PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, BEBAN OPERASI PENDAPATAN OPERASI DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TERHADAP NET INTERST MARGIN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI
on
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 7, No. 1, 2018: 387-411
ISSN : 2302-8912
DOI: https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2018.v7.i01.p15
PENGARUH CAR, NPL, BOPO, DAN LDR TERHADAP NET INTERST MARGIN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI
BEI
Pincur Lamiduk Purba1
Nyoman Triaryati2
1,2Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia email: pincur52@gmail.com
ABSTRAK
Adanya kebijakan OJK memberikan insentif kepada bank yang dapat memelihara NIM dibawah 4%, tanpa mengganggu operasional bank, melatarbelakangi perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap NIM. Net Interest Margin merupakan rasio perbandingan antara pendapatan bunga bersih bank yang dengan rata-rata aktiva produktif bank. Rasio ini termasuk ke dalam rasio profitabilitas bank dan merupakan salah satu tolok ukur tingkat kesehatan bank. Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa faktor yang mempengaruhi NIM yaitu : Capital Adequacy Rasio (CAR), Non-Performing Loan (NPL), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Rasio (LDR) pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 31 perusahaan dengan metode sampel jenuh. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap NIM, NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NIM, sementara BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap NIM.
Kata kunci: NIM, CAR, NPL, BOPO, LDR.
ABSTRACT
The existence of OJK policy provides incentives to banks that can maintain NIM below 4%, without disrupting the bank's operations, be the background why then it is necessary to know any factors that affect the NIM. Net Interest Margin is the ratio of net interest income with the average earning assets. This ratio belongs to the bank profitability ratio and is one of the benchmarks of bank soundness. This study aims to examine several factors affecting NIM: Such as Capital Adequacy Ratio (CAR), Non-Performing Loan (NPL), Operating Income Operating Expense (BOPO), and Loan to Deposit Ratio (LDR) at commercial banks listed on the Stock Exchange Indonesia Securities (IDX) during 2012-2016. The number of samples taken as many as 31 companies with saturated sample method. The analysis technique used is multiple linear regression. The results showed that CAR and LDR had positive and significant effect on NIM, NPL had negative and significant effect on NIM, while BOPO had no significant effect on NIM.
Keywords : NIM, CAR, NPL, BOPO, LDR.
PENDAHULUAN
Perbankan memiliki peranan yang cukup penting dalam menunjang perekonomian suatu Negara. Hampir setiap dari aspek kehidupan berhubungan dengan jasa perbankan. Jasa perbankan mampu membantu pembangunan suatu negara karena sesuai fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Perbankan sebagai lembaga intermediasi atau penghubung antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang membutuhkan dana, maka pengelolaan dan perkembangannya menjadi sorotan banyak pihak. Proses intermediasi terjadi akibat pihak pemilik dana mempercayakan uangnya kepada bank dalam berbagai bentuk simpanan/tabungan dan menyalurkannya kepada pihak penerima dana dalam bentuk kredit atau pinjaman. Bank dalam menghimpun dana dari masyarakat harus mendapatkan kepercayaan dari masyarakat yang ingin menanamkan modalnya ke dalam bank tersebut. Masyarakat harus merasa yakin bahwa dana yang diberikan tidak akan hilang dan dapat dikelola oleh bank dengan baik.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998). Menurut Hasibuan (2013:2), pengertian bank adalah: Bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotif profit juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja. Kasmir (2012:2) berpendapat bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.
Kepercayaan para nasabah tergantung pada kemampuan suatu bank mengelola dana dengan baik. Bank Sebagai lembaga intermediasi harus memiliki kinerja keuangan yang baik, karena kinerja keuangan menjadi indikator dari semua kegiatan yang terjadi pada bank. Bank dinilai memiliki kinerja yang baik atau tidak. Kinerja bank tercermin dalam laporan keuangan masing masing bank atau laporan keuangan perbankan secara umum yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Laporan keuangan bersifat umum dan dapat dilihat oleh berbagai pihak yang membutuhkan, baik itu pihak eksternal maupun pihak internal, sedangkan laporan perbankan secara umum yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia digunakan untuk menilai keadaan perbankan di Indonesia secara keseluruhan dan menjadi sumber indikator keadaan perekonomian (Sudarini, 2015).
Informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaaan (Mabruroh, 2000). Laporan keuangan merupakan salah satu informasi keuangan yang bersumber dari intern perusahaan, menunjukkan kinerja keuangan masa lalu dan menunjukkan posisi keuangan (Sudarini, 2015). Adanya analisis laporan keuangan akan membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam memilih dan mengevaluasi informasi dengan perhatian terfokus pada informasi yang reliable dan relevan dengan keputusan bisnis, maka dapat menghemat waktu dan biaya perolehan informasi (Munawir,2010).
Kesehatan suatu bank dapat dilihat dari laporan keuangan bank. Berdasarkan laporan keuangan bank dapat dihitung sejumlah rasio yang digunakan untuk menilai kesehatan bank. (Nasser dan Aryati, 2000)
Penilaian tingkat kesehatan bank dicerminkan salah satunya oleh rasio NIM, rasio NIM yang tinggi akan menunjukkan pendapatan bunga yang tinggi, pendapatan bunga yang tinggi menunjukkan bahwa bank dalam pengelolaannya berjalan dengan baik. NIM diperlukan oleh pihak emiten (manajemen bank) dan investor karena rasio NIM menunjukkan apakah keadaan bank baik atau kurang baik sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan investasi (Pamuji 2014).
Adanya kebijakan pemerintah melalui Otoritas Jasa keuangan (OJK) untuk membuat suatu kebijakan penurunan marjin bunga bersih untuk meningkatkan efisiensi agar mampu bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. Mendorong adanya efisiensi, OJK memberi insentif berupa pengurangan alokasi modal inti bagi bank yang dapat memenuhi NIM lebih rendah dari 4,5%. Kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuat bank harus menemukan cara dan strategi yang tepat agar dapat memenuhi kebijakan yang telah ditetapkan. Bank perlu mengetahui secara rinci faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi NIM baik faktor internal bank maupun faktor eksternal bank sehingga bank dapat menurunkan NIM sampai level tertentu sesuai dengan kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Menurut Zhou dan Wong (2008), net interest margin bank yaitu rasio pendapatan bunga bersih terhadap total pendapatan aset bank. Nijhawan dan
Taylor (2005) mendefinisikan net interest margin sebagai salah satu indikator yang paling penting untuk menentukan profitabilitas bank. Ada banyak faktor yang mempengaruhi NIM, faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah : CAR, NPL, BOPO, LDR, karena keempat variabel ini secara konsisten berpengaruh terhadap NIM pada penelitian yang dilakukan oleh Taufik (2011), Pamuji (2014), Eralp (2014).
CAR merupakan rasio yang memperlihatkan besarnya aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank. (Wijaya 2005). Semakin tinggi hasil persentase CAR menggambarkan semakin besar modal yang dimiliki bank sehingga mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat yang membuat para nasabah merasa aman untuk mempercayakan dananya dan dana tersebut dapat di salurkan dalam bentuk kredit, dengan demikian pendapatan bank akan bertambah. Hasil penelitian Nasserinia (2015) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap NIM, sementara hasil penelitian Dumicic (2012) menunjukkan hasil yang berbeda, dimana CAR berpengaruh negatif terhadap NIM.
NPL adalah besarnya kredit bermasalah di bank dibandingkan dengan total kredit. Industri perbankan juga disebut industri berisiko mengingat kegiatan usaha masing-masing bank yang tidak dapat dipisahkan dari risiko. Fungsi utamanya sebagai lembaga intermediasi, risiko terbesar yang dihadapi oleh bank adalah risiko kredit. Rasio keuangan yang digunakan sebagai proxy untuk jumlah risiko kredit yang bermasalah adalah NPL. Rasio NIM berbanding terbalik dengan rasio
NPL. NPL yang rendah akan menghasilkan NIM yang lebih tinggi karena kredit bermasalah yang dialami rendah sehingga perolehan bunga dan pokok pinjaman akan lebih besar. Hasil penelitian Khanh (2015) menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap NIM, sementara hasil penelitian Pamuji (2014) menunjukkan hasil yang berbeda, dimana bahwa NPL berpengaruh positif terhadap NIM.
LDR adalah rasio kredit kepada pihak ketiga dalam rupiah dan mata uang asing, tidak termasuk pinjaman kepada bank lain, dengan dana pihak ketiga yang meliputi giro, tabungan, dan deposito. LDR mencerminkan berapa besar kemampuan bank untuk membayar penarikan dana oleh deposan bergantung pada pinjaman sebagai sumber likuiditas. Semakin tinggi rasio LDR menunjukkan kemampuan bank yang baik dalam menyalurkan kredit untuk memperoleh pendapatan bunga. Bank harus memelihara rasio LDR dengan baik. Perspektif skala ekonomis, makin besar penyaluran kredit maka terdapat benefit efisiensi yang ditimbulkan terkait dengan cost per unit untuk pengelolaan dan penyaluran portfolio kredit, dengan kata lain semakin tinggi rasio kredit yang diberikan maka akan diperoleh pendapatan bunga yang lebih tinggi sehingga akan menaikkan NIM (Fungacova, 2008). Pengaruh LDR terhadap NIM dapat bersifat positif. Hasil penelitian Eralp (2014) menunjukkan hasil bahwa LDR berpengaruh positif terhadap NIM, sementara hasil penelitian Esat (2014) menunjukkan hasil yang berbeda, dimana LDR berpengaruh negatif terhadap NIM.
Rasio BOPO sering disebut rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank untuk mengendalikan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional. Rasio BOPO mencerminkan kurangnya peningkatan kemampuan bank untuk mengurangi biaya operasi dan meningkatkan pendapatan operasional yang dapat mengakibatkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola bisnisnya. Bank yang menanggung biaya operasi yang lebih tinggi akan secara logis memberikan patokan marjin dalam angka yang tinggi pula, karena dengan marjin yang tinggi akan memungkinkan bank untuk menutupi biaya operasional tersebut (Zhou dan Wong, 2008). Hasil penelitian Khanh (2015) menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh positif terhadap NIM, sementara hasil penelitian Pamuji (2014) menunjukkan hasil yang berbeda dimana BOPO berpengaruh positif terhadap NIM.
Berdasarkan penelitian yang terdahulu yang relevan dengan penelitian ini terdapat research gap, dimana variabel-variabel yang mempengaruhi NIM tidak konsisten arah pengaruhnya terhadap NIM, beberapa peneliti menemukan hasil pengaruh yang positif dan yang lain menemukan hasil pengaruh yang negatif. Dalam penelitian ini, akan diuji kembali beberapa variabel yang mempengaruhi NIM, agar konsistensi pengaruh beberapa variabel tersebut tampak lebih jelas dan dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan. Berdasarkan latar belakang maka diambil judul “Pengaruh CAR, NPL, BOPO, dan LDR terhadap NIM” (pada Bank Umum di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016).
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank dalam menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan (Dendawijaya, 2014:121).
Capital Adequacy Ratio adalah kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal. Perhitungan Capital Adequacy Ratio didasarkan pada prinsip bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus disediakan jumlah modal sebesar presentase tertentu terhadap jumlah penanamannya. Menurut Dendawijaya (2014) sejalan dengan standar yang ditetapkan Bank for International Settlement (BIS), bank Indonesia mewajibkan setiap bank menyediakan modal minimal 8% dari aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).
penelitian yang dilakukan oleh Nasserinia (2015) dan Pamuji (2014) menyimpulkan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Net Interest Margin. Hasil penelitian yang sama juga diperoleh oleh Khanh (2015) yang menyimpulkan bahwa Capital Adequacy Ratio memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Net Interest Margin. Hal inilah yang menjadi dasar pengembangan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu :
H1 : Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan sigifikan terhadap Net
Interest Margin
Non-performing loan adalah rasio keuangan yang menggambarkan risiko kredit. Risiko kredit merupakan risiko yang muncul oleh adanya kegagalan debitur atau counterparty dalam memenuhi kewajibannya (Idroes, 2012: 56). NPL yang rendah akan menghasilkan NIM yang lebih tinggi karena kredit bermasalah
yang dialami rendah sehingga perolehan bunga dan pokok pinjaman akan lebih besar. Nilai NPL rendah mengindikasikan dana yang dimiliki bank akan lebih besar sehingga dana dapat digunakan untuk operasional bank guna memperoleh keuntungan. Dengan begitu NPL berbanding terbalik dengan NIM. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hoang (2015), Hassan (2012), Jane (2011) menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap NIM.
H2 : NPL berpengaruh negatif Terhadap NIM
BOPO merupakan rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Dendawijaya, 2014). Semakin tinggi rasio BOPO maka rasio NIM akan menurun karena bank kurang efisiesi dalam mengelola sumber daya. Sebaliknya semakin rendah tingkat rasio BOPO maka rasio NIM akan semakin tinggi, karena semakin rendah rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut dan lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. Perbaikan kinerja tersebut akan menambah jumlah dana yang dapat disalurkan kepada masyarakat sehingga pendapatan bunga bank akan meningkat (Riyadi, 2006 : 159). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamadi & Awdeh (2012), Hidayat et al. (2012), dan Durguti et al. (2014) menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap NIM
H3 : BOPO berpengaruh negatif terhadap NIM
Loan To Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga (Giro, Tabungan, Sertifikat Deposito, dan Deposito) (Surat Edaran Bank Indonesia No 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004). LDR
mengukur tingkat likuiditas suatu bank, karena dana yang digunakan oleh bank untuk memberikan kredit kepada pihak yang membutuhkan berasal dari dana yang dihimpun bank dari pihak lain atau masyarakat. Perspektif skala ekonomis, makin besar penyaluran kredit maka terdapat benefit efisiensi yang ditimbulkan terkait dengan kost per unit untuk pengelolaan dan penyaluran portofolio kredit, dengan kata lain semakin tinggi rasio kredit yang diberikan maka akan diperoleh pendapatan bunga yang lebih tinggi sehingga akan menaikkan NIM (Fungacova, 2008). Pengaruh LDR terhadap net interest marjin bersifat positif. Pengaruh ini sesuai dengan penelitian dari Eralp (2014), Pamuji (2014) menunjukkan hasil bahwa LDR berpengaruh positif terhadap NIM.
H4 : LDR berpengaruh positif terhadap NIM
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menggunakan data berbentuk angka dan diolah melalui statistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kausalitas (sebab-akibat) yaitu pendekatan yang menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Lokasi atau ruang lingkup dari penelitian ini adalah di Bursa Efek Indonesia melalui website resminya www.idx.co.id.
Obyek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyono, 2013 : 38). Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Net Interest Margin
Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah Net Interest Margin (NIM).
Variabel independen pada penelitian ini adalah :
(X1) = Capital Adequacy Ratio
X2) = Non Performing Loan
(X3) = Beban Operasional Pendapatan Operasional
(X4) = Loan to Deposit Ratio
Net Interest Margin yaitu rasio antara pendapatan bunga bersih dengan aktiva produktif suatu bank pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2012-2016 dengan satuan persen (%). NIM dapat dihitung menggunakan rumus :
NIM = x
pendapatan bunga bersih x ^qq y aktiva produktif
............................................(1)
Capital Adequacy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung
atau menghasilkan risiko pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode tahun 2012-2016 dengan satuan persen (%).Rasio CAR
dapat dirumuskan sebagai berikut :
CAR =
modal bank
aktiva tertimbang menerut resiko
× 100 %
......................................(2)
Non Performing Loan merupakan rasio antara kredit bermasalah dengan total kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2012-2016 dengan satuan persen (%). Rasio NPL dapat dirumuskan sebagai berikut :
NPL
kredit bermasalah total kredit
100 %
..............................................................(3)
Beban Operasional Pendapatan Operasional adalah rasio antara biaya operasional dengan pendapatan operasional pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2012-2016 dengan satuan persen (%). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
BOPO =
biaya (beban)operasional pendapatan operasional
× 100 %
................................................(4)
Loan to Deposit Ratio merupakan rasio antara jumlah kredit yang diberikan dengan jumlah asset yang dimiliki bank pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2012-2016 dengan satuan persen (%). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
LDR =
jumlah kredit yang diberikan jumlah asset
× 100 %
.............................................(5)
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat lewat orang lain atau lewat dokumen (sugiyono, 2013:402). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perbankan yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dan memiliki laporan keuangan pada periode tahun
2012-2016. Jumlah populasi perusahaan perbankan yang terdaftar sampai tahun 2016 adalah sebanyak 31 perusahaan. Semua populasi dijadikan sampel penelitian karena teknik yang digunakan adalah sampel jenuh.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara non participant observation yaitu dengan mengkaji buku-buku, jurnal dan makalah untuk dapat landasan teoritis yang komprehensif serta eksplorasi laporan keuangan dari bank berupa laporan neraca, laba rugi dan kualitas aktifa produktif. Data diperoleh dengan cara mengutip langsung dari Direktori Perbankan Indonesia selama 5 tahun berturut-turut yaitu tahun 2012 - 2016.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Teknik analisis ini digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel dependen (NIM) dan variabel independen (CAR, NPL, BOPO, dan LDR).
Persamaan regresi berganda di rumuskan sebagai berikut :
Y = α + X1β1 + X2β2 + X3β3 + X4β4 + µ................................................(6)
Keterangan :
Y = Net Interest Margin (NIM)
X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR)
X2 = Non Performing Loan (NPL)
X3 = Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
X4 = Loan to Deposit Ratio (LDR)
µ = Rata-rata hitung
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui arah dan
besarnya pengaruh Capital Adequacy Rasio (X1), Non-Performing Loan (X2),
Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (X3), dan Loan to Deposit
Ratio (X4) terhadap Net Interest Margin (Y) pada Bank Umum yang terdaftar di
BEI periode 2012-2016 secara parsial dengan menggunakan SPSS 22.0 for
windows.
Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model |
Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients |
1 (Constant) CAR NPL BOPO LDR |
B Std. Error Beta
,168 ,037 ,333
,009 ,006 ,121 ,036 ,013 ,194 |
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan analisis dari Tabel 1, maka diperoleh persamaan regresi linier
berganada sebagai berikut:
Y = -2,87 + 0,168 X1 – 0,385 X2 + 0,009 X3 + 0,036 X4
dimana:
Y = Net Interest Margin
-
X1 = Capital Aduquacy Rasio
X2 = Non-Performing Loan
-
X3 = Biaya Operasional Pendapatan Operasional
-
X4 = Loan to Deposit Ratio
Pengujian Hipotesis
Pengujuan selanjutnya adalah pengujian hipotesis untuk mengetahui hubungan antara Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Beban Operasi Pendapatan Operasi dan Loan to Deposit Ratio terhadap Net Interest Margin.
Uji statistik t
Pengujian hipotesis secara parsial atau uji t bertujuan untuk mengetahui signifikansi maisng-masing variabel bebas terhadap Net Interest Margin. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas (X1, X2, X3 dan X4) terhadap variabel terikat (Y) dilakukan uji t dengan uji satu sisi. Penejelasan masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dapat dijelaskan secara lebih rinci.
Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
1 (Constant) |
-,287 |
1,361 |
-,211 |
,833 | |
CAR |
,168 |
,037 |
,333 |
4,508 |
,000 |
NPL |
-,385 |
,089 |
-,354 |
-4,326 |
,000 |
BOPO |
,009 |
,006 |
,121 |
1,470 |
,144 |
LDR |
,036 |
,013 |
,194 |
2,690 |
,008 |
Sumber: Output SPSS
Pengaruh Capital Adequacy Ratio (X1) terhadap Net Interest Margin (Y)
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa nilai thitung sebesar 4,508 sedangkan ttabel sebesar 1,655 (α=0,05, df=150). Nilai thitung lebih besar dibandingkan nilai ttabel sementara nilai signifikansi CAR sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap NIM. Berdasarkan uji statistik H1 diterima. Berdasarkan Tabel 4.5, dapat dilihat nilai β (standardized coefficients) sebesar 0,333 yang berarti bahwa CAR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap NIM sebesar 0,333 pada penelitian yang dilakukan.
Pengaruh Non-performing Loans (X2) terhadap Net Interest Margin (Y)
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa nilai thitung sebesar 4,326 sedangkan ttabel sebesar 1,655 (α=0,05, df=150). Nilai thitung lebih besar dibandingkan nilai ttabel sementara nilai signifikansi NPL sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NIM. Berdasarkan uji statistik H2 diterima. Berdasarkan Tabel, dapat dilihat nilai β (standardized coefficients) sebesar -0,354 yang berarti bahwa NPL memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap NIM sebesar 0,354 pada penelitian yang dilakukan.
Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (X3) terhadap Net Interest Margin (Y)
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa nilai thitung sebesar 1,470 sedangkan ttabel sebesar 1,655 (α=0,05, df=150). Nilai thitung lebih kecil dibandingkan nilai ttabel sementara nilai signifikansi BOPO sebesar 1,44 atau lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa BOPO berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap NIM. Hal ini berarti H3 ditolak.
Pengaruh Loans to Deposits Ratio (X4) terhadap Net Interest Margin (Y)
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa nilai thitung sebesar 2,690 sedangkan ttabel sebesar 1,655 (α=0,05, df=150). Nilai thitung lebih besar dibandingkan nilai ttabel sementara nilai signifikansi LDR sebesar 0,008 atau lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap NIM. Berdasarkan uji statistik H4 diterima. Berdasarkan Tabel tersebut, dapat dilihat nilai β (standardized coefficients) sebesar 0,194 yang berarti bahwa LDR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap NIM sebesar 0,194 pada penelitian yang dilakukan.
Uji statistik F
Uji F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Cara yang digunakan adalah dengan melihat besarnya nilai probabilitas signifikansinya. Jika nilai probabilitas signifikansinya kurang dari lima persen (0,05) maka variabel independen akan berpengaruh signifikan secara bersama –sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).
Tabel 3 Hasil Uji Statistik F
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
1 Regresion |
119,760 |
4 |
29,940 |
10,582 |
,000a |
Residual |
424,411 |
50 |
2,829 | ||
Total |
544,171 |
54 |
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 3 diketahui nilai signifikansi adalah sebesar 0,000 <
0,05. maka H0 ditolak sebaliknya H1 diterima. Ini berarti bahwa Capital Adequacy Rasio, Non Performing Loan, Beban Operasi Pendapatan Operasi dan
Loan to Deposit Rasio secara simultan berpengaruh terhadap Net Interest Margin pada tingkat keyakinan 95%.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan besaran yang menunjukkan besarnya variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variasi dari variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikatnya.
Tabel 4 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model |
R |
R Square |
Ajusted R Square |
Std,Error of the estimate |
1 |
,469a |
,220 |
,199 |
1,682084 |
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan Tabel 4.7 yang didapat dari perhitungan regresi, dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0, 220. Hal ini berarti 22,0 persen variasi variabel Net Interest Margin dapat dijelaskan oleh variabel Capital Adequacy Rasio (X1), Non-Performing Loan (X2), Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (X3), dan Loan to Deposit Ratio (X4), sementara sisanya sebesar 78,0 persen diterangkan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Capital Adequacy Ratio (X1) terhadap Net Interest Margin (Y)
Hasil statistik penelitian ini menunjukkan penerimaan atas hipotesis pertama (H1: Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap NIM).
Pengaruh yang positif terhadap NIM dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi rasio kecukupan modal yang dimiliki oleh bank maka NIM yang dihasilkan oleh bank akan tinggi karena rasio modal yang tinggi menandakan kesanggupan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan penyaluran kredit sehingga memperoleh pendapatan bunga yang lebih tinggi, serta menanpung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin tinggi rasio tersebut akan semakin baik posisi modal (Achmad dan Kusuno,2003). Hal ini mengindikasikan bahwa bank memiliki dana yang besar untuk disalurkan sebagai kredit, membuat bank memperoleh pendapatan bunga yang lebih tinggi sehingga meningkatkan rasio NIM. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasserinia (2015), Pamuji (2014), dan Khanh (2015) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap NIM.
Pengaruh Non-performing Loans (X2) terhadap Net Interest Margin (Y)
Hasil statistik penelitian ini menunjukkan penerimaan atas hipotesis kedua (H2: NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NIM). Pengaruh negatif ini berarti semakin tinggi rasio NPL maka NIM akan semakin menurun. Hasil negatif ini dapat dijelaskan bahwa semakin banyaknya kredit bermasalah maka pendapatan bunga bank akan menurun karena adanya kecenderungan debitur gagal dalam membayar kewajibannya sehingga marjin bunga yang diterima oleh bank akan turun. Penurunan marjin yang diterima bank berimbas pada menurunnya NIM yang diperoleh oleh bank. Begitu juga sebaliknya jika rasio NPL semakin rendah akan diperoleh rasio NIM yang semakin tinggi karena kredit yang bermasalah yang dialami rendah sehingga perolehan bunga dan pokok
pinjaman yang lebih tinggi. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hoang (2015), Hassan (2012), Jane (2011) yang menyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NIM.
Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (X3) terhadap Net Interest Margin (Y)
Hasil statistik penelitian ini menunjukkan penolakan atas hipotesis ketiga (H3: BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap NIM). Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap NIM. Hasil ini bertentangan dengan hipotesis yang menduga adanya pengaruh yang negatif rasio BOPO terhadap NIM. Pengaruh positif tersebut menunjukkan bahwa semakin besar operating cost maka semakin besar net interest margin yang dimiliki perbankan. Bank yang menanggung biaya operasi yang lebih tinggi akan secara logis memberikan patokan marjin dalam angka yang tinggi pula, karena dengan marjin yang tinggi akan memungkinkan mereka untuk menutupi biaya operasional tersebut.
Hasil statistik menunjukkan bahwa BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap NIM. Hal ini dikarenakan adanya data ekstrim pada tahun 2016, dimana rasio BOPO sangat tinggi sementara rasio NIM rendah, hal ini berbanding terbalik dengan hasil dimana hasil menunjukkan BOPO berpengaruh positif terhadap NIM. Hal ini sangat mungkin membuat variabel BOPO tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Elisa (2014) yang menyatakan adanya pengaruh positif rasio
BOPO terhadap NIM. Hasil yang serupa ditemukan oleh Iloska (2014) yang mendapatkan hasil BOPO berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap NIM.
Pengaruh Loans to Deposits Ratio (X4) terhadap Net Interest Margin (Y)
Hasil statistik penelitian ini menunjukkan penerimaan atas hipotesis keempat (H4: LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap NIM). Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki pengaruh yang positif terhadap NIM. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi rasio LDR atau semakin rendah likuiditas suatu bank maka NIM yang dihasilkan suatu bank akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan LDR yang tinggi mengindikasikan semakin sedikit dana yang disimpan dalam bentuk investasi likuid dan semakin meningkatnya dana yang disalurkan dalam bentuk kredit (aset likuid memberikan tingkat pengembalian yang relatif lebih rendah) sehingga NIM yang dihasilkan akan semakin tinggi. Oleh karena itu, jika bank memelihara dana likuid secukupnya dan mengoptimalkan aktiva produktifnya untuk penyaluran kredit, maka NIM yang diperoleh menjadi meningkat. Hal penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eralp (2014), Pamuji (2014) yang menghasilkan kesimpulan bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap NIM.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel CAR, LDR secara signifikan berpengaruh positif terhadap NIM dan NPL berpengaruh negatif sgnifikan terhadap NIM sesuai dengan hipotesis awal penelitian. Variabel BOPO tidak signifikan terhadap NIM berbeda dengan hipotesis awal penelitian. Hal ini
dikarenakan adanya data ekstrim tahun 2016 dimana rasio BOPO tinggi sedangkan rasio NIM rendah, hal ini berbanding terbalik dengan hasil dimana hasil menunjukkan BOPO berpengaruh positif terhadap NIM. Hal ini sangat mungkin membuat variabel BOPO tidak memberikan pengaruh yang signifikan.
Pengaruh positif CAR terhadap NIM dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi rasio kecukupan modal yang dimiliki oleh bank maka NIM yang dihasilkan oleh bank akan tinggi karena rasio modal yang tinggi menandakan kesanggupan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan penyaluran kredit sehingga memperoleh pendapatan bunga yang lebih tinggi.
pengaruh positif LDR terhadap NIM dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi rasio LDR atau semakin rendah likuiditas suatu bank maka NIM yang dihasilkan suatu bank akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan LDR yang tinggi mengindikasikan semakin sedikit dana yang disimpan dalam bentuk investasi likuid dan semakin meningkatnya dana yang disalurkan dalam bentuk kredit (aset likuid memberikan tingkat pengembalian yang relatif lebih rendah) sehingga NIM yang dihasilkan akan semakin tinggi.
Pengaruh negatif NPL berarti semakin tinggi rasio NPL maka NIM akan semakin menurun. Hasil negatif ini dapat dijelaskan bahwa semakin banyaknya kredit bermasalah maka pendapatan bunga bank akan menurun karena adanya kecenderungan debitur gagal dalam membayar kewajibannya sehingga marjin bunga yang diterima oleh bank akan turun. Penurunan marjin yang diterima bank berimbas pada menurunnya NIM yang diperoleh oleh bank.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, adapun saran yang dapat peneliti berikan untuk pihak perbankan dan penelitian selanjutnya adalah, untuk manajer perbankan diharapkan dalam mengelola NIM mempertimbangkan faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi NIM dalam penelitian ini yaitu CAR, NPL dan LDR. Sedangkan penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti menggunakan faktor eksternal bank dan faktor internal di luar model penelitian ini, untuk meningkatkan kemampuan model regresi dalam menjelaskan variasi NIM.
Daftar Rujukan
Addai, Bismark.(2016).The Determinants of Net Interest Margin among Microfinance Institutions in Ghana. Research Journal of Finance and Accounting, 7 (14):73-80.
Ariyanto, Taufik. (2011) Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia. Finance and Banking Journal, 13 (1):34-46.
Bektas, Eralp. (2014). Are the determinants of bank net interest margin and spread different? The case of North Cyprus. Banks and Bank Systems, 9 (4):82-91.
Daniel K,Tarus.dkk. (2012). Determinants of Net Interest Margins of Commercial Banks in Kenya: A Panel Study. Procedia Economics and Finance, 2 (2): 199 – 208.
Dendawijaya, L. 2014. Manajemen Keuangan. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Dumicic, Mirna. & Ridzac, Tamislack. (2012). Determinants of banks’ net interest margin in Central and Eastern Europe. Financial theory and practice, 37 (1):1-30.
Durguti, Esat. Zhuja, Donika a. Arifi, Ereza. (2014). An Examination of the Net Interest Margin Aas Determinants of Banks’ Profitability in the Kosovo Banking System. European Academic Research, 2 (5):6350-6364.
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariative dengan Program IBM SPSS22. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamadi, Hassan. & Awdeh, Ali. The Determinants of Bank Net Interest Margin: Evidence from the Lebanese Banking Sector. Journal of Money, Investment and Banking, 23 (2):86-98.
Hasibuan, Melayu SP. 2013. Dasar-dasar Perbankan.Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Iloska, Nadica. (2014). Determinants of Net Interest Margins—The Case of Macedonia. Journal of Applied Economics and Business, 2 (2):17-36.
Kartika, W. & Syaichu, M. (2006). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia. JSMO, 3 (2):137-165.
Kasmir. 2012. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Khanh, Hoang Trung. Tra, Vu Thi Dan. (2015).Determinants of Net Interest Margin of Commercial Banks in Vietnam. Journal of Economics and Development, 17 (2):69-82.
Khrawish, Husni. (2008). Determinants of Commercial Bank Interest Rate Margins: Evidence from Jordan. Jordan Journal of Business Administration, 4 (4):485-501.
Leykun, Fentaw. (2016). Factors Affecting the Net Interest Margin of Commercial Bank of Ethiopia. International Journal of Scientific and Research Publications, 6 (6):150-160.
Lin, Jane R. Dkk. (2011). The determinants of interest margins and their effect on bank diversification: Evidence from Asian banks. Journal of Financial Stability, 8 (2):96–106.
Mishkin, Frederic S. 2012. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Mubaroh. (2004). Manfaat dan Pengaruh Rasio Keuangan dalam Analisis Kinerja Keuangan Perbankan. Benefit, 8 (1):37-51.
Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta: Liberty.
Nasserinia, A. dkk. (2015). Key Determinants of German Banking Sector Performance. Pertanika J. Soc. Sci. & Hum, 23 (2):167–186.
Nasser Etty, dan Aryati titik. (2000). Model Analisis CAMEL untuk Memprediksi Financial Distress Pada Sektor Perbankan Yang Go Public. Jurnal Auditing dan Akuntasi Indonesia, 4 (2):86-105.
Plakalovic, Novo. & Alihodzic, Almir. (2015). Determinants of the Net Interest Margins in BH Banks. Original Scientific Paper, 43 (1):133-153.
Prasanjaya, A.A. Yogi dan I Wayan, Ramantha. 2013. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, LDR dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas Bank yang Terdaftar di BEI. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 4 (1):230-245.
Puspitasari, Elisa . (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Net Interest Margin Pada Bank-Bank Umum Di Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen, 2 (4):1630-1642.
Raharjo, pamuji G.dkk. (2014). The Determinant of Commercial Banks’ Interest Margin in Indonesia: An Analysis of Fixed Effect Panel Regression . International Journal of Economics and Financial Issues, 4 (2):295-308.
Riyadi, Slamet. 2006. Banking Asset and Liability Management. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sharma, Parmendra. & Gounder, Neelesh.(2011). Determinants of bank net interest margins in a Small Island Developing Economy: Panel Evidence from Fiji. Griffith business school discussion paper finance, 12 (1):1-14.
Sudarini. (2015). Penggunaan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Laba pada Masa yang akan Datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, 16 (3):195-207.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Utama, Made Suyana. 2014. Aplikasi Analisis Kuantitatif (Edisi Kedelapan). Denpasar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
411
Discussion and feedback