PENGARUH KECANDUAN INTERNET, DAYA TARIK PROMOSI DAN KEPEMILIKAN KARTU KREDIT TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF ONLINE
on
209
PENGARUH KECANDUAN INTERNET, DAYA TARIK
PROMOSI DAN KEPEMILIKAN KARTU KREDIT
TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF ONLINE
A. A. Ngr Bagus Maha Putra1
A. A. G. Agung Artha Kusuma2
1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected]. id
2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah ntuk mengetahui pengaruh kecanduan internet, daya tarik promosi dan kepemilikan kartu kredit terhadap perilaku pembelian impulsif online. Penelitian ini menggunakan riset kuantitatif yaitu dengan menggunakan survey dan kuesioner terhadap 105 responden. Ditemukan hasil bahwa kecanduan internet secara signifikan berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian impulsif online di Indonesia. Daya tarik promosi juga memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap perilaku pembelian implsif online di Indonesia. Terakhir, kepemilikan kartu kredit secara signifikan berpengaruh positif terhadap perilaku pemebelian implsif online di Indonesia.
Kata Kunci : kecanduan internet, daya tarik promosi, kepemilikan kartu kredit, pembelian impulsif online
ABSTRACT
The purpose of this study is ntuk determine the effect of internet addiction, attraction and promotion of credit card ownership to the online impulsive buying behavior. This study used quantitative research by using surveys and questionnaires to 105 respondents. It was found that Internet addiction is significantly positive influence on impulsive buying behavior online in Indonesia. The appeal of the promotion also has a positive and significant influence on online purchasing behavior implsif in Indonesia. Lastly, credit card ownership is significantly positive influence on online behavior in Indonesia the purchase impulsive.
Keywords : internet addiction, fascination promotion, credit card ownership, impulsive purchases online
PENDAHULUAN
Perkembangan jaman yang makin maju seperti sekarang ini membuat banyak perubahan-perubahan yang terjadi secara signifikan dari tahun sebelumnya, dan apa yang terjadi pada masa sekarang sebagai akibat semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterapkan oleh suatu bangsa. Kemajuan jaman dan perkembangan teknologi yang cepat juga membawa paradigmaibaruibagiiduniaibisnis.iKeinginaniuntukitransaksiiyangilebihicepat dan praktissmenjadispemikiransyangslumrahsbagissetiapnmanusianmodern.nInternet, merupakan hasil dari salahnsatunperkembangan dunia modern yang dapat menawarkanssuatuskemudahan dimana dapatsmenjawabskeinginanstersebut.
Perkembangan internet yang pesat mampu mempermudah salah satu aktivitas yaitu aktivitassberbelanja.nAndrewn(dalam Republika.co, 2010),nyang merupakannmanagingmdirectormMicrosoftnAdvertisingnGreatermAsiamPacific, menyatakansbahwasinternetskinistelahsmenjadisone-stopsshopping. Kepopuleran internetmjugamdirasakanmdinIndonesiandimananpopulasinpenggunaninternetsdi Indonesia terusnmeningkatntajamnsejakntahunn2009,syangshanyassebesars6,9% hinggassebesar 18% daristotalspenduduksIndonesiaspadastahun 2011. Didukung dengan kecepatan mengakses internet rata-rata 0,115 Mbps yang menempatkan Indonesia di peringkat 19 dunia (Detik.com, 2014) ikut serta membantu perkembangan pengguna internet yang sangat pesat.
Sebanyaki68%ipenggunaiinternetidiiIndonesiaimelakukanitransaksiionline palingssedikitssatuskalis(Nielsen Indonesia dalam Goh et al., 2012). Semakin menjamurnya online shop disIndonesiasdapatsdikatakanssebagaissuatuskemajuan,
namun seiring kemajuan jumlahnonline shop di Indonesia juga akan disertai dengan semakin besarnya persaingan antar online shop. Wilkie dalam Suprapti, (2010:2) menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan perilaku yang menggambarkan berbagai aktivitas yang dilakukan orang-orang ketika memilih, membeli, dan menggunakan barang dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Salahnsatumperilakunkonsumenmyangnsangatndiinginkansadalah perilakuipembelianiimpulsifi(PodoshenidaniAndrzejewski,i2012).
Pembelianiimpulsifiadalahiperilakuipembelianisuatuiprodukitanpaimelalui prosessperencanaan,sdiputuskansdalamswaktusyangsrelatifssingkat,nberdasarkan persepsissubjektif,sdansmelibatkanipengalamansemosionalikonsumen (Cobbidan HoyeridalamiSemuel,i2007;sEngelsdansBlackwellsdalamsJaparianto,i2011;iRook dalamsPodoshensdansAndrzejewski,s2012).sMenurutsBermensdaniEvansi(dalam Utami,i2010:51),isebagianibesarikonsumensjustrusmembelislebihsbanyaksproduk yangitidakidirencanakanisebelumnya,idiimanaisekitari74%idariiseluruhikeputusan dalamimelakukanipembelian dilakukan di dalam toko. Underhil (dalam Mesiranta, 2009)sberpendapatsbilaskitaspergiskestokonhanyanketikankitaninginnberbelanja sesuatu,idanihanyaimembeliiapaiyangikitasbutuhkan,sperekonomian suatu negara justru akansruntuh.
Masyarakat sering beranggapan bahwa kecanduan terhadap sesuatu adalah hal yang akan selalu berdampak negatif, namun pemasar yang profesional harus mampu memandang sesuatu dari sisi positifnya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk memasarkan produknya dan mendorong timbulnya perilaku pembelian impulsif online. Adanya hubungansantaraskecanduansinternet
dengan perilakunpembeliannimpulsifnonline telah dibuktikan pada penelitian Winatha (2013) serta Sun dan Wu (2011) salah satu cara yang dapat dilakukan secaranpositif untuk mampunmempengaruhinseseorangnmelakukannpembelian impulsifiadalah promosi (Park dan Lenon, 2009).
Kecanduan yang di artikan oleh masyarakat sering kali didefinisikan sebagai kondisi yang berlebihan, ketergantungan pada suatu zat, tidak terkontrol kebiasaan, atau praktek tertentu, apabila dihentikan akan menyebabkan reaksi emosional, mental, atau fisiologis yang parah (Mosby dalam Byun et al., 2009). Penelitian Mueller et al. (2011), suatu kecanduan internet ditandai dengan adanya penggunaan internet berlebihan, keluhansdarinorangnsekitarssaatsmenggunakan internet,sonlinesmelewatiswaktusyangsseharusnya,merasa risau ketika tidak dapat mengakses internet.
Kemudahanidalamimemperolehiinformasiisertaimemiliki waktu yang lama untuksbrowsing ketika kecanduan internet akan mengurangi kemampuan dalam kontrol diri dan mendorong seseorang melakukan pembelian impulsifonline (CostasdansLaranndalamnMesiranta,n2003;nVohsndansFaber,s2007;sZhangsdan Shrum,m2008). Pengaruh positif antara kecanduansinternetsterhadapsperilaku pembeliansimpulsifsonline sebelumnya telah dibuktikanspada peneltian yang dilakukan oleh Sun dan Wu, (2011) dan Winatha (2013).
H1 : Kecanduansinternetssecarassignifikansberpengaruhspositifsterhadapsperilaku pembeliansimpulsifsonline.
Promosi merupakan teknik yang dirancang untuk menjual produk,
memberikan komunikasi informasi penjualan dan pembelian yang bertujuan untuk
merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang sebelumya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan mengingat produk tersebut (Park dan Lenon, 2009). Usaha perusahaan untuk mempengaruhi calon pembeli melalui pemakaian segala unsur atau bauran pemasaran akan menghasilkan daya tarik promosi yang membuat konsumen semakin tertarik untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Halntersebutntelahndibuktikannpadampenelitianmyang dilakukansoleh Griffin dan Ebert (dalam Kurniawan dan Kunto, 2013), Djaslim dan Yevis (dalam Kurniawan dan Kunto, 2013), Simamora (dalam Kurniawan dan Kunto, 2013), Park dan Lenon, (2009).
Promosi merupakan usaha perusahaan untuk mempengaruhi calon pembeli melalui pemakaian segala unsur atau bauran pemasaran serta sebagai teknik yang dirancang untuk menjual produk (Simamora, dalam kurniawan dan kunto, 2013; Nurmasarie dan Sri, 2013). Penelitian yang dilakukan Karbasivar dan Yarahmadi (2011) daya tarik promosi dapat diketahui dengan beberapa hal yaitu:produk gratis dapat menjadi alasan bagi saya untuk melakukan pembelian, saya membeli barang dengan harga diskon, jika saya melihat harga diskon saya cenderung untuk melakukan pembelian tak berencana.
Pengaruh positif antara daya tarik promosi terhadap perilaku pembelian tanpa rencana secara online sebelumnya telah dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Karbasivar and Yarahmadi, (2011), Kurniawan et al. (2013), dan Hadjali et al. (2012)
H2 : Daya tarik promosi secarassignifikansberpengaruhspositifsterhadapsperilaku
pembeliansimpulsifsonline.
Pembelian impulsif online yang dilakukan oleh konsumen biasanya dilakukan dengan menggunakan alat pembayaran yang praktis, seperti kartu kredit. Kartu kredit banyak digunakan oleh konsumen karena kartu kredit mudah digunakan dan dapat dilakukan dimana saja. Kartu kredit merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian barang dan jasa yang pembayaran pelunasannya dapat dilakukan oleh pembeli secara sekaligus atau angsuran pada jangka waktu tertentu setelah kartu digunakan sebagai alat pembayaran (Budisantoso dan Triandaru, 2006:254).
Kartu kredit merupakan alat yang dapat mempermudah transaksi yang dapat menggantikan fungsi uangsebagai alat pembayaran. Penggunaan kartu kredit dirasakan lebih aman danpraktis untuk segala keperluan seperti untuk bepergian dan juga dapat digunakanuntuk segala kegiatan secara internasional (Park dan Burn, 2005).
Kelemahan pengguna kartu kredit dijadikan acuan agar konsumen tidak sembarangan memilih kartu kredit, apalagi untuk melakukan pembelian secara online. Beberapa kriteria yang harus dipikirkan konsumen dalam memilih kartu kredit antara lain : persyaratan untuk memperoleh kartu kredit relatif ringan dan Proses cepat dan mudah serta tidak bertele-tele, biaya administrasi perbulan yang tidak terlalu besar dan bunga yang relatif kecil (Phau dan Woo, 2008). Penelitian Saleh (2012) menyatakan bahwa ada beberapa jenis kartu kredit yang digunakan
oleh para konsumen pada umumnya yang pertama ; kartu kredit silver yang
memiliki limit antara 3-4 juta, kartu kredit gold yang memiliki limit 5-20 juta, dan platinum yang memiliki limit di atas 20 juta.
Penelitian Park dan Burns (2005), menyatakan bahwa kartu kredit berpengaruhspositifsterhadapspembeliansimpulsifssecarasonlineskarena semakin besar limit dari kartu kredit, maka semakin besar kemungkinan orang untuk melakukan pembelian impulsif. Phau dan Woo (2008) menyatakan bahwa kartu kredit berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian impulsif karena perilaku pembelian impulsif tersebut biasanya dilakukan secara tidak terencana dan oleh sebab itu biasanya konsumen tidak memegang uang kontan sehingga menggunakan alat pembayaran lain untuk melakukan transaksi, seperti kartu kredit.
H3 : Kepemilikan Kartu kredit secarassignifikansberpengaruhspositifsterhadap perilakuipembelianiimpulsifisecaraionline.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di negara Indonesia khususnya pada masyarakat pengguna internet. Indonesia dijadikan lokasi penelitian karena karena para pemasar di Indonesia memerlukan pembuktian adanya hubungan antara kecanduan internet, daya tarik promosi dan kepemilikan kartu kredit terhadap perilaku pembelian impulsif online. Adapun subjek penelitian ini adalah konsumen Indonesia yang pernah membeli suatu barang melalui media online. Objek darispenelitiansinisadalah perilaku konsumen saat berbelanjassecarasonline
yang meliputi perilaku pembelian impulsif khususnya pada konsumen di
Indonesia beserta hubungannya dengan kecanduan internet, daya tarik promosi dan kepemilikan kartu kredit.
Data primer dalam penelitian ini adalah data identitas responden, serta data hasil tabulasi kuesioner dan data sekunder penelitian ini adalah datasjumlah penggunaiinternet dunia, dataijumlahipenggunaiinternetiIndonesia,isertaidata-data terkaitipenelitian yang didapatkan dariiberbagaiireferensi.
Populasi dalam penelitiansinisadalah seluruh konsumen Indonesia yang pernah berbelanja secara online. Teknik pengambilan sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah teknik non-probability sampling yang berbentuk purposive sampling sesuai dengan kriteria tertentu. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 105 orang dengan kriteria merupakan pengguna interner berkewarganegaraan Indonesia,ipernahiberbelanjaisecaraionlineiminimaliduaikali, memilikiiminimalisatu e-mailidanimedia social lainnya serta memiliki kartu kredit yang aktif.
Data penelitian ini dikumpulkan dengan instrumen berupa kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada responden. Kuesioner disebarkan melalui media internet berupa link kuesioner online yang dibuat pada aplikasi online Google Drive. Pengumpulan data dilakukan selama kurang lebih satu minggu dengan menyasar masyarakat yang pernah berbelanja secara online dan memiliki kartu kredit yang masih aktif. Skala yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala likerti5ipoiniyangidisebarkanisecarailangsungikepadairesponden. Uji validitas dan uji reliabilitas digunakan untuk meneliti apakah kuesioner yang sudah disebarkan
tersebut akurat dan layak diteliti dan digunakan lebih lanjut.
Analisis faktor digunakan untuk mengkonfirmasi teori atau konsep apakah variable terukur mampu menjelaskan variabel yang dibentuk. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini antara lain uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linear berganda untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh ketidakpuasan dan sikap mengeluh terhadap perilaku mengeluh. Hipotesisspada penelitiansinisdiujisdengan menggunakan uji parsial (t-test) untuk mengetahui pengaruh antar variabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristiksrespondensdalamspenelitiansini dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pendidikan terakhir. Secara spesifik, karakteristik demografi konsumen dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1 Karakteristik Demografi Responden
No |
Variabel |
Klasifikasi |
Jumlah (orang) |
Persentase (%) |
1 |
Jenis Kelamin |
Laki-laki |
45 |
43 |
Perempuan |
60 |
57 | ||
Jumlah |
105 |
100 | ||
2 |
Usia |
17th - 20th |
29 |
28 |
21th - 25th |
60 |
57 | ||
26th - 30th |
9 |
8 | ||
>30th |
7 |
7 | ||
Jumlah |
105 |
100 | ||
3 |
Pendidikan Terakhir |
Sekolah Menengah Atas |
37 |
35 |
Diploma |
30 |
29 | ||
S1 |
35 |
33 | ||
S2 |
3 |
3 | ||
Jumlah |
105 |
100 |
Sumber: Data Primer, diolah pada Tahun 2014
Hasil uji validitas dalam ditemukan hasil bahwa seluruhikoefisienikorelasi darisindikatornvariabelnyangndiujinnilainyanlebihnbesarsdaris0,30.sHalstersebut menunjukkansbahwasseluruhsindikatorspadaspenelitiansinisdinyatakansvalid.
Ta |
bel 2 Hasil Uji Validitas | ||
Variabel |
Indikator |
Koefisien Korelasi |
Keterangan |
Kecanduan Internet |
X1.1 |
0,728 |
Valid |
X1.2 |
0,743 |
Valid | |
X1.3 |
0,712 |
Valid | |
X1.4 |
0,537 |
Valid | |
Daya Tarik Promosi |
X2.1 |
0,762 |
Valid |
X2.2 |
0,613 |
Valid | |
X2.3 |
0,676 |
Valid | |
Kepeilikan Kartu Kredit |
X3.1 |
0,809 |
Valid |
X3.2 |
0,812 |
Valid | |
X3.3 |
0,447 |
Valid | |
X3.4 |
0,683 |
Valid | |
Perilaku Pembelian Impulsif Online |
Y1 |
0,695 |
Valid |
Y2 |
0,851 |
Valid | |
Y3 |
0,801 |
Valid | |
Y4 |
0,827 |
Valid |
Sumber: Data diolah, 2014
Pada uji reliabilitas yang dilakukan terhadap setiap instrumen penelitian memperoleh hasil bahwa nilaisCronbach’ssAlphaspadastiapsinstrumen penelitian ini menunjukkaninilaiiyangilebihibesaridarii0,6.iHalitersebutimenunjukkan bahwa semua instrumen peneltian ini reliable sehingga dapat digunakan untuk melakukan penelitian. Secarailebihirinci,ihasil uji reliabilitasiditunjukkanipadaitabel 3.
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas
No. |
Variabel |
Koefisien Cronbach's Alpha |
Keterangan |
1 |
Kecanduan Internet |
0,607 |
Reliabel |
2 |
Daya Tarik Promosi |
0,638 |
Reliabel |
3 |
Kepemilikan Kartu Kredit |
0,637 |
Reliabel |
4 |
Prilaku Pembelian Impulsif Online |
0,793 |
Reliabel |
Hasil analisis faktor yang dihitung menggunakan SPSS for windows mendapatkan hasil bahwa variabel X1.4 tidak valid dan menyebabkan X1.4 harus dikeluarkan dalam model. Ujisnormalitassyang dilakukan dalamspenelitiansini memperolehshasil temuan bahwasvariabel – variabelspenelitianstelahsmemenuhi syaratsnormalitasssetelahsdiuji dengan programsSPSS for Windows.
Tabel 4 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unst. | |
Residual | |
N |
105 |
Normal Parameters a,b Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
.60779053 |
Most Extreme Absolute |
.087 |
Differences Positive |
.053 |
Negative |
-.087 |
Kolmogorov-Smirnov Z |
.895 |
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.400 |
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data diolah, 2014
Pada uji multikolinearitas terlihat hasil tidak terjadi gejala multikolinearitassantarsvariabelsindependensdalamsmodelsregresiitersebutikarena nilai dari tolerancesdansVIFsmasing-masingsmenunjukkansnilaistolerancesyang dimilikiiseluruhivariabelibebasilebihibesar dari 0,10 dan nilai VIF yang dihasilkan kurangidaris10 dan ditunjukkan denganstabel 5.
Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas (Tolerance dan VIF)
Model |
Collinearity Statistics | |
Tolerance |
VIF | |
1 X1 |
.707 |
1.414 |
X2 |
.816 |
1.226 |
X3 |
.667 |
1.499 |
a. Dependent Variable: Pembelian Impulsif online
Sumber: Data diolah, 2014
Hasilsujisheteroskedastisitas didapatkan hasilsbahwastidaksterdapatsgejala heteroskedastisitas model regresi dalam penelitiannininkarenamseluruhnnilai signifikansisyangsdiperolehidariipengujian dengan metode Glejser diperoleh nilai α lebihsdaris0,05sterhadapsabsolutsresiduals(Abs_Res)ssecarasparsial,nsehingga layaksdigunakansuntuknmemprediksinvariabelndependenmsesuaindenganmyang ditunjukkan pada tabel 6.
Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedasitas (Metode Glejser)
Coefficientsa
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
1 (Constant) |
.471 |
.038 |
12.543 |
.000 | |
X1 |
-.031 |
.045 |
-.080 |
-.684 |
.495 |
X2 |
.043 |
.042 |
.112 |
1.025 |
.308 |
X3 |
.015 |
.046 |
.039 |
.320 |
.749 |
a. Dependent Variable: Abs. Unst. Residual
Sumber: Data diolah, 2014
Hasil analisis ujisregresislinearsbergandasyangsdilakukanidenganiprogram
SPSS for Windows diperoleh hasil seperti tabel 7 berikut
Tabe |
7 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda | ||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
1 (Constant) |
4,68E- 0,17 |
.060 |
.000 |
1,000 | |
X1 |
.252 |
.072 |
.252 |
3,510 |
.001 |
X2 |
.194 |
.067 |
.194 |
2.903 |
.005 |
X3 |
.525 |
.074 |
.525 |
7.083 |
.000 |
R2 |
=.631 |
F.hit =57,470
F.sig =.000
Sumber : Data diolah, 2014
Tabel 7 memperlihatkan nilai signifikan hubungan kecanduan internet dengan pembelian impulsif online adalah sebesar 0,001 yangilebihikecilidariitaraf signifikansisyangsdiharapkan 0,05.sHalstersebutsmembuktikansbahwanhipotesis pertama terdukung,iyaituibahwaikecanduaniinternet secara signifikan berpengaruh positifsterhadapsperilakuspembeliansimpulsifsonlinespadaspenggunasinternetndi Indonesia.
PenelitiansyangsdilakukansolehiCostaidaniLarani(dalam Mesiranta, 2009), VohssdansFabern(2007),nsertanZhangndannShrumn(2008)ntelahmmembuktikan hubunganstersebut.sPenelitiansinismenerapkanskonsepstersebutspadankonsumen Indonesiaidanimembuktikanibahwaiseseorangiyangikecanduaniinterneticenderung melakukannpembeliannimpulsifnonline,msejalanndengannhasilnpenelitianmyang dilakukansolehsSunsdansWus(2011).
Tabel 7 tersebut juga memperlihatkan nilai signifikan hubungan daya tarik promosi dengan pembelian impulsif online adalah sebesars0,005 yangslebihskecil daristarafssignifikansisyangsdiharapkan 0,05.sHalstersebutsmembuktikansbahwa hipotesisskeduanterdukung,nyaitunbahwa daya tarik promosi secaransignifikan berpengaruhipositifiterhadapiperilakuipembelianiimpulsifionlineidiiIndonesia.
Hasil tersebut sejalanndengannhasilmpenelitianmyang dialakukan oleh Karbasivar dan Yarahmadi (2011), Hadjali et al. (2012) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa daya tarik promosi yang dilakukan memiliki pengaruh positifndanmsignifikanmterhadapmperilakumpembelianmimpulsifmonline serta
Nurmasarie dan Sri (2013) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa daya
tarik promosi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan perilaku pembelian impulsif on line.
Terakhir tabel 7 memperlihatkan nilai signifikan hubungan kepemilikan kartu kredit dan perilaku pembelian impulsif online adalah sebesars0,000 yang lebihikecilidariitaraf signifikansi yang diharapkan 0,05. Hal tersebut membuktikan bahwashipotesis ketiga terdukung,syaitusbahwa kepemilikan kartu kredit secara signifikansberpengaruhspositifsterhadapsperilakuspembeliansimpulsifnonlinemdi Indonesia.
Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dialakukan oleh Park dan Burns (2005), Phau dan Woo (2008) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa kepemilikan kartu kredit memiliki pengaruhipositifidanisignifikaniterhadap perilakuspembeliansimpulsifsonline dan Saleh (2012) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa kepemilikan kartu kredit berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan perilaku pembelian impulsif online.
Implikasi yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan adalah pertama, paranpemasarnyangnmemasarkannproduknyamsecaramonline, hendaknyanmenggunakanmsitus-situsmyangmdapatmdengan mudah diakses menggunakansgadgetsapassaja,sterutamassmartphone,smengingatssebagiansbesar penggunasinternetnIndonesianselalunterkoneksindenganninternetmmenggunakan smartphone.
Kedua, pemasar produk online hendaknya lebih gencar melakukan promosi produknya kepada konsumen agar produknya lebih banyak diminati oleh konsumen. Implikasi ini didapat dari hasil yang menyatakan bahwa daya tarik
promosi berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku pembelian impulsif online.
Ketiga, bagi pemilik toko online, perlu diperhatikan kepercayaan dan kemudahan dalam bertransaksi pada saat memasarkan produknya saat online. Pemilik toko online juga harus agar menepati janji kepada konsumen untuk waktu pengiriman barangnya yang menggunakan kartu kredit agar konsmen tetap percaya pada pemilik toko online tersebut.
SIMPULAN DAN SARAN
Terdapatsbeberapaskesimpulansyangsdapatsditariksdalamnpenelitianmini.
Pertama, kecanduanninternetnsecaransignifikannberpengaruhnpositifmterhadap perilakuspembeliansimpulsifsonlinesdisIndonesia. Hasil ini menunjukkan bahwa ketika seseorang berada dalam waktu yang lama terkoneksi internet, informasi mengenai produk dan promosi yang ada akan mudah diperoleh. Meskipun tidak direncanakan sebelumnya ia dapat terpacu untuk melakukan pembelian tanpa rencana pada produk yang dilihatnya di internet.
Kesimpulan kedua, daya tarik promosi secaransignifikannberpengaruh positifnterhadapnperilakunpembeliannimpulsifmonlinendinIndonesia. Hasil ini menunjukkan bahwa ketika seseorang melihat harga diskon cenderung untuk melakukan pembelian impulsif online walaupun terkadang konsumen tidak menyadarinya. Hal tersebut mengharuskan pemasar agar bisa lebih kreatif dalam memasarkan produknya baik dengan memberikan diskon yang tidak biasa dan promosi yang dilakukan dengan cara online.
Kesimpulan ketiga, kepemilikan kartu kredit secaransignifikan berpengaruhspositifsterhadapsperilakuspembeliansimpulsifsonlinesdimIndonesia. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan kepemilikan kartu kredit, mempengaruhi konsumen di Indonesia dimana ketika berbelanja menggunakan kartu kredit cenderung mengggunakan hingga batas maksimum yang menunjukkan kepemilikan kartu kredit bisa mempengaruhi seseorang untuk melakukan pembelian impulsif online. Hal ini membuka peluang agar pemasar menyedikan layanan penggunaan kartu kredit dalam setiap transaksi
Berdasarkanihasilipenelitianiyang telah diperoleh, maka terdapatibeberapa saransyangsdapatsdiberikan. Saran bagi paranpemasarnyangnsedangndannakan memasarkansproduknyassecarasonlineshendaknyanlebihsmenunjukkannmanfaat secaranemosional dari produk,nsehinggandapatnmendorongnsemakinnkuatnya keinginan konsumen terhadap produk tersebut. Paraipemasaridapatimemanfaatkan mediansosialnTwitter,mFacebook,mdanmInstagramndalamsmemperluasnwilayah pemasaran,ssekaligussmenjagashubungansdenganspelangganssaatsini.
Saran bagi peneliti selanjutnya, yaitu hendaknyanmengembangkan penelitianimengenaiiapaisajaiyangimampuimendorongiseseorangiyangikecanduan internetiuntukimelakukanipembelianiimpulsifionline,imengingatipenelitianiseperti inismasihstergolongssedikitsdinIndonesia.nMisalnya seperti variabelndemografi, persepsinkeamanan,ndannlainnyanyangnmudahmdikendalikan,msehinggandapat
dijadikansreferensistambahansbagisparaspemasarsonline.
REFERENSI
Budisantoso Totok, Triandaru Sigit. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat.
Byun, S., C. Ruffini, J. E. Mills, A. C. Douglas, M. Niang, S. Stepchenkova, S. K. Lee, J. Loutfi, J. K. Lee, M. Atallah, and M. Blanton. 2009. Internet Addiction: Metasynthesis of 1996–2006 Quantitative Research. Cyberpsychology & Behavior, 12(2), pp: 203-207 .
Detik.com.2014. Ini Negara Dengan Internet Mobile Tercepat http://inet.detik.com/read/2014/01/09/110700/2462541/398/ini-negara-dengan-internet-mobile-tercepat-1. Diakses tanggal 6 Januari 2014
Goh, Y. S., N. Priambodo, and M. D. Shieh. 2012. Online Shopping Behavior in Taiwan and Indonesia. The Asian Conference on Media and Mass Communication, pp: 97-107.
Hadjali R. H., M. Salimi and M. S. Ardestani. 2012. Exploring main factors affecting on impulse buying behaviors. Journal of American Science, 8(1).
Japarianto, E. dan S. Sugiharto. 2011. Pengaruh Shopping Life Style dan Fashion Involvement Terhadap Impulse Buying Behavior MasyarakatHigh Income Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran, 6(1), h:32-41.
Karbasivar A., and H. Yarahmadi. 2011. Evaluating Effective Factors on Consumers Impulse Buying behaviour. Asian Journal of Business Management Studies, 2(4): 174-181.
Kurniawan D., dan Y. S. Kunto. 2013. Pengaruh Promosi dan Store Atmosfer Terhadap Impulse Buying dengan Shoping Emotion Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus di Matahari Departement Store Cabang Supermall Surabaya, Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, 1(2), 1-8.
Mesiranta, N. 2009. Consumer Online Impulsive Buying. Disertasi Akademis pada Fakultas Ekonomi dan Administrasi Universitas Tampere, Finlandia.
Mueller A., J. E. Mitchell, L. A. Peterson, R. J. Faber, K. J. Steffen, R. D. Crosby, L. Claes. 2011. Depression, Materialism, and Excessive Internet Use in Relation to Compulsive Buying. Comprehensive Psychiatry, 52, pp: 420– 424.
Park, H., & Burns, L. (2005). Fashion Orientation, Credit Card use, and Compulsive Buying. Journal of Consumer Marketing, 22(3), 135-141.
Phau, I., & Woo, C. (2008). Understanding Compulsive Buying Tendencies among Young Australians: The Roles of Money Attitude and Credit card Usage. Marketing Intelligence & Planning, 26(5), 441-458.
Park, M. and S. J. Lennon. 2009. Brand Name and Promotion In Online Shopping Contexts. Journal of Fashion Marketing and Management, 13(2), pp: 149-160.
Podoshen,J.S. and S. A. Andrzejewski. 2012. An Examination of the Relationships Between Materialism, Conspicuous Consumption, Impulse Buying, and Brand Loyalty. Journal of Marketing Theory and Practice,20(3), pp: 319–333.
Republika.co.id.2010. Ibu-ibu di Asia Makin Kecanduan Internet. http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/05/21/116547-ibu-ibu-di-asia-makin-kecanduan-internet.Diakses tanggal6 Januari 2014
Saleh, Mahmoud Abdel Hamid. 2012. An Investigation of the Relationship between Unplanned Buying and Post-purchase Regret. International Journal of Marketing Studies, 4( 4).
Semuel, H. 2007. Pengaruh Stimulus Media Iklan, Uang Saku, Usia, dan Gender Terhadap Kecenderungan Perilaku Pembelian Impulsif (Studi Kasus Produk Pariwisata). Jurnal Manajemen Pemasaran, 2(1), h:31-42.
Sun, T. and G. Wu. 2011. Trait Predictors of Online Impulse Buying Tendency: A Hierarchial Approach. Journal of Marketing Theory and Practice, 19(3), pp: 337-346.
Suprapti, Ni Wayan Sri. 2010. Perilaku Konsumen: Pemahaman Dasar dan Aplikasinya dalam Strategi Pemasaran. Denpasar: Udayana University Press.
Utami, Christina Whidya. 2010. Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Operasional Bisnis Ritel Modern di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Vohs, K. D. and R. J. Faber. 2007. Spent Resources: Self-Regulatory Resource Availability Affects Impulse Buying. Journal of Consumer Research, 33(4), pp: 537–547.
Winatha, Regina G. 2013. Pengaruh Sifat Materialisme dan Kecanduan Internet Terhadap Perilaku Pembelian Tanpa Rencana Secara Online. Skripsi Jurusan Manajemen Faskultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Zhang, Y. L. and L. J. Shrum. 2008. The Influence of Self-Construal on Impulsive Consumption.www.ejcr.org/preprints/2009/february/zhang-preprint-feb09. pdf.
Discussion and feedback