PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, TINGKAT PERTUMBUHAN PENJUALAN, PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI PERIODE 2004-2011

I Wayan Martha Mandana1 Luh Gede Sri Artini2

ABSTRAK

Keputusan mengenai struktur modal merupakan salah satu keputusan penting yang dibuat dalam manajemen keuangan. Struktur modal berkaitan dengan bentuk dan komposisi dana yang digunakan perusahaan. Guna penelitian ini untuk mempelajari struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan mempengaruhi struktur modal yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), Metode observasi non partisipan diadopsi dalam pengumpulan data dengan teknik analisis regresi linear berganda yang sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik untuk keakurasian hasil regresi linear berganda.Hasil uji mendiskripsikan struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh simultan signifikan terhadap struktur modal sebesar 94,8%. Variabel struktur aktiva dan profitabilitas mempunyai pengaruh signifikan parsial terhadap struktur modal, melainkan variabel tingkat pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan parsial. Ini membuktikan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali merupakan perusahaan yang berorientasi utama dengan keunggulan pelayanan prima dengan pembangunan infrastruktur penunjang pendistribusian listrik, sehingga keunggulan perusahaan untuk melistriki suatu kawasan semakin besar.

Kata Kunci : Struktur Aktiva, Tingkat Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Modal.

Abstract

Decisions regarding capital structure is one of the most important decisions made in financial management. Capital structure with regard to the shape and composition of the funds used by the company. To this research to study the structure of assets, the rate of sales growth, profitability and growth of the company influence the capital structure proxied by the Debt to Equity Ratio (DER), non-participant observation method was adopted in data collection by using multiple linear regression analysis previously performed classical assumption for the accuracy of the results of multiple linear regression.The test results describe the structure of assets, the rate of sales growth, profitability, and the simultaneous growth of the company has a significant influence on the capital structure of 94.8%. Variable asset structure and profitability have significant influence partially on capital structure, but rather a variable rate of sales growth and the growth of the company does not have a significant effect partially. This proves PT. PLN (Persero) Distribution of Bali is the main oriented company with excellent

service excellence by supporting infrastructure development of electricity distribution, so the advantages of the company to electrify an increasingly large area.

Keywords: Asset Structure, Growth Rate Sales, Profitability, Growth Company and Capital Structure.

Pendahuluan

PT. PLN (Persero) Distribusi Bali sebagai perusahaan yang mengelola distribusi tenaga listrik, tentunya memerlukan dana yang besar dalam pelaksanaan operasionalnya, sehingga mengharuskan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengelola usahannya guna mencapai laba serta mampu mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang harus diperhatikan dalam mengelola suatu perusahaan. Manajemen keuangan merupakan salah satu aktivitas penting dalam operasional, manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatan keuangan (Husnan, 2006:4). Keputusan yang berkaitan dengan keuangan perusahaan hendaknya diputuskan dengan pertimbangan yang baik, sebab hal tersebut akan mempengaruhi besar kecilnya biaya yang harus ditanggung perusahaan.

Martono dan Harjito, (2004:5) menyatakan bahwa keputusan pendanaan menyangkut keputusan mengenai bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan atau penetapan perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau lebih dikenal dengan struktur modal optimum. Menurut Riyanto (2011:209) secara umum manajer membuat keputusan pendanaan dengan dua cara yakni dengan pendanaan dari pihak internal (internal sources) dan pendanaan dari

pihak eksternal (external sources). Sumber dana internal (internal sources) merupakan dana yang dibentuk atau dihasilkan dari dalam perusahaan itu sendiri biasanya berupa laba ditahan dan penyusutan, sedangkan sumber dana external (external sources) adalah sumber dana yang berasal dari tambahan atau penyertaan modal pemilik atau emisi saham baru, penjualan obligasi, dan kredit dari bank.

Pengambilan keputusan pendanaan dalam perusahaan akan tercermin pada struktur modal perusahaan yang akan mempengaruhi proporsi utang dan modal sendiri yang digunakan perusahaan. Pada umumnya terdapat dua teori mengenai struktur modal yaitu, pecking order theory dan balancing theory (Husnan, 2006: 324). Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan cenderung mengutamakan dana internal daripada dana eksternal dalam hal sumber pendanaan. Perusahaan cenderung menggunakan dana internal dahulu, apabila tidak mencukupi maka perusahaan akan menggunakan utang (debt), daripada emisi saham perusahaan. Urutan penggunaan sumber dana tersebut adalah laba ditahan, utang, obligasi dan terakhir adalah penerbitan saham baru. Balancing Theory menyatakan bahwa penggunaan utang yang tinggi cenderung menjadikan nilai perusahaan lebih tinggi dibandingkan nilai perusahaan yang tidak menggunakan utang.

Amidu (2007) dalam baltic journal of management mendukung teori Brigham dengan menemukan bahwa faktor yang menentukan keputusan struktur modal yang optimal pada perusahaan di Ghana adalah profitabilitas, pajak perusahaan, pertumbuhan, struktur aktiva dan ukuran perusahaan. Shah and Khan (2007) dalam intenational review of bussiness research paper vol. 3. Penelitian dilakukan pada

perusahaan di Pakistan periode 1994-2002. Peneliti menyatakan bahwa struktur modal dipengaruhi oleh profitabilitas, struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan perusahaan. Lebih lanjut melihat penelitian-penelitian yang telah dilakukan dimana struktur modal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain profitabilitas, struktur aktiva, pajak, risiko, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, pertumbuhan penjualan, kepemilikan saham institusional dan pertumbuhan aktiva. Pada penelitian ini menggunakan empat variabel yaitu struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan.

Sogorb, 2003 menyatakan bahwa struktur aktiva merupakan salah satu faktor yang menentukan struktur modal suatu perusahaan. Struktur aktiva berhubungan dengan jumlah aktiva yang dapat dijadikan anggunan oleh perusahaan. Struktur aktiva dalam pecking order theory, memiliki hubungan yang positif terhadap struktur modal sesuai hasil Shah and Khan (2007) serta Darmayanti dan Fernita dalam matrik, jurnal manajemen, strategi bisnis volume 6 tahun 2012.

Brigham dan Houston (2009:39) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman serta menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Pendanaan internal tidak akan cukup memenuhi kebutuhan dana perusahaan apabila perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi (pesat). Apabila pendanaan dari luar perusahaan dibutuhkan, perusahaan akan cenderung menggunakan utang daripada modal sendiri, sesuai dengan pecking order theory. Pertumbuhan penjualan memiliki hubungan yang

positif terhadap struktur modal sesuai hasil Ramlall (2009) dalam international reaserch journal of finance and economics-issue31, vol 4.

Profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur modal dalam perusahaan sesuai hasil penelitian Ahmed (2010), Abor (2009), Nurrohim (2008), dan Sogorb (2003). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan Return on assets (ROA), dikarenakan ROA mencerminkan tingkat pengembalian dari modal yang diinvestasikan oleh perusahaan dalam keseluruhan aktiva. Semakin tinggi nilai ROA maka laba yang dihasilkan akan semakin tinggi sehingga semakin banyak kas internal yang dimiliki sebaliknya kebutuhan akan dana eksternal akan berkurang. Berdasarkan pemaparan tersebut maka profitabilitas memiliki hubungan yang negatif terhadap struktur modal sesuai hasil Yoga (2010) dalam akmenika UPY volume 5. Nanok (2008), serta Elim dan Yusfarita (2010) menemukan hasil bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur.

Pertumbuhan perusahaan (Growth) yang tinggi mengidikasikan bahwa perusahaan cenderung mengunakan utang yang kecil. Terdapat dua sinyal pertumbuhan perusahaan berdasarkan hipotesis pecking order theory, yaitu sinyal positif dan sinyal negatif. Sinyal negatif dimana perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan cenderung menjaga dan mempertahankan rasio utang pada level yang rendah. Sinyal positif adalah sinyal dimana perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi akan melakukan ekspansi dengan cara menggunakan utang.

Struktur Modal dalam penelitian ini diproksikan dengan debt to equity ratio (DER). Rasio ini merupakan persentase total utang terhadap total modal sendiri yang dimiliki perusahaan yang dapat digunakan untuk mengukur proporsi utang dalam satu perusahaan.

Mengacu masalah yang telah dijabarkan, tujuan dari penelitian ini yang hendak dicapai adalah 1)Apakah struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal pada PT. PLN (Persero) Distribusi Bali periode 2004-2011?; 2) Apakah struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal pada PT. PLN (Persero) Distribusi Bali periode 2004-2011?

Melalui pemahan teori dan penelitian sebelumnya sebagai acuan hipotesis yang dapat di ajukan adalah

H1: Struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal PT. PLN (Persero) Distribusi Bali periode 2004-2011.

H2: Struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal PT. PLN (Persero) Distribusi Bali periode 2004-2011.

METODE PENELITIAN

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non perilaku yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap catatan-catatan dan laporan-laporan yang berkaitan dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati atau dalam pembuatan laporan tersebut. Periode pengamatan penelitian ini meliputi kurun waktu tahun 2004 sampai dengan tahun 2011.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Diskripsi variabel penelitian

Melalui laporan keuangan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali periode 2004-2011 yang telah diolah, maka didapat variabel-variabel yang akan dianalisis dan dijadikan input pada model regresi seperti berikut.

Tabel Struktur Modal, Struktur Aktiva, Tingkat Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Perusahan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali periode 2004-2011 (dalam persentase)

Tahun

Struktur

Modal (DER) dalam persen

Struktur

Aktiva dalam persen

Tingkat Pertumbuhan

Penjualan dalam persen

Profitabilitas dalam persen

Pertumbuhan Perusahaan dalam persen

Y

X1

X2

X3

X4

2004

10.86

93.20

19.32

7.95

2.71

2005

13.96

94.27

11.80

-1.39

13.07

2006

12.68

92.92

13.13

18.82

4.09

2007

12.91

92.46

13.41

15.07

9.25

2008

14.60

92.73

16.69

43.29

7.29

2009

13.07

92.74

13.13

18.82

9.25

2010         13.07           92.74           17.08           28.88

5.02

2011         10.86           88.93           13.13           48.15

9.25

Sumber : Lampiran 3

Diskripsi hasil penelitian

Uji asumsi klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan melalui normalitas uji, autokorelasi uji, multikolinearitas uji dan heteroskedastisitas uji dijelaskan dalam angka seperti berikut.

  • 1)     Uji Normalitas

Data yang berdistribusi normal dapat dilihat dari Koefisien Asymp. Sig (2tailed) yang diolah dengan program SPSS 16.0. Nilai Koefisien Asymp. Sig (2-tailed) adalah sebesar 0,489 lebih besar dari alpha (α = 0,05) disimpulkan data dalam model uji telah berdistribusi normal.

Tabel Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unst.

Residual

N

8

Normal Parametersa,b

Mean

.0000000

Std. Dev iation

.19725912

Most Extreme

Absolute

.295

Differences

Positive

.295

Negative

-.228

Kolmogorov-Smirnov Z

.835

Asymp. Sig. (2-tailed)

.489

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

  • 2)     Uji Autokorelasi

Model regresi yang bebas dari autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-

Watson dan interpretasinya yang terdapat pada Tabel berikut.

Nilai Durbin-Watson

Keterangan

< 1.10

Ada Autokorelasi

1.10 - 1.54

Tidak Ada Kesimpulan

1.55 - 2.45

Tidak Ada Autokorelasi

2.46 - 2.90

Ada Kesimpulan

> 2.91

Ada Autokorelasi

Sumber : Alhusin (2002:216)

Tabel berikut menyajikan hasil perhitungan nilai Durbin-Watson dibantu

program SPSS 16.0.

Tabel Hasil Uji Autokorelasi

Model

R

R square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin

Watson

1

.989a

.978

.948

.30132

2.180

a. Predictors: (Constant), Pert. Perusahaan, Pert. Penjualan, Profitabilitas, Struktur Aktiva

b. Dependent Variabel: DER

Tabel menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 2.180 atau sama dengan

  • 2.18,    disimpulkan data dalam model regresi terbebas dari autokorelasi atau lolos uji autokorelasi.

  • 3)    Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Varian Inflaction Factor), yaitu jika nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10, berarti tidak ada multikolinearitas variabel bebas dalam model regresi ini melalui bantuan program SPSS 16.0.

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficients a

Model

Collinearity Statistics

Tolerance       VIF

(Constant)

Struktur Aktiva

.356         2.812

Pert. Penjualan

.389         2.568

Profitabilitas

.359         2.788

Pert. Perusahaan

.431         2.321

  • a. Dependent Variable: DER

Tabel menunjukkan nilai tolerance variabel independent diatas 0,1 dan semua variabel independent mempunyai VIF kurang dari 10, disimpulkan data dalam model regresi terbebas dari multikolinearitas atau lolos uji multikolinearitas.

  • 4)    Uji Heteroskedastisitas

Model glejser digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada model regresi, dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel bebas. Pengujian terhadap ada tidaknya heterokedastisitas disajikan dalam Tabel berikut ini.

Tabel Hasil Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coeff icients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1        (Constant)

4.249

6.206

.685

.543

Struktur Aktiva

-.046

.068

-.551

-.673

.549

Pert. Penjualan

.009

.038

.185

.236

.828

Prof itabilitas

-.006

.006

-.729

-.895

.437

Pert. Perusahaan

.013

.028

.339

.456

.679

a. Dependent Variable: Abs Unst Residual

Tabel menunjukkan tidak satu pun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat pada taraf signifikan 0,05  (α=0,05).

disimpulkan data dalam model regresi tidak mengandung gejala heteroskedastisitas atau lolos uji heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Linear Berganda

Dinyatakan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut.berdasarkan olahan program SPSS 16.0 for Windows.

Y = -107,744 + 1,293X1 - 0,150X2 + 0,091X3 + 0,140X4

Dimana :

Y = Struktur modal

X1 = Struktur Aktiva (X1)

X2 = Pertumbuhan Penjualan (X2)

X3 = Profitabilitas (X3)

X4 = Pertumbuhan Perusahaan (X4)

Uji Simultan (F-test)

Hasil uji F (F test) menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 33,025 dengan signifikan F atau P value 0,008 yang lebih kecil dari α = 0,05, ini berarti model yang digunakan pada penelitian ini adalah layak. Hasil ini memberikan makna bahwa ke empat variabel independen mampu memprediksi atau menjelaskan perubahan struktur modal.

Model summary besarnya Adjusted R2 adalah 98,4 persen. Ini berarti variasi struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan secara simultan memiliki hubungan atau korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi dengan struktur modal.

Uji Parsial (T-test)

  • 1)    Pengaruh Struktur Aktiva (X1) terhadap Struktur Modal (Y) pada PT. PLN (Persero) Distribusi Bali Periode 2004-2011

Struktur aktiva memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal pada PT. PLN (Persero) Distribusi Bali periode 2004-2011 sebesar 1,293. Nilai correlation partial/ koefisien korelasi (r) untuk struktur aktiva sebesar 0,987 ini berarti bahwa nilai koefisien korelasi tersebut berada antara 0,90 – 1,00 sehingga menunjukkan korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi antara struktur aktiva dengan struktur modal. Nilai r2 nya adalah 0,974 menunjukkan bahwa struktur aktiva mempengaruhi struktur modal sebesar 97,4 persen.

  • 2)    Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Penjualan (X2) terhadap Struktur Modal (Y) pada PT. PLN (Persero) Distribusi Bali Periode 2004-2011

Tingkat pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal pada PT. PLN (Persero) Distribusi Bali periode 2004-2011 sebesar 0,150. Nilai correlation partial/ koefisien korelasi (r) untuk tingkat pertumbuhan penjualan sebesar 0,781 ini berarti nilai koefisien korelasi tersebut berada antara 0,70 – 0,90 sehingga menunjukkan korelasi yang kuat atau tinggi antara tingkat pertumbuhan penjualan dengan struktur modal. Nilai r2 nya adalah 0,609 menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan mempengaruhi struktur modal sebesar 60,9 persen.

  • 3)    Pengaruh Profitabilitas (X3) terhadap Struktur Modal (Y) pada PT. PLN (Persero) Distribusi Bali Periode 2004-2011

Profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal pada PT. PLN (Persero) Distribusi Bali periode 2004-2011 sebesar 0,091. Nilai correlation partial/ koefisien korelasi (r) untuk profitabilitas sebesar 0,978 ini berarti nilai koefisien korelasi tersebut berada antara 0,90 – 1,00 sehingga menunjukkan korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi antara profitabilitas dengan struktur modal. Nilai r2 nya adalah 0,956 menunjukkan bahwa profitabilitas mempengaruhi struktur modal sebesar 95,6 persen.

  • 4)    Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan (X4) terhadap Struktur Modal (Y) pada PT. PLN (Persero) Distribusi Bali Periode 2004-2011

Pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal pada PT. PLN (Persero) Distribusi Bali periode 2004-2011 sebesar 0,140. Nilai correlation partial/ koefisien korelasi (r) untuk pertumbuhan perusahaan sebesar 0,846 ini berarti nilai koefisien korelasi tersebut berada

antara 0,70 – 0,90 sehingga menunjukkan korelasi yang kuat atau tinggi antara pertumbuhan perusahaan dengan struktur modal. Nilai r2 nya adalah 0,715 menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan mempengaruhi struktur modal sebesar 71,5 persen.

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,948 dan uji F menunjukan bahwa F tabel < F hitung (9,12 < 33,025) dan nilai signifikansi 0,008 < α (0,05). Angka ini memiliki arti bahwa variabel bebas yang terdiri dari struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi perubahan struktur modal sebesar 94,8 persen, sedangkan sisanya 5,2 persen dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

  • 1)    Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal (debt to equity ratio).

Struktur aktiva memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal sebesar 1,293 sedangkan nilai signifikannya 0,002 lebih kecil dari derajat alpha 5 persen (0,002 < 0,05) berarti struktur aktiva berpengaruh signifikan.

  • 2)    Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal (debt to equity ratio)

Tingkat pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal sebesar 0,150 hal ini menunjukkan variabel tingkat pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh berlawanan arah terhadap struktur modal PT. PLN (Persero)

Dsitribusi Bali periode 2004-2011, sedangkan nilai signifikansinya 0,119 lebih besar dari derajat alpha 5 persen (0,119 > 0,05) berarti tingkat pertumbuhan penjualan berpengaruh tidak signifikan.

  • 3)    Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal (debt to equity ratio)

Pengaruh profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Assets memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal sebesar 0,091 sedangkan nilai signifikansinya 0,004 lebih kecil dari derajat alpha 5 persen (0,004 < 0,05) yang berarti profitabilitas berpengaruh signifikan.

  • 4)    Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur Modal (debt to equity ratio)

Pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal sebesar 0,140 sedangkan nilai signifikansinya 0,071 lebih besar dari derajat alpha 5 persen (0,071 > 0,05) berarti pertumbuhan perusahaan berpengaruh tidak

signifikan.

Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka diperoleh simpulan sebagai berikut :

  • 1)    Berdasarkan pengujian secara simultan bahwa variabel struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan pada PT. PLN (Persero) Distribusi Bali periode 2004-2011.

  • 2)    Secara parsial variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal PT. PLN (Persero) Distribusi Bali periode 2004-2011 adalah struktur aktiva dan profitabilitas, sedangkan variabel yang tidak memiliki pengaruh secara signifikan adalah tingkat pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan perusahaan.

  • 3)    Struktur aktiva merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap struktur modal, dengan nilai standardized coefficients beta.

  • 4)    PT. PLN (Persero) Distribusi Bali meggunakan pendekatan conservative approach. Perusahaan cenderung menggunakan dana internal untuk pembiayaan investasi, dalam hal ini pembangunan aktiva tetap infrastruktur pendukung pelayanan pendistribusian tenaga listrik

Saran

Saran yang dapat dikemukakan bagi manajer keuangan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali memperhatikan struktur aktiva dan pertumbuhan perusahaan. Semakin besar aktiva tetap yang dimiliki perusahaan maka semakin cepat pula perusahaan dapat bertumbuh dan tujuan pelayanan prima yang menjadi visi dan misi PLN dapat tercapai. Manajer keuangan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali disarankan pula untuk memperhatikan struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan dalam menentukan struktur modal yang tepat bagi perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

DAFTAR RUJUKAN

Abor, Joshua and Nicholas Biekpe. 2009. How Do We Explain The Capital Structure of SMEs in Sub-Sahara Africa? :evidence from Ghana. Journal of Economic Studies, Vol. 36, No. 1. h:83-97.

Ahmed, Naveed, dkk. 2010. Determinants of Capital Structure: A Case of Life Insurance Sector of Pakistan. European Journal of Economics, Finance, and Administrative Sciences.

Amidu , Mohamed. 2007. Determinants of capital structure of banks in Ghana:an empirical approach. Baltic Journal of Management. Vol. 2, No. 1, h:67-79.

Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel f. 2009. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi kesepuluh : Jakarta. Salemba Empat.

Elim, Meyulinda Aviana dan Yusfarita. 2010. Pengaruh Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan dan Return On Asset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, Vol.1, No.1, h:88-103.

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar. 2009. Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Mekanisme Pengujian, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar.

Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 5. Yogyakarta: YKPN.

Martono dan Agus Harjito. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: EKONISIA.

Nurrohim KP, Hasa. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Fixed Asset Ratio, Kontrol Kepemilikan, dan Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 10, No. 1, h:11-18.

Nanok, Yanuar. 2008. Capital Structure Determinant di Indonesia. AKUNTABILITAS Vol. 7, No. 2, h:122-127.

Ramlall, Indranarain. 2009. Determinants of Capital Structure Among Non-Quoted Mauritian Firms Under Specificity of Leverage : Looking for a Modified Pecking Order Theory. International Research Journal of Finance and Economics - Issue 31, Vol. 4, No. 8, h: 46-51.

Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-dasar Pembelanjan Perusahaan. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.

Shah dan Safiullah Khan. 2007. “Determinants of Capital Structure : Evidence from Pakistani Panel Data”. International Review of Bussiness Research Paper Vol. 3, No. 4.

Sogorb, Francisco. 2003. How SME Uniqueness Affects Capital Structure. Departamento de Economía y Empresa Facultad de Ciencias Sociales y Jurídicas Universidad Cardenal Herrera – CEU.

Yoga. 2010. Pengaruh Devidend Pay Out, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Keputusan Pendanaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Dalam AKMENIKA UPY, Vol. 5, h: 1-24.

1815