E-Jurnal Manajemen, Vol. 11, No. 3, 2022 : 443-463

ISSN : 2302-8912


DOI: https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2022.v11.i03.p02

PERAN WORD OF MOUTH MEMEDIASI PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

Kadek Ery Satya Pranandha1 Ni Made Wulandari Kusumadewi2

1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia email: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran word of mouth sebagai pemediasi pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen produk minyak Kutus-Kutus. Populasi dalam penelitian ini adalah warga Kota Denpasar yang sudah membeli minyak Kutus-Kutus. Penentuan sampel dalam penelitian ini memakai metode non-probalitity sampling sehingga dipilih 100 orang sebagai responden. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas produk dengan word of mouth, hubungan yang positif dan signifikan word of mouth dengan keputusan pembelian, hubungan yang positif dan signifikan kualitas produk dengan keputusan pembelian. Penelitian juga membuktikan bahwa word of mouth memediasi pengaruh kualitas produk dengan keputusan pembelian. Hasil penelitian ini secara praktis dapat menjadi salah satu acuan bagi peneliti lainnnya yang ingin meneliti mengenai kualitas produk, word of mouth dan keputusan pembelian konsumen.

Kata Kunci: Kualitas Produk, Word of Mouth, Keputusan Pembelian

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the role of word of mouth in mediating the effect of product quality on consumer purchasing decisions for Kutus-Kutus oil products. The participants in this study were Denpasar City residents who had purchased Kutus-Kutus oil. In this study, the sample was determined using a non-probability sampling method, and 100 people were chosen as respondents. The path analysis technique was used for the analysis. There was a positive and significant relationship between product quality and word of mouth, a positive and significant relationship between word of mouth and purchasing decisions, and a positive and significant relationship between product quality and purchasing decisions, according to the findings. Furthermore, research shows that word of mouth influences purchasing decisions in a way that product quality does not. The findings of this study can practically be used as a reference by other researchers looking into product quality, word of mouth, and consumer purchasing decisions.

Keywords: Product Quality, Word of Mouth, Purchase Decision

PENDAHULUAN

Tanaman obat sudah dimanfaatkan sebagai obat herbal dari sejak dahulu di beberapa daerah di Indonesia. Pulau Bali salah satu daerah yang dikenal akan budaya, tradisi dan juga dikenal dengan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional di Bali bisa disejajarkan dengan daerah atau suku lainnya seperti Jawa, Papua, Batak, Dayak, dan Pasundan. Pengobatan tradisional Bali adalah salah satu warisan budaya bangsa. Gubernur Bali Bapak Wayan Koster mengatakan Bali mempunyai sekitar 3.000 jenis tanaman obat yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi obat tradisional. Lontar Usada Mala mangatakan terdapat 29 jenis tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat herbal dan bagian tanamannya yang dipakai untuk obat adalah ada umbi, buah, akar, batang dan daun (Adiputra & Trapika, 2018).

Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan di zaman sekarang ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Survei yang dilakukan sebuah perusahaan asuransi dan lembaga penelitian pada tahun 2018 menunjukan, 73 persen masyarakat Indonesia menjadikan kesehatan pribadi sebagai prioritas nomor satu dalam kehidupan mereka, jumlah ini meningkat 19 persen dari indeks yang sama tahun lalu. Menurut Marwati & Amidi (2019) beberapa alasan mengapa produk obat herbal masih menjadi alternatif pengobatan, antara lain: efek samping lebih sedikit, aman dikonsumsi jangka panjang, terdapat banyak khasiat, lebih mudah digunakan, menuntaskan penyakit, alternative yang murah. Penggunaan obat herbal menjadi tren dikalangan masyrakat, hal ini membuat industri obat herbal tengah

Persaingan didalam bisnis mengalami banyak perubahan dan mendorong perusahaan untuk merancang strategi pemasaran yang tepat. Pengeluaran operasi yang lebih rendah, dan keberhasilan bisnis yang tinggi menjadi titik fokus bagi bisnis (Ratanavilaikul, 2018). Perusahaan dituntut bekerja keras dalam mempertahankan produknya untuk dapat bersaing dengan produk lainnya dipasaran (Khadka & Maharhan, 2017). Berbagai macam strategi dapat diterapkan oleh suatu perusahaan. Perusahaan dinilai harus mempunyai keunggulan dibandingkan pesaing untuk ditawarkan kepada konsumen dan calon konsumen. Salah satunya meningkatkan kualitas produk dan manajemen pemasaran adalah hal yang dapat dilakukan untuk memenuhi tujuan sesuai dengan target dari perusahaan (Wiguna & Wijayanti, 2019).

Strategi pemasaran mempunyai peranan penting dalam memaksimalkan laba, penentu kelangsungan kehidupan perusahaan serta memperkuat posisinya didalam persaingan bisnis (Giri & Jatra, 2015). Kegiatan pemasaran tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya komunikasi yang berlangsung dengan baik didalamnya. Tanpa komunikasi, masyrakat maupun calon konsumen secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan dan juga keunggulan suatu produk di pasaran. Konsep yang secara umum sering digunakan dalam upaya memberi informasi, membujuk, dan mempengaruhi konsumen maupun calon konsumen disebut dengan promosi (Restupura & Rahanatha, 2020). Promosi berkaitan dengan seluruh kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam rangka mengkomunikasikan keunggulan produknya dan membujuk konsumen untuk melakukan pembelian pada produk tersebut (Pemayun & Ekawati, 2016).

Keputusan pembelian merupakan aktivitas individu konsumen untuk mengidentifikasi kebutuhan, menghasilkan pilihan, dan melakukan pembelian pada produk atau merek tertentu (Herawati et al., 2019). Keputusan pembelian adalah suatu usaha penilaian dan pemilihan dari banyaknya alternative sesuai dengan kepentingan atau kebutuhan dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling memuaskan (Machfoedz, 2013). Jadi keputusan pembelian merupakan dimana konsumen sudah dalam tahap benar-benar melakukan pembelian pada suatu produk atau merek. Adanya kebutuhan mengharuskan konsumen memilih alternative yang ada. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian yang ada kaitanya dengan rangsangan pemasaran antara lain kualitas produk dan promosi melalui word of mouth (Rembon et al., 2017).

Kualitas dari suatu produk mempunyai kaitan yang erat dengan keputusan pembelian konsumen, maka kualitas produk mempunyai peranan penting dalam suksesnya suatu perusahaan. Produk dikatakan berkualitas jika produk tersebut mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan dari konsumen. Kualitas produk ditentukan oleh konsumen melalui pengalaman mengkonsumsi produk (Yafie et al., 2016). Kualitas produk bisa dikatakan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan daya saing. Semakin banyak pesaing, maka semakin banyak konsumen memiliki alternative atau pilihan produk yang akan digunakan. Hal ini mengakibatkkan semakin sulit untuk mempertahankan konsumen lama, oleh karena itu perusahaan perlu mengoptimalkan kualitas produk semaksimal mungkin.

Kualitas produk merupakan kemampuan sebuah produk atau jasa dalam menjalankan fungsinya (Kotler, P. & Armstrong, 2008). Factor-faktor yang menjadi penentu kualitas produk antara lain: (1) kinerja (performance), (2) daya tahan (durability), (3) kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), (4) keindahan (aesthetic), (5) kehandalan (reliability), (6) fitur (features), (7) kemudahan memperbaiki produk (serviceability), dan (8) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) (Kotler, P. & Armstrong, 2008). Standar kualitas produk akan berbeda dari perusahaan satu dengan perusahaan lainya walaupun produknya sama. Persepsi konsumen terhadap kualitas produk akan membentuk sikap dan preferensi yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian (Wardhani et al., 2015).

Minyak kutus kutus merupakan salah satu produk dari Perusahaan PT. Tamba Waras yang menjadikan kualitas produknya sebagai daya saing. Minyak Kutus Kutus perusahaan obat herbal yang berasal dari Pulau Bali yang baru berdiri pada tahun 2013. Minyak kutus kutus adalah minyak balur herbal yang terbuat dari campuran beragam tanaman obat yang diolah dengan cara khusus dan juga tradisional. Khasiat yang ditawarkan minyak Kutus Kutus antara membangkitkan energi penyembuh dari alam dengan bahan tradisional dari masuk angin, perut kembung dan gatal gatal akibat digigit serangga serta sebagai minyak urut untuk membantu meredakan pegal linu, encok dan nyeri pada persendian. Minyak Kutus Kutus dibuat dari 49 macam rempah alami didalmnya. Keberadaan minyak yang awalnya digunakan untuk mengoabati kaki yang hampir lumpuh ini lambat laun semakin mudah ditemui dan banyak dijual oleh

pelapak di banyak kota di Indonesia. Total jumlah reseller minyak Kutus Kutus hingga tahun 2018 sudah tersebar 3.000 reseller di seluruh Indonesia.

Semakin meluasnya produk minyak Kutus Kutus diikuti dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen. Suksesnya perusahaan ini bukan berarti tanpa hambatan. Minyak Kutus Kutus ditengah popularitasnya tidak lepas dari tudingan “miring” dari soal status kehalalan produk, proses pembuatannya melibatkan mantra gaib, hingga pemalsuan produk minyak Kutu Kutus. Kesadaran akan banyaknya kesimpangsiuran yang terjadi di kalangan masyarakat berpotensi membentuk persepsi negatif mengenai kualitas minyak Kutus Kutus. Langkah strategis yang dilakukan perusahaan dalam menepis tudingan itu adalah menyebarkan informasi yang valid melukakan komunikasi berupa klarifikasi terutama kepada media, konsumen, dan pihak terkait lainnya. Tanggapan yang positif kepada suatu produk akan menghasilkan penilaian yang baik tentang bagaimana konsumen bersikap (Maruto et al., 2015).

Penjualan minyak Kutus Kutus pada bulan januari hingga bulan maret mengalami mengalami peningkatan penjualan. Pada bulan April penjualan minyak Kutus Kutus mengalami penuruan penjualan dan pada bulan mei dan juni kembali mengalami peningkatan penjualan. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penjualan minyak Kutus Kutus mengalami penurunan pada bulan april tahun 2019. Penurunan penjualan pada bulan april didukung oleh adanya tudingan negatif mengenai minyak Kutus Kutus hingga beredarnya produk palsu dipasaran.

Keputusan pembelian selain dipengaruhi oleh kualitas produk dipengaruhi juga oleh promosi. Promosi Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, dunia bisnis mengalami banyak perubahan yang begitu cepat dan pesat tidak sedikit pemasar konvensional beralih menjadi pemasar digital. Komunikasi word of mouth merupakan promosi konvesional alat yang efektif untuk mendominasi keputusan pembelian konsumen. Minyak Kutus Kutus merupakan salah satu perusahaan yang memanfaatkan komunikasi word of mouth. Perusahaan mempersilahkan konsumen untuk mencoba sendiri kebenaran dari khasiat yang telah diklaim. Jika memang terbukti benar, konsumen sendirilah yang akan menyebarkan manfaat kesehatan dari minyak kutus kutus tersebut kepada orang lain. Kontroversi yang beredar dimasyarakat secara tidaklangsung mempromosikan minyak Kutu Kutus.

Word of mouth merupakan sebuah promosi dimana tingkat pengendaliannya bagi perusahaan khususnya pemasar sangatlah rendah tetapi memberikan dampak yang besar terhadap produk atau merek perusahaan (Puspita et al., 2016). Perusahaan banyak memanfaatkannya dikarenakan berasal dari pengalaman pribadi konsumen yang tidak dibayar untuk memberikan rekomendasi yang baik (Pratiwi, 2017). Promosi mempunyai peranan penting dalam pengambilan keputusan konsumen. Salah satu bentuk promosi dalam perusahaan adalah WOM (word of mouth). WOM dapat berupa rekomendasi atau komentar secara lisan maupun non lisan yang diseberkan oleh konsumen yang didapat dari pengalaman yang diterima ketika menggunakan suatu produk. Word of mouth bertujuan untuk menyampaikan infromasi tentang atribut berbagai produk dan jasa, tentang penggunaan atau tentang produsen (Dzian et al.,

2015). Komunikasi WOM juga mempunyai peranan penting terhadap konsumen yang belum memutuskan untuk membeli suatu produk.

WOM (word of mouth) adalah komunikasi yang dilakukan dari mulut ke mulut yang merupakan bagian dari proses komunikasi berupa pemberian rekomendasi atau refrensi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal terhadap orang lain (Kotler & Keller, 2016). Konsumen yang puas juga cenderung akan memberikan rekomendasi atau referensi yang baik terhadap produk atau jasa kepada orang lain (Puspasari, 2014). Konsumen cenderung akan mencari referensi ketika ingin membeli suatu produk apalagi produk tersebut memiliki nilai yang tinggi bagi orang tersebut. Word of mouth akan menjadi referensi yang membentuk ekspektasi konsumen terhadap suatu produk. Word of mouth berasal dari suatu bentuk yang timbul secara alamiah karena keunggulan dari produk atau jasanya. Menurut Sernovitz (2012) faktor – faktor yang membentuk word of mouth yang baik harus memperhatikan 5 elemen dasar: (1) talkers (pembicara), (2) topics (topik), (3) tools (alat), (4) talking part (partisipasi), (5) tracking (pengawasan).

Penelitian ini berangkat dari adanya kesenjangan penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Oktavenia & Ardani (2018) menemukan hasil bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian handphone nokia. Hasil ini sejalan dengan penelitian Igir et al., (2018) yang juga menyimpulkan semakin bagus kualitas produk maka semakin tinggi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian mobil Grand Max. Penelitian yang dilakukan oleh Pandensolang & Tawas (2015) menemukan hasil yang berbeda bahwa kualitas produk berpengaruh negatif signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini terjadi akibat beberapa faktor dalam pemenuhan kualitas produk, salah satunya terjadinya kenaikan harga produk ketika terjadi peningkatan kualitas produk. Kualitas produk sudah sesuai dengan positioning dari target perusahaan, selain kualitas produk yang mampu mendorong orang untuk melakukan keputusan pembelian, terdapat faktor word of mouth juga mempengaruhi keputusan pembelian (Joesyiana, 2018).

Penelitian yang dilakukan oleh Juniantoko & Supriono (2017) mengungkapkan bahwa word of mouth bepengaruh secara langsung terhadap keputusan pembelian. Hasil yang sama ditemukan dilakukan oleh Oliviana et al., (2017) mengungkapkan bahwa word of mouth mempunyai pengaruh positif siginifikan terhadap keputusan pembelian. Semakin positif word of mouth, maka semakin tinggi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Penelitian yang dilakukan oleh Rachman & Abadi (2017) menemukan hasil yang berbeda bahwa secara parsial word of mouth tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Dengan adanya perbedaan beberapa penelitian yang sudah dilakukan, menjadi pentingnya penelitian ulang dilakukan. Sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas bagaimana peran word of mouth memediasi pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian minyak Kutus Kutus. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kualitas produk terhadap word of mouth, pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian, pengaruh word of mouth terhadap keputusan 447

pembelian minyak Kutus Kutus di Kota Denpasar dan peran word of mouth memediasi hubungan kualitas produk terhadap keputusan pembelian minyak Kutus Kutus di Kota Denpasar.

Kualitas produk adalah suatu kondisi dari sebuah barang berdasarkan pada penilaian atas kesesuainnya dengan standar ukur yang telah ditetapkan. Word of mouth adalah komunikasi dari orang ke orang antara sumber pesan dan penerima pesan dimana penerima pesan menerima pesan dengan cara tidak komersil mengenai suatu produk, pelayanan, atau merek. Word of mouth menjadi referensi yang membentuk harapan pelanggan. Mertasya & Giantari (2020) dan Semuel & Audrey (2020) menemukan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth. Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rambe et al., 2017) menemukan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth positif. Penelitian yang dilakukan oleh Nasirudi et al., (2018) menemukan hasil yang berbeda bahwa kualitas produk berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap word of mouth Berdasarkan dari hasil penelitian sebelumnya, maka pada penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Kualitas produk berpengaruh positif terhadap word of mouth.

Kualitas produk adalah suatu kondisi dari sebuah barang berdasarkan pada penilaian atas kesesuainnya dengan standar ukur yang telah ditetapkan. Rizan et al. (2017); Supangkat & Supriyanti, (2017) dan Kalicharan (2014) menemukan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, namun berbeda penelitian yang dilakukan oleh Rumondor et al., (2017) menemukan bahwa kualitas produk berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Word of mouth mempunyai pengaruh yang sangat besar kepada seseorang karena informasi yang didapat dianggap nyata dan jujur dan seseorang cenderung lebih mempercayai informasi produk yang mereka dengar dari teman, kerabat dan orang terdekat yang sudah berpengalaman terhadap suatu produk (Nugraha, 2013). Nurvidiana et al. (2015) menyatakan bahwa WOM berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian karena WOM promosi yang bersifat alamiah sehingga diterima dikalangan masyarakat. Topowijon & Endang (2016) WOM adalah suatu alat yang bisa mempertemukan penjual dan pembeli dalam sebuah transaksi pemasaran dimana terdapat aktivitas mengkomunikasikan keunggulan produk. Dari hasil penelitian sesbelumnya yang dilakukan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Word of mouth berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian dapat berupa pengaruh tidak langsung, karena kualitas produk dapat mempengaruhi salah satu faktor promosi yaitu word of mouth. Dewi & Warmika (2017) menemukan bahwa word of mouth berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, dan juga didukung penelitian dari Darmajaya & Sukawati (2018) yang menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh 448

terhadap keputusan pembelian. Artinya. kualitas produk yang baik akan efektif meningkatkan word of mouth positif, apabila yang terjadi adalah word of mouth positif, maka cenderung akan terjadi keputusan pembelian oleh konsumen, ini sejalan dengan penelitian Prameswari & Purnami (2019) dalam penelitianya menemukan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dengan word of mouth sebagai variabel mediasi. Dari hasil penelitian sesbelumnya yang dilakukan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: Word of mouth mampu memediasi kualitas produk terhadap keputusan pembelian.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Kota Denpasar. Dipilihnya Kota Denpasar sebagai lokasi penelitian, karena Kota Denpasar mempunyai jumlah penduduk terbanyak diantara kota-kota lain di Bali dengan tingkat kepadatan penduduk yang sangat besar yang dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan penduduk (BPS, 2017). Pertumbuhan ekonomi di Denpasar cukup tinggi dan didukung daya beli masyarakat yang juga cukup tinggi untuk menjaga kesehatan dengan membeli minyak tradisional.

Tabel 1.

Tabel Indikator Instrumen Penelitian

No

Variabel

Indikator

Sumber

1

Kualitas Produk (X)

  • 1.    Kinerja produk

  • 2.  Keindahan produk

  • 3.  Kesesuaian dengan spesifikasi

produk

  • 4.    Daya tahan produk

Kotler & Armstrong (2015:272) dan Utama (2020)

2

Word of mouth (Y1)

  • 1.  Merekomendasikan produk ke

orang lain

  • 2.  Menceritakan hal positif produk

  • 3.  Mengajak       teman/keluarga

menggunkan produk

(Ary Wicaksono & Seminari, 2016)

3

Keputusan pembelian (Y2)

  • 1.  Kemantapan memilih produk

  • 2.  Pertimbangan dalam memilih

  • 3.    Kesesuian    atribut    dengan

keinginan dan kebutuhan

Aaker (2008) dan Rai Wasundari & Suasana (2019)

Sumber: Data Sekunder, 2020

Intrumen penelitian merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti (Sugiyono, 2019). Kuesioner terbagi dalam tiga bagian yaitu screening question, identitas responden, dan pernyataan yang terkait dengan variabel penelitian. Instrumen penelitian ini sebelum dipergunakan harus diuji melalui uji validitas dan uji reliabilitas.

Pengujian validitas bertujuan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuisioner. Pengujian validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antar skor item intrumen dalam suatu faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya lebih dari 0,3 maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor dapat disimpulkan bahwa intrumen tersebut memiliki

validitas kontruksi yang baik (Sugiyono, 2019: 179). Hasil uji validitas penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel 2. berikut ini:

Tabel 2.

Hasil Uji Validitas

No.

Variabel

Instrumen

Pearson Correlation

Keterangan

X1

0,917

Valid

X2

0,972

Valid

1.

Kualitas produk (X)

X3

0,939

Valid

X4

0,950

Valid

Y1.1

0,918

Valid

2.

Word of mouth (Y1)

Y1.2

0,898

Valid

Y1.3

0,919

Valid

Y2.1

0,969

Valid

3.

Keputusan pembelian konsumen

Y2.2

0,934

Valid

(Y2)

Y2.3

0,982

Valid

Sumber: Data Diolah, 2020

Dapat disimpulkan pada Tabel 2. bahwa seluruh instrumen variabel penelitian berupa kualitas produk, word of mouth dan keputusan pembelian konsumen telah memenuhi syarat uji validitas yang dimana nilai skor total Pearson Correlation masing-masing instrumen berada diatas 0,30, maka instrumen layak digunakan menjadi alat ukur variabel-variabel tersebut.

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat menghasilkan data yang sama (konsisten) bila dilakukan pengukuran beberapa kali terhadap obyek yang sama (Sugiyono, 2019). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan formula alpha Cronbach (α). Suatu instrumen dapat dikatakan reliable apabila koefisien alpha Cronbach memiliki nilai ≥ 0,6 (Sugiyono, 2019: 179).

Tabel 3.

Hasil Uji Realibilitas Instrumen

No.

Variabel

Cronbach’s Alpha

Keterangan

1

Kualitas Produk (X)

0,959

Reliabel

2

Word of Mouth (Y1)

0,897

Reliabel

3

Keputusan Pembelian Konsumen (Y2)

0,960

Reliabel

Sumber: Data Diolah, 2020

Tabel 3. menunjukkan masing-masing nilai Cronbach’s Alpha pada tiap instrumen tersebut lebih besar dari 0,60 (Cronbach’s Alpha) > 0,60. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua instrumen reliabel sehingga dapat digunakan untuk melakukan penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen atau pelanggan dari produk minyak Kutus Kutus. Populasi dalam penelitian ini infinite (tidak diketahui secara pasti). Penelitian ini menggunakan teknik non-probalitity sampling, dengan metode purposive sampling. Teknik penentuan sampel ini dipilih karena jumlah populasi yang ditentukan tidak diketahui dengan pasti, sehingga dalam hal ini peneliti harus benar-benar mengetahui dan beranggapan bahwa responden yang dipilihnya dapat memberikan informasi yang digunakan sesuai dengan masalah yang diteliti.

Pertimbangan kriteria yang digunakan dalam memilih responden adalah responden yang sudah pernah membeli dan menggunakan minyak Kutus Kutus dan jenjang pendidikan minimal SMA/SMK sederajat. Pertimbangan ini digunakan karena dengan alasan sesorang dengan jenjang pendidikan minimal SMA/SMK sederajat sudah memiliki pemahaman yang lebih luas dan dianggap mampu menjawab kuisioner ini.

Ukuran sampel ideal adalah 5-10 kali jumlah indikator yang diteliti. Jumlah dari sampel responden yang akan diuji di dapat dari hasil perhitungan Jumlah Responden = 10 indikator x 10 = 100 responden. Dipilihnya 100 responden karena dalam penelitian ini menggunakan metode path analysis dimana dalam metode tersebut harus menggunakan minimal 100 sampel. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner disebarkan secara langsung kepada konsumen minyak Kutus kutus di Kota Denpasar. Kuesioner disebar secara offline dan online. Teknik analysis data yang digunakan adalah analisis jalur. Dasar perhitungan koefisien jalur adalah analisis korelasi dan regresi dan dalam perhitungannya menggunakan software dengan program SPSS for Windows.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data karakteristik responden adalah data responden yang dikumpulkan untuk mengetahui profil responden penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap konsumen produk minyak Kutus Kutus dapat diketahui karakteristik respondennya meliputi jenis kelamin, usia, status dan pendidikan terakhir yang dijelaskan pada Tabel 4.

Tabel 4.

Karakteristik Responden

No

Variabel

Klasifikasi

Jumlah

Persentase

1

Jenis Kelamin

Laki-Laki

45

45

Perempuan

55

55

Jumlah

100

100

17-25 Tahun

11

11

2

Usia

26-34Tahun

18

18

35-43Tahun

38

38

>43 Tahun

33

33

Jumlah

100

100

Tingkat Pendidikan

SMA

22

22

3

Diploma

25

25

Sarjana

47

47

Pascasarjana

6

6

Jumlah

100

100

Pelajar

11

11

4

Pekerjaan

PNS

22

22

Wiraswasta

37

37

Pegawai Swasta

30

30

Jumlah

100

100

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4., dapat dilihat konsumen Pada Produk Minyak Kutus-Kutus di Kota Denpasar yang dijadikan sampel sebanyak 100 orang. Jika dilihat dari jenis kelamin, mayoritas jenis kelamin perempuan mendominasi dalam penelitian ini dengan presentase sebesar 55 persen. Jika di lihat dari usia, yang memiliki usia antara 35-43 tahun mendominasi dengan presentase sebesar 38 persen. Dilihat dari tingkat pendidikan responden yang memiliki tingkat pendidikan sarjana mendominasi dengan persentase sebesar 47 persen. Di lihat dari perkerjaan responden yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta mendominasi dengan persentase sebesar 37 persen.

Pendeskripsian tanggapan responden mengenai variabel-variabel dalam penelitian dilakukan dengan penggolongan rata-rata skor jawaban responden pada skala pengukuran yang telah ditetapkan lima kategori.

Variabel kualitas produk pada penelitian ini merupakan variabel bebas. Variabel kualitas produk yang disimbolkan dengan X serta diukur dengan menggunakan 4 pernyataan yang ditanggapi menggunakan 5 poin Skala Likert.

Tabel 5.

Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Kualitas Produk

No

Pernyataan

Proporsi Jawaban Responden (orang)

Jumlah

Rata-rata

Kriteria

1

2

3

4

5

1

Minyak Kutus Kutus berfungsi sebagai obat alternatif (kinerja)

0

30

12

44

14

342

3.42

Baik

2

Minyak   Kutus   Kutus

mempunyai        desain

4

26

24

39

7

319

3.19

Cukup

(keindahan) produk yang menarik.

Baik

3

Khasiat Minyak Kutus Kutus yang ditawarkan sesuai dengan yang diterapkan (kesesuaian spesifikasi)

4

25

17

46

8

329

3.29

Cukup Baik

4

Minyak   Kutus   Kutus

mempunyai tingkat lama

4

21

29

39

7

324

3.24

Cukup

umur produk yang awet (daya tahan).

Baik

Rata-rata

3,29

Cukup

Baik

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 5. diketahui bahwa variabel kualitas produk yang memiliki rata-rata terendah adalah pernyataan “Minyak Kutus kutus mempunyai desain (keindahan) produk yang menarik.”, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,19 yang masuk kriteria cukup baik, tetapi memiliki nilai rata-rata yang rendah dibandingkan dengan pernyataan yang lainnya ini berarti secara umum responden menganggap minyak Kutus Kutus mempunyai desain produk yang menarik. Variabel Kualitas Produk yang memiliki rata-rata tertinggi adalah pernyataan “Menurut saya minyak Kutus Kutus

berfungsi sebagai obat alternatif (kinerja)”, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,42 yang masuk kriteria baik, ini berarti secara umum responden merasa minyak Kutus Kutus sebagai alternatif.

Variabel word of mouth pada penelitian ini merupakan variabel mediasi. Variabel word of mouth yang disimbolkan dengan Y1 serta diukur dengan menggunakan 3 pernyataan yang ditanggapi menggunakan 5 poin Skala Likert.

Tabel 6.

Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Word of Mouth

No

Pernyataan

1

Proporsi Jawaban Responden (orang)

5

Jumlah

Rata-rata

Kriteria

2

3

4

1

Merekomendasikan   orang

lain    untuk    mencoba

5

16

21

44

14

346

3.46

Tinggi

2

menggunakan produk minyak Kutus Kutus

Menceritakan hal positif

3

mengenai minyak Kutus Kutus

Mengajak teman atau

0

21

31

14

34

361

3.61

Tinggi

keluarga menggunakan        0   20

produk minyak Kutus Kutus

Rata-rata

21

31

28

367

3.67

3,58

Tinggi

Tinggi

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 6. diketahui bahwa variabel word of mouth yang memiliki rata-rata terendah adalah pernyataan “Saya merekomendasikan orang lain untuk mencoba menggunakan produk minyak Kutus Kutus”, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,46 yang masuk kriteria tinggi, tetapi memiliki nilai rata-rata yang rendah dibandingkan dengan pernyataan yang lainnya ini berarti secara umum responden merekomendasikan orang lain untuk mencoba menggunakan produk minyak Kutus Kutus. Variabel word of mouth yang memiliki rata-rata tertinggi adalah pernyataan “Saya mengajak teman atau keluarga saya menggunakan produk minyak Kutus Kutus”, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,67 yang masuk kriteria tinggi, ini berarti secara umum responden mengajak teman atau keluarga saya menggunakan produk minyak Kutus Kutus.

Variabel keputusan pembelian konsumen pada penelitian ini merupakan variabel terikat. Variabel keputusan pembelian konsumen yang disimbolkan dengan Y serta diukur dengan menggunakan 3 pernyataan yang ditanggapi menggunakan 5 poin skala likert.

Berdasarkan Tabel 7. diketahui variabel keputusan pembelian konsumen yang memiliki rata-rata terendah adalah pernyataan “saya membeli minyak Kutus Kutus karena lebih baik dibandingkan dengan produk lainya”, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,27 yang masuk kriteria cukup tinggi, tetapi memiliki nilai rata-rata yang rendah dibandingkan dengan pernyataan yang lainnya ini berarti secara umum responden membeli minyak Kutus Kutus karena lebih baik dibandingkan dengan produk lainya.

Variabel keputusan pembelian konsumen yang memiliki rata-rata tertinggi adalah pernyataan “saya membeli minyak Kutus Kutus karena memiliki kualitas yang baik diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,38 yang masuk kriteria cukup Tinggi, ini berarti secara umum responden merasa membeli minyak Kutus Kutus karena memiliki kualitas yang baik.

Tabel 7.

Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

No

Pernyataan

1

Proporsi Jawaban Responden (orang)

5

Jumlah

Rata-rata

Kriteria

2

3

4

1

2

Membeli minyak kutus kutus karena memiliki kualitas yang baik Membeli minyak kutus

11

21

12

32

24

337

3.37

Cukup Tinggi

3

kutus karena lebih baik dibandingkan dengan produk lainya

Membeli minyak kutus

9

23

21

26

21

327

3.27

Cukup Tinggi

kutus karena sesuai dengan kebutuhan dan keinginan saya

Rata-rata

17

32

22

338

3.38

3,34

Cukup Tinggi

Cukup Tinggi

Sumber: Data Diolah, 2020

Pada penelitian ini pengujian normalitas dilakukan menggunakan analisis grafik histogram, normal probability plot dan analisis statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov, yaitu dengan membandingkan Kolmogorov-Smirnov hitung dengan Kolmogorov-Smirnov. Adapun hasil uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov dapat ditampilkan dalam Tabel 8.

Tabel 8.

Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorov-Smirnov)

Persamaan

Asymp. Sig. (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov Z

Substruktur 1

0,075

Substruktur 2

0,065

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test yang ditampilkan pada Tabel 8. tersebut menunjukkan bahwa besarnya nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov adalah sebesar 0,075 dan 0,065. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai alpha sebesar 0,05 maka mengindikasikan bahwa data yang digunakan pada penelitian ini terdistribusi normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa model memenuhi asumsi normalitas.

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi yang sempurna antar variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menganalisis nilai tolerance dan nilai VIF. Nilai tolerance dan nilai VIF digunakan untuk mengukur variabilitas variabel independen atau hubungan antar variabel independen, jika nilai tolerance kurang dari 0,10 atau nilai VIF lebih dari 10 maka menunjukkan adanya multikolinearitas. Adapun nilai tolerance dan nilai VIF ditunjukkan pada Tabel 9.

Tabel 9.

Uji Multikolinieritas (Tolerance dan Variance Inflation Factor)

Model

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

Substruktur2

Kualitas Produk

0.418

2.390

Word of Mouth

0.418

2.390

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4.8 tersebut ditunjukkan bahwa tidak terdapat variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan juga tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Maka dari pada itu model regresi bebas dari gejala multikoleniaritas

Pengujian heteroskedastisitas diakukan melalui metode glesjer dan dengan grafik scatterplot. Metode glesjer meregresikan model regresi untuk mendapatkan nilai residualnya, kemudian nilai residual tersebut diabsolutkan dan dilakukan regresi dengan semua variabel independen. Bila terdapat variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap residual absolut maka terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini. Tabel 10. menunjukkan hasil perhitungan statistik dengan metode glesjer.

Tabel 10.

Uji Heteroskedastisitas (Uji Glesjer)

Persamaan

Model

T

Sig.

Substruktur1

Kualitas Produk

1.323

0.189

Substruktur 2

Kualitas Produk

1.506

0.135

Word of Mouth

0.087

0.931

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 10., ditunjukkan bahwa masing-masing model memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 5%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikatnya yaitu absolute error, maka dari itu, penelitian ini bebas dari gejala heteroskedastisitas.

Pada penelitian ini digunakan teknik path analysis dalam melihat pengaruh hubungan kausalistik masing-masing variabel eksogen yang terdiri dari kualitas produk terhadap variabel endogen yang terdiri dari word of mouth dan keputusan pembelian konsumen. Penelitian ini juga menguji peran variabel mediasi yaitu word of mouth dalam memediasi hubungan antara variabel kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen.

Pada penelitian ini dihitung pengaruh kualitas produk terhadap word of mouth melalui program SPSS 22.0 for windows. Berikut ini ditampilkan hasil perhitungan struktur pertama pada Tabel 11.

Tabel 11.

Hasil Analisis Jalur Pada Struktur 1

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

(Constant)

1,046

0,227

4,615

0,000

Kualitas Produk

0,771

0,066

0,763

11,672

0,000

R2         : 0,582

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan hasil analisis jalur pada Tabel 11. maka dapat dirumuskan persamaan struktural yang terbentuk adalah sebagai berikut.

Y1= β1X+ e1

Y1= 0,763 X+ e1

Variabel kualitas produk memiliki koefisien sebesar 0,763 berarti kualitas produk memiliki pengaruh positif terhadap word of mouth, ini diartikan apabila Kualitas produk meningkat maka word of mouth akan meningkat sebesar 0,763. Pada penelitian ini dihitung pengaruh kualitas produk dan word of mouth terhadap keputusan pembelian konsumen melalui program SPSS. Berikut ini ditampilkan hasil perhitungan struktur kedua pada Tabel 12.

Tabel 12.

Hasil Analisis Jalur Pada Struktur 2

Unstandardized       Standardized        t        Sig.

Coefficients           Coefficients

Model

B

Std. Error

Beta

(Constant)

-0,266

0,288

-0,924

0,358

Kualitas Produk

0,743

0,117

0,589

6,329

0,000

Word Of Mouth

0,325

0,116

0,260

2,799

0,006

R2         : 0,649

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan hasil analisis jalur pada Tabel 12. maka dapat dirumuskan persamaan struktural yang terbentuk adalah sebagai berikut.

Y2 = β2X + β3Y1 + e2

Y2= 0,589X+0,260Y1+ e2

Variabel kualitas produk memiliki koefisien sebesar 0,589 berarti kualitas produk memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen, ini diartikan apabila kualitas produk meningkat maka keputusan pembelian konsumen akan meningkat sebesar 0,589. Variabel word of mouth memiliki koefisien sebesar 0,260 berarti word of mouth memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen, ini diartikan apabila word of mouth meningkat maka keputusan pembelian konsumen akan meningkat sebesar 0,260.

Hasil hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth, dengan kata lain semakin meningkat kualitas produk minyak Kutus Kutus, maka semakin tinggi tingkat word of mouth pada minyak Kutus Kutus di Kota Denpasar. Sehingga hipotesis pertama diterima. Kualitas produk adalah suatu kondisi dari sebuah barang berdasarkan pada penilaian atas kesesuainnya dengan standar ukur yang telah ditetapkan. Word of mouth adalah komunikasi dari orang ke orang antara sumber pesan dan penerima pesan dimana penerima pesan menerima pesan dengan cara tidak komersil mengenai suatu produk, pelayanan, atau merek. Word of mouth menjadi referensi yang membentuk harapan pelanggan. Mertasya & Giantari (2020) dan Semuel & Audrey (2020) menemukan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth. Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Rambe et al., (2017) menemukan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth positif.

Hasil hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen dengan kata lain semakin meningkat kualitas produk maka keputusan pembelian konsumen minyak Kutus Kutus di Kota Denpasar, sehingga hipotesis kedua diterima. Kualitas produk adalah suatu kondisi dari sebuah barang berdasarkan pada penilaian atas kesesuainnya dengan standar ukur yang telah ditetapkan. Rizan et al. (2017), Supangkat & Supriyanti, (2017) dan Kalicharan (2014) menemukan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, namun berbeda penelitian yang dilakukan oleh Rumondor et al., (2017) menemukan bahwa kualitas produk berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap keputusan pembelian

Hasil hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa word of mouth memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen, dengan kata lain apabila word of mouth meningkat maka keputusan pembelian konsumen minyak Kutus Kutus di Kota Denpasar. akan semakin meningkat. Sehingga hipotesis ketiga diterima. Word of mouth mempunyai pengaruh yang sangat besar kepada seseorang karena informasi yang didapat dianggap nyata dan jujur dan seseorang cenderung lebih mempercayai informasi produk yang mereka dengar dari teman, kerabat dan orang terdekat yang sudah berpengalaman terhadap suatu produk (Nugraha, 2013). Nurvidiana et al. (2015) menyatakan bahwa WOM berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian karena WOM promosi yang bersifat alamiah sehingga diterima dikalangan masyarakat. Topowijon dan Endang (2016) WOM adalah suatu alat yang bisa mempertemukan penjual dan pembeli dalam sebuah transaksi pemasaran dimana terdapat aktivitas mengkomunikasikan keunggulan produk.

Hasil hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen minyak Kutus Kutus di Kota Denpasar dengan mediasi word of mouth, sehingga word of mouth merupakan variabel mediasi pengaruh antara kualitas produk terhadap keputusan 457

pembelian konsumen, Sehingga hipotesis keempat diterima. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian dapat berupa pengaruh tidak langsung, karena kualitas produk dapat mempengaruhi salah satu faktor promosi yaitu word of mouth. Aditya Dewi & Warmika (2017) menemukan bahwa word of mouth berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, dan juga didukung penelitian dari Darmajaya & Sukawati (2018) yang menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Artinya. kualitas produk yang baik akan efektif meningkatkan word of mouth positif, apabila yang terjadi adalah word of mouth positif, maka cenderung akan terjadi keputusan pembelian oleh konsumen, ini sejalan dengan penelitian Prameswari & Purnami (2019) dalam penelitianya menemukan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dengan word of mouth sebagai variabel mediasi.

Implikasi teoritis dari hasil penelitian ini memberikan bukti pada pengembangan ilmu manajeman pemasaran dan ilmu perilaku konsumen, perilaku Konsumen merupakan suatu proses yang berkaitan erat dengan adanya suatu proses pembelian, pada saat itu konsumen melakukan aktivitas seperti melakukan pencarian, penelitian, dan pengevaluasian produk dan jasa (product and service) khususnya mengenai kualitas produk, word of mouth dan keputusan pembelian konsumen. Selain itu hasil penelitian ini secara praktis dapat menjadi salah satu acuan bagi peneliti lainnnya yang ingin meneliti mengenai kualitas produk, word of mouth dan keputusan pembelian konsumen. Secara teoritis penelitian ini juga memberikan pemahaman bahwa kualitas produk yang baik dan word of mouth secara nyata dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen, ketika kualitas produk yang meningkat diperoleh oleh meningkatkan word of mouth, maka word of mouth yang dirasakan oleh konsumen menjadi semakin kuat sehingga berpotensi meningkatkan keputusan pembelian konsumen.

SIMPULAN DAN SARAN

Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth pada produk minyak Kutus Kutus di Kota Denpasar, sehingga hipotesis 1 diterima. Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk minyak Kutus Kutus di Kota Denpasar sehingga hipotesis 2 diterima Word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk minyak Kutus Kutus di Kota Denpasar. sehingga hipotesis 3 diterima. Word of mouth merupakan variabel mediasi pengaruh antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk minyak Kutus Kutus di Kota Denpasar, dimana variabel word of mouth dapat dinyatakan sebagai variabel mediasi sebagian (partial mediation) sehingga hipotesis 4 diterima.

Berdasarkan hasil yang diperoleh kualitas produk dan word of mouth memiliki pengaruh yang positif dan positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk minyak Kutus kutus di Kota Denpasar, ini menunjukan bahwa semakin meningkatnya kualitas produk dan meningkatnya word of mouth akan dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen pada produk minyak Kutus kutus di 458

Kota Denpasar. Pihak Minyak Kutus Kutus harus tetap memperhatikan kualitas produk dan WOM sehingga dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Adapun hal yang harus diperhatikan dari segi kualitas produk dimana responden belum merasa desain produk minyak Kutus Kutus mempunyai desain yang menarik, sehingga perusahaan harus lebih kreatif dalam mengemas ataupun mendesain produk seperti mengeluarkan beberapa varian desain baru yang berbeda pada setiap segmentasi pasar dan perusahaan bisa menggunakan botol kaca yang kuat sehingga kemasan minyak Kutus Kutus menjadi lebih elegan sesuai dengan harga yang ditetapkan. Variabel Word of Mouth juga harus diperhatiakan karena responden belum memutuskan untuk merekomendasikan menggunakan minyak Kutus Kutus ke orang lain. Perusahaan dapat meningkatkan peran konsumen dengan cara menimbulkan kesan positif terlebih dahulu kepada konsumennya sehingga mereka mau merekomendasikan produk Kutus-Kutus kepada orang lain di sekitarnya dan perusahaan juga bisa memberikan tawaran potongan harga tertentu atau hadiah setiap tindakan referensi yang dilakukan konsumen.

Bagi penelitian selanjutnya diharapkan mampu menambah variabel-variabel yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, serta mampu untuk memperluas ruang lingkup penelitian yang tidak hanya terbatas pada produk minyak Kutus Kutus di Kota Denpasar, atau dapat juga mengganti lokasi penelitian yang tidak hanya terfokus pada suatu lokasi penelitian, sehingga memberikan suatu pandangan yang lebih dan mampu diimplementasikan secara umum.

REFERENSI

Adiputra, N., & Trapika, S. C. (2018). Nama tanaman obat yang ditulis dalam usada mala. Medicina, 49(1), 63–67. https://doi.org/10.15562/medi.v49i1.5

Ary Wicaksono, M. ., & Seminari, N. . (2016). Pengaruh Iklan Dan Word of Mouth Terhadap Brand Awareness Traveloka. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(8), 5098– 5127.

BPS. (2017). Statistik Daerah.

Darmajaya, I. B. D., & Sukawati, T. G. R. (2018). Peran Citra Merek Memediasi Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian. E-Jurnal Manajemen Universitas            Udayana,            7(12),            6391–6419.

https://doi.org/10.24843/ejmunud.2018.v07.i12.p01

Dewi, N. N. K. A., & Warmika, I. G. K. (2017). Pengaruh Internet Marketing, Brand Awareness, Dan Wom Communication Terhadap Keputusan Pembelian Produk Spa Bali AluS. E-Jurnal Manajemen Udayana, 6(10), 5580–5606.

Dzian, M., Triznova, M., Kaputa, V., & Supin, M. (2015). The Analysis of WOM in

Slovak Republic and Impact of WOM on Consumers’ Purchasing Decision. Procedia Economics    and Finance,    26(January),    975–981.

https://doi.org/10.1016/s2212-5671(15)00919-3

Giri, I. G. . D., & Jatra, I. . (2015). Pengaruh Promosi Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 3(11),

255278.

Herawati, Prajanti, S. D. W., & Kardoyo. (2019). Predicted Purchasing Decisions from Lifestyle, Product Quality, and Price through Purchase Motivation. Journal of Economic Education, 8(1), 1–11.

Igir, F. G., Tampi, J. R. E., & Taroreh, H. (2018). Pengaruh Kualitas Produk dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Mobil Daihatsu Grand Max Pick Up. 6(2), 86–96.

Joesyiana, K. (2018). Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Media Online Shop Shopee Di Pekabaru (Survey pada Mahasiswa Semester VII Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau). Valuta, 4(1), 71–85.

Juniantoko, A. D., & Supriono. (2017). Pengaruh Word of Mouth terhadap Minat Beli serta dampaknya pada Keputusan Pembelian (Survei Pada Konsumen Waroeng Latte dan The Cemiland di Kota Madiun). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 53(2), 11–18.

Kalicharan, H. D. (2014). The Effect And Influence Of Country-Of-Origin On Consumers Perception Of Product Quality And Purchasing Intentions. International Business & Economics Research Journal (IBER), 13(5), 897. https://doi.org/10.19030/iber.v13i5.8760

Khadka, K., & Maharhan, S. (2017). Value, satisfaction and customer loyalty. Journal of           Interactive           Marketing,           1(3),           21–36.

https://doi.org/10.4337/9781781955970.00008

Kotler, P. & Armstrong, G. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jilid 1. In Manajemen Pemasaran. Erlangga.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). A Framework for Marketing Management. In Marketing Management.

Machfoedz, M. (2013). Pengantar Pemasaran Modern. Yogyakarta: Akademi Manajemen Pemasaran YPKPN,.

Maruto, D. R., Kusuma, A. A., & Yasa, N. N. K. (2015). Pengaruh Motivasi , Persepsi Kualitas , dan Sikap Konsumen Pada Perilaku Pembelian Ulang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. E-Jurnal Manajemen Unud, 4(8), 2125–2144.

Marwati, & Amidi. (2019). Pengaruh Budaya, Persepsi, Dan Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian Obat Herbal. Jurnal Ilmu Manajemen,  7(2),  168.

https://doi.org/10.32502/jimn.v7i2.1567

Mertasya, P., & Giantari, I. G. A. K. (2020). Pengaruh Kualitas Produk Dan Citra Merek Terhadap Kepuasan Pelanggan Dan Dampaknya Terhadap Komunikasi Word Of Mouth. Buletin Studi Ekonomi, 25(1), 1–21.

Nasirudi, M., Yulisetiarini, D., & Suroso, I. (2018). Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Citra Merek Terhadap Kepuasan Konsumen Dan Word Of Mouth Perusahaan Conato Di Jember. Digital Repository Universitas Jember, 14(1), 68–86.

Nugraha, M. R. (2013). Analisa Pengaruh Electronic Word-of Mouth, Argument Quality, Message Source Credibility Terhadap Brand Image dan Dampaknya Pada Purchase Intention. Jakarta : Binus University.

Nurvidiana, R., Hidayat, K., & Abdillah, Y. (2015). Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian (Survei Pada Konsumen Republica Cafe Malang Jalan Mt. Haryono Gg.XI Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, 22(2), 1–8.

Oktavenia, K. A. R., & Ardani, I. G. A. K. S. (2018). Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Nokia Dengan Citra Merek Sebagai Pemediasi. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana,  8(3),   1374.

https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i03.p08

Oliviana, M., Mananeke, L., & Mintardjo, C. (2017). Pengaruh Brand Image Dan Wom (Word of Mouth) Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Rm.Dahsyat Wanea. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 5(2), 1081–1092. https://doi.org/10.35794/emba.v5i2.16065

Pandensolang, J. D., & Tawas, H. (2015). Pengaruh Diferensiasi, Kualitas Produk Dan Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Coca-Cola Pada Pt. Bangun Wenang Beverges Company Di Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 3(3), 1113–1124.

Pemayun, T. I. D. P., & Ekawati, N. W. (2016). Pengaruh Promosi, Atmosfer Gerai, Dan Merchandise Terhadap Pembelian Impulsif Pada Hardy’S Mall Gatsu Denpasar. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(7), 4132–4160.

Prameswari, N. P. D., & Purnami, N. M. (2019). Peran Word of Mouth Memediasi Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. E-Jurnal Manajemen       Universitas       Udayana,       8(9),       5442–5461.

https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i09.p05

Pratiwi, Y. R. (2017). Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Boardgame Lounge Smart Cafe Pekanbaru. Jom Fisip.

Puspasari, A. (2014). Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Word of Mouth Melalui Kepuasan Pelanggan. Jurnal Ilmu Manajemen, 2(4), 1737–1748.

Puspita, D., Yulianto, E., & Sunarti, S. (2016). Pengaruh Kualitas Produk Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian (Survei Kepada Konsumen Charles & Keith di Tunjungan Plaza Surabaya). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya, 34(1), 79–85.

Rachman, R., & Abadi, T. W. (2017). Komunikasi Word Of Mouth dan Keputusan Pembelian Batik Bangkalan. ASPIKOM.

Rambe, N., Maksum, C., & Yasin, M. (2017). Pengaruh Pelayanan, Citra Merek dan Harga Terhadap Pembelian Ulang Melalui Kepuasan Pelanggan dan Word of Mouth. Ekobisman-Jurnal Ekonomi Bisnis Dan ManajemeN, 1(3), 241–261.

Ratanavilaikul, B. (2018). Customer Perceived Value, Satisfaction, & Behavioral Intentions in The Logistic Industry. Assumption University, 10(2), 63–71.

Rembon, A., Mananeke, L., & Gunawan, E. (2017). Pengaruh Word of Mouth Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Pt.Kangzen Kenko Indonesia Di Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 5(3), 4585–4594. https://doi.org/10.35794/emba.v5i3.18675

Restupura, M. D. P., & Rahanatha, G. B. (2020). Promosi Penjualan, Store

Atmosphere, Dan Brand Image Berpengaruh Terhadap Repurchase Intention. E-Jurnal Manajemen, 9(8), 3019–3039. https://doi.org/10.11428/jhej1987.42.191

Rizan, M., Nauli, M. O., & Mukhtar, S. (2017). The Influence Of Brand Image, Price, Product Quality And Perceive Risk On Purchase Decision Transformer Product Pt. Schneider Indonesia. JRMSI - Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, 8(1), 101–119. https://doi.org/10.21009/jrmsi.008.1.06

Rumondor, P., Tumbel, A., & Ogi, I. (2017). Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Kopi Dan Mie Toronata Di Kawangkoan. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan

Akuntansi, 5(2), 1102–1112. https://doi.org/10.35794/emba.v5i2.16084

Semuel, H., & Audrey, Y. (2020). Pengaruh Product Quality Terhadap Word of Mouth Dan Customer Satisfaction Sebagai Mediasi Pada Customer Greenly Surabaya. Jurnal Strategi Pemasaran, 7(1).

Sernovitz, A. (2012). Word of Mouth Marketing: How Smart Companies get. People Talking. New York: Kaplan Inc.

Rai Wasundari, I. & Suasana, I. G. A. K. G.,. (2019). Peran Brand Equity Memediasi Pengaruhiklan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kutus-Kutus Di Kota Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia Salah satu strategi yang dapat digunakan oleh produsen untuk meningkatkan keputus. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(2), 7606–7632.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Supangkat, A. H., & Supriyanti. (2017). Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Harga Terhadap Keputusan Pembelian Tas Di Intako. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen, 6(9), 1–19.

Wardhani, W., Sumarwan, U., & Yuliati, L. N. (2015). Pengaruh Persepsi dan Preferensi Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Hunian Green Product. Jurnal     Manajemen      Dan      Organisasi,      6(1),      45–63.

https://doi.org/10.29244/jmo.v6i1.12183

Wiguna, P., & Wijayanti, N. . (2019). Creative Promotion Terhadap Impulse Buying Minyak Kutus- Minyak Kutus-Kutus. Jurnal Ilmiah Manajemen & Bisnis, 4(1), 48–60.

Yafie, A. S., Suharyono, & Abdillah, Y. (2016). Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan PelanggaN. Administrasi Bisnis (JAB), 35(2), 11–19.

463