagai berikut:

    P1 = 4,681 jam

    P2 = 5,956 jam

    P3 = 27,102 jam

    P4 = 4,128 jam

    2. Berdasarkan hasil


P5 = 8,928 jam

P6 = 2,907 jam

P7 = 2,127 jam

P8 =11,391 jam perhitungan pada tahap

satu diperoleh Daftar Pengurutan job seperti disajikan pada Tabel 3.

Tabel 4. Perhitungan Makespan J3 – J8

Mesin

Waktu

J3

J8

M1

Mulai (jam ke-)

0,00

2,759

Selesai (jam ke-)

2,759

3,917

M2

Mulai (jam ke-)

2,759

6,274

Selesai (jam ke-)

6,274

7,757

M3

Mulai (jam ke-)

6,274

7,995

Selesai (jam ke-)

7,995

8,715

M4

Mulai (jam ke-)

7,995

11,513

Selesai (jam ke-)

11,513

12,99

M5

Mulai (jam ke-)

11,513

15,029

Selesai (jam ke-)

15,029

16,512

M6

Mulai (jam ke-)

15,029

18,556

Selesai (jam ke-)

18,556

20,04

M7

Mulai (jam ke-)

18,556

27,102

Selesai (jam ke-)

27,102

30,688


Tabel 3. Daftar Pengurutan Job

No.

Job

Total waktu proses (jam)

1

J3

27,102

2

J8

11,391

3

J5

8,928

4

J2

5,956

5

J1

4,681

6

J4

4,128

7

J6

2,907

8

J7

2,127

Langkah kedua

  • 1.    Pada iterasi 1, set k = 2 (k = banyaknya job yang dipilih)

  • 2.    Berdasarkan Tabel 3 pada kasus ini dipilih J3 dan J8.

  • 3.  Semua alternatif  calon urutan parsial

barunya adalah J3 – J8 dan J8 – J3.

  • 4.  Menghitung nilai makespan parsial dari

calon urutan parsial J3 – J8 dan J8 – J3.

Tabel 5. Perhitungan Makespan J8 – J3

Mesin

Waktu

J8

J3

M1

Mulai (jam ke-)

0,00

1,158

Selesai (jam ke-)

1,158

3,917

M2

Mulai (jam ke-)

1,158

3,917

Selesai (jam ke-)

2,641

7,432

M3

Mulai (jam ke-)

2,641

7,432

Selesai (jam ke-)

3,361

9,153

M4

Mulai (jam ke-)

3,361

9,153

Selesai (jam ke-)

4,838

12,671

M5

Mulai (jam ke-)

4,838

12,671

Selesai (jam ke-)

6,321

16,187

M6

Mulai (jam ke-)

6,321

16,187

Selesai (jam ke-)

7,805

19,714

M7

Mulai (jam ke-)

7,805

19,714

Selesai (jam ke-)

11,391

28,26

  • 5.    Hasil perhitungan makespan parsial pada Tabel 4 dan Tabel 5 berdasarkan data Tabel 1 secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 6.

DOI: https://doi.org/10.24843/MTK.2023.v12.i03.p422

Tabel 6. Rekapitulasi Perhitungan Makespan Parsial Iterasi ke-1

No.

Calon urutan

Makespan (jam)

1.

J3 – J8

30,688

2.

J8 – J3

28,26

Tabel 6 menunjukkan bahwa calon urutan yang dipilih adalah J8 – J3 karena menghasilkan makespan terkecil yaitu 28,26 jam.

  • 6.    Job yang dihapus pada kasus ini pada Tabel 3 adalah J3 dan J8.

  • 7.    Amati apakah k = n? (n = total job). Jobjob yang telah dipilih pada langkah kedua tahap dua dalam Tabel 3 adalah J3 dan J8 maka banyaknya k = 2. Sedangkan, total job (n) sebanyak 8. Dengan demikian, kn sehingga dapat dilanjutkan ke langkah ketiga untuk melakukan iterasi ke-2.

Langkah ketiga

  • 1.    Pada iterasi 2, set k=k+1=2+1= 3.

  • 2.    Memilih job yang berada pada urutan selanjutnya yaitu urutan ketiga pada Daftar Pengurutan Job. Dengan demikian, pada kasus ini dipilih J5 pada Tabel 3.

  • 3.    Membuat calon urutan parsial baru sebanyak k + 1 dengan cara memasukkan job yang dipilih ke setiap slot (awal, tengah, akhir) pada calon urutan parsial yang terpilih sebelumnya. Pada langkah kedua tahap satu, banyaknya job yang dipilih sebanyak 2, maka k = 2. Dengan demikian, pada tahap ini banyaknya kemungkinan calon urutan parsial adalah sebanyak 3 karena ditambahkan dengan 1 job yang dipilih pada langkah ketiga tahap dua. Kemudian, urutan parsial yang terpilih pada Tabel 6 (J8 – J3) dibuat calon urutan parsial baru dengan memasukkan job yang dipilih pada langkah ketiga tahap dua (J5) di setiap slot. Dengan demikian,

terdapat tiga kemungkinan calon urutan parsial tersebut, yaitu:

  • 1)    J8 – J3 – J5

  • 2)    J8 – J5 – J3

  • 3)    J5 – J8 – J3

Selanjutnya, lakukan kembali tahap empat sampai tujuh seperti pada langkah kedua hingga ditemukan nilai makespan. Berikut rekapitulasi hasil perhitungan makespan parsial iterasi ke-2 yang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rekapitulasi perhitungan makespan parsial iterasi ke-2

No.

Urutan Job

Makespan (jam)

1

J8 – J3 – J5

31,059

2

J8 – J5 – J3

29,201

3

J5 – J8 – J3

29,201

Tabel 7 menunjukkan bahwa terdapat 2 urutan job yang mempunyai nilai makespan terkecil yang bernilai sama sebesar 29,201 jam. Oleh karena itu, perlu dihitung nilai mean flow time pada 2 urutan job tersebut. Sebagai ilustrasi, menghitung mean flow time urutan J8 – J5 – J3 seperti pada persamaan (1) sebagai berikut:

f1[1]+f1[2]+f1[3] + ^+f7[1]+f7[2]+f7[3]

1? =----------------3-----------------

7

1,158+2,099+4,858+^+11,391 + 14,19+29,201

_____________________________3___________________________

7

188,317

= —3—= 8,967 jam

Perhitungan mean flow time urutan J5 – J8 – J3 diperoleh 8,974 jam, sedangkan untuk menghitung nilai mean flow time urutan J5 – J8 – J3 juga dilakukan seperti cara yang sama. Berdasarkan hasil perhitungan penjadwalan produksi menggunakan metode NEH untuk iterasi selanjutnya secara lengkap disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Rekapitulasi Perhitungan Menggunakan Metode NEH

Iterasi ke-

Urutan Job

Total Waktu Penyelesaian (Jam)

Mean Flow Time

1

J3 – J8

30,688

-

J8 – J3

28,26

-

2

J8 – J3 – J5

31,059

-

J8 – J5 – J3

29,201

8,967

J5 – J8 – J3

29,201

8,464

3

J5 – J8 – J3 – J2

31,834

-

J5 – J8 – J2 – J3

29,682

8,262

J5 – J2 – J8 – J3

29,682

7,963

J2 – J5 – J8 – J3

29,682

7,317

4

J2 – J5 – J8 – J3 – J1

32,202

-

J2 – J5 – J8 – J1 – J3

29,987

7,410

J2 – J5 – J1 – J8 – J3

29,987

7,129

J2 – J1 – J5 – J8 – J3

29,987

6,750

J1 – J2 – J5 – J8 – J3

29,987

6,490

5

J1 – J2 – J5 – J8 – J3 – J4

31,186

-

J1 – J2 – J5 – J8 – J4 – J3

30,423

6,774

J1 – J2 – J5 – J4 – J8 – J3

30,423

6,528

J1 – J2 – J4 – J5 – J8 – J3

30,423

6,248

J1 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3

30,423

6,179

J4 – J1 – J2 – J5 – J8 – J3

30,423

6,325

6

J1 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3 – J6

32,009

-

J1 – J4 – J2 – J5 – J8 – J6 – J3

30,614

6,485

J1 – J4 – J2 – J5 – J6 – J8 – J3

30,614

6,246

J1 – J4 – J2 – J6 – J5 – J8 – J3

30,614

5,993

J1 – J4 – J6 – J2 – J5 – J8 – J3

30,614

5,914

J1 – J6 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3

30,614

5,857

J6 – J1 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3

30,614

5,666

7

J6 – J1 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3 – J7

31,562

-

J6 – J1 – J4 – J2 – J5 – J8 – J7 – J3

30,79

6,016

J6 – J1 – J4 – J2 – J5 – J7 – J8 – J3

30,79

5,792

J6 – J1 – J4 – J2 – J7 – J5 – J8 – J3

30,79

5,559

J6 – J1 – J4 – J7 – J2 – J5 – J8 – J3

30,79

5,476

J6 – J1 – J7 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3

30,79

5,411

J6 – J7 – J1 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3

30,79

5,329

J7 – J6 – J1 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3

30,79

5,290

Berdasarkan perhitungan pada Tabel 8, pada iterasi ke-7 diperoleh urutan pengerjaan yang memiliki total waktu penyelesaian dan mean flow time terkecil adalah urutan J7 – J6 – J1 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3 dengan total waktu penyelesaian 30,79 jam dan mean flow time sebesar 5,290 jam. Dengan demikian, urutan pengerjaan produksi beras yaitu Beras Rajawali 10 Kg – Beras Rajawali 5 Kg – Beras Joged 5 Kg – Beras Polos 24 Kg – Beras Joged 10 Kg – Beras Polos 25 Kg – Beras Rajawali 25 Kg – Beras Joged 25 Kg.

3.3 Perhitungan  Menggunakan  Metode

Heuristic Pour

Setelah melakukan penjadwalan produksi menggunakan metode NEH, kemudian juga dilakukan penjadwalan produksi menggunakan metode Heuristic Pour untuk mendapatkan total waktu penyelesaian dengan data yang sama yaitu data pada Tabel 1. Proses perhitungan dengan menggunakan metode Heuristic Pour dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memilih salah satu job untuk dijadikan urutan pertama sementara dalam urutan pengerjaan, misalnya dipilih J1, maka waktu proses pada J1 di seluruh mesin dianggap nol.

Tabel 9. Waktu Proses Saat J1 Sebagai Urutan Pertama Sementara

Mesin

J1

J2

J3

J4

J5

J6

J7

J8

M1

0

0,481

2,759

0,436

0,941

0,191

0,176

1,158

M2

0

0,633

3,515

0,554

1,158

0,252

0,223

1,483

M3

0

0,31

1,721

0,271

0,562

0,122

0,109

0,72

M4

0

0,633

3,518

0,556

1,155

0,252

0,224

1,477

M5

0

0,632

3,516

0,556

1,157

0,251

0,223

1,483

M6

0

0,634

3,527

0,556

1,156

0,253

0,224

1,484

M7

0

2,633

8,546

1,199

2,799

1,586

0,948

3,586

  • 2.    Memilih waktu proses paling kecil pada          terbesar) pada setiap mesin, secara rinci

setiap mesin.                                         disajikan pada Tabel 10.

Ml = 0,176        M5 = 0,223               4. Menghitung sum of completion time (∑Ci)

M2 = 0,223        M6 = 0,224                   pada job ke-i.

M3 = 0,109       M7 = 0,948                 ∑C1 = 0          ∑C5 = 24,046

M4 = 0,224                                    ∑C2 = 15,118     ∑C6 = 6,233

  • 3. Melakukan penambahan waktu  proses         ∑C3 = 62,539     ∑C7 = 2,127

(completion time) secara kumulatif di tiap-          ∑C4 = 7,576       ∑C8 = 35,437

tiap PiJ berdasarkan increasing processing time (dari waktu yang terkecil hingga yang

Tabel 10. Perhitungan Penambahan Waktu Proses

Mesin

J1

J2

J3

J4

J5

J6

J7

J8

M1

0

1,284

6,142

0,803

2,225

0,367

0,176

3,383

M2

0

1,662

7,818

1,029

2,82

0,475

0,223

4,303

M3

0

0,812

3,815

0,502

1,374

0,231

0,109

2,099

M4

0

1,665

7,815

1,032

2,82

0,476

0,224

4,297

M5

0

1,662

7,818

1,03

2,819

0,474

0,223

4,302

M6

0

1,667

7,834

1,033

2,823

0,477

0,224

4,307

M7

0

6,366

21,297

2,147

9,165

3,733

0,948

12,751

Tabel 11. Perhitungan Makespan Saat J1 Sebagai Urutan Pertama Sementara

Mesin

Waktu

J1

J7

J6

J4

J2

J5

J8

J3

M1

Mulai (jam ke-)

0,00

0,305

0,481

0,672

1,108

1,589

2,53

3,688

Selesai (jam ke-)

0,305

0,481

0,672

1,108

1,589

2,53

3,688

6,447

M2

Mulai (jam ke-)

0,305

0,718

0,941

1,193

1,747

2,53

3,688

6,447

Selesai (jam ke-)

0,718

0,941

1,193

1,747

2,38

3,688

5,171

9,962

M3

Mulai (jam ke-)

0,718

0,941

1,193

1,747

2,38

3,688

5,171

9,962

Selesai (jam ke-)

0,923

1,05

1,315

2,018

2,69

4,25

5,891

11,683

M4

Mulai (jam ke-)

0,923

1,335

1,559

2,018

2,69

4,25

5,891

11,683

Selesai (jam ke-)

1,335

1,559

1,811

2,574

3,323

5,405

7,368

15,201

M5

Mulai (jam ke-)

1,335

1,749

1,972

2,574

3,323

5,405

7,368

15,201

Selesai (jam ke-)

1,749

1,972

2,223

3,13

3,955

6,562

8,851

18,717

M6

Mulai (jam ke-)

1,749

2,161

2,385

3,13

3,955

6,562

8,851

18,717

Selesai (jam ke-)

2,161

2,385

2,638

3,686

4,589

7,718

10,335

22,244

M7

Mulai (jam ke-)

2,161

4,681

5,629

7,215

8,414

11,047

13,846

22,244

Selesai (jam ke-)

4,681

5,629

7,215

8,414

11,047

13,846

17,432

30,79

7. Menggunakan job-job yang belum terpilih yaitu J2, J3, J4, J5, J6, J7 dan J8 sebagai urutan pertama sementara pada urutan pengerjaan selanjutnya hingga diperoleh nilai makespan. Apabila nilai makespan terkecil


bernilai sama maka data dihitung nilai mean flow time. Kemudian, lanjutkan ke langkah 8 yaitu membuat Daftar pengurutan untuk penentuan posisi pertama, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 12.


Tabel 12. Daftar Pengurutan untuk Penentuan Posisi Pertama

Selanjutnya, untuk penentuan posisi berikutnya, yaitu posisi kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam, ketujuh dan kedelapan


dilakukan dengan cara yang sama seperti langkah 1-6 hingga diperoleh daftar pengurutan yang secara terinci dapat dilihat pada Tabel 13.


No.

Job awal

Urutan Job

Makespan (jam)

Mean flow time

1.

J1

J1 – J7 – J6 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3

30,79

5,589

2.

J2

J2 – J7 – J6 – J4 – J1 – J5 – J8 – J3

30,79

6,016

3.

J3

J3 – J7 – J6 – J4 – J1 – J2 – J5 – J8

42,373

-

4.

J4

J4 – J7 – J6 – J1 – J2 – J5 – J8 – J3

30,79

5,775

5.

J5

J5 – J7 – J6 – J4 – J1 – J2 – J8 – J3

30,79

7,300

6.

J6

J6 – J7 – J1 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3

30,79

5,329

7.

J7

J7 – J6 – J4 – J1 – J2 – J5 – J8 – J3

30,79

5,332

8.

J8

J8 – J7 – J6 – J4 – J1 – J2 – J5 – J3

31,622

-

Tabel 13. Rekapitulasi Perhitungan Menggunakan Metode Heuristic Pour

Posisi ke-

Job awal

Urutan Job

Total Waktu

Penyelesaian (Jam)

Mean Flow Time

1

J1

J1 – J7 – J6 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3

30,790

5,589

J2

J2 – J7 – J6 – J4 – J1 – J5 – J8 – J3

30,790

6,016

J3

J3 – J7 – J6 – J4 – J1 – J2 – J5 – J8

42,373

-

J4

J4 – J7 – J6 – J1 – J2 – J5 – J8 – J3

30,790

5,775

J5

J5 – J7 – J6 – J4 – J1 – J2 – J8 – J3

30,790

7,300

J6

J6 – J7 – J1 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3

30,790

5,329

J7

J7 – J6 – J4 – J1 – J2 – J5 – J8 – J3

30,790

5,332

J8

J8 – J7 – J6 – J4 – J1 – J2 – J5 – J3

31,622

-

2

J1

J1 – J7 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3

30,599

5,776

J2

J2 – J7 – J1 – J4 – J5 – J8 – J3

30,599

6,166

J3

J3 – J7 – J1 – J4 – J2 – J5 – J8

40,787

-

J4

J4 – J7 – J1 – J2 – J5 – J8 – J3

30,599

5,948

J5

J5 – J7 – J1 – J4 – J2 – J8 – J3

30,599

7,373

J7

J7 – J1 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3

30,599

5,571

J8

J8 – J7 – J1 – J4 – J2 – J5 – J3

30,599

8,233

3

J1

J1 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3

30,423

6,179

J2

J2 – J1 – J4 – J5 – J8 – J3

30,423

6,505

J3

J3 – J1 – J4 – J2 – J5 – J8

39,839

-

J4

J4 – J1 – J2 – J5 – J8 – J3

30,423

6,325

J5

J5 – J1 – J4 – J2 – J8 – J3

30,423

7,608

J8

J8 – J1 – J4 – J2 – J5 – J3

30,423

8,421

4

J2

J2 – J4 – J5 – J8 – J3

30,118

6,733

J3

J3 – J4 – J2 – J5 – J8

37,319

-

J4

J4 – J2 – J5 – J8 – J3

30,118

6,622

J5

J5 – J4 – J2 – J8 – J3

30,118

7,671

J8

J8 – J4 – J2 – J5 – J3

30,118

8,424

5

J2

J2 – J5 – J8 – J3

29,682

7,317

J3

J3 – J2 – J5 – J8

36,120

-

J5

J5 – J2 – J8 – J3

29,682

7,963

J8

J8 – J2 – J5 – J3

29,682

8,622

6

J3

J3 – J5 – J8

33,487

-

J5

J5 – J8 – J3

29,201

8,464

J8

J8 – J5 – J3

29,201

8,967

7

J3

J3 – J8

30,688

-

J8

J8 – J3

28,260

-

8

J3

J3

27,102

-

Urutan Job

J6 – J7 – J1 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3

30,790

-

Tabel 14. Perbandingan Terhadap Total Waktu Penyelesaian dan Efficiency Index (EI)

Tgl.

Total waktu penyelesaian (Jam)

Efficiency Index

Metode FCFS

Metode NEH

Metode Heuristic Pour

FCFS-NEH

FCFS-Heuristic Pour

NEH-Heuristic Pour

2

33,411

30,79

30,79

1.085

1.085

1

3

22,143

22,143

22,143

1

1

1

4

39,648

36,471

36,471

1.087

1.087

1

5

28,445

28,389

28,389

1,001

1,001

1

6

42,63

41,768

41,768

1.021

1.021

1

7

63,996

56,199

56,199

1.139

1.139

1

8

26,91

23,654

23,654

1.138

1.138

1

9

34,419

28,503

28,503

1.208

1.208

1

10

52,99

52,566

52,566

1.008

1.008

1

11

41,776

40,219

40,219

1.039

1.039

1

12

41,569

41,569

41,569

1

1

1

13

4,152

4,152

4,152

1

1

1

14

28,041

28,041

28,041

1

1

1

15

42,326

37,634

37,634

1.125

1.125

1

16

24,843

23,015

23,015

1.079

1.079

1

17

41,343

41,019

41,019

1.008

1.008

1

18

30,697

30,697

30,697

1

1

1

19

24,115

24,115

24,625

1

0.979

1.021

20

16,594

16,547

16,547

1.003

1.003

1

21

38,775

35,686

35,686

1.087

1.087

1

22

48,048

42,239

42,239

1.138

1.138

1

23

13,942

13,593

13,593

1.026

1.026

1

24

37,277

31,259

31,259

1.193

1.193

1

25

31,985

30,386

30,386

1.053

1.053

1

26

25,276

24,591

24,591

1.028

1.028

1

27

39,211

38,414

38,414

1.021

1.021

1

28

67,362

54,285

54,285

1.241

1.241

1

29

37,491

35,679

35,679

1.051

1.051

1

30

29,391

25,208

25,208

1.166

1.166

1

31

21,438

20,460

20,460

1.048

1.048

1

Tabel 15. Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji F

ANOVA

Waktu

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Metode Penjadwalan

111.076

2

55.538

.363

.697

Galat

13305.687

87

152.939

Total

13416.762

89

5. Mengurutkan ∑Ci berdasarkan aturan increasing order (pengurutan dari yang terkecil hingga yang terbesar) untuk ditempatkan pada urutan setelah job yang telah terpilih (J1). Berdasarkan hasil perhitungan     ∑ Ci diperoleh     urutan

sementara dari yang terkecil hingga terbesar


dengan J1 sebagai urutan pertama adalah J1 – J7 – J6 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3.

6. Menghitung nilai makespan setelah diperoleh urutan sementara dari langkah lima. Dengan demikian, perhitungan makespan saat J1 sebagai urutan pertama sementara dengan urutan J1 – J7 – J6 – J4 – J2 – J5 – J8 – J3 dapat dilihat pada Tabel 11.


  • 3.4 Menghitung Efficiency Index (EI)

Untuk membandingkan metode yang digunakan perusahaan (FCFS) dan metode usulan (NEH dan Heuristic Pour), maka dapat dibandingkan berdasarkan parameter Efficiency Index (EI). Sebagai ilustrasi dihitung EI untuk tanggal 2 Januari 2021. Rumus untuk menghitung EI yaitu:

  • 1.    Perbandingan antara metode FCFS dengan

NEH

ei = Cmax(FCFS) = 33,411 =       Niiai ei =

Cmax(NEH)   30,790

1,085 maka EI > 1 sehingga menunjukkan bahwa metode NEH memiliki performance yang lebih baik daripada metode FCFS.

  • 2.    Perbandingan antara metode FCFS dengan

Heuristic Pour

Ei = Cmaxfcfs) = 33,4iι = 1,085 Niiai

Cmax(H.P0Ur)   30,790

EI = 1,085 maka EI > 1 sehingga metode


Heuristic Pour juga memiliki performance yang lebih baik daripada metode FCFS.

  • 3.    Perbandingan antara metode NEH dengan Heuristic Pour


ei = Cmax(NEH) = 30,790 _ j Cmax(H.P0Ur)   30,790

Nilai EI = 1 maka menunjukkan bahwa


metode NEH dan Heuristic Pour memiliki


performance yang sama.

Selanjutnya, perhitungan untuk menentukan Efficiency Index (EI) pada seluruh pekerjaan pada bulan Januari 2021 dilakukan menggunakan rumus yang sama seperti pada pemaparan di atas. Hasil perhitungan Efficiency Index (EI) untuk seluruh pekerjaan pada tanggal 2 Januari 2021 sampai 31 Januari 2021 dapat dilihat pada Tabel 14.


  • 2.5 Uji F

Metode penjadwalan (metode FCFS, NEH dan Heuristic Pour) dipilih berdasarkan hasil dari statistik uji F. Berikut merupakan hipotesisnya:


  • 1)    H0: Ketiga metode mempunyai efisiensi yang sama

  • 2)    H1: Ketiga metode mempunyai efisiensi yang berbeda

Hasil uji F terangkum pada tabel ANOVA berikut:


Berdasarkan tabel anova berikut, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,697, jika dibandingkan dengan taraf nyata 5% menunjukan bahwa signifikansinya lebih

  • 3.5 Interpretasi Hasil

Hasil penjadwalan produksi tanggal 2 – 31 Januari 2021 menggunakan metode FCFS, NEH dan Heuristic Pour secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 14. Hasil penjadwalan dengan metode FCFS menunjukkan total waktu penyelesaian yang lebih besar daripada metode NEH dan Heuristic Pour dan pada Tabel 14 juga menunjukkan bahwa total waktu penyelesaian dengan metode NEH lebih kecil dibandingkan dengan Heuristic Pour, seperti pada tanggal 19 Januari 2021. Perbandingan hasil perhitungan antara metode NEH dan Heuristic Pour tanggal 19 Januari 2021 sebesar 24,115 jam:24,625 jam. Dengan demikian, pada pekerjaan tanggal 19 Januari 2021 total waktu penyelesaian produksi menggunakan metode NEH lebih cepat 0,51 jam dibandingkan dengan metode Heuristic Pour.

Kemudian, pada Tabel 14 diperoleh hasil perhitungan EI antara metode FCFS-NEH, FCFS-Heuristic Pour dan NEH-Heuristic Pour. Pada hasil perhitungan EI antara metode FCFS dan NEH menunjukkan bahwa nilai EI > 1 kecuali untuk tanggal 3, 12, 13, 14, 18 dan 19 Januari 2021 yaitu diperoleh EI = 1. Selanjutnya, hasil perhitungan EI antara metode FCFS dan Heuristic Pour menunjukan bahwa nilai EI > 1 kecuali untuk tanggal 3, 12, 13, 14, 18 Januari 2021 yaitu diperoleh EI = Idan EI < 1 pada tanggal 19 Januari 2021. Selain itu, juga terdapat hasil perhitungan EI antara metode NEH dan Heuristic Pour yang menunjukan

besar dari taraf nyata, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, yang berarti ketiga metode mempunyai efisiensi yang sama.

bahwa nilai EI > 1 pada tanggal 19 Januari yaitu sebesar 1,021 serta untuk tanggal lainnya memperoleh hasil yang sama.

Selain itu, berdasarkan hasil pengujian hipotesis H0 dan H1 dengan Uji F berdasarkan data pada Lampiran 6 menunjukkan bahwa H0 diterima yang berarti ketiga metode yaitu metode FCFS, NEH dan Heuristic Pour mempunyai efisiensi yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa penjadwalan produksi selama bulan Januari 2021 menggunakan metode NEH dan Heuristic Pour tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penjadwalan produksi yang digunakan oleh perusahaan (metode FCFS).

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum total waktu penyelesaian dari tanggal 2 Januari 2021 sampai 31 Januari 2021 dengan menggunakan metode NEH lebih kecil daripada menggunakan metode FCFS dan Heuristic Pour. Kemudian, berdasarkan perbandingan dengan parameter efficiency index, metode NEH juga menunjukkan performance yang lebih baik dibandingkan dengan metode FCFS dan Heuristic Pour seperti pada tanggal 19 Januari 2021. Akan tetapi, berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji F, menunjukkan bahwa metode FCFS, NEH dan Heuristic Pour mempunyai efisiensi yang sama.

Dengan demikian, secara umum berdasarkan hasil penjadwalan selama bulan Januari 2021 dengan metode NEH tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penjadwalan produksi yang digunakan oleh CV. Puspa.

DAFTAR PUSTAKA

Antari, N. K. D. P. (2021). Analisis Penjadwalan Produksi Menggunakan Metode Campbell Dudek Smith dan Dannenbring dalam Meminimumkan Total Waktu Produksi Beras.   Skripsi.   Universitas Udayana.

Denpasar.

Hana, A. (2018). Penjadwalan Pembebanan Mesin Untuk Pengerjaan Transformator Guna Meminimasi Makespan (Studi Kasus : PT. Trafoindo Prima Perkasa) [Universitas Mercu Buana. Jakarta]. Skripsi.

Haryanto, H. (2006). Usulan Perbaikan Sistem Penjadwalan Produksi N-Job M-Machine dengan Parameter Minimasi Makespan pada Pembuatan Kabel di PT. Furin Jaya Co, Ltd-Tangerang.   Skripsi.   Universitas Bina

Nusantara. Jakarta.

Khrisman, R., Febrianti, E., & Herlina, L.

(2016). Penjadwalan Produksi Flow Shop Menggunakan Metode Campbell Dudek Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH). Jurnal Ilmiah, Keilmuan Dan Penerapan Teknik Industri, 4(1), 91–96.

Martin, V. F. (2015). Perbandingan Algoritma Campbell Dudek Smith (CDS), Nawaz Enscore Ham (NEH) dan Palmer pada Penjadwalan Flowshop [Universitas Jember. Jember]. Skripsi.

Muharni, Y., Kulsum, & Utami, D. A. (2019). Usulan Penjadwalan Produksi Pipa Erw Menggunakan Metode Nawaz Enscore Ham Dan Genetic Algorithm. FLYWHEEL: Jurnal Teknik Mesin Untirta, 5(2), 29–38.

226