E-Jurnal Manajemen, Vol. 10, No. 12, 2021 : 1429-1448         ISSN : 2302-8912

DOI: https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2021.v10.i12.p09

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI PROVINSI BALI DENGAN KUNJUNGAN

WISATAWAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Ari Yuniarso 1

Albertha Dwi Setyorini 2

1Hotel Management Department, Faculty of Economics and Communication Bina Nusantara University, Jakarta, Indonesia

2Program Doktor Service Management, Trisakti University

Jakarta, Indonesia

email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa dampak pandemi COVID-19 terhadap pendapatan masyarakat lokal dengan tingkat kunjungan wisatawan sebagai variabel intervening. Penelitian ini bersumber dari data primer dan sekunder. Data diperoleh dari hasil kuesioner dan kajian literatur dari berbagai studi pustaka. Teknis analisis yang digunakan adalah metode path analysis dengan menggunakan SPSS. Berdasarkan hasil dari analisis diperoleh bahwa pandemi COVID-19 dan kunjungan wisatawan secara simultan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan masyarakat lokal sebesar 45 persen atau dalam hasil analisis jalur sebesar 0.7416, sedangkan jika secara partial, pandemi COVID-19 dan kunjungan wisatawan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan masyarakat local dengan koefisien 0.9343

Kata kunci: Pandemi Covid-19, Kunjungan Wisatawan, Pendapatan Masyarakat Lokal

ABSTRACT

This study aims to determine and analyze the impact of the COVID-19 pandemic on local people's income with the level of tourist visits as an intervening variable. This research is sourced from primary and secondary data. Data obtained from the results of questionnaires and literature review from various literature studies. Technical analysis used is path analysis method using SPSS. Based on the results of the analysis, it is found that the COVID-19 pandemic and tourist visits simultaneously affect the income level of local communities by 45 percent or in the path analysis results of 0.7416, whereas partially, the COVID-19 pandemic and tourist visits have a positive and significant effect on local community income level with a coefficient of 0.9343

Keywords: Covid-19 Pandemic, Tourist Visits, Local Community Income

PENDAHULUAN

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang pesat dan sebagai salah satu penyumbang devisa terbesar di Indonesia setelah minyak bumi dan gas. Keragaman seni, budaya, tradisi serta keindahan alam yang dimiliki Indonesia menjadi pendukung utama dalam pengembangan pariwisata Indonesia. Salah satu pelopor perkembangan pariwisata Indonesia yaitu Bali. Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling berperan dalam perkembangan pariwisata di Indonesia. Bali merupakan destinasi favorit di Indonesia jika dibandingkan dengan 33 daerah lainnya di Indonesia. Bali memiliki keunikan tersendiri dalam bidang wisata, wisata Bali erat kaitannya dengan nuansa budaya religius dan adat istiadat, dimana hal tersebut sulit untuk dijumpai di tempat lain. Selain itu, keindahan alam yang mempesona mulai dari pantainya dengan pasir putih, keindahan bawah laut, gunung, danau, serta gugusan perbukitan, sehingga sangatlah wajar bila masyarakat Bali sangat menggantungkan kehidupannya dari sektor Pariwisata.

Bali dengan berbagai potensi alam dan budaya yang dimiliki merupakan salah satu destinasi wisata andalan Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, keindahan Bali telah tersebar hingga ke pelosok dunia. Pesatnya perkembangan pariwisata di Bali diiringi oleh besarnya manfaat ekonomi yang dirasakan bagi sebagian besar masyarakat Bali sehingga menjadikan sektor pariwisata menjadi sektor unggulan di bandingkan dengan dengan sektor pertanian dan perikanan. Sektor pariwisata yang memberikan manfaat secara ekonomi secara signifikan namun sektor pariwisata juga merupakan salah satu sektor yang peka dan rentan terhadap isu politik, sosial, keamanan, dan kesehatan.

Covid-19 atau virus Covid-19 terbaru merupakan penyebab satu kasus baru penyakit pneumonia, kasus Kasus pneumonia ditemukan di Wuhan Cina pada akhir Desember 2019, sehingga membuat World Health Organization (WHO) menetapkannya sebagai salah satu wabah yang harus segera ditangani. Virus ini telah menimbulkan kepanikan diseluruh dunia, disebabkan penyebarannya yang cukup cepat (Azamfirei, 2019). Dari sudut sosial, kegiatan pariwisata akan memperluas kesempatan tenaga kerja baik dari kegiatan pembangunan sarana dan prasarana maupun dari berbagai sektor usaha yang langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kepariwisataan. Dari sudut ekonomi bahwa kegiatan pariwisata dapat memberikan sumbangan terhadap penerimaan daerah bersumber dari pajak, retribusi parkir dan karcis atau dapat mendatangkan devisa dari para wisatawan mancanegara yang berkunjung. Adanya pariwisata juga akan menumbuhkan usaha-usaha ekonomi yang saling merangkai dan menunjang kegiatannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Pada tanggal 11 Maret 2020, (World Health Organization 2020) mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi global. Setelah pengumuman ini, beberapa negara melarang orang asing untuk berkunjung ke negaranya, termasuk pemerintah Indonesia melarang warga negara asing berkunjung ke Indonesia. Pelarangan warga negara asing ini berdampak pada terhentinya rute penerbangan internasional dan berpengaruh pada penurunan wisatawan asing berkunjung ke Jakarta, Indonesia. Pandemi Covid-19 yang

melanda Indonesia, memberikan pukulan yang sangat keras bagi semua sektor, tidak terkecuali sektor pariwisata yang menggerakkan perekonomian sebagian besar masyarakat Bali. Adanya kebijakan-kebijakan untuk mengurangi efek domino serta memutus penyebaran virus ini, antara lain social distancing, lockdown (karantina wilayah) serta work from home (bekerja/beraktifitas dari rumah) telah menyebabkan pengurangan kegiatan bepergian masyarakat dunia. Berbagai aktivitas perekonomian mulai dari sektor pariwitasa hingga perdagangan terpaksa harus menutup usahanya dan merumahkan para karyawannya, ini tentu memberi dampak langsung terhadap perekonomia, karena akan banyak pengurangan aktivitas bekerja di luar rumah. Misalnya, sejumlah hotel dan lokasi wisata di daerah-daerah wisata seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali ditutup dan disterilkan dari kegiatan manusia. Pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi langkah efektif bagi perusahaan untuk mengurangi kerugian perusahaan yang semakin bertambah (Syaharuddin, 2020). Padahal suatu aktivitas ekonomi adalah salah satu bentuk upaya manusia dalam konteks pemenuhannya kebutuhan, karena keberadaan manusia tidak dapat dipisahkan dari sifat alami untuk berusaha mempertahankan dan menjaga kelangsungan hidup. Berdasarkan dari Biro Pusat Statisik (diakses 01 Februari 2021) data kunjungan wisatawan ke bali sebagai berikut :

Tabel 1.

Kedatangan Wisman Langsung ke Bali Menurut Pintu Masuk November 2019,

Oktober 2020, dan November 2020

No

Pintu

Masuk

November 2019 (Kunjungan)

Oktober 2020 (Kunjungan)

November 2020 (Kunjungan)

Perubahan (%)

Peran Thd Total

Nov 2020 Thd Okt 2020 (%)

Nov 2020 Thd Nov 2019 (%)

1

Bandara

492.904

10

3

-70,00

-99,999

4,62

2

Pelabuhan

5.021

48

62

29,07

-98,765

95,38

Jumlah

497.925

58

65

12,07

-99,987

100,00

Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2021 (Bali.bps.go.id., 2020)

Berdasarkan Tabel 1. menunjukkan bahwa kedatangan wisman langsung ke Bali menurut pintu masuk bulan November 2019 lebih banyak melalui bandara yaitu sebanyak 492.904 kunjungan, pada bulan Oktober 2020 lebih banyak melalui pelabuhan sebanyak 48 kunjungan, dan pada bulan November 2020 lebih banyak melalui pelabuhan sebanyak 62 kunjungan. Perubahan kedatangan wisman langsung ke Bali menurut pintu masuk bulan November 2020 terhadap bulan Oktober 2020 lebih banyak melalui pelabuhan sebesar 29,07 persen, dan bulan November 2020 terhadap November 2019 sebesar -98,765 persen melalui pelabuhan.

Dalam kondisi seperti ini, virus Covid-19 merupakan suatu wabah yang tidak bisa dianggap biasa saja. Jika dilihat dari gejala orang yang terinfeksi, orang yang

belum pahan virus ini akan mengiranya hanya sebatas influenza biasa, tetapi bagi analisis kedokteran virus ini cukup berbahaya dan mematikan. Saat ini di tahun 2020, perkembangan penularan virus ini cukup signifikan karena penyebarannya sudah mendunia dan seluruh negara merasakan dampaknya termasuk Indonesia Kusumah, dkk. (2020). Hingga saat ini belum ada terapi tepat untuk mengobati virus ini. Penyebaran yang sangat cepat di dunia dan khususnya di Negara Indonesia. Dilihat dari peta pesebaran Covid-19 di Indonesia, kasus posistif telah tersebar di 34 provinsi (Caporaso et al.,2018) dan (Hadiwardoyo, 2020)

Penyebaran Covid-19 yang begitu cepat sehingga mengakibatkan Pemerintah memberlakukan sistem jaga jarak sosial yang disebut PSBB (Pembatasan Social Berskala Besar). Menurut (Nismawati, 2016), Pemerintah juga menganjurkan jaga jarak secara fisik dan mengurangi kegiatan berkerumun, untuk mengurangi penyebaran Covid-19 di Indonesia. Niat baik pemerintah untuk melakukan PSBB sangat merugikan warga Indonesia khususnya dampak ekonomi yang menurun dan banyak tenaga kerja yang kehilangan pekerjaaan

Virus Covid-19 yang semakin menyebar di Indonesia, beberapa kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah di Indonesia memberikan dampak pada beberapa sektor di Indonesia, salah satunya yaitu pada sektor ekonomi. Hal ini tidak terlepas dari adanya Covid-19 yang berdampak pada sektor perdagangan, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Di sisi lain, ekonomi merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan, sebagaimana diketahui bahwa seseorang akan bersinggungan secara langsung dengan kebutuhan ekonomi dalam menjalankan kehidupan (Harirah & Rizaldi, 2020) Secara umum, Covid-19 juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia, di mana yang semula sebesar 5,3 persen, oleh sebagian kalangan memprediksi pertumbuhan ekonomi di Indonesia kini mencapai 2 persen (Hadiwardoyo, 2020).

Tabel 2.

Kunjungan Wisatawan Domestik di Provinsi Bali Tahun 2017-2020 Menurut

Bulan

Bulan

2017

2018

2019

2020

Januari

658.308

743.456

793.527

879.702

Februari

520.462

655.719

692.113

721.105

Maret

618.834

762.622

787.616

567.452

April

705.710

777.287

795.997

175.120

Mei

646.467

682.521

656.082

101.948

Juni

659.718

1.156.151

1.287.877

137.395

Juli

890.360

906.347

935.930

229.112

Agustus

790.323

770.364

925.360

355.732

September

832.026

774.144

812.003

283.349

Oktober

732.720

761.124

853.007

337.304

November

741.649

806.397

852.626

425.097

Desember

939.048

960.859

1.152.901

382.841

Bali

8.735.633

9.757.991

10.545.039

4.596.157

Pertumbuhan

1,06

11,70

8,07

-56,41

Sumber: Hasil Survei Dinas Pariwisata Provinsi Bali (Bali.bps.go.id., 2020)

Melihat kondisi tersebut diatas, sangat perlu dilakukan upaya-upaya untuk memulihkan kembali sektor pariwisata khususnya di Bali dalam upaya memulihkan perekonomian masyarakat Bali. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya dampak pandemi Covid-19 terhadap kunjungan wisatawan dan pendapatan masyarakat lokal di Bali. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca yang ingin mengetahui dampak dari pandemi Covid- 19 terhadap kunjungan wisatawan dan pendapatan masyarakat lokal di Bali.

Menurut Sutrisnawati dkk. (2021), pandemi adalah penyebaran penyakit baru secara luas. Sedangkan pandemi menurut Itjen Kemendikbud adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografis yang luas. Pandemi merupakan epidemi yang menyebar hampir di seluruh negara atau benua, biasanya mengenai banyak orang. Berdasarkan dari kedua definisi tentang pandemi diatas dapat disimpulkan bahwa pandemi merupakan penyebaran pen-yakit baru secara luas di seluruh dunia. Tanggal 11 Maret 2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi dan ada tanggal 14 Maret 2020 Indonesia menetapkan COVID-19 sebagai bencana nasional.

Pendapatan adalah jumlah keseluruhan penghasilan dari pekerjaan utama dan sampingan yang diterima oleh seseorang dalam satu bulan atau satu tahun yang dapat diukur dengan nilai ekonomis, berdasarkan pengukuran ini seorang karyawan dapat digolongkan berdasarkan pendapatan golongan tinggi, sedang dan rendah. Pengembangan suatu objek wisata yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan pendapatan ekonomi yang baik juga untuk komunitas setempat. Pembangunan pariwisata merupakan salah satu pembangunan yang perlu dikembangkan karena dari sektor ini dapat meningkatkan penerimaan devisa negara, menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam menyediakan lapangan kerja, peningkatana penghasilan, standar hidup serta menstimulasi faktor-faktor produksi yang lainnya. Oleh karena itu, muncul berbagai kegiatan-kegiatan ekonomi dalam suatu daerah pariwisata seperti hotel, penginapan, biro perjalanan, restoran, industri kerajinan, art shop, serta berbagai fasilitas pendukung lainnya. Keberadaan sektor pariwisata tersebut harus didukung oleh semua pihak yaitu pemerintah, dan masyarakat yang berada di kawasan pariwisata serta pihak swasta sebagai pihak penanam modal.

Rizal (2000) mengungkapkan bahwa adanya kunjungan wisata di suatu tempat menyebabkan adanya suatu interaksi sosial antara masyarakat di sekitarnya dengan wisatawan yang dapat mengakibatkan perubahan pola atau tata cara hidup masyarakat. Selain menimbulkan masalah aspek sosial, juga berpengaruh pada aspek ekonomi yaitu terbentuknya peluang atau kesempatan kerja yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Pariwisata adalah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam penyedia lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta mensimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Jenis industri baru yang dimaksudkan disini adalah dalam bidang jasa seperti jasa transportasi, jasa akomodasi dan lain-lain, yang mana apabila dikelola dengan

professional dan baik akan menghasilkan pencapaian yang ingin dicapai. Sebagai sektor yang kompleks, pariwisata juga meliputi industri-industri kategori yang sebenarnya seperti industri kerajinan tangan, cendramata, transportasi dan penginapan secara ekonomi.

Menurut Handayani dkk. (2020), diuraikan bahwa virus Covid-19 merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan sampai berat, dan menunjukkan hubungan yang dekat dengan virus penyebab Severe Acute Respitatory Syndrome (SARS) yang mewabah di Hongkong pada tahun 2003, hingga WHO menamakannya sebagai novel corona virus (nCoV-19). Informasi tentang virus ini tentunya masihlah sangat terbatas karena banyak hal masih dalam penelitian dan data epidemiologi yang berkembang juga, untuk itu tinjauan ini merupakan tinjauan berdasarkan informasi terbatas yang dirangkum dengan tujuan untuk memberi informasi dan sangat mungkin akan terdapat perubahan kebijakan dan hal terkait lainnya sesuai perkembangan hasil penelitian, data epidemiologi dan kemajuan diagnosis dan terapi.

Al-Rifai & Aziz (2018), menggambarkan motivasi perjalanan sebagai kebutuhan internal individu yang mendorongnya untuk bertindak dengan cara tertentu untuk mencapai pemenuhan dan tujuan yang diinginkannya. Pariwisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat khusus untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan objek wisata yang dikunjungi dalam periode sementara (Arjana, 2016) Pariwisata memiliki implikasi pada ekonomi, lingkungan alam, penduduk lokal di tempat tujuan, dan pada wisatawan itu sendiri. Berbagai dampak faktor produksi yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang dan jasa oleh pengunjung serta pemangku kepentingan yang terlibat di sektor pariwisata menyebabkan perlunya melakukan pendekatan secara keseluruhan dalam hal pengembangan destinasi pariwisata, manajemen pariwisata maupun monitoring kegiatan pariwisata. Pariwisata berperan terhadap pembangunan bidang ekonomi (Ayu & Utama, 2020). Pariwisata meningkatkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha.

Menurut Soekadijo (2001) jumlah wisatawan adalah sejumlah orang yang mengadakan perjalanan dan pergi kesuatu tempat yang akan di datanginya tanpa menetap di tempat tersebut, atau hanya untuk sementara waktu tinggal ditempat yang didatanginya. Sedangkan Mereka yang dianggap sebagai wisatawan adalah orang yang melakukan kesenangan, karena alasan kesehatan dan sebagainya: orang yang melakukan perjalanan untuk pertemuan-pertemuan atau dalam kapasitasnya sebagai perwakilan. Menurut Organisasi Wisata Dunia (WTO), menyebut jumlah wisatawan hasil dari total keseluruhan orang yang bukan penduduk asli yang datang untuk melakukan perjalanan pendek. Jumlah wisatawan adalah munculnya serangkaian hubungan dari sebuah perjalanan temporal yang dijalin oleh sejumlah orang yang bukan penduduk asli dengan alasan untuk mencari kesenangan. Berdasarkan seluruh definisinya, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah wisatawan adalah total keseluruhan wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang berkunjung atau datang kesuatu tempat yang bukan daerah tempat tinggalnya dengan tujuan untuk

berlibur.

Pendapatan sektor pariwisata adalah bagian dari pendapatan asli daerah yang berasal dari kegiatan pariwisata seperti retribusi rekreasi, hotel, resturan dan yang lainnya dengan satuan rupiah (Yoeti, 1999). Beberapa atau sebagian besar pemerintah daerah belum mengoptimalkan penerimaan retribusi karena masih mendapat dana dari pemerintahanpusat. Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan sektor pariwisata adalah pendapatan yang diperoleh daerah melalui kegiatan pariwisata yang dihitung melalui satuan rupiah.

Ikram dkk. (2017), menjelaskan bahwa kegiatan kepariwisataan secara potensial dapat memberikan efek kedepan maupun kebelakang. Setidaknya ada tiga keuntungan yang dapat diperoleh dengan semakin berkembangnya kepariwisataan suatu daerah. Pertama, akan memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi pendapatan masyaraka lokal. Kedua, mampu mengurangi jumlah pengangguran karena daya serap tenaga kerjanya yang cukup besar dan merata.Ketiga, mendorong timbulnya wirausahawan yang bergerak di industri pariwisata, baik langsung maupun tidak. Tujuan akhir membangun sektor kepariwisataan adalah untuk memperbesar output atau nilai tambah. Hal ini sesuai dengan perkembangan ekonomi karena nilai tambah adalah salah satu indikator yang dipergunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan cara mengamati di beberapa wilayah di Bali, dengan pendekatan observasi dan sumber-sumber ilmiah dan media massa. Data penelitian diolah dan dianalisis bersifat deskriptif kuantitatif dan interpretatif, di mana melalui proses interpretasi persoalan yang ada. Data diperoleh dan dikumpulkan hasil dari studi dokumen, dokumentasi foto, observasi lapangan, dan wawancara.

Menurut (Arikunto, 2010) dan (Prayudi, 2020), menjelaskan bahwa pengumpulan data digunakan metode dokumentasi dan observasi. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya sedangkan metode observasi adalah mengamati, menatap kajian, gerak dan proses.

Hipotesis merupakan asumsi atau pernyataan sementara yang mungkin benar atau salah mengenai suatu kesimpulan, hal ini diperlukan pengujian untuk mendapatkan hasil apakah hipotesis tersebut bisa didukung oleh pengujian atau tidak. Dengan melakukan pengamatan dari sampel dari keseluruhan populasi, maka sebuah hipotesis penelitian akan dapat diketahui apakah bisa didukung atau tidak melalui serangkaian uji hipotesis yang dilakukan. Pengujian hipotesis tersebut dimaksudkan untuk melihat apakah suatu hipotesis yang diajukan dalam penelitian tersebut akan ditolak atau dapat diterima.

Analisis data yang diperoleh menggunakan perhitungan software SPSS 25 (Statistical Product and Service Solutions) dengan metode path analisis. Path Analisis adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. Jadi dapat dikatakan bahwa path analysis

dapat dikatakan sebagai kepanjangan dari analisis regresi berganda, meski didasarkan sejarah terdapat perbedaan dasar antara path analisis yang bersifat independen terhadap prosedur statistik dalam menentukan hubungan sebab akibat, sedang regresi linier memang merupakan prosedur statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan sebab akibat antar variabel yang dikaji.

Tujuan menggunakan metode analisis, antara lain : (1) melihat hubungan antar variabel dengan didasarkan pada model apriori, (2) menerangkan mengapa variabel-variabel berkorelasi dengan menggunakan suatu model yang berurutan secara temporer, (3) menggambar dan menguji suatu model matematis dengan menggunakan persamaan yang mendasarinya, (4) mengidentifikasi jalur penyebab suatu variabel tertentu terhadap variabel lain yang dipengaruhinya, dan (5) menghitung besarnya pengaruh satu variabel independen exogenous atau lebih terhadap variabel dependen endogenous lainnya.

Uji F dilakukan untuk menganalisa pengaruh dari seluruh variabel baik independen maupun mediasi terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan Uji t untuk memperjelas detail dari setiap pengaruh variabel yang diungkapkan dalam masing-masing hipotesis. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 0.05 sebagai standard. Berdasarkan dari variabel yang telah diuraikan dalam tinjauan pustaka, maka penulis menyusun kerangka konseptual pada gambar dibawah ini tentang hipotesis yang menggambarkan tentang pengaruh pandemi Covid-19 terhadap pendapatan masyarakat lokal dengan kunjungan wisatawan sebagai variabel intervening (mediasi).

H1 : Terdapat pengaruh antara pandemi Covid-19 terhadap kunjungan wisatawan

H2 : Terdapat pengaruh antara pandemi Covid-19 dan kunjungan wisatawan terhadap pendapatan masyarakat lokal provinsi bali

H3 : Terdapat pengaruh pandemi Covid-19 dan terhadap pendapatan masyarakat lokal provinsi bali melalui kunjungan wisatawan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan di Provinsi Bali terhadap 135 responden secara random menggunakan metode kuesioner berbasis google form, maka karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin dan jenjang pendidikan yang disajikan dalam Diagram 1 dan Diagram 2 berikut.

Gender Responden

Pria

Wanita


Diagram 1. Komposisi Responden Menurut Jenis Kelamin

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan Diagram 1. di atas, menunjukkan komposisi dari data responden yang diterima menurut jenis kelamin yaitu pria dan wanita hampir seimbang. Dengan Pria sebanyak 68 orang dan wanita sebanyak 67 orang. sehingga diagram diatas menunjukkan keseimbangan 50 persen pria dan wanita.

Jenjang Pendidikan

Responden


  •    SMA

  •    Sarjana

  •    Magister

Diagram 2. Komposisi Responden Menurut Jenjang Pendidikan

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan Diagram 2. di atas, menunjukkan data responden menurut jenjang

pendidikan responden didapatkan data sebagai berikut, sebesar 82% (111 responden) merupakan lulusan SMA, diikuti 16 persen (22 responden) merupakan lulusan sarjana dan jenjang magister sebanyak 2 persen (2 responden). Hal ini menunjukkan bahwa responden dominan memiliki pendidikan sampai jenjang tingkat SMA.

Jumlah kunjungan ke Bali

selama Pandemi


  •    3-6 kali

  •    < 3 kali

  •    7-10 kali

  •    > 10 kali

Diagram 3. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Provinsi Bali Selama Pandemi Covid-19

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan Diagram 2. di atas, menunjukkan data kunjungan wisatawan ke Provinsi Bali selama masa Pandemi adalah mayoritas diisi dengan < 3 kali sebanyak 69 persen atau 93 responden di tempat kedua 3-6 kali sebanyak 37 responden atau 27 persen, dan selanjutnya 7-10 kali sebanyak 1 persen (1 responden), dan yang terakhir adalah > 10 kali sebanyak 3 persen (4 responden).

Selanjutnya dari hasil jawaban responden dilakukan analisis validitas dan reliabilitas dari data yang ada diperoleh, dengan hasil sebagai berikut ini:

Tabel 3.

Hasil Uji Validitas Variabel Pandemi Covid-19

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance

Item Deleted

if Corrected   Item- Cronbach's Alpha if

Total Correlation

Item Deleted

cov1

13.26

2.193

.591

.562

cov2

13.10

2.864

.390

.689

cov3

13.36

2.514

.564

.591

cov4

13.44

2.428

.417

.686

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel di atas, pada variabel Pandemi Covid-19 yang diberi kode cov, didapatkan nilai corrected item total correlation yang melebihi batas angka uji yaitu 0.196 yang didapatkan dari tabel R untuk validitas dengan sampel minimal 100 keatas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator dari variabel Pandemi Covid-19 adalah valid.

Hasil uji reliabilitas variabel pandemic Covid-19 ditunjukkan pada Tabel berikut: Tabel 4.

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pandemi Covid-19

Cronbach's Alpha

N of Items

.699

4

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel di atas, untuk hasil uji reliabilias data untuk variabel pandemi Covid-19 ini didapatkan nilai 0.699 dengan nilai Cronbach alpha yang digunakan sebagai syarat uji reliabilitas ini dengan nilai 0.6. Maka dari nilai Cronbach alpha untuk variabel Pandemi Covid-19 ini lebih besar dari batas uji 0.6 maka variabel ini dinyatakan reliabel.

Tabel 5.

Hasil Uji Validitas Variabel Kunjungan Wisatawan

Scale Mean if Item  Scale Variance if   Corrected Item-   Cronbach's Alpha

Deleted         Item Deleted     Total Correlation    if Item Deleted

visit1 visit2 visit3 visit4 visit5

15.45               9.503                 .411                 .673

14.44              10.577                .461                .639

15.06              11.355                .341                .687

14.34              10.764                .486                .632

14.78              10.085                .591                .588

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel di atas, untuk variabel kunjungan wisatawan diberi kode visit, dengan nilai batas yang sama dari R tabel validitas sebesar 0.196, dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator untuk variabel kunjungan wisatawan adalah valid.

Tabel 6.

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kunjungan Wisatawan Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.694

5

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel di atas, menunjukkan bahwa uji reliabilitas didapatkan angka

Cronbach alpha sebesar 0.694 dimana memiliki nilai diatas 0.6 sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel kunjungan wisatawan adalah reliabel.

Tabel 7.

Hasil Uji Validitas Variabel Pendapatan Masyarakat Lokal Provinsi Bali Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected ItemTotal Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

inc1

11.51

4.073

.290

.619

inc3

11.96

2.938

.455

.506

inc2

12.16

3.431

.484

.485

inc4

12.27

3.809

.380

.561

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel di atas, untuk variabel Pendapatan Masyarakat Lokal diberi kode inc pada masing-masing indikator dimana semua nilai indikator secara corrected item total correlation memiliki nilai diatas nilai R tabel validitas yaitu sebanyak 0.196. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator variabel Pendapatan Masyarakat adalah valid.

Tabel 8.

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pendapatan Masyarakat Lokal Provinsi Bali

Cronbach's Alpha                            N of Items

.618                                             4

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel di atas, untuk nilai reliabilitas variabel Pendapatan Masyarakat, didapatkan hasil Cronbach alpha sebesar 0.618 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0.6 sehingga variabel Pendapatan Masyarakat dapat dinyatakan reliabel.

Pengujian persamaan I dilakukan untuk melihat pengaruh pandemi Covid-19 terhadap kunjungan wisatawan menggunakan program SPSS maka hasil uji regresi disajikan dalam Tabel 9.

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 9 dapat diketahui hubungan antar variabel penelitian yang merupakan koefisien jalur. Model tersebut juga dapat dinyatakan dalam model Struktural yaitu:

Persamaan Struktural 1

Yi = α + β1X1 + ei .............................................(1)

Y1 = 1,257 + 0,552 X1 + e1

Tabel 9. Menunjukkan variabel Pandemi Covid-19 menghasilkan t hitung sebesar 4,396 lebih besar dari t tabel sebesar 1,977 dan nilai signifikansi (Sig) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai level of significant 5 persen (α = 0.05), sehingga dapat disimpulkan secara statistik bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pandemi Covid-19 terhadap kunjungan wisatawan (tourists visit).

Pengujian persamaan II dilakukan untuk melihat pengaruh pandemi Covid-19 dan kunjungan wisatawan terhadap pendapatan masyarakat lokal Provinsi Bali menggunakan program SPSS maka hasil uji regresi disajikan dalam Tabel 10.

Tabel 9.

Hasil Uji Regresi Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Kunjungan Wisatawan (Struktural I)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients Beta

t

Sig.

B

Std. Error

1       (Constant)

1.257

.560

2.245

.026

cov19

.552

.126

.356

4.396

.000

Sumber: Data Primer, 2021

Tabel 10.

Hasil Uji Regresi Pengaruh Pandemi Covid-19 dan Kunjungan Wisatawan terhadap Pendapatan Masyarakat Lokal Provinsi Bali (Struktural II)

Model

Standardized

Unstandardized Coefficients   Coefficients

B        Std. Error        Beta           t         Sig.

1       (Constant)

cov19 Visit (med)

1.826          .339                      5.380       .000

.489          .076            .414     6.422       .000

.429           .053             .528      8.173        .000

a. Dependent Variable: inc Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui hubungan antar variabel penelitian yang merupakan koefisien jalur. Model tersebut juga dapat dinyatakan dalam model Struktural yaitu:

Persamaan Struktural 2

Yi = α + β1X1 + β2X2+ e2 ................................(2)

Y1 = 1,826 + 0,489 X1 + 0,429 X2+ e2

Variabel Pandemi Covid-19 menghasilkan t hitung sebesar 6,422 lebih besar dari t tabel sebesar 1,977 dan nilai signifikansi (Sig) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai level of significant 5 persen (α = 0.05), sehingga dapat disimpulkan secara statistik bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pandemi Covid-19 terhadap pendapatan masyarakat lokal Provinsi Bali.

Variabel kunjungan wisatawan menghasilkan t hitung sebesar 8,173 lebih besar dari t tabel sebesar 1,977 dan didapatkan nilai sig. sebesar 0.000 lebih kecil dari nilai level of significant 5 persen (α = 0.05), sehingga dapat disimpulkan secara statistik

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kunjungan wisatawan terhadap pendapatan masyarakat lokal Provinsi Bali.

Tabel 11.

Hasil Koefisien Determinasi Struktural I

Std. Error of the

Model          R         R Square     Adjusted R Square        Estimate

1                      .356a             .127                   .120                 .73079

  • a.    Predictors: (Constant), Covid-19

  • b.    Dependent Variable: Tourist Visit

Sumber: Data Primer, 2021

Untuk mengetahui nilai e1 yang menunjukkan jumlah variance kunjungan wisatawan yang tidak dijelaskan oleh variabel pandemi Covid-19 dapat dihitung dengan rumus:

e1 = √(1- R12 )…………………………………………….(3) e1 = √(1- 0,1272) = 0,991

Tabel 12.

Hasil Koefisien Determinasi Struktural II

Std. Error of the

Model          R         R Square     Adjusted R Square        Estimate

1                      .671a             .450                   .442                 .44274

a. Predictors: (Constant), Visit (med), cov19

Sumber: Data Primer, 2021

Untuk mengetahui nilai e2 yang menunjukkan jumlah variance pendapatan masyarakat lokal Provinsi Bali yang tidak dijelaskan oleh variabel pandemi Covid-19 dan kunjungan wisatawan dapat dihitung dengan rumus:

e2 = √(1- R22 )………………………………………………(4)

e2 = √(1- 0,4502) = 0,893

Untuk memeriksa validitas model, terdapat indikator untuk melakukan pemeriksaan, yaitu dengan menggunakan koefisien determinan total dengan hasilnya sebagai berikut:

R2m = 1- (Pe1)2 (Pe2)2 …………………………………….(5)

= 1- (0,991)2 (0,893)2

= 0,216

Berdasarkan hasil perhitungan uji determinasi didapatkan 0,216 atau sebesar 21,6 persen, bahwa variasi variabel pendapatan lokal masyarakat dijelaskan oleh variasi

variabel pandemi Covid-19 dan kunjungan wisatawan, sedangkan 78,4 persen sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas di dalam penelitian ini.

Tabel 13.

Hasil Uji Simultan

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1        Regression

21.177

2

10.589

54.019

.000b

Residual

25.874

132

.196

Total

47.051

134

a. Dependent Variable: inc

b. Predictors: (Constant), visit(med), cov19 Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 12. menunjukkan secara simultan pandemi Covid-19 dan kunjungan wisatawan berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat lokal Provinsi Bali dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05


Hasil penelitian menunjukkan pada uji t dan signifikansi diperoleh t hitung sebesar 4,396 atau dalam koefisien analisis jalur sebesar 0.356 yang lebih besar dari t tabel sebesar 1,977 dan nilai signifikansi (Sig) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai level of significant 5 persen (α = 0.05). Hal ini dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pandemi Covid-19 terhadap kunjungan wisatawan.

Semakin banyak warga negara di dunia termasuk Indonesia meninggal dunia akibat terinfeksi covid-19 yang berlangsung sejak Maret hingga September 2020, maka semakin banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara merasa khawatir akan penyebaran covid-19 sehingga banyak yang membatalkan kunjungan wisatanya ke

Indonesia, disamping adanya pembatasan sosial berskala besar juga penutupan rute penerbangan ke Indonesia dari luar negeri. Semakin lama adanya pembatasan sosial dan penutupan rute penerbangan, maka semakin menurun wisatawan yang datang berkunjung.

Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh ILO (International Labour Organization, 2020) yang menyatakan bahwa pandemi covid-19 berpengaruh terhadap peningkatan pengangguran global antara 5,3 juta sampai dengan 24,7 juta pada tahun 2020. Penelitian ini juga melengkapi terhadap penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Soehardi dkk. (2020) yang menyatakan bahwa semakin lama pendemi covid-19, maka semakin berpengaruh pada penurunan kinerja karyawan pariwisata. Indikator pandemi covid-19 yang paling dominan adalah resiko inheren penularan covid-19 dibandingkan dengan indikator lainnya seperti massive testing, equipment availability dan protokol kesehatan. Sedangkan indikator kinerja karyawan yang paling dominan adalah kinerja tugas atau task performance dengan cara work from home and work from office apabila dibandingkan dengan indikator lainnya seperti kinerja adaptif atau adaptive performance and kinerja kontektual atau contextual performance.

Hasil penelitian menunjukkan pada uji t dan signifikansi diperoleh t hitung sebesar 8,173 atau koefisien analisis jalur sebesar 0.528 yang lebih besar dari t tabel sebesar 1,977 dan didapatkan nilai sig. sebesar 0.000 lebih kecil dari nilai level of significant 5 persen (α = 0.05), Hal ini dapat dikatakan bahawa terdapat pengaruh yang signifikan kunjungan wisatawan terhadap pendapatan masyarakat lokal.

Penelitian ini sejalan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ardianti (2017) yang menyatakan bahwa kunjungan wisatawan berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat di desa Medewi. Penelitian ini juga melengkapi dari penelitian sebelumnnya yang dilakukan oleh Suastika & Yasa (2017) yang menyatakan bahwa jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah pada kabupaten/kota di Provinsi Bali.

Hasil penelitian menunjukkan pada uji t dan signifikansi diperoleh t hitung sebesar 6,422 atau koefisien analisis jalur sebesar 0.414 yang lebih besar dari t tabel sebesar 1,977 dan didapatkan nilai sig. sebesar 0.000 lebih kecil dari nilai level of significant 5 persen (α = 0.05). Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung maka nilai z dari koefisien ab dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sab   = √b2sa2 + a2sb2 + sa2 sb2................................(6)

= √(0,429)2 (0,991)2 + (0,552)2(0,893)2 + (0,991)2 (0,893)2

Sbib3 = 1,207

Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung maka menghitung nilai z dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut :


Z=


ab


Z =


√a2Sb2+b2Sa2+Sa2Sb2 (0,429)(0,552)


(7)


Z = 0,196


1,207


Oleh karena Z hitung sebesar 0,196 < Z tabel 1,96, hal ini dapat dikatakan bahwa kunjungan wisatawan merupakan variabel yang memediasi pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap pendapatan masyarakat lokal Provinsi Bali.

Penelitian ini sejalan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Soehardi dkk. (2020) yang menyatakan bahwa pandemi covid-19 berpengaruh sgnifikan terhadap wisatawan mancanegara dan nusantara di Indonesia. Semakin lama penutupan sementara hingga pembatasan penumpang pesawat terbang, maka semakin menurun pendapatan perusahaan yang selanjutnya berdampak pada pengurangan jumlah karyawan perusahaan penerbangan di Indonesia, yang dapat diartikan terjadinya penurunan tingkat pendapatan dikarenakan adanya pengurangan karyawan sampai dengan terjadinya PHK.

Hasil penelitian didapatkan 0.45 atau sebesar 45 persen, bahwa variabel pandemi Covid-19 dan Tourist Visit sebagai variabel mediasi mempengaruhi terhadap variabel pendapatan lokal masyarakat provinsi Bali, sedangkan 55 persen sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas di dalam penelitian ini, dan uji secara simultan didapatkan tingkat signifikansi (sig) 0.000 atau analisis jalur sebesar 0.7416 yang lebih kecil dari nilai level of significant 5 persen (α = 0.05) yang berarti minimal salah satu dari variabel X memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel pendapatan masyarakat.

Kunjungan wisatawan, sebagai variabel mediasi yang total atau utuh, faktor ini dipengaruhi oleh variabel independennya yaitu pandemi Covid-19, sehingga dengan pengaruh yang signifikan dari variabel independen menjadikan para wisatawan tidak berani untuk berkunjung karena berbagai faktor selain dari pemerintah negara masing-masing, kondisi Bali yang juga termasuk zona kuning dan merah terjangkit Covid-19 memberikan pengaruh yang signifikan kepada variabel dependen yaitu pendapatan masyarakat lokal Bali yang dimana mereka mengandalkan sektor pariwisata sebagai mata pencaharian mereka.

Secara singkatnya dapat dijelaskan bahwa, perkembangan virus Covid-19 yang sekarang telah menjadi pandemi merupakan faktor utama dari keberlangsungan ekonomi di seluruh industri dengan sektor pariwisata yang paling terdampak penyebaran virus ini. Pariwisata memang butuh keramaian sedangkan para ahli kesehatan sekarang lebih menyarankan untuk di rumah saja dan menghindari keramaian, inilah yang menyebabkan industri pariwisata sangat terdampak, baik dari jumlah pengunjung yang berkurang drastis tidak hanya di Bali namun seluruh objek wisata di mancanegara yang berpengaruh terhadap pendapatan dari sektor pariwisata itu sendiri.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pandemi Covid-19 terhadap kunjungan wisatawan, dengan kata lain Pandemi Covid-19 yang melanda dunia tidak terkecuali Indonesia, sangat berpengaruh terhadap tingkat

kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara, hal ini disebabkan adanya pembatasan sosial berskala besar, penutupan rute penerbangan, juga rasa ketakutan jika terpapar Covid-19 yang bisa menyebabkan kematian. (2) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kunjungan wisatawan terhadap pendapatan lokal masyarakat provinsi Bali. Dengan menurunnya kunjungan wisatawan, dapat diartikan tidak adanya pemasukan pendapatan bagi para penggiat pariwisata secara keseluruhan, baik hotel, restoran, maupun pedagang cindera mata di sekitar lokasi objek wisata yang biasanya didominasi oleh masyarakat lokal atau masyarakat yang berdomisili di sekitar objek wisata tersebut. (3) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pandemi Covid-19 terhadap pendapatan lokal Masyarakat Provinsi Bali. Perkembangan virus Covid-19 yang sudah menjadi pandemi berakibat adanya pelarangan berkumpul demi menghambat laju penularannya, sehingga berakibat dengan adanya pembatasan sosial dan penutupan rute penerbangan yang mengakibatkan tidak adanya wisatawan yang berkunjung sehingga bagi penggiat pariwisata tidak ada pendapatan. (4) Terdapat pengaruh yang positif antara pandemi covid-19 dengan tingkat pendapatan masyarakat lokal provinsi Bali dengan variabel kunjungan wisatawan sebagai variabel intervening. Banyak turis mancanegara dan lokal merasa khawatir penyebaran covid-19 sehingga wisatawan membatalkan kunjungan wisatanya ke Bali. Meningkatnya warga negera Indonesia yang meninggal dunia dan terinfeksi covid-19 merupakan kekhawatiran penyebaran penyakit covid-19 kepada wisatawan mancanegara dan nusantara merupakan indikator paling dominan dibandingkan indikator lainnya seperti meningkatnya warga negara Indonesia yang sembuh karena covid-19.

Adapun saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan adalah sebagi berikut: (1) Untuk para pelaku pariwisata agar segera mencari terobosan-terobosan baru dalam menawarkan paket wisata, agar kunjungan wisatawan meningkat, dan perekonomian masyarakat lokal berangsur membaik. (2) Untuk masyarakat yang terimbas perekonomiannya akibat menurunnya tingkat kunjungan wisatawan, agar tetap bersemangat dalam aktifitas bekerja dan berusaha semaksimal mungkin untuk perekonomian keluarga dengan mencari alternatif-alternaltif lain yang menghasilkan. Dan (3) penelitian yang akan dilakukan selanjutnya supaya dapat memperluas penelitian dengan menambahkan variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat dan memperbanyak responden.

REFERENSI

Al-Rifai, R. H., & Aziz, F. (2018). Prevalence of type 2 diabetes, prediabetes, and gestational diabetes mellitus in women of childbearing age in Middle East and North Africa, 2000-2017: Protocol for two systematic reviews and meta-analyses. Systematic Reviews, 7(1), 1–7. https://doi.org/10.1186/s13643-018-0763-0

Ardianti, S. (2017). Pengaruh Kunjungan Wisata Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana Tahun 2012-2015.

Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 9(1).

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Bina Aksara.

Arjana, I. G. B. (2016). Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (1st ed.). Jakarta: Rajawali Pers.

Ayu, W., & Utama, N. N. dan M. S. (2020). Tourism Development In Improving Community Welfare In North Badung, Badung Regency, Bali. International Journal of Business, Economics and Law, 21(5).

Azamfirei, R. (2019). The 2019 Novel Coronavirus: A Crown Jewel of Pandemics? Journal of Critical Care Medicine, 6(1), 3–4.

Bali.bps.go.id. (2020). Perkembangan Pariwisata Provinsi Bali Februari 2020.

Caporaso, N., Whitworth, M. B., Cui, C., & Fisk, I. D. (2018). Variability of single bean coffee volatile compounds of Arabica and robusta roasted coffees analysed by SPME-GC-MS. Food Research International, 108(December 2017), 628–640. https://doi.org/10.1016/j.foodres.2018.03.077

Hadiwardoyo, W. (2020). Kerugian Ekonomi Nasional Akibat Pandemi Covid-19. Baskara:  Journal of Business and Entrepreneurship,  2(2),  83–92.

https://doi.org/10.24853/baskara.2.2.83-92

Handayani, D., Hadi, D. R., Isbaniah, F., Burhan, E., & Agustin, H. (2020). Penyakit Virus Corona 2019 Diah. Respirologi Indonesia, 40(2), 119–129.

Harirah, Z., & Rizaldi, A. (2020). Merespon Nalar Kebijakan Negara Dalam Menangani Pandemi Covid 19 Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik Indonesia, 7(1), 36–53. https://doi.org/10.24815/ekapi.v7i1.17370

IKRAM, M., FITRIANTI, A. N., & HARIANTI. (2017). PENGARUH SEKTOR PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT LOKAL KABUPATEN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA MUH. 13(2), 113–121.

Kusumah, E. P., Kusnendi, & Sari, M. (2020). Intensi Pemilihan Wisata Berkelanjutandi Pulau Belitung: Pengetahuan Pariwisata Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Kewirausahaan (JEBIK), 9(1), 1–16.

Nismawati. (2016). Pengaruh Pelayanan Administasi Akademik Terhadap Kepuasan Mahasiswa Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Uin Alauddin Makassar.

Prayudi. (2020). Dampak Covid-19 terhadap Pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Nusantara, 3(2).

Rizal, I. (2000). Dampak Sosial Ekonomi dan Budaya Kepariwisataan Pantai Ujong Blang Lhokseumawe Provinsi Daerah Istimewa Aceh.

Soehardi, S., Permatasari, D. A., & Sihite, J. (2020). Pengaruh Pandemik Covid-19 Terhadap Pendapatan Tempat Wisata dan Kinerja Karyawan Pariwisata di Jakarta. Jurnal Kajian Ilmiah, 1(1), 1–14. https://doi.org/10.31599/jki.v1i1.216

Soekadijo, R. G. (2001). Anatomi Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Suastika, I. G. Y., & Yasa, I. N. M. (2017). Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan, Lama Tinggal Wisatawan, dan Tingkat Hunian Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, 6(7), 1338. Retrieved from https://ojs.unud.ac.id/index.php/eep/article/view/29349

Sutrisnawati, N. K., Budiasih, N. G. A. N., & Ardiasa, I. K. (2021 ). Upaya Pemulihan Sektor Pariwisata Di Tengah Pandemi Covid 19. Jurnal Kajian Dan Terapan Pariwisata, 1(1), 39–57. https://doi.org/10.53356/diparojs.v1i1.21

Syaharuddin. (2020). Menimbang Peran Teknologi dan Guru dalam Pembelajaran di Era COVID-19. Menimbang Peran Teknologi Dan Guru Dalam Pembelajaran Di Era COVID-19, 21(1), 1–6.

World Health Organization. (2020).

Yoeti. (1999). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: PT. Angkasa.

1448