Peran Brand Trust Memediasi Brand Image Terhadap Brand Loyalty: Studi Pada Toko Dwipa Umalas Badung
on
E-Jurnal Manajemen, Vol. 11, No. 4, 2022 : 658-681 ISSN : 2302-8912
DOI: https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2022.v11.i04.p02
Peran Brand Trust Memediasi Brand Image Terhadap Brand Loyalty: Studi Pada Toko Dwipa Umalas Badung
Made Dwi Sastrawan 1
Komang Agus Satria Pramudana 2
1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali- Indonesia e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran brand trust memediasi brand image terhadap brand loyalty: pada Toko Dwipa Umalas Badung. Penelitian ini dilakukan kepada pembeli yang berbelanja pada Toko Dwipa, Umals, Badung dengan sample penelitian sebanyak 100 responden dengan teknik sampel non probability sampling dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang disebarkan secara langsung kepada pembeli Toko Dwipa, Umalas, Badung. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian iniyaitu analisis jalur, uji asumsi klasik dan uji sobel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty pada Toko Dwipa Umalas Badung. Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Trust Pada Toko Dwipa Umalas Badung. Brand Trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty Pada Toko Dwipa Umalas Badung. Brand trust secara signifikan memediasi hubungan antara brand image terhadap brand loyalty Pada Toko Dwipa Umalas Badung. Implikasi penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada pihak manajemen Toko Dwipa Umalas Badung sehingga dapat meningkatkan brand trust melalu inovasi serta kualitas layanan sehingga dapat meningkatkan brand image yang berpengaruh terhadap brand loyalty konsumen untuk berbelanja.
Kata kunci: Brand Image, Brand Trust, Brand Loyalty.
ABSTRACT
This study aims to explain the role of brand trust in mediating brand image on brand loyalty: at Toko Dwipa Umalas Badung. This study was conducted to buyers who shop at Dwipa Stores, Umals, Badung with a research sample of 100 respondents with a non-probability sampling technique with purposive sampling method. Data was collected using questionnaires which were distributed directly to shoppers at Dwipa Stores, Umalas, Badung. The data analysis techniques used in this study are path analysis, classical assumption test and Sobel test. The results of this study indicate that Brand Image has a positive and significant effect on Brand Loyalty at Dwipa Umalas Stores, Badung. Brand Image has a positive and significant effect on Brand Trust at the Dwipa Umalas Store, Badung. Brand Trust has a positive and significant effect on Brand Loyalty at the Dwipa Umalas Store, Badung. Brand trust significantly mediates the relationship between brand image and brand loyalty at the Dwipa Umalas Store, Badung. The implications of this research are expected to be able to provide input to the management of the Dwipa Umalas Badung Store so that it can increase brand trust through innovation and service quality so that it can improve brand image that affects consumer brand loyalty for shopping.
Keywords: Brand Image, Brand Trust, Brand Loyalty.
PENDAHULUAN
Bisnis ritel merupakan aktivitas bisnis yang melibatkan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir. Bisnis ritel di Indonesia dapat dibedakanmenjadi 2 kelompok besar, yakni Ritel Tradisional dan Ritel Modern. Ritel modern pada dasarnya merupakan pengembangan dari ritel tradisional. Model ritel ini muncul dan berkembang seiring perkembangan perekonomian, teknologi, dan gaya hidup masyarakat.Pada perkembangannya, bisnis ritel di Indonesia sendiri mulai bertransformasi dari bisnis ritel tradisional menjadi bisnis ritel modern. Perkembangan bisnis ritel modern sendiri di Indonesia sudah semakin menjamur hampir di seluruh wilayah Indonesia. Jika dilihat sekarang banyak toko modern berjejaring yang berlokasi hingga pelosok-pelosok daerah seperti di desa atau perkampungan.
Banyak faktor yang menjadi penyebab perkembangan toko modern berjejaring begitu cepat, salah satunya adalah kenyaman ketika berbelanja. Toko ritel modern memberikan konsumen kenyaman ketika berbelanja sehingga menyebabkan konsumen cenderung memilih toko ritel modern untuk berbelanja dibandingkan dengan toko ritel tradisional. Pemerintah berupaya melakukan pembatasan terhadap perkembangan toko modern berjejaring guna menghindari perkembangan toko modern berjejaring yang semakin meningkat. Sesuai dengan peraturan Menteri Perdagangan Republik IndonesiaNomer 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern dimana permerintah daerah diberikan kewenangan untuk menata perkembangan toko modern berjejaring.Menindaklanjuti peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia, pemerintah daerah Kabupaten Badung mengantisipasi berkembangan toko modern berjejaring dengan membuat Peraturan Daerah (Perda) Nomer 3 TAHUN 2017 tentang Penataan Dan Pembinaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Swalayan yang dimana pemerintah Kabupaten Badung menerapkan sistem kuota terhadap toko modern berjejaring untuk membatasi perkembangan toko modern berjejaring.
Perusahaan toko modern berjejaring seperti Alfamart, Indomart, serta Circle K membuat suatu business model baru untuk mengahadapi situasi tersebut dengan cara bekerjasama dengan masyarakat lokal dalam hal pembuatan toko baru mereka tetapi tanpa menggunakan nama atau brand mereka yang sudah terkenal yang disebut toko modern non berjejaring. Berdasarkan data yang diterima dari Dinas Perdagangan, UMKM, dan KoperasiKabupaten Badung, setiap kecamatan yang ada pada Kabupaten Badung memiliki kuota yang berbeda beda berdasarkan peraturan daerah yang telah disebutkan di atas, yaitu dapat dilihat dalam Tabel 1.
Berdasarkan Tabel 1, yang diperoleh dari Dinas Perdagangan, UMKM,dan Koperasi Kabupaten Badung tahun 2019, perkembangan toko modern berjajaring sudah semakin berjamur pada kecamatan yang menjadi tujuan pariwisata, seperti Kuta,Kuta Utara, Kuta Selatan.
Perlu diketahui bahwa sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan di atas toko modern diklasifikasikan terdiri atas: Hypermarket, Supermarket, dan
Minimarket. Hypermarket dan Supermarket adalah toko modern yang memiliki luasan toko melebihi 400m2 sedangkan Minimarket adalah toko modern yang memiliki luasan kurang dari 400m2. Sesuai dengan Peraturan Daerah diatas Minimarket diklasifikasikan lagi menjadi, 1) Toko Modern Berjejaring: adalah toko modern yang sudah berekspansi diseluruh provinsi yang ada di Indonesia; 2) Toko Modern Non Berjejaring: adalah tokomodern yang hanya berekspansi di dalam satu wilayah baik provinsi,kabupaten atau kota.
Tabel 1.
Jumlah Toko Modern Di Kabupaten Badung | ||||
No |
Kecamatan |
Jejaring |
Non Jejaring |
Kuota |
1 |
Petang |
8 Toko |
7 Toko |
77 Toko |
2 |
Abiansemal |
35 Toko |
17 Toko |
222 Toko |
3 |
Mengwi |
45 Toko |
8 Toko |
264 Toko |
4 |
Kuta |
245 Toko |
35 Toko |
389 Toko |
5 |
Kuta Utara |
120 Toko |
25 Toko |
408 Toko |
6 |
Kuta Selatan |
170 Toko |
20 Toko |
400 Toko |
Sumber: Dinas Perdagangan, UMKM, dan Koperasi Kabupaten Badung, 2019
Suatu Brand Imaage dan Brand Trust memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap suatu Loyalitas Konsumen. Konsumen cenderung untuk mempercayai produkdengan merek yang disukai ataupun terkenal (Schiffman & Wisenblit, 2015). Hal ini terbukti dengan adanya Toko Modern dengan nama local (Non Berjejaring) sangat mempengaruhi tingkat penjualan. Cara untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang sudah ada, brand image sangat penting karena faktanya konsumen selalu mencari produk dan layanan yang memiliki citra merek yang baik (Neupane, 2015).
Toko Dwipa yang beralamat di Jalan Bumbak Umalas, Kerobokan, Kuta Utara, Badung merupakan salah satu toko modern non berjejaring yang dimiliki oleh Circle K dengan bekerjasama dengan masyarakat lokal, namun memiliki penjualan yang rendah dibandingkan dengan toko modern Circle K yang menggunakan brand terkenalmereka (Berjejaring). Berdasarkan hasil pra survey yang telah dilakukan dengan mewawancarai General Manager PT. Circle K Indonesia region Bali, perbandingan penjualan Toko Dwipa (Non Berjejaring) dengan toko modern Circle K (Berjejaring)memiliki perbedaan penjualan yang signifikan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.
Perbedaan penjualan Toko Modern Berjejaring dan Non Berjejaring
No |
Bulan |
Penjualan | |
Circle K Pererenan |
Toko Dwipa | ||
1 |
November |
Rp. 275,739,190.91 |
Rp. 154,063,281.00 |
2 |
Desember |
Rp. 325,980,280.00 |
Rp.170,985,733.29 |
3 |
January |
Rp. 280,677,345.98 |
Rp. 169,566,890.23 |
Sumber: Data Penjualan Circle K Pererenan dan Toko Dwipa Umalas Kerobokan 2019
Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 2, dapat dilihat perbandingan penjualan antara Circle K Pererenan (Berjejaring) dengan Toko Dwipa (Non Berjejaring). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Circle K Pererenan (Berjejaring) memiliki penjualan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Toko Dwipa Umalas (Non Berjejaring). Sehingga membuktikan bahwa konsumen cenderung memilih untuk berbelanja ke tempat yang mereka kenal ataupun yang mereka sukai.
Berdasarkan hasil pra survey yang telah disebarkan secara langsung kepada 10 responden yang ada di Kabupaten Badung. Sebanyak 8 orang dari total 10 orang responden menjawab sebelumnya pernah berbelanja pada Toko Dwipa Umalas Kerobokan, Kabupaten Badung dan 2 orang diantaranya menjawab belum pernah berbelanja pada Toko Dwipa Umalas Kerobokan, Kabupaten Badung. Sebanyak 5 orang dari 8 orang responden menjawab suatu merek mempanguruhi keputusan dan loyalitas mereka ketika berbelanja, 3 orang lainnya menjawab suatu merek tidak mempengaruhi keputusan dan loyalitas mereka ketika berbelanja. Kepercayaan konsumen terhadap suatu merek akan mempengaruhi 80% terhadap loyalitas mereka ketika berbelanja. Hal ini dapat disimpulkan bahwa brand trust mempengaruhi brand loyalty konsumen pada Toko Dwipa Umalas Kerobokan, Kabupaten Badung.
Apabila suatu merek mampu memenuhi harapan konsumen atau bahkan melebihi harapan konsumen dan memberikan jaminan kualitas pada setiap kesempatan penggunaannya, serta merek tersebut diproduksi oleh perusahaan yang memiliki reputasi, maka konsumen akan semakin yakin dengan pilihannya dan konsumen akan memiliki kepercayaan pada merek, menyukai merek, serta menganggap merek tersebut sebgai bagian dari dirinya. Kesetiaan merek akan lebih mudah untuk dibentuk dan perusahaan akan memiliki nama merek yang memiliki kesetiaan konsumen yang kuat karena kepercayaan merek (brand trust) akan menentukan kesetiaan konsumen terhadap merek dan kepercayaan akan berpotensi menciptakan hubungan-hubungan yang bernilai tinggi (Edris, 2010). Merek mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk yang akan dibeli maka persaingan antar perusahaan adalah persaingan persepsi bukan produk (Tjiptono, 2015:34).
Citra merek telah menjadi konsep penting dalam penelitian perilaku konsumen sejak awal 1950-an. Citra merek telah lama dikenal sebagai konsep penting dalam pemasaran Kotler & Keller, (2016) Membangun Citra Merek yang kuat sangat penting bagi perusahaan dalam mempengaruhi konsumen untuk selalu mengingat dan membedakan dari pesaing (Chang et al., 2015).Menurut Kotler & Keller, (2016:330) definisi citra merek sebagai berikut: brand image describes the extrinsic properties of the product or service, including the ways in which the brand attempts to meet customers’psychological or social needs. Yang artinya menjelaskan sifat ekstrinsik dari produk atau jasa termasuk cara dimana merek mencoba untuk memenuhi kebutuhan psikologiatau sosial pelanggan.
Kepercayaan merek (brand trust) akan menentukan pembelian konsumen terhadap merek dan kepercayaan akan berpotensi menciptakan hubungan bernilai
tinggi. Munculnya berbagai macam produk dalam satu kategori dengan kualitas produk yang sudah menjadi standar dan dapat dengan mudah ditiru dandimiliki oleh siapapun mengakibatkan sulitnya suatu perusahaan untuk mempertahankan dirinya sebagai pemimpin pasar (Sabunwala, 2013).
Menurut Mamahit et al. (2015) mendefinisikan kepercayaan merek (Brand Trust): sebagai suatu perasaan aman yang dimiliki konsumen akibat dari interaksinya dengan sebuah merek, yang berdasarkan persepsi bahwa merek tersebut dapat diandalkan dan bertanggung jawab atas kepentingan dan keselamatan dari konsumen. Menurut Sari, (2013) dalam penelitiannya menyatakan pengertian brand trust yaitu, brand trust (kepercayaan merek) adalah rasa aman yang dimiliki oleh seorang konsumen melalui interaksinya dengan merek, yang didasarkan pada persepsi konsumen bahwa merek tersebut dapat dipercaya dan bertanggung jawab untuk kepentingan dan kesejahteraan konsumen. Untuk mengatasi penetrasi yang dilakukan oleh kompetitor, maka perusahaan akan tetap menjaga pangsa pasarnya, salah satunya dengan membentuk citra merek yang kuat oleh perusahaan. Tanpa citra merek yang kuat dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan kepercayaan merek (brand trust) konsumen (Sivanandamoorthy, 2013).
Loyalitas merek memiliki pengaruh yang sangat penting bagi perusahaan karena melibatkan kerentanan konsumen terhadap serangan pesaing. Seorang konsumen yang sangat loyal terhadap sebuah merek barang maupun jasa tidak akan mudah untuk bisa memindahkan pembeliannya ke merek lain, hal inilah yang dapat menunjukkan loyalitas konsumen terhadap merek tersebut tinggi (Rodiques & Rahanatha, 2018) dan (Kurniawan, 2016). Bila loyalitas pelanggan terhadap suatu merek meningkat, kerentanan kelompok pelanggan tersebut dari ancaman dan serangan merekproduk pesaing dapat dikurangi. Menurut Kharis, (2015) faktor-faktor yang mendorong atau memengaruhi brand loyalty terhadap suatu produk atau jasa yaitu brand image dan brand trust.
Beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Maliyah, (2015) mengungkapkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara brand image terhadap brand trust pada PT. Henari Asset Management. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Hadi & Sumarto, (2010) dan Sibagariang & Nursanti, (2010) menyatakan bahwa brand image tidak memiliki pengaruh yang positif terhadap brand loyalty. Penelitian Noor, (2014) menyatakan bahwa brand image memiliki pengaruh positif terhadap brand loyalty King Thai Tea namun tidak signifikan. Penelitian oleh Satyadharma, (2014) mengungkapkan bahwa brand trust tidak memiliki pengaruh yang positif terhadap brand loyalty mi instan Indomi di Surabaya. Begitu juga oleh Fasochah & Harnoto, (2013) Menyatakan bahwa kepercayaan tidak terbukti berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan di RS Darul Istiqomah Kaliwingu, Kendal. Akan tetapi, brand trust berpengaruh positif terhadap brand loyalty melalui brand trust sebagai variable mediasi dalam penelitian (Handayani & Martini, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu Abdullah, (2015) menyatakan bahwa brand image memiliki pengaruh yang positif terhadap brand loyalty pada penelitian
the higher institute of business administration (HIBA). Menuturt hasil penelitian Anwar et al. (2011) menyatakan bahwa ada hubungan positif antara brand iamge terhadap brand loyalty. Penelitian (Dewi & Suasana, 2014) menyatakan bahwa brand image memiliki pengaruh yang positif yang signifikan terhadap brand loyalty pengguna produk Apple di kota Denpasar. Berdasarkan hasil empiris dan temuan pada penelitian tersebut, hipotesis yangdiajukan pada penelitian ini adalah:
H1: Brand Image memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap brand loyalty.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bastian, (2014) menyatakan bahwa brand image berpengaruh signifikan terhadap brand trust PT. Ades Alfindo Putra Setia. Hal ini menunjukan bahwa sejauh mana brand image perusahaan mampu menciptakan brand trust terhadap pelanggan, karena ketika konsumen sudah terpuaskan kebutuhan dan harapannya, maka kebanyakan konsumen tersebut akan percaya terhadap produk perusahaan. Penelitian Upamannyu et al. (2015) menyatakan bahwa brand image memiliki pengaruh yang positifterhadap brand trust sektor FMCG di Gwalior, Central India. Adiwidjaja & Tarigan, (2017) menyatakan bahwa brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand trust sepatu Converse kota Surabaya. Berdasarkan hasil empiris dan temuan pada penelitian tersebut, hipotesis yangdiajukan pada penelitian ini adalah:
H2: Brand Image memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap brand trust
Menurut hasil penelitian Rizan et al. (2012) menyatakan bahwa brand trust memiliki pengaruh terhadap brand loyalty pada konsumen Teh Botol Sosro di Food Court ITC Cempaka Mas, Jakarta Timur. Penelitian Penelitian Abdullah, (2015) menyatakan bahwa brand trust memiliki pengaruh yang yang positif terhadap brand loyalty. Penelitian Geçti & Zengin, (2013) menyatakan bahwa brand trust memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap loyalitas konsumen sepatu olahraga di Turki. Berdasarkan hasil empiris dan temuan pada penelitian tersebut, hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah:
H3: Brand Trust memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap brand loyalty
Hasil penelitian yang dilakukan Handayani & Martini, (2015) mengemukakan hasil brand image memediasi hubungan antara brand image terhadap brand loyalty pada pemakai motor matic Yamaha di kota Semarang, dimana brand trust terbukti mampu menjadi variable mediasi dalam penelitian ini. Kepercayaan (trust) konsumen mempunyai pengaruh terhadap loyalitas berupa niat ulang melakukan pembelian, dan melakukan intensitas pembelian ulang dengan hubungannya pada brand image. Penelitian Kresnadana & Jatra, (2020) menyatakan bahwa brand trust mampu memediasi hubungan antara brand image dan brand loyalty. Berdasarkan hasil empiris dan temuan pada penelitian tersebut, hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah:
H4: Brand Trust mampu memediasi hubungan brand image dengan brand loyalty
Berdasarkan kajian pustaka dan hasil-hasil dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam penelitian ini meneliti mengenai pengaruh brand trust dalam memediasi brand image serta brand loyalty, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini disajikan pada gambar berikut
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
Sumber: Dikembangkan dari penelitian (Rodiques & Rahanatha, 2018)
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Desain penelitian asosiatif diefinisikan sebagai desain penelitian yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh dua variable atau lebih (Sugiyono, 2016:14). Penelitian ini tujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel brand image, brand trust dan brand loyalty pada konsumen yang berbelanja pada Toko Dwipa Umalas, Kerobokan.
Lokasi peneilitian dilakukan di Kabupaten Badung. Lokasi ini dipilih karena Kabupaten Badung merupakan daerah pariwisata yang dimana banyak dikunjungi olehwisatawan local ataupun asing yang berlibur ke Bali. Yang dimana ini akan mempengaruhi terhadap kepercayaan mereka terhadap suatu merk ketika berbelanja pada toko modern non berjejaring.
Subjek dalam penelitian adalah pelanggan Toko Dwipa yang telah berbelanja sekali dalam seminggu terakhir. Obyek penelitian ini merupakan suatu perilaku dari konsumen, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan olehpeneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi obyek penelitian ini adalah pengaruh brand trust dalam memediasai brand image terhadap brand loyalty.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan digunakannya kuesioner, maka perlu dilakukan uji validitas dan realibilitas agar kuesioner layak untuk digunakan sebagai sumber data. Instrument diuji menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Badung yang
telah berbelanja dua kali dalam kurun waktu satu minggu terakhir pada Toko Dwipa Umalas Kerobokan, Kabupaten Badung dengan jumlah tidak terhingga.
Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen yang berbelanja pada Toko Dwipa Umalas Kerobokan, Kabupaten Badung. Mengingat ukuran populasi tidak diketahui secara pasti, karena kondisi ini maka ditentukanlah sampel yang terlibat dalam penelitian dengan model non probability sampling, dengan teknik purposive sampling. Pengambilan sample menggunakan teknik purposive sampling dilakukan sedemikan rupa, sehingga keterwakilannya ditentukan oleh peneliti berdasarkan petimbangan orang-orang yang telah berpengalaman (Moksaoka & Rahyuda, 2016).
Kriteria penentuan sample dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, Responden yang berdomisili di Kabupaten Badung; Responden telah melakukan pembelian pada Toko Dwipa UmalasKerobokan, Kabupaten Badung dua kali dalam kurun waktu satu minggu terakhir; Responden minimal telah atau sedang menempuh tingkat pendidikan SMA atau sederajat. Pertimbangan ini digunakan karena seseorang dengan dengan tingkat pendidikan SMA atau sederajat dapat mengambil keputusanuntuk membeli suatu produk dan dapat memahami dan mengerti isi dari kuesioner. Jumlah indikator yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10, maka jumlah responden yang terlibat berada pada kisaran 50-100 sampel. Berdasarkan pertimbangan tertentu, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 responden.
Brand image merupakan pandangan secara keseluruhan mengenai persepsikonsumen terhadap Toko Dwipa Umalas, Brand image yang positif akan mendatangkan keuntungan tersendiri bagi perusahaan tersebut. Dalam pengukuran brand image dapat dilakukan dengan beberapa indikator berdasarkan penelitian yang dilakukan (Salim & Dharmayanti, 2014).
Brand Loyalty adalah suatu ukuran keterkaitan pelanggan terhadap Toko Dwipa Umalas. Ukuran ini mampu memberikan gambaran mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek lain, terutama jika pada merektersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain. Dalam pengukuran brand loyalty dapat dilakukan dengan beberapa indikator berdasarkan penelitian yang dilakukan (Griffin, 2005).
Brand Trust adalah kepercayaan konsumen ketika mereka berbelanja pada Toko Dwipa Umalas Konsumen memiliki keyakinan yang kuat dan tidak ragu lagi untuk membeli suatu produk karena kualitas yang dapat diandalkan dan memiliki kemampuan yang mempuni. Dalam pengukuran brand trust dapat dilakukan dengan beberapa indikator berdasarkanpenelitian yang dilakukan (Geçti & Zengin, 2013).
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survey dengan penyebaran kuesioner secara langung kepada responden. Kuesioner adalah instrumen pengumpulan data yang digunakan dan selanjutnya kuesioner akan diukur dengan menggunakan skala Likert.
Tabel 3.
Instrumen Penelitian
Variable |
Indicator |
Reference |
Eksogen (X) Brand Image |
|
(Salim & Dharmayanti, 2014) |
Mediate(M) Brand Trust |
|
(Geçti & Zengin, 2013) |
Endogen(Y) Brand Loyalty |
|
(Griffin, 2005) |
Sumber: Dikembangkan dari Penelitian (Rodiques & Rahanatha, 2018)
Analisis deskripitf digunakan untuk mendeskripsikan karakteristikresponden dan variabel- variabel penelitian, sedangkan analisis inferensial digunakan untuk mengetahui kebenaran dari hipotesis yang telah disusun. Analisis inferensial yang digunakan berupa uji asumsi klasik, analisis jalur dan uji mediasi. Adapun langkah-langkah menguji path analysis menurut Ridwan & Kuncoro (2011:152) dalam (Rodiques & Rahanatha, 2018) sebagai berikut :
M = β2X + (β1X) x (β3Y) + ε1 .........................................................(1)
Keterangan:
Y : Brand Loyalty
X : Brand Image
M : Brand Trust
β1, β2, β3 : koefisien regresi variable
ε1 (error1) : anak panah ε1 yang menunjukkan jumlah varian brand trust yang tidak dijelaskan oleh brand image
Pengujian hipotesis mediasi dilakukan dengan dengan Uji Sobel berupamenguji kekuatan tidak langsung variabel independen (X) kepada variabel dependen (Y1) melalui variabel mediasi (M). Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh (Sobel, 1982) dan dikenal dengan Uji Sobel (Sobel Test). Pengujian variabel mediasi (Uji Sobel) dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Z =√α2Sb2+b2Sα2+Sα2 Sb2 .......................................................................(2)
Keterangan:
a : koefisien regresi dari variabel eksogen (X) terhadap variabel
mediasi(M)
Sa : standar error dari a
B : koefisien regresi dari variabel mediasi (M) terhadap variabel
endogen(Y)
Sb : standar error dari b
HASIL DAN PEMBAHASAN
Toko Dwipa, Umalas, Badung merupakan toko retail modern yang beralamat di Jalan Bumbak Umalas, Kerobokan, Kabupaten Badung. Toko Dwipa Umalas Badung mulai beroperasi pada tanggal 28 September 2018 yang dimana toko ini sudahberjalan selama 2 tahun. Toko Dwipa merupakan salah satu toko yang dimiliki oleh riteler modern terkenal yaitu PT. Circle K Indonesia Utama atau yang lebih dikenal dengan Circle K. Toko Dwipa memiliki konsep convience store yang dimana cenderung menjual barang-barang fast moving goods.
Toko Dwipa Umalas Badung sangat mengedepankan pelayanan serta suasana toko yang nyaman sehingga akan membuat pelanggan merasa nyaman serta dapat dijadikan sebagai meeting point. Konsep toko yang diusung oleh Toko Dwipa sesuai dengan lokasi yang dipilih karena pada lokasi tersebut merupakan komplek villa dengan tingkat hunian yang mayoritas dihuni oleh wisatawan asing.
Tabel 4.
Karakteristik Responden
No |
Variabel |
Klasifikasi |
Jumlah (orang) |
Persentase (%) |
1 |
Jenis Kelamin |
Laki – Laki |
22 |
22 |
Perempuan |
78 |
78 | ||
Jumlah |
100 |
100 | ||
2 |
Usia |
18-28 Tahun |
20 |
20 |
29-39 Tahun |
28 |
28 | ||
40-50 Tahun |
52 |
52 | ||
Jumlah |
100 |
100 | ||
3 |
Pekerjaan |
Pelajar |
22 |
22 |
Ekspatriat |
11 |
11 | ||
Wiraswasta |
37 |
37 | ||
Pegawai Swasta |
30 |
30 | ||
Jumlah |
100 |
100 |
Sumber: Data diolah pada Tahun 2020
Data karakteristik responden adalah data responden yang dikumpulkan untuk mengetahui profil responden penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap konsumen Pada Toko Dwipa Umalas Badung dapat diketahui karakteristik respondennya meliputi jenis kelamin, usia, dan pekerjaan yang dijelaskan pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4, dapat di lihat komsumen Pada Toko Dwipa Umalas Badung yang di jadikan sampel sebanyak 100 orang. Jika di lihat dari jenis kelamin, jenis kelamin perempuan mendominasi dalam penelitian ini dengan presentase sebesar 78 persen. Jika di lihat dari usia, yang memiliki usia lebih dari 31 tahun mendominasi dengan presentase sebesar 52 persen. Di lihat dari perkerjaan responden yang
memilikipekerjaan sebagai wiraswasta mendominasi dengan persentase sebesar 37 persen
Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor faktor dengan skor total dan bila korelasi tiap faktor tersebut bernilai positif (r > 0,3), maka instrumen penelitian tersebut dapat dikatakan valid. Instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Tinggi rendahnya validitas menunjuk kan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Hasil uji validitas penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel 5, berikut ini:
Tabel 5.
Hasil Uji Validitas
No. |
Variabel |
Indikator |
Pearson Correlation |
Keterangan |
X1 |
0,917 |
Valid | ||
1. |
Brand Image (X) |
X2 |
0,972 |
Valid |
X3 |
0,939 |
Valid | ||
X4 |
0,950 |
Valid | ||
M1 |
0,918 |
Valid | ||
2. |
Brand Trust (M) |
M2 |
0,898 |
Valid |
M3 |
0,919 |
Valid | ||
Y1 |
0,969 |
Valid | ||
3. |
Brand Loyalty (Y) |
Y2 |
0,934 |
Valid |
Y3 |
0,982 |
Valid |
Sumber: Data primer, diolah 2020
Dapat disimpulkan pada Tabel 5, bahwa seluruh instrumen variabel penelitian berupa Brand Image, Brand Trust dan Brand Loyalty telah memenuhi syarat uji validitas yang dimana nilai skor total Pearson Correlation masing-masing instrumen berada diatas 0,30, maka instrumen layak digunakan menjadi alat ukur variabel-variabel tersebut. Pengujian reliabilitas adalah suatu pengujian pada instrumen penelitian demi mendapatkan hasil bahwa instrumen yang digunakan dapat dipercaya dan diandalkan. Pengujian ini, nilai suatu reliabilitas ditunjukkan melalui skor Cronbach’s Alpha yang dimana jika nilai skor tersebut berada diatas 0,60 maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel. Hasil penelitian uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6.
Uji Reliabilitas
No. |
Variabel |
Cronbach’s Alpha |
Keterangan |
1. |
Brand Image (X) |
0,959 |
Reliabel |
2. |
Brand Trust (M) |
0,897 |
Reliabel |
3. |
Brand Loyalty (Y) |
0,960 |
Reliabel |
Sumber: Data primer diolah, 2020
Tabel 6, ditampilkan uji reliabilitas pada masing-masing variabel 0,959, 0,897 dan 0,960 berada pada titik diatas 0,60 yang ditunjukkan pada hasil Cronbach’s Alpha,maka dapat dikatakan seluruh instrumen telah memenuhi syarat reliabilitas.
Variabel Brand Image pada penelitian ini merupakan variabel bebas. Variabel Brand Image yang disimbolkan dengan X serta diukur dengan menggunakan 4 pernyataan yang ditanggapi menggunakan 5 poin Skala Likert. Pendeskripsian tanggapan responden mengenai variabel-variabel dalam penelitiandilakukan dengan penggolongan rata-rata skor jawaban responden pada skala pengukuran yang telah ditetapkan lima kategori. Kategori diformulasikan ke dalam suatu interval range yang diperoleh dari nilai batas tertinggi dikurangi nilai batas terendah lalu dibagi dengan total nilai yang digunakan (5-1) : 5 = 0,80.
Tabel 7.
Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Brand Image
Proporsi Jawaban | |||||||||
No |
Pernyataan |
Responden (orang) |
Jumlah |
Rata-rata |
Kriteria | ||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 | |||||
1 |
Menurut saya Toko Dwipa memberikan |
0 |
30 |
12 |
44 |
14 |
342 |
3.42 |
Baik |
2 |
pengalaman berbelanja yang berbeda. Saya merasa Toko Dwipa mampu |
4 |
26 |
24 |
39 |
7 |
319 |
3.19 |
Cukup |
3 |
memberikan kemudahan berbelanja kapan saja Menurut saya Toko Dwipa dapat |
4 |
25 |
17 |
46 |
8 |
329 |
3.29 |
Baik Cukup |
4 |
meningkatkan status sosial dimata masyarakat ketika berbelanja Menurut saya Toko Dwipa memiliki |
4 |
21 |
29 |
39 |
7 |
324 |
3.24 |
Baik Cukup Baik |
perbedaan dari toko retail lainnya |
Rata-rata |
3,29 |
Cukup Baik |
Sumber: Data primer, diolah 2020
Berdasarkan Tabel 7, diketahui persepsi responden mengenai variabel Brand Image yang memiliki rata-rata tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut. Variabel Brand Image yang memiliki rata-rata terendah adalah pernyataan “Saya merasa Toko Dwipa mampu memberikan kemudahan berbelanja kapan saja.”, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,19 yang masuk kriteria cukup baik, tetapi memiliki nilai rata-rata yang rendah dibandingkan dengan pernyataan yang lainnya ini berarti secara umum responden menganggap belum merasa Toko Dwipa mampu memberikan kemudahan berbelanja kapan saja. Variabel Brand Image yang memiliki rata-rata tertinggi adalah pernyataan “Menurut saya Toko Dwipa memberikan pengalaman berbelanja yang berbeda.”, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,42 yang masuk kriteria baik, ini berarti secara umum responden merasa Toko Dwipa memberikan pengalaman berbelanja yang berbeda.
Variabel Brand Trust pada penelitian ini merupakan variabel mediasi. Variabel Brand Trust yang disimbolkan dengan M serta diukur dengan menggunakan 3 pernyataan yang ditanggapi menggunakan 5 poin Skala Likert. Berdasarkan Tabel 8, diketahui persepsi responden mengenai variabel Brand Trust yang memiliki rata-rata tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut. Variabel Brand Trust yang memiliki rata-rata terendah adalah pernyataan “Saya percaya untuk berbelanja pada Toko Dwipa”, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,46 yang masuk kriteria baik, tetapi memiliki nilai rata-rata yang rendah dibandingkan dengan pernyataan yang lainnya ini berarti secara umum responden menganggap belum percaya untuk berbelanja pada Toko Dwipa. Variabel Brand Trust yang memiliki rata-rata tertinggi adalah pernyataan “Toko Dwipa mampu memenuhi harapan saya untuk berbelanja sebagai konsumen”, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,67 yang masuk kriteria baik, iniberarti secara umum responden merasa Toko Dwipa mampu memenuhi harapanmereka untuk berbelanja sebagai konsumen.
Tabel 8.
Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Brand Trust | |||||||||
No |
Pernyataan |
Proporsi Jawaban Jumlah Responden (orang) |
Rata-rata |
Kriteria | |||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 | |||||
Saya percaya untukberbelanja | |||||||||
1 |
pada Toko Dwipa Saya merasa aman untuk |
5 |
16 |
21 |
44 |
14 |
346 |
3.46 |
Tinggi |
2 |
Berbelanja pada TokoDwipa Toko Dwipa mampu |
0 |
21 |
31 |
14 |
34 |
361 |
3.61 |
Tinggi |
3 |
memenuhi harapan saya Untuk berbelanja sebagai konsumen |
0 |
20 |
21 |
31 |
28 |
367 |
3.67 |
Tinggi |
Rata-rata |
3,58 |
Tinggi | |||||||
Sumber: Data primer, 2020 |
Variabel Brand Loyalty pada penelitian ini merupakan variabel terikat. Variabel Brand Loyalty yang disimbolkan dengan Y serta diukur dengan menggunakan 3 pernyataan yang ditanggapi menggunakan 5 poin Skala Likert.
Tabel 9.
Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Brand Loyalty Proporsi Jawaban
No Pernyataan Responden (orang) Jumlah Rata- Kriteria
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
rata | |
1 Saya akan berbelanja pada Toko Dwipa di lain waktu. |
11 |
21 |
12 |
32 |
24 337 |
3.37 Sedang |
Saya akan merekomendasikan 2 untukberbelanja Toko Dwipa |
9 |
23 |
21 |
26 |
21 327 |
3.27 Sedang |
3 Saya tidak tertarik untuk |
9 |
20 |
17 |
32 |
22 338 |
3.38 Sedang |
berbelanja di tempat lain.
Rata-rata 3,34 Sedang
Sumber: Data primer, diolah 2020
Berdasarkan Tabel 9, diketahui persepsi responden mengenai variabel Brand
Loyalty yang memiliki rata-rata tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut. Variabel Brand Loyalty yang memiliki rata-rata terendah adalah pernyataan “Saya akan merekomendasikan untuk berbelanja Toko Dwipa”, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,27 yang masuk kriteria cukup baik, tetapi memiliki nilai rata- rata yang rendah dibandingkan dengan pernyataan yang lainnya ini berarti secara umum responden belum akan merekomendasikan untuk berbelanja TokoDwipa. Variabel Brand Loyalty yang memiliki rata-rata tertinggi adalah pernyataan “Saya tidak tertarik untuk berbelanja di tempat lain”, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,38 yang masuk kriteria cukup baik, ini berarti secara umum responden merasa tidak tertarik untuk berbelanja di tempat lain
Pada penelitian ini pengujian normalitas dilakukan menggunakan analisis grafik histogram, normal probability plot dan analisis statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov, yaitu dengan membandingkan Kolmogorov-Smirnov hitung dengan Kolmogorov-Smirnov. Adapun hasil uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov dapat ditampilkan dalam Tabel 10.
Tabel 10.
Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorov-Smirnov)
Persamaan |
Asymp. Sig. (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov Z |
Substruktur 1 |
0,075 |
Substruktur 2 |
0,065 |
Sumber: Data diolah 2020
Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test yang ditampilkan pada Tabel 10, tersebut menunjukkan bahwa besarnya nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov adalah sebesar 0,075dan 0,065. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai alpha sebesar 0,05 maka mengindikasikan bahwa data yang digunakan pada penelitian ini terdistribusi normal, sehingga dapatdisimpulkan bahwa model memenuhi asumsi normalitas.
Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi yang sempurna antar variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menganalisis nilai tolerance dan nilai VIF. Nilai tolerance dan nilai VIF digunakan untuk mengukur variabilitas variabel independen atau hubungan antar variabel independen, jika nilai tolerance kurang dari 0,10 atau nilai VIF lebih dari 10 maka menunjukkan adanya multikolinearitas.Adapun nilai tolerance dan nilai VIF ditunjukkan pada Tabel 11, berikut.
Tabel 11.
Uji Multikolinieritas (Tolerance dan Variance Inflation Factor)
Model |
Collinearity Statistics | ||
Tolerance |
VIF | ||
Substruktur2 |
Brand Image |
0.418 |
2.390 |
Brand Trust |
0.418 |
2.390 |
Sumber: Data diolah 2020
Berdasarkan Tabel 11, tersebut ditunjukkan bahwa tidak terdapat variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan juga tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Maka dari pada itu model regresi bebas dari gejala multikoleniaritas.
Pengujian heteroskedastisitas diakukan melalui metode glesjer dan dengan grafik scatterplot. Metode glesjer meregresikan model regresi untuk mendapatkan nilai residualnya, kemudian nilai residual tersebut diabsolutkan dan dilakukan regresi dengan semua variabel independen. Bila terdapat variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap residual absolut maka terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini. Tabel 12, menunjukkan hasil perhitungan statistik dengan metode glesjer.
Tabel 12.
Uji Heteroskedastisitas (Uji Glesjer)
Persamaan |
Model |
T |
Sig. |
Substruktur1 |
Brand Image |
1.323 |
0.189 |
Substruktur 2 |
Brand Image |
1.506 |
0.135 |
Brand Trust |
0.087 |
0.931 |
Sumber: Data diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 12, tersebut, ditunjukkan bahwa masing-masing model memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 5%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikatnya yaitu absolute error, maka dari itu, penelitian ini bebas dari gejala heteroskedastisitas.
Pada penelitian ini digunakan teknik path analysis dalam melihat pengaruh hubungan kausalistik masing-masing variabel eksogen yang terdiri dari Brand Image terhadap variabel endogen yang terdiri dari Brand Trust dan Brand Loyalty. Penelitianini juga menguji peran variabel mediasi yaitu Brand Trust dalam memediasi hubunganantara variabel Brand Image terhadap Brand Loyalty.
Pada penelitian ini dihitung pengaruh Brand Image terhadap Brand Trust melalui program SPSS 22.0 for windows. Berikut ini ditampilkan hasil perhitungan struktur pertama pada Tabel 13.
Tabel 13.
Hasil Analisis Jalur Pada Struktur 1
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. | ||
B |
Std. Error |
Beta | ||||
(Constant) |
1.046 |
0.227 |
4.615 |
0.000 | ||
Brand Image R2 : 0,582 |
0.771 |
0.066 |
0.763 |
11.672 |
0.000 |
Sumber: Data primer, diolah 2020
Berdasarkan hasil analisis jalur pada Tabel 13, maka dapatdirumuskan persamaan struktural yang terbentuk adalah sebagai berikut.
M= β1X+ e1
M= 0,763 X+ e1
Variabel Brand Image memiliki koefisien sebesar 0,763 berarti Brand Image memiliki pengaruh positif terhadap Brand Trust, ini diartikanapabila Brand Image meningkat maka Brand Trust akan meningkat sebesar 0,763.
Pada penelitian ini dihitung pengaruh Brand Image dan Brand Trust terhadap Brand Loyalty melalui program SPSS 22.0 for windows. Berikut ini ditampilkan hasil perhitungan struktur kedua pada Tabel 14. Berdasarkan hasil analisis jalur pada Tabel 14, maka dapat dirumuskan persamaan struktural yang terbentuk adalah sebagai berikut.
Y = β2X + β3M + e2
Y= 0,589X+0,260M+ e2
Variabel Brand Image memiliki koefisien sebesar 0,589 berarti BrandImage memiliki pengaruh positif terhadap Brand Loyalty, ini diartikanapabila Brand Image meningkat maka Brand Loyalty akan meningkat sebesar0,589.Variabel Brand Trust memiliki koefisien sebesar 0,260 berarti Brand Trust memiliki pengaruh positif terhadap Brand Loyalty ,ini diartikan apabilaBrand Trust meningkat maka Brand Loyalty akan meningkat sebesar 0,260.
Tabel 14.
Hasil Analisis Jalur Pada Struktur 2
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
(Constant) |
-0.266 |
0.288 |
-0.924 |
0.358 | |
Brand Image |
0.743 |
0.117 |
0.589 |
6.329 |
0.000 |
Brand Trust R2 : 0,649 |
0.325 |
0.116 |
0.260 |
2.799 |
0.006 |
Sumber: Data primer diolah, 2020
Pada perhitungan pengaruh error (e) maka didapatkan hasil untuk pengaruh error struktur 1 (e1) sebesar 0,647 dan pengaruh error struktur 2 (e2) sebesar 0,592 Selanjutnya akan dihitung koefisien determinasi total adalah sebagai berikut.
R²m = 1 – (e1)2(e2)2
= 1 – (0,647)2 (0,592) 2
= 1 – (0,418) (0,351)
= 1- 0,147 = 0,853
Pada perhitungan nilai koefisien determinasi total didapatkan sebesar 0,853, maka kesimpulannya adalah 85,3% variabel Brand Loyalty Pada Toko Dwipa Umalas Badung dipengaruhi oleh Brand Image, dan Brand Trust, sedangkan sisanya 14,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian atau diluar model penelitian.
Berdasarkan pemaparan mengenai persamaan structural maka akan dijelaskan hasil nilai dari perhitungan koefisien jalur yang ditunjukkan melalui nilai standardized coefficient Beta pada masing-masing pengaruh hubungan antar
variabel. Berikut ini disajikan nilai-nilai koefisien jalur masing-masing pengaruh
Sumber: Data diolah, 2020
Pada Gambar 2, ditampilkan besaran nilai pengaruh Brand Image terhadap variabel Brand Trust dan Brand Loyalty, serta besaran nilai pengaruh variabel Brand Trust terhadap Brand Loyalty yang masing-masing nilai besaran pengaruh didapatkan dari standardized coefficient Beta dan besaran nilai setiap variabel error dari masing- masing persamaan struktural.
Berdasarkan hasil pada Tabel 14, Brand Image memiliki nilai Beta sebesar 0,589 dan nilai Sig. sebesar 0,000, maka dapat dikatakan H1 diterima karena nilai Sig. 0,000 < 0,05. Kesimpulannya adalah Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty dengan kata lain semakin meningkat Brand Image maka Brand Loyalty pada Toko Dwipa Umalas Badung. Sehingga hipotesis pertama diterima.
Berdasarkan hasil pada Tabel 13, Brand Image memiliki nilai Beta sebesar 0,763 dan nilai Sig. sebesar 0,000, maka dapat dikatakan H2 diterimakarena nilai Sig. 0,000 < 0,05. Kesimpulannya adalah bahwa Brand Image memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Trust, dengan katalain semakin meningkat Brand Image pada Toko Dwipa Umalas Badung, maka semakin meningkatkan Brand Trust pada Toko Dwipa Umalas Badung. Sehingga hipotesis kedua diterima.
Berdasarkan hasil pada Tabel 13, Brand Trust memiliki nilai Beta sebesar 0,260 dan nilai Sig. sebesar 0,006, maka dapat dikatakan H3 diterimakarena nilai Sig. 0,006< 0,05. Kesimpulannya adalah bahwa Brand Trust memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty, dengan kata lain apabila Brand Trust meningkat maka Brand Loyalty Pada TokoDwipa Umalas Badung. akan semakin meningkat. Sehingga hipotesis ketigaditerima.
Berdasarkan Perhitungan di atas, maka dapat diringkas perhitungan pengaruh secara langsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruh total dari masing-masing persamaan struktural yang akan disajikan dalam Tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 15.
Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung Brand Image (X), Terhadap Brand Trust (M) dan Brand Loyalty (Y).
Pengaruh variabel |
Pengaruh langsung |
Pengaruh tidak langsung melalui M |
Pengaruh Total |
Brand Image→Brand Trust |
0,763 |
0,763 | |
Brand Trust →Brand Loyalty |
0,260 |
0,260 | |
Brand Image → Brand Loyalty |
0,589 |
0,198 |
0,787 |
Sumber: Data primer diolah, 2020 |
Pada Tabel 15, ditampilkan hasil ringkasan nilai masing-masing jalur pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel serta nilai error pada masing-masing persamaan struktural yang dihasilkan melalui teknik analisisjalur. Berikut ini akan dijabarkan makna nilai-nilai pada Tabel 15.
Pada penelitian yang dilakukan terhadap konsumen Pada Toko Dwipa Umalas Badung tentang pengaruh Brand Image terhadap Brand Trust , maka didapatkan hasil Brand Image memiliki pengaruh langsung terhadap Brand Trust sebesar 0,763. Pada penelitian yang dilakukan terhadap konsumen Pada Toko Dwipa Umalas Badung tentang pengaruh Brand Trust terhadap Brand Loyalty , maka didapatkan hasil Brand Trust memiliki pengaruh langsung terhadap Brand Loyalty sebesar 0,260
Pada penelitian yang dilakukan terhadap konsumen pada Toko Dwipa Umalas Badung tentang pengaruh Brand Image terhadap Brand Loyalty, maka didapatkan hasil Brand Image memiliki pengaruh langsung terhadap Brand Loyalty sebesar 0,589. Pada penelitian yang dilakukan terhadap konsumen pada Toko Dwipa Umalas Badung tentang peran Brand Trust dalam memediasi pengaruh Brand Image terhadap Brand Loyalty, maka didapatkan hasil bahwa Brand Image memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung melalui Brand Trustterhadap Brand Loyalty dengan nilai koefisien masing-masing sebesar 0,589 dan 0,198, sehingga besaran pengaruh totalnya adalah 0,787.
Uji sobel merupakan alat analisis untuk menguji signifikansi dari hubungan tidak langsung antara variabel independen dengan variabel dependen yang dimediasi oleh variabel mediator. Uji Sobel dirumuskan dengan persamaan berikut dan dapat dihitung dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2010. Bila nilai kalkulasi Z lebih besar dari 1,96 (dengan tingkat kepercayaan 95 persen), maka variabel mediator dinilai secara signifikan memediasi hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas.
ab
(1)
√b2Sa2+a2S2b+Sa2S2b
Keterangan:
a : 0,763
Sa : 0,066
b :0,260
Sb : 0,116
0,763 .0,260
Z= . :
√(0, 26020, 0662) + (0, 76320, 1162) + (0, 06620, 1162)
0,198
Z =
0,090
Z = 2,193
Berdasarkan hasil Uji Sobel menunjukkan bahwa hasil tabulasi Z = 2,193>1,96 yang berarti variabel Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty pada Toko Dwipa Umalas Badung dengan mediasi Brand Trust, sehingga Brand Trust merupakan variabel mediasi pengaruh antara Brand Image terhadap Brand Loyalty Pada Toko Dwipa Umalas Badung, Sehingga hipotesis keempat diterima.
Hasil hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty dengan kata lain semakin meningkat Brand Image maka Brand Loyalty Pada Toko Dwipa Umalas Badung, maka semakin tinggi tingkat Brand Loyaltyt pada Toko Dwipa Umalas Badung Sehingga hipotesis pertama diterima. Penelitian (Abdullah, 2015) menyatakan bahwa brand image memiliki pengaruh yang positif terhadap brand loyalty pada penelitian the higher institute of business administration (HIBA). Penelitian (Anwar et al., 2011) menyatakan bahwa ada hubungan positif antara brand iamge terhadap brand loyalty. Penelitian (Dewi & Suasana, 2014) menyatakan bahwa brand image memilikipengaruh yang positif yang signifikan terhadap brand loyalty pengguna produk Apple di kota Denpasar.
Hasil hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Brand Image memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Trust, dengan kata lain semakin meningkat Brand Image pada Toko Dwipa Umalas Badung, maka semakin tinggi tingkat Brand Trust pada Toko Dwipa Umalas Badung. Sehingga hipotesis kedua diterima.
Isi hasil penelitian ini sesuai dengan (Bastian, 2014) menyatakan bahwa brand image berpengaruh signifikanterhadap brand trust PT. Ades Alfindo Putra Setia. Hal ini menunjukan bahwa sejauh mana brand image perusahaan mampu menciptakan brand trust terhadap pelanggan, karena ketika konsumen sudah terpuaskan kebutuhan dan harapannya, maka kebanyakan konsumen tersebut akan percaya terhadap produk perusahaan. Penelitian (Upamannyu et al., 2015) menyatakan bahwa brand image memiliki pengaruh yang positif terhadap brand trust sektor FMCG di Gwalior, Central India. Penelitian (Adiwidjaja & Tarigan, 2017) menyatakan bahwa brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand trust sepatu Converse kota Surabaya.
Hasil hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Brand Trust memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty, dengan kata lain apabila Brand Trust meningkat maka Brand Loyalty pada Toko Dwipa Umalas Badung. akan semakin meningkat. Sehingga hipotesis ketiga diterima. Penelitian (Rizan et al., 2012) menyatakan bahwa brand trust memiliki pengaruh terhadap brand loyalty pada konsumen Teh Botol Sosro di Food Court ITC Cempaka Mas, Jakarta Timur. Penelitian Penelitian (Abdullah, 2015) menyatakan bahwa brand trust memiliki pengaruh yang yang positif terhadap brand loyalty. Penelitian (Geçti & Zengin, 2013) menyatakan bahwa brand trust memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap loyalitas konsumen sepatu olahraga di Turki.
Hasil hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty pada Toko Dwipa Umalas Badung dengan mediasi Brand Trust, sehingga Brand Trust merupakan variabel mediasi pengaruh antara Brand Image terhadap Brand Loyalty, sehingga hipotesis keempat diterima. Hasil penelitian yang dilakukan (Handayani & Martini, 2015) mengemukakan hasil brand image memediasi hubungan antara brand image terhadap brand loyalty pada pemakai motor matic Yamaha di Kota Semarang, dimana brand trust terbukti mampu menjadi variable mediasi dalam penelitian ini. Kepercayaan (trust) konsumen mempunyai pengaruh terhadap loyalitas berupa niat ulang melakukan pembelian, dan melakukan intensitas pembelian ulang dengan hubungannya pada brand image. Penelitian (Kresnadana & Jatra, 2020) menyatakan bahwa brand trust mampu memediasi hubungan antara brand image dan brand loyalty.
Hasil dari penelitian ini mampu memperkaya teori manajemen pemasaran yaitu perilaku konsumen. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan adanya peran Brand Trust yang mampu memediasi pengaruh Brand Image terhadap Brand Loyalty. Penelitian ini telah mampu menambah kajian empiris, memperkuat penelitian sebelumnya, dan menyatakan adanya pengaruh Brand Trust memediasi pengaruh Brand Image terhadap Brand Loyalty.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Toko Dwipa, Umlas, Badung dimana perusahaan harus meningkatkan inovasi serta kualitas layanan sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga dapat meningkatkan brand image yang berpengaruh terhadap brand loyalty konsumen untuk berbelanja.
Penelitian ini telah diusulkan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah, namun demikian masih terdapat keterbatasan, antara lain. Penelitian ini hanya dilakukan di Kabupaten Badung, sehingga tidak dapat menjangkau lingkungan yang lebih luas. Penelitian ini hanya dilakukan dalam waktu tertentu (cross-section), sedangkankebutuhan di lingkungan sekitar bersifat dinamis yang setiap saat dapat berubah, sehingga penelitian ini perlu dilakukan kembali yang akan datang.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut. Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty PadaToko Dwipa Umalas Badung. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik
brand image maka brand loyalty semakin tinggi. Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Trust Pada Toko Dwipa Umalas Badung. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik brand image maka brand trust semakin baik. Brand Trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty Pada Toko Dwipa Umalas Badung. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik brand trust maka brand loyalty semakin tinggi. Brand trust secara signifikan memediasi hubungan antara brand image terhadap brand loyalty Pada Toko Dwipa Umalas Badung, dimana variabel Brand Trust dapat dinyatakan sebagai variabel mediasi sebagian (partial mediation). Hal ini berarti semakin tinggi brand trust yang dirasakan melalui brand image maka akan meningkatkan brand loyalty konsumen.
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian yang telah dijelaskan, maka dapat disampaikan saran yang berkenaan pada penelitian ini. Pihak Toko Dwipa Umalas Badung harus tetap memperhatikan Brand Image agar konsumen dapat mengenali lebih jauh, sehingga akan meningkatkan Brand Loyalty pada Toko Dwipa Umalas Badung. Indikator dari variabelBrand Image yang memiliki rata-rata terendah adalah Saya merasa Toko Dwipa mampu memberikan kemudahan berbelanja kapan saja, jadi yangharus dilakukan oleh pihak perusahaan adalah memberikan kemudahan dalam tata letak toko serta menambah jam operasional toko sehingga akan memudahkan konsumen untuk berbelanja kapan. Indikator dari variabel Brand Trust yang memiliki rata-rata terendah lainnya adalah Saya percaya untuk berbelanja pada Toko Dwipa. Hal yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah membuat sistem pembayaran yang aman pada transaksi elektronik serta melakukan pengecekkan terhadap barang-barang yang dijual agar jauh dari expired. Bagi peneliti berikutnya, perlu dipertimbangkan untuk meneliti variabel - variable lain di luar brand image dan brand trust untuk yang mempengaruhi brand loyalty, seperti variabel kualitas layanan, kualitas produk, store atmosphere.
REFERENSI
Abdullah, A. (2015). A Structural Model of The Relationships Between Brand Image, Brand Trust and Brand Loyalty. International Journal of Management Research & Review, 5(1), 137–144.
http://ijmrr.com/admin/upload_data/abstract_abs 1mar15mrr.pdf
Adiwidjaja, A. J., & Tarigan, Z. J. H. (2017). Pengaruh Brand Image Dan Brand Trust Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Converse. Agora, 7(3).
Anwar, A., Gulzar, A., Sohail, F. Bin, & Akram, S. N. (2011). Impact Of Brand Image, Trust And Affect On Consumer Brand Extension Attitude: The Mediating Role Of Brand Loyalty. International Journal of Economics & Management Sciences, 1(5), 73–79.
https://www.researchgate.net/publication/285483638_Impact_of_brand_image _trust_and_affect_on_consumer_brand_extension_attitude_The_mediating_rol e_of_brand_loyalty
Bastian, D. A. (2014). Analisa Pengaruh Citra Merek (Brand Image) dan Kepercayaan Merek (Brand Trust) Terhadap Loyalitas Merek (Brand Loyalty) ADES PT. Ades Alfindo Putra Setia. Jurnal Strategi Pemasaran, 2(1), 1–9. http://publication.petra.ac.id/index.php/manajemen-pemasaran/article/view/1391
Chang, A., Chiang, H., & Han, T.-S. (2015). Investigating The Dual-Route Effects Of Corporate Branding On Brand Equity. Asia Pacific Management Review, 20(3), 120–129. https://doi.org/10.1016/J.APMRV.2014.10.001
Dewi, N. N. A. S. T. C., & Suasana, I. G. A. K. G. (2014). Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek, Dan Materialisme Terhadap Loyalitas Merek Pengguna Produk Apple Di Kota Denpasar. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 3(3), 714–732. https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/7282
Edris, Mochamad. (2010). Pengaruh Kualitas Produk dan Layanan Serta Harga terhadap Kepuasan dan Loyalitas Islami Nasabah Pembiayaan BPR Syariah di Jawa Tengah. Program Pascasarjana Universitas Airlangga.
Fasochah, & Harnoto. (2013). Analisis Pengaruh Kepercayaan Dan Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel Mediasi (Studi Pada Rs Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal). Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi, 20(34), 1–22. https://ejurnal.stiedharmaputra-
smg.ac.id/index.php/JEMA/article/view/21
Geçti, F., & Zengin, H. (2013). The Relationship between Brand Trust, Brand Affect, Attitudinal Loyalty and Behavioral Loyalty: A Field Study towards Sports Shoe Consumers in Turkey. International Journal of Marketing Studies, 5(2), 111– 119. https://doi.org/dx.doi.org/10.5539/ijms.v5n2p111
Griffin, J. (2005). Customer Loyalty: Menumbuhkan & Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Hadi, P., & Sumarto. (2010). Pentingnya Brand Loyalty terhadap Minat Beli Ulang. Jurnal Riset Ekonomi Dan Bisnis, 10(1), 9–18.
Handayani, S., & Martini, I. (2015). Pengaruh Brand Image Terhadap Brand Loyalty Brand Trust sebagai Variabel Mediasi (Studi Empiris Pada Pemakai Motor Matic Merek (Yamaha di Kota Semarang). JURNAL EKONOMI MANAJEMEN AKUNTANSI, 22(38). https://ejurnal.stiedharmaputra-
smg.ac.id/index.php/JEMA/article/view/216/186
Kharis, M. (2015). Analisis Kinerja Keuangan dengan metode CAMELS. Universitas Diponegoro, Semarang.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management. In 15th ed. New Jersey: Pearson.
Kresnadana, I. B. G. B., & Jatra, I. M. (2020). The Role of Brand Trust Mediate The Relationship Of Brand Image With Brand Loyalty. International Journal of Management and Commerce Innovations, 7(2).
Kurniawan, I. (2016). Pengaruh Brand Image Terhadap Loyalitas Yang Dimediasi
Brand Trust Pada Pengguna Smartphone. Jurnal STIE PGRI Dewantara Jombang, 14(2), 100–105.
http://jurnal.stieimalang.ac.id/index.php/JAK/article/view/57
Maliyah, S. (2015). Pengaruh Citra Merek, Kepercayaan (Trust) Dan Komitmen Terhadap Loyalitas Nasabah Pada PT. Henan Putihrai Asset Management. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis Mercu Buana, 1(1).
Mamahit, P., Soegoto, A. S., & Tumbuan, W. A. (2015). Pengaruh Brand Image, Brand Trust, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota All New Yaris Pada PT. Hasjrat Abadi Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 15(5).
Moksaoka, I. M. W., & Rahyuda, I. K. (2016). Peran Brand Image Dalam Memediasi Country of Origin Terhadap Purchase Intention. E-Jurnal Manajemen, 5(3), 1690–1716. https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/17236
Neupane, R. (2015). The Effects of Brand Image on Customer Satisfaction and Loyalty Intention in Retail Super Market Chain UK. International Journal of Social Sciences and Management, 2(1), 9–26.
https://doi.org/10.3126/ijssm.v2i1.11814
Noor, M. F. (2014). Pengaruh Brand Image dan Brand Trust Terhadap Brand Loyalty King Thai Tea Bandung. Electronic Journal of Indonesia University of Educa Ton, 3(2), 127–140. https://doi.org/doi.org/10.17509/image.v3i2.1121
Rizan, M., Saidani, B., & Sari, Y. (2012). Pengaruh Brand Image Dan Brand Trust Terhadap Brand Loyalty Teh Botol Sosro Survei Konsumen Teh Botol Sosro Di Food Court Itc Cempaka Mas, Jakarta Timur. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, 3(1), 1–17.
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrmsi/article/view/772
Rodiques, Y., & Rahanatha, G. B. (2018). Peran Brand Trust Memediasi Hubungan Brand Image Dengan Brand Loyalty (Studi Pada Konsumen Iphone di Kota Denpasar). E-Jurnal Manajemen, 7(3), 1310–1338.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/35936
Sabunwala, Z. (2013). Impact Of Celebrity Brand Endorsements On Brand Image And Product Purchases -A Study For Pune Region Of India. IMPACT: International Journal of Research in Business Management, 1(6), 37–42. http://paper.researchbib.com/view/paper/10467
Salim, F. F., & Dharmayanti, D. (2014). Pengaruh Brand Image dan Perceived Quality Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Mobil Toyota di Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, 2(1), 1–8.
https://media.neliti.com/media/publications/132798-ID-pengaruh-brand-image-dan-perceived-quali.pdf
Sari, A. W. (2013). Pengaruh Brand Trust Dan Perceived Qualityterhadap Keputusan Pembelian Ulang Produk Sari Roti(Studi Pada Konsumen Di Perumahan Gresik Kota Baru, Manyar Gresik). Jurnal Ilmu Manajemen, 1(2), 388–401.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jim/article/view/2967
Satyadharma, A. A. (2014). Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Kepercayaan
Merek, Loyalitas Merek Dan Ekuitas Merek Mi Instan Indomie Di Surabaya. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 3(1), 1-19.
https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/1558
Schiffman, L. G., & Wisenblit, J. (2015). Consumer Behavior. 11th Edition. Harlow, Essex Pearson Education Limited.
Sibagariang, S. C. H., & Nursanti, T. D. (2010). Pengaruh Brand Image dan Brand Trust terhadap Brand Loyalty pada PT Bank Sinarmas. THE WINNERS, 11(2), 118–129. https://doi.org/10.21512/tw.v11i2.689
Sivanandamoorthy, S. (2013). Impact of Celebrity Endorsement on Brand Equity in Cosmetic Product. International Journal of Advanced Research in Management and Social Sciences, 2(4), 1–11.
https://www.researchgate.net/publication/267449177_IMPACT_OF_CELEBR ITY_ENDORSEMENT_ON_BRAND_EQUITY_IN_COSMETIC_PRODUC T
Sobel, M. E. (1982). Asymptotic Confidence Intervals for Indirect Effects in Structural Equation Models. Sociological Methodology, 13, 290–321.
https://doi.org/doi.org/10.2307/270723
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Adminstrasi. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Tjiptono, F. (2015). Brand Management & Strategy. Yogyakarta : Andi.
Upamannyu, N. K., Gulati, C., Chack, A., & Kaur, G. (2015). The Effect Of Customer Trust On Customer Loyalty And Repurchase Intention: The Moderating Influence Of Perceived CSR. International Journal of Research in IT, Management and Engineering, 31(1), 135.
https://www.researchgate.net/publication/275969027_THE_EFFECT_OF_CU STOMER_TRUST_ON_CUSTOMER_LOYALTY_AND_REPURCHASE_I NTENTION_THE_MODERATING_INFLUENCE_OF_PERCEIVED_CSR
681
Discussion and feedback