Sistem Transitivitas Dalam Teks Pidato Pelantikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo
on
https://ojs.unud.ac.id/index.php/linguistika/
DOI: https://doi.org/10.24843/ling.2020.v27.i01.p08
LINGUISTIKA, MARET 2020
p-ISSN: 0854-9613 e-ISSN: 2656-6419
Vol. 27 No.1
Sistem Transitivitas Dalam Teks Pidato Pelantikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo
W. Sri Kusumawardani, I Ketut Darma Laksana Denpasar, Bali
[wayansrikusumawardani@gmail.com], [darmalaksana27@yahoo.com]
Abstract
The study aims to determine the transitivity system in the Inaugural Speech of the President of the Republic of Indonesia Joko Widodo. Transitivity studies relate to grammatical elements that can be used to reveal participants involved in an event. This research uses a qualitative approach. The data source of this research was obtained from the President Joko Widodo's Inauguration Speech Text for the 2014-2019 period which was downloaded through the site www.youtube.com. The theory used is the Functional Systemic Linguistic Theory (LSF) proposed by Halliday (1985). The method and data collection technique used is the method of referring to the note taking technique. The method of presenting the results of the analysis of the data used is a general method for applying the presentation of all forms of speech in research in the form of descriptions of words, phrases, groups of phrases, clauses, and texts. The results showed that the types of processes contained in the research data were material, mental, verbal, relational, and behavioral processes. Each process labels its participants. Circumstan which is present in this research data is in the form of time and situation circumferences.
Keywords: Joko Widodo's Speech Text, transitivity, process
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem transitivitas dalam Teks Pidato Pelantikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Kajian transitivitas berhubungan dengan unsur gramatika yang dapat digunakan untuk mengungkapkan partisipan yang terlibat dalam suatu peristiwa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data penelitian ini diperoleh dari Teks Pidato Pelantikan Presiden Joko Widodo periode 2014-2019 yang diunduh melalui situs www.youtube.com. Teori yang digunakan adalah teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) yang dikemukakan oleh Halliday (1985). Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik catat. Metode penyajian hasil analisis data yang digunakan adalah metode umum untuk menerapkan penyajian segala bentuk pembicaraan dalam penelitian yang berwujud uraian kata, frasa, grup frasa, klausa, dan teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe proses yang terdapat dalam data penelitian, yakni proses material, mental, verbal, relasional, dan tingkah laku. Setiap proses melabeli partisipannya masing-masing. Sirkumstan yang hadir dalam data penelitian ini berupa sirkumstan waktu dan situasi.
Kata Kunci: Teks Pidato Joko Widodo, transitivitas, proses
Vol. 27 No.1
Sebagai media komunikasi yang dilakukan secara lisan dan tulisan, bahasa dapat diimplementasikan dalam berbagai pengungkap pikiran, perasaan antar satu dengan yang lain dalam interaksi sosial. Oleh karena itu, bahasa menjadi suatu hal yang sangat esensial dalam mengungkap suatu realitas antara teks yang ada dengan konteks komunikasi. Salah satu cara pengungkapan ide/gagasan melalui komunikasi lisan atau tulisan dalam bentuk teks, yakni melalui pidato. Di lihat dari sisi fungsional, bahasa memiliki metafungsi, yaitu pemaparan, pertukaran, dan perangkai pengalaman atau pengorganisasian. Pemakaian fungsi bahasa dalam konteks pidato dapat diimplementasikan dalam pidato pelantikan Presiden RI Joko Widodo sebagai salah satu metafungsi bahasa, yaitu sistem pemaparan pengalaman yang diwujudkan dengan sistem transitivitas.
Peran strategis bahasa sebagai media komunikasi lisan dalam pidato pelantikan presiden RI Joko Widodo dilakukan sebagai implementasi visi-misi dalam melaksanakan tugas sebagai kepala Negara lima tahun ke depan. Teks pidato pelantikan presiden RI merupakan suatu teks yang sangat menarik untuk dianalisis dengan menggunakan teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF). Teori LSF atau pendekatan sistemik dijadikan sebagai kerangka berpikir dan interpretasi dalam memandang bahasa sebagai metafungsi pemaparan pengalaman (ideasional) melalui sistem transitivitas yang terdiri atas proses, partisipan, dan sirkumstan. Selanjutnya, teori LSF berpandangan bahwa bahasa dapat memerankan tiga metafungsi, yakni fungsi pemaparan (ideational function), fungsi pertukaran (interpersonal function), dan fungsi perangkai pengalaman (textual function). Dalam perspektif LSF, ada dua hal yang mendasari, yakni bahasa merupakan fenomena sosial yang berwujud sebagai semiotik sosial dan bahasa merupakan teks yang konstrual serta merujuk pada konteks sosial.
Fenomena yang menarik dari teks pidato pelantikan presiden RI Joko Widodo yakni praktik berbahasa bapak Jokowi dalam memaparkan
keadaan Negara Indonesia yang akan dipimpinnya lima tahun ke depan sehingga dapat mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Di samping itu, Presiden Jokowi memiliki ciri-ciri yang khas dalam menunjukkan praktik berbahasa di hadapan rakyat Indonesia sehingga mampu berkolaborasi menyatukan pikiran antara pemerintah dan rakyat dalam membangun Indonesia yang adil dan makmur. Representasi linguistik dalam pidato pelantikan presiden RI Joko Widodo dapat memberikan pengaruh luar biasa dalam memobilisasi pemahaman dan keyakinan rakyat terhadap konsep pemikiran yang disampaikan. Hal yang disampaikan tersebut mengandung ragam makna dalam pemetaan konsep berbahasa, khususnya teks yang menjalankan fungsinya sebagai pemaparan pengalaman seseorang. Teks dapat merekam berbagai makna dan peristiwa secara lisan dan tulisan. Halliday (2014) menyatakan bahwa segala sesuatu yang bermakna dapat dikatakan sebagai teks. Teks merupakan bahasa yang berfungsi, artinya bahasa yang sedang melaksanakan tugas tertentu dalam konteks situasi.
Penelitian ini diharapkan penting karena dapat mengeksplorasi salah satu metafungsi bahasa, yakni pemaparan pengalaman manusia (ideasional) yang diwujudkan melalui sistem transitivitas yang terkandung dalam teks pidato pelantikan presiden RI Joko Widodo. Di samping itu, telaah teks pidato yang mengacu pada analisis secara mendalam mengenai sistem transitivitas belum pernah dilakukan pada penelitian terdahulu sehingga kehadiran penelitian ini menjadi salah satu formula analisis dan tambahan variasi terhadap penelitian LSF.
Metode memiliki hubungan yang erat dengan teori, artinya pemilihan penggunaan metode dan teknik-teknik tertentu pada tahapan penyediaan data sangat ditentukan oleh watak dasar dari objek penelitian (Mahsun, 2006:17). Penelitian ini dikaji menggunakan metode kualitatif. Jenis data penelitian berupa data lisan yang ditranskripsikan hingga berwujud kata-kata, frasa, grup frasa, klausa, dan unit teks. Dengan kata
Vol. 27 No.1
lain, sumber data dalam penelitian berasal dari data lisan yang ditranskripsikan menjadi data tulisan. Sumber data penelitian ini berasal dari rekaman audio-visual (video) pidato pelantikan presiden Republik Indonesia Joko Widodo periode 20142019 yang diunduh pada situs www.youtube.com.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak, yakni metode simak tulisan. Peneliti menyimak teks untuk menemukan klausa yang ada dalam Teks Pidato Pelantikan Presiden Joko Widodo. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini ditunjang dengan teknik catat yang dilakukan dengan mencatat setiap klausa yang ada dalam Teks Pidato Pelantikan Presiden Joko Widodo. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif menekankan pada makna, penalaran, dan definisi suatu situasi tertentu dalam konteks tertentu. (Sarwono, 2006:257). Metode penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode umum untuk menerapkan penyajian segala bentuk pembicaraan dalam penelitian yang berwujud uraian kata, frasa, grup frasa, klausa, dan teks (Mahsun, 2006:123). Penggunaan metode umum digunakan untuk mendeskripsikan temuan penelitian, yakni sistem pengemasan informasi di dalam Teks Pidato Pelantikan Presiden Joko Widodo berdasarkan sistem transitivitas yang merepresentasikan fungsi ideasional (pemaparan). Teori
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) yang mengacu pada pemikiran Halliday (2014). Teori LSF menelaah tiga fungsi utama bahasa (metafungsi bahasa) dengan objek teks dan konteks. Ketiga fungsi utama Bahasa meliputi (1) fungsi pemaparan terdiri atas sistem transitivitas (proses, partisipan, sirkumstan), (2) fungsi pertukaran terdiri atas sistem modus (mood) dan modalitas, dan (3) fungsi pengorganisasian terdiri atas analisis sistem tema.
Analisis transitivitas merupakan
representasi dari fungsi pemaparan linguistik di dalam teks. Analisis unit pemaparan linguistik didasarkan pada tiga bentuk, yakni proses,
partisipan, dan sirkumstan. Proses merupakan unit transitivitas yang memuat runtunan peristiwa yang terjadi dan diwujudkan melalui kata verba. Proses merujuk pada kegiatan, keadaan, atau kondisi. Proses dapat ditentukan berdasarkan partisipan. Proses meliputi material, mental, tingkah laku, verbal, relasional, dan wujud. Partisipan merupakan para pelibat yang diikutsertakan dalam suatu klausa. Istilah sirkumstan dapat disetarakan dengan keterangan di dalam tata bahasa tradisional. Sirkumstan memuat informasi yang menyatakan keterangan proses. Bentuk sirkumstan meliputi rentang waktu-tempat, lokasi waktu-tempat, cara, sebab, lingkungan, penyerta, peran, masalah, dan pandangan.
Istilah ketransitifan yang dalam pandangan LSF dikenal dengan transitivitas (transitivity) yaitu hal-hal yang menyangkut unsur gramatika yang digunakan secara sistematis untuk mengungkapkan hubungan-hubungan antara partisipan-partisipan yang terlibat dalam suatu perbuatan, keadaan atau peristiwa (Kridalaksana, 2008:122). Dalam LSF, transitivitas tidak hanya berkaitan dengan sintaksis, tetapi juga berkaitan dengan bidang semantik. Transitivitas merupakan sistem kategorisasi semantik yang valensinya berpusat pada unsur proses. Sebagai suatu sistem, unsur proses dalam transitivitas dapat bervalensi dengan satu atau lebih partisipan. Hal ini tergantung dari jenis prosesnya.
Transitivitas memiliki partisipan jenis lain, yaitu partisipan yang menyatu dengan proses dan partisipan yang berada di luar jangkauan proses. Partisipan yang menyatu dengan proses umumnya diidentifikasi dengan label jangkauan (range). Partisipan yang berada di luar jangkauan proses disebut pemanfaat (beneficiary). Pemanfaat biasanya adalah benda atau orang yang ditujukan suatu layanan. Biasanya pemanfaat dibedakan lagi berdasarkan posisinya. Pemanfaat dilabeli penerima (recipient) apabila didahului oleh preposisi ‘kepada’ (dalam bahasa Indonesia) dan
Vol. 27 No.1
dilabeli klien (client) apabila didahului preposisi ‘untuk’.
Pendekatan LSF memandang bahwa transitivitas adalah representasi pengalaman manusia dalam bahasa yang direalisasikan dengan bentuk pengalaman linguistik. Satu unit pengalaman linguistik yang sempurna direalisasikan dalam bentuk tata bahasa yang berupa klausa. Suatu klausa umumnya terdiri atas unsur proses, partisipan, dan sirkumstan. Secara dikotomis, unsur proses dapat dibedakan atas proses utama dan proses pelengkap. Proses utama terdiri atas proses material, mental, dan relasional. Proses pelengkap terdiri atas proses verbal, tingkah laku, dan wujud.
Proses
Tipe proses dalam sistem transitivitas secara tersirat digunakan oleh penutur untuk mengarahkan topik pidato. Dalam penelitian ini, terdapat beberapa proses yang ditemukan sebagai berikut.
Proses material
Proses material merupakan jenis proses yang menunjukkan suatu aktivitas manusia yang menyangkut kegiatan fisik serta bersifat nyata dan dapat diamati dengan indra. Proses material dapat mengikat dua partisipan. Partisipan I dilabeli dengan aktor dan partisipan II dilabeli dengan tujuan (Halliday, 1985:103). Adapun tipe proses material yang ditemukan dalam data sebagai berikut.
-
(1) Kini saatnya kita melanjutkan ujian sejarah
berikutnya yang maha berat
Kini saatnya |
kita |
melanjutkan |
ujian sejarah berikutnya yang maha berat |
Sir |
P1 |
Pr.material |
P2 |
aktor |
tujuan |
data di atas tercermin pada kata melanjutkan. Kata tersebut menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh satu orang yang ditujukan kepada maujud yang berada di luar dirinya.
Proses mental
Proses mental meliputi proses yang berhubungan dengan perasaan hati, pancaindra, dan proses berpikir. Partisipan dari proses ini adalah senser, yaitu yang berpikir, yang merasakan sesuatu atau yang melakukan sesuatu yang ada hubungannya dengan pancaindra dan phenomenon, yaitu yang dipikirkan, yang dirasakan dengan hati atau dengan pancaindra. Adapun contoh proses mental yang ditemukan dalam penelitian ini sebagai berikut.
-
(2) Kini saatnya kita menyatukan hati dan tangan
Kini saatnya
kita
menyatukan
hati dan
tangan
Sir
senser
Pr.mental
phenomenon
Pada data di atas terdapat proses mental yang diwujudkan dengan kata menyatukan. Kata tersebut tergolong proses mental karena berhubungan dengan perasaan hati serta proses berpikir. Partisipan dari proses mental pada data tersebut yakni kita. Sedangkan phenomenon yakni hati dan tangan.
-
(3) Saya mengingat satu hal yang pernah disampaikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia
Saya
mengingat
satu hal yang pernah disampaikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia
P1
Pr.mental
P2
(pengindera)
(phenomenon)
Proses material pada data (1) terdiri atas dua partisipan (P1 dan P2). Proses material pada
Vol. 27 No.1
Data (3) di atas mencerminkan penggunaan proses mental yang diwujudkan dengan adanya kata mengingat. Proses mental mengingat merupakan proses yang berkaitan dengan aktivitas kognisi dan masih berada di dalam pikiran. Partisipan I dalam data di atas yang diwujudkan dengan kata saya dilabeli sebagai pengindra sedangkan partisipan II sebagai fenomena (phenomenon).
Proses Relasional
Proses relasional adalah jenis proses yang berfungsi untuk menghubungkan satu entitas dengan entitas lainnya (Halliday, 1985:112). Hubungan yang dibentuk dapat berupa hubungan antara pemilik dan termilik yang disebut hubungan kepemilikan. Dalam proses relasional partisipan I dilabeli dengan nama pemilik atau penyandang atau juga bentuk/tanda, dan partisipan II dilabeli dengan nama termiliki atau atribut/nilai. Adapun contoh proses relasional dalam TPPPJW terdapat pada data berikut ini.
-
(4) Persatuan dan gotong royong adalah syarat bagi kita untuk menjadi bangsa besar
Persatuan dan gotong
royong
adalah
syarat bagi kita untuk menjadi bangsa besar
P1
Pr.relasional
P2
(penyandang)
(atribut)
Data (4) terdapat proses relasional, yakni kata adalah. Data di atas menunjukkan hubungan relasional atributif. Hubungan atributif akan selalu dilabeli dengan penyandang dan atribut pada partisipannya.
Proses verbal
Proses verbal adalah jenis proses yang menunjukkan suatu aktivitas atau perbuatan yang menyangkut komunikasi antarpelibat yang berada dalam lingkup komunikasi verbal. Dalam proses verbal, partisipan I dilabeli dengan penyampai dan
partisipan 2 dilabeli dengan perkataan. Partisipan yang diikat oleh proses verbal dapat berupa entitas manusia atau bukan manusia (Halliday, 1985:129). Adapun contoh proses verbal yang ditemukan pada penelitian ini sebagai berikut.
-
(4) Saya menyerukan untuk bekerja keras
Saya
menyerukan
Untuk bekerja keras
P1
Pr.verbal
Klien (ket)
Data (5) menunjukkan adanya proses verbal yang ditandai dengan verba menyerukan. Proses verba pada data (5) memiliki satu partisipan, yakni kata saya. Kata menyerukan termasuk proses verbal karena menunjukkan suatu aktivitas yang menyangkut komunikasi antarpelibat.
-
(5) Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Yang Mulia kepala negara dan pemerintah serta utusan khusus dari negara-negara sahabat
Saya
menguc
terima
kepada
apkan
kasih dan pengharg aan yang sebesar-besarnya
Yang Mulia kepala negara dan pemerintah serta utusan khusus dari negara-negara sahabat
P1
P.verbal
P2 perkataan
Penerima (ket)
Pada data (6) terdapat proses verbal yakni diwujudkan dengan kata mengucapkan. Proses verbal pada data (6) bervalensi dengan dua partisipan. Partisipan I berupa entitas manusia dan partisipan II berupa entitas keadaan.
-
(7) Baru saja kami mengucapkan sumpah
Vol. 27 No.1
Baru saja |
kami |
Mengucapkan |
sumpah |
Sir |
P1 |
Pr. Verbal |
P2 (perkataan) |
Pada data (7) di atas, unit pengalaman terdapat proses verbal, yakni mengucapkan. Partisipan I ditandao dengan kata kami, sedangkan partisipan II ditandai dengan kata sumpah. Selain itu, pada data di atas juga terdapat sirkumstan waktu, yakni baru saja.
Proses Tingkah Laku
Proses tingkah laku adalah proses yang menunjukkan aktivitas fisiologis yang menyatakan tingkah laku fisik suatu entitas, dalam hal ini adalah manusia. Proses perilaku hanya dapat mengikat satu partisipan. Partisipan dalam proses ini adalah petingkah laku (Halliday, 1985:128-129). Proses tingkah laku yang terdapat dalam penelitian ini dilihat dari data berikut.
(8) Kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya
Kita |
Harus bekerja |
Dengan sekeras-kerasnya |
P1 |
Pr.tingkah |
Ket |
Petingkah laku |
laku |
(sirkumstan) |
Pada data di atas terdapat proses tingkah laku yang diwujudkan dengan verba bekerja. Proses tingkah laku hanya dapat mengikat satu partisipan saja, yakni kita sebagai partisipan I. Selain itu, terdapat sirkumstan (keterangan) yang menyatakan keadaan atau situasi.
Berdasarkan hasil analisis transitivitas Teks Pidato Pelantikan Presiden Joko Widodo dapat disimpulkan bahwa terdapat lima proses yang digunakan dalam teks pidato tersebut. Kelima proses tersebut yakni proses material, proses mental, proses relasional, proses verbal, dan proses tingkah laku. Masing-masing dari kelima proses tersebut mengikat partisipannya masing-masing dan melabeli partisipannya berdasarkan proses yang terjadi. Sirkumstan dapat hadir atau tidak dalam sebuah proses. Dalam penelitian ini sirkumstan hadir sebagai pengungkap keterangan waktu dan kondisi/situasi. Hal yang terpenting dari sebuah proses yakni keterlibatan partisipan di dalamnya.
Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Bahasa.
Budiman, Umiati. 1987. Sari Tata Bahasa Indonesia. Klaten: PT Intan Pariwara.
Bungin, Burhan. 2012. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.
Faradi, Abdul Azis. 2015. Kajian Modalitas Linguistik Fungsional Sistemik Pada Teks Debat Capres-Cawapres Pada Pilpres 2014-2019 dan Relevansinya dengan Pembelajaran Wacana di Sekolah.
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 1, No.2 Oktober 2015, 233-249.
https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php /jret
Fauzan, Umar. 2015. Transitivitas Teks Berita TVOne Mengenai Kasus “Luapan Lumpur Sidoarjo”. Jurnal PEDAGOGIK 2015 Vol.8 No.1.
http://www.jurnal-pedagogik.info
Vol. 27 No.1
Halliday, M.A.K. dan Hasan. 1985. Introduction to Functional Grammar. Geelong: Deakin University Press.
Halliday, M.A.K. & Matthiessen, Christian M.I.M. 2004. An Introduction to Functional Grammar. Third Edition. New York: Oxford University Press Inc.
Halliday, M.A.K. dan Christian Matthiessen. 2014. Introduction to Functional Grammar (Fourth Edition). London: Routledge.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Mahsun. 2006. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ramlan, M. 2001. Sintaksis Ilmu Bahasa Indonesia. Yogyakarta: CV Karyono.
Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sinar, T. S. 2012. Teori dan Analisis Wacana: Pendekatan Linguistik Sistemik Fungsional. Medan: Penerbit Mitra.
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Press.
Lexy J. Moleong. 2005. metodologi penelitian kualitatif,Bandung: Remaja Rosdakarya
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Tehnik Analisis Bahasa (PengantarPenelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistik).
Widodo, Dhanu Priyo dkk. 2018. Transitivitas Pidato Kampanye Ahok pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Periode 20172022. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.3 No.1 Maret 2018. 18-26.
Wiratno, Tri Dr. M.A. 2018. Pengantar Ringkas Linguistik Sistemik Fungsional.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
youtube.com/watch?v=XpVhf80mb9M
75
Discussion and feedback