E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 12, 2016: 8167-8198

ISSN: 2302-8912

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA YANG DIMEDIASI OLEH SIKAP BERWIRAUSAHA

Satriyanto Wibowo1

Komang Agus Satria Pramudana2

1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali Indonesia e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kewirausahaan merupakan kekuatan penting dalam perekonomian pada suatu negara. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dipercaya menjadi solusi dalam mengurangi jumlah pengangguran. Penelitan ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha yang dimediasi oleh sikap berwirausaha pada mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Jumlah responden yang diambil berjumlah 120 responden dengan menggunakan rumus Slovin dan teknik probability sampling. Data yang telah dikumpulkan dan diolah menggunakan teknik analisis jalur (Path Analysis). Penelitian ini menunjukkan setiap variabel yang diuji telah valid dan reliabel, serta layak secara model menurut uji analisis jalur sehingga penelitian ini dapat dilakukan. Hasil analisis membuktikan bahwa variabel pendidikan kewirausahaan dan sikap berwirausaha berpengaruh positif signifikan terhadap intensi berwirausaha dan peran sikap berwirausaha mampu memediasi pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha, ini artinya variabel pendidikan kewirausahaan berpengaruh terhadap intensi berwirausaha yang dimediasi oleh sikap berwirausaha.

Kata Kunci: intensi berwirausaha, pendidikan kewirausahaan, sikap berwirausaha

ABSTRACT

Entrepreneurship is an important force in the economy of a country. Fostering the entrepreneurial spirit is believed to be the solution in reducing unemployment and limited job opportunities. This research aims to clarify the effect to the intention of entrepreneurship education in entrepreneurship that is mediated by the attitude of the student entrepreneurship Extension Program Faculty of Economics and Business, University of Udayana. The number of respondents drawn is 120 respondents using the formula Slovin and probability sampling techniques. The data have been collected and processed using path analysis techniques (Path Analysis). This research shows that each variable has valid and reliable, and feasible models according to analysis test track so this research can be done. The results of the analysis proved that the variables of entrepreneurship education and entrepreneurial attitude positive and significant effect to the intention of entrepreneurship and entrepreneurial attitudes capable of mediating role of entrepreneurship education to the intention of entrepreneurship, this means that the variable effect to the intention of entrepreneurship education in entrepreneurship that is mediated by attitudes to entrepreneurship.

Keywords: intention entrepreneurship, entrepreneurship education, entrepreneurship attitude

PENDAHULUAN

Kemiskinan dan pengangguran merupakan masalah yang sering dijumpai di negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia. Setiap pergantian periode pemerintahan di Indonesia selalu saja menemui permasalahan tersebut, sehingga cukup banyak permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah di negeri ini (www.dkn.go.id). Tingginya jumlah penduduk Indonesia pada saat ini diprediksi akan terus meningkat sesuai dengan proyeksi pertumbuhan penduduk Indonesia pada tahun 2010 – 2035 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Dari perhitungan yang dilakukan oleh BPS jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar 238.518.800 jiwa, diperkirakan jumlah penduduk tahun 2015 sebesar 255.461.700 jiwa, pertumbuhan tersebut diprediksi akan terus meningkat hingga tahun 2035 (www.bps.go.id). Tingginya jumlah penduduk ini dapat memperparah keadaan ekonomi pada suatu negara dan berdampak pada banyaknya pelamar kerja mendapat suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan pendidikan mereka, mendapatkan pekerjaan yang tidak layak, bahkan akan menjadi pengangguran. Menurut Carraher (2010) menyatakan bahwa ekonomi yang sehat tergantung pada pertumbuhan yang dibuat oleh pengusaha.

Tingginya jumlah penduduk dan semakin banyak pelamar kerja, maka diharapkan para lulusan universitas di seluruh Indonesia menggali kemampuan yang dimiliki untuk menjadi seorang wirausahawan yang mampu membuka lapangan pekerjaan baru, serta dapat membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Kondisi ini memperlihatkan bahwa semakin pentingnya dunia wirausaha di dalam perekonomian suatu negara.

Keadaan ekonomi nasional pada suatu negara akan berhasil jika ditunjang oleh pengusaha yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah juga tidak akan mampu untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang banyak untuk seluruh masyarakat Indonesia, karena akan membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan sulit untuk bisa memenuhi seluruh masyarakat Indonesia (Mahesa, 2012).

Wirausahawan adalah seseorang yang menjalankan kegiatan kewirausahaan, atau seseorang yang memulai dan mengoperasikan bisnis (Daryanto, 2012:6). Peran wirausawahan tidak hanya sampai pada pengoperasian bisnis saja, Rahayu (2011) menyatakan bahwa wirausahawan sebagai salah satu tonggak penopang perekonomian suatu negara, dari wirausahawanlah suatu negara bisa maju dan berkembang. Menurut Zimmerer dalam Winardi (2008:17) seorang wirausaha adalah seorang yang menciptakan sebuah bisnis baru, dengan menghadapi resiko dan ketidakpastian, yang bertujuan untuk mencapai laba serta pertumbuhan melalui pengidentifikasian peluang-peluang melalui kombinasi sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mendapatkan manfaat. Menurut Pearce II dalam Winardi (2008:37-40) karakteristik entrepreneur yang berhasil ada 10 macam karakteristik. Yang pertama yaitu komitmen dan determinasi tiada batas. Kedua, dorongan atau rangsangan kuat untuk mencapai prestasi. Ketiga, Orientasi kearah peluang-peluang serta tujuan-tujuan. Keempat, locus pengendalian internal. Kelima, toleransi terhadap ambiguitas. Kemudian, yang keenam yaitu keterampilan dalam hal menerima resiko yang diperhitungkan. Ketujuh, kurang dirasakan kebutuhan akan status dan kekuasaan. Kedelapan, kemampuan untuk

memecahkan masalah. Kesembilan, kemampuan tinggi untuk mendapatkan “umpan balik” (feedback), dan terakhir yang kesepuluh adalah kemampuan untuk menghadapi kegagalan secara efektif.

Kewirausahaan telah dipercaya sebagai kekuatan penting dalam pertumbuhan ekonomi global yang menciptakan usaha baru dan pertumbuhan ekonomi (Minitti, Bygrave dan Autio, 2006). Ketika Indonesia dilanda krisis, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), kewirausahaan merupakan sektor usaha yang mampu bertahan dari krisis ekonomi global pada tahun 1998. Peran UKM pada tahun 2007 mencapai 49,84 juta unit usaha, dan 99,99% dari pelaku usaha nasional, dalam tata perekonomian nasional sudah tidak diragukan lagi, melihat kontribusinya sebagai penyerap penyerapan tenaga kerja, pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional, nilai ekspor nasional, dan investasi nasional (Budiarti, 2012).

Jumlah wirausahawan muda di Indonesia hanya sekitar 0,18% dari total penduduk masih tertinggal jauh di bandingkan negara-negara maju seperti Amerika yang mencapai 11,5% maupun Singapura yang memiliki 7,2% wirausahawan muda dari total penduduknya (Suharti dan Sirine, 2011). Wirausahawan dan mantan Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan peran pengusaha sangat diperlukan untuk mendorong perekonomian nasional, dunia usaha akan lebih banyak menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran, kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan rakyat (ekon.go.id). Berbagai upaya dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan terutama merubah mindset para pemuda yang selama ini hanya berniat sebagai pencari

kerja (job seeker) apabila kelak menyelesaikan sekolah atau kuliah mereka (Lestari et al. 2012).

Universitas Udayana merupakan perguruan tinggi negeri yang berada di Provinsi Bali. Sebagai lembaga pendidikan perguruan tinggi di Bali, Universitas Udayana memiliki tujuan, salah satunya adalah mewujudkan kehidupan masyarakat akademis yang kondusif, berkualitas dan mandiri melalui sistem manajemen pendidikan yang bermutu, transparan, demokratis dan berjiwa kewirausahaan (unud.ac.id, 25 Juli 2016). Tujuan dari Universitas Udayana tersebut diharapkan mampu menghasilkan lulusan terbaik yang dapat berkontribusi pada kemajuan negara dan memiliki daya saing. Khususnya pada salah satu fakultas yang ada di lingkungan Universitas Udayana, yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis, karena pada dasarnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis telah di ajarkan berbagai ilmu ekonomi, ilmu bisnis dan ilmu kewirausahaan. Pada lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis memiliki beberapa program studi S1, yaitu salah satunya adalah program ekstensi. Sesuai dengan visinya, yaitu menghasilkan sumber daya di bidang ekonomi yang unggul, mandiri dan berbudaya di Asia Tenggara pada tahun 2020 (fe.unud.ac.id, 23 April 2016), setiap lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis diharapkan mampu memotivasi dan menumbuhkan intensi berwirausaha dan siap membangun karir sebagai seorang wirausahawan dengan bekal pendidikan kewirausahaan yang sudah mereka pelajari selama menuntut ilmu di fakultas.

Lestari dan Wijaya (2012) pendidikan kewirausahaan tidak hanya memberikan landasan teoritis mengenai konsep kewirausahaan tetapi membentuk

sikap, perilaku dan pola pikir (mindset) seorang wirausahawan (entrepreneur). Keat et al. (2011) tujuan utama dari pendidikan kewirausahaan adalah untuk merubah pandangan, perilaku dan minat pelajar agar memahami tentang kewirausahaan, dan memiliki pola pikir kewirausahaan dan kelak menjadi wirausaha yang sukses membangun usaha baru sehingga dapat membuka peluang kerja baru. Metode pembelajaran kewirausahaan haruslah mampu mentransfer bukan hanya pengetahuan dan keterampilan melainkan juga kemampuan untuk mewujudkan suatu usaha yang nyata, dan memperoleh jiwa dari kewirausahaan itu sendiri (Siswadi, 2013). Pendidikan kewirausahaan sangat tergantung pada penerimaan pola pikir kewirausahaan di universitas dan penciptaan kewirausahaan lingkungan di dalam dan sekitar Universitas (Varblane et al. 2010). Penelitian sebelumnya telah menyimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan dan pelatihan yang dimiliki oleh seorang wirausaha dapat mempengaruhi perilaku dan sikap masa depan mahasiswa untuk menjadi wirausaha serta mengembangkan kewirausahaan dan bisnis baik khususnya generasi muda melalui universitas dan perguruan tinggi (Packham et al. 2010).

Selain pendidikan kewirausahaan sikap berwirausaha adalah modal awal yang sangat menentukan yang dimiliki seorang wirausaha. Melalui pendidikan kewirausahaan di kampus, pengajar/dosen dapat membentuk sikap mental kewirausahaan dalam diri mahasiswa yaitu dengan menanamkan nilai-nilai kewirausahaan melalui pendidikan kewirausahaan. Selain itu sikap mental kewirausahaan dapat dibentuk karena adanya motivasi. Motivasi atau dorongan untuk berwirausaha dalam diri siswa salah satunya adalah agar menjadi

kebanggaan orang tua. Dalam sikap terhadap perilaku terdapat dua aspek pokok, yaitu keyakinan individu bahwa menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu akan menghasilkan akibat-akibat atau hasil-hasil tertentu, dan merupakan aspek pengetahuan individu tentang objek sikap dapat pula berupa opini individu yang belum tentu sesuai dengan kenyataan. Semakin positif keyakinan individu akan akibat dari suatu objek sikap, maka akan semakin positif pula sikap individu terhadap objek sikap tersebut, demikian pula sebaliknya (Wijaya, 2008). Pernyataan ini merupakan langkah untuk mempersiapkan para mahasiswa dalam memulai bisnis baru melalui integrasi pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan penting untuk mengembangkan dan memperluas suatu bisnis.

Intensi dapat diartikan dengan seberapa keras seseorang berani mencoba dan upaya yang direncanakan seseorang untuk dilakukannya (Wijaya, 2008). Intensi Berwirausaha merupakan suatu proses pencarian informasi untuk mencapai tujuan usaha, Katz dan Gartner (1988) dalam Muhar (2013). Semakin besar intensi beriwirausaha seseorang maka semakin besar kemungkinan untuk mencapai tujuan usahanya. Oleh karena itu, intensi berwirausaha seharusnya dimiliki juga oleh mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Penelitian ini bertujuan (1) Untuk menjelaskan pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap sikap berwirausaha mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. (2) Untuk menjelaskan pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

(3) Untuk menjelaskan pengaruh sikap berwirausaha terhadap intensi berwirausaha mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. (4) Untuk menjelaskan adanya pengaruh pendidikan kewirausahan terhadap intensi berwirausaha melalui sikap berwirausaha mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Pendidikan kewirausahaan secara umum adalah proses pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan kecakapan hidup (life skill) pada peserta didiknya melalui kurikulum terintegrasi yang dikembangkan di sekolah. Sikap kewirausahaan pada siswa dapat ditanamkan melalui pendidikan kewirausahaan berdasarkan nilai - nilai kewirausahaan (Suryana, 2003:32). Menurut penelitian Furi (2013) terdapat pengaruh pendidikan & pelatihan kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka pengembangan hipotesis yang diajukan yaitu:

H1:  Pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

sikap berwirausaha Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Menurut Fatoki (2014) melalui pendidikan kewirausahaan dapat menciptakan atau meningkatkan sikap kewirausahaan, semangat dan budaya diantara individu dan masyarakat umum. Siswoyo (2009) berpandangan bahwa kewirausahaan dapat dipelajari oleh setiap individu yang mempunyai keinginan untuk mempelajarinya karena berwirausaha bukanlah dominasi dari individu yang berbakat saja.

Penelitian yang dilakukan oleh Hussain et al. (2015) menyimpulkan bahwa pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha pada

siswa di Pakistan. Hasil senada juga ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan Siswoyo (2011), Aprilianti (2012), Hendriyani (2013), Nursito (2013), Zegeye (2013), Fatoki (2014), Malebana (2014). Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka pengembangan hipotesis yang diajukan yaitu:

H2:  Pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

intensi berwirausaha Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Assael (2001) mendefinisikan sikap adalah kecenderungan yang dipelajari untuk memberikan respon kepada objek atau kelas objek secara konsisten baik dalam rasa suka maupun tidak suka. Dalam studi Pretheeba (2014) yang dilakukan di Hong Kong, terungkap bahwa siswa laki-laki dan perempuan memiliki sikap positif tentang kewirausahaan. Sedangkan menurut Wijaya (2007) semakin positif keyakinan individu akanakibat dari suatu objek sikap, maka akan semakin positif pula sikap individu terhadap objek sikap tersebut, demikian pula sebaliknya.

Dalam penelitian sebelumnya, Jianfeng (2013) menemukan sikap berwirausaha berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha siswa dan mahasiswa. Hasil senada juga ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan Alfonso et al. (2012), Andika dan Madjid (2012), Ferreira et al. (2012), Rahayu dkk. (2011), Malebana (2014), Chong et al. (2005). Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka pengembangan hipotesis yang diajukan, yaitu:

H3:  Sikap berwirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi

berwirausaha Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Sikap berperilaku merupakan dasar bagi pembentukan intensi. Di dalam sikap berperilaku terdapat dua aspek pokok, yaitu: keyakinan individu untuk

menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu yang akan menghasilkan akibat-akibat atau hasil-hasil tertentu. Semakin positif keyakinan individu akan akibat dari suatu objek sikap, maka akan semakin positif pula sikap individu terhadap objek sikap tersebut, demikian pula sebaliknya (Ajzen, 1991).

Lestari dkk.  (2012) menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan dapat

membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku pada mahasiswa menjadi seorang wirausahawan sejati sehingga mengarahkan mereka untuk memilih berwirausaha sebagai pilihan karir. Menurut Alhaji (2015) pendidikan kewirausahaan merupakan komponen penting dan memberikan stimulus untuk individu membuat pilihan karir, sehingga meningkatkan penciptaan usaha baru dan pertumbuhan ekonomi.

Penelitian    sebelumnya, Wijaya (2012) menyatakan pendidikan

kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha dan dalam penelitian Andika dan Madjid (2012), mengatakan bahwa sikap berwirausaha berpengaruh positif pada intensi berwirausaha mahasiswa. Berdasarkan  penelitian  sebelumnya,   maka pengembangan hipotesis yang

diajukan, yaitu:

H4:  Sikap berwirausaha berpengaruh positif dan signifikan dalam memediasi

pendidikan kewirausahaan Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana terhadap intensi berwirausaha.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang berbentuk asosiatif merupakan penelitian yang dalam pengujian untuk mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha yang dimediasi oleh

sikap berwirausaha. Lokasi penelitian di lingkungan Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana karena ingin mengetahui intensi berwirausaha dari mahasiswa dan subjek penelitian merupakan mahasiswa tahun angkatan 2012 – 2014.

Objek penelitian ini adalah aspek pendidikan kewirausahaan, sikap berwirausaha dan intensi berwirausaha. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana tahun angkatan 2012 – 2014. Berikut populasi pada Tabel 1 data mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana tahun angkatan 2012 – 2014.

Tabel 1.

Data mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana tahun angkatan 2012 – 2014.

No

Angkatan/ Tahun

Jumlah Mahasiswa Program Eks. FEB Universitas Udayana

1

2012

278

2

2013

356

3

2014

448

Total

1082

Sumber: Bagian Akademik Program Ekstensi FEB Unud, 2016

Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla, 2007), sebagai berikut:

Rumus:           N

71 = 1 + We2 ……...……………………………………… (1)

Keterangan:

n     = jumlah sampel

N     = jumlah populasi

e      = batas toleransi kesalahan (error tolerance) (5%)

Berdasarkan rumus Slovin, maka besarnya jumlah sampel penelitian adalah:

n = ---—- = 292.04 dibulatkan menjadi 292 mahasiswa. Sampel

1+1082 (α05)a                               j                                    ,

ditentukan dengan teknik probability sampling, yaitu setiap elemen dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel atau sampel dilakukan dengan acak dan bersifat subjektif. Teknik probability sampling digunakan karena pada penelitian ini, jumlah populasi dapat diidentifikasi dengan pasti. Teknik probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Proportionate Stratified Random Sampling, teknik ini dipergunakan karena populasi memiliki anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2013:118). Dari jumlah 292 tersebut dikerucutkan kembali menjadi 120 responden sesuai dengan ukuran sampel dari jumlah total indikator (12 indikator) dikalikan dengan 5-10 observasi dan hasilnya, sebagai berikut:

Tabel 2.

Data Responden

No

Tahun Angkatan

Jumlah Mahasiswa

Program Eks. FEB Universitas

Udayana

Perhitungan Sampel ( ^1     N ^ )

Jumlah sampel

(«»)

1

2012

75

75

ni = ZZT * 120

292

31

2

2013

96

96

ni = ZZZ * 120

292

39

3

2014

121

121

ni = ZZZ * 120

292

50

Total

292

120

Sumber: Data Primer, diolah (2016)

Metode pengumpulan data berupa survey melalui instrument penelitian dengan penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden. Untuk

mengetahui keakuratan kuesioner menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Analisis data diolah menggunakan uji asumsi klasik, analisis jalur dan uji sobel. Menurut Utama (2012: 135), analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda, untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang berjenjang berdasarkan teori.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Responden penelitian digambarkan secara umum dengan menyajikan karakteristiknya dilihat dari jurusan program studi. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 120 orang. Secara rinci, karakteristik responden berdasarkan demografi disajikan pada Tabel 2.

Tabel 3.

Karakteristik Responden

No

Tahun Angkatan

Jumlah

Orang

Persentase (%)

1

2012

31

25,8

2

2013

39

32,5

3

2014

50

41,7

Jumlah

120

100

No

Jumlah

Orang

Persentase (%)

1

Eks. Akuntansi

43

35,8

2

Eks. Ekonomi Pembangunan

15

12,5

3

Eks. Manajemen

62

51,7

Jumlah

120

100

Sumber: Data Primer, diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 3 didapatkan pengelompokan responden berdasarkan program studi, menunjukkan bahwa jumlah responden adalah prodi Eks.

Akuntansi dengan persentase sebesar 35,8 persen, responden prodi Eks. Ekonomi Pembangunan dengan persentase sebesar 12,5 persen dan responden prodi Eks. Manajemen dengan persentasi sebesar 51,7 persen. Pengelompokan berikutnya berdasarkan tahun angkatan, menunjukkan bahwa angkatan 2012 dengan persentase sebesar 25,8 persen, angkatan 2013 dengan persentase sebesar 32,5 persen dan angkatan 2014 sebesar 41,7 persen.

Uji Validitas

Tabel 4.

Hasil Uji Validitas Instrumen

No   Variabel

Korelasi Item

Indikator                     Keterangan

1     Pendidikan Kewirausahaan (X1)

X1.1            0,907             Valid

X1.2            0,882             Valid

X1.3            0,898             Valid

2    Sikap Berwirausaha (Y1)

Y1.1            0,847             Valid

Y1.2            0,882             Valid

Y1.3            0,908             Valid

Y1.4            0,752             Valid

Y1.5            0,755             Valid

3     Intensi Berwirausaha (Y2)

Y2.1            0,828             Valid

Y2.2            0,925             Valid

Y2.3            0,858             Valid

Y2.4            0,909             Valid

Sumber: Data Primer, diolah (2016)

Berdasarkan hasil dari uji validitas pada Tabel 4 menunjukkan bahwa seluruh variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai koefisien korelasi dengan skor total seluruh item pernyataan lebih besar dari 0,3. Hasil tersebut menunjukkan bahwa butir-butir pernyataan dalam instrumen penelitian ini adalah valid.

Uji Reliabilitas

Tabel 5.

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

No

Variabel

Cronbach’s Alpha

Keterangan

1

Pendidikan Kewirausahaan (X1)

0,874

Reliabel

2

Sikap Berwirausaha (Y1)

0,880

Reliabel

3

Intensi Berwirausaha (Y2)

0,900

Reliabel

Sumber: Data Primer, diolah (2016)

Berdasarkan hasil pada Tabel 5 menunjukkan bahwa ketiga instrumen penelitian masing-masing nilai Cronbach’s Alpha pada setiap variabel lebih besar dari 0,60 (Cronbach’s Alpha > 0,60), sehingga pernyataan pada isi kuesioner tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk melakukan penelitian.

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Tabel 6.

Hasil Uji Normalitas Model I

One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N

120

Normal Parameters   a,b

Mean

.0000000

Std. Deviation

.72467052

Most Extreme

Absolute

.095

Differences

Positive

.095

Negative

-.081

Kolmogrov-Smirnov Z

1.046

Asymp. Sig. (2-tailed)

.224

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Tabel 7.

Hasi Uji Normalitas Model II

One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N

120

Normal Parameters   a,b

Mean

.0000000

Std. Deviation

.64573009

Most Extreme

Absolute

.088

Differences

Positive

.083

Negative

-.088

Kolmogrov-Smirnov Z

.965

Asymp. Sig. (2-tailed)

.309

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan penghitungan melalui SPSS uji normalitas model I dan II didapat nilai signifikansi sebesar 0,224 dan 0,309 dimana nilai yang diperoleh lebih besar dari 0,05. Hasil ini menunjukkan model regresi I dan II penelitian terdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Tabel 8.

Hasil Uji Multikolinearitas Model I

Variabel

Nilai Tolerance

Nilai VIF

Pendidikan Kewirausahaan (X1)

1,000

1,000

Sumber: Data Primer, diolah (2016)

Tabel 9.

Hasil Uji Multikolinearitas Model II

Variabel

Nilai Tolerance

Nilai VIF

Pendidikan Kewirausahaan (X1)

0,525

1,904

Sikap Berwirausaha (Y1)

0,525

1,904

Sumber: Data Primer, diolah (2016)

Berdasarkan hasil pada Tabel 8 dan 9 telah ditunjukkan bahwa nilai

tolerance yang ada pada setiap variabel bebas > 0,10 dan nilai VIF < 10. Dapat

disimpulkan bahwa model penelitian yang dibuat tidak terdapat gejala multikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas

Tabel 10.

Hasil Uji Heteroskedastisitas model I

Variabel

Signifikansi

Keterangan

Pendidikan Kewirausahaan (X1)

0,292

Bebas Heteroskedastisitas

Sumber: Data Primer, diolah (2016)

Tabel 11.

Hasil Uji Heteroskedastisitas model II

Variabel

Signifikansi

Keterangan

Pendidikan Kewirausahaan (X1)

0,867

Bebas Heteroskedastisitas

Sikap Berwirausaha (Y1)

0,990

Bebas Heteroskedastisitas

Sumber: Data Primer, diolah (2016)

Berdasarkan uji glejser pada Tabel 10 dan Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari masing-masing variabel lebih besar atau di atas 0,05 itu artinya seluruh variabel bebas dari masalah heteroskedastisitas.

Hasil Analisis Jalur (Path Analysis) dan kelayakan model

Data penelitian ini diuji menggunakan teknik analisis jalur (Path Analysis), dimana analisis jalur adalah perluasan dari analisis regresi linear berganda untuk menguji hubungan kausalitas antara dua atau lebih variabel. Tahapan dalam melakukan teknik analisis jalur yaitu:

Tabel 12.

Persamaan Regresi Model I Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Sikap berwirausaha

Variabel

Unstandarized

Standarized Coeficients

t

Sig.

B

Std Error

Beta

(Constant)

0,000

0,066

0,000

1,000

Pendidikan Kewirausahaan (X1)

0,689

0,067

0,689

10,330

0,000

R2

0,475

F Hitung

106,699

Sig. F

0,000

Sumber: Data Primer, diolah (2016)

Hasil analisis jalur persamaan regresi model I seperti yang disajikan pada tabel 12, maka persamaan strukturalnya adalah sebagai berikut:

Persamaan substruktur 1:

Y1 = aX1+ e1   ……...……………………………………… (2)

Y1 = 0,689 X1 + e1

Pada Tabel 12 menunjukkan nilai F hitung sebesar 106,699 dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari alpha 0,05 ini menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan dapat digunakan untuk memprediksi sikap berwirausaha, atau dapat dikatakan bahwa pendidikan kewirausahaan (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap berwirausaha (Y1).

Tabel 13.

Persamaan Regresi Model II

Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Berwirausaha

Melalui Variabel Sikap berwirausaha

Variabel

Unstandarized

Standarized Coeficients

t

Sig.

B

Std Error

Beta

(Constant)

0,000

0,059

0,000

1,000

Pendidikan Kewirausahaan (X1)

0,226

0,082

0,226

2,742

0,007

Sikap Berwirausaha

(Y1)

0,590

0,082

0,590

7,164

0,000

R2

0,583

F Hitung

81,799

Sig. F

0,000

*Sumber: Data Primer, diolah (2016)

Hasil analisis jalur persamaan regresi model II seperti yang disajikan pada Tabel 13, maka persamaan strukturalnya adalah sebagai berikut:

Persamaan substruktur 2:

Y2 = cX1 +bY1 + e2 ……...……………………………………… (3)

Y2 = 0,226 X1 + 0,590 Y1 + e2

Pada Tabel 13 menunjukkan nilai F hitung sebesar 81,799 dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari alpha 0,05 ini menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan dan sikap berwirausaha dapat digunakan untuk memprediksi intensi berwirausaha, atau dapat dikatakan bahwa pendidikan kewirausahaan (X1) dan sikap berwirausaha (Y1) secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha (Y2).

Berdasarkan model I dan model II, maka dapat disusun model diagram jalur akhir. Sebelum menyusun model diagram jalur akhir, terlebih dahulu dihitung nilai standar eror sebagai berikut:

e =√ι-V

(4)


e1 =^ I-Rt2=           = 0,724

e2 =∖'I-Ri2 =            = 0,646

Hasil pengaruh error (e1) sebesar 0,545 dan pengaruh error (e2) sebesar 0,409. Hasil koefisien determinasi total adalah sebagai berikut:

m = 1 – (e1)2 (e2)2 ……...………………………………… (5)

= 1 – (0,724)2 (0,646)2

= 0,781

Nilai determinasi total sebesar 0.781 mempunyai arti bahwa sebesar 78,1% intensi berwirausaha dipengaruhi oleh pendidikan kewirausahaan dan sikap berwirausaha, sedangkan sisanya sebesar 21,9% djelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Berdasarkan perhitungan substruktur 1 dan 2, maka dapat diketahui besarnya pengaruh langsung, pengarung tidak langsung dan pengaruh total antar variabel. Perhitungan pengaruh langsung (direct effect / DE) antar variabel adalah sebagai berikut:

Pengaruh variabel pendidikan kewirausahaan terhadap sikap berwirausaha

X1 Y1 = 0,689

Pengaruh variabel pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha

X1   Y2 = 0,226

Pengaruh variabel sikap berwirausaha terhadap intensi berwirausaha

Y1   Y2 = 0,590

Pengaruh tidak langsung (Indirect effect / DE). Pengaruh variabel pendidikan kewirausahaan (X1) terhadap intensi berwirausaha (Y2) dengan sikap berwirausaha (Y1) sebagai mediasi

X Y1 Y2 = (ρ1) X (ρ3) = (0,689X 0,590) = 0,406

Pengaruh total variabel pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha melalui variabel sikap berwirausaha dirumuskan sebagai berikut:

Pengaruh total = c + (aXb) ……...…………………………… (6)

= 0,226 + (0,689X 0,590)

= 0,632

Tabel 14.

Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung serta Pengaruh Total

Pendidikan Kewirausahaan (X1), Sikap berwirausaha (Y1) dan Intensi Berwirausaha (Y2)

Pengaruh

Variabel

Pengaruh Langsung

Pengaruh Tidak Langsung Melalui Y1

(a x b)

Pengaruh Total

X1 → Y1

0,689

-

0,689

X1 →Y1→ Y2

0,226

0,406

0,632

Y1→ Y2

0,590

-

0,590

Sumber: Data diolah (2016)

Berdasarkan pemaparan mengenai persamaan struktur di atas, dapat dinyatakan bahwa diagram koefisien jalur dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


Berdasarkan pemaparan pada gambar 1 mengenai persamaan struktur di atas, maka dapat diketahui bahwa pengaruh langsung pendidikan kewirausahaan terhadap sikap berwirausaha adalah sebesar 0,689. Pengaruh langsung sikap berwirausaha terhadap intensi berwirausaha adalah sebesar 0,590. Pengaruh langsung pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha adalah sebesar 0,226. Pengaruh tidak langsung pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha melalui sikap berwirausaha adalah sebesar 0,406.

Hasil Pengujian Mediasi Menggunakan Analisis Sobel

Uji sobel adalah alat analisis untuk menguji signifikansi dari hubungan tak

langsung antara variabel bebas dengan variabel terikat yang dimediasi oleh variabel mediasi. Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung maka menghitung nilai z dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut:

z=


ab


S


……...……………………………………… (7)


ab


z=(0,689)(0,590) = 5,8767 0,06917

Tabel 14.

Hasil Uji Sobel

Nilai Z                                              Sig

5,8767                                           0,000

Sumber: Data primer diolah (2016)

Hasil perhitungan menunjukan perbandingan nilai z hitung sebesar 5,8767 > z tabel sebesar 1,96 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya sikap berwirausaha berpengaruh signifikan dan positif dalam memediasi pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa Program Ekstensi FEB Universitas Udayana.

Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap sikap berwirausaha.

Pendidikan kewirausahaan merupakan variabel bebas yang diteliti dan diuji tentang bagaimana pendidikan kewirausahaan dalam mempengaruhi variabel mediasi sikap berwirausaha mahasiswa Program Ekstensi FEB Universitas Udayana. Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa hasil perhitungan menunjukan standardized beta sebesar 0,689 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dari angka tersebut dapat muncul indikasi dan dapat memberikan gambaran bahwa pendidikan kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap sikap berwirausaha.

Hasil uji dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari dkk (2012) dan Furi (2013) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh pendidikan & pelatihan kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan yang dimaksudkan adalah proses pembelajaran untuk mengubah

sikap dan pola pikir mahasiswa terhadap pilihan karier berwirausaha. Dengan demikian dapat dikatakan terdapat pengaruh antara pendidikan kewirausahaan terhadap sikap berwirausaha.

Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha

Selanjutnya dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa Program Ekstensi FEB Universitas Udayana. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai standardized beta sebesar 0,226 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,007 < 0,05. Mengindikasikan bahwa variabel pendidikan kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa Program Ekstensi FEB Universitas Udayana.

Hasil Penelitian ini sesuai dengan penelitian Wijaya (2012) pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha. Dengan demikian dapat dikatakan terdapat pengaruh antara pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha.

Pengaruh sikap berwirausaha terhadap intensi berwirausaha.

Tujuan selanjutnya dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sikap berwirausaha terhadap intensi berwirausaha mahasiswa Program Ekstensi FEB Universitas Udayana. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai standardized beta sebesar 0,590 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Mengindikasikan bahwa variabel Sikap berwirausaha berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa Program Ekstensi FEB Universitas Udayana.

Penelitian Souitaris et al. (2007) menemukan bahwa beberapa sikap berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha. Jianfeng (2013) menyatakan sikap berwirausaha berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha siswa dan mahasiswa di Tiongkok.

Pengaruh tidak langsung pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha melalui variabel sikap berwirausaha.

Hasil penelitian pada pengujian pendidikan kewirausahaan terhadap sikap berwirausaha, diperoleh nilai standardized beta sebesar 0,689 dan signifikannya 0,000 < 0,05 yang berarti pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap sikap berwirausaha. Nilai standardized beta sebesar 0,689 merupakan nilai path atau jalur a.

Pada persamaan regresi seperti dijelaskan pada Model II, diperoleh nilai standardized beta untuk nilai pendidikan kewirausahaan sebesar 0,226 menunjukkan pengaruh yang signifikan. Kemudian nilai standardized beta sikap berwirausaha sebesar 0,590 menunjukkan pengaruh yang positif signifikan. Nilai standardized beta pendidikan kewirausahaan sebesar 0,226 merupakan nilai path atau jalur c dan nilai standardized beta sikap berwirausaha sebesar 0,590 merupakan nilai path atau jalur b. Berdasarkan perhitungan nilai variabel error (e) maka diketahui besarnya nilai e1 = 0,724 dan e2= 0,646.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil analisis jalur menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan memiliki pengaruh secara

langsung dan tidak langsung terhadap intensi berwirausaha dengan sikap berwirausaha (sebagai variabel mediasi). Berdasarkan hasil yang diperoleh maka hipotesis pengaruh tidak langsung antara pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha melalui variabel sikap berwirausaha diterima.

Secara umum terdapat beberapa implikasi hasil penelitian yang telah dilakukan terkait pengaruh pendidikan kewirausahaan dan sikap berwirausaha terhadap intensi berwirausaha. Indikator paling kuat yang dapat mempengaruhi intensi berwirausaha mahasiswa adalah penilaian bahwa “jika memiliki peluang dan sumber daya, maka akan memulai bisnis” yang memiliki tingkat penilaian yang tertinggi dari responden. Atas penilaian tersebut mengindikasikan bahwa mahasiswa Program Ekstensi FEB Universitas Udayana memiliki sikap positif terhadap intensi berwirausaha.

Indikator yang memiliki nilai rendah berdasarkan penilaian responden terdapat pada indikator “menjadi wirausahawan memberikan keunggulan dibanding kerugian”. Dilihat dari indikator tersebut, walaupun memiliki nilai terendah namun tetap membuktikan bahwa menjadi seorang wirausaha cukup menarik perhatian dari mahasiwa Program Ekstensi FEB Universitas Udayana akan tetapi masih memikirkan resiko – resiko yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa hal yang menjadi keterbatasan di dalam penelitian ini. Penelitian ini hanya mencari adanya pengaruh pendidikan kewirausahaan pada intensi berwirausaha melalui variabel sikap berwirausaha saja sedangkan masih banyak faktor penentu intensi

berwirausaha lainnya yang belum diteliti. Jumlah sampel yang digunakan masih sangat terbatas, hanya sebesar 120 responden yang diambil dari mahasiswa Program Ekstensi FEB Universitas Udayana tahun angkatan 2012 – 2014. Adanya keterbatasan dalam waktu, biaya dan tenaga yang digunakan di dalam penelitian ini. Oleh sebab itu mengakibatkan ruang (cangkupan) penelitian masih begitu sempit.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan adalah (1) Pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap berwirausaha mahasiswa Program Ekstensi FEB Universitas Udayana. Oleh karena itu, apabila pendidikan kewirausahaan pada mahasiswa semakin tinggi maka sikap berwirausaha akan meningkat. (2) Pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap intensi berwirausaha. Artinya semakin tinggi pendidikan kewirausahaan pada mahasiswa maka akan semakin tinggi pula intensi berwirausaha mahasiswa Program Ekstensi FEB Universitas Udayana. (3) Sikap berwirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa Program Ekstensi FEB Universitas Udayana. Artinya semakin tinggi sikap berwirausaha mahasiswa menunjukan bahwa intensi untuk berwirausaha semakin kuat. (4) Secara tidak langsung pendidikan kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan melalui sikap berwirausaha terhadap intensi berwirausaha mahasiswa Program Ekstensi FEB Universitas Udayana. Secara langsung pendidikan kewirausahaan juga berpengaruh terhadap intensi berwirausaha mahasiswa

Program Ekstensi FEB Universitas Udayana. Artiya bahwa secara langsung maupun tidak langsung pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap intensi berwirausaha.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka saran yang dapat diberikan adalah indikator sikap berwirausaha pada pernyataan mengenai “menjadi wirausahawan memberikan keunggulan dibanding kerugian” memiliki nilai indikator rendah, membuktikan bahwa dalam berwirausaha faktor resiko

akan kerugian masih menjadi alasan setiap responden dalam memulai berwirausaha.   Oleh  karena itu,   pendidikan kewirausahaan  tidak  hanya

memberikan teori kewirausahan, tetapi dapat mengembangkan keterampilan mahasiswa dengan demikian diharapkan mampu memberi dorongan dan semangat kepada mahasiswa dalam mengambil sikap dan berani untuk memilih menjadi seorang entrepreneur kedepannya. Untuk meningkatkan intensi berwirausaha pada mahasiswa, selain memberikan alternatif lain di luar mata kuliah kewirausahaan, pemberian seminar, pelatihan – pelatihan kewirausahaan, disarankan Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana memiliki wadah khusus bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki terutama dalam berwirausaha.

REFERENSI

Ajzen, I. 1991. The Theory of Planned Behavior, Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50, pp: 179-211.

Alfonso, C. A. and Joaquın G. C. 2012, Entrepreneurial intention models as applied to Latin America, Journal of Organizational Change Management, Vol. 25 No. 5, 2012, pp. 721-735.

Alhaji, Abdul. 2015. Entrepreneurship Education And Its Impact On Self Employment Intention And Entrepreneurial Self-Efficacy. Journal Humanities And Social Sciences. Vol 3. No 1, pp 57-63.

Andika, M. dan Madjid, I. 2012, Analisis Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, Disampaikan pada seminar dengan tema Eco-Entrepreneurship Seminar & Call for Paper “Improving Performance by Improving Environment” Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2012.

Aprilianti, Eka. 2012. Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 2(3), h: 311-324.

Assael, H. 2001, 6th ed, Consumer Behavior and Marketing Action, New York University:South Western College Publishing.

Badan Pusat Statistik (BPS), Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin tahun 2013-2014. http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1488. Diakses tanggal 18, bulan 6, tahun 2015.

Budiarti, M. 2012, Analisis Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Niat Kewirausahaan Mahasiswa Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Salemba.

Carraher, S.M, J.K. Buchanan, and G. Puia. 2010. Entrepreneurial Kebutuhan akan prestasi in China, Latvia, and USA. Baltic Journal of Management, 5 (3), pp: 378-396.

Chong S.C., Kuppusamy, J., Jusoh, M. 2005, Entrepreneurial Careers Among Business Graduates: Match- Making Using Theory of Planned Behavior, International Journal of Entrepreneurship, Vol. 9, pp. 67-90.

Daryanto. 2012. Pendidikan Kewirausahaan, Yogyakarta: Gavamedia

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Visi, Misi dan Tujuan. http://www.fe.unud.ac.id/ind/index.php/visi-misi-dan-tujuan.             Diakses

tanggal 23, bulan 4, tahun 2016.

Fatoki, Olawale. 2014. The Entrepreneurial Intention of Undergraduate Students in South Africa: The Influences of Entrepreneurship Education and Previous Work Experience. Mediterranean Journal of Social Sciences, 5(7), pp: 294299.

Furi, 2013. Pengaruh Pendidikan & Pelatihan, Prestasi Belajar Kewirausahaan

terhadap Sikap Kewirausahaan Peserta didik SMK N 1 Cerme. Jurnal Pengembangan dan Pengembangan Pendidikan. Vol 1 (2), pp. 173-184.

Ferreira, J. J., Mario L. R., Ricardo G.R., Anabela D. and Arminda D.P.2012, A Model Of Entrepreneurial Intention: An Application Of The Psychological And Behavioral Approaches, Journal of Small Business and Enterprise Development, Vol. 19 No. 3, pp. 424-440.

Hendriyani, Nurul. 2013. Pengetahuan Kewirausahaan dan Presepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya tehadap Intensi Berwirausaha: Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Hussain, Altaf dan Norashidah. 2015. Impact of Entrepreneurial Education on Entrepreneurial     Intention     of     Pakistan     Students.     Journal

Entrepreneurshipand Business Inovation. Vol. 2 (1), pp: 43-53.

Jianfeng Y. 2013, The Theory of Planned Behavior and Prediction of Entreprenurial Intention Among Chinese Undergraduates, Social Behavior and Personality, Vol. 41 No. 3, pp. 367-376.

Keat, O. Y., Selvarajah, C.,  & Meyer, D.,  (2011). Inclination Towards

Entrepreneurship Among University Students: An Empirical Study of Malaysian University Students. International Journal of Business and Social Science. 2(4), pp: 206-220.

Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. 2014, Menko Perekonomian Ingatkan Pentingnya Peran Pengusaha dalam Pembangunan Ekonomi         Nasional,         http://www.ekon.go.id/berita/view/menko-

perekonomian ingatkan.821.html#.VHGEEIsxGRt. Diakses tanggal 19, bulan 10, tahun 2015.

Lestari, R.B. dan Wijaya, T. 2012, Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI, Jurnal Ilmiah STIE MDP, Vol. 1 No. 2, pp. 112-119.

Malebana, J. 2014, Entrepreneurial Intentions of South African Rural University Students: A Test of the Theory of Planned Behavior, Journal of Economics and Behavioral Studies, Vol. 6 No. 2, pp. 130-143.

Mahesa, A. D dan Edy R. 2012. Analisis faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi minat berwirausaha.Diponegoro journal of management. 1 (1), h: 130-137.

Minitti, M., Bygrave, W. and Autio, E. 2006, Global Entrepreneurship Monitor 2005 Executive Report, www. Gemconsortium.org.

Muhar, A.M. 2013, Faktor Penentu Intensi berwirausaha Di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri, Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol. 5 No. 1, pp. 15-29.

Nursito, Sarwono dan Arif Julianto Sri Nugroho. 2013. Analisis Pengaruh Interaksi Pengetahuan Kewirausahaan dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Kewirausahaan. Kiat Bisnis. Vol.5 (2), pp: 148-158.

Packham, G., Jones, P., Miller, C., Pickernell, D. and Brychan, T. (2010), “Attitudes towards entrepreneurship education: a comparative analysis”, Education + Training, Vol. 52 Nos 8/9, pp. 568-586.

Pretheeba, P.2014. Predicting Entrepreneurial Intention among Business and Engineering Students in Sri Lanka. Ruhuna Journal of Management and Finance,1 (1).

Rahayu, M., Novadjaya, L.H. dan Indrawati, N.K. 2011, Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa Baru, Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 9 No. 2, pp. 329339.

Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional, 2015, Jumlah Pulau di Indonesia,          http://www.dkn.go.id/site/index.php/ruang-opini/126-jumlah-

pulau-di-indonesia. Diakses tanggal 16, bulan 6, tahun 2015.

Siswadi, Yudi. 2013. Analisis Faktor Internal, Faktor Eksternal Dan Pembelajaran Kewirausahaan Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Dalam Berwirausaha. Jurnal Manajemen & Bisnis. Vol 13 No. 01, pp: 1-17.

Sevilla, Consuelo G. (2007). Research Methods, Quezon City.

Souitaris, V. Zerbinati,  S., and Al-Laham, A. 2007. Do  entrepreneurship

programmes raise  entrepreneurial intention of science  and engineering

students? The effect of learning, inspiration and resources. Journal of Business Venturing, 22, pp: 566–591.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suharti, L dan Hani S. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention):  Studi Terhadap Mahasiswa

Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Jurnal manajemen dan kewirausahaan, 13 (2), h: 124-134.

Suryana. 2013. Kewirausahaan: kiat dan proses menuju sukses. Jakarta: Salemba

Empat

Utama, M. S. 2012. Aplikasi Analisis Kuantitatif. Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Varblane, U. and Mets, T. (2010). Entrepreneurship Education in The Higher Education Institutions (HEIs) of Post-Communist European Countries. Journal of Enterprising Communities: People and Place in The Global Economy, 4 (3), 204-219.

Winardi, J. 2008. Entrepreneur dan Entrepreneurship, Jakarta: Kencana

Wijaya, T. 2007, Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi Berwirausaha (Studi Empiris Pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta), Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.9 No. 2, Pp. 117-127

Wijaya, T. 2008, Kajian Model Empiris Perilaku Berwirausaha UKM DIY dan Jawa Tengah, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 10 No. 2, pp. 93-104.

Zegeye, Buzeye. 2013. Factors Explaining Students’ Inclination towards Entrepreneurship:   Empirical Study of Ethiopian University Students.

Journal of Emerging Issues in Economics, Finance and Banking, 1(4), pp: 302-320.

8198