Pengaruh Risiko Kredit, DPK, Likuiditas Dan Tingkat Efisiensi Usaha Pada Volume Kredit
on
14
PENGARUH RISIKO KREDIT, DPK, LIKUIDITAS DAN TINGKAT EFISIENSI USAHA PADA VOLUME KREDIT
Putu Yesi Fransiska Dewi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali-Indonesia e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pergeseran yang terjadi pada permintaan kredit mengindikasikan BPR di Kota Denpasar mengalami masalah penyaluran kredit. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan volume kredit BPR pada tahun 2008-2012 tetapi pertumbuhan kreditnya menurun di tahun 2012. Masalah penyaluran kredit tersebut menjadi dasar ditelitinya kembali risiko kredit, dana pihak ketiga, likuiditas dan tingkat efisiensi usaha dengan volume kredit pada 20 BPR di kota Denpasar sebagai sampel menggunakan metode sensus. Data sekunder dianalisis menggunakan analisis regresi data panel dengan common efeect. Uji hipotesis menemukan menurunnya risiko kredit dan bertambahnya dana pihak ketiga serta likuiditas secara signifikan menyebabkan bertambahnya volume kredit pada BPR di Kota Denpasar. Namun, meningkatnya tingkat efisiensi usaha belum tentu menyebabkan bertambahnya volume kredit pada BPR di Kota Denpasar.
Kata kunci: volume kredit, risiko kredit, dana pihak ketiga, likuiditas, tingkat efisiensi usaha
ABSTRACT
The shift in credit demand indicates BPR in Denpasar experienced credit problems. This is indicated by an increase in loan volume in 2008-2012 but declined in credit growth in 2012. Lending issues examined are the basis of credit risk, deposits, liquidity and the level of business efficiency with volume of credit at 20 rural banks as the sample census method. Secondary data were analyzed using panel data regression analysis with common effect. Hypothesis testing found that decreased credit risk and increased third-party funding and liquidity significantly resulting in increased volume of credit BPR in Denpasar. However, the increased level of business efficiency not necessarily lead to increased volume of credit BPR in Denpasar.
Keywords: volume of credit, credit risk, third-party funds, liquidity, level of business efficiency
PENDAHULUAN
Penyaluran kredit berperan penting dalam perekonomian, perdagangan dan keuangan, serta dapat mendorong gairah masyarakat untuk berwirausaha sehingga dapat menurunkan tingkat pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat (Rivai, dkk. 2013:200). Kredit juga merupakan salah satu instrumen bank yang digunakan dalam persaingan dan pemasaran produk sehingga kredit yang sehat menjadi instrumen untuk memelihara likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas bank (Iskandar, 2013:118).
Lembaga keuangan yang bergerak dalam sektor mikro bisnis adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Santoso menyatakan bahwa BPR di industri perbankan memiliki pangsa pasar yang meningkat dalam sepuluh tahun terakhir, yakni meningkat dari 1,95% pada tahun 2000 menjadi 4,05% per juni 2010 (www.infobanknews.com).
Tabel 1
Perbandingan volume kredit yang disalurkan oleh BPR di Provinsi Bali dengan BPR di Kota Denpasar
Tahun |
Volume Kredit yang disalurkan BPR (Rp.ribu) |
Perbandingan Volume Kredit (%) | |
Bali |
Denpasar | ||
2008 |
1.776.953.029 |
474.072.297 |
26,68 |
2009 |
2.092.444.098 |
578.446.274 |
27,64 |
2010 |
2.666.283.347 |
822.807.005 |
30,86 |
2011 |
3.519.731.690 |
1.207.228.056 |
34,30 |
2012 |
4.753.974.357 |
1.749.527.630 |
36,80 |
Total |
14.809.386.521 |
4.832.081.262 |
32,63 |
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia dan Bank Indonesia (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa penyaluran kredit pada BPR di
Provinsi Bali dan BPR di Kota Denpasar mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Provinsi Bali yang terdiri dari 9 kabupaten/kota memiliki total volume kredit
tahun 2008-2012 sebesar Rp. 14.809.386.521.000. Jika dibandingkan pada setiap kabupaten/kota di Provinsi Bali, masing-masing kabupaten/kota memiliki 11% kontribusi dalam penyaluran kredit. BPR di Kota Denpasar menjadi kontributor yang besar dalam penyaluran kredit sebesar Rp.4.832.081.262.000 atau 32,63% dari total kredit yang disalurkan oleh seluruh BPR di Bali, dengan kata lain hampir tiga kali lipat dari persentase kontribusi masing-masing kabupaten/kota di Bali. Perekonomian yang berkembang pesat di pusat kota menjadi salah satu faktor penyebab banyaknya kredit yang disalurkan BPR di Kota Denpasar.
Tabel 2
Perkembangan volume kredit yang disalurkan pada BPR di Kota Denpasar Periode 2008-2012
Tahun |
Volume Kredit yang disalurkan BPR (Rp Ribu) |
Pertumbuhan Kredit BPR (%) |
2008 |
474.072.297 | |
2009 |
578.446.274 |
22,02 |
2010 |
822.807.005 |
42,24 |
2011 |
1.207.228.056 |
46,72 |
2012 |
1.749.527.630 |
44,92 |
Sumber: Bank Indonesia (data diolah) |
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa volume kredit BPR di kota Denpasar mengalami peningkatan dari tahun 2008–2012 sedangkan pertumbuhan kreditnya mengalami peningkatan pada tahun 2009-2011 namun menurun di tahun 2012. Pada tahun 2008 volume kredit yang disalurkan BPR di kota Denpasar sebesar Rp. 474.072.297.000 dan pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp. 1.749.527.630.000. Pada tahun 2009 pertumbuhan kredit BPR di kota Denpasar sebesar 22,02%, dan tahun 2011 meningkat menjadi 42,24%, tetapi tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 44,92%. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadinya pergeseran permintaan kredit dari masyarakat.
Munculnya penurunan permintaan kredit dari masyarakat dapat berasal dari faktor eksternal bank, yakni kondisi ekonomi dan faktor internal bank yang dipengaruhi oleh risiko kredit, dana pihak ketiga, likuiditas dan tingkat efisiensi usaha. Studi empiris yang berkaitan dengan volume kredit telah lama dilakukan, seperti: Betubiza et al. (1995), Amidu (2006), Nwaru et al. (2011), Muklis (2011), Uremadu (2012), Constant et al. (2012), Olusanya (2012), Joseph et al. (2012), dan Obamuyi (2013), serta Yulhasnita (2013) di mana telah memberikan kontribusi hasil penelitian yang signifikan dalam menguji faktor volume kredit dan sesuai dengan teori. Selain itu, masih ada peneliti lain yang juga tertarik dengan volume kredit, seperti: Constant et al. (2012), Satria, dkk. (2010), Cornett et al. (2011) dan Ajayi et al. (2012) di mana hasil penelitiannya bertentangan dengan yang diidentifikasi oleh teori.
Adanya latar belakang dan hasil penelitian sebelumnya yang memberikan hasil bervariasi maka penelitian ini menggunakan kerangka penelitian yang sama. Variabel independen, seperti risiko kredit, dana pihak ketiga, likuiditas dan tingkat efisiensi usaha diteliti kembali pada 20 BPR di Kota Denpasar dikaitkan dengan volume kredit sebagai variabel dependen. Temuan ini bermaksud menyajikan bagaimana risiko kredit, dana pihak ketiga, likuiditas dan tingkat efisiensi usaha mempengaruhi volume kredit pada BPR di Kota Denpasar.
KAJIAN PUSTAKA
Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 menyatakan bahwa risiko
kredit adalah risiko yang diakibatkan tidak dipenuhinya kewajiban debitur
dan/atau pihak lain kepada bank. Collender dalam Haneef et al. (2012) menyatakan bahwa risiko kredit diukur dengan atau Non Performing Loan (NPL). NPL merupakan kredit macet di mana debitur tidak melakukan pembayaran jumlah uang yang dipinjam selama setidaknya 90 hari (Ijaz et al., 2012). NPL yang tinggi menyebabkan bank harus membentuk cadangan penghapusan yang besar dan hal tersebut mengakibatkan bank enggan menyalurkan kreditnya (Fransisca,dkk. 2009). Muklis (2011) dan Joseph et al. (2012) menyatakan bahwa makin rendah rasio NPL menyebabkan penawaran kredit bank meningkat.
H1: Ada pengaruh negatif dan signifikan antara risiko kredit dengan volume kredit pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Denpasar.
Dana pihak ketiga menurut UU No.10 Tahun 1998 merupakan simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kasmir (2010:64) menyatakan bahwa dana pihak ketiga menjadi penyumbang dana paling banyak dibandingkan dengan sumber dana bank yang lain sehingga bank yang berhasil menghimpun dana pihak ketiganya memiliki kemampuan dalam menyalurkan kredit. Olusanya (2012), dan Obamuyi (2013) menyatakan bahwa bertambahnya dana pihak ketiga menyebabkan volume kredit juga bertambah.
H2: Ada pengaruh positif dan signifikan antara dana pihak ketiga dengan volume kredit pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Denpasar.
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam melaksanakan kewajiban yang segera harus dipenuhi (Sutrisno, 2003:18). Bank dapat mempertahankan likuiditas, profitabilitas dan resikonya dengan mengoptimalkan kinerja
manajemen (Abdullah, 2008). Menurut Darmawi (2011:61), likuiditas dapat
diukur dengan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR). Bila rasio LDR bank belum memenuhi aturan Bank Indonesia (BI), bank meningkatkan likuiditasnya dengan cara volume kredit yang disalurkan harus semakin besar dan sebaliknya bila LDR bank melampaui aturan BI, bank menyesuaikan yang mengakibatkan volume kreditnya menurun (Galih, 2011). Amidu (2006), Nwaru et al. (2011) dan Uremadu (2012) menyatakan bahwa semakin likuid bank menyebabkan meningkatnya volume kredit bank.
H3: Ada pengaruh positif dan signifikan antara likuiditas dengan volume kredit pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Denpasar.
Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 menyatakan bahwa efisiensi suatu usaha adalah ukuran untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional bank dengan BOPO. Rasio BOPO yang rendah menunjukkan bank melakukan efisien yang tinggi dalam mengelola biaya sehingga akan mendapatkan tingkat keuntungan optimal untuk menambah jumlah dana yang disalurkan (Kuncoro, 2003:567). Yulhasnita (2013) menyatakan bahwa rendahnya rasio BOPO menyebabkan meningkatnya penyaluran kredit.
H4: Ada pengaruh negatif dan signifikan antara tingkat efisiensi usaha dengan volume kredit pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Denpasar.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berlokasi pada BPR di kota Denpasar karena persentase kredit yang disalurkan BPR di Kota Denpasar cukup besar dibandingkan dengan luas wilayah Kota Denpasar yang kecil. Variabel bebas penelitian ini adalah Risiko
kredit (X1) diukur dengan Non Performing Loan (NPL), Dana pihak ketiga (X2), Likuiditas (X3) diukur dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Tingkat efisiensi usaha (X4) diukur dengan BOPO. Volume kredit (Y) menjadi variabel terikat.
Data sekunder digunakan berbentuk panel data dari 20 BPR selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2008-2012 yang diperoleh dari Bank Indonesia. Populasi penelitian ini, yakni seluruh Bank Perkreditan Rakyat di kota Denpasar yang berjumlah 20 dengan menggunakan non probability sampling, yaitu sampling jenuh atau sensus. Sampel penelitian ini sama dengan populasinya, yaitu 20 BPR. Teknik analisis data penelitian ini adalah analisis regresi data panel menggunakan estimasi Common Effect dengan SPSS versi 16. Model persamaan regresi sebagai berikut: Ylt= βo + β1X1lt + β2X2lt + β3X3lt + β4X4lt+ Ult......................................................(1)
Keterangan :
Y = Volume Kredit Bank Perkreditan Rakyat
βo = Konstanta
β 1, β 2, β3, β4 = Koeflslen regresl
-
X1 = Non Performing Loan
-
X2 = Dana Pihak Ketiga
-
X3 = Loan to Deposit Rasio
-
X4 = BOPO
-
Uit = Faktor gangguan stokastik pada pengamatan yang ke-i
i = Kode Bank
t = tahun
Penentuan ketepatan model menggunakan uji fit model penelitian (uji simultan) dan uji asumsi klasik antara lain: uji normalitas, uji multikolonearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil asumsi klasik menemukan bahwa model regresi telah memenuhi semua asumsi klasik. Hasil analisis regresi dengan common effect disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3
Hasil Regresi Data Panel dengan Common Effect
Variabel |
Koefisien Regresi |
t-hitung |
Signifikansi |
F-Hitung |
Signifikansi |
NPL |
-291743.690 |
-1.871 |
0.064 |
1951 |
0.000 |
DPK |
0.726 |
86.862 |
0.000 | ||
LDR |
458525.037 |
3.885 |
0.000 | ||
BOPO |
31562.927 |
0.553 |
0.595 |
Constanta = -2.716E7
R Square = 0.988
Adj. R Square = 0.987
Berdasarkan Tabel 3 dapat disusun model regresi estimasi sebagai berikut: Yit=-0,0002716 – 291743,690X1it + 0,726X2it+ 458525,037X3it + 31562,927X4it
Uji fit model penelitian (uji simultan) menemukan risiko kredit, dana pihak ketiga, likuiditas dan tingkat efisiensi usaha secara simultan berpengaruh signifikan terhadap volume kredit dengan Fhitung = 1951 > F 0,05(4)(95)= 2,45 dan signifikansi = 0,000 < α (0,05). Koefisien determinasi (R2) = 0,988, artinya bahwa 98,8% dari variasi (turun atau naiknya) volume kredit dipengaruhi oleh risiko kredit, dana pihak ketiga, likuiditas dan tingkat efisiensi usaha secara serempak, dan dipengaruhi variabel lain di luar model sebesar 1,2%. Adjusted R Square sebesar 0,987 yang berarti model regresi yang digunakan sudah tepat.
Hipotesis 1
Hasil uji hipotesis dengan uji t menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif dan signifikan antara risiko kredit dengan volume kredit pada BPR di Kota Denpasar di mana thitung = -1,871< -1,658. Hal ini dikarenakan rasio NPL yang tinggi menyebabkan bank harus membentuk cadangan penghapusan yang besar dan hal tersebut mengakibatkan profitabilitas menurun sehingga bank enggan menyalurkan kreditnya (Fransisca,dkk. 2009). Hasil penelitian ini didukung oleh Muklis (2011) dan Joseph et al. (2012) yang menyatakan bahwa makin rendah rasio NPL menyebabkan penawaran kredit bank meningkat. Namun tidak sesuai dengan penelitian Hasanudin,dkk. (2010) dan Constant et al. (2012) yang menyatakan bahwa NPL berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume kredit.
Hipotesis 2
Hasil uji hipotesis dengan uji t menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara dana pihak ketiga dengan volume kredit pada BPR di Kota Denpasar di mana thitung = 86,862>1,658 dan signifikansi= 0,000<α (0,05). Hal ini disebabkan dana yang berasal dari masyarakat merupakan sumber utama dana bank (Siamat, 2009:298). UU No.10 tahun 1998 menyatakan bahwa banyaknya kredit yang disalurkan bank dipengaruhi oleh meningkatnya dana pihak ketiga pada bank. Hasil penelitian ini didukung oleh Olusanya (2012), Pangestuti,dkk. (2012), Obamuyi (2013) yang menyatakan bahwa bertambahnya dana pihak
ketiga menyebabkan volume kredit juga bertambah. Namun tidak sesuai dengan
Satria, dkk. (2010) menyatakan bahwa menurunnya dana pihak ketiga menyebabkan volume kredit meningkat.
Hipotesis 3
Hasil uji hipotesis dengan uji t menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan likuiditas dengan volume kredit pada BPR di Kota Denpasar di mana thitung = 3,885>1,658 dan signifikansi =0,000 < α (0,05). Hal ini disebabkan adanya ketentuan Bank Indonesia mengenai LDR bank menyebabkan bank yang belum memenuhi ketentuan Bank Indonesia tersebut akan berusaha menaikkan rasio LDRnya sehingga volume kredit yang disalurkan juga semakin besar dan sebaliknya bila bank memiliki LDR yang melampaui ketentuan Bank Indonesia tersebut maka bank akan menurunkan LDR yang mengakibatkan volume kreditnya menurun (Galih, 2011). Penelitian ini didukung penelitian Amidu (2006), Nwaru et al. (2011), Uremadu (2012) dan Obamuyi (2013) yang menyatakan bahwa semakin likuid bank menyebabkan meningkatnya volume kredit bank. Namun tidak sesuai dengan penelitian Cornett et al. (2011) dan Ajayi et al. (2012) menyatakan bahwa likuiditas bank berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume kredit bank.
Hipotesis 4
Hasil uji hipotesis dengan uji t menunjukkan bahwa ada pengaruh positif tetapi tidak signifikan antara tingkat efisiensi usaha dengan volume kredit pada BPR di Kota Denpasar di mana thitung = 0,553> -1,658 dan signifikansi= 0,595>α (0,05). Hasil ini tidak konsisten dengan teori yang menyatakan bahwa rasio BOPO yang rendah menunjukkan bank melakukan efisien yang tinggi dalam
mengelola biaya sehingga akan mendapatkan tingkat keuntungan optimal untuk menambah jumlah dana yang disalurkan (Kuncoro,2003:567). Hal ini terjadi karena meskipun secara rata-rata rasio BOPO pada BPR efisien tetapi beragamnya data BPR menyebabkan variabel tingkat efisiensi usaha tidak signifikan.
Hasil penelitian ini didukung oleh Satria,dkk. (2010) yang menyatakan bahwa besarnya rasio BOPO pada BPR tidak dapat mencerminkan penurunan volume kredit melainkan besarnya rasio BOPO tersebut merupakan langkah BPR dalam mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional pada masa tahun berjalan dan tahun depan, misalnya promosi, inovasi, dan pelatihan karyawan. Selain itu, investasi BPR untuk mendorong peningkatan volume kredit akibat persaingan kredit tidak berpengaruh dalam jangka pendek melainkan memberikan pengaruh dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan sisi permintaan kredit dari masyarakat juga menentukan meningkatnya volume kredit. Hal ini bertentangan dengan penelitian Yulhasnita (2013) menyatakan bahwa rendahnya BOPO menunjukkan peningkatan pada volume kredit.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Temuan ini bermaksud menyajikan bagaimana risiko kredit, dana pihak ketiga, likuiditas dan tingkat efisiensi usaha mempengaruhi volume kredit pada BPR di Kota Denpasar. Uji hipotesis menemukan bahwa menurunnya risiko kredit dan bertambahnya dana pihak ketiga serta likuiditas secara signifikan
menyebabkan bertambahnya volume kredit pada BPR di Kota Denpasar. Namun, meningkatnya tingkat efisiensi usaha belum tentu menyebabkan bertambahnya volume kredit pada BPR di Kota Denpasar. Hal ini terjadi karena meskipun secara rata-rata rasio BOPO pada BPR efisien tetapi beragamnya data BPR menyebabkan variabel tingkat efisiensi usaha tidak signifikan.
Saran
BPR dalam meningkatkan efisiensi di dalam menjalankan kegiatan operasionalnya bisa saja tidak efisien pada tahun berjalan, seperti rekrutmen karyawan besar-besaran namun hal tersebut merupakan upaya BPR untuk menjalankan kegiatan operasional lebih efisien pada tahun mendatang. Hendaknya peneliti selanjutnya yang ingin mengangkat topik penelitian yang sama dapat menambahkan variabel bebas lain seperti variabel makro ekonomi.
REFERENSI
Abdullah, M. Al-Obaidan. 2008. Efficiency effect of direct lending controls: an empirical study of the Gulf Cooperation Council countries. Investment Management and Financial Innovations, 3 (5).
Ajayi, F.O., and Atanda, A.A. 2012. Monetary Policy and Bank Performance in Nigeria: A Two-Step Cointegration Approach. African Journal of Scientific Research, 9 (1).
Amidu, M. 2006. The Link Between Monetary Policy And Banks Lending Behaviour: The Ghanaian Case. Banks And Bank Systems, 1 (4).
Bank Indonesia. 2004. Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004
-------------------. 2019. Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009. Jakarta
-------------------. 2010. Peraturan Bank Indonesia No. 12/19/PBI/2010. Jakarta.
-------------------. 2013. Statistik Perbankan Indonesia, 11 (2).
Betubiza, E.N. and Leatham, D.J. 1995. Factors Affecting Commercial Bank Lending to Agriculture. J Agr, and Apphed Econ,. 27 (l), pp: 112-126.
Constant, F. D., and Ngomsi, A. 2012. Determinants of Bank Long-term Lending Behavior in the Central African Economic and Monetary Community (CEMAC). Review of Economics & Finance.
Cornett, M.M., McNutt, J.J., Strahan, P.E., and Tehranian, H. 2011. Liquidity risk management and credit supply in the financial crisis. Journal of Financial Economics, pp: 297–312.
Darmawi, Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.
Fransisca dan Hasan Sakti Siregar. 2009. Pengaruh Faktor Internal Bank terhadap Volume Kredit pada Bank yang Go Publik di Indonesia. Jurnal Akuntansi 6. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Galih, T.Adhitya. 2011. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Asset dan Loan to Deposite Ratio terhadap Jumlah Penyaluran Kredit Bank Di Indonesia. (Studi Empiris: Bank yang terdaftar di BEI). Skripsi Program Strata Satu Manajemen UNDIP.
Haneef, S., Riaz, T., Muhammad R., Rana, M.A., Muhammad I., and Kanim, Y. 2012. Impact Of Risk Management On Non-Performing Loans And Profitability Of Banking Sector Of Pakistan. International Journal Of Business And Social Science, 3 (7).
Hasanuddin, Mohamad dan Prihatiningsih. 2010. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga Kredit, Non Performing Loan (NPL), dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Jawa Tengah. Teknis, 5 (1), pp: 25-31.
Info bank news. 2010. BPR Memiliki Keunggulan di Sektor Mikro. http://www.infobanknews.com. Diakses tanggal 25 April 2013.
Iskandar, Syamsu. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: In Media.
Ijaz, D., Attha-ul-Haq, Muhammad Akram N., Javed I. 2012. Impact Of Privatization On Non-Performing Loans Of Conventional Commercial Banks In Pakistan. Academic Research International, 3 (1).
Joseph, M.T., Edson, G., Manuere, F., Clifford, M., and Michael, K. 2012. Non Performing Loans In Commercial Banks: A Case Of CBZ Bank Limited
In Zimbabwe. Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business, 4 (7).
Kasmir. 2010. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Kuncoro, M. dan Suhardjono. 2003. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : BPFE.
Mukhlis, Imam. 2011. Penyaluran Kredit Bank Ditinjau Dari Jumlah Dana Pihak Ketiga dan Tingkat Non Peforming Loan. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 15 (1 ), hal 130-138.
Nwaru, C. Jude, Ubon A.E., Onuoha, E. 2011. Determinants of Informal Credit Demand and Supply among Food Crop Farmers in Akwa Ibom State, Nigeria. Journal of Rural and Community Development.
Obamunyi M, Tomola. 2013. An Analysis Of The Deposits And Lending Behaviours Of Banks In Nigeria. International Journal Of Engineering and Management Sciences, 4 (1), pp: 46-54.
Olusanya, Olumuyiwa, S., Oluwatosin, O.A., Chukwuemeka, O.E. 2012. Determinants of Lending Behaviour Of Commercial Banks: Evidence From Nigeria, A Co-Integration Analysis (1975-2010). IOSR Journal Of Humanities And Social Science, 5 (5), pp: 71-80.
Pangestuti, Irene Rini Demi dan Oktaviani. 2012. Pengaruh DPK, ROA, CAR, NPL, dan Jumlah SBI Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan (Studi pada Bank Umum Go Public di Inonesia Periode 2008-2011). Diponegoro Journal of Management, 4 (2), hal: 430-438.
Republik Indonesia. Undang - Undang Perbankan No. 10 tahun 1998. Jakarta.
Rivai, V.H., Basir,S., Sudarto,S dan Veithzal,A.P.2013. Commercial Bank Management Perbankan dari Teori ke Praktis. Jakarta: Rajawali Pers.
Riyadi, S. 2006. Banking Assets and Liability Management. Ed. 3. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Satria, Dias dan Rangga Bagus Subegti. 2010. Determinasi Penyaluran Kredit Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2009. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 14 (3), hal: 415-424.
Siamat, Dahlan. 2009. Manajemen Lembaga Keuangan : Kebijakan Moneter dan Perbankan. Jakarta : FE UI.
Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi. Pertama Cetakan Kedua. Yogyakarta: Ekonisia.
Uremadu, Sebastian O. 2012. Bank Capital Structure, Liquidity and Profitability Evidence from the Nigerian Banking System. International Journal of Academic Research in Accounting, 2 (1).
Yulhasnita. 2013. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Dan Loan To Deposit Ratio (LDR) Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Fakultas Ekonomi, Universitas Riau. http://repository.unri.ac.id/handle/123456789/1799. Diakses pada tanggal 24 Mei 2013
Discussion and feedback