E-Jurnal Manajemen, Vol. 9, No. 7, 2020 : 2852-2871

ISSN : 2302-8912


DOI: https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2020.v09.i07.p19

PERAN KEUNGGULAN BERSAING MEMEDIASI PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA BISNIS

I Made Suhartana Putra1 Gede Suparna2

1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia email: [email protected]

ABSTRAK

Orientasi kewirausahaan serta keunggulan bersaing yang tinggi dapat memicu kinerja bisnis yang sangat mempengaruhi tercapainya tujuan perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran mediasi variabel keunggulan bersaing terhadap variabel orientasi kewirausahaan dan kinerja bisnis industri perak di desa Celuk Sukawati. Populasi penelitian ini adalah 71 orang, dengan metode sampel jenuh. Metode pengumpulan data melalui kuesioner dan wawancara. Data yang diperoleh melalui kuesioner dianalisis dengan SEM -PLS. Hasil pengujian menunjukkan orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing, keunggulan bersaing dan orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bisnis, serta keunggulan bersaing berpengaruh positif dan signifikan dalam memediasi pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja bisnis. Perusahaan diharapkan dapat mengimplementasikan dimensi orientasi kewirausahaan dengan baik, dan meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan, dengan begitu perusahaan akan mampu bersaing dan meningkatkan kinerja bisnis perusahaan.

Kata kunci : orientasi kewirausahaan, keunggulan bersaing, kinerja bisnis

ABSTRACT

Entrepreneurial orientation and high competitive advantage can trigger business performance that greatly affects the achievement of company goals. The purpose of this study was to determine the mediating role of the variable competitive advantage against the entrepreneurial orientation variable and the business performance of the silver industry in Celuk Sukawati. The population of this study are 71 people, with the saturated sample method. Data collectedthrough questionnaires and interviews and are analyzed by SEM -PLS. The test results show that entrepreneurial orientation has positive and significant effect on competitive advantage, competitive advantage and entrepreneurial orientation have positive and significant effect on business performance, and competitive advantage is mediating variable of entrepreneurial orientation on business performance. Company is expected to be able to implement the dimensions of entrepreneurial orientation well, and increase the company's competitive advantage, so company will be able to compete and improve the company's business performance.

Keywords: entrepreneurial orientation, competitive advantage, business performance

PENDAHULUAN

Salah tsatu tpenggerak tekonomi tdi tIndonesia tadalah tUsaha tKecil tdan menengah t(UKM) tyang tmerupakan tsektor tpenunjang tekonomi tnasional tyang paling tstrategis tsehingga tmenjadi ttulang tpunggung tperekonomian tnasional (Ahimbisibwe & Abaho, 2015). UKM adalah tunit tusaha tkecil tyang tmampu tberperan tsebagai talternatif tkegiatan tusaha produksi tbarang tdan tjasa, tmeningkatkan tdevisa tnegara tmaupun tdalam tpenyerapan tenaga tkerja (Arzubiaga et al., 2017). tUKM tmemiliki tpotensi tyang tbesar tdalam tmenggerakkan tkegiatan ekonomi tmasyarakat, tmenjadi tsumber tpendapatan tsebagian tmasyarakat tdalam meningkatkan tkesejahteraannya (Arief et al., 2016)

Provinsi tBali tmerupakan tsuatu tprovinsi tdi tIndonesia tdimana twarganya tbanyak yang tberkecimpung tdalam tbisnis tUKM. t Data tyang tdiperoleh tdari tDinas Perindustrian tdan tPerdagangan tProvinsi tBali tpada ttahun t2015 tterdapat t12.236 unit tindustri tUKM tyang tmenyerap ttenaga tkerja tsebanyak t93.180 torang. Menurut tDinas tPerindustrian tdan Perdagangan tsalah tsatu tkomoditi tunggulan tProvinsi tBali tadalah tindustri tkerajinan perak. t

Kabupaten tGianyar, tkhususnya tKecamatan tSukawati menjadi pusat kerajinan tperak tdi tBali, tDesa tCeluk tmulai tdikenal tsebagai tpusat tproduksi kerajinan tperak tsejak ttahun t1976. Kerajinan tperak tdi tDesa tCeluk tterkenal tkarena kerajinan tkhas tBalinya tyang tdibuat tlangsung tdengan ttangan t(handmade) tdimana keunikan ttersebut tterletak tpada tukiran-ukiran tkhas tBali tyang tmembuat tharga kerajinan tperak ttersebut tbernilai ttinggi.

Desa tCeluk tyang tterletak tdi tKabupaten tGianyar tmerupakan tpusat kerajinan tperak tyang tterkenal thingga tke tmancanegara. tKerajinan tperak tyang terpusat tdi tDesa tCeluk tmenikmati tmasa tkejayaannya tpada ttahun t1950 tsampai dengan ttahun t1990. t tPada tsaat titu tDesa tCeluk tmampu tmengharumkan tnama tBali sebagai tdaya ttarik twisata t(DTW) tdunia tdengan thasil tsouvenir tbarang-barang kerajinan tperak tberupa taksesoris twanita tseperti tkalung, tgelang, tcincin tdan sebagainya. tUMKM tperak tdi tDesa tCeluk tmulai tmenurun tpada ttahun t2000, tyang diperburuk tdengan tbom tBali tyang tsempat tmelumpuhkan tperekonomian tsaat titu.

Harga bahan baku yang semakin tinggi juga mempengaruhi kinerja pengusaha perak di Desa Celuk, sehingga untuk beberapa produk tertentu pengerajin lebih memilih mendatangkan produk dari daerah lain di Pulau Jawa. Produk substitusi juga mempengaruhi penurunan yang dialami oleh industri perak di Desa Celuk. Karena semakin tmahal tdan ttingginya tharga tkerajinan tperak ttidak semua tkalangan tmasyarakat tmampu tmembeli tkerajinan tdan tperhiasan tperak, sehingga tmasyarakat tbanyak tyang tmenggunakan talternatif tlain tdari tperhiasan tersebut tdengan tmembeli tkerajinan talpaka tyang tmenyerupai tkerajinan tperak.

Bentuk tdan twarna tproduk talpaka tyang tmenyerupai tproduk tperak, tperbedaan kualitas tproduk tperak tdan tproduk talpaka tsangat tsulit tdibedakan tkarena tbentuk dan twarna tkilaunya tsangat tmirip, tpada tsaat tbross tperak tdan tbross talpaka berdampingan tmaka tbross ttersebut tdapat tdibedakan. tPerbandingan tharga tyang sangat tjauh tdengan trupa tyang tsangat tmirip tini tmenarik tpara tkonsumen tuntuk lebih tmemilih tmembeli tproduk tsubstitusi tdaripada tperak twalaupun tperak memiliki tkualitas tyang tjauh tlebih ttinggi, tsehingga teksistensi tkerajinan tperakpun menurun tdari tkalangan tpecinta tperhiasan.

Persaingan industri dengan pusat oleh–oleh juga mempengaruhi perak karena pusat oleh–oleh juga menjual produk kerajinan perak dengan harga yang tidak jauh berbeda. Pengusaha perak juga masih sedikit yang memanfaatkan Internet sebagai media pemasaran dan masih bergantung pada pelanggan yang datang ke lokasi usaha, dan kebanyakan perusahaan mengandalkan pelanggan lama. Menurunnya eksistensi tperak tterbukti tdari tberkurangnya tjumlah tusaha tperak tdi tDesa tCeluk dimana tpada ttahun t1990 tberjumlah t173 tusaha, tdan tsaat tini tUMKM tperak tyang tersisa thanya tsebanyak t71 tunit tusaha.

Kinerja tbisnis tmerupakan tfaktor tyang tumum tdigunakan tuntuk tmengukur dampak tdari tsebuah tstrategi tperusahaan tdalam tmenghadapi tpersaingan. tStrategi perusahaan tselalu tdiarahkan tuntuk tmenghasilkan tkinerja tbaik tberupa tkinerja pemasaran tmaupun tkinerja tkeuangan. tPengertian tini tmenegaskan tbahwa tkinerja bisnis tbukanlah thal tyang tdapat tterjadi tbegitu tsaja tmelainkan tmembutuhkan proses. tOleh tkarena tpencapaian tkinerja tUKM tbelum tmaksimal, tmaka tperlu dilengkapi tdengan tstrategi tbisnis tlainnya tyang tmampu tmendorong tUKM tindustri perak tmenaikkan tkinerja tbisnis. tOrientasi tkewirausahaan tmerupakan tsalah tsatu hal tyang tterdapat tdalam tfaktor tinternal tperusahaan tyang tdapat tmempengaruhi suatu tkinerja.

Usaha Kecil tdan tMenengah t(UKM) tdi tIndonesia tsecara tkualitas tsulit berkembang di tpasar tkarena tmenghadapi tbeberapa tmasalah tinternal, tyaitu rendahnya tkualitas sumberdaya tmanusia tseperti tkurang tterampilnya tsumberdaya manusia, tkurangnya orientasi tkewirausahaan t(entrepreneurial torientation), rendahnya tpenguasaan teknologi tdan tmanajemen, tserta tminimnya tinformasi. tDua dari tpermasalahan internal tyang tbanyak tdihadapi tUsaha tKecil tdan tMenengah (UKM) tyaitu torientasi kewirausahaan tdan tsumber tdaya tinternal tternyata tjuga menjadi tperhatian tbesar dalam tbanyak tpenelitian tdewasa tini (Agha et al., 2015).

Perusahaan tberupaya tuntuk tmeningkatkan tposisi tbersaing tagar tlebih kompetitif dibandingkan tdengan tpesaingnya. tDalam tkonteks tdemikian, perusahaan tharus tmengembangkan tstrategi tbisnis tyang tjelas tuntuk mempertahankan tposisi tbersaing tdalam tlingkungan tindustri tyang tsangat kompetitif. tKunci tbagi tkesuksesan tbisnis tadalah tpengembangan tkeunggulan bersaing tyang tunik, tyaitu tkeunggulan tbersaing tyang tunik, tyaitu tkeunggulan tyang menciptakan tnilai tbagi tpelanggan tdan tsukar tditiru toleh tpesaing. tPerusahaan tyang memiliki tkeunggulan tbersaing takan tmenjadi tpemimpin tdalam tpasarnya tserta dapat tmencapai tlaba tdiatas trata-rata.

Orientasi tkewirausahaan t(entrepreneurial torientation) tadalah torientasi perusahaan tyang tmemiliki tprinsip tpada tupaya tuntuk tmengidentifikasi tdan mengeksploitasi tkesempatan. Ketika UMKM mampu menerapkan orientasi kewirausahaan dan kinerja inovasi, maka mereka akan mampu menyusun strategi bisnis sehingga dapat bersaing dan meningkatkan kinerja perusahaan (Zehir et al., 2015). Orientasi kewirausahaan diukur dengan menggunakan 4 indikator yaitu: keinovatifan, proaktif, pengambilan risiko, dan keagressifan bersaing. Penelitian yang dilakukan oleh Pardi et al. (2015) menunjukkan bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bersaing. Orientasi kewirausahaan memiliki hubungan positif terhadap kinerja pemasaran (Afifah, 2017). Penelitian yang dilakukan Hajar & Sukaatmaja (2016) menemukan

bahwa variabel orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Usaha Kecil. Penelitian yang dilakukan Pramesti & Giantari (2016) menemukan bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pada UKM endek di Kabupaten Klungkung. Namun Souisa (2018) mengungkapkan bahwa orientasi kewirausahaan tidak memberikan hasil positif terhadap kinerja bisnis. Berdasarkan penelitian diatas, dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

H1: Orientasi Kewirausahaan berpengaruh positif terhadap Kinerja Bisnis.

Hajar & Sukaatmaja (2016), Musrifah & Murwatiningsih (2017) dan Fatmawati (2016) menemukan tbahwa torientasi tkewirausahaan tberpengaruh tpositif dan tsignifikan tterhadap tkeunggulan tbersaing. Madhoushi et al. (2016) dalam penelitiannya tmenemukan tbahwa torientasi tkewirausahaan tberpengaruh terhadap keunggulan tbersaing, tsemakin ttepat torientasi tkewirausahaan ttersebut ditetapkan maka tkeunggulan tbersaing tyang tdijalankan tsemakin tbaik tdan begitu tpula sebaliknya, tini tdikarenakan torientasi tkewirausahaan tdan keunggulan tbersaing merupakan salah satu proses dalam manajemen strategi. Begitu pula dengan Zeebaree & Siron (2017) mendapatkan tbahwa torientasi kewirausahaan tberpengaruh tpositif tdan tsignfikan tterhadap tkeunggulan tbersaing.

Namun thasil tberbeda tdidapatkan tdalam tpenelitian tyang tdilakukan toleh Djodjobo & Tawas (2015), dalam penelitian yang dilakukannya, ia mendapati bahwa orientasi kewirausahaan tberpengaruh tpositif tnamun ttidak tsignifikan tterhadap tkeunggulan bersaing. tPerbedaan thasil tini tia tdapatkan tkarena tada tbeberapa tunsur- unsur orientasi tkewirausahaan tyang tbelum tdilakukan tsama tsekali tataupun tsecara menyeluruh toleh tpengelola tusaha t(Rezaei & Ortt, 2018). Berdasarkan penelitian diatas, dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut : H2: Orientasi Kewirausahaan berpengaruh positif terhadap Keunggulan Bersaing

Keunggulan bersaing merupakan sekumpulan faktor yang membedakan perusahaan dari pesaingnya dan memberikannya posisi unik di pasar sehingga lebih unggul dari para pesaingnya (Zulkifli & Rosli, 2016). Menurut Hajar & Sukaatmaja (2016), keunggulan bersaing adalah strategi untuk menjadi lebih unggul dari pesaing. Keunggulan bersaing mutlak harus dimiliki oleh perusahaan/produk yang dihasilkan (Ekawati et al., 2016). Setiap tusaha tdituntut tuntuk tmampu tmenonjolkan keunggulan tbersaingnya tdari tproduk tatau tjasa tyang tdihasilkannya tyang tkemudian memindai tkinerja tperusahaanya tuntuk ttetap tdapat tbertahan tdan tbersaing tdi tpasar (Pramesti & Giantari, 2016). Keunggulan bersaing diukur dengan 5 indikator yaitu: keunikan produk, kualitas produk, harga bersaing, fleksibilitas, dan hubungan pelanggan. Mulyana (2015), Arbawa & Wardoyo (2018) dan Wijayanto et al. (2019) menyatakan bahwa keunggulan bersaing berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Berdasarkan penelitian diatas, dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H3: Keunggulan Bersaing berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Bisnis

Usvita (2015) menyatakan tbahwa tkeunggulan tbersaing tberpengaruh signifikan tterhadap tkinerja. tKeunggulan tbersaing tmemediasi thubungan torientasi kewirausahaan tsecara tparsial. Hasil penelitian Pardi et al. (2015) juga menunjukkan bahwa peran keunggulan bersaing menjadi sebuah mediasi sempurna

variabel orientasi kewirausahaan dan kinerja. tSelanjutnya ttemuan tSrivanh et al. (2015) menunjukkan tbahwa torientasi tkewirausahaan tberpengaruh tpositif tterhadap keungggulan tbersaing. tOrientasi kewirausahaan adalah orientasi perusahaan yang memiliki prinsip pada upaya untuk mengidentifikasi dan mengeksploitasi kesempatan. Orientasi kewirausahaan menjadi salah satu pemicu pelaku usaha untuk terus berkeinginan meningkatkan keunggulan daya saing usaha, dengan terus mengembangkan sumberdaya yang tidak dimiliki oleh pesaing.. Berdasarkan penelitian diatas, dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

H4: Keungulan Bersaing mampu memediasi pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja Bisnis.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja bisnis di industi Perak Desa Celuk, Sukawati, untuk menjelaskan pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap keunggulan bersaing pengusaha perak di Industri Perak Desa Celuk, Sukawati, untuk menjelaskan keunggulan bersaing terhadap kinerja bisnis pengusaha perak di industri Perak Desa Celuk, Sukawati dan untuk menjelaskan tperan tkeunggulan tbersaing memediasi tpengaruh torientasi tkewirausahaan tterhadap tkinerja tbisnis tpengusaha perak di industri perak Desa Celuk, Sukawati.

METODE PENELITIAN

Jenis tpenelitian tini ttermasuk tjenis tpenelitian tasosiatif. tPenelitian tini dilakukan tdi tDesa tCeluk, tSukawati, tKabupaten tGianyar. tLokasi tini tdipilih tkarena Desa Celuk merupakan desa yang menjadi pusat kerajinan perak di Provinsi Bali. Selain itu sebagian besar industri perak terletak di Desa Celuk serta di wilayah ini terdapat responden yang sesuai untuk di teliti. Obyek dalam penelitian ini adalah kinerja bisnis pengusaha perak di Desa Celuk, Sukawati, mengenai kinerja perusahaan pengerajin perak yang ditentukan oleh pengetahuan tentang orientasi kewirausahaan dan keunggulan bersaing.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi pendapat responden terhadap pertanyaan yang meliputi orientasi kewirausahaan, keunggulan bersaing, dan kinerja perusahaan. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa data berbentuk angka dan memiliki satuan hitung. Data yang dikumpulkan adalah tabulasi dari hasil kuesioner. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber primer pada penelitian ini adalah para responden yang menjadi anggota sampel. Data di kumpulkan melalui wawancara dan kuesioner. Sumber sekunder pada penelitian ini adalah berupa data mengenai gambaran umum perusahaan, hasil dari penelitian sebelumnya dan dasar-dasar teori yang ada.

Populasi sasaran penelitian ini adalah pengusaha perak di Desa Celuk. Adapun jumlah populasi dari penelitian ini 71 UKM kerajinan perak. Penelitian ini menggunakan sampel non probabilitas dengan menggunakan metode sampel jenuh (sensus), Sehingga tjumlah tsampel yang tdigunakan tdalam tpenelitian tini tadalah tsebanyak tjumlah tpopulasi, tyaitu t71 UMKM tkerajinan tperak tdi tDesa tCeluk tKabupaten tGianyar. Responden dari penelitian ini adalah pemilik usaha atau

manajer dari perusahaan. tMetode pengumpulan tdata tyang tdigunakan tdalam tpenelitian tini tadalah tmetode tsurvey dengan tmenggunakan tkuesioner. Setiap indikator penelitian diukur dengan menggunakan skala likert 1-5 poin skala dan derajat persetujuan dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM berbasis PLS (Partial Least Square).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1.

Karakteristik Responden

Jumlah Responden

No    Karakteristik       Klasifikasi              (orang)

Presentase

Responden (%)

30 - 35 Tahun              15

36 - 40 Tahun              27

1         Usia          41 - 45 Tahun               12

46 - 50 Tahun              10

> 50 Tahun               7

Jumlah                             71

21.1

38.0

16.9

14.1

9.9

100

Laki – Laki               45

  • 2    Jenis Kelamin      Perempuan               26

Jumlah                             71

5 - 10 Tahun                11

  • 3    Lama Bekerja      > 10 Tahun

60

Jumlah                             71

63,4

36,6 100

15,5

84,5

100

Manajer                 11

4       Jabatan        Pemilik Usaha

60

15,5

84,5

Jumlah                             71

100

SMA/SMK            15

Diploma                16

Pendidikan

5                             S1                     37

Terakhir

S2                    3

Jumlah                          71

21,1

22,5

52,1

4,2

100

Sumber: Data Primer (Diolah), 2019

Karakteristik tresponden tmerupakan tdata tresponden tyang tdikumpulkan untuk tmengetahui tprofil tresponden tpenelitian. tPenelitian tini tmenggunakan sampel t71 tresponden. tBerikut tdata tidentitas tresponden tsecara trinci tkarakteristik responden tdisajikan tpada tTabel 1.

Responden tdengan tusia t36 tt40 ttahun tyang tpaling tbanyak tdiantara tyang lainnya, tsedangkan tresponden tdengan tusia tlebih tdari t50 ttahun tyang tpaling sedikit. tJika tberdasarkan tberjenis tkelamin, tlaki-laki tlebih tmendominasi dibandingkan tperempuan. tdilihat tpula tsebagian tbesar tresponden tmemiliki tlama bekerja tselama tlebih tdari t10 ttahun. tDalam tpenelitian tini tresponden tjika tdilihat

dari tsegi tjabatan, tresponden tyang tmendominasi tadalah tresponden tyang tmemiliki jabatan tpemilik. tDilihat tdari tsegi tpendidikan tterakhir, tresponden tyang mendominasi tadalah tresponden tyang tmemiliki tpendidikan tterakhir tS1.

Tabel 2.

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Variabel

Indikator

Koefisien Korelasi

Korelasi Batas

X1

0,886

0,30

X2

0,816

0,30

Orientasi kewirausahaan (X)

X3

0,910

0,30

X4

0,844

0,30

M1

0,922

0,30

M2

0,899

0,30

Keunggulan bersaing (M)

M3

0,896

0,30

M4

0,893

0,30

M5

0,887

0,30

Y1

0,944

0,30

Y2

0,913

0,30

Kinerja bisnis (Y)

Y3

0,885

0,30

Y4

0,870

0,30

Sumber: Data Primer (Diolah), 2019

Tabel 3.

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

No.

Variabel

Cronbach’s Alpha

1

Orientasi kewirausahaan (X)

0,885

2

Keunggulan bersaing (M)

0,938

3

Kinerja bisnis (Y)

0,922

Sumber: Data Primer (Diolah), 2019

Seluruh tinstrumen tpenelitian tyang tdigunakan tuntuk tmengukur tvariabel Orientasi tkewirausahaan, tKeunggulan tbersaing tdan tKinerja tbisnis tmemiliki tnilai koefisien tkorelasi tdengan tskor ttotal tseluruh titem tpernyataan tlebih tbesar tdari t0,30. Hal tini tmenunjukkan tbahwa tbutir-butir tpernyataan tdalam tinstrument tpenelitian tersebut tvalid tdan tlayak tdigunakan tsebagai tinstrument tpenelitian. tSeluruh instrumen tpenelitian tmemiliki tkoefisien tCronbach’s tAlpha tlebih tdari t0,60. tJadi dapat tdinyatakan tbahwa tseluruh tvariabel ttelah tmemenuhi tsyarat treliabilitas tatau kehandalan tsehingga tdapat tdigunakan tuntuk tmelakukan tpenelitian.

Tabel 4.

Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Orientasi kewirausahaan

No

Pernyataan

Frekuensi Jawaban Responden

Rata-Rata

STS

TS

C

S

SS

1

Perusahaan selalu menciptakan produk–produk baru yang memberikan nilai kepada pelanggan baru atau yang sudah ada

0

0

13

33

25

4,17

2

Perusahaan selalu memperkenalkan produk atau jasa baru sebelum pesaing melakukannya

0

2

17

38

14

3,90

3

Perusahaan bersedia menerima risiko kegagalan dari produk baru

0

3

15

43

10

3,85

4

Perusahaan memiliki sikap agresif terhadap tindakan-tindakan pesaing untuk mengungguli persaingan

0

4

23

37

7

3,66

Rata-rata keseluruhan variabel Orientasi kewirausahaan

3,89

Sumber: Data Primer (Diolah), 2019

Variabel Orientasi kewirausahaan dalam penelitian ini merupakan variabel bebas yang diukur dengan menggunakan 4 pernyataan yang berhubungan dengan Orientasi kewirausahaan. Responden setuju dan sudah menjalankan orientasi kewirausahaan, hal ini dapat dilihat dari keseluruhan rata-rata nilai Orientasi kewirausahaan yaitu 3,89. Indikator yang mendapat skor tertinggi dari responden yaitu “Perusahaan selalu menciptakan produk– produk baru yang memberikan nilai kepada pelanggan baru atau yang sudah ada”, dengan nilai rata – rata sebesar 4,17. Ini berarti responden setuju bahwa perusahaan telah melakukan inovasi dengan membuat produk yang memberikan nilai lebih terhadap konsumen yang dilakukan dengan cara selalu menciptakan produk dan desain baru yang unik dan berbeda dari pesaing.

Respon yang tinggi juga diberikan terhadap indikator “Perusahaan selalu memperkenalkan produk atau jasa baru sebelum pesaing melakukannya” dengan nilai rata–rata 3,90 yang berarti responden yang sudah menjalankan indikator proaktif dengan baik dengan cara mengikuti berbagai festival dan pameran. Indikator yang mendapat respon dibawah rata–rata adalah indikator “Perusahaan bersedia menerima risiko kegagalan dari produk baru” dan “Perusahaan memiliki sikap agresif terhadap tindakan-tindakan pesaing untuk mengungguli persaingan” dengan nilai nilai rata–rata berturut–turut 3,85 dan 3,66. Walaupun kedua indikator mendapat penilaian dibawah rata–rata namun responden menilai bahwa perusahaan juga sudah menjalankan indikator pengambilan risiko dan keagresifan bersaing.

Tabel 5.

Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Keunggulan bersaing

No

Pernyataan

Frekuensi Jawaban Responden

Rata-Rata

STS

TS

C

S

SS

1

Produk yang ditawarkan perusahaan memiliki keunikan yang berbeda dari pesaing

0

0

20

32

19

3,99

2

Produk yang perusahaan tawarkan memiliki kualitas yang lebih unggul dari pesaing

0

0

17

44

10

3,90

3

Produk yang perusahaan tawarkan memiliki harga yang bersaing

0

1

19

47

4

3,76

4

Perusahaan   selalu   menciptakan

produk sesuai perubahan pasar

0

6

27

36

2

3,48

5

Perusahaan menciptakan hubungan dengan pelanggan yang lebih baik dari pesaing

0

10

28

33

0

3,32

Rata-rata keseluruhan variabel Keunggulan bersaing

3,69

Sumber: Data Primer (Diolah), 2019

Keunggulan bersaing secara keseluruhan baik hal ini dapat dilihat dari keseluruhan rata-rata nilai Keunggulan bersaing yaitu 3,69. Indikator yang mendapat skor tertinggi dari responden adalah indikator “Produk yang ditawarkan perusahaan memiliki keunikan yang berbeda dari pesaing” yang mendapatkan respon tertinggi dengan nilai rata–rata sebesar 3,99, ini berarti responden setuju bahwa perusahaan telah menjalankan indikator keunikan produk dengan membuat produk yang memiliki desain dan bentuk unik yang memberikan nilai lebih kepada konsumen yang dilakukan dengan cara membuat desain dan ornament khas baru pada tiap periode tertentu.

Respon yang tinggi juga diberikan terhadap indikator “Produk yang perusahaan tawarkan memiliki kualitas yang lebih unggul dari pesaing” yang mendapatkan nilai 3,90 yang berarti responden setuju bahwa produk yang ditawarkan lebih baik dari pesaing. Indikator “Produk yang perusahaan tawarkan memiliki harga yang bersaing” juga mendapatkan respon yang tinggi dari responden dengan nilai 3,76, menunjukkan bahwa produk yang ditawarkan oleh perusahaan memiliki harga yang bersaing dengan pesaing.

Indikator yang mendapat respon dibawah rata–rata adalah indikator fleksibilitas “Perusahaan selalu menciptakan produk sesuai perubahan pasar” dan indikator hubungan pelanggan “Perusahaan menciptakan hubungan dengan pelanggan yang lebih baik dari pesaing” dengan nilai rata–rata berturut–turut 3,48 dan 3,32. Walaupun kedua indikator mendapat nilai dibawah rata–rata namun responden menilai bahwa perusahaan juga sudah menjalankan indikator fleksibilitas dan indikator hubungan pelanggan.

Tabel 6.

Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Kinerja bisnis

No

Pernyataan

Frekuensi Jawaban Responden

Rata-Rata

STS

TS

C

S

SS

1

Terjadi pertumbuhan yang meningkat pada penjualan perusahaan dalam tiga tahun terakhir

0

2

11

33

25

4,14

2

Pangsa pasar yang dicapai oleh perusahaan terus meningkat selama tiga tahun terakhir

0

2

13

39

17

4,00

3

Terjadi peningkatan profit penjualan dalam tiga tahun terakhir

0

0

15

46

10

3,93

4

Perusahaan mampu mencapai pengembalian investasi yang positif dalam tiga tahun terakhir

0

2

21

43

5

3,72

Rata-rata keseluruhan variabel Kinerja bisnis

3,95

Sumber: Data Primer (Diolah), 2019

Kinerja bisnis secara keseluruhan baik hal ini dapat dilihat dari keseluruhan rata-rata nilai Kinerja bisnis yaitu 3,95. Indikator yang mendapat skor tertinggi dari responden adalah indikator pertumbuhan penjualan “Terjadi pertumbuhan yang meningkat pada penjualan perusahaan dalam tiga tahun terakhir” dengan nilai rata– rata sebesar 4,14, ini berarti responden setuju bahwa terjadi pertumbuhan yang meningkat dalam 3 tahun terakhir. Respon yang tinggi juga diberikan terhadap indikator pertumbuhan pangsa pasar “Pangsa pasar yang dicapai oleh perusahaan terus meningkat selama tiga tahun terakhir” dengan nilai rata–rata 4,00, yang berarti responden setuju bahwa perusahaan meningkatkan panga pasar dalam 3 tahun terakhir.

Indikator yang mendapat respon di bawah rata–rata adalah indikator profitabilitas “Terjadi peningkatan profit penjualan dalam tiga tahun terakhir” dan indikator return of investment “Perusahaan mampu mencapai pengembalian investasi yang positif dalam tiga tahun terakhir”dengan nilai rata-rata berturut–turut 3,93 dan 3,72. Walaupun kedua indikator mendapat penilaian dibawah rata–rata namun responden menilai bahwa perusahaan juga sudah menjalankan indikator profitabilitas dan pangsa pasar.

Convergent tvalidity tdari tmodel tpengukuran tdengan tindikator treflesif tdapat dilihat tdari tkorelasi tantara tskor tindikator tdengan tskor tvariabelnya. tUkuran refleksif tindividual tdikatakan ttinggi tjika tberkorelasi tlebih tdari t0,70 tdengan konstruk tyang tingin tdiukur. tNamun tdemikian tuntuk ttahap tpengembangan tskala pengukuran tnilai tloading t0,6 tsampai t0,7 tdianggap tcukup. Semua tnilai tpada tuji tvaliditas tconvergent tlebih tbesar tdari t0,7. tDengan demikian tdapat tdinyatakan tbahwa tdata tdalam tpenelitian tvalid. tSemua tnilai tcross loading tsetiap tindikator

tpada tmasing–masing tvariabel tlebih tbesar tdari t0,7 tDengan tdemikian tdapat tdinyatakan tbahwa tdata tdalam tpenelitian tvalid.

Tabel 7.

Hasil Uji Validitas Convergent Validity

Keunggulan Bersaing (M) Kinerja Bisnis (Y) Orientasi Kewirausahaan (X)

M.1

0.908

M.2

0.904

M.3

0.883

M.4

0.877

M.5

0.861

X.1

0.848

X.2

0.828

X.3

0.888

X.4

0.825

Y.1

0.899

Y.2

0.895

Y.3

0.828

Y.4

0.816

Sumber: Data Primer (Diolah), 2019

tSemua nilai tAVE tvaliditas tconvergent tlebih tbesar tdari t0,5. tDengan tdemikian tdapat dinyatakan tbahwa tdata tdalam tpenelitian tvalid.

Tabel 8.

Hasil Uji Validitas Convergent AVE

Average Variance Extracted (AVE)

Keunggulan Bersaing (M)0.787

Kinerja Bisnis (Y)0.740

Orientasi Kewirausahaan (X)0.719

Sumber: Data Primer (Diolah), 2019

tSemua tnilai tCronbach’s talpha pada tmasing ttmasing tvariabel tlebih tbesar tdari t0,7. tDengan tdemikian tdapat dinyatakan tbahwa tdata tdalam tpenelitian treliabel. t

Semua tnilai tComposite reliability tpada tmasing–masing tvariabel tlebih tbesar tdari t0,7. tDengan tdemikian dapat tdinyatakan tbahwa tdata tdalam tpenelitian treliabel.

Nilai tR-square tuntuk tvariabel tOrientasi tkewirausahaan tdan tKeunggulan Bersaing tterhadap tKinerja tbisnis tsebesar t0,685 ttermasuk tbaik tyang tmenunjukkan

memiliki tbesar tpengaruh t0,685 tx t100% t= t68,5%. tNilai tR-square tuntuk tvariabel Keunggulan tBersaing tterhadap tKinerja tBisnis tsebesar t0,469 ttermasuk tmoderat yang tmenunjukkan tmemiliki tbesar tpengaruh t0,469 tx t100% t= t46,9%. tNilai tQ-square tsebesar t0,8327 tlebih tdari t0 tdan tmendekati t1, tsehingga tdapat tdisimpulkan bahwa tmodel tmempunyai tnilai tpredictive trelvance tatau tmodel tlayak tdikatakan memiliki tnilai tprediktif tyang trelevan.

Tabel 9.

Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’s alpha

Cronbach's Alpha

Keunggulan Bersaing (M)0.932

Kinerja Bisnis (Y)0.882

Orientasi Kewirausahaan (X)0.869

Sumber: Data Primer (Diolah), 2019

Tabel 10.

Hasil Uji Reliabilitas Composite reliability

Composite Reliability

Keunggulan Bersaing (M)0.948

Kinerja Bisnis (Y)0.919

Orientasi Kewirausahaan (X)0.911

Sumber: Data Primer (Diolah), 2019

Nilai tp-value tvariabel tKeunggulan tbersaing tterhadap tKinerja tbisnis tsebesar 0,000 tyang tdibandingkan tdengan tsignifikan tsebesar t0,05. tKarena tnilai tp-value t< signifikan t(0,000 t< t0,05) tdengan tnilai tbeta tsebesar tpositif t0,472 tdan tnilai tt statistics tsebesar t4,414 tyang tdibandingkan tdengan tt-tabel tsebesar t1,9955. tKarena nilai tt-statistics t> tt-value t(4,414 t> t1,9955) tmaka tdapat tdisimpulkan tbahwa Keunggulan tbersaing tberpengaruh tpositif tsignifikan tterhadap tKinerja tbisnis. tNilai p-value tvariabel tOrientasi tkewirausahaan tterhadap tKeunggulan tbersaing tsebesar 0,000 tyang tdibandingkan tdengan tsignifikan tsebesar t0,05. tKarena tnilai tp-value t< signifikan t(0,000 t< t0,05) tdengan tnilai tbeta tsebesar tpositif t0,685 tdan tnilai tt statistics tsebesar t12,914 tyang tdibandingkan tdengan tt-tabel tsebesar t1,9955. Karena tnilai tt-statistics t> tt-value t(12,914 t> t1,9955) tmaka tdapat tdisimpulkan bahwa tOrientasi tkewirausahaan tberpengaruh tpositif tsignifikan tterhadap Keunggulan tbersaing.

Tabel 11.

Hasil Uji Pengaruh Langsung

Original tSample t(O)

Sample tMean t(M)

Standard tDeviation t(STDEV)

T tStatistics t(|O/STDEV| )

P tVal ues

Keunggulan Bersaing -> Kinerja Bisnis

0.472

0.463

0.107

4.414

0.00 0

Orientasi Kewirausahaan

-> Keunggulan Bersaing

0.685

0.691

0.053

12.914

0.00 0

Orientasi

Kewirausashaan->

Kinerja Bisnis

0.430

0.438

0.123

3.482

0.00

1

Sumber: Data Primer (Diolah), 2019

Nilai tp-value tvariabel tOrientasi tkewirausahaan tterhadap tKinerja tbisnis sebesar t0,001 tyang tdibandingkan tdengan tsignifikan tsebesar t0,05. tKarena tnilai tp-value t< tsignifikan t(0,001 t< t0,05) tdengan tnilai tbeta tsebesar tpositif t0,430 tdan tnilai t tstatistics tsebesar t3,482 tyang tdibandingkan tdengan tt-tabel tsebesar t1,9955. Karena tnilai tt-statistics t> tt-value t(3,482 t> t1,9955) tmaka tdapat tdisimpulkan bahwa tOrientasi tkewirausahaan tberpengaruh tpositif tsignifikan tterhadap tKinerja bisnis.

Nilai tp-value tvariabel tOrientasi tkewirausahaan tterhadap tKinerja tbisnis melalui tKeunggulan tbersaing tsebesar t0,000 tyang tdibandingkan tdengan tsignifikan sebesar t0,05. tKarena tnilai tp-value t< tsignifikan t(0,000 t< t0,05) tdengan tnilai tbeta sebesar tpositif t0,323 tdan tnilai tt tstatistics tsebesar t4,099 tyang tdibandingkan dengan tt-tabel tsebesar t1,9955. tKarena tnilai tt-statistics t> tt-value t(4,099 t> t1,9955) maka tdapat tdisimpulkan tbahwa tKeunggulan tbersaing tmampu tmemediasi tsecara positif tdan tsignifikan tpengaruh tOrientasi tkewirausahaan tterhadap tKinerja tbisnis.

Tabel 12.

Hasil Uji Pengaruh Tidak Langsung

Original tSample t(O)

Sample tMean t(M)

Standard tDeviation t(STDEV)

T tStatistics t(|O/STDE V|)

P tVal ues

Orientasi Kewirausahaan -> Keunggulan Bersaing -> Kinerja Bisnis

0.323

0.320

0.079

4.099

0.00 0

Sumber: Data Primer (Diolah), 2019

Uji tperan tmediasi tkeunggulan tbersaing tpada tpengaruh torientasi kewirausahaan tterhadap tkinerja tbisnis tdapat tdilakukan tdengan tmemeriksa koefisien tpengaruh tlangsung tvariabel tbebas tterhadap tvariabel tterikat tpada tmodel dengan tmelibatkan tvariabel tmediasi. tHasil tpemeriksaan tuji tmediasi ttelah menunjukkan tbahwa tsesuai tdengan tkriteria tpengaruh tvariabel tbebas tterhadap

variabel tmediasi t(0,000 t< t0,05) tadalah tsignifikan, tpengaruh tvariabel tmediasi terhadap tvaribel tterikat t(0,000 t< t0,05) tadalah tsignifikan, tpengaruh tlangsung variabel tbebas tterhadap tvariabel tterikat tpada tmodel tdengan tmelibatkan tvariabel mediasi t(0,000 t< t0,05) tadalah tsignifikan, tmaka tdapat tdikatakan tsebagai tpartial mediation. tDengan tdemikian, tkeunggulan tbersaing tsebagai tpartial tmediation antara tpengaruh torientasi tkewirausahaan tterhadap tkinerja tbisnis, tmaka thipotesis 4, tyang tmenyatakan tbahwa tkeunggulan tbersaing tmampu tmemediasi tsecara tpositif dan tsignifikan tpengaruh torientasi tkewirausahaan tterhadap tkinerja tbisnis tditerima..

Sesuai dengan hasil analisis data maka didapat hasil yaitu p-value variabel Orientasi tkewirausahaan tterhadap tKinerja tbisnis tsebesar t0,000 tyang dibandingkan tdengan tsignifikan tsebesar t0,05. tKarena tnilai tp-value t< tsignifikan (0,000 t< t0,05) tdengan tnilai tbeta tsebesar tpositif t0,430 tdan tnilai tt-statistics tsebesar 3,482 tyang tdibandingkan tdengan tt-tabel tsebesar t1,9955. tKarena tnilai tt-statistics t> tt-value t(3,482 t> t1,9955) tmaka thipotesis tpenelitian tH1 tditerima, thal tini menunjukkan tbahwa tOrientasi kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja bisnis. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi orientasi kewirausahaan yang dimiliki oleh perusahaan, maka semakin tinggi pula tingkat kinerja bisnis.

Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian sebelumnya Pardi et al. (2015) menunjukkan bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bisnis. Orientasi kewirausahaan memiliki hubungan positif terhadap kinerja pemasaran (Afifah, 2017). Penelitian Hossain & Asheq (2019) menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan berhubungan positif dan secara signifikan terhadap kinerja bisnis. Penelitian yang dilakukan Pramesti & Giantari (2016) menemukan tbahwa torientasi tkewirausahaan tberpengaruh tpositif tdan signifikan tterhadap tkinerja tpada tUKM tendek tdi tKabupaten tKlungkung

Berdasarkan hasil analisis data didapat bahwa p-value variabel orientasi kewirausahaan terhadap keunggulan bersaing sebesar 0,000 yang dibandingkan dengan signifikan sebesar 0,05. Karena tnilai tp-value t< tsignifikan t(0,000 t< t0,05) dengan tnilai tbeta tsebesar tpositif t0,685 tdan tnilai tt tstatistics tsebesar t12,914 tyang dibandingkan tdengan tt-tabel tsebesar t1,9955. tKarena tnilai tt-statistics t> tt-value (12,914 t> t1,9955) tmaka thipotesis tpenelitian tH2 t tditerima tini tmenunjukkan orientasi tkewirausahaan tberpengaruh tpositif tsignifikan tterhadap tkeunggulan bersaing. tHal tini tberarti tbahwa tsemakin ttinggi torientasi tkewirausahaan tyang dimiliki toleh tperusahaan, tmaka tsemakin ttinggi tpula tperusahaan tmampu meningkatkan tkeunggulan tbersaing.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pardi et al. (2015) menunjukkan tbahwa torientasi tkewirausahaan tberpengaruh positif tterhadap tkeunggulan tbersaing. tSelanjutnya ttemuan tSrivanh et al. (2015) menunjukkan tbahwa torientasi tkewirausahaan tberpengaruh tpositif tterhadap keungggulan tbersaing. tOrientasi kewirausahaan adalah orientasi perusahaan yang memiliki prinsip pada upaya untuk mengidentifikasi dan mengeksploitasi kesempatan. Orientasi kewirausahaan menjadi salah satu pemicu pelaku usaha untuk terus berkeinginan meningkatkan keunggulan daya saing usaha, dengan terus mengembangkan sumberdaya yang tidak dimiliki oleh pesaing.

Hasil tanalisis tdata tmenunjukan tbahwa tp-value tvariabel tKeunggulan bersaing tterhadap tKinerja tbisnis tsebesar t0,000 tyang tdibandingkan tdengan signifikan tsebesar t0,05. tKarena tnilai tp-value t< tsignifikan t(0,000 t< t0,05) tdengan nilai tbeta tsebesar tpositif t0,472 tdan tnilai tt tstatistics tsebesar t4,414 tyang dibandingkan tdengan tt-tabel tsebesar t1,9955. tKarena tnilai tt-statistics t> tt-value (4,414 t> t1,9955) tmaka thipotesis tpenelitian tH3 tKeunggulan tbersaing tberpengaruh positif tsignifikan tterhadap tKinerja tbisnis. tHal tini tberarti tbahwa tsemakin ttinggi keunggulan tbersaing tyang tdimiliki toleh tperusahaan, tmaka tsemakin ttinggi tpula tingkat tkinerja tbisnis. tHasil tpenelitian tini tmendukung thasil tpenelitian tsebelumnya yang tdilakukan toleh Mulyana (2015) keunggulan tbersaing tberpengaruh tsignifikan terhadap tkinerja tbisnis. Djodjobo & Tawas (2015) keunggulan tbersaing tsecara parsial tberpengaruh tpositif tdan tsignifikan tterhadap tkinerja tbisnis. tTingkat tyang lebih ttinggi tdari tkeunggulan tbersaing tdapat tmenyebabkan tpeningkatan tkinerja organisasi. tKeungggulan tbersaing tmemiliki tpengaruh tpositif tterhadap tkinerja bisnis t(Merakati & Rusdarti, 2017)

Berdasarkan hasil analisis data didapat hasil p-value variabel Orientasi kewirausahaan tterhadap tKinerja tbisnis tmelalui tKeunggulan tbersaing tsebesar 0,000 tyang tdibandingkan tdengan tsignifikan tsebesar t0,05. tKarena tnilai tp-value t< signifikan t(0,000 t< t0,05) tdengan tnilai tbeta tsebesar tpositif t0,323 tdan tnilai tt statistics tsebesar t4,099 tyang tdibandingkan tdengan tt-tabel tsebesar t1,9955. tKarena nilai tt-statistics t> tt-value t(4,099 t> t1,9955) tmaka thipotesis tpenelitian tH4 tditerima, ini tmenunjukkan t tbahwa tKeunggulan tbersaing tmampu tmemediasi tsecara tpositif dan tsignifikan tpengaruh tOrientasi tkewirausahaan tterhadap tKinerja tbisnis. tHasil penelitian tini tmendukung thasil tpenelitian tsebelumnya tyang tdilakukan toleh Usvita (2015) menyatakan tbahwa tkeunggulan tbersaing tberpengaruh tsignifikan tterhadap kinerja.. tHasil penelitian Pardi et al. (2015) juga menunjukkan tbahwa tperan keunggulan tbersaing tmenjadi tsebuah tmediasi tsempurna tvariabel torientasi kewirausahaan tdan tkinerja

Faktor tyang tberhubungan tdengan tkinerja tbisnis tdalam tpenelitian tini tadalah orientasi tkewirausahaan tdan tkeunggulan tbersaing. tImplikasi tteoritis tyang berkaitan tdengan tkinerja tbisnis tsecara tkonsisten tmemperkuat tteori tsebelumnya bahwa torientasi tkewirausahaan tdan tkeunggulan tbersaing tmempengaruhi tkinerja bisnis tpada tUMKM tkerajnan tperak tdi tdesa tCeluk, tGianyar. tSelain titu tvariabel keunggulan tbersaing tmampu tmenjadi tpemediasi torientasi tkewirausahaan tdengan kinerja tbisnis. tSemakin tbaik tperusahaan tberorientasi tkewirausahaan tmaka takan mempengaruhi tperusahaan tuntuk tberinovasi tproduk tsehingga takan tdapat meningkatkan tkinerja tbisnis tUKM tkerajinan tperak tdi tdesa tCeluk, tGianyar. tHal itu disebabkan tkarena tkinerja tpemasaran tyang tbaik tdiperoleh tjika tperusahaan mampu tberorientasi tkewirausahaan tdengan tbaik tyang tnanti takan tmeningkatkan inovasi tproduk tsehingga tberpengaruh tterhadap tkinerja tnisnis tpada tUMKM tperak. Hal tini tmendukung tpenelitian tyang ttelah tdiungkapkan tpada thipotesis tpenelitian, sehingga tdapat tdisimpulkan tbahwa tpenelitian tini tmendukung tdan tdiharapkan mampu tmemberikan tinformasi tmengenai thubungan tantara tvariabel torientasi kewiraushaan, tkeunggulan tbersaing, tdan tkinerja tbisnis.

Pertama, tresponden tmenyetujui tbahwa torientasi tkewirausahaan tmampu meningkatkan tkinerja tbisnis. tSalah tsatu tindikator torientasi tkewirausahaan, tyaitu

keinovatifan sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja bisnis industri perak desa Celuk Sukawati. Bila pengusaha mampu melakukan inovasi dengan baik, maka akan tumbuh ide-ide baru sehingga peluang akan lebih mudah dilihat dan pengusaha mampu memanfaatkan peluang yang ada. Maka dari itu, penting bagi pengusaha di industri perak desa Celuk Sukawati untuk menerapkan keinovasian dalam menjalanan bisnisnya.

Kedua, meningkatnya keunggulan bersaing juga dapat meningkatkan kinerja bisnis industri perak desa Celuk Sukawati. Pernyataan responden tentang “Produk yang ditawarkan perusahaan memiliki keunikan yang berbeda dari pesaing”. Hal ini menunjukan bahwa pengusaha memiliki produk yang unik dan berbeda dari pesaing. Apabila perusahaan memiliki produk yang unik dan sulit ditiru oleh pesaing, maka perusahan tersebut akan memiliki produk dengan nilai tinggi sehingga akan mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. Ketiga , pernyataan responden tentang “Terjadi pertumbuhan yang meningkat pada penjualan perusahaan dalam tiga tahun terakhir”. Hal ini menunjukan beberapa perusahaan sudah mengalami peningkatan pada kinerja bisnisnya. Dengan menerapkan orientasi kewirausahaan dan keunggulan bersaing perusahaan akan mencapai target dan meningkatkan kinerja bisnis perusahaan.

Ruang tLingkup tpenelitian tterbatas thanya tpada tUMKM tkerajinan tperak tdi desa tCeluk, tGianyar, tsehingga tpenelitian tini ttidak tdapat tdigeneralisasikan tuntuk UMKM tkerajinan tperak tdi tLuar tdesa tCeluk, tGianyar. tPenelitian tini thanya dilakukan tdalam ttitik twaktu ttertentu tsedangkan tlingkungan tdapat tberubah tsetiap tsaat, tsehingga tpenelitian tini tpenting tuntuk tdilakukan tkembali.

SIMPULAN

Orientasi tkewirausahaan tberpengaruh tpositif tsignifikan tterhadap Keunggulan tbersaing. tHal tini tberarti tapabila tjika tOrientasi tkewirausahaan semakin tmeningkat tmaka tKeunggulan tbersaing tsemakin tmeningkat tpula. Orientasi tkewirausahaan t tberpengaruh tpositif tsignifikan tterhadap tKinerja tbisnis. Hal tini tberarti tapabila tjika tOrientasi tkewirausahaan tsemakin tmeningkat tmaka Kinerja tbisnis tsemakin tmeningkat tpula. tKeunggulan tbersaing tberpengaruh tpositif signifikan tterhadap tkinerja tbisnis. tHal tini tberarti tapabila tjika tKeunggulan bersaing tsemakin tmeningkat tmaka tKinerja tbisnis tsemakin tmeningkat tpula. Keunggulan tbersaing tpada tmampu tmemediasi tsecara tpositif tpengaruh torientasi kewirausahaan tterhadap tkinerja tbisnis. tHal tini tberarti tkeunggulan tbersaing tdapat memperkuat tpengaruh torientasi tkewirausahaan tterhadap tkinerja tbisnis.

Hasil pengolahan data mengenai deskripsi variabel orientasi kewirausahaan menunjukkan bahwa variabel orientasi kewirausahaan masuk ke dalam kriteria sangat setuju yang menunjukkan bahwa pemilik UMKM tkerajinan tperak tdi Celuk,Gianyar tsudah tmenjalankan torientasi tkewirausahaan tdengan tbaik. tDilihat dari trata t- trata tindikator tpada tvariabel torientasi tkewirausahaan, tnilai trata t-rata terendah tterdapat tpada t“Perusahaan tmemiliki tsikap tagresif tterhadap ttindakan-tindakan tpesaing tuntuk tmengungguli tpersaingan”. tOleh tkarena titu, tpemilik UMKM tkerajinan tperak tdi tdesa tCeluk, tGianyar tperlu tmemahami tpesaing tdan meningkatkan keagresifan terhadap pesaing. Apabila perusahaan bersikap agresif

maka perusahaan akan mampu bersaing dan tidak tertinggal oleh pesaingnya. Perusahaan juga perlu lebih agresif dalam mengambil peluang-peluang yang ada, dan menggunakan berbagai media seperti internet untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan.

Dilihat tdari trata t- trata tindikator tpada tvariabel tkeunggulan tbersaing, tnilai terendah tterdapat tpada tpernyataan t“Perusahaan tmenciptakan thubungan tdengan pelanggan tyang tlebih tbaik tdari tpesaing”. tHal tini tmenunjukan tbahwa tperusahaan belum tmampu tmemberikan tkepuasan tdan tmenciptakan thubungan tdengan pelanggan yang lebih baik dari pesaing . Sehingga ada baiknya pemilik UMKM bisa meningkatkan hubungan dengan konsumen yang lebih baik dari konsumen untuk meningkatkan kinerja bisnis. Dilihat dari rata - rata indikator pada variabel kinerja bisnis, nilai terendah terdapat pada pernyataan “Perusahaan mampu mencapai penjualan yang lebih baik dibandingkan pesaingnya selama tiga tahun terakhir”. Hal ini menunjukan bahwa UMKM perak desa Celuk belum mampu mencapai tingkat penjualan seperti para pesaing.

Pemilik UMKM harus mampu meningkatkan penjualan dan mencapai penjualan yang lebih baik daripada pesaing. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pertumbuhan tpenjualan, tpemilik tUMKM tkerajinan tperak tdi tdesa tCeluk, tGianyar dapat tmerancang tdan tmembuat tstrategi ttstrategi tdalam tberorientasi kewirausahaan tdan tkeunggulan tbersaing tyang tnantinya tdapat tmenghasilkan kinerja tbisnis tyang tlebih tbaik. tBagi tpeneliti tselanjutnya tdiharapkan tuntuk mengkaji tlebih tbanyak tsumber tmaupun treferensi tyang tterkait tdengan tvariabel penelitian, tserta tmempertimbangkan tvariabel ttvariabel tlain tyang tmempengaruhi kinerja tbisnis.

REFERENSI

Afifah, N. A. (2017). Pengaruh Orientasi Pasar Orientasi Kewirausahaan Dan Inovasi Produk Terhadap Kinerja Pemasaran Kelompok Usaha Bersama (Kub) Gerabah Desa Bumi Jaya Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang Banten. ABA Journal, 102(4), 24–25. https://doi.org/10.1002/ejsp.2570

Agha, S., Alrubaiee, L., & Jamhour, M. (2015). Effect of Core Competence on Competitive Advantage and Organizational Performance. International Journal of Business and Management, 7(2), 192–204.

Ahimbisibwe, G., & Abaho, E. (2015). Export Entrepreneurial Orientation and Export Performance of SMEs in Uganda. Global Advanced Research Journal of Management and Business Study, 1(2), 1.

Arbawa, D. L., & Wardoyo, P. (2018). Keunggulan Bersaing: Berpengaruh Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi Pada Umkm Makanan Dan Minuman Di Kabupaten Kendal). Jurnal Riset Ekonomi Dan Bisnis, 11(1), 1.

Arief, M., Thoyib, A., Sudiro, A., & Fatchur, R. (2016). The Effect of

Entrepreneurial Orientation on The Firm Performance Through Strategic Flexibility: A Study on the SMEs Cluster Malang. Journal of Management Research, 5(3), 44–62.

Arzubiaga, U., Iturralde, T., Maseda, A., & Kotlar, J. (2017). Entrepreneurial Orientation and Firm Performance in Family SMEs: The Moderating Effects of Family, Women, and Strategic Involvement in The Board of Directors. Int Entrep Manag, 1(1), 1–20. https://doi.org/10.1007/s11365-017-0473-4.

Djodjobo, C. ., & Tawas, H. . (2015). Pengaruh Orientasi Kewirausahaan, Inovasi Produk, dan Keunggulan Bersaing Terhadap Kinerja Pemasaran Usaha Nasi Kuning di Kota Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen Bisnis Dan Akuntansi, 2(3), 1214–1224.

Ekawati, N. W., Rahyuda, I. K., Yasa, K. N. N., & Sukaatmadja, I. P. . (2016). Implementation of Ecoprenership and Green Innovation in Building Competitive Advantage to Generate Success of New Spa Products in Bali. International Business Management, 10(14), 2660–2669.

Fatmawati, R. A. (2016). Pengaruh Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan Terhadap Keunggulan Bersaing Dan Kinerja Pemasaran Pada Warung Kucingan/Angkringan Di Kota Semarang. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 1(1), 1–12.

Hajar, S., & Sukaatmaja, I. G. (2016). Peran Keunggulan Bersaing Memediasi Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja Pemasaran. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(10), 6580–6609.

Hossain, M. U., & Asheq, A. Al. (2019). The Role of Entrepreneurial Orientation to SME Performance in Bangladesh. International Journal of Entrepreneurship, 23(1), 1.

Madhoushi, M., Sadati, A., Delavari, H., Mehdivand, M., & Mihandost, R. (2016). Entrepreneurial Orientation and Innovation Performance: The Mediating Role of Knowledge Management. Asian Journal of Business Management, 3(4), 310–316.

Merakati, I., & Rusdarti, W. (2017). Pengaruh Orientasi Pasar,Inovasi, Orientansi Kewirausahaan melalui Keunggulan Bersaing Terhadap Kinerja Pemasaran. Journal     of     Economic     Education,      6(2),      114–123.

https://doi.org/10.15294/jeec.v6i2.19297

Mulyana, S. (2015). Peningkatan Kapabilitas Inovasi, Keunggulan Bersaing dan Kinerja melalui Pendekatan Quadruple Helix: Studi Pada Industri Kreatif Sektor Fashion. Jurnal Manajemen Teknologi, 13(3), 304–321.

Musrifah, M., & Murwatiningsih. (2017). Pengaruh Orientasi Pasar dan Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja Pemasaran melalui Keunggulan Bersaing. Management Analysis Journal, 6(4), 1–20.

Pardi, S., Suyadi, I., & Arifin, Z. (2015). The Effect of Market Orientation and Entrepreneurial Orientation toward Learning Orientation, Innovation, Competitive Advantages and Marketing Performance. European Journal of Business and Management, 6(21), 69–80.

Pramesti, N. M. V., & Giantari, I. G. A. K. (2016). Peran Orientasi Pasar Memediasi Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja UKM Industri Kerajinan Endek. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(9), 5754–5782.

Rezaei, J., & Ortt, R. (2018). Entrepreneurial Orientation & Firm Performance: The Mediating Role of Functional Performances. Management Research Review, 41(7), 878–900.

Souisa, W. (2018). The Effects of Entrepreneurial Orientation and Market Orientation on Business performance. Journal of Entrepreneurship Education, 21(4), 1.

Srivanh, T., Sasiwenon, S., & Meta, S. (2015). The Effect of Entrepreneurial Orientation and Competitive Advantage on SME’s Growth: A Structural Equation Modeling Study. International Journal of Business and Social Science, 5(6), 189–194.

Usvita, M. (2015). Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Perusahaan Melalui Keunggulan Bersaing sebagai Variabel Intervening (Survey pada UKM Pangan Dinas Perindagtamben Kota Padang). E-Jurnal Apresiasi Ekonomi, 3(1), 31–37.

Wijayanto, A., Suhadak, Dzulkirom, M., & Nuzula, N. F. (2019). the Effect of Competitive Advantage on Financial Performance and Firm Value: Evidence From Indonesian Manufacturing Companies. Russian Journal of Agricultural and       Socio-Economic        Sciences,        85(1),        35–44.

https://doi.org/10.18551/rjoas.2019-01.04

Zeebaree, M. R. Y., & Siron, R. B. (2017). The Impact of Entrepreneurial Orientation on Competitive Advantage Moderated by Financing Support in SMEs. International Review of Management and Marketing, 7(1), 43–52.

Zehir, C., Karaboğa, T., & Can, E. (2015). Linking Entrepreneurial Orientation to

Firm Performance: The Role of Differentiation Strategy and Innovation Performance.     Social and Behavioral Sciences,     210(1),

10.1016/j.sbspro.2015.11.381. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.11.381

Zulkifli, M., & Rosli, M. (2016). Entrepreneurial Orientation and Business Success of Malay Entrepreneurs: Religiosity as Moderator. International Journal of Humanities and Social Science, 3(10), 1–20.

2871