https://ojs.unud.ac.id/index.php/linguistika/

DOI: https://doi.org/10.24843/ling.2021.v28.i01.p7

LINGUISTIKA, MARET 2021

p-ISSN: 0854-9613 e-ISSN: 2656-6419

Vol. 28 No.1

Pilihan Bahasa Bali pada Komunitas Usia Muda di Kelurahan Monjok Barat Kecamatan Nusa Tenggara Barat

Putu Ria Oktarini

Program Studi Magister Linguistik Murni

Universitas Udayana

[email protected]

Ni Made Dhanawaty [email protected]

Ni Made Suryati [email protected]

Abstrak-- Penelitian ini berjudul “ Pemilihan bahasa Bali pada komunitas usia muda di Kelurahan Monjok Barat Kecamatan Selaparang Nusa Tenggara Barat” ini memaparkan bagaimana pemilihan bahasa Bali yang digunakan oleh komunitas usia muda di Kelurahan Monjok Barat Kecamatan Selaparang Nusa Tenggara Barat dalam berbagai ranah.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan pemilihan bahasa komunitas usia muda. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pilihan bahasa Fasold. Sumber data yang diperoleh dari tuturan pada peristiwa tutur di ranah keluarga, ranah kekariban, ranah pekerjaan, ranah religi dan ranah kesenian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif –kualitatif. Metode dan teknik pengumpulan data menggunakan metode simak dan metode cakap. Metode dan analisis data yang digunakan ada 3, yaitu metode padan, metode distribusional atau metode agih. Metode dan teknik penyajian hasil analisis menggunakan metode formal dan metode informal.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadinya pemilihan bahasa dalam 5 ranah,yaitu ranah keluarga, ranah kekariban, ranah kegiatan religi, ranah pekerjaan dan ranah kesenian rakyat. Pemilihan bahasa yang digunakan oleh masyarakat generasi muda lebih dominan menggunakan bahasa Indonesia dibandingkan bahasa Bali, walaupun mereka menguasai bahasa Bali. Pilihan bahasa Bali yang digunakan masyarakat generasi tua dominan menggunakan bahasa Bali hampir setiap ranah kecuali dalam ranah pekerjaan.

Kata kunci : pemilihan bahasa, etnis Bali, komunitas usia muda kelurahan Monjok Barat Nusa Tenggara Barat.

Abstract-- The study, entitled “Selection of Balinese language in Young People community Monjok Barat Village, Selaparang District, Nusa Tenggara Barat” is explained how to the speech selection of Balinese language in young people community Monjok Barat village in choosing the language to interact with domain different people in a variety of interest that exits.

Vol. 28 No.1

The research aims at describing the language choosing the speech Bali community. The theories used in this study are speech community theory stated language choice of theory by Fasold . Source of data obtained from the speech at the event said in the family realm, social realm, employment realm, religious realm, art realm. The technique used to process the data that refer to the method and competent method. Data analysis used to process the data that distribusional method or agih method and padan method. The technique and method presentation of analysis result used to formal method and informal method.

The research finds the occurrence selection of language in 5 realm are family realm, social realm, religious realm, employment realm and art realm. Selection of language used by young people have difference in each realm. The selection of language used by generation of young people uses Indonesian language more than Balinese language,

Keywords: Selection of Language, Balinese ethnic, young people community Monjok Barat Village, Selaparang District, Nusa Tenggara Barat

Vol. 28 No.1

  • 1.    Pendahuluan

Dalam berkomunikasi dengan masyarakat, manusia dituntut untuk melakukan pilihan bahasa mana yang akan digunakan ketika berkomunikasi dengan masyarakat yang lain. Dalam situasi seperti ini, pemilihan bahasa dapat terjadi jika masyarakat di daerah penelitian memiliki banyak bahasa yang ditimbulkan oleh banyaknya masyarakat pendatang yang tinggal di daerah tersebut. Misalnya saja, seorang ibu yang berasal dari Bali yang tinggal d Lombok sedang berkomunikasi dengan anak dan suaminya dalam ranah keluarga ia lebih memilih menggunakan bahasa daerahnya Bali dengan alasan masih menjaga kedekatan keluarga dengan menggunakan bahasa ibunya, berbeda halnya jika seorang ibu tadi sedang bertutur dengan tetangga atau penjual sayur, bukan bahasa Bali yang dipakai tetapi bahasa yang dipakai disesuaikan dengan latar sosial mitra tuturnya tersebut.

Tuturan di setiap ranah yang biasa terjadi menimbulkan bahasa yang berbeda-beda sangat penting untuk dikaji, karena dengan itu bisa diketahui alasan yang digunakan penutur untuk menggunakan suatu bahasa di sebuah ranah. Penelitian pemilihan bahasa ini, dapat secara jelas mendeskripsikan sebuah hasil yang memuaskan dan mencapai tujuan demi mengetahui bahasa apa yang dipilih oleh masyarakat komunitas etnis Bali Kelurahan Monjok Barat Kecamatan Selaparang Nusa Tenggara Barat.

Selain di Bali yang merupakan daerah asal bahasa Bali (BB), BB juga hidup di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya di Kelurahan Monjok Barat, Kecamatan Selaparang, tepatnya di Kabupaten Lombok Barat. Sebagaimana layaknya suatu bahasa yang hidup, BB pada suku Bali di Kelurahan Monjok Barat Kecamatan Selaparang dalam memainkan fungsinya juga mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan perubahan, perkembangan masyarakatnya, dan lingkungan kebahasaannya. Terlihatnya pemilihan bahasa yang digunakan dan faktor-faktor yang menandakan adanya perubahan dan perkembangan yang dimaksud. Bahasa Bali hidup berdampingan dengan Bahasa Sasak. Penutur Bahasa Bali (BB) di

Kelurahan Monjok Barat Kecamatan Selaparang memahami BB, BS, dan BI. Kemultilingualan menyebabkan terjadi kontak bahasa dan dalam kontak bahasa BB tersebut mendapatkan pengaruh dari Bahasa lainnya. Pengaruh tersebut terjadi pada bidang leksikal.Berdasarkan uraian latar belakang, banyak permasalahan yang muncul, tetapi dalam penelitian ini hanya membahas bagaimanakah pilihan bahasa Bali (BB) komunitas etnis Bali di Kelurahan Monjok Barat Kecamatan Selaparang. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengumpulkan dan mendokumentasikan pengetahuan tentang pilihan bahasa, Mendeskripsikan pilihan BB komunitas etnis Bali di Kelurahan Monjok Barat Kecamatan Selaparang. Manfaat dari penelitian ini, yaitu masyarakat luas khususnya masyarakat asli Bali dapat mengetahui pemilihan bahasa yang digunakan oleh komunitas etnis Bali di kecamatan selaparang Nusa Tenggara Barat, dapat menumbuhkan sikap positif penutur bahasa Bali (BB) dan menumbuhkan akan pentingnya bahasa Bali (BB) sebagai identitas keetnisan.

Kajian pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Pilihan Bahasa Dwibahasawan Sunda-Indonesia Berbahasa Pertama Sunda di Kabupaten Bandung” oleh Wagiati, Wahyu, Sugeng Riyanto. Teori yang digunakan adalah teori pilihan bahasa. Metode yang digunakan adalah metode cakap dan teknik cakap semuka dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis data deskriptif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa bahasa Sunda digunakan oleh dwibahasawan Sunda-Indonesia berbahasa pertama Sundadi Kabupaten Bandung pada hampir pada semua ranah komunikasi. Dari enam ranah komunikasi yang diteliti, mereka lebih memilih menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa komunikasinya. Dengan skor 20 untuk selalu, skor 10 untuk kadang-kadang, dan skor 0 untuk tidak pernah, skor yang didapat pada empat ranah tersebut memperlihatkan bahwa bahasa Sunda hampir selalu digunakan. Pemilihan bahasa dalam masyarakat multibahasa merupakan gejala yang

Vol. 28 No.1

menarik untuk dikaji dari perspektif sosiolinguistik. Fasold (1984: 180) mengemukakan bahwa sosiolinguistik dapat menjadi bidang studi karena adanya pemilihan bahasa. Fasold memberikan ilustrasi dengan istilah societal multilingualism yang mengacu pada kenyataan adanya banyak bahasa dalam masyarakat. Pemilihan bahasa menurut Fasold (1984: 180), yakni memilih sebuah bahasa secara keseluruhan (whole language) dalam suatu peristiwa komunikasi dengan membayangkan seseorang yang menguasai dua bahasa atau lebih harus memilih bahasa mana yang akan digunakan.

  • 2.    Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan pilihan bahasa. Lokasi penelitian ini adalah Kelurahan Monjok Barat sebagai titik pengamatan. Kelurahan ini dipilih karena merupakan desa pertengahan dan perbatasan yang di dalamnya terdapat dua suku, yaitu suku Sasak dan suku Bali (campuran). Kelurahan Monjok Barat tersebut dapat menampilkan unsur-unsur kekhasan kebahasaan sesuai dengan realitas penggunaannya. Sumber data dalam penelitian ini adalah komunitas usia muda etnis Bali dan tuturan komunitas usia muda etnis Bali di Kelurahan Monjok Barat. Bahasa Bali yang dipakai sebagai populasi sumber data adalah BB yang digunakan di wilayah penelitian ini, yang dilihat berdasarkan ranah usia. Metode yang relevan dalam pengumpulan data untuk penelitian ini adalah metode simak dan metode cakap. Pada penelitian ini, data di analisis dengan menggunakan metode padan dan metode distribusional.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Pilihan Bahasa dalam ranah Keluarga

Dalam ranah keluarga kegiatan anggota keluarga sehari-hari dan penggunaan bahasa pada komunitas etnis Bali dalam berkomunikasi diamati. Berdasarkan kuesioner, responden diminta untuk

menentukan pilihan bahasa yang digunakan antara orang tua dan anak-anak dalam komunikasi sehari-hari berdasarkan topik tertentu. Generasi muda di kelurahan Monjok Barat menggunakan bahasa Bali (BB), yaitu 80 % ketika berbicara dengan orang tua di rumah. Kemudian sisanya yaitu 20% responden ketika menggunakan bahasa Indonesia (BI). Bahkan, setengah dari sisa responden tersebut menyatakan bahwa frekuensi responden lebih sering menggunakan BB, daripada menggunakan BI. Berikut diagramnya :

Latar        : Rumah

Partisipan     : Orang tua (ayah)

Anak

Topik        : pembayaran listrik

P1 : uli Kr. Kediri panakne anok ko sire adane hah? Ne yoga yoga ko ? sire nah panakne ko ?

“yang dari Kr. Kediri anaknya itu lho siapa namanya ya? Yang namanya Yoga Yoga itu? Anaknya siapa itu?”

P2    : Yoga

“Yoga”

P1     : ne metato ko.

“ yang punya tato itu”

P2    : panakne koncreng, ye ko memblanje ajak

cadel nggak e pun ko uli Kr. Kediri ne. Ne gang sekaoh ko enten ?

“ anaknya koncreng, dia itu yang belanja sama Cadel, itu aja yang dari Kr. Kediri. Yang dari gang timur itu ada?”

Vol. 28 No.1

P1    : ne gang sekaoh nak adak.

yang dari gang timur tidak ada”

P2     : uli lebing

dari lebing”

P1     : napi adane ?

“apa namanya?”

P2    : kembuk.

“ngambek”

P1    : ko kari kembuk, buung masang listrik

ngorang nak setuju ne daohne.

itu masih ngambek, tidak jadi masang listrik katanya tidak setuju yang di barat itu” P2 : kenapi?

“kenapa”

P1    : ga usah dh tika orange. Ye ndekman care

om dodo ko mare ye masang listrik orange.

“ga usah dah tika, gitu katanya. Dia belum kayak om Dodo itu, katanya baru masang listrik”

  • 3.2    Pilihan bahasa dalam ranah kekariban

Ranah kekariban dalam masyarakat mengacu pada lingkungan sosial di luar keluarga, pendidikan, pemerintahan, keagamaan, dan upacara adat. Lingkungan sosial ini memiliki jangkauan yang sangat luas. Mengingat luasnya batasan tersebut, dalam penelitian ranah kekariban dalam masyarakat transmigran Bali di kelurahan Monjok Barat dibatasi pada lingkungan sosial pergaulan dalam organisasi formal dan nonformal di dalam suatu lingkungan sosial masyarakat.

Latar

Partisipan

Topik


: Kedai minuman

: P1   : Mita Dede

P2   : Dede

: pacar

P1 : mang, masa kayak gini kelakuan pacarmu ? dah punya pacar chat sama mantannya. Nah replek ndekman langsung ngorang putus kenten.

“mang, masa kayak gini kelakuan pacarmu? Sudah punya pacar chat sama mantannya.”

P2 : nggak e?

“itu aja?”

P1 : nggak e pun. Oh nggih jalanin pun, ntar nyesel kamu mutusin, jujur mbok Mang nyesel mutusin dek e, orange kenten terus amun bise, mang nagih metulk bin. Nak nawang wik baang kesempatan sekali doen. “itu aja dah. Oh iya jalanin aja dah, ntar nyesel kamu mutusin, jujur mbok Mang nyesel mutusin dek nya, katanya gitu terus kalo bisa, mang minta balikan lagi. Ga tau wik ngasi kesempatan sekali aja.”

P2 : nak bise.

“ga bisa”

P1 : oh nggih pun. Leleh masih terus-terusan ngalih kesempatan.

“oh iya dah. Capek juga terus-terusan cari kesempatan”.

P2 : terus kengken ?

“terus gimana”

P1     : terus block

“terus di block”

P2     : alay

  • 3.3    Pilihan bahasa ranah Religi

Semua aktivitas manusia yang berkaitan dengan religi didasarkan atas suatu getaran jiwa. Getaran jiwa ini disebut emosi keagaamaan.

Vol. 28 No.1

Kehadiran emosi itulah yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang bersifat religi. Di samping itu, emosi keagamaan tersebut menyebabkan tumbuhnya persepsi manusia atas suatu benda, tindakan, gagasan, sehingga semua hl itu memiliki legalisasi sebagai hal yang bernilai keramat.

Pura berperan sebagai pemersatu dan sekaligus sebagai pelindung sosial. Dalam berinteraksi dalam ranah agama, khususnya dalam ceramah agama oleh para penceramah agama yang merupkan penutur bahasa Bali, transmigrasi Bali juga mnggunakan bahasa Indonesia dengan bahasa Bali, transmigrasi Bali juga menggunakan bahasa Indonesia yang disisipi dengan bahasa Bali. Dalam dharma wacana pemuka agama membuka dharma wacana menggunakan bahasa Bali. Berikut dharma wacana yang diberikan oleh ketua PHDI kota Mataram.

“Om Swastiastu, Om awignamastu namo siwa budaya. Ida Perande sane mangde suci sane suciang titiang lan manah, pare pemangku pinandite sane sukseme tiang lan manah. Ketua parisadha Hindu dharma provinsi Nusa Tenggara Barat, yang saya hormati ketua center pak Sekawan, yang saya hormati guru-guru dan siswa-siswi yang sane suksmane titiang ring manah. Gede Ratu Ide sareng sami sane suksmane titiang.

Pertama-tama marilah kita mengayubagia kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Ida Bhatare-bhatari yang melinggih di pura Jagatnatha Mayure ini karena atas asung kertha sehingga kita bisa melaksanakan dalam keadaan sehat walafiat merayakan hari raya Saraswati yang jatuh pada hari ini pada tanggal 13 oktober 2018 di pura Jagatnhata ini. Para bhakte, adik-adik sekalian yang saya hormati.”

Hal yang dapat disimpulkan mengenai pilihan bahasa masyarakat komunitas etnis Bali di Kelurahan Monjok Barat Kecamtan Selaparang Nusa Tenggara Barat dalam ranah religi adalah bahwa bahasa yang dominan digunakan dalam

kegiatan religi adalah bahasa Bali. Selain dipengaruhi oleh sifat yang bersifat lokal, bahasa Bali juga danggap lebih mampu mengkomunikasikan secara lebih jelas dan tepat simbol dan makna peristiwa tersebut. konteks upacara atau kegiatan religi yang sakral juga secara umum menjadi faktor mengapa bahasa Bali lebih tepat digunakan dalam kegiatan keagamaan.

  • 3.4    Pilihan bahasa ranah Pekerjaan

Dalam ranah pekerjaan penggunaan bahasa pada transmigran Bali dalam berkomunikasi diamati. Berdasarkan kuesioner, responden diminta untuk menentukan pilihan bahasa yang digunakan komunitas generasi muda dan genrasi tua dalam komunikasi sehari-hari berdasarkan topik tertentu. Generasi muda di kelurahan Monjok Barat menggunakan BI, yaitu 80 % ketika berbicara dengan sesama rekan kerja mereka dan lebih banyak berkomunikasi BI dengan non-Hindu. Kemudian sisanya yaitu 20% responden ketika menggunakan BB apabila ada beberapa rekan mereka merupakan komunitas etnis Bali.. Bahkan, setengah dari sisa responden tersebut menyatakan bahwa frekuensi responden lebih sering menggunakan BI, daripada menggunakan BB.

Latar         : toko bahagia

Partisipan     : pemilik toko

Pedagang Pop Ice

Vol. 28 No.1

Topik        : “sewa kontrakan ruko”

P1    : kalo kita ndak kenal tu kajuman

(sombong) dia ngasi harga

P2 : padahal mbok Adek per tahun 12 juta jadi 20.

P1     : sak kita dapet jualan itu-itu doank.

Mending kita jual harga mienya 20 ribu mau sih saya sewa ruko itu

P2 : langsung satu orang tekene 20ribu. Nak ye nak sai-sai teke.

“satu orang yang dateng langsung 20ribu.

Kan sering-sering dia datang”

P3 : tapi bagus juga sih kita deketin disini pake spandek itu

P1     : ya sih bagus sih pakein spandek itu. Kuat

sih kita selama paman saya jadi kepala lingkungan, ndak ada yang berani ngusik tapi besoknya itu waktu masa jabatannya dah turun tu

P2 : laguk, amun masi tetep nyalon ttep sih maan jabatane. Ibi kude ade nak nyalon tetep bin ajak amik

tapi, kalau masih tetap nyalon tetap sih dapat jabatannya. Berapa kemaren ada yang nyalon tetap ngajak Amik.”

P1    : pas pertama ko pun mare enten, mare

besik ko

“pertama kali itu baru ada, baru satu itu.”

  • 3.5 . Pilihan bahasa ranah Kesenian

Di Kelurahan Monjok Barat, kesenian memegang peranan dalam upaya pelestarian bahasa Bali di Nusa Tenggara Barat seperti yang terjadi di Bali. Komunitas etnis Bali masih berhubungan dengan Bali dan selalu mengupayakan dukungn dari Bali dalam menjaga dan mengembangkan tradisi kesenian Bali di Monjok Barat. Sampai saat ini kesenian Bali di Nusa Tnggara Barat sudah berkembang cukup baik. Sudah terdapat sanggar-sanggar kesenian untuk mendukung pelestarian kesenian Bali.

Penggunan bahasa tersebut dapat dilihat pada kutipan yang bersumber dari salah seorang penari sekaligus salah satu pembina kesenian Tari di Kelurahan Monjok Barat, Tjokorda Purnami Asih

(25 tahun) di bawah ini :

Data

“ di sini, kebanyakan penari dengan sesama penari mnggunakan bahasa Indonia (BI), kecuali teman deket banget kayak sahabat gitu baru pakai bahasa Bali (BB). Nah, kalau sama orang biasa yang ndak begitu deket pakai bahasa Indonesia. Kalau pelatih sama penarinya itu kebanyakan pakai bahasa Indonesia , apabila ada gerakan yang ndak tau, dia ngomong pake bahasa Indonesia biar mudah dipahami dan kebanyakan yang ikut latihan nari di sana, orang Bali aja.”

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa dalam latihan dan pertunjukkan kesenian khususnya pertunjukan tarian, komunitas etnis Bali menggunakan Bahasa Indonesia. Pelaku kesenian menggunakan bahasa Indonesia dikarenakan penari-penari di sanggar tersebut dari berbagai kalangan usia dan dari berbagai daerah yang tidak

Vol. 28 No.1

secara keseluruhan memahami bahasa Bali dan di samping itu penggunaan bahasa Indonesia agar mempermudah metode pengajarannya.

4.Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunitas usia muda Kelurahan Monjok Barat, Kecamatan Selaparang, Nusa Tenggara Barat menggunakan bahasa Bali hanya di ranah keluarga dan komunitas usia muda lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia dalam ranah kekariban, religi, pekerjaan dan kesenian, walaupun mereka menguasai bahasa Bali. Hal tersebut dikarenakan faktor lingkungan yang membuat mereka hidup berdampingan dengan masyarakat yang berbeda etnis.

Vol. 28 No.1

DAFTAR PUSTAKA

Fasold, Ralph. 1984. The Sosiolinguistics of Society. Oxford: Basil Blackwell..

Grosjean, F.1982. Life with Two Languages: An Introcduction to Bilingualism. England: Harvard University Press.

Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik . Yogyakarta. Gajah Mada University Press.

Samarin, William J. 1998. Ilmu Bahasa Lapangan. Yogyakarta: Kanisius.

Sutjaja, I Gusti Made. 2006. Kamus Bahasa Bali edisi kedua. Denpasar. Lotus Widya Sari.

Suwito. 1983. Pengantar Awal Sosiolinguistik : Teori dan Problema. Surakarta : henry offset.

83